REFERAT PROLAPS REKTUM

26
BAB I PENDAHULUAN . Prolaps rektum merupakan suatu keadaan turunnya rektum melalui anus atau suatu keadaan berupa keluarnya seluruh tebal dinding rektum. Prolaps rektum jarang ditemukan bahkan jarang dibahas, tetapi jumlah kasus yang sebenarnya tidak diketahui karena jarang dilaporkan khususnya bila terjadi pada daerah terpencil. Prolaps rektum lebih sering terjadi pada orang dewasa dan bayi. Prolaps rektum atau prosidensia yang lengkap pada orang dewasa biasanya terjadi pada perempuan, terutama pada perempuan usia di atas 60 tahun. 1,2 Kausa prolaps rektum pada orang dewasa akibat kurangnya daya tahan jaringan penunjang rektum yang biasanya disertai tingginya tekanan intraabdomen. Bagian puborektum otot levator melipatkan rektum sehingga rektum dan anus membentuk sudut tajam. Prolaps rektum pada anak ditemukan sebagai kelainan bawaan atau karena kebiasaan menahan fesesnya. Pada orang dewasa, prolas kadang disebabkan oleh cedera otot puborektalis atau paralisis otot panggul. 1

description

bedah

Transcript of REFERAT PROLAPS REKTUM

Page 1: REFERAT PROLAPS REKTUM

BAB I

PENDAHULUAN

. Prolaps rektum merupakan suatu keadaan turunnya rektum melalui anus

atau suatu keadaan berupa keluarnya seluruh tebal dinding rektum. Prolaps rektum

jarang ditemukan bahkan jarang dibahas, tetapi jumlah kasus yang sebenarnya

tidak diketahui karena jarang dilaporkan khususnya bila terjadi pada daerah

terpencil. Prolaps rektum lebih sering terjadi pada orang dewasa dan bayi. Prolaps

rektum atau prosidensia yang lengkap pada orang dewasa biasanya terjadi pada

perempuan, terutama pada perempuan usia di atas 60 tahun.1,2 Kausa prolaps

rektum pada orang dewasa akibat kurangnya daya tahan jaringan penunjang

rektum yang biasanya disertai tingginya tekanan intraabdomen. Bagian

puborektum otot levator melipatkan rektum sehingga rektum dan anus

membentuk sudut tajam. Prolaps rektum pada anak ditemukan sebagai kelainan

bawaan atau karena kebiasaan menahan fesesnya. Pada orang dewasa, prolas

kadang disebabkan oleh cedera otot puborektalis atau paralisis otot panggul.

1

Page 2: REFERAT PROLAPS REKTUM

BAB II

ISI

I. ANATOMI REKTUM

Rektum bersinambung di superior dengan colon sigmoid. Rektum mulai

pada kira-kira setinggi bagian ketiga sakrum ( vertebrae S3 ). Panjang rektum kira-

kira 12 cm, mengikuti lengkung sakrum dan coccygeus hingga kira-kira 3 cm

melewati ujung coccygeus dan berakhir dengan membelok ke posteroinferior

menjadi canalis analis.3,4

Gambar 1 Rektum dan Otot-otot Penahannya

M. puborectalis membentuk suatu hubungan pada juncture antara rektum

dan kanalis analis, membentuk angulus anorektalis. Di inferior rektum terletak di

posterior dekat glandula prostate pada pria dan vagina pada perempuan. Akhir dari

rektum terletak posterior terhadap rektum tendineum perinea pada kedua jenis

kelamin, dan apex prostat pada pria.4

Peritoneum Pembungkus Rektum

Dua pertiga bagian rektum dibungkus oleh peritoneum. Peritoneum

membungkus 1/3 bagian superior rektum pada facies anterior dan lateralisnya,

2

Page 3: REFERAT PROLAPS REKTUM

daerah 1/3 media mempunyai peritoneum hanya pada facies anteriornya, 1/3

inferior rektum tidak dibungkus oleh peritoneum.4

Pada laki-laki, peritoneum melipat dari facies anterior rektum ke dinding

posterior vesica urinaria, pada tempat itu peritoneum membentuk lantai kantung

rectovesicalis. Pada anak laki-laki, di mana vesica urinaria berada pada abdomen,

peritoneum membentang ke inferior hingga basis prostat. Pada saat vesica urinaria

berpindah ke dalam pelvis minor pada masa pubertas, hubungan-hubungan

peritoneum seperti pada orang dewasa dicapai. Pada perempuan, peritoneum

melipat ke rektum forniks posterior vaginae dan pada tempat tersebut peritoneum

membentuk lantai kantung rectouterina (cavitas Douglasii).3,4

Pada laki-laki dan perempuan, peritoneum melipat ke lateralis dari rektum

membentuk fossa pararectal pada tiap sisi rektum di bagian 1/3 superiornya. Fossa

pararectal memungkinkan rektum untuk menggelembung.4

Rektum dan Flexuranya

Meskipun sesuai asal namanya (rectus=lurus), rektum melengkung

mengikuti lengkungan sacrococcygealis. Pars terminalisnya menekuk tajam dalam

arah posterior, di mana rektum beralih menjadi canalis analis. Walaupun

umumnya mempunyai caliber lebih kecil dari colon sigmoid, diameter rektum

membesar sewaktu melintas ke inferior. Pars inferiornya yaitu ampulla recti sangat

melebar.4

Rektum membentuk huruf “S” pada planum coronalis. Ada tiga

kecembungan di rektum yang ditunjukkan oleh flexura, yang menyebabkan

terdapatnya lipatan bagian dalam (valvula) membrana mukosa yang disebut plica

rectalis transversa (plica transversalis), yang sebagian tertutup lumen rektum.4

Plica rectalis terdiri dari membrane mukosa yang membungkus otot polos

sirkuler. Bentuk rektum dipertahankan oleh perluasan taenia coli (pita muscularis)

pada dinding anterior dan posterior rektum.4

Hubungan – hubungan Rektum

Rektum berhubungan di posterior dengan: 4

(1) 3 vertebrae sacralis bagian inferior,

3

Page 4: REFERAT PROLAPS REKTUM

(2) os coccygeus,

(3) ligamentum anococcygeum,

(4) vasa sacralis media,

(5) cabang-cabang a. rectalis superior, dan

(6) ujung inferior truncus symphaticus.

Rektum dikelilingi oleh suatu selubung facialis dan melekat dengan

longgar ke facies anterior sacri.4

Di anterior pada laki-laki, rektum berhubungan dengan: 4

(1) basis vesica urinaria,

(2) pars terminalis ureter,

(3) ductus deferens,

(4) vesicula seminalis, dan glandula prostat.

Kedua lapisan septum rectovesicalis terletak pada planum medianum

antara vesica urinaria dan rektum dan berhubungan erat dengan vesicular

seminalis dan glandula prostat. Septum rectovesicalis menggambarkan suatu

bidang potensial yang menjadi pemisah antara rektum dan glandula prostat.3,4

Pada perempuan hubungan anterior rektum adalah :4

(1) vagina : rektum terpisah dari fornix posterior vagina,

(2) cervix uteri : rektum terpisah dari cervix uteri oleh kantung

rectouterina, dan

(3) septum rectovaginalis memisahkan vagina dan rektum pada bagian

inferior kantung rectouterina.

Pasokan Arteri Rektum

Terdapat arteri rectalis yang beranastomosis secara bebas antara satu sama

lain, sebagai berikut.3,4

(1) A. rectalis superior, lanjutan dari a. mesenterica inferior.

Arteri ini memasok pars terminalis colon sigmoid dan pars superior

rektum. Arteri ini melintasi vasa iliaca communis sinistra dan turun ke

4

Page 5: REFERAT PROLAPS REKTUM

dalam pelvis minor dalam mesocolon sigmoid. Pada kira-kira setinggi

vertebrae S3, a.rectalis superior membagi diri dalam dua cabang yang

menuruni tiap sisi rektum.

(2) Dua aa.rectalis media, cabang-cabang a.iliaca interna yang memperdarahi

rektum pars media dan inferior.

(3) Dua aa.rectalis inferior, cabang - cabang aa.pudenda interna.

Arteri ini mulai dari fossa ischiorectalis, dam memperdarahi pars inferior

rektum dan canalis analis.

Vaskularisasi kanal anal berasal dari :

A. Hemorrhoidalis superior, cabang dari a. Mesenterika inferior

A. Hemorrhoidalis media, cabang dari a. Iliaca interna

A. Hemorrhoidalis inferior, cabang dari a. Pudenda

Aliran Venosus Rektum

Aliran venosus rektum dialirkan melalui vv.rectalis superior, media, dan

inferior. Terdapat banyak anastomosis di antara vasa ini.3,4

Plexus venosus rectalis mengelilingi rektum dan bergabung ke plexus

venosus vesicalis pada laki-laki dan plexus venosus uterovaginalis pada

perempuan. Plexus venosus rectalis terdiri dari dua bagian :3,4

(1) plexus venosus rectalis internus yang terlatak profunda terhadap epithelium

rektum, dan

(2) plexus venosus rectalis externus yang terletak externa terhadap lapisan

muscularis rektum.

Plexus rectalis internus mengalirkan darahnya ke dalam v.rectalis superior,

tetapi berhubungan bebas dengan plexus venosus rectalis externus. Pars superior

plexus venosus rectalis externus mengalir ke dalam v.rectalis superior yaitu

permulaan dari v.mesenterica superior. Pars inferior plexus venosus rectalis

externus mengalir ke dalam v.iliaca interna.4

5

Page 6: REFERAT PROLAPS REKTUM

Gambar 2. Aliran Darah Rektum

Aliran vena diatas anorektal junction melalui sistem porta sedangkan

kanalis ani langsung ke vena cava inferior.

V. Hemorrhoidalis superior

Berasal dari pleksus venosus hemorrhoidalis internus bermuara ke

vena mesenterica inferior kemudian ke vena porta. Vena ini tidak

mempunyai valvula, sering untuk penyebaran kanker.

V. Hemorroidalis inferior

Mengalirkan darah dari vena pudenda interna menuju ke vena

iliaca interna bermuara di vena cava. Sering menimbulkan

menimbulkan gejala hemorrhoid.

6

Page 7: REFERAT PROLAPS REKTUM

Aliran Limfe Rektum

Aliran limfe dari rektum mengikuti vasa hemorrhoidales superior ke inn

mesenterika inferior menuju Inn paraaorta, sedang dari kanalis ani menuju ke Inn

inguinalis kemudian ke Inn iliaca eksterna dan Inn iliaca kommunis, sehingga

apabila ada keganasan dan infeksi akan menyebar sampai inguinal.

Saraf-Saraf Rektum

Pasokan saraf ke rektum berasal dari systerna symphaticum dan

parasymphaticum. Plexus rectus media adalah bagian dari plexus hypogastricus

inferior. Empat sampai delapan saraf melintas langsung dari plexus ini ke rektum.

Saraf-saraf parasimpatis berasal dari nn.S2, S3, dan S4 berjalan melalui

nn.splanchnicus pelvicus sacralis. Saraf-saraf sensorik mengikuti jalan-jalan saraf

parasimpatis dan serabut-serabutnya dirangsang oleh regangan dinding rektum.3,4

Inversi kanalis ani diatur oleh saraf somatik sehingga sangat sensitif dengan rasa

sakit, sedang rektum oleh saraf viseral sehingga kurang sensitif terhadap rasa

sakit. Rektum diinervasi oleh sarah simpatik dai pleksus Mesenterika inferior dan

n. Presakralis (hipogastrika) yang berasal dari L 2,3,4 dan saraf parasimpatis S2,3,4

II. HISTOLOGI REKTUM

Rektum terdiri dari 4 lapisan : Tunika mukosa, tunika submukosa, tunika

muskularis, tunika adventitia.

Lumen rektum dilapisi mukosa glanduler usus sedang kanalis ani dilapisi

epitel squamosum stratifikatum lanjutan kulit luar. Daerah batas antara rektum

dan kanalis ani disebut Anorectal Junction ditandai oleh linea pectinea/linea

dentata yang terdiri dari sel – sel transisional.

7

Page 8: REFERAT PROLAPS REKTUM

III. FISIOLOGI REKTUM

Proses defekasi

Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Frekuensi

defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2

atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika

gelombang peristaltik mendorong feses ke dalam colon sigmoid dan rektum, saraf

sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan

untuk defekasi.6

Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Hal ini karena

terdapat sfingter fungsional yang lemah sekitar 20 cm dari anus pada perbatasan

antara colon sigmoid dan rektum. Di sini juga terdapat sebuah sudut tajam yang

menambah resistensi terhadap pengisian rektum. Bila pergerakan massa mendorng

feses masuk ke dalam rektum, secara normal timbul keinginan untuk defekasi,

termasuk refleks kontraksi rektum dan relaksasi sfingter anus.6

Pendorongan massa feses yang terus-menerus melalui anus dicegah oleh

kontraksi tonik dari (1) sfingter ani internus, penebalan otot polos sirkular

sepanjang beberapa centimeter yang terletak tepat di dalam anus, dan (2) sfingter

ani eksternus, yang terdiri dari otot lurik volunter yang mengelilingi sfingter

internus dan meluas ke sebelah distal.6

Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi. Salah satu dari

refleks-relfleks ini adalah refleks intrinsik yang diperantarai oleh system saraf

enterik setempat. Hal ini dijelaskan sebagai berikut. Ketika feses masuk kedalam

rektum, pengembangan dinding rektum memberi suatu sinyal aferen yang

menyebar melalui pleksus mesenterikus untuk memulai gelombang peristaltik

pada colon desenden, colon sigmoid, dan di dalam rektum. Gelombang ini

menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati anus, sfingter

ani internus direlaksasi oleh sinyal-sinyal penghambat dari pleksus mesenterikus;

jika sfingter ani eksternus secara sadar, secara volunter berelaksasi di waktu yang

bersamaan akan terjadi defekasi.6

8

Page 9: REFERAT PROLAPS REKTUM

Akan tetapi, refleks defekasi intrinsic jika bekerja sendiri bersifat lemah.

Agar menjadi efektif dalam menimbulkan defekasi, refleks biasanya diperkuat

oleh refleks defekasi parasimpatis yang melibatkan segmen sacral medula spinalis.

Bila ujung-ujung saraf dalam rektum dirangsang sinyal dihantarkan pertama-tama

ke medulla spinalis (sacral 2 – 4) dan kemudian kembali ke colon desenden, colon

sigmoid dan rektum dan anus melalui serat-serat saraf parasimpatis dalam nervus

pelvikus.. Sinyal – sinyal parasimpatis ini meningkatkan gelombang peristaltik,

merelaksasikan sfingter ani internus dan meningkatkan refleks defekasi instrinsik.

Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diafragma yang akan

meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi musculus levator ani pada

dasar panggul yang menggerakkan feses melalui saluran anus. Defekasi normal

dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan

posisi duduk yang meningkatkan tekanan ke bawah ke arah rektum. Jika refleks

defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja dengan

mengkontraksikan muskulus sfingter ani eksternus, maka rasa terdesak untuk

defekasi secara berulang dapat menghasilkan rektum meluas untuk menampung

kumpulan feses.6

IV. DEFINISI

Prolaps rektum adalah turunnya rektum melalui anus. Dalam hal ini terjadi

penonjolan mukosa rektum atau seluruh dinding rektum. Prolaps rektum yang

bersifat sementara dan hanya mengenai lapisan rektum (mukosa), sering terjadi

pada bayi normal, mungkin karena bayi mengedan selama defekasinya dan jarang

berakibat serius. Prolaps rektum yang bersifat sementara hanya meliputi mukosa

dan biasanya hanya terlihat penonjolan beberapa centimeter. Pada orang dewasa,

prolaps lapisan rektum cenderung menetap dan bisa memburuk, sehingga lebih

banyak bagian dari rektum yang turun. Prolaps rektum yang lengkap disebut

prosidensia. Paling sering terjadi pada wanita di atas usia 60 tahun. 1,2

V. EPIDEMIOLOGI

Prolaps rektum jarang ditemukan bahkan jarang dibahas, tetapi jumlah

kasus yang sebenarnya tidak diketahui karena jarang dilaporkan khususnya bila

9

Page 10: REFERAT PROLAPS REKTUM

terjadi pada daerah terpencil. Lebih sering terjadi pada orang dewasa dan bayi.

Prosidensia atau prolaps rektum yang lengkap pada orang dewasa biasanya terjadi

pada perempuan. Pada bayi, prolaps rektum biasanya terjadi pada bayi di bawah

tiga tahun khususnya pada tahun pertama kehidupan.1,2

VI. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI PROLAPS REKTUM

Prolaps rektum disebabkan oleh kelemahan ligament dan otot-otot yang

mempertahankan bentuk rektum. Pada sebagian besar orang dengan prolaps

rektum, terdapat kelemahan musculus sfingter ani. Penyebab pasti kelemahan

ligamen dan otot-otot rektum tidak diketahui; akan tetapi, prolaps rektum biasanya

dihubungkan dengan kondisi berikut.7,8,9

o Usia lanjut

o Masa konstipasi yang lama

o Diare lama

o Mengedan lama saat defekasi

o Kehamilan

o Fibrosis kistik

o Chronic obstructive pulmonary disease

o Pertusis

o Sclerosis multiple

o Paralysis (paraplegi)

Ada dua teori yang berhubungan dengan prolaps rektum. Pertama, prolaps

rektum merupakan hernia yang meluncur keluar menyeberang ke dalam fascia

pelvicum. Teori kedua menyatakan bahwa prolaps rektum berawal dari intususepsi

circumferensial interna pada rektum yang mulai 6-8 cm proximal berbatasan

dengan anus. 7

Umumnya gambaran anatomi tertentu pada prolaps rektum ditemukan saat

operasi. Gambaran anatomi tersebut mencakup kelemahan sfingter anus dengan

m. levator diastasis, cul-de-sac douglasi anterior yang dalam, fiksasi rektum

10

Page 11: REFERAT PROLAPS REKTUM

posterior yang tidak bagus sepanjang mesenterium rektum, pembesaran

rectosigmoid. Gambaran anatomi ini pada dasarnya tidak dapat dijelaskan

penyebabnya.7

VII. KLASIFIKASI

Prolaps rektum dikategorikan sesuai dengan tingkat keparahan, mencakup: 3,10,11,12

1) Prolaps internal, rektum telah prolaps, tapi tidak terlalu jauh keluar melalui

anus, seperti lipatan pada telescop, bagian rektum tidak menojol. Dikenal

sebagai prolaps tidak lengkap.

2) Prolaps parsial (atau biasanya disebut prolaps mukosa), hanya lapisan

mukosa rektum menonjol melalui anus. Prolaps mukosa biasanya terjadi

pada anak usia dibawah 2 tahun. Prolaps mukosa biasanya sulit dibedakan

dengan hemorrhoid.

3) Prolaps eksternal, seluruh ketebalan rektum menonjol melewati anus. Juga

dikenal sebagai prolaps lengkap. Dapat menjadi prolaps inkarserata

ataupun strangulata.

11

Page 12: REFERAT PROLAPS REKTUM

Gambar 3. Prolaps Rektum

VIII. GAMBARAN KLINIS DAN DIAGNOSIS

Salah satu gejala awal dari prolaps rektum rasa tidak nyaman di sekitar

anorektum selama defekasi. Kesulitan dalam memulai defekasi, sensasi defekasi

terhambat, perasaan defekasi tidak lancar di mana terasa masih tersisa feses

merupakan gejala awal yang umum terjadi pada prolaps rektum. Awalnya, massa

keluar dari anus hanya setelah defekasi dan biasanya masuk kembali saat pasien

berdiri. Kemudian massa terlihat lebih menonjol lagi terutama saat terjadi

ketegangan otot dan manuver valsava seperti bersin dan batuk.3,7

12

Page 13: REFERAT PROLAPS REKTUM

Sebagaimana perkembangan penyakit, rektum yang menonjol kemudian

tidak dapat lagi masuk atau memendek secara spontan, sehingga penderita

mungkin harus memasukkannya secara manual. Kondisi ini mungkin lebih lanjut

sampai pada tahap di mana rektum yang menonjol keluar tidak dapat masuk lagi

dan menjadi prolaps terus-menerus. 7

Ada perbedaan klinis prolaps rektum pada anak dan orang dewasa. Pada

anak dengan prolaps rektum umumnya mempunyai susunan anatomi yang normal.

Mukosa rektum keluar saat defekasi dan masuk kembali tanpa menimbulkan nyeri,

kadang tanpa dorongan tangan. Pada sebagian pasien, mukosa yang prolaps

tersebut tidak dapat kembali walau didorong. Hal ini akan menimbulkan udem,

nyeri, dan kadang berdarah.3

Pada orang dewasa, awalnya prolaps masih kecil dan makin lama

bertambah besar. Prolaps tambah besar karena udem, sehingga makin besar dan

tidak dapat dimasukkan lagi karena rangsangan dan bendungan mukus serta

keluarnya darah. Sfingter anus menjadi longgar dan hipotonik sehingga terjadi

inkotinensia feses. Pada pemeriksaan stadium permulaan terdapat penonjolan

mukosa konsentrik.10

Penderita dengan prolaps rektum dapat ditemukan gejala-gejala meliputi

penonjolan massa dari rektum, nyeri saat buang air defekasi, keluar lendir atau

darah dari massa yang menonjol, inkontinensia feses, dan pada massa prolaps

yang lebih besar biasanya penderita kehilangan keinginan untuk defekasi.7

Pada pemeriksaan fisik, stadium permulaan massa yang menonjol terlihat

lipatan mukosa konsentrik radier, seluruh ketebalan dinding dapat dirasakan,

mukosa merah muda dan mengkilat. Pemeriksaan fisik juga mungkin tampak

ulserasi rektum dan penurunan tonus sfingter anus. Pada keadaan kronis sering

ditemukan lendir akibat iritasi. Gejala yang dikeluhkan penderita harus

dikonfirmasi pada pemeriksaan fisik dengan menyuruh penderita duduk di toilet

dan mengedan, dimana setelah itu seharusnya rektum prolaps. Jika tidak prolaps

dengan mengedan, maka dilakukan prosedur fosfat enema untuk merangsang

prolaps. Pada anak-anak, dapat digunakan gliserin supositoria sebagai pengganti

fosfat enema. Pemeriksaan anorektal cukup untuk diagnosis ketika rektum

13

Page 14: REFERAT PROLAPS REKTUM

menonjol dari anus di mana paling mudah ditemukan pada prolaps rektum

lengkap.7,10

Pemeriksaan penunjang diperlukan dalam menegakkan diagnosis terutama

untuk prolaps internal ataupun untuk mendiagnosis stadium permulaan.

Kolonoskopi untuk memastikan apakah prolaps murni dari rektum di mana colon

di atasnya normal. Manometri anorektal untuk mengukur seberapa baik otot-otot

di sekitar rektum berfungsi. Videodefaecogram merupakan pemeriksaan X-ray

yang dilakukan saat pasien mengalami defekasi untuk membantu menentukan

apakah prolaps internal dan jika operasi penting dilakukan segera. 10

IX. DIAGNOSIS BANDING

Dalam mendiagnosis prolaps rektum harus diperhatikan beberapa gejala

yang hampir sama dengan hemoroid. Pada prolaps rektum dan hemoroid keduanya

terjadi penonjolan pada anus. Akan tetapi pada hemoroid penonjolannya dapat di

atas linea dentate atau di bawahnya dan penonjolan berupa benjolan kebiru-biruan

sementara pada prolaps rektum penonjolannya terlihat berupa mukosa merah

muda mengkilat. Perdarahan pada prolaps rektum jarang, hanya kadang diketahui

jika rektum telah turun di anus beberapa bulan sampai tahun. Prolaps mukosa

kadang tampak hampir mirip dengan prolaps polip bertangkai atau papil rektum

hipertrofik.10

Pada anak-anak, ujung distal dari invaginasi dapat menonjol ke luar anus

sehingga kadang dianggap dapat tampak sebagai prolaps rektum. Akan tetapi,

keadaan ini dapat dibedakan dengan memasukkan jari dibedakan dengan

memasukkan jari di antara dinding anus yang keluar dengan cincin anus tempat

adanya rongga dalam.10

X. PENANGANAN

Banyak kasus prolaps rektum disebabkan oleh sembelit atau mengejan, tapi

koreksi sembelit dan mengejan mungkin tidak cukup untuk memperbaiki prolaps.

Sebagian besar prolaps memburuk tanpa pembedahan.8

Pada bayi dan anak-anak, diberikan pelunak feses beberapa minggu agar

tekanan ataupun kebutuhan mengedan berkurang. Cara defekasi sebaiknya duduk,

14

Page 15: REFERAT PROLAPS REKTUM

tidak jongkok untuk mengurangi tekanan waktu mengedan. Melilit bokong dengan

tali pengikat diantara waktu defekasi, biasanya membantu prolaps sembuh dengan

sendirinya. Perbaikan keadaan umum dan nutrisi merupakan dasar pengobatan.

Diberikan makanan berserat untuk memperlancar defekasi.7,8,10

Perawatan medis biasanya digunakan untuk meredakan gejala-gejala

prolaps rektum atau sementara untuk mempersiapkan orang untuk pembedahan.

Bran atau psyllium, pelunak tinja dan supositoria atau enema sering digunakan.

Pelunak feses, seperti sodium docusate (Colace) atau calcium docusate (Surfak),

dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan tekanan mengedan selama

defekasi..7,8

Pada orang dewasa, sering dapat ditangani dengan mengurangi prolaps

secara manual bila masih pada stadium internal. Prolaps lengkap yang sering

dialami orang dewasa dan orang tua memerlukan tindakan bedah. Penanganan

bedah dapat dilakukan melalui laparotomi (abdomen) atau melalui perineum.10

Rektopeksi yang dilakukan melalui laparotomi bukan merupakan operasi

yang ringan. Rektum dimobilisasi dari panggul dan dilepaskan dari jaringan

sekitarnya, kemudian ditarik ke atas dan difiksasi pada sacrum. Fiksasi rektum

atau retropeksi ini dapat dilakukan dengan bahan teflon atau jahitan mersilen.

Kadang dilakukan sigmoidektomi dan colon desendens dianastomosis dengan sisa

rektum.10

Untuk orang yang terlalu lemah untuk menjalani operasi karena usia lanjut

atau kesehatan yang buruk, dilakukan prosedur Thiersch. Pada operasi dengan cara

ini dipasang pita dari bahan sintetik atau benda lain di subkutan sekitar anus yang

mencegah prolaps. Keuntungannya ialah operasi ringan, tetapi terdapat penyulit

impaksi feses, infeksi, dan erosi pita ke dalam rektum.1,8,10

XI. KOMPLIKASI

Prolaps rektum dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada rektum seperti

ulserasi mukosa dan pendarahan. Prolaps inkarserata di mana rektum tidak dapat

masuk lagi juga menjadi penyulit dari prolaps rektum. Selanjutnya dapat terjadi

prolaps strangulata di mana aliran darah ke rektum terhambat. Pada akhirnya dapat

15

Page 16: REFERAT PROLAPS REKTUM

terjadi gangren dan nekrosis pada rektum. Tingkat kekambuhan pasca operasi

mencapai 15%, pada jenis operasi apapun. 2,10

XII. PROGNOSIS

Jika dilakukan penanganan tepat waktu, sebagian besar penderita yang

telah menjalani operasi tidak mengalami gejala atau hanya sedikit kekambuhan

prolaps rektum pasca operasi. Akan tetapi, beberapa faktor, seperti umur, tingkat

keparahan prolaps, tipe operasi, dan keadaan umum penderita, mempengaruhi

kualitas dan kecepatan pemulihan penderita.8

XIII. PENCEGAHAN

Diet serat tinggi dan banyak mengkonsumsi buah-buahan dapat

mengurangi resiko konstipasi. Mengedan selama defekasi perlu dihindari.

Seseorang dengan diare kronik, konstipasi, atau hemoroid harus segera berobat

untuk menghindari terjadinya prolaps rektum. Latihan-latihan yang memperkuat

otot sfingter ani dapat juga membantu mencegah terjadinya prolaps rektum.8,10

16

Page 17: REFERAT PROLAPS REKTUM

BAB III

KESIMPULAN

Prolaps rektum adalah turunnya rektum melalui anus. Dalam hal ini terjadi

penonjolan mukosa rektum atau seluruh dinding rektum. Prolaps rektum

diklasifikasikan menjadi prolaps internal disebut juga prolaps tidak lengkap,

prolaps mukosa, dan prolaps eksternal disebut juga prolaps lengkap.

Terapi prolaps rektum tergantung tingkat keparahannya. Pada bayi dan

anak-anak, sebagian besar dilakukan penanganan konservatif dan jarang dilakukan

pembedahan. Sedangkan pada orang dewasa yang sering mengalami prolaps

rektum lengkap, terapi dilakukan dengan pembedahan.

Bila dilakukan penganan secara tepat maka tingkat kekambuhan prolaps

rektum sangat kecil atau hampir tidak ada. Akan tetapi, hal tersebut dipengaruhi

oleh keadaan penderita itu sendiri.

Makan makanan serat tinggi dan banyak mengkonsumsi buah-buahan

merupakan cara terbaik untuk menghindari terjadinya prolaps rektum.

17

Page 18: REFERAT PROLAPS REKTUM

DAFTAR PUSTAKA

1. Grace P, Borley N. At a Glance Ilmu Bedah. Edisis

ketiga.Jakarta :Erlangga.2006.115

2. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta :

EGC.2004.678-679

3. Schwart, Shires, Spencer. Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6.

Jakarta : EGC.2000.424

4. Sabiston, Davis C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta : EGC 1994.64

5. Doherty, M Gerard. Current Surgical Diagnosis and Treatment, Ed 12,

McGraw-Hill Companies Inc. 2006.705-707

6. Tou, S; Brown, SR; Malik, Al; Nelson, RL (2008 Oct 8). “Surgery for

complete rectal prolapse in adults.”. Cochrane database of systematic

reviews (Online) (4): CD001758.

7. Altomare, Pucciani (2007) p.14

8. Madhulika, G; Varm, MD. “ Prolapse, Intussusception, & SRUS”.

ASCRS. Retrieved 13 October 2012

9. Diehl, 1Theodore M. (2005). Advanced therapy in gastroenterology

and liver disease. PMPH-USA. P. 521.

10. Al.], senior editors, Bruce G. Wolff...[et (2007). The ASCRS textbook of

colon and rectal surgery. New York: Springer. P.674

18