Limbah Industri Penyamakan Kulit

40
ANALISIS LIMBAH LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Transcript of Limbah Industri Penyamakan Kulit

Page 1: Limbah Industri Penyamakan Kulit

ANALISIS LIMBAH

LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Page 2: Limbah Industri Penyamakan Kulit

INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau skin) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak kulit.

•Ada 2 jenis penyamakan Penyamakan Nabati Penyamakan Krom

Page 3: Limbah Industri Penyamakan Kulit

Penyamakan Nabati• Menggunakan kulit pohon quebracho atau babul sebagai tanning

agent.• Kolagen dari kulit yang disamak akan membentuk ikatan hidrogen

dengan tanning agent.• Umumnya digunakan untuk memproduksi sol sepatu atau bahan

lain yang keras.

Penyamakan Krom• Menggunakan kromium sebagai tanning agent.• Cr3+ berdifusi kedalam matriks kulit pada pH 3.5 – 4.0 yang

menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi antara kulit dengan Cr3+.

• Umumnya digunakan untuk memproduksi sepatu kulit ataupun jaket kulit untuk industri garmen.

Page 4: Limbah Industri Penyamakan Kulit

Proses Industri Penyamakan Kulit

Ada tiga tahapan pokok :•Pre-tanning operations

Proses Pembersihan (Beam House)

•Tanning operations

Proses Penyamakan (Tanning)

•Post-tanning operations

Proses Penyelesaian Akhir (Finishing)

Page 5: Limbah Industri Penyamakan Kulit
Page 6: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Proses Pembersihan (Beamhouse) merupakan proses penyiapan kulit mentah agar dapat disamak.

• Tujuan utamanya adalah menghilangkan kotoran yang melekat saat proses pengulitan, serta menghilangkan darah, daging serta tulang yang masih tersisa dari kulit mentah.

• Proses pembersihan tersebut meliputi:1. Trimming2. Soaking and Washing3. Fleshing

Liming Magnalitting

Proses Pembersihan (Beamhouse)

Page 7: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Merupakan proses awal penyiapan kulit.

• Kulit mentah dicukur untuk menghilangkan bulu

• Diberi desalter untuk menghilangkan garam yang melekat pada kulit.

• Limbah yang dihasilkan berupa bulu hewan serta garam.

Trimming

Page 8: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Tahap perendaman untuk melemaskan dan melunakkan kulit sehingga mudah disamak. Selain itu dapat pula membersihkan kotoran, darah serta protein terlarut seperti albumin dan globulin.

• Bahan yang digunakan : air, teepol, soda abu (NaOH) serta wetting agent (deterjen) dan bahan pengawet (biosida)

• Limbah yang dihasilkan:Sisa desinfektan (mengandung sodium hipoklorida)Kotoran kulit

Soaking and Washing

Page 9: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Tujuannya adalah menghilangkan epidermis dan bulu, kelenjar keringat, dan lemak, dengan melemaskan bagian bulu hingga ke akarnya sehingga mudah dilepas, serta untuk mengembangkan kulit.

• Bahan yang digunakan dalam proses ini adalah air, Na2S dan kapur.

• Limbah yang dihasilkan pada proses ini antara lain rambut serta sisa kapur (Ca(OH)2) dan sulfida.

Fleshing

Liming

Page 10: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Pada proses ini, kulit dibelah dengan mesin untuk mendapatkan kulit yang bagus, umumnya bagian atas atau bagian luar dari kulit yang terbebas dari lemak. Kulit hasil dari proses ini umumnya disebut pelts.

• Proses pembelahan kulit tersebut menggunakan mesin pembelah (Magnalitting Machine).

• Limbah yang dihasilkan berupa lapisan bawah kulit.

Fleshing

Magnalitting

Page 11: Limbah Industri Penyamakan Kulit

Dalam proses penyamakan, tanning agent yang digunakan adalah krom dan penyamak nabati. Agar kulit dapat bereaksi dengan tanning agent, diperlukan kondisi khusus sehingga sebelum diberi tanning agent, dilakukan proses deliming, bating dan pickling pada kulit (pelts).

Proses Penyamakan (Tanning)

Page 12: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Proses UtamaDeliming and BatingPicklingTanningWringingSplittingShaving• Proses LanjutRetanningBleaching and ColouringFat LiquoringDrying

Tahapan Proses Penyamakan

Page 13: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Proses ini bertujuan untuk membuang kapur serta minyak dan lemak. Kulit yang mengandung kapur tersebut bersifat basa sehingga tidak sesuai dengan kondisi reaksi dengan tanning agent.

• Adanya kapur pada kulit menyebabkan :• Pada penyamakan nabati akan mengakibatkan kulit

mudah pecah akibat terbentuknya kalsium tannat.• Pada penyamakan krom, kapur akan bereaksi dengan

krom membentuk Cr(OH)3 yang merugikan karena bahan baku krom akan cepat habis.

Deliming and Bating

Page 14: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Pembuangan kapur dilakukan dengan menambahkan NH4Cl.

• Selain itu pada proses ini ditambahkan degreasing agent untuk membuang minyak dari kulit (pelts) dan juga ditambahkan bating enzyme untuk membuang lemak yang menempel pada kulit (pelts).

• Limbah yang dihasilkan dari proses ini adalah amonia dan minyak serta lemak.

Page 15: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Proses ini bertujuan untuk mengasamkan kulit agar sesuai dengan kondisi reaksi optimum dengan tanning agent. Sehingga akan dihasilkan kulit (leather) dengan kualitas yang bagus.

• Garam (umumnya NaCl) 10%, asam sulfat 1% serta asam format 0,5% ditambahkan pada air rendaman.

• Penyiapan kulit (pelts) untuk bahan penyamakan nabati, pH campuran berkisar antara 3.0-3.5.

• Penyiapan kulit (pelts) untuk bahan penyamakan krom, pH campuran berkisar antara 2.8-3.2.

Pickling

Page 16: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Penyamakan dilakukan pada kulit (pelts) yang telah melalui proses pickling dan setengah kering, dimasukkan dalam sebuah wadah berisi campuran tanning agent.

• Tanning agent yang digunakan dalam penyamakan krom adalah kromium sulfat (8% w/w). Natrium bikarbonat (1% w/w) and natrium format (1% w/w) digunakan untuk menjaga pH campuran berkisar antara 3.8 - 4.0.

• Pada proses ini dapat pula ditambahkan bahan pengawet (0,1%) agar kulit (leather) yang dihasilkan tahan jamur dan lebih kuat.

• Kulit (pelts) yang telah tersamak dengan krom sering disebut wet blues.

Tanning (Chrome Tanning)

Page 17: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Kulit yang telah tersamak (wet blues) kemudian diperas dengan mesin ataupun tangan untuk menghilangkan sebagian besar airnya.

Shaving• Kulit (wet blues) kemudian diiris dengan mesin

untuk mendapatkan kulit yang rata dan memiliki ketebalan yang sama. Ketebalan kulit yang diperoleh akan digunakan sebagai acuan dalam penggunaan air dan bahan kimia pada proses selanjutnya.

Wringing

Page 18: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Kulit (wet blues) selanjutnya dicuci dengan air (200%) dan di-tanning kembali dengan kadar krom yang lebih rendah yakni kromium sulfat (5% w/w). Natrium bikarbonat (1% w/w) and natrium format (1% w/w) tetap digunakan untuk menjaga pH campuran berkisar antara 3.8 - 4.0 sehingga proses retanning berlangsung dengan baik.

Retanning

Page 19: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Bleaching‒ Proses bleaching bertujuan untuk menghilangkan

noda besi dari mesin serta membuang kelebihan asam sehingga menurunkan pH kulit (wet blues) yang menyebabkan warna kulit memudar, serta memudahkan proses pewarnaan kulit.

‒ Dilakukan dengan menambahkan NaHCO3 dan kalsium hipoklorit serta asam asam organik

Bleaching and Colouring

Page 20: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Colouring (Dyeing)‒ Sebelum diberi zat pewarna, kulit (wet blues) dicuci

dengan air panas terlebih dahulu agar lebih mempermudah pewarnaannya.

‒ Memberi warna dasar agar kulit (wet blues) tidak mudah pecah.

‒ Bahan yang digunakan adalah air (200%) bersuhu ± 60oC serta pewarna yang diinginkan (4%). Selanjutnya kulit (wet blues) dicelupkan dalam campuran tersebut.

‒ Asam formiat terkadang digunakan agar hasil pewarnaan lebih baik.

Page 21: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Tujuan proses perminyakan adalah :− Menjadikan kulit lentur dan tahan tarik.− Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan

yang lain.− Membuat kulit tahan air.

• Bahan yang digunakan: air, cairan lemak atau minyak (12%), dan dapat ditambahkan anti jamur.

Fat Liquoring

Page 22: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Proses ini dapat dilakukan dengan mesin maupun dengan penjemuran biasa.

• Bertujuan untuk mengeringkan kulit sebelum diolah pada proses finishing.

• Sebelum drying umumnya kulit dibilas dengan air terlebih dahulu.

• Setelah kering, kulit (leather) akan diolah dalam proses finishing

Drying

Page 23: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Dalam finishing, tujuan utamanya adalah memperindah tampilan kulit jadi (leather).

• Langkah-langkah akhir penyamakan kulit tersebut adalah proses kering, dalam artian pada proses ini tidak dihasilkan limbah cair.

• Umumnya yang dilakukan pada proses finishing antara lain:‒ Staking and dry milling‒ Buffing‒ Finishing and

Finishing

Page 24: Limbah Industri Penyamakan Kulit

Staking and dry milling• Staking

‒ Pada tahap ini, kulit yang telah jadi (leather) diregangkan untuk menarik kulit hingga mendekati batas kemulurannya.

• Dry milling‒ Pada tahap ini, kulit yang telah jadi (leather) ditekan

dengan mesin agar permukaan kulit (leather) menjadi lebih halus dan rata.

Page 25: Limbah Industri Penyamakan Kulit

• Pada tahap ini, kulit (leather) diberi zat pengkilap yang bertujuan untuk mengkilapkan warna kulit (leather) serta menutup cacat pada kulit (warna cat dasar yang tidak rata).

Finishing And• Pada tahap ini, kulit (leather) diperlakukan sesuai

keinginan produsen untuk mempercantik produk mereka serta meningkatkan kualitas kulit (leather) yang dihasilkan.

Buffing

Page 26: Limbah Industri Penyamakan Kulit

KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT 1

Page 27: Limbah Industri Penyamakan Kulit

pH•Ditentukan dengan menggunakan portable TM2 pH-meter.

COD dan BOD Deterjen•Tingginya kadar COD dan BOD antara lain disebabkan pemakaian deterjen dalam proses produksi

•Parameter yang diuji berupa BOD dan COD

•BOD ditentukan dengan metode 5-day BOD test dengan alat pengukur manometrik Oxitop IS12

•COD ditentukan dengan closed reflux digestion dan metode titrimetri (APHA, 1995)

BENTUK SPESI BAHAN PENCEMAR

Page 28: Limbah Industri Penyamakan Kulit

PadatanSeluruh kadar padatan seperti TSS, TDS, dan SS diukur dengan 0.45 micrometer filter sesuai Standard Methods (APHA, 1995)

Nitrogen• Bentuk spesi: Ammonia dan TKN

• Ion ammonium ditentukan dengan spektrofotometri sesuai Standard Methods (APHA 1995).

• Kadar TKN ditentukan dengan metode Dohrman-Rosemat analyzer, DN1900

Page 29: Limbah Industri Penyamakan Kulit

Sulfat• Bentuk spesi: ion sulfat

• Ditentukan dengan metode kromatografi ion

Sulfida• Bentuk spesi: ion sulfida

• Sulfida ditentukan dengan metode iodin titrimetri setelah didestilasi dalam medium asam sulfat dengan adanya gas nitrogen.

Page 30: Limbah Industri Penyamakan Kulit

Krom• Bentuk spesi: Cr3+ dan Cr6+

• Dianalisis menggunakan teknik AAS sesuai Standard Methods (APHA, 1995)

Klorida• Bentuk spesi: ion clorida

• Dianalisis menggunakan metode kromatografi penukar ion.

Page 31: Limbah Industri Penyamakan Kulit

2

Page 32: Limbah Industri Penyamakan Kulit

1. Harga pH 7.3-10

2. Harga pH 7.7-7.9

Berdasarkan data tersebut pH limbah cair berkisar antara 7-10. Hal tersebut disebabkan karena terdapat proses netralisasi dan penambahan basa pada proses bleaching.

pH

Page 33: Limbah Industri Penyamakan Kulit

1. BOD 840-18620

2. BOD 1746

Berdasarkan kedua data, dengan perlakuan yang berbeda menunjukkan bahwa limbah memiliki kadar BOD yang tinggi. Hal ini disebabkan pada proses tanning, banyak digunakan bahan bahan organik, seperti pada proses soaking dan liming.

BOD

Page 34: Limbah Industri Penyamakan Kulit

1. COD 1320-54000

2. COD 6240

Berdasarkan data, dengan perlakuan yang berbeda menunjukkan bahwa limbah memiliki kadar COD yang tinggi. Hal ini disebabkan pada proses tanning, banyak digunakan bahan bahan organik, seperti pada proses soaking dan liming.

COD

Page 35: Limbah Industri Penyamakan Kulit

1. SS 220-1610

2. SS 1150

Senyawa yang menentukan harga SS adalah protein, garam anorganik, dan suspensi kapur.

Suspended Solids

Page 36: Limbah Industri Penyamakan Kulit

1. Total K. Nitrogen 236 – 358

2. Total K. Nitrogen 168

Kadar nitrogen dalam limbah dihasilkan dari protein yang terkandung dalam kulit.

Nitrogen (TKN)

Page 37: Limbah Industri Penyamakan Kulit

1. Sulfat 800-6480

2. Sulfat 1814-3146

Sulfat pada limbah diperoleh dari proses-proses yang melibatkan penambahan asam sulfat dan garam sulfat. Proses-proses tersebut adalah: Pickling, Chrome tanning, dan Retanning.

Sulfat

Page 38: Limbah Industri Penyamakan Kulit

1. Sulfida 800-6480

2. Sulfida 232

Sulfida pada limbah diperoleh sebagai ion sulfida yang bersumber dari proses liming yaitu pada penambahan garam sulfida. Kadar sulfida pada tabel 2 lebih rendah daripada tabel 1 karena sampel yang dianalisis merupakan sampel yang mengalami pengolahan.

Sulfida

Page 39: Limbah Industri Penyamakan Kulit

1. Kromium 41-133

2. Kromium 13.3

Kromium ini diperoleh dari proses industri yang melibatkan penambahan garam kromium yaitu, proses Chrome tanning dan proses Retanning. Kadar kromium pada tabel 2 lebih rendah daripada tabel 1 karena sampel yang dianalisis merupakan sampel yang mengalami pengolahan.

Kromium

Page 40: Limbah Industri Penyamakan Kulit