Proses Penyamakan kulit

46
KIMIA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT 1

Transcript of Proses Penyamakan kulit

1

KIMIA INDUSTRI

PENYAMAKAN KULIT

2

Kelompok VIII :

1. Anggreiny Piranti (140403030)2. Vinadya Berlian (140403031)

3. Yufazhrin Batubara (140403033)4. Eka Anggit Perwira (140403035)

3

Pendahuluan

Kulit samak, yang telah digunakan orang untuk berbagai keperluan sejak ribuan tahun yang lalu, mempunyai sifat istimewa yang tidak dimiliki oleh bahan alami maupun bahan buatan manusia yang lain. Kulit samak tidak hanya kuat, tahan lama serta lugas tetapi juga mempunyai struktur berpori yang unik sehingga dapat “bernafas”, artinya, udara dan uap air dapat melalui jaringannya.

4

Kulit samak telah digunakan untuk bahan sandang selama paling sedikit 7000 tahun. Ditambah pula, selama ribuan tahun orang telah menggunakan kulit samak untuk membuat berbagai macam alat seperti mengungkit, penghubung, berbagai tali-temali dan pelana, perisai dan senjata; juga untuk tenda dan karpet.

5

Histologi

Kulit hewan mempunyai struktur yang sangat kompleks. Pengetahuan tentang struktur dan reaksi kimia dan fisika yang kompleks serta perubahan-perubahan biologis yang terjadi pada kulit sebelum maupun selama proses penyamakan sangat penting.Ditinjau secara histologis, kulit hewan mamalia mempunyai struktur yang bersamaan. Ia terdiri dari tiga lapisan yang jelas dalam struktur maupun asalnya. Ketiga lapisan tersebut adalah sebagai berikut :a. Epidermisb. Corium (derma)c. Hypodermis (subcutis), yang dikenal sebagai lapisan daging atau tenunan lemak

6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas :

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas integument (pembungkus) segala jenis hewan liar dan jinak. Jenis keturunan dan asal hewan, cata hidup dan makanannya, keadaan umumnya, umur dan jenis kelamin, serta maksud dan tujuan hewan diternakkan, mempengaruhi pertumbuhan hewan serta sifat kulitnya selama hewan itu hidup. Sebagai contoh : seekor sapi yang diternakkan untuk produksi susu atau seekor domba untuk produksi wol panjang, akan menghasilkan kulit yang relative tipis karena sebagian nutrisinya telah diabsorpsi susu atau wol.

7

Untuk membuat berbagai macam kulit samak diperlukan berbagai macam kulit mentah, Umpamanya kalau kulit kalef atau sapi muda dapat dibuat

kulit atas yang bermutu tinggi maka kulit sapi jantan dewasa hanya dapat dibuat sol yang

keras dan tebal dengan gelombang serat yang banyak.

Jadi seorang penyamak kulit harus memilih kulit mentah

sesuai dengan apa yang akan dihasilkannya.

8

TAHAPAN PROSES PENGERJAAN BASAH

(BEAM HOUSE)

9

1. Perendaman (Soaking)

Tujuan proses soaking :

(a) Melemaskan kulit, terutama kulit kering sehingga mendekati kulit hewan yang baru lepas dari badannya (kulit segar). Dalam hal ini terjadi peresapan air ke dalam jaringan atau tenunan kulit (rehydrasi).

(b) Membuang darah, feces, tanah dan lain-lain bahan atau zat-zat asing yang tidak hilang pada waktu pengawetan.

(c) Membuka tenunan kulit, artinya tenunan kulit disiapkan untuk dapat bereaksi dengan bahan kimia yang akan dibubuhkan kemudian.

(d) Membuang garam karena garam dapat memberikan pengaruh kurang baik pada reaksi dalam proses lebih lanjut

10

Untuk memperoleh hasil terbaik dalam proses perendaman, maka untuk masing-masing jenis kulit digunakan tempat atau bejana yang berbeda. Bejana atau bak untuk merendam harus selalu berada di tempat yang teduh. Suhu tidak boleh lebih dari 27˚ sampai 30˚C karena kulit dapat mengalami dekomposisi pada suhu di atas 30˚C.

11

Untuk mencegah proses pembusukan dalam perendaman dapat dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :

a. Usahakan agar air perendaman tetap dingin, terutama pada saat musim panas perlu digunakan thermometerb. Bubuhkan sedikit bakterisida

12

Proses soaking dilakukan pertama kali dengan memisahkan kulit menurut klasifikasinya. Setelah itu, kulit ditimbang beratnya dan kulit dimasukkan dalam campuran air, antiseptik, teepol, dan NaOH. Temperatur air perendam 600% dibuat suhu sekitar 27 sampai 30ºC (suhu lebih dari 30ºC terjadi dekomposisi kulit), kemudian ditambahkan campuran antiseptik 0,5%, teepol 0,5%, dan NaOH 0,5%. Kulit diremas-remas selama 30 menit dan direndam selama semalam. Tanda-tanda kulit yang baik setelah perendaman yaitu tidak terdapat bau busuk, kulit lemas secara merata, bulunya tidak rontok dan beratnya naik menjadi 200-250% (dari berat awal kulit).

13

2. Pengapuran (Liming)

Tujuan pengapuran adalah :(a) Untuk menghilangkan atau melepaskan epidermis sehingga baik rambut maupun wol dapat lepas.(b) Untuk menghilangkan kelenjar keringat, urat saraf, vena, dan pembuluh darah yang terdapat pada substansi kulit.(c) Untuk memperlunak dan menghilangkan tenunan reticular, yang menghubungkan fibril serta membuka tenunan serat sedemikian rupa sehingga penetrasi dari zat penyamak dimungkinkan.(d) Untuk membengkakkan sisa-sisa daging serta tenunan pengikat yang terdapat pada permukaan daging guna memudahkan pembuangannya dalam proses lebih lanjut.

14

Kulit dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air lalu kulit ditimbang beratnya. Kulit dimasukkan dalam campuran air sebanyak 400% (dari berat kulit), kapur 5%, dan Na2S 2%. Sebelumnya Na2S diencerkan dengan air panas dengan perbandingan 1:10. Kulit diremas-remas selama 20 menit kemudian didiamkan selama 10 menit. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 4 kali, lalu kulit direndam selama semalam.

15

Tanda-tanda kulit yang baik setelah pengapuran yaitu kulit tidak hancur, nerf tidak rusak, tidak terdapat goresan, tidak ada bintik-bintik dan bekas darah, dan bulu mudah dilepaskan dari kulit.

16

3. Pembelahan (Splitting)

Ada tiga istilah proses yang harus kita pahami, yaitu :(a) Buang rambut → melepaskan rambut dari kulit setelah pengapuran dilakukan.(b) Buang daging → melepaskan tenunan daging yang melekat pada kulit serta tenunan lemak yang disebut lemak hypodermis atau daging sisa(c) Pengerokan → kulit dikerok pada permukaan rambut untuk membuang bulu halus, epidermis yang tersisa, akar rambut dan sisa pigmen, bagian subcutis untuk membuang sisa penyabunan lemak dan kelenjar-kelenjar.

17

4. Buang Kapur (Deliming)

Tujuan deliming untuk menghilangkan sisa-sisa kapur yang masih tersisa pada kulit. Deliming atau proses buang kapur bertujuan untuk menghilangkan kapur yang terikat maupun yang tidak terikat pada bagian daging dan serat-serat kulit serta mempersiapkan kulit untuk proses selanjutnya. Jika kapur didalam kulit tidak dihilangkan maka kulit menjadi keras, mudah rapuh, dan berwarna gelap pada proses selanjutnya.

18

Langkah pertama, kulit ditimbang untuk mengetahui beratnya. Selanjutnya kulit dimasukkan dalam campuran air 200% dan natrium formiat 3%. Kemudian asam sulfat yang telah diencerkan sebanyak 0,75% dari berat kulit ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran tersebut. Penambahan asam sulfat yang dilakukan harus dilakukan dengan tepat. Jika penambahan asam sulfat berlebihan akan menyebabkan kulit menjadi rusak. Selanjutnya kulit diremas-remas selama 90 menit lalu direndam selama semalam.

19

5. Degreasing

Degreasing yaitu proses yang dilakukan untuk menghilangkan lemak yang ada di dalam kulit. Degreasing dilakukan dengan menimbang kulit telebih dahulu beratnya kemudian kulit dimasukkan ke dalam air 100%, teepol 5%, dan bensin 5%. Kulit diremas-remas selama 45 menit. degreasing bertujuan untuk membuang sisa-sisa lemak baik setelah pikel maupun sebelum proses penyamakan serta menghilangkan seluruh lemak alami pada jaringan lemak yang masih terdapat pada kulit baik pada bagian daging maupun bagian yang dirajah.

20

6. Pengikisan Protein (Bating)Proses ini menggunakan enzim protase untuk melanjutkan pembuangan semua zat- zat bukan collagen yang belum terhilangkan dalam proses pengapuran antara lain:1) Sisa-sisa akar bulu dan pigment.2) Sisa-sisa lemak yang tak tersabunkan.3) Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diperlukan artinya untuk kulit atasan yang lebih lemas membutuhkan waktu proses bating yang lebih lama.4) Sisa kapur yang masih ketingglan.5) Menghilangkan kepekaan kulit agar kulit tidak mengadakan kontraksi

21

Proses bating dilakukan dengan mencuci kulit terlebih dahulu kemudian menimbang beratnya. Kulit dimasukkan ke dalam campuran air dan oropon kemudian kulit diremas-remas selama 2 jam dan kulit direndam selama semalam.

22

7. Pengasaman (Pickling)

Maksud proses pengasaman untuk mengasamkan kulit pada pH 3- 3,5 tetapi kulit kulit dalam keadaan tidak bengkak, agar kulit dapat menyesuaikan dengan pH bahan penyamak yang akan dipakai nanti.Selain itu pengasaman juga berguna untuk:1) Menghilangkan sisa kapur yang masih tertinggal.2) Menghilangkan noda- noda besi yang diakibatkan oleh Na2gS, dalam pengapuran agar kulit menjadi putih bersih.

23

Bahan pengasam dibuat dengan cara menuangkan air hangat pada dedak dan dibiarkan semalam dalam suatu bejana di dalam kamar yang hangat. Banyaknya dedak yang digunakan diperhitungkan dari bobot kulit yang diasamkan. Biasanya cukup sebesar 5-10%. Sebagai contoh, 0,5-1 kg dedak untuk 10 kg kulit basah. Disini diperlukan air hangat yang cukup untuk menutupi seluruh dedak dan kulit. Campuran tersebut dapat diaduk sesekali dan sebaiknya diberi pemberat, umpamanya batu, agar tidak timbul ke atas permukaan. Setelah 24 jam maka seluruh proses dapat dianggap selesai. Menahan kulit di dalam cairan pengasam terlalu lama dapat menyebabkan “blister”. Karena itu harus diperhatikan secara periodik.

24

TAHAPAN PROSES PENYAMAKAN (TANNING)

25

1. Penyamakan

1.1 Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Nabati

a). Cara Counter Current

Kulit direndam dalam bak penyamakan yang berisi larutan ekstrak nabati + 0,50. Be selama 2 hari, kemudian kepekatan cairan penyamakan dinaikkan secara bertahap sampai kulit menjadi masak yaitu 3- 4 0Be untuk kulit yang tipis seperti kulit lapis, kulit tas, kuli pakaian kuda, dll sedang untuk kulit- kulit yang tebal seperti kulit sol, ban mesin dll a pada kepekatan 6-8 0 be. Untuk kulit sol yang keras dan baik biasanya setelah kulit tersanak masak dengan larutan ekstrak, penyamakan masih dilanjutkan lagi dengan cara kulit ditanam dalam babakan dan diberi larutan ekstrak pekat selama 2-5 minggu.

26

b). Sistem samak cepat

Didahului dengan penyamakan awal menggunakan 200% air, 3% ekstrak mimosa (Sintan) putar dalam drum selam 4 jam. Putar terus tambahkan zat peyamak hingga masak diamkan 1 malam dalam drum.

27

1.2 Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Mineral

a). Menggunakan bahan penyamak krom

Zat penyamak krom yang biasa digunakan adalah bentuk kromium sulphat basa. Basisitas dari garam krom dalam larutan menunjukkan berapa banyak total velensi kroom diikat oleh hidriksil sangat penting dalam penyamakan kulit. Pada basisitas total antara 0-33,33%, molekul krom terdispersi dalam ukuran partikel yang kecil ( partikel optimun untuk penyamakan). Zat penyamak komersial yang paling banyak digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika zat penyamak krom ini ingin difiksasikan didalam substansi kulit, maka basisitas dari cairan krom harus dinaikkan sehingga mengakibatkan bertambah besarnya ukuran partikel zat penyamak krom. Dalam penyamakan diperlukan 2,5- 3,0% Cr2O3 hanya 25 %, maka dalam pemakainnya diperlukan 100/25 x 2,5 % Cromosol B= 10% Cromosol B. Obat ini dilautkan dengan 2-3 kali cair, dan direndam selama 1 malam. Kulit yang telah diasamkan diputar dalam drum dengan 80- 100%air, 3-4 % garam dapur (NaCl), selma 10-15 menit kemudian bahan penyamak krom dimasukkan sbb:- 1/3 bagian dengan basisitas 33,3 % putar selama 1 jam.- 1/3 bagian dengan basisitas 40-45 % putar selama 1 jam.-1/3 bagian dengan basisitas 50 % putar selama 3 jam

28

b). Cara penyamakan dengan bahan penyamak aluminium (tawas putih)

Kulit yang telah diasamkan diputar dengan:- 40- 50 % air.- 10% tawas putih.- 1- 2% garam, putar selama 2-3 jam lu ditumpuk selam 1 malam.- Esok harinya kulit diputar lagi selama ½ – 1 jam, lalu gigantung dan dikeringkan pada udara yang lembabselama 2-3 hari. Kulit diregang dengan tangan atau mesin sampai cukup lemas.

29

1.3 Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Minyak

Kulit yang akan dimasak minyak biasanya telah disamak pendahuluan dengan formalin. Kulit dicuci untuk menghilangkan kelebihan formalin kemudian dierah unuk mengurangi airnya, diputar dengan 20-30 % minyak ikan, selama 2-3 jam, tumpuk 1 malam selanjutnya digantung dan diangin- anginkan selam 7-10 hari.Tanda-tanda kulit yang masak kulit bila ditarik mudah mulur dan bkas tarikan kelihatan putih. Kulit yang telah masak dicuci dengan larutan Na2CO3 1%.

30

2. Pengetaman (Shaving)

Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari kemudian diperah dengan mesin atau tangan untuk menghilangkan sebagian besar airnya, lalu diketam dengan mesin ketam pada bagian daging guna mengatur tebal kulit agar rata. Kulit ditimbang guna menentukan jumlah khemikalia yang akan diperlukan untuk proses- proses selanjutnya, selanjutnya dicuci dengan air mengalir selama ½ jam.

31

3. Pemucatan ( Bleaching)

Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan biasanya digunakan asam- asam organik dengan tujuan:1) Menghilangkan flek- flek besi dari mesin ketam.2) Menurunkan pH kulit yang berarti memudahkan warna klit.Cara mengerjakan proses pemucatan, kulit diputar dengan 150-2005 air hangat (36- 40 0C ). 0,5-1,0 % asam oksalat selama ½- 1 jam.

32

4. Penetralan ( Neutralizing)

Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak krom dilingkungannya sangat asam ( pH 3-4) maka kulit perlu dinetralkan kembali agar tidak mengganggu dalam proses selanjutnya. Penetralan biasanya mempergunakan garam alkali misalnya NaHCO3, Neutrigan dll.Cara melakukan penetralan, kulit diputar dengan 200% air hangat 40-600C. 1-2 % NaHCO3 atau Neutrigan. Putar selama ½- 1 jam.Penetralan dianggap cukup bila ½- ¼ penampang kulit bagian tengah berwarna kunung terhadap Bromo Cresol Green (BCG) indikator, sedangkan kulit bagian tepi berwarna biru. Kulit kemudian dicuci kembali.

33

5. Pengecatan Dasar ( Dyeing)

Tujuan pengacetan dasar ialah untuk memnberikan warna dasar pada kulit agar pemakaian cat tutup nantinya tidak terlalu tebal sehingga cat tidak mudah pecah.Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:1). Cat direct, untuk kulit samak krom.2). Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.3). Cat basa, untuk kulit samak nabati.

34

6. Peminyakan (Fat Liguoring)

Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut:1). Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar.2). Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya.3). Membuat kulit tahan air.

Cara mengerjakan peminyakan, kulit setelah dicat dasar, diputar selama ½ – 1jam dengan 150 %- 200% air 40- 60 0C, 4-15% emulsi minyak. Ditambahkan 0,2- 0,5 % asam formiat untuk memecahkan emulsi minyak. Minyak akan tertinggal dalam kulit dan airnya dibuang. Kulit ditumpuk pada kuda- kuda selama 1 malam.

35

7. Pelumasan (Oiling)

Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati. Tujuan pelumasan ialah untuk menjaga agar bahan penyamak tidak keluar kepermukaan kulit sebelum kulit menjadi kering, yang berakibat kulit menjadi gelap warnanya dan mudah pecah nerfnya bila ditekuk..Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah kemudian kulit diulas dengan campuran:1) 1 bagian minyak parafine.2) 1 bagian minyak sulfonir.3) 3 bagian air.Kulit diulas tipis tetapi rata kedua permukaannya, kemudian dikeringkan.

36

8. Pengeringan

Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudian dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk menghentikan semua reaksi kimia didalam kulit. Kadar air pada kulit menjadi 3-14%.

37

9. Kelembaban

Kulit setelah dikeringkan dibiarkan 1-3 hari pada udara biasa agar kulit menyesuaikan dengan kelembaban udara sekitarnya. Kulit kemudian dilembabkan dengan ditanam dalam serbuk kayu yang mengandung air 50- 55 % selama 1 malam, Kulit akan mengambil air dan menjadi basah dengan merata. Kulit kemudian dikeluarkan dan dibersihkan serbuknya.

38

10. Peregangan dan Pementangan

Kulit diregang dengan tangan atau mesin regang. Tujuan peregangan ini ialah untuk menarik kulit sampai mendekati batas kemulurannya, agar jika dibuat barang kerajinan tidak terlalu mulur, tidak merubah bentuk ukuran. Setelah diregang sampai lemas kulit kemudian dipentang dan setelah kering kulit dilepas dari pentangnya, digunting dibagian tepinya sampai lubang-lubang dan keriput- keriputnya hilang.

39

TAHAPAN PENYELESAIAN AKHIR (FINISHING)

40

Penyelesaian akhir bertujuan untuk memperindah penampilan kulit jadinya, memperkuat warna dasar kulit, mengkilapkan, menghaluskan penampakan rajah kulit serta menutup cacat-cacat atau warna cat dasar yang tidak rata

41

PENGOLAHAN KULIT SAMAKProses Pembuatan Jaket Kulit

42

5.1 Pewarnaan (Coloring)

Proses selanjutnya ialah pewarnaan (coloring) bahwa warna dasar jaket kulit ialah hitam dan coklat, namun bisa juga menentukan warna apa saja sesuai dengan selera menggunakan zat kimia pewarna

43

5.2 Pembuatan Pola Desain atau Model Jaket Kulit

Setelah bahan baku selesai diproses hingga proses pewarnaan (coloring), maka tahap selanjutnya adalah pembuatan pola desain atau model jaket kulit. Pada zaman dulu pembuatan pola pakaian jaket kulit masih menggunakan teknik tradisional yaitu dengan membuat pola diatas kertas/karton secara manual, bahkan sampai sekarang pun teknik ini masih dipertahankan oleh beberapa pengrajin jaket kulit. Belakangan setelah tersentuh oleh kemajuan teknologi, maka sebagian pengrajin membuat pola desain jaket kulit yang sudah menggunakan software komputeruntuk mempercepat proses pengerjaan.

44

5.3 Sewing (Proses Penjahitan)

Seperti layaknya membuat pakaian baju atau celana, maka proses pembuatan jaket kulit pun memiliki banyak kemiripan. Setelah menyelesaikan pembuatan pola desain atau model jaket kulit, maka dilanjutkan dengan proses sewing atau menjahit. Proses penjahitan (sewing) bisa dilakukan menggunakan mesin jahit secara manual atau bisa juga dengan sistem konveksi untuk produksi dalam partai besar. Keterampilan dan kelihaian dalam membuat pola desain model jaket kulit serta proses penjahitan (sewing) dapat mempengaruhi kenyamanan dan kerapihan jaket kulit ketika dipakai.

45

5.4 Pemolesan Jaket Kulit (Rouging)

Inilah proses akhir pembuatan jaket kulit, yaitu proses pemolesan atau disebut juga dengan rouging. Proses pemolesan rouging dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran dan noda yang masih tersisa ketika jaket masih dalam tahap produksi, serta menjadikan permukaan jaket tampak mengkilat. Demikian langkah demi langkah mengintip proses pembuatan jaket kulit domba.

46