· Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam...

60
INDUSTRI

Transcript of  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam...

Page 1:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

INDUSTRI

Page 2:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);
Page 3:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

B A B VIII

I N D U S T R

I

1. PENDAHULUAN

Berhasilnya pembangunan sektor industri merupakan sumbangan besar bagi terwujudnya Trilogi Pembangunan, karena itu sektor in- dustri mempunyai peranan besar dalam usaha mencapai sasaran pembangunan nasional.

Sehubungan dengan hal tersebut, kebijaksanaan dan langkah- langkah pada sektor industri sebagaimana yang digariskan dalam Repelita III diarahkan kepada hal-hal berikut. Pertama, mengembang- kan industri kecil dan sedang yang sifatnya padat karya. Kedua, memproduksi barang-barang yang diperlukan oleh rakyat banyak sesuai dengan pola hidup sederhana. Ketiga, memproduksi barang-barang untuk kebutuhan dalam negeri dan barang-barang yang dapat diekspor. Keempat, menunjang kegiatan pembangunan sektor pertanian, maka akan dikembangkan industri alat-alat pertanian, pupuk/insektisida dan pengolahan yang menggunakan bahan baku pertanian. Dan kelima, dalam usaha mempertinggi daya saing barang-barang hasil industri baik di pasaran dalam negeri maupun di pasaran luar negeri, akan ditingkat- kan kegiatan penelitian, pengembangan dan keteknikan.

Perkembangan sektor industri sampai tahun terakhir Repelita II telah memberikan landasan yang memadai bagi kelanjutan peningkatan pembangunan industri dalam Repelita III. Baik suasana berproduksi maupun keleluasaan kesempatan investasi pada umumnya menunjuk- kan pertumbuhan yang meningkat.

Dalam tahun pertama Repelita III produksi berbagai cabang in- dustri seperti pupuk, semen,

Page 4:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

insektisida/pestisida, beberapa bahan baku kimia lainnya, baja, kendaraan bermotor, barang-barang elektronik dan barang-barang kebutuhan rumah tangga terus meningkat. Di samping itu volume ekspor terus berkembang.

415

Page 5:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Penanaman modal di sektor industri menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini tercermin dari semakin berkembangnya volume investasi, serta meningkatnya minat penanaman modal ke daerah-daerah di luar Jawa. Sementara itu investasi di cabang-cabang industri kunci yang menghasilkan bahan penolong bagi industri-industri lainnya mulai tumbuh.

Semakin berkembangnya sektor industri seperti disebutkan di atas jelas menimbulkan tambahan perluasan kesempatan kerja di kota-kota, dan di daerah-daerah di seluruh pelosok Indonesia.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa sumbangan sektor industri dalam perkembangan dan stabilitas ekonomi cukup terpelihara dan dari segi pemerataan memberikan harapan yang lebih cerah. Dalam hubung- an ini usaha-usaha menciptakan iklim industri yang semakin sehat dan merangsang pertumbuhan sektor industri selanjutnya terus ditingkat- kan. Dalam kegiatan ini senantiasa dilakukan upaya terciptanya penyebaran dan peningkatan produktivitas. Di samping itu diperhatikan pula keseimbangan perkembangan antar cabang-cabang industri yang saling berkaitan dalam pertumbuhannya. Beberapa proyek yang di-prioritaskan pertumbuhannya seperti industri kunci dan industri dasar oleh Pemerintah telah dilakukan pengkajian kelayakan dan dewasa ini sedang disusun program investasi yang terpadu.

Untuk menciptakan keserasian pertumbuhan antara industri- industri berskala besar, sedang dan kecil telah dilakukan usaha-usaha peningkatan industri kecil dan pedesaan secara khusus. Hal ini ter- cermin dalam perkembangan kegairahan kegiatan industri di daerah- daerah luar kota besar, tumbuhnya kegiatan "subcontracting" yang diberikan oleh perusahaan industri besar kepada industri kecil 416

Page 6:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

dan tumbuhnya bantuan pinjaman modal dan bahan baku/penolong oleh perusahaan besar kepada perusahaan kecil.

Sementara itu untuk merangsang kegiatan industri di beberapa daerah yang memiliki potensi industri kecil/kerajinan, di daerah tersebut mulai dibangun kawasan industri mini. Dengan dibangunnya kawasan industri mini ini, pembinaan terhadap industri kecil dapat dilakukan lebih mudah dan lebih efisien. Guna tercapainya laju pertumbuhan sektor industri yang lebih cepat dengan berlandaskan kepada potensi-

Page 7:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

potensi ekonomis yang tersedia, maka dewasa ini telah ditetapkan lima wilayah sebagai pusat pengembangan industri, yaitu Sumatera bagian Utara (Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat), Sumatera bagian Selatan (Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten), Jawa dan Bali (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali), Kalimantan Timur (Kalimantan Timur), Sulawesi Selatan (Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur). Wilayah-wilayah ini diharapkan akan merupakan penggerak utama (prime mover) bagi pertumbuhan sektor industri dalam Repelita III dan selanjutnya. Sejalan dengan penggalakan kegiatan pembangunan di pusat-pusat pengembangan ini diharapkan kegiatan-kegiatan produktip di daerah-daerah lainnya akan semakin tumbuh sehingga wilayah-wilayah pe -ngembangan industri dapat bertambah dan meluas.

Untuk merangsang penyebaran pertumbuhan industri ke daerah-daerah dan menggalakkan pembangunan sektor industri di wilayah-wilayah pengembangan industri, usaha pengadaan sarana industri yang berbentuk industrial estate terus dilakukan. Pada waktu ini pembangun- an industrial estate di Cilacap dan Medan telah mencapai tingkat penyelesaian, sedang di Ujung Pandang baru dimulai pembangunannya. Sementara itu tengah dijajagi pula kemungkinan pembangunan industrial estate di Jawa Barat, Semarang dan Kalimantan Timur.

Usaha-usaha tersebut selain melalui kebijaksanaan dan fasilitas dalam rangka penanaman modal, juga dilakukan dalam bentuk studi- studi dan pengkajian yang hasilnya direncanakan bagi para calon penanaman modal yang berminat.

Dalam hubungan ini juga bantuan teknik dari luar negeri di -manfaatkan. Dalam lima tahun mendatang kegiatan studi ini diarahkan untuk daerah-daerah Sumatera bagian Utara, Sumatera bagian Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.

Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja industri yang terdidik dan terampil, ditingkatkan usaha pendidikan tenaga ahli industri melalui pusat-pusat pendidikan tenaga industri. Dewasa ini sedang direncanakan pembangunan pusat pendidikan tenaga industri jurusan kimia di Medan.

Kemajuan lain yang diperoleh dalam sektor industri adalah di-susunnya standar-standar industri. Hingga kini telah dapat disahkan

417

Page 8:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

202 buah standar. Dengan terciptanya standar-standar ini diharapkan mutu hasil industri akan lebih terjamin hingga keamanan sipemakaipun akan terpelihara.

Akhirnya perlu dikemukakan, bahwa di samping kemajuan yang dicapai oleh sektor industri dijumpai pula masalah-masalah yang di -akibatkan oleh perkembangan sektor itu sendiri. Beberapa jenis industri telah menimbulkan pencemaran yang cukup mengganggu lingkungan sekitarnya. Hal ini berlaku untuk industri baja lapis seng, industri tekstil, beberapa jenis industri kimia, seperti deterjen, dan sebagainya. Namun Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menang-gulanginya, antara lain melalui bimbingan serta persyaratan pada para pengusaha untuk melengkapi kegiatannya dengan usaha/perlengkapan pencegahan pencemaran. Di samping itu dilakukan pula penelitian serta penyusunan paduan pencemaran. Selain itu pembangunan Industrial Estate dan Mini Industrial Estate merupakan pula usaha-usaha untuk mengatasi masalah pencemaran.

2. Aneka Industri

Kegiatan di bidang Aneka Industri selama tahun 1979/80 pada umumnya menunjukkan perkembangan yang menggembirakan seperti terlihat pada Tabel VIII — 1 dan Grafik VIII — 1.

Industri pangan mengalami kemajuan yang pesat disertai peningkatan dalam penggunaan bahan-bahan dalam negeri. Industri susu misalnya telah dapat menyerap 4,1 juta liter susu segar, sedang pada tahun 1977 baru dapat menyerap 2,3 juta liter. Demikian pula penggunaan minyak kelapa sawit dalam industri minyak goreng dan margarin serta kopra untuk industri minyak kelapa semakin ber- kembang.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya produksi industri mar- garin dalam tahun 1979/80 meningkat dengan 16,4%, yaitu dari 17,7 ribu ton menjadi 20,6 ribu ton. Produksi minyak goreng hanya meningkat sedikit, yaitu dari 37,8 ribu ton pada tahun 1978/79 menjadi 47,1 ribu ton pada tahun 1979/80. Sementara itu produksi minyak kelapa naik dari 319.100 ton pada tahun 1978/79 menjadi 452.030 ton pada tahun 1979/80, yang berarti naik sebesar 41,7%.

418

Page 9:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

TABEL VIII - 1

PRODUKSI ANEKA INDUSTRI, 1978/79-1979/80

No. Janis Barang Satuan 1978/79 1979/80

ANEKA INDUSTRI

1. Minyak Kelapa ton 319.100 452.0301)

2. Minyak Goreng ton - 37.800 47.1001)

3. Margarine ton 17.700 20.6001)

4. Rokok Keretek Juta Batang 43.5004) 41.0001)

5. Rokok Putih Juta Batang 25.7004) 24.9001)

6. Vetsin ton 21.600 20.0001)

7. Susu Kental Mania Ribu Peti 4.121 4.8161)

8. Susu Bubuk Ribu Peti 13.500 16.3001)

9. Susu Cair Ribu Ltr 3.583 3.4001)

10. G a r a m Ribu Ton 261.800 176.4002)

11. T e k s t i l Ribu Mt 1.576.00614)) 1.700.000

12. Benang Tenun Ribu Bal 837.300 950.00013. Kulit Samak:

a. Sapi/Kerbau ton 9.000 10.000

b. Kambing/Domba Ribu Lbr 3.333.000 3.660:00014. Juta Lusin 14.4 16

Pakaian Jadi. -4)15. Sabun Cuci ton 218.525 202.85016. Sabun Mandi ton 16.104 13.68317. Detergen ton 44.2454) 46.45718. Tapal Gigi Juta Tube 108.4654) 99.52019. Korek Api Juta Kotak 539,7704) 553.00020. Crumb Rubber ton 861.549 927.00021. Ban Sepeda Luar Ribu Buah 7.763 7.375

22. Ban Sepeda Dalam Ribu Buah 7.111 7.289

23. Plywood Ribu Lbr 525.0004) 599.00024. Kayu Gergajian Ribu M3 1.8004) 2.600

25. Galas dan Botol ton 63.700 68.400

26. Sepeda Motor3) Buah 330.487 265.886

27. A c c u Buah 690.0004)1.747.200

28. R a d i o Buah 1.536.0004) 1.018.800

29. T.V. Hitam Putih Buah 687.600 547.800.

30. T.V. Berwarna Buah 45.600 85.800

31. A.C. Buah 26.4004) 47.400

32. Refrigerator Buah 90.0004) 99.60033. Lampu P1 jar Buah 30.360.0004) 29.901.60034. Mesin Jahit Buah 600.000 477.60035. Battery Kering Buah 420.000.0004) 462.000.0001)

36. Kabel Listrik ton 15.720 17.4001)

37. Sprayer Buah 36.480 78.0001)

38. Kapal Kayu Buah -39. Radio Tape Buah - 560.500

40. Radio Cassete Mobil Buah - 24.00041. Kipas Angin Buah - 210.50042. Tekstil Bukan Rajut Meter 1.291.300 1.560.00043. Kain Rajut Meter 285.000.000 350.000.000

44. Carton Box ton 37.800 45.00045. Pipa PVC ton 10.200 11.20046. C a t ton 33.229 42.720

1 Angka sementara2 Tidak termasuk Carom Rakyat3 Angka menurut tahun Kalender (Januari s/d Desember). 4 Angka diperbaiki

Page 10:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

GRAFIK VIII – 1

PRODUKSI ANEKA INDUSTRI1978/79 – 1979/80

420

Page 11:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Lanjutan VIII

421

Page 12:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Jenis industri sandang berkembang cukup mantap. Produksi tekstil pada tahun 1979/80 naik sebesar 7,9% jika dibandingkan dengan tahun 1978/79, yaitu dari 1.576 ribu meter menjadi 1.700 ribu meter. Produksi benang tenun meningkat dari 837,3 ribu bal pada tahun 1978/79 menjadi 950,0 ribu bal pada tahun 1979/80, atau kenaikan sebesar 13,5%. Dalam jenis industri sandang telah berkembang industri baru, yaitu industri pakaian jadi yang terutama ditujukan pada ekspor. Industri ini baru mulai pada tahun 1978/79 dengan jumlah produksi 14,4 juta lusin, sedang pada tahun 1979/80 produksinya meningkat menjadi 16,0 juta lusin, hal mana berarti suatu peningkatan sebesar 11,1%.

Jenis-jenis produksi industri kimia dan serat, seperti sabun, de- terjen, korek api, tapal gigi, ban sepeda sebagian besar sudah dapat mengisi kebutuhan dalam negeri. Dalam tahun 1979/80 kegiatan jenis -jenis industri ini pada umumnya menunjukkan kelesuan. Produksi sabun cuci, tapal gigi dan ban sepeda luar pada tahun 1979/80 masing -masing menurun sebesar 7,2%, 8,2%, dan 5,0%, jika dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produksi industri deterjen dan korek api agak meningkat, yaitu masing-masing sebesar 5,0% dan 2,5%.

Jenis-jenis industri carton box, pipa PVC dan cat mengalami perkembangan produksi yang cukup besar. Pada tahun 1979/80 pro-duksinya masing-masing mencapai 45.000 ton, 11.200 ton dan 42.720 ton dibandingkan ,dengan produksi tahun sebelumnya sebesar masingmasing 37.800 ton, 10.200 ton dan 33.229 ton. Gambaran ini menunjuk kan bahwa dalam tahun 1979/80 untuk jenis-jenis industri carton box, pipa PVC dan cat terdapat kenaikan sebesar 19,0%, 9,8% dan 28,6%.

Perkembangan industri carton box yang cukup baik disebabkan antara lain karena makin besarnya penggunaan kemasan hasil produksi dari carton, sedang menonjolnya perkembangan industri pipa PVC dan cat adalah sesuai dengan meningkatnya pembangunan.

Sektor industri elektronika dan kendaraan bermotor roda dua menunjukkan perkembangan yang cukup maju. Sekarang ini terdapat 74 perusahaan elektronika dan 7 perusahaan perakitan sepeda motor/ scooter. Industri elektronika telah dapat menghasilkan 28 macam produk antara lain TV berwarna, radio-cassette, amplifier, kalkulator

422

Page 13:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

elektronik, lampu dekorasi, lampu ballast, starter dan sebagainya. Di samping perluasan usaha untuk menghasilkan produk-produk baru dijumpai pula peningkatan produksi dari jenis industri elektronika. Produksi TV berwarna dan AC bahkan mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dalam tahun 1979/80 jumlah produksi TV berwarna mencapai 85.800 buah, sedang dalam tahun 1978/79 produksi hanya berjumlah 45.600 buah, suatu kenaikan sebesar 88,2% selama 1979/80. Produksi AC meningkat dari 26.400 buah menjadi 47.400 buah. Refri -gerator meningkat sedikit, yaitu dari 90.000 buah menjadi 99.600 buah. Namun di lain pihak beberapa jenis dari kelompok industri ini menunjukkan gambaran yang menurun, di antaranya produksi TV hitam putih menurun dengan 20,3% dan radio yang menurun dengan 33,7%. Dengan pergeseran jenis-jenis industri yang lama ke produk- produk baru, seperti TV hitam putih ke TV berwarna, radio ke radio cassette, maka berkembang pula selera masyarakat ke produk-produk baru tersebut. Produksi sepeda motor menurun dari 330.487 buah pada tahun 1978/79 menjadi 265.886 pada tahun 1979/80 dan produksi mesin jahit dari 600.000 buah menjadi 477.600 buah, yang berarti penurunan sebesar 20,4%. Di lain pihak produksi accu meningkat dengan cukup menonjol, yaitu dari 690.000 buah pada tahun 1978/79 menjadi 1.747.200 buah dalam tahun 1979/80 yang berarti adanya kenaikan sebesar 153,2% dalam tahun 1979/80.

Sejalan dengan bertambahnya daya listrik terpasang dalam tahun 1979/80, meningkat pula produksi kabel listrik. Produksi bahan tersebut dalam tahun 1979/80 10,7% lebih tinggi dari produksi tahun sebelum- nya. Dalam tahun 1978/79 produksi kabel listrik berjumlah 15.720 ton dan pada tahun 1979/80 mencapai 17.400 ton.

Industri penyemprot hama (sprayer) menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Dalam tahun 1979/80 produksi alat tersebut 113,8% lebih tinggi dari produksi tahun sebelumnya. Pada tahun ter- sebut tercatat jumlah produksi sebesar 78.000 buah, sedang pada tahun 1978/79 sebesar 36.480 buah. Perkembangan yang mantap ini me-nunjukkan tidak saja meningkatnya perkembangan sektor pertanian, tetapi juga semakin naiknya daya saing alat penyemprot hama tersebut terhadap alat sama yang diimpor.

423

Page 14:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Di samping kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh sektor-sektor industri tersebut di atas, beberapa industri lain mengalami kemundur - an. Dalam hubungan ini dapat disebut industri rokok kretek, industri monosodium glutamate dan industri pengolahan kayu.

Produksi industri rokok kretek menurun dari 47.000 juta batang dalam tahun 1979/80 menjadi 41.000 juta batang dalam tahun 1980/81 yang berarti penurunan sebesar 12,8%. Hal ini disebabkan karena melonjaknya harga cengkeh sekitar pertengahan tahun 1979. Penurunan produksi monosodium glutamate (MSG) disebabkan oleh terbatasnya supply molasse/gula tetes dan kesulitan pemasaran, sedang industri pengolahan kayu mengalami kelesuan karena harga bahan baku kayu bulat (log) mengalami kenaikan cukup tinggi pada tahun 1979. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan penggergajian bekerja di bawah kapasitas produksinya. Namun demikian volume produksi pada tahun 1979 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 44,4% dibandingkan dengan produksi tahun 1978. Hal yang sama dialami oleh industri plywood yang dalam tahun 1979/80 mengalami kenaikan pro duksi sebesar 14,1%.

Industri pengolahan kulit akhir-akhir ini mengalami hambatan yang disebabkan berkurangnya bahan-bahan kulit. Untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri dalam negeri dengan keper- luan ekspor kulit ke luar negeri terus diadakan usaha-usaha pengendalian. Berkat usaha-usaha tersebut produksi industri kulit samak dalam tahun 1979/80 mengalami peningkatan, walaupun hanya sedikit. Produksi kulit samak sapi/kerbau meningkat dari 9.000 ton pada tahun 1978/79 menjadi 10.000 ton pada tahun 1979/80, yang berarti kenaikan sebesar 11,1%. Sedang produksi kulit samak kambing/domba naik dari 3.333 juta lembar pada tahun 1978/79 menjadi 3.660 juta lembar pada tahun 1979/80, hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 9,8%.

3. Industri Logam DasarTujuan pengembangan industri logam dasar adalah memberikan

sumbangan yang besar bagi pembangunan dalam penyediaan bahan baku dan komponen-komponen serta memberikan perangsang daya

424

Page 15:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

tumbuh sektor-sektor industri lainnya. Bidang industri ini meliputi kelompok-kelompok industri bahan logam dan produk dasar, industri motor, mesin dan perlengkapan pabrik, industri peralatan listrik dan industri alat angkutan.

Dalam memasuki awal Repelita III perkembangan industri logam dasar banyak dipengaruhi oleh Kebijaksanaan 15 Nopember 1978 yang mengakibatkan kenaikan dalam harga bahan baku impor. Karena keadaan ini umumnya produksi jenis-jenis industri logam dasar pada awal tahun 1979 menurun. Hal ini memperbesar adanya kapasitas tidak terpakai (idle capacity), yang pada gilirannya turut pula menyebabkan peningkatan biaya produksi. Selanjutnya menurun- nya produksi mengakibatkan industri-industri cenderung untuk mem-perkecil jumlah tenaga kerja, hal mana dapat menimbulkan masalah sosial yang gawat.

Untuk menghadapi pengaruh kenaikan harga barang-barang impor Pemerintah telah mengambil langkah-langkah berupa keringan- an bea masuk dan pajak-pajak lainnya khususnya bagi bahan-bahan yang diperlukan bagi produksi dalam negeri. Di samping itu untuk industri-industri yang membuat barang-barang untuk ekspor diberikan pembebasan bea masuk dan pajak lainnya dalam bentuk Sertifikat Ekspor.

Hasil daripada usaha-usaha ini tercermin dari peningkatan pro- duksi pada umumnya dalam tahun 1979/80 seperti tercantum dalam Tabel VIII — 2 dan Grafik VIII — 2.

Beberapa jenis industri bahkan telah meningkat dengan menonjol dalam tahun 1979/80. Hal ini khususnya terdapat pada jenis-jenis industri dari kelompok industri Bahan Logam dan Produk Dasar, yang antara lain disebabkan karena meningkatnya ekspor.

Produksi besi beton telah meningkat dari 300.000 ton dalam tahun 1978/79 menjadi 500.000 ton dalam tahun 1979/80, hal mana berarti kenaikan sebesar 66,7%. Aluminium extrusion yang sebelum tahun 1974 menunjukkan kelesuan terus-menerus, dalam tahun 1979/ 80 produksinya meningkat dengan 117,4% jika dibandingkan dengan tahun 1978/79, yaitu dari 2.800 ton menjadi 6.086 ton. Produksi industri pipa baja naik dari 118.250 ton pada tahun 1978/79 menjadi 129.457 ton pada tahun 1979/80, suatu kenaikan sebesar 9,5%.

425

Page 16:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

TABEL, VIII - 2

PRODUKSI IDUSTRI LOGAM DASAR, 1978/79 - 1979/80

Ho. Jenis Produksi Satuan 1978/79 1979/80

1. Ingot baja ton 80.000 122.400

2. Bees baton ton 300.000 500.000

3 . Kawat baja ton 100.0001 108.000

4. P l a t sang ton 185.000 250.000

5 . Pipa baja tan 118.250 129.457

6 . Aluminium Extrusion ton 2.8001) 6.086

7 . Plat Aluminium ton 8.700 9.483

8 . Mesin Diesel buah 30.400 25.000

9 . Traktor tangan buah 280 550

10. Truk-tar Mini buah 25 150

11. Huller buah 2.200 2.500

12. Mesin Penumbuk Padi (Thresher) buah 600 1.100

13. Mesin Penggilas buah 1201) 450

14. Mesin Pengaduk Beton (Beton molen) buah 550 750

15. Mesin Pemecah Batu (Stone crusher) buah 10 300

16. Konstruksi plat/pemasangan mesin buah 5.550 6.400

17. Kran (Crane) buah 50 70

18. Kendaraan Bermotor Roda empat - Kendaraan Niaga buah 80.191 40.126

- Kendaraan serba guna buah 9.103 6.614 - Kendaraan Penumpang buah 15.373 10.381 - Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (K.B.M.3) buah 4.500 4.231

19. Kapal Baja Baru BRT 11.500 b . t 2)

20. Pesawat Terbang Buah 16 18

21. Pesawat Helikopter Buah 33 2422. Al a t - a l a t mobil

- Shook absorber Buah 21.700 300.000- Radiator Buah 52.000 100.000

- Exhaust System Buah 30.000 30.000

- Oil den Air f i l t e r Buah 2.700.000

- B u e 1 Buah 2.000.000 2.000.000

1) Angka diperbaiki2) b . t . = belum t e rd ap a t .

426

Page 17:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

GRAFIK VIII – 2

PRODUKSI INDUSTRI LOGAM DASAR1978/79 – 1979/80

427

Page 18:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

(Sambungan Grafik VIII - 2)

Page 19:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

(r ibu ton) 1 0

42

9,5

;ra0"aooa0000 II&Uli"U •Rt

0

00

8

6

4

2

Page 20:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Industri plat seng pun produksinya melonjak dari 185.000 ton dalam tahun 1978/79 menjadi 250.000 ton dalam tahun 1979/80 atau kenaikan sebesar 35,1%.

Selain perkembangan produksi seperti tersebut di atas, dalam kelompok industri Bahan Logam dan Produk Dasar Logam juga terjadi perkembangan teknologi. Dalam hubungan ini dapat dikemuka- kan pembuatan copper rod yang merupakan bahan baku untuk pem-buatan kabel listrik dari katode tembaga. Dengan demikian hanya diperlukan satu langkah lagi ke arah tercapainya industri "up-stream" dalam pembuatan kabel listrik, yaitu pengolahan biji tembaga men- jadi katode tembaga.

Perkembangan lain dalam kelompok industri Bahan Logam Dasar dan Produk Logam Dasar adalah munculnya industri baru, yaitu pengecoran kran/valve dari kuningan untuk pipa-pipa air minum. Dalam tahun 1979/80 tercatat kapasitas terpasang sebesar 190.000 buah/tahun.

Dari kelompok industri motor, mesin dan perlengkapan pabrik, industri mesin diesel masih menunjukkan kelesuan. Produksi jenis industri ini bahkan menurun 17,8% pada tahun 1979/80 jika di -bandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya. Dalam tahun 1978/79 produksi industri mesin diesel telah mencapai 30.400 ton, sedang dalam tahun 1979/80 hanya berjumlah 25.000 ton. Jenis-jenis industri lainnya pada umumnya meningkat, beberapa di antaranya bahkan meningkat dengan menonjol. Dalam hubungan ini dapat dicatat produksi industri beberapa alat pertanian dan industri alat konstruksi, seperti tercantum pada Tabel VIII— 2.

Menurut Tabel tersebut produksi industri traktor tangan me- ningkat 96,4% dalam tahun 1979/80 jika dibandingkan dengan pro- duksi tahun 1978/79, sedang produksi industri traktor mini pada tahun 1979/80, 125 buah lebih tinggi dari produksi tahun sebelumnya. Dalam tahun 1978/79 produksi traktor tangan dan traktor mini masing-masing berjumlah 280 buah dan 25 buah, sedang dalam tahun 1979/80 masing-masing naik menjadi 550 buah dan 150 buah.

429

Page 21:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Produksi industri thresher (penumbuk padi) dalam tahun 1979/80 melonjak dengan 83,3% yaitu dari 600 buah pada tahun 1978/79 menjadi 1.100 buah. Sementara itu produksi industri huller meningkat sedikit, yaitu dari. 2.200 buah dalam tahun 1978/79 menjadi 2.500 buah tahun 1979/80.

Di sektor industri alat-alat konstruksi terjadi kenaikan produksi industri mesin penggilas jalan sebesar 275,0% dalam tahun 1979/80 dibanding dengan tahun sebelumnya, atau dari 120 buah menjadi 450 buah. Sedang industri alat konstruksi lainnya, yaitu mesin pengaduk beton (beton molen) dan mesin pemecah batu (stone crusher), jumlah produksinya meningkat dari 560 buah dalam tahun 1978/79 menjadi 1.050 buah dalam tahun 1979/80, hal mana berarti kenaikan sebesar 87,5%. Di samping peningkatan produksi alat-alat tersebut telah mulai pula dihasilkan beberapa produk baru, antara lain bola peng- giling (grinding ball) untuk pabrik semen, motor bensin untuk sepeda motor dan diesel untuk kendaraan bermotor dan mesin konstruksi.

Hasil produksi industri mesin sebagian besar berupa barang- barang modal, suku cadang serta pesanan kerja (job order), yang mempunyai luas pasaran tertentu. Keadaan ini menyebabkan bahwa pertumbuhan jenis industri ini berjalan kurang mantap. Untuk me-ningkatkan perkembangan industri mesin sekarang ini sedang dilaku- kan usaha-usaha diversifikasi melalui pembuatan produk baru.

Dengan semakin bertambahnya daya listrik terpasang, maka sektor industri peralatan listrik pada tahun 1979/80 menunjukkan perkembangan yang semakin mantap. Dalam beberapa tahun men- datang diperkirakan kebutuhan peralatan listrik untuk transmisi, distribusi dan instalasi akan terns meningkat. Beberapa jenis produk peralatan listrik seperti transformator dan motor listrik telah mulai memasuki pasaran internasional. Kegiatan ekspor ini akan ditingkat- kan lagi dengan usaha-usaha penurunan biaya produksi dan penetapan standardisasi. Suatu hal yang menggembirakan ialah meluasnya pasaran stasion bumi kecil hasil industri peralatan telekomunikasi dalam negeri ke negara ASEAN. Sementara itu industri radio komu-nikasi menunjukkan peningkatan produksi dari 750 buah pada tahun

430

Page 22:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

1978/79 menjadi 1.135 buah dalam tahun 1979/80, suatu kenaikan sebesar 51,3%. Di lain pihak beberapa jenis industri mengalami kemunduran, antara lain industri picture tube (CRT). Produksi jenis industri ini dari 50.000 buah pada tahun 1978/79 turun menjadi 25.000 buah pada tahun 1979/80 atau penurunan sebesar 50,0%. Perkembangan produksi beberapa jenis industri peralatan listrik dapat dilihat pada Tabel VIII— 2.

Di samping perkembangan tersebut diatas, pada industri per- alatan listrik terdapat pula perkembangan di bidang teknologi, yaitu dengan adanya penggunaan komponen-komponen lokal dan pem- buatan peralatan telekomunikasi yang lebih sophisticated. Selanjut - nya beberapa bagian dari industri peralatan listrik telah mulai dihasilkan oleh industri rumah tangga misalnya komponen panel listrik PCB.

Perkembangan industri kendaraan bermotor roda 4 pada tahun 1979/80 menurun. Seperti tercantum pada Tabel VIII — 2, produksi kendaraan komersiil turun dari 80.191 buah pada tahun 1978/79 menjadi 48.126 buah pada tahun 1979/80, atau penurunan sebesar 40,0 %. Produksi industri kendaraan penumpang dan kendaraan serba guna dalam tahun 1979/80 masing-masing 32,5 % dan 27,3 % lebih rendah dari tahun sebelumnya yang besarnya masing-masing 9,103 buah dan 15.373 buah.

Walaupun selama pertengahan pertama tahun 1979/80 terjadi kesulitan pemasaran akibat turunnya daya beli masyarakat namun mulai pertengahan kedua permintaan pulih kembali. Dalam rangka menanggulangi "idle capacity" pada tahun 1979/80 telah mulai di- rintis usaha untuk memproduksi "body bus". Di samping itu juga dimulai usaha-usaha sub-contracting untuk jenis-jenis produksi Piston Ring, Radiator Nippon Denso dan Leaf-spring.

Dalam tahun 1979/80 industri perkapalan menunjukkan pening-katan produksi dalam bidang pengedokan kapal. Hal ini menggam- barkan suatu langkah maju, walaupun kenaikan tersebut masih belum seperti yang diharapkan. Kegiatan pembangunan kapal baru masih menunjukkan kelesuan, sehingga produksi baru mencapai ku -

431

Page 23:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

rang lebih 30% dari kapasitas yang ada. Di bidang pengedokan terda - pat kemajuan berkat kebijaksanaan Pemerintah di bidang impor bahan baku, mesin-mesin, alat-alat perlengkapan serta suku cadang untuk pembuatan, perbaikan dan pemeliharaan kapal laut serta pengetatan izin kapal-kapal yang didok di luar negeri. Dengan usaha ini diha - rapkan pasaran pengedokan kapal akan lebih meningkat lagi. Semen- tara itu dalam tahun 1979 ./80 tercatat beberapa investasi baru, yang sebagian besar ditujukan untuk reparasi kapal/penunjang galangan kapal. Diversifikasi di industri perkapalan telah dilaksanakan me- lalui pemanfaatan bengkel kayu (mebel, dan sebagainya), pengecor - an, bengkel las dan sebagainya. Begitu pula usaha-usaha sub-contrac- ting telah berjalan dan pada saat ini meliputi usaha-usaha pember-sihan/pengecatan, lambung, tank cleaning, reparasi instalasi, per- alatan khusus, seperti radio, radar, peralatan elektronis, alat-alat navigasi dan sebagainya.

Industri pesawat terbang menunjukkan perkembangan yang cukup baik dalam tahun 1979/80, baik di bidang perakitan maupun di bidang perawatan. Produksi pesawat terbang meningkat dari 16 buah dalam tahun 1978/79 menjadi 18 buah dalam tahun 1979/80, hal mana berarti suatu peningkatan sebesar 12,5 %. Sebaliknya produksi helicopter menurun dari 33 buah dalam tahun 1978/79 menjadi 24 buah pada tahun 1979/80 atau penurunan sebesar 27,3 %. Semen- tara itu telah dilakukan perluasan usaha baik di bidang perawatan yaitu dengan munculnya usaha perawatan pesawat terbang di Kali -mantan, maupun di bidang produksi.

4. Industri Kimia Dasar.

Meskipun pada waktu memasuki tahun I Repelita III Industri kimia dasar masih dihadapkan pada usaha-usaha penyesuaian pro- duksi dan pemasaran sebagai akibat Kebijaksanaan Pemerintah 15 Nopember 1978, namun industri tersebut telah memanfaatkan lang- kah-langkah tindak lanjut Pemerintah di bidang tarif, harga patokan dan perpajakan. Sifat industri kimia dasar yang terpadu, menempat-kannya pada posisi yang kuat, baik dari segi pasaran di dalam

432

Page 24:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

negeri maupun potensi untuk ekspor, sehingga menjelang akhir tahun 1978/79 perkembangan industri kimia dasar menjadi semakin mantap.

Pada umumnya jumlah dan jenis produksi komoditi-komoditi industri kimia dasar menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita II. Dalam tahun 1979/80 komoditi-komoditi yang dapat diekspor meliputi semen, pupuk, ban, kaca lembaran, kal-sium nitrat, amoniak, kertas dan methanol. Nilai ekspor pada tahun 1978/79 adalah sebesar US $ 35.015.000 dan kemudian me- ningkat menjadi US $ 84.255.000 pada tahun 1979/80, berarti terdapat kenaikan sebesar 140,6%.

Perkembangan produksi dan keanekaragaman hasil-hasil industri kimia dasar antara lain diakibatkan karena meningkatnya pemba- ngunan nasional yang pada gilirannya meningkatkan kebutuhan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi yang dihasilkan oleh industri kimia dasar, serta meningkatnya penyelesaian proyek-proyek PMA dan PMDN di lingkungan industri kimia dasar.

Perkembangan produksi beberapa cabang industri kimia dasar tahun 1978/79 dan tahun 1979/80 disajikan dalam Tabel VIII — 3 dan Grafik VIII — 3.

Bidang industri kimia dasar dikelompokkan dalam industri agrokimia (pupuk, pestisida), industri sellulosa dan karet (antara lain pulp, kertas dan ban kendaraan bermotor) industri kimia organik (antara lain serat sinthetis, bahan plastik, bahan peledak) dan indus- tri kimia anorganik (antara lain semen, kaca, soda, asam sulfat dan gas industri). Perkembangan produksi keempat kelompok industri ki- mia dasar tersebut cukup menggembirakan sehingga terjadi kenaikan 30% untuk industri agrokimia, 30% untuk industri sellulosa dan ka- ret, 200% untuk industri kimia organik dan 40% untuk industri kimia anorganik, jika dibandingkan dengan tahun terakhir Repelita II.Kelompok Industri Agrokimia

Dengan telah selesainya proyek perluasan PT Petrokimia Gresik pada bulan September 1979 maka jenis pupuk yang dapat dihasilkan di dalam negeri bertambah yaitu TSP, DAP dan NPK, masing-masing dengan kapasitas 330.000 ton, 80.000 ton dan 50.000 ton per tahun.

433

Page 25:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

TABEL VIII — 3

PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR1978/79 - 1979/80

No. Jenis Barang S a t u a n 1978/79 1979/80

INDUSTRI KIMIA DASAR

1. Pupuk Urea T o n 1.437.24.2 1.827.0002. Pupuk Z.A. T o 141.000+) 147.854,

3. Pestisida T o 9.128 20.812

4. S e r t a o T o 155.203 214.155

5. Ban Luar Kend. Bermotor Buah 2.540.401 2.898.398

6. B.L. Sepeda motor/Scooter Buah 1.658.157 2.070.480

7. Bahan Peledak T o n 1.550 1.870

8. Sintetik Resin T o n 31.12714.025+)

9. S e m e n T o n 3.629.003 4.705.109

10. Kaca Polos T o n 51.428 57.263

11. S o d a T o n 8.456 17.572

12. Asam Sulfat T o n 24.522+) 50.900

13. Al. Sulfat T o n 18.788 12.900

14. Zat Asam Ribu M3 7.182.000 6.177.000

15. Asam Arang T o n 3.485.000 2.167.000

16. Acetylene M3 335.000 246.689,

17. Zind Oxide T o n 810.000 1.127

18. Aware. Chlorida T o n 5.320 11.000,

19. G a r a m T o n 450.000 -

+) Angka diperbaiki

434

Page 26:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

GRAFIK VIII – 3PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR

1978/79 –1979/80

435

Page 27:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

( lanjutan VIII – 3 )

436

Page 28:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Untuk pupuk urea dalam tahun pertama Repelita III telah di- mulai pembangunan proyek Pupuk Kalimantan Timur dan persiapan pelaksanaan proyek Pupuk Asean di Aceh, dengan kapasitas masing- masing 570.000 ton per tahun. Proyek terakhir ini merupakan realisasi pertama dari kerja sama pembangunan proyek-proyek industri Asean. Kedua proyek tersebut diharapkan akan dapat beroperasi masing-ma- sing pada tahun 1982 dan tahun 1983.

Produksi pupuk Urea dan ZA meningkat dari 1.578.000 ton pada tahun 1978/79 menjadi 1.975.000 ton pada tahun 1979/80, hal mana berarti kenaikan sebesar 25,2%. Pada akhir Repelita II terhadap pu- puk urea yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik pupuk telah diterapkan Standard Industri Indonesia (SII) sebagai tindak lanjut Undang-undang Barang No. 10 Tahun 1961 dan Keputusan Menteri Perindustri- an No. 150/1979 dan 256/1979. Tujuan dari pengetrapan standard mutu urea tersebut adalah dalam rangka menunjang pengembangan industri yang sehat dan sekaligus melindungi kepentingan konsumen.

Industri pestisida juga menunjukkan peningkatan produksi yang sangat pesat. Pada tahun 1978/79 produksinya adalah sebesar 9.128 ton, dan pada tahun 1979/80 meningkat menjadi 20.812 ton, hal mana berarti ada peningkatan sebesar 128,0%. Peningkatan tersebut teruta- ma disebabkan karena meningkatnya pemakaian pestisida untuk pembasmian llama pada BIMAS dan pemakaian di perkebunan-perke- bunan.

Kelompok Industri Selulosa & KaretProduksi kertas dalam tahun 1979/80 mencapai

437

Page 29:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

jumlah 214.155 ton, sedang pada tahun 1978/79 baru sebesar 155.203 ton atau mening- kat sebesar 38,0%. Pada tahun 1979/80 produksi kertas HVS. telah melampaui konsumsi dalam negeri, sehingga kelebihannya sebesar 12.000 ton telah dapat diekspor ke India, Malaysia dan Singapore.

Masalah pokok yang dihadapi oleh industri kertas adalah pola produksinya yang masih bergantung pada bahan baku pulp impor yang justru rawan pengadaannya, terutama dalam tahun 1979/80. Usaha mengatasi kesulitan bahan baku tersebut telah ditangani oleh

Page 30:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Pemerintah terutama dengan merintis pembangunan proyek pulp ter- padu berskala besar di daerah Sungai Sesayap (Kalimantan Timur).

Produksi dalam negeri baru dapat memenuhi 48% dari kebu- tuhan kertas terutama untuk kertas tulis/cetak, sebagian kertas bung- kus, sebagian kertas karton dan sebagian corrugating medium. Sedang-kan jenis-jenis kertas koran dan kantong semen yang masing-masing konsumsinya adalah sebesar 82.000 ton dan 67.000 ton per tahun, pada tahun 1979/80 seluruhnya harus di impor. Dalam rangka peme-nuhan kebutuhan tersebut dengan produksi dalam negeri, Pemerintah juga sedang merintis pembangunan proyek-proyek kertas koran dan kertas kraft.

Produksi ban kendaraan bermotor pada tahun 1979/80 berjumlah 2.898.000 buah dibandingkan dengan 2.640.000 buah pada tahun 1978/79 atau meningkat sebesar 9,8%. Tampaknya tingkat pertum- buhan tersebut adalah wajar pada tingkat kegiatan ekonomi saat ini. Masalah pokok yang dihadapi adalah tingkat kapasitas rata-rata ter -pasang per unit produksi masih di bawah kapasitas ekonomis minimal sebesar 10.000 ban/hari. Untuk mengatasi masalah tersebut dalam Repelita III Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk mem-berikan prioritas pada pabrik-pabrik yang telah ada untuk memper- luas kapasitas produksinya.

Kelompok Kimia OrganikIndustri yang memegang peranan penting dilihat dari segi nilai

produksinya adalah industri serat buatan (polyester dan nylon), di mana pada tahun 1979/80 terjadi peningkatan produksi sebesar 72.980 ton dibandingkan dengan 66.630 ton dalam tahun 1978/79 atau ke- naikan sebesar 9,5%. Peningkatan ini berarti perkembangan produksi industri tekstil hilir (benang & kain).

Dalam rangka usaha-usaha kearah pemerataan, sebuah pabrik penghasil serat buatan dalam tahun 1979/80 telah menjual sahamnya ke publik.

Masalah yang dihadapi oleh industri serat sinthetis adalah me-ningkatnya harga bahan bakunya yang berasal dari hasil-hasil petro- kimia (DMT, Ethyllene Glycol, TPA dan Caprolaktam), yang dalam

438

Page 31:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

periode tahun 1979/80 telah meningkat dua kali lipat. Untuk hal tersebut maka upaya Pemerintah untuk menjajagi pembangunan in- dustri petrokimia Aromatic Center semakin digalakkan.

Industri damar tiruan (synthetic resin) meliputi polymer emulsi dan damar alkyd. Pertumbuhannya sangat pesat seperti tercermin dari produksi tahun 1978/79 dan tahun 1979/80 masing-masing sebesar 14.025 dan 31.127 ton yang menunjukkan peningkatan sebesar 121,9%. Hasil-hasil industri ini pada umumnya dipergunakan dalam industri cat, kulit, lem dan tekstil. Bahan baku untuk industri damar tiruan berasal dari hasil-hasil petrokimia sehingga untuk dapat meningkat- kan nilai tambah industri ini perlu bahan-bahan bakunya diadakan di dalam negeri melalui pembangunan olefine center.

Industri bahan peledak mengalami peningkatan produksi sebesar 20,6% dibandingkan dengan produksi tahun 1978/79 sebesar 1.550 ton. Untuk menunjang kebutuhan akan bahan peledak yang semakin meningkat baik untuk pembangunan maupun untuk keperluan per- tahanan, Pemerintah sedang menjajagi pembangunan proyek bahan peledak terpadu dengan dasar bahan baku amonia.

Kelompok Industri Kimia Anorganik

Dalam tahun 1979/80 produksi semen telah mencapai 4.705.109 ton atau meningkat sebesar 29,7% jika dibandingkan dengan tahun 1978/79. Dalam tahun 1979/80 telah di ekspor semen/klinker sebesar 533.000 ton dengan nilai US $ 25.042.164, sehingga dibandingkan dengan tahun 1978/79 terdapat peningkatan dalam volume sebesar 1.154% dan dalam nilai sebanyak 971%.

Jika pada triwulan terakhir tahun 1978/79 permintaan semen hanya sebesar 10 — 15% dari kebutuhan tahunan, maka pada triwulan terakhir tahun 1979/80 permintaan tersebut telah melonjak menjadi 26% dari kebutuhan tahun yang bersangkutan. Pada triwulan I 1980/81 terjadi kenaikan permintaan sebesar 50% dari kebutuhan tahunan yang diperkirakan.

Dalam rangka mengatasi hal-hal tersebut di atas Pemerintah telah menyusun program pengembangan industri semen, program distribusi dan ekspor sampai dengan tahun 1983/84. Proyek-proyek yang sedang

439

Page 32:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

dilaksanakan pembangunannya maupun yang sedang dirintis adalah pabrik semen Baturaja dengan kapasitas 500.000 ton/tahun yang akan selesai dibangun pada akhir tahun 1980 dan pabrik semen Perkasa II dengan kapasitas 1.000.000 ton/tahun yang diharapkan akan selesai pada tahun 1981. Proyek-proyek perluasan lainnya yaitu semen Pa- dang, Tonasa, Cibinong, Nusantara, DICE dan proyek Lhok Nga (Aceh) dengan kepasitas total 5.400.000 ton setahun diharapkan akan selesai dalam tahun 1984/85.

Guna mengatasi kebutuhan semen di daerah-daerah terpencil (remote areas) yang berada di luar jangkauan ekonomis angkutan dari pabrik-pabrik berskala besar, seperti daerah Indonesia Timur, maka Pemerintah sedang meneliti kemungkinan pendirian proyek semen mini yang berkapasitas 60.000 ton/tahun. Sebagai tindak lanjut Undang-undang Barang No. 10 tahun 1961 juga terhadap komoditi semen portland telah diterapkan standard mutu sehingga semua peru -sahaan semen diwajibkan mengenakan tanda SII.

Komoditi kaca lembaran berkembang cukup baik sebagaimana halnya barang-barang bangunan lainnya. Produksi kaca lembaran naik sebesar 30,8%, dari 51.428 ton pada tahun 1978/79 menjadi 67.263 ton pada tahun 1979/80. Komoditi ini tidak mengalami kesulit - an dalam memperoleh bahan baku dan bahan penolong, kecuali soda abu yang masih harus diimpor dan mengalami kenaikan harga. Per -kembangan komoditi soda kostik berjalan dengan pesat akibat sema- kin meningkatnya pemakaian HC1 sehingga mendorong produksi soda.

Produksi bahan penyedap bumbu masak, kertas, tekstil dan penjernihan air minum akhir-akhir ini menyerap produk-produk derivat khlor dalam jumlah yang besar hingga memungkinkan produksi soda bisa lebih ditingkatkan. Produksi soda kostik tahun 1978/79 adalah sebesar 8.456 ton, sedang pada tahun 1979 / 80 produksi men-capai 17.572 ton yang berarti suatu kenaikan sebesar 107,8%.

Dalam rangka promosi olefine center, maka kebutuhan akan khlor akan bertambah dengan 70.000 ton per tahun dan soda 87.500 ton per tahun. Untuk peleburan aluminium di proyek Asahan Pemerintah sedang mempersiapkan industri soda kostik dan khlor yang menun-

440

Page 33:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

jang baik proyek Olefine Center maupun peleburan aluminium di Asahan sedemikian sehingga baik kwantum maupun mutu garamnya benar-benar dapat dijamin sebagai garam industri.

Untuk meningkatkan keterkaitan antara industri kimia dasar dengan sektor-sektor ekonomi lainnya terutama industri engineering dan industri barang modal serta dalam rangka pengutamaan hasil produksi dalam negeri dalam proyek-proyek industri kimia dasar, maka Pemerintah telah merintis suatu perusahaan yang bergerak di dalam bidang plant engineering dan konstruksi (PT PEK).

5. Industri KecilSeperti bidang-bidang industri lainnya, bidang

Industri Kecil tidak lepas dari akibat Kebijaksanaan 15 Nopember dalam memasuki tahun 1979/80. Banyak perusahaan-perusahaan kecil bahkan nyaris menghentikan usahanya, namun kelesuan tersebut berangsur-angsur dapat diatasi dan pada akhir tahun tersebut keadaan sudah membaik.

Masalah utama yang dihadapi industri kecil selama ini adalah yang bersangkutan dengan modal, bahan baku, mesin peralatan, skill/ ketrampilan dan pemasaran. Segala potensi nasional termasuk organi-sasi, manajemen, keuangan, dan sebagainya terus dikerahkan bukan saja untuk mengembangkan dan memperluas industri kecil, melainkan juga untuk meningkatkan produktivitas serta jangkauan pemasaran. Dalam hubungan ini dapat dicatat bantuan-bantuan fisik dan non- fisik, yang telah diberikan kepada para pengusaha kecil golongan ekonomi lemah agar mereka dapat maju dan berkembang untuk ikut serta memainkan peranan yang lebih besar dalam pembangunan. Jangkauan program bantuan terus meningkat. Hingga kini telah diberikan bantuan kepada ± 500 sentra industri kecil.

Sementara ini telah diusahakan kebijaksanaan

Page 34:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

baru dengan memberikan bantuan/pelayanan secara komprehensif yang diwujudkan dengan pendirian Mini Industrial Estate.

Kini sedang dibangun 12 buah Mini Industrial Estate di 7 pro- pinsi, yaitu:

441

Page 35:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

1. Sumatera Utara, di Medan untuk industri kecil umum;2. Sumatera Barat , di Sungai Puar, Sungai Tenang dan Padang,

masing-masing untuk industri logam, perbengkelan dan industrirotan;

3. Jawa Barat, di Tasikmalaya dan Bandung untuk industri kecil umum, di Indramayu untuk industri kapal rakyat;4. Jawa Tengah, di Tegal untuk industri kecil logam, di Semarang dan Cilacap untuk industri kecil umum;5. D.I. Yogyakarta, di Sleman untuk industri kecil umum;6. Jawa Timur, di Sidoarjo untuk industri kecil umum dan di Magetan untuk industri kecil barang kulit;7. Bali, di Denpasar untuk industri kecil umum.

Dasar pemikiran Mini Industrial Estate adalah untuk memberikan bantuan dan pelayanan secara komprehensif dan terpadu, dengan fasilitas teknis maupun administratip guna membantu para pengusaha kecil dalam menjalankan usahanya. Dengan pelayanan yang terpadu akan dapat diusahakan kecepatan pelayanan dan kesederhanaan pro-sedur sesuai dengan kebutuhan para pengusaha industri kecil. Di camping itu dapat dipertahankan kebersihan lingkungan dan penang -gulangan pencemaran. Kebijaksanaan lingkungan, penyediaan fasilitas serta pembinaan kerjasama usaha akan menciptakan iklim yang baik bagi perkembangan industri kecil.

Dalam hubungan ini sedang dipersiapkan suatu daftar proyek yang dicadangkan khusus untuk industri kecil. Pencadangan ini akan terus ditingkatkan, sesuai dengan perkembangan kemampuan industri kecil itu sendiri. Sementara itu berbagai langkah telah ditempuh untuk memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengusaha industri kecil, seperti kemudahan perizinan melalui penyederhanaan prosedur, kemudahan perkreditan melalui KIK, KMKP, Kredit Kelayakan; Kredit Mini dan Kredit masal, kemudahan dalam pengadaan bahan baku/penolong melalui sistem Bapak Angkat, Pengadaan Bahan (Feeder Point), kemudahan dalam pemasaran di dalam negeri melalui Keppres 14 dan Keppres 14A, kemudahan pemasaran ke luar negeri melalui penyederhanaan prosedur dan kebijaksanaan tarif, bea per-

442

Page 36:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

pajakan. Kerjasama usaha baik secara horizontal dalam bentuk koperasi dan asosiasi maupun secara vertikal dalam sistem bapak angkat terus diusahakan. Bantuan dan pelayanan kepada para pengusaha senantiasa disalurkan melalui koperasi yang ada, hingga pada akhirnya seluruh pengusaha industri kecil akan bergabung dalam koperasi.

Hingga kini jenis-jenis industri kecil yang sudah dibina berjumlah 71 jenis, yang tercakup dalam 5 sektor, yaitu :

sektor pangan 22 jenis (gula, dodol, sagu, kopra, kerupuk, minyak kelapa tapioka, jambu mete, emping melinjo, pengawetan ikan, tahu, tempo, roti, sele pisang, gula siwalen, gaplek chips, gula aren, pala, arak, markisa, dendeng dan garam);

sektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

— sektor kimia dan serat 8 jenis (minyak nilam, kulit manis, daun cengkeh, sereh wangi, kenanga, kertas, grafika dan minyak lawang);

- sektor logam, alat angkutan dan jasa 13 jenis (pandai besi, per -bengkelan, kapal, cor, perak, kompor, kaleng, kuningan, tembaga, aluminium, suku cadang, perunggu dan komponen elektro);

sektor bahan bangunan dan umum 16 jenis (bata, kapur, rotan, bambu, pandan, keramik, marmer, batu aji, kayu, ubin, batako, bagor, karet nyatu, gerobak, kerang dan mutiara).Dalam rangka meningkatkan kemampuan berusaha dan ke-

mampuan berproduksi, sampai dengan tahun pertama Repelita III telah dilakukan bantuan pendidikan dan latihan ketrampilan kepada ± 5000 orang untuk berbagai macam jenis pendidikan dan latihan ketrampilan bagi berbagai jenis industri kecil. Pendidikan dan latihan ketrampilan telah pula diberikan dalam menyiapkan tenaga-tenaga penyuluh di lapangan. Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang telah dan sedang dididik selama tahun pertama dan kedua Repelita III meliputi 900 orang. Tenaga-tenaga ini kemudian ditempat -kan pada sentra-sentra industri kecil yang akan dibina.

443

Page 37:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Di samping pendidikan dan latihan kepada para pengusaha dan Tenaga Penyuluh Lapangan diusahakan pula peningkatan kemampuan bagi Tenaga Pembina. Sampai dengan tahun kedua Repelita III telah dilaksanakan pendidikan dan latihan bagi ± 1.000 orang Aparat Pembina dan Instruktur di daerah.

Untuk dapat memberikan pelayanan teknis kepada para peng- rajin di suatu lingkungan/sentra telah didirikan Pusat-pusat Pelayanan Teknis. Hingga tahun kedua Repelita III telah dibangun 25 buah Pusat Pelayanan Teknis yang mencakup 8 jenis industri yaitu :1. minyak nilam di Daerah Istimewa Aceh (Meulaboh, Tapak Tuan);2. sandang di Sumatera Utara (Pematang Siantar), Sumatra Barat

(Situngkang), DKI Jaya (Cempaka Putih), Jawa Barat (Majalaya)Jawa Tengah (Pekajangan dan Klaten), Jawa Timur (Lamongan),Bali (Denpasar), Sulawesi Selatan (Sinkang);

3. rotan di Sumatra Selatan (Cinta Manis), Jawa Barat (Tegalwangi/ Cirebon), Kalimantan Tengah (Kuala kapuas), Kalimantan Se latan (Amuntai);

4. sepatu/barang kulit di DKI Jakarta (Karet), Jawa Barat (Ciba duyut) dan Jawa Timur (Magetan);

5. keramik di Jawa Barat (Plered);6. penyamakan kulit di Jawa Barat (Garut);7. garam rakyat di Jawa Barat (Bungko Cirebon), Jawa Tengah

(Rembang), Jawa Timur (Tuban) Gresik;8. ukiran kayu di Jawa Tengah (Jepara), Bali (Denpasar).

Selain itu di beberapa daerah telah didirikan Pusat Promosi dan Pemasaran, yaitu di DKI Jakarta Raya, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Usaha-usaha seperti tersebut di atas telah memberikan hasil-hasil yang cukup memuaskan. Dalam hubungan ini dapat dicatat nilai ekspor barang-barang kerajinan industri kecil yang sejak tahun 1973 terns meningkat dari tahun ke tahun. Dalam tahun 1978 nilai ekspor hasil-hasil kerajinan adalah sebesar US $ 65,2 juta, kemudian mening- kat menjadi US $ 106,7 juta pada tahun 1979.

444

Page 38:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);

Perkembangan ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan 15 No- pember 1978 sesuai dengan tujuannya telah berhasil meningkatkan ekspor barang kerajinan dalam tahun 1979 dengan nilai yang cukup tinggi, yaitu sebesar 63,7%, dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 1978. Peningkatan nilai tersebut tidak saja disebabkan bukan saja karena meningkatnya harga, namun juga akibat kenaikan dalam volume serta mutu.

Di samping peningkatan ekspor, usaha-usaha dan kegiatan- kegiatan di bidang industri kecil telah pula melibatkan tenaga kerja yang meningkat jumlahnya setiap tahun. Dalam rangka bantuan Pe-merintah melalui program bimbingan dan pengembangan industri kecil khusus golongan ekonomi lemah jumlah tenaga kerja yang ter- kait dalam 16 sentra industri kecil di Jawa Barat (antara lain tekstil Majalaya, serta sepalu Cibaduyut, sentra rotan Tegalwangi, dan seba -gainya) meningkat dari 68.957 orang pada tahun 1978/79 menjadi 81.923 orang pada tahun 1979/80. Dalam rangka pembinaan non sentra tercatat peningkatan sebesar 17.756 orang dalam tahun 1979/80 atau dari 327.261 orang dalam tahun 1978/79 menjadi 339.582 orang dalam tahun 1979/80.

445

Page 39:  · Web viewsektor sandang 12 jenis (tenun adat, konpeksi, sepatu, pencelupan, penyamakan, sulam indah, batik, tas kerajinan kulit, kap/jok, kopiah, serat nenas dan sutera alam);