Prolaps Rektum.doc
-
Upload
elfha-monita -
Category
Documents
-
view
248 -
download
0
Transcript of Prolaps Rektum.doc
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 1/20
REFERAT
PROLAPSUS REKTUM
2.1 Definisi
Prolaps rektum adalah keluarnya mukosa maupun seluruh tebal dinding
rektum melewati anus. Apabila yang keluar tersebut terdiri dari semua lapisan
dinding rektum, prolaps ini disebut prosidensia.
2.2 Anatomi
Kanalis ani berasal dari invaginasi ektoderm, sedang rektum berasal dari
entoderm. Karena perbedaan asal ini, maka terdapat perbedaan pula pada epitel
pelapisnya, vaskularisasinya, inervasi, dan drainase limfatiknya.
Lumen rektum dilapisi mukosa granduler usus sedangkan kanalis ani
dilapisi epitel skuamosa stratifikatum lanjutan kulit luar. Daerah batas antara
rektum dan kanalis ani disebut Anorectal Junction ditandai oleh linea
pectinea/linea dentata yang terdiri dari sel-sel transisional. Dari linea ini ke arahrektum ada kolumna rektalis (Morgagni), dengan diantaranya terdapat sinus
rektalis yang berakhir di kaudal sebagai vulva rektalis. Setinggi linea dentata ini
ada crypta dan muara anal.
Pada kanalis ani kira-kira 4 cm yang dibedakan menjadi anatomical anal
canal mulai anal verge sampai ke linea dentata dan surgical anal canal untuk
kepentingan klinis yang dimulai dari analverge samai cincin anorektal yang
merupakan batas paling bawah dari otot puborektalis yang dapat diraba pada
waktu pemeriksaan rektal touche.
Dasar panggul dibentuk oleh otot levator ani yang dibentuk oleh otot-otot
pubococcygeus, ileococygeus dan puborektalis. Otot-otot yang berfungsi
mengatur mekanisme kontinensia adalah muskulus puborektalis, sfingter ani
eksternus (otot lurik), dan sfingter ani internus (otot polos). Batas antara sfingter
ani eksternus dan internus disebut garis Hilton. Otot yang memegang peranan
1
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 2/20
terpenting dalam mengatur kontinensia adalah otot-otot puborektalis. Bila
m.puborektalis tersebut terputus, dapat mengakibatkan terjadinya inkontinensia.
Gambar 1. Anatomi Rektum
Muskulus puborektalis yang merupakan bagian m.levator ani membentuk
jerat yang melingkari rektum sehingga berfungsi sebagai penyangga. Rektum juga
ditopang oleh fascia pelvis parietalis (fascia Waldeyer), ligamentum laterale
kanan dan kiri yang ditembus oleh arteri atau vena hemorrhoidales media dan
mesorektum.Ligamentum dan mesorektum memfiksasi rektum ke permukaan
anterior sakrum.
Batas-batas kanalis ani, ke kranial berbatasan dengan rektum disebut
cincin anorektal, ke kaudal dengan permukaan kulit disebut garis anorektal, ke
lateral dengan fossa ischiorectalis, ke posterior dengan os koksigeus, ke anterior
pada laki-laki dengan sentral perineum, bulbus uretra dan batas posterior
2
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 3/20
diafragma urogenital (ligamentum triangulare). Sedang pada wanita korpus
perineal, diafragma urogenitalis dan bagian paling bawah dari dinding vagina
posterior. Cincin anorektal dibentuk oleh m.puborektalis yang merupakan bagian
serabut m.levator ani mengelilingi bagian bawah anus bersama m.sfingter ani
eksterna.
Vaskularisasi kanal anal berasal dari arteri hemorrhoidalis superior cabang
dari arteri mesenterika inferior, arteri hemorrhoidalis media cabang dari arteri
iliaca eksterna, dan arteri hemorrhoidalis inferior cabang dari arteri pudenda.
Aliran vena di atas anorektal junction melalui sistem porta sedangkan
kanalis ani langsung ke vena cava inferior. Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf
somatik sehingga sangat sensitif terhadap rasa sakit, sedangkan rektum diatur oleh
saraf simpatis dari pleksus mesenterika inferior dan nervus presakralis
(hipogastrika) yang berasal dari L2,3,4 dan parasimpatis dari S2,3,4.
Gambar 2. Prolaps Rektum3
2.3 Epidemiologi
Insiden prolaps rektum pada pria lebih rendah daripada wanita dengan
perbandingan 1: 6. Dimana kejadian pada wanita terdiri dari 80-90% dari total
kasus. Berbeda dari wanita, kejadian prolaps rektum pada pria tidak meningkat
seiring dengan usia dan tetap konstan sepanjang hidup.
3
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 4/20
Meskipun dapat terjadi pada segala usia, insiden puncak diamati pada usia
dekade keempat dan ketujuh kehidupan. Pada anak-anak biasanya terjadi pada
usia di bawah 3 tahun, dengan puncak insidens pada tahun pertama kehidupan.
Pada populasi anak kejadian prolaps rektum merata antara laki-laki dan
perempuan.
2.4 Etiologi
Beberapa faktor yang diperkirakan berperan sebagai etiologi terjadinya prolaps
rektum antara lain:
1. Peningkatan tekanan intra abdomen seperti yang terjadi pada kostipasi,
diare, BPH, PPOK, pertusis;
2. Gangguan pada dasar pelvis;
3. Infeksi parasit seperti amubiasis, scistosomiasis;
4. Struktur anatomi, seperti kelemahan otot penyangga rektum, redundan
rektosigmoid
5. Kelainan neurologis akibat trauma pelvis, sindrom cauda ekuina, tumor
spinal, multipel sklerosis.
2.5 Patofisisologi
Patofisiologi prolaps rektum tidak sepenuhnya dipahami. Namun terdapat
2 teori utama yang menjadi dasar mekanisme terjadinya prolaps rektum. Teori
pertama mengatakan bahwa prolaps rektum merupakan pergeseran hernia akibat
defek pada fasia panggul. Teori kedua menyatakan bahwa prolaps rektum dimulai
sebagai intususepsi internal yang melingkar dari rektum mulai 6-8 cm proksimalambang anal. Seiring dengan waktu peregangan ini berkembang menjadi prolaps
dari seluruh tebal dinding rektum, meskipun tahap ini tidak selalu dilampaui oleh
setiap pasien.
Patofisiologi dan etiologi prolaps mukosa kemungkinan besar berbeda
dengan prolaps seluruh tebal dinding rektum dan intususepsi internal. Prolaps
mukosa terjadi ketika jaringan ikat pada mukosa dubur melonggar dan tertarik,
4
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 5/20
sehingga memungkinkan jaringan prolaps melalui anus. Hal ini sering terjadi
sebagai kelanjutan dari penyakit hemoroid yang lama dan mengalami hal serupa.
Seringkali, prolaps dimulai dengan prolaps internal dinding rektum
anterior dan berkembang menjadi prolaps seluruh tebal dinding rektum.
2.6 Gejala dan tanda
Pasien dengan prolaps rektum mengeluhkan adanya massa yang menonjol
melalui anus. Awalnya, massa menonjol dari anus setelah buang air besar dan
biasanya tertarik kembali ketika pasien berdiri. Seiring proses penyakit
berlangsung, massa menonjol lebih sering, terutama ketika mengedan dan
manuver Valsava seperti bersin atau batuk. Akhirnya, prolaps terjadi saat
melakukan kegiatan rutin sehari-hari seperti berjalan dan dapat berkembang
menjadi prolaps kontinu.
Seiring perkembangan penyakit, rektum tidak lagi tertarik spontan, dan
pasien mungkin harus secara manual mengembalikannya. Kondisi ini kemudian
dapat berkembang ke titik di mana prolaps terjadi segera setelah dikembalikan ke
posisinya dan prolaps kontinu. Terkadang rektum menjadi terjepit dan pasien
tidak dapat mengembalikan rektum.
Keluhan nyeri bervariasi. Sepuluh sampai 25% dari pasien juga
mengalami prolaps rahim atau kandung kemih, dan 35% mungkin mengalami
sistokel terkait. Konstipasi terjadi pada 15-65% kasus. Dapat juga terjadi
perdarahan rektum. Selain massa menonjol dari anus, pasien sering melaporkan
buang air besar yang tidak dapat ditahan (inkntinensia alvi) pada sekitar 28-88%
pasien. Inkontinensia terjadi karena 2 alasan. Pertama, anus melebar danmembentang oleh rektum menonjol, mengganggu fungsi sfingter anal. Kedua,
mukosa rektum yang berhubungan dengan lingkungan dan terus-menerus
mengeluarkan lendir, sehingga membuat pasien merasa basah dan inkontinensia.
Mengetahui riwayat inkontinensia, konstipasi, atau keduanya penting karena
berperan dalam menentukan prosedur bedah yang tepat.
5
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 6/20
2.7 Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda fisik dari prolaps rektum adalah sebagai berikut:
• Penonjolan mukosa rektum
• Penebalan konsentris cincin mukosa
• Terlihat adanya sulkus antara lubang anus dan rektum
• Ulkus rektum soliter (10-25%)
• Penurunan tonus sfingter anal
Prolaps rektum adalah diagnosis klinis dan harus ditegakkan saat pasien
datang berobat. Pasien diminta untuk duduk di toilet ataupun berbaring miring
dan mengedan, lalu periksa adanya prolaps rektum. Jika tidak prolaps hanya
dengan mengedan, pemberian enema fosfat biasanya menimbulkan prolaps.
Pada anak-anak, gliserin supositoria dapat digunakan sebagai pengganti.
Massa yang menonjol harus menunjukkan cincin konsentris dari mukosa.
Dalam kasus prolaps kecil, kadang-kadang sulit untuk membedakan antara
prolaps mukosa dan prolaps seluruh tebal mukosa. Prolaps mukosa biasanya
menunjukkan lipatan radial bukan berupa cincin konsentris. Jika keduanya
tidak dapat dibedakan secara klinis, pemeriksaan dapat dibantu dengan
defecogram dalam membedakan ini 2 kondisi. Defecogram adalah tidak
diperlukan pada prolaps rektum yang jelas.
2.8 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan prolaps rektum bersifat
tidak spesifik dan bermanfaat jika pasien memiliki preferensi usia dan
komorbiditas. Tidak ada pemeriksaan lab khusus yang membantu dalam
evaluasi prolaps rektum itu sendiri. Pertimbangkan pemeriksaan feses dan
kultur agen infeksius, khususnya pada pasien anak.
Pemeriksaan imaging
1. Barium Enema dan Kolonoskopi
6
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 7/20
Sebelum memulai pengobatan bedah prolaps rektum, penting untuk
mengevaluasi seluruh usus besar untuk mengecualikan setiap lesi kolon
lainnya yang harus ditangani secara simultan. Kehadiran lesi tersebut
dapat mempengaruhi pilihan prosedur yang akan dilakukan. Evaluasi
usus besar dapat dicapai dengan cara kolonoskopi atau enema barium.
Barium enema adalah indikator yang lebih baik dari redundansi dari
usus besar.
2. Video Defekografi
Defecography Video digunakan untuk membantu prolaps dokumen
internal atau untuk membedakan prolaps rektum dari prolaps mukosa jika
tidak jelas secara klinis. Hal ini tidak diperlukan untuk prolaps full-
thickness dubur secara klinis didiagnosis. Defecography dapat
mengungkapkan intususepsi dari usus proksimal atau obstruksi panggul.
Radiopak materi (biasanya pasta barium) yang ditanamkan ke dalam
rektum, dan pasien diminta untuk buang air besar di toilet radiolusen.
Spot film dan rekaman video yang dibuat dan dapat digunakan untuk
menentukan apakah intussuscepts rektum pada buang air besar.
3. Rigid Proctosigmoidoscopy
Proctosigmoidoscopy kaku harus dilakukan untuk menilai rektum untuk
lesi tambahan, terutama ulkus rektal soliter. Borok hadir di sekitar 10-
25% dari pasien dengan prolaps baik internal maupun full-thickness. Jika
ulserasi hadir, daerah muncul sebagai ulkus tunggal atau sebagai borok
beberapa di dinding rektum anterior. Tepi sering menumpuk, dan daerah
dapat berdarah.
Biopsi harus dilakukan untuk memastikan diagnosis dan untuk
mengecualikan patologi lainnya. Ulkus rektal soliter biasanya dapat
diidentifikasi oleh ahli patologi yang berpengalaman. Rektum prolaps
mungkin ulserasi mukosa tetapi sebaliknya histologis normal.
7
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 8/20
Tes lainnya
Anal-rektal manometri kadang-kadang digunakan untuk mengevaluasi otot
sfingter anal. Di hampir semua pasien, hasil menunjukkan penurunan tekanan
beristirahat di sfingter internal dan tidak adanya refleks penghambatan
anorektal. Arti penting dari hasil ini tidak jelas, dan kebanyakan ahli bedah
tidak menggunakan tes ini.
Penelitian penanda Sitz kadang-kadang digunakan untuk mengukur
perjalanan kolon pada pasien dengan konstipasi dan prolaps rektum untuk
membantu menentukan kebutuhan untuk reseksi kolon.
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Medikamentosa
Meskipun tidak ada pengobatan medikamentosa untuk prolaps rektum,
prolaps internal dapat diterapi terlebih dahulu dengan agen bulking, pelunak
tinja, dan supositoria atau enema.
2.9.2 Non-medikamentosa
Pada permulaan, saat prolaps masih kecil, penderita diberi diet berserat
untuk memperlancar defekasi. Kadang dianjurkan latihan otot dasar panggul.
Pasien diinstruksikan untuk merangsang buang air besar di pagi hari dan
menghindari dorongan untuk buang air saat sisa hari karena rasa penuh yang
mereka rasakan sebenarnya adalah intususepsi rektum proksimal ke arah distalrektum. Dengan waktu, dorongan untuk buang air besar akan berkurang begitu
juga dengan intususepsi.
2.9.3 Pembedahan
Bila prolaps semakin besar dan makin sukar untuk melakukan reposisi,
akibat adanya udem, sehinga makin besar dan sama sekali tidak dapat
dimasukkan lagi karena rangsangan dan bendungan mukus serta keluarnya
8
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 9/20
darah. Dimana sfingter ani menjadi longgar dan hipotonik sehingga terjadi
inkontinensia alvi, penanganan prolaps rektum dilakukan melalui pembedahan.
Kontraindikasi terhadap koreksi bedah prolaps rektum didasarkan pada
komorbiditas pasien dan kemampuannya untuk mentoleransi pembedahan.
Terdapat dua jenis operasi untuk prolaps rektum: abdominal dan perineum.
Prosedur abdominal memiliki tingkat kekambuhan lebih rendah dan menjaga
kapasitas penyimpanan rektum tetapi mempunyai risiko lebih dan memiliki
insiden konstipasi yang lebih tinggi pasca operasi. Prosedur perineum tidak
berisiko terjadinya anastomosis namun mengurangi rektum, sehingga kapasitas
penyimpanan rektum, namun memiliki angka kekambuhan lebih tinggi. Prosedur
abdominal umumnya lebih disukai dalam pasien aktif yang berisiko rendah yaitu
usia di bawah 50 dan pada mereka yang memerlukan prosedur abdomial lain
secara bersamaan.
Pembedahan mana yang terbaik masih menjadi kontroversi karena masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pendekatan
laparoskopi untuk memperbaiki prolaps rektum telah menjadi semakin populer.
Pendekatan ini telah mengintensifkan kontroversi karena terdapat penurunan
angka morbiditas dari untuk prolaps rektum pada kandidat yang tepat. Hasil
jangka panjang dari pendekatan laparoskopi masih diteliti. Inkarserasi prolaps
rektum jarang terjadi.
Terlepas dari jenis prosedur yang direncanakan, persiapan usus penuh
mekanik dan antibiotik harus dilakukan sebelum operasi. Antibiotik intravena
(IV) harus selalu diberikan sebelum operasi jika suatu bahan asing akan
ditanamkan, administrasi pascaoperasi antibiotik juga dapat dipertimbangkan.
2.9.3.1 Prosedur Bedah Abdominal
Sebagaimana telah disebutkan di atas, perbaikan abdominal biasanya
dilakukan pada pasien yang lebih muda, sehat dengan yang harapan hidup
lebih panjang. Untuk pasien ini, prosedur dengan tingkat kekambuhan lebih
rendah namun dengan morbiditas yang lebih tinggi.
Prosedur abdominal pada pasien dengan intususepsi parah atau prolaps
rektum dengan fungsi sfingter normal berupa reseksi sigmoid dengan atau
9
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 10/20
tanpa rectopexy dan rectopexy saja. Kedua operasi, baik rectopexy atau reseksi
membutuhkan mobilisasi lengkap dari seluruh rektum ke lantai panggul untuk
menghindari intususepsi distal.
Rectopexy bertujuan untuk mengamankan rektum ke cekungan sakral.
Ini dapat dilakukan dengan jahitan atau bahan prostetik seperti polypropylene
mesh (Marlex), Gore-tex, atau asam polyglycolic atau mesh polyglactin
(Dexon atau Vicryl). Banyak penelitian telah menunjukkan tingkat komplikasi
yang lebih tinggi dengan bahan prostetik, tingkat kontinensia lebih rendah, dan
tidak ada perbedaan dalam angka kekambuhan, menjadikan suture rectopexy
lebih dianjurkan. Suture rectopexy dilakukan dengan jahitan tak diserap,
menempelkan rektum ke cekungan sakral. Jahitan ditempatkan melalui ligamen
lateral atau melalui propria muskularis dari rektum.
Prosedur bedah rectopexy laparoskopi bedah telah dikembangkan dan
memiliki hasil sebaik prosedur abdominal terbuka dan berhubungan dengan
lama waktu rawat inap lebih pendek dan kenyamanan pasien yang lebih besar.
• Anterior reseksi
Pasien dengan prolaps rektum dan konstipasi sering memiliki usus
berlebihan, dan beberapa ahli bedah percaya bahwa melalui reseksi ini
konstipasi membaik dan mengurangi kambuhnya prolaps rektum. Dalam
reseksi anterior untuk prolaps rektum, rektum yang dimobilisasi untuk
tingkat ligamen lateral, dan usus berlebihan (sigmoid) direseksi. Usus besar
kiri kemudian dibuatkan anastomosis ke atas rektum. Anastomosis ini
dilakukan tanpa kelemahan pada kolon sehingga rektum tetap pada
posisinya dan tidak terjadi prolaps lagi. Saat ini, ahli bedah kolorektal
sedikit melakukan prosedur ini, karena tidak berpikir untuk mengatasi
kelainan anatomi seperti fiksasi rektum yang lemah.
• Marlex rectopexy
Dalam rectopexy Marlex atau disebut juga prosedur Ripstein, seluruh
bagian rektum dimobilisasi ke tulang ekor posterior, bagian lateral ligamen
lateralis, dan bagian anterior dari cul-de-sac anterior. Bahan yang tak
10
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 11/20
terserap, seperti Marlex mesh atau spons Ivalon, difiksasi pada fasia
presakral. Rektum kemudian ditempatkan dalam keadaan tegang, dan
material sebagian melilit rektum untuk tetap dalam posisinya. Untuk
mencegah obstruksi melingkar, dinding anterior rektum tidak tercakup
dengan spons atau mesh. Refleksi peritoneal kemudian tertutup untuk
menutupi benda asing. Mesh Marlex atau spons menyebabkan reaksi
inflamasi yang intens terbentuk jaringan parut dan memfiksasi rektum pada
posisinya. Prosedur ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki
konstipasi signifikan atau kolon sigmoid yang sangat berlebihan, karena
gejala cenderung memburuk. Jika rektum yang sengaja masuk selama
mobilisasi, bahan asing tidak boleh ditanamkan, karena risiko infeksi.
Sementara laju erosi Marlex ke dalam rektum rendah, manajemen sangat
sulit, dan, untuk alasan ini, banyak ahli bedah lebih memilih reseksi dengan
suture rectopexy untuk fiksasi Marlex.
Gambar 3. Marlex Rectopexy
• Suture rectopexy
11
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 12/20
Suture rectopexy pada dasarnya sama dengan Marlex rectopexy, kecuali
bahwa rektum difiksasi ke fasia presakral dengan bahan jahitan bukan
dengan mesh atau spons Ivalon.
• Reseksi rectopexy
Sebuah reseksi dengan rectopexy disebut juga prosedur Frykman-
Goldberg merupakan kombinasi dari reseksi anterior dan rectopexy
Marlex, yang merupakan pilihan yang baik bagi pasien dengan konstipasi
yang signifikan. Rektum benar-benar dimobilisasi ke tulang ekor posterior,
pada ligamen lateral yang lateral, dan ke cul-de-sac anterior.
Gambar 4. Fiksasi Mesh pada Promontorium Sakrum.
Kolon sigmoid yang berlebihan kemudian direseksi, dan usus sisanyadibuatkan anastomosis ke atas rektum. Ligamen lateral (atau fasia rektum)
kemudian dijahit ke fasia presakral dengan rektum dibuat menjadi tegang,
yang menjaga rektum pada posisinya dan mencegah kembalinya prolaps
rektum. Rectopexy ini dicapai dengan jahitan bukan mesh nonabsorbable
karena usus dibuka untuk anastomosis dan mesh dapat menjadi
terkontaminasi.
12
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 13/20
Gambar 5. Fiksasi Mesh pada Dinding Rektal.
2.9.3.2 Prosedur Bedah Perineum
Prosedur perineum memiliki tingkat kekambuhan lebih tinggi tetapi
morbiditas yang lebih rendah dan sering dilakukan pada orang tua atau pada
pasien dengan kontraindikasi anestesi umum.
• Anal Encirclement
Pada prosedur anal encirclement , sebuah band nonabsorbable ditempatkan
subkutan di sekitar anus. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menjaga
rektum dari prolaps dengan membatasi ukuran lumen anus. Meskipun
prosedur awalnya menggunakan kabel, sekarang dipergunakan bahan lain
seperti, Silastic Tube dan bahan jahit tak terserap sebagai gantinya. Anal
encirclement efektif dalam mencegah mekanis rektum dari prolaps, tetapi
tidak mengobati gangguan yang mendasarinya.
Komplikasi dari prosedur ini meliputi obstruksi dengan impaksi tinja dan
erosi dari kawat dengan infeksi. Anal encirclement tidak lagi umum
dilakukan, biasanya hanya disediakan untuk pasien yang paling lemah dan
untuk pasien dengan risiko bedah tertinggi, di antaranya dengan tujuan
paliatif. Anal encirclement membawa risiko impaksi tinja yang sangat
tinggi.
13
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 14/20
• Reseksi Delorme
Dalam reseksi Delorme mukosa, sayatan melingkar dibuat melalui mukosa prolaps rektum dekat garis dentate, dengan elektrokauter tersebut, mukosa
tersebut dilucuti dari anus ke puncak prolaps dan dipotong. Otot prolaps
gundul kemudian lipit dengan jahitan dan reefed up seperti akordion, dan
ujung-ujungnya transeksi dari mukosa dijahit bersama-sama. Prosedur ini
sering digunakan untuk prolapses kecil tetapi juga dapat digunakan untuk
yang besar.
Gambar 6. Prosedur Delorme.3
• Altemeier Perineum Rectosigmoidectomy
Dalam prosedur rectosigmoidectomy Altemeier perineal, sayatan tebal
penuh melingkar dibuat dalam rektum prolaps sekitar 1-2 cm dari garis
dentate. Mesenterium usus prolaps diligasi sedikit demi sedikit sampai
tidak ada usus berlebihan lagi yang dapat ditarik ke bawah. Usus transeksi
dan baik dijahit tangan ke lubang anus distal atau dijepit dengan stapler
melingkar. Sebelum anastomosis, beberapa ahli bedah uji coba penerapan
otot levator ani anterior, yang dapat membantu meningkatkan kontinensia.
14
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 15/20
Gambar 7. Prosedur Alteimer.
• Reseksi Stapled Perineum Prolaps
Prosedur ini dilakukan dengan menarik keluar prolaps sepenuhnya pada
pukul 3 dan 9, dalam posisi litotomi, memotong dengan arah aksial
terbuka dengan stapler linear. Reseksi dilakukan dengan stapler Transtar
Contour melengkung.
15
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 16/20
Gambar 8. Reseksi Stapled Perineum Prolaps.
Setelah prosedur abdominal untuk prolaps rektum, pasien biasanya
mengalami nyeri dan ileus insisional. Cairan IV dipertahankan sampai cairan
yang dimulai dengan kembalinya fungsi usus atau sebelumnya, tergantung
pada apakah suatu anastomosis telah dilakukan. Sebagai meningkatkan fungsi
usus, diet dapat maju. Pasien dengan anastomosis yang diselenggarakan pada
diet rendah serat selama 2-3 minggu dan kemudian mulai pada suplemen
serat untuk membantu mencegah kembalinya konstipasi dan mengejan.
Pasien tanpa anastomosis yang dapat dimulai pada diet tinggi serat cepat.
Sebuah kateter Foley ditempatkan perioperatif dan dibiarkan di tempat
selama beberapa hari karena diseksi rektum dapat menghambat fungsikandung kemih. Lama waktu rawat inap di rumah sakit rata-rata 3-7 hari dan
biasanya tergantung pada kembalinya fungsi usus dan pengendalian rasa sakit
insisional.
Pasien yang telah menjalani prosedur perineum melakukannya dengan
baik pasca operasi, dengan rasa sakit yang minimal dan tinggal di rumah sakit
singkat. Awalnya, mereka menerima apa-apa melalui mulut selama kurang
lebih 12-24 jam. Setelah periode ini, cairan yang dilembagakan, dan pasien
16
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 17/20
dengan cepat maju ke diet biasa. Fungsi usus kembali dengan cepat karena
tidak ada sayatan abdominal, dan pasien sering dapat habis 24-72 jam setelah
prosedur.
2.10 Komplikasi
Komplikasi serius setelah operasi prolaps rektum meliputi infeksi,
perdarahan, perlukaan usus, kebocoran anastomosis, perubahan fungsi kandung
kemih dan seksual, dan konstipasi. Frekuensi komplikasi ini berkaitan dengan
jenis prosedur.
2.10.1 Infeksi
Sumber yang paling umum dari infeksi pada prosedur pembedahan per
abdomen adalah organisme kulit pada luka. Jika bahan asing telah ditanamkan,
infeksi dapat terjadi, paling sering disebabkan organisme kulit, dan jika
memungkinkan bahan asing harus disingkirkan. Adanya fibrosis dapat membuat
penyingkiran bahan prostetik terlalu berbahaya, dalam kasus seperti ini
digunakan terapi antibiotik jangka panjang. Infeksi setelah prosedur perineum
jarang terjadi, biasanya sebagai akibat pemisahan di anastomosis perineum.
2.10.2 Pendarahan
Perdarahan paling sering terjadi dalam 2 situasi. Situasi pertama
melibatkan robeknya pembuluh darah presakrum selama prosedur per abdomen,
ketika rektum langsung ditempelkan ke fasia presakrum. Hal ini dapat
menyebabkan hematoma presakrum atau perdarahan hebat. Pendarahan seperti
ini bisa sulit untuk dikendalikan karena pembuluh darah keluar langsung dari
tulang. Manuver awal dengan tekanan langsung ke area perdarahan selama 10-
15 menit. Jika ini gagal untuk mengontrol perdarahan, pines titanium dapat
ditempatkan ke dalam tulang untuk menghambat perdarahan. Pemotongan di
ruang presakrum sering meningkatkan perdarahan dan harus dihindari. Situasi
umum kedua untuk perdarahan terjadi selama penipisan mukosa pada prosedur
Delorme atau dari pemisahan luka pasca operasi.
17
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 18/20
2.10.3 Perlukaan Usus
Perlukaan usus dapat terjadi selama mobilisasi rektum. Jika diketahui, luka
tersebut biasanya dapat diobati tanpa memerlukan diversi usus. Jika usus terluka,
tidak diperkenankan melakukan pemasangan material asing. Adanya perlukaan
yang tidak diketahui dapat menyebabkan pembentukan abses dan sepsis
panggul. Perlukaan usus yang tidak diketahui mungkin terjadi saat prosedur
laparoskopi oleh beberapa mekanisme, dan jika tidak terdeteksi dengan cepat
akan menghambat perbaikan kondisi pasien, dan dapat menyebabkan sepsis dan
kematian.
2.10.4 Kebocoran Anastomosis
Semua prosedur yang melibatkan suatu anastomosis membawa risiko
kebocoran anastomosis. Prosedur per abdomen dengan penyulit kebocoran
mungkin tidak memerlukan eksplorasi ulang jika kebocoran kecil dan berisi, dan
pasien stabil. Timbunan kebocoran dapat ditangani dengan drainase perkutan,
dan kebocoran ini sering membaik dengan perawatan suportif. Jika kondisi
pasien tidak membaik, perlu dilakukakan washout abdomen dengan pengalihan
tinja proksimal.
Jika kebocoran yang besar dan tidak berisi, atau jika pasien tidak stabil,
diindikasikan reeksplorasi darurat. Sepsis panggul membuat diseksi lebih lanjut
dalam panggul menantang serta berbahaya bagi pasien, dan washout dengan
pengalihan proksimal adalah prosedur pilihan. Kebocoran anastomotik juga
dapat terjadi setelah rekctosigmoidektomy perineum. Jika kebocoran terjadi
setelah prosedur ini, infeksi lokal dan sepsis panggul jarang terjadi.
2.10.5 Penurunan Fungsi Kandung Kemih dan Seksual
Perubahan fungsi kandung kemih dan fungsi seksual merupakan
komplikasi yang jarang terjadi dalam prosedur per abdomen jika dilakukan
dengan benar. Saraf simpatik dan parasimpatis panggul berjalan di sepanjang
rektum, jika pembedahan tidak dilakukan pada bidang yang tepat, cedera dapat
terjadi, menyebabkan disfungsi kandung kemih, impotensi, atau ejakulasi
18
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 19/20
retrograde. Ini merupakan pertimbangan penting dalam pemilihan prosedur
perbaikan, terutama pada pria, meskipun risiko cedera kurang dari 1-2%.
2.10.6 Konstipasi
Prosedur dan perineum reseksi anterior memiliki risiko rendah obstruksi
outlet. Secara historis, prosedur per abdomen dimana penempelan rektum pada
sakrum menyebabkan tingginya tingkat obstruksi saat rektum dibungkus
mengelilinginya, seringkali mengharuskan pelepasan fiksasi untuk
mengobatinya, karena alasan ini, bila dilakukan pembungkusan, hanya
dilakukan pada sposterior dan sebagian di sisi rektum.
2.11 Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan pengobatan yang tepat. Resolusi spontan
biasanya terjadi pada anak-anak. Dari pasien-pasien dengan prolaps rektum yang
berusia 9 bulan sampai 3 tahun, 90% hanya memerlukan pengobatan konservatif.
Kontinensia biasanya buruk pada awalnya setelah perawatan bedah, tetapi pada
kebanyakan pasien membaik dari waktu ke waktu, namun, tingkat perbaikan
tidak dapat diprediksi.
Prolaps rectum yang tidak diobati dapat menyebabkan inkarserasi dan
strangulasi, namun jarang. Yang lebih umum terjadi ialah perdarahan rektum
(biasanya minor), ulserasi, dan inkontinensia.
Mortalitas pasca operasi rendah, namun tingkat kekambuhan bisa setinggi
15%, terlepas dari prosedur operasi yang dilakukan. Komplikasi pasca operasi
paling umum melibatkan perdarahan dan kebocoran di anastomosis. Komplikasi
lainnya termasuk ulserasi mukosa dan nekrosis dinding rektum. Komplikasi
operasi lebih tinggi untuk operasi per abdominal, dengan tingkat kekambuhan
yang lebih rendah, sebaliknya untuk operasi perineum, yang memiliki tingkat
komplikasi yang lebih rendah, tetapi kekambuhan lebih tinggi.
Tingkat kekambuhan untuk reseksi anterior tanpa fiksasi sakrum adalah
sekitar 7-9%, dengan tingkat morbiditas dari 15-29%. Tingkat kekambuhan ini
lebih tinggi daripada prosedur per abdominal lainnya.
19
7/27/2019 Prolaps Rektum.doc
http://slidepdf.com/reader/full/prolaps-rektumdoc 20/20
Tingkat kekambuhan untuk Marlex rectopexy berkisar antara 2% sampai
10%, dengan tingkat morbiditas 3-29%. Kontinensia meningkat dalam 50-70%
dari pasien. Kontipasi, tidak membaik dan bisa memburuk setelah operasi ini.
Hasil rectopexy jahitan sebanding.
Tingkat kekambuhan untuk reseksi dan rectopexy adalah 3-4%, dengan
beberapa studi melaporkan tingkat kekambuhan 0%. Morbiditas berkisar antara
4% sampai 23%. Karena usus berlebihan juga direseksi, konstipasi membaik pada
60-80% pasien, dan kontinensia membaik pada 35-60%.
Tingkat kekambuhan untuk reseksi lengan Delorme mukosa berkisar
antara 5% sampai 26%, dengan morbiditas variabel yang biasanya berkaitan
dengan komorbiditas yang mendasari pasien. Inkontinensia alvi dan konstipasi
membaik sekitar 50% dari pasien.
Tingkat kekambuhan untuk rektosigmoidektomy Altemeier perineum
berkisar antara 0% sampai 50%, dengan rata-rata sekitar 10%. Kontinensia dapat
diperbaiki jika lipatan levator ditambahkan ke prosedur. Pemulihan kontinensia
dengan prosedur ini tidak dapat diprediksi.