Presus BPH Gita-lusi

21
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. K Umur : 68 tahun Pekerjaan : Petani Alamat : Selatri 01/02 Karang Kobar - Banjar Negara Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam No CM : 57 77 00 Tgl masuk RS : 27 April 2012 pukul 14.40 II. ANAMNESIS (dilakukan autoanamnesis pada tanggal 3 April 2012 ) Keluhan utama : Susah buang air kecil sejak 1 minggu lalu. Keluhan tambahan : Nyeri pada perut bagian bawah, nyeri pada penis dan pada selangkangan sebelah kanan. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo rujukan dari Rumah Sakit 1

Transcript of Presus BPH Gita-lusi

Page 1: Presus BPH Gita-lusi

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. K

Umur : 68 tahun

Pekerjaan : Petani

Alamat : Selatri 01/02 Karang Kobar - Banjar Negara

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

No CM : 57 77 00

Tgl masuk RS : 27 April 2012 pukul 14.40

II. ANAMNESIS (dilakukan autoanamnesis pada tanggal 3 April 2012 )

Keluhan utama : Susah buang air kecil sejak 1 minggu lalu.

Keluhan tambahan : Nyeri pada perut bagian bawah, nyeri pada

penis dan pada selangkangan sebelah kanan.

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo rujukan dari

Rumah Sakit Banjarnegara dengan karsinoma prostat dengan keluhan tidak

bisa buang air kecil (BAK) sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.

Pasien mengeluh sudah mengejan saat BAK, namun air kencing tidak keluar

sama sekali. Pasien merasakan sakit pada perut bagian bawah dan penis sejak

tidak bisa BAK. Pasien mengaku bahwa selama kurang lebih tiga bulan

sebelumnya BAK dirasakan tidak lancar. Pada awalnya BAK dirasakan

terputus-putus dan pancaran air kencing lebih lemah dibandingkan biasanya.

Pasien sering merasa belum puas setelah berkemih dan merasa ada air kencing

yang belum keluar sehingga pasien menjadi lebih sering berkemih. Pasien

1

Page 2: Presus BPH Gita-lusi

juga mengeluh sering berkemih pada malam hari, kurang lebih hingga empat

sampai lima kali setiap malam, namun pasien tidak mengompol. Selanjutnya,

BAK dirasakan semakin sulit. Pasien mengaku seringkali harus menunggu

dan mengejan setiap kali berkemih, namun air kencing yang keluar hanya

menetes dan pasien merasakan sakit pada bagian penisnya setiap kali

mengejan. Keluhan tersebut dirasakan semakin memberat hingga pasien tidak

bisa BAK sama sekali sekitar satu minggu sebelum rumah sakit. Pasien juga

mengeluhkan nyeri pada selangkangan sebelah kanan sejak satu minggu

sebelum masuk rumah sakit.

Pasien menyangkal pernah mengeluarkan darah pada saat BAK ataupun

rasa terbakar pada saat BAK. Pasien menyangkal adanya keluhan nyeri pada

pinggang, kaku pada punggung bawah, pinggul maupun paha atas. Pasien juga

menyangkal pernah mengeluarkan air mani yang bercampur dengan darah.

Pasien mengaku tidak pernah mengeluarkan batu dari saluran kemih, tidak

pernah mengalami keluhan sulit buang air besar ataupun nyeri saat buang air

besar. Pasien mengatakan tidak mengalami penurunan nafsu makan,

penurunan berat badan drastis serta menyangkal mengalami nyeri pada tulang.

Riwayat penyakit keluarga :

a. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama.

b. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit darah tinggi.

c. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kencing manis.

Riwayat Penyakit Dahulu :

a. Pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya

b. Riwayat batu saluran kemih disangkal

2

Page 3: Presus BPH Gita-lusi

c. Riwayat gangguan ginjal disangkal

d. Riwayat infeksi saluran kemih disangkal

e. Riwayat kencing manis disangkal

f. Riwayat darah tinggi disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status umum

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Berat badan : 55 kg

4. Tinggi badan : 157 cm

5. Tekanan darah : 100/70 mmHg

6. Pernapasan : 20 x/menit

7. Nadi : 88 x/menit

8. Suhu : 36,5 o C (aksiler)

9. Kulit : Keriput, turgor cukup, warna sawo matang, tidak

ada sianosis

10. Kepala : Bentuk kepala normal, rambut beruban, distribusi

merata

11. Mata : Pupil isokor (diameter 3 mm), refleks cahaya

normal, sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-

12. Telinga : Simetris, tidak ada discharge, ada serumen

13. Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi septum, tidak ada

discharge.

14. Mulut/gigi : Bibir tidak kering, tidak sianosis, karies -/-.

15. Leher : Trakhea di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar

3

Page 4: Presus BPH Gita-lusi

getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid.

16. Jantung :

- Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak

- Palpasi : Iktus cordis tidak kuat angkat

- Perkusi :

Batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra

Batas kiri bawah : SIC V linea midclavicularis sinistra

Batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra

Batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra

- Auskultasi : S1>S2 Reguler, murmur (-), gallop (-)

16. Paru :

a. Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

b. Palpasi : vokal fremitus kanan dan kiri sama.

c. Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

d. Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

17. Abdomen

a. Inspeksi : Perut datar, sikatrik (-), venektasi (-), tidak ada

jejas, tidak tampak adanya masa abnormal, terpasang selang

sistostomi di regio suprapubik, perban (+), rembes (-)

b. Auskultasi : Bising usus (+) normal

c. Palpasi : Supel, nyeri tekan pada regio inguinal dextra dan

suprapubik, tidak teraba adanya massa, hepar dan lien tidak teraba

membesar

d. Perkusi : Timpani

18. Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai -/-

4

Page 5: Presus BPH Gita-lusi

B. Status Lokalis

1. Regio Suprapubic

- Inspeksi : Datar, tidak tampak adanya massa, terpasang selang

sistostomi yang dihubungkan dengan urin tampung, tampak urin

yang keluar melalui selang berwarna merah, luka sistostomi tertutup

perban, tidak rembes.

- Palpasi : Tidak teraba massa, nyeri tekan (+)

2. Regio Genitalia Eksterna

- Inspeksi : Tidak ada kelainan, sudah di sirkumsisi, tidak ada luka.

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

3. Regio Anal

- Inspeksi : tidak ada luka dan tidak ada benjolan di

sekitar anus.

- Palpasi : Ada nyeri tekan di arah jam 10-2, saat

dilakukan RT (Rectal Toucher)

Rectal Toucher : Tonus spingter ani cukup, ampula rekti tidak

kolaps, mukosa rekti licin. Prostat : Teraba membesar pada arah jam

10-2, konsistensi kenyal, simetris, permukaan licin, tidak terdapat

nodul, sulcus medianus prostate mendatar, ada nyeri tekan. Sarung

tangan: feses ada, lender ada, darah tidak ada.

IV. RESUME

Pasien laki-laki umur 68 tahun mengalami gejala Lower Urinary Tract

Symptom (LUTS) yang meliputi gejala obstruksi dan iritasi.

5

Page 6: Presus BPH Gita-lusi

Pemeriksaan Fisik :

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Pernapasan : 20 x/menit

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36,5o C (aksiler)

Status generalis : Dalam Batas Normal

Status lokalis

a. Regio Suprapubic

- Inspeksi : Datar, tidak tampak adanya massa, terpasang selang

sistostomi yang dihubungkan dengan urin tampung, tampak urin yang

keluar melalui selang berwarna merah, luka sistostomi tertutup perban,

tidak rembes.

- Palpasi : Tidak teraba massa, nyeri tekan (+)

b. Regio Genitalia Eksterna

- Inspeksi : Tidak ada kelainan, sudah di sirkumsisi, tidak ada luka.

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

c. Regio Anal

- Inspeksi : tidak ada luka dan tidak ada benjolan di sekitar anus.

- Palpasi : Ada nyeri tekan di arah jam 10-2, saat dilakukan RT

(Rectal Toucher)

6

Page 7: Presus BPH Gita-lusi

Rectal Toucher : Tonus spingter ani cukup, ampula rekti tidak

kolaps, mukosa rekti licin. Prostat : Teraba membesar pada arah jam

10-2, konsistensi kenyal, simetris, permukaan licin, tidak terdapat

nodul, sulcus medianus prostate mendatar, ada nyeri tekan. Sarung

tangan: feses ada, lender ada, darah tidak ada.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium :

Darah lengkap :

Hb 9,9gr/dl (14,0-18,0)

Leukosit 10.890/ul (4.800-10.800)

Hematokrit 28% (42-52)

LED 23 mm/jam (0-15)

Eritrosit 3,2 x 106 /ul (4,7-6,1)

Trombosit 163.000/ul (150.000-450.000)

MCV 87,9 Fl (79,0-99,0)

MCH 30,7 pg (27-31)

MCHC 35,0 % (33,0-37,0)

RDW 13,6 % (11,5-14,5)

Basofil 0,1 % (0,0-1,0)

Eosinofil 0,0 % (2,0-4,0)

Batang 0,00 % (2,00-5,00)

Segmen 79,5 % (40,0-70,0)

Limfosit 12,5 % (25,0-40,0)

Monosit 8,2 % (2,0-8,0)

PT 14,3 detik (11,5-15,5)

APTT 26,1 detik (25-35)

7

Page 8: Presus BPH Gita-lusi

SGOT 37 U/L (15-37)

SGPT 51 U/L (30-65)

Ureum darah 39,2 mg/d (14,98-38,52)

Kreatinin darah 1,17 mg/dl (0,80-1,30)

Natrium 115 mmol/L (136-145)

Kalium 4,5 mmol/L (3,5-5,1)

Klorida 106 mmol/L (98-107)

2. Radiologi :

a. Foto thorax AP tanggal 1 mei 2012

Kesan: - Cor tak membesar

- Infiltrat pada parakardial kanan

b. Foto polos pelvis AP tanggal 1Mei 2012

Kesan: tampak udara usus pada cavum abdomen meningkat

c. Pemeriksaan uretrografi tanggal 1 Mei 2012:

Kontras dimasukan secara retrograde melalui orifisium uretra

eksterna dengan konektor. Pasase kontras tampak berjalan lancer,

tampak kontras mengisi uretra pars anterior, uretra posterior dan

vesika urinaria. Sebagian dinding uretra tampak irregular, tak

tampak additional shadow ataupun filling defek, tampak

intravasasi kontras tak tampak penyempitan uretra, tampak pula

kontras mengisi vesika urinaria, sebagian dinding vesika urinaria

tampak irregular.

Kesan: gambaran uretritis disertai sistitis

3. Usulan pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan radiologi : cystografi, pielografi intravena (IVP)

b. Prostat Specific Antigen (PSA).

8

Page 9: Presus BPH Gita-lusi

c. Kultur urin dan sedimen urin.

d. Biopsi prostat

VI. DIAGNOSIS KERJA

Retensi Urin et causa Benign Prostate Hyperplasia (BPH)

VII. DIAGNOSIS BANDING

- Karsinoma prostat

- Tumor buli-buli

- Striktur uretra

- Prostatitis

- Uretrolithiasis

- Sphincter dyssinergia

- Obstruksi leher vesika (kontraktur, fibrosis)

9

Page 10: Presus BPH Gita-lusi

VIII. PENATALAKSANAAN

1. Non medikamentosa :

a. Pasang kateter urin.

b. Edukasi: jangan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah makan

malam, kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengiritasi

buli-buli (kopi atau coklat), batasi obat-abat influenza seperti phenyl

propanolamin, kurangi makanan pedas dan asin.

2. Medikamentosa : antibiotik spektrum luas dan analgetik.

3. Pembedahan : operasi terbuka (open surgery), TURP (Transurethral

Resection of the Prostate), TUIP (Transurethral Incision of the

Prostate), elektroevaporasi, dan prosedur-prosedur minimal invasive.

a. Operasi terbuka (open surgery)

Ada dua metode, yaitu metode Millin dan metode Freyer. Pada

metode Millin dilakukan enukleasi kelenjar prostat via retropubik

infravesica sedangkan pada metode Freyer dilakukan enukleasi

kelenjar prostat via suprapubic transvesica/transperineal. Bedah

terbuka dilakukan jika berat prostat >100 gram.

b. TURP (Transurethral Resection of the Prostate)

Merupakan salah satu prosedur bedah yang minimal invasive

dimana reseksi prostat dilakukan melalui uretra dengan

menggunakan cairan irigan (aquadest) untuk membantu melihat

saat melakukan prosedur.

c. TUIP (Transurethral Incision of the Prostate)

10

Page 11: Presus BPH Gita-lusi

d. Elektroevaporasi

e. Prosedur-prosedur minimal invasive

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

11

Page 12: Presus BPH Gita-lusi

PRESENTASI KASUS

Benign Prostate Hyperplasia (BPH)

Diajukan kepada :

dr. Tri Budiyanto Sp. U

12

Page 13: Presus BPH Gita-lusi

Disusun Oleh :

Lusiana Wulandari (G1A210090)

Aprylia Gita S. L. (G1A210091)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

2012

13

Page 14: Presus BPH Gita-lusi

Telah Dipresentasikan dan Disetujui Presentasi Kasus Berjudul

“Benign Prostate Hyperplasia (BPH)“

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat kegiatan Kepaniteraan Klinik di bagian

Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun Oleh :

Lusiana Wulandari (G1A210090)

Aprylia Gita S. L. (G1A210091)

Pada tanggal : Mei 2012

14

Page 15: Presus BPH Gita-lusi

Mengetahui,

Pembimbing

dr. Tri Budiyanto Sp. U

15