Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

27
PRE PLANNING PENYULUHAN PENYAKIT HIDROSEFALUS PADA IBU KLIEN AN. N DI LANTAI 4 RSP UNHAS KAMAR 432 Hari : Jum’at Tanggal : 10 Mei 2013 Tempat : Kamar 432 Topik : Penyakit Hidrosefalus A. Pendahuluan Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan keperawatanyangkhusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 1

Transcript of Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

Page 1: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

PRE PLANNING PENYULUHAN PENYAKIT HIDROSEFALUS PADA IBU KLIEN AN. N DI LANTAI 4 RSP UNHAS KAMAR 432

Hari : Jum’atTanggal : 10 Mei 2013Tempat : Kamar 432Topik : Penyakit Hidrosefalus

A. Pendahuluan Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu

hydrocephalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan keperawatanyangkhusus.

Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar.

B. Tujuan1. Tujuan Umum

Diharapkan ibu klien dapat mengetahui tentang penyakit hidrosefalus.

2. Tujuan Khusus Menyebutkan dengan benar pengertian penyakit hidrosefalus Menyebutkan dengan benar penyebab penyakit hidrosefalus Menyebutkan dengan benar klasifikasi penyakit hidrosefalus Menyebutkan dengan benar tentang perjalanan penyakit penyakit

hidrosefalus.

1

Page 2: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

Menyebutkan dengan benar tentang manifestasi klinis penyakit hidrosefalus.

Menyebutkan tentang pemeriksaan diagnostik penyakit hidrosefalus.

Menyebutkan tentang penatalaksanaan penyakit hidrosefalus. Menyebutkan tentang perawatan penyakit hidrosefalus.

C. Sasaran dan Target1. Sasaran : Ibu klien An. N 2. Target : 1orang

D. Strategi Pelaksanaan 1. Metode

a. Memberikan penjelasan materi melalui ceramahb. Melakukan diskusi dan tanya jawab

2. Kriteria Evaluasia. Evaluasi struktur

1) Acara berlangsung sesuai dengan penrencanaan 2) Mahasiswa dapat menyiapkan materi, alat-alat dan media

sesuai dengan ynag diperlukan

b. Evaluasi Proses1) Selama acara penyuluahan berlangsung tidak terjadi

penyimpangan dari tujuan yang telah ditatapkan2) Selama acara berlangsung ibu klien tidak meninggalkan acara 3) Penyaji dapat membawakan materi dengan baik dan mudah

dimengertic. Evaluasi Hasil

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan: Ibu klien mampu menyebutkan dengan benar pengertian

penyakit hidrosefalus Ibu klien mampu menyebutkan dengan benar penyebab

penyakit hidrosefalus Ibu klien mampu menyebutkan dengan benar klasifikasi

penyakit hidrosefalus Ibu klien mampu menyebutkan dengan benar tentang

perjalanan penyakit penyakit hidrosefalus. Ibu klien mampu menyebutkan dengan benar tentang

manifestasi klinis penyakit hidrosefalus. Ibu klien mampu menyebutkan tentang pemeriksaan diagnostik

penyakit hidrosefalus.

2

Page 3: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

Ibu klien mampu menyebutkan tentang penatalaksanaan penyakit hidrosefalus.Menyebutkan tentang perawatan penyakit hidrosefalus

E. Waktu dan Tempat Kegiatan ini dilaksanakan ppada hari Jum’at, tanggal 10 Mei 2013 pukul 09.00-09.45 Wita bertempat di kamar 432 RSP Unhas Lantai 4.

F. Media Media yang digunakan adalah leaflet.

G. Setting

H. Uraian Tugas1) Pembawa Materi

Bertugas menyampaikan dan menjelaskan materi yang ada dengan cara yang singkat dan jelas serta bermakna

2) Fasilitator Memfasilitasi ibu klien, membangkitkan kemampuan ibu kilen untuk aktif dalam diskusi.

3) Observer Bertugas mengobservasi jalannya diskusi, mencatat segala hal yang penting terjadi selama acara penyuluhan berlangsung dan berhak menegur moderator bila terjadi penyimpangan dalam penggunaan waktu.

4) Notulen Mencatat semua hasil diskusi mulai dari jalannnya diskusi sampai berakhirnnya diskusi kemudian melaporkan hasilnya pada peserta.

5) Moderator Bertugas memandu, mengarahkan dan memimpin jalannnya diskusi, menggunakan waktu secara tepat dan menutup diskusi

3

Pemateri

Ibu klien

Moderator/

observer

Notulen/fasilitator

Page 4: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

I. Susunan Acara

NO

Tahapan Kegiatan Estimasi Waktu Penanggung Jawab

1.

2.

3.

Fase Orientasi/Validasi- Pembukaan

Fase Kerja- Menjelaskan materi- Diskusi/Tanya jawab

Fase terminasi- Penutup

5 Menit

35 Menit

5 Menit

Mahasiswa

Mahasiswa

Mahasiswa

4

Page 5: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

SATUAN ACARA PEMBELAJARANPENYULUHAN KESEHATAN “PENYAKIT HIDROSEFALUS”

Topik : Penyakit HidrosefalusHari/Tanggal : Jum’at, 10 Mei 2013Waktu : 45 menitTempat : Lantai 4 RSP Unhas Kamar 432Sasaran : Ibu An. NMetode : Ceramah dan tanya jawabMedia/alat bantu : Leaflet Materi : Terlampir

A. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit hidrosefalus pada ibu klien diharapkan ibu klien memahami tentang penyakit hidrosefalus dan perawataannya.

B. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapkan ibu dapat:

Menyebutkan dengan benar pengertian penyakit hidrosefalus Menyebutkan dengan benar penyebab penyakit hidrosefalus Menyebutkan dengan benar klasifikasi penyakit hidrosefalus Menyebutkan dengan benar tentang perjalanan penyakit penyakit

hidrosefalus. Menyebutkan dengan benar tentang manifestasi klinis penyakit

hidrosefalus. Menyebutkan tentang pemeriksaan diagnostik penyakit hidrosefalus. Menyebutkan tentang penatalaksanaan penyakit hidrosefalus. Menyebutkan tentang perawatan penyakit hidrosefalus.

5

Page 6: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

C. Metode Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi

D. Kegiatan PenyuluhanNO

KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. Membuka penyuluhan (5 menit)

Memberi salam Memberi gambaran umum

tentang penyakit hidrosefalus Menggali pengetahuan peserta

tentang penyakit hidrosefalus

Menyimak (mendengarkan dan memperhatikan)

2. Penyajian materi (35 menit)

Menjelaskan tentang pengertian penyakit hidrosefalus

Menjelaskan dengan benar penyebab penyakit hidrosefalus

Menjelaskan dengan benar klasifikasi penyakit hidrosefalus

Menjelaskan dengan benar tentang perjalanan penyakit penyakit hidrosefalus.

Menjelaskan dengan benar tentang manifestasi klinis penyakit hidrosefalus.

Menjelaskan tentang pemeriksaan diagnostik penyakit hidrosefalus.

Menjelaskan tentang penatalaksanaan penyakit hidrosefalus.

Menjelaskan tentang perawatan penyakit hidrosefalus.

Menyimak dengan seksama (mendengarkan dan memperhatikan)

3. Menutup penyuluhan(5 menit)

Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Memberi kesempatan kepada ibu klien untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas

Menyimak penjelasan penyuluh

Bertanya

6

Page 7: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

E. Evaluasi1. Evaluasi Struktur

a. Ibu klien dapat mengikuti kegiatan penkes b. Sasaran dan prasarana dapat disiapkan dengan baikc. Mahasiswa dapat melaksanakan tugas dengan baik

2. Evaluasi Prosesa. Ibu klien dapat berperan aktif dalam kegiatan penkesb. Selama kegiatan berlangsung sasaran mengikuti seluruh kegiatan

penkes3. Evaluasi Hasil

Ibu klien dapat menyebutkan dan menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan.

F. Materi1. Pengertian penyakit hidrocefalus

Hidrocephalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah, 2005).Hidrocepalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel cerebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural (Suriadi, 2006).Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis (Darto Suharso, 2009).

2. Penyebab penyakit hidrosefalusHidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan

serebrospinal (CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya (Allan H. Ropper, 2005). Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :

1. Kelainan Bawaan (Kongenital)a. Stenosis akuaduktus Sylvii

Merupakan penyebab terbanyak pada hidrosefalus bayi dan anak ( 60-90%). Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali atau abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus

7

Page 8: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

terlihat sejak lahir atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran.

b. Spina bifida dan kranium bifidaHidrosefalus pada kelainan ini biasanya yang berhubungan dengan sindrom Arnould-Jhiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan medulla oblongata dan cerebellum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total.

c. Sindrom Dandy-WalkerMerupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan hidrosefalus obtruktif dengan pelebaran system ventrikel terutama ventrikel IV, yang dapat sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa posterior.

d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu hematoma

e. Anomali pembuluh darah.2. Infeksi

Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi ruangan subarachnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat pirulen di aqueduktus sylviin atau system basalis. Hidrosefalus banyak terjadi pada klien pasca meningitis. Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari meningitis. Secara patologis terlihat pelebaran jaringan piamater dan arahnoid sekitar system basalis dan daerah lain. Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen terutama terdapat di daerah basal sekitar sistem kiasmatika dan interpendunkularis, sedangkan pada meningitis purunlenta lokasisasinya lebih tersebar.

3. NeoplasmaHidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat

aliran CSS. Pengobatannya dalam hal ini di tujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor tidak di angkat, maka dapat di lakukan tindakan paliatif dengan mengalihkan CSS melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak, penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.

4. PerdarahanPerdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan

fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri (Allan H. Ropper, 2005)

8

Page 9: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

3. Klasifikasi penyakit hidrosefalusKlasifikasi hidrosefalus cukup beragam, bergantung pada faktor yang

berkaitan dengannya. Berikut ini klasifikasi hidrosefalus yang sering dijumpai:1. Menurut gambaran klinik, dikenal hidrosefalus yang manifest (over

hydrocephalus) dan hidrosefalus yang tersembunyi (occult hydrocephalus). hidrosefalus yang tampak jelas dengan tanda-tanda klinis yang khas di sebut hidrosefalus yang manifest. Sementara itu, hidrosefalus dengan ukuran kepala yang normal disebut sebagai hidrosefalus yang tersembunyi.

2. Menurut waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus congenital dan hidrosefalus akuisita. Hidrosefalus yang terjadi pada neonatus atau yang berkembang selama intra-uterin disebut hidrosefalus kogenital. hidrosefalus yang terjadi karena cedera kepala selama proses kelahiran disebut hidrosefalus invantil. hidrosefalus Akuisita adalah hidrosefalus yang terjadi setelah masa neonatus atau disebabkan oleh faktor-faktor lain setelah masa neonatus.

3. Menurut proses terbentuknya hidrosefalus, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik. hidrosefalus akut adalah hidrosefalus yang terjadi secara mendadak sebagai akibat obstruksi atau gangguan absosrbsi CSS. Disebut hidrosefalus kronik apabila perkembangan hidrosefalus terjadi setelah aliran CSS mengalami obstruksi beberapa minggu.

4. Menurut sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non-komunikans berarti CSS sistem ventrikulus tidak berhubungan dengan CSS ruang subaraknoid misalnya yang terjadi bila akuaduktus sylvii, atau foramina luschka dan magendie tersumbat stenosis akuaduktus sylvius pada bayi dan anak yang berumur kurang dari 2 tahun mungkin disebabkan oleh infeksi intrauterine berupa meningoensefalitis virus atau bakteri, anoksia dan perdarahan intracranial akibat cedera perinatal. hidrosefalus communicants adalah hidrosefalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara CSS sistem ventrikulus dan CSS dari ruang subarachnoid; contohnya, terjadi bila penyerapan CSS kedalam villi araknoidalis terhambat. Cara memeriksanya: disuntikan zat warna kedalam ventrikel lateral, kemudian dilakukan pungsi lumbal. Bila ditemukan zat warna dalam pungsi ini, maka berarti ada hubungan antara ventrikel dan ruangan subarachnoid.

Hidrosefalus komunikan:Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat aliran bebas CSS dalam sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan. Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSS tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi CSS terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala–gejala peningkatan ICP).

9

Page 10: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSS tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi CSS terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala – gejala peningkatan ICP).Hidrosefalus non komunikan:Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga menghambat aliran bebas dari CSS. Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah pada sistem vertikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.Biasanya diakibatkan obstruksi dalam sistem ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSS. Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka. Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada sistem ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis sutura yang berfungsi atau pada anak–anak dibawah usia 12–18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda–tanda dan gejala–gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak-anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan/separasi garis sutura dan pembesaran kepala

5. Pseudohydrocephalus dan hidrosefalus tekanan normal (normal pressure hydrocephalus). Pseudohydrocephalus adalah disproporsi kepala dan badan bayi. Kepala bayi tumbuh cepat pada bulan kedua sampai bulan kedelapan. Sesudah itu disproporsi nya berkurang dan kemudian menghilang sebelum berunur 3 tahun. Hydrocephalus tekanan normal ditandai oleh pelebararan ventrikulus otak tetapi tekanan CSS dalam batas normal.

4. Perjalanan penyakit hidrosefalusPada prinsipnya hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari

ketidakseimbangan antara produksi, obstruksi dan absorpsi dari CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan tersebut adalah:1. Disgenesis serebri

46% hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang terbanyak adalah malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat kegagalan dalam proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan CSS sebagai kompensasi dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu contoh jelas adalah hidroanensefali yang terjadi akibat kegagalan pertumbuhan hemisferium serebri.

10

Page 11: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

2. Produksi CSS yang berlebihanIni merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab tersering adalah papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan.

3. Obstruksi aliran CSSSebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat terjadi didalam atau diluar sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid post trauma atau meningitis, dimana pada kedua proses tersebut terjadi inflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan sumbatan pada akuaduktus sylvius atau foramina pada ventrikel IV. Sisterna basalis juga dapat tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan hambatan dari aliran CSS. Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah belakang yang mengakibatkan arteri basilaris dapat menimbulkan obstruksi secara intermiten, dimana obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang bersangkutan.

4. Absorpsi CSS berkurangKerusakan villi arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS, selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan kejadian tersebut adalah:a. Post meningitisb. Post perdarahan subarakhnoidc. Kadar protein CSS yang sangat tinggi.

5. Akibat atropi serebriBila karena sesuatu sebab terjadinya atropfi serebri, maka akan timbul penimbunan CSS yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi tersebut.Terdapat beberapa tempat yang merupakan predileksi terjadinya hambatan aliran CSS:1. Foramen interventrikularis monroe

Apabila sumbatan terjadinya unilateral maka akan menimbulkan pelebaran ventrikel lateralis ipsilateral.

2. Auktus serebri (sylvius)Sumbatan pada tempat ini akan menimbulkan pelebaran kedua ventrikel lateralis dan ventrikel III

3. Ventrikel IVSumbatan pada ventrikel IV akan menyebabkan pelebaran kedua ventrikel lateralis, dan ventrikel III dan akuaduktus serebri.

4. Foramen mediana magendie dan foramen lateralis luschaSumbatan pada tempat-tempat ini akan menyebabkan pelebaran pada kedua ventrikel lateralis, ventrikel III, akuaduktus serebri dan ventrikel IV. Keadaan ini dikenal sebagai sindrom Dandy-Walker.

11

Page 12: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

5. Ruang subarakhnoid disekitar medulla oblongata, posn, dan mesensefalon maka pelebaran ventrikel otak tidak selebar seperti jika obstruksi terjadi ditempat lainnya. Hal ini terjadi karena penimbunan CSS disekitar batang otak akan menekan ventrikel otak dari luar.

5. Manifestasi klinis penyakit hidrosefalusTanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada derajat

ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005). Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatus

Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok (Peter Paul Rickham, 2003).

2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanakPembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala. Makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu:a. Fontanel anterior yang sangat tegang.b. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.c. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjold. Fenomena ‘matahari tenggelam (sunset phenomenon)

Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi). (Darsono, 2005).

Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama kelamaan menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh peningkatan dimensi ventrikel lateral dan anterior – posterior diatas proporsi ukuran wajah dan bandan bayi. Puncak orbital tertekan ke bawah dan mata terletak agak kebawah dan keluar dengan penonjolan putih mata yang tidak

12

Page 13: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

biasanya. Tampak adanya dsitensi vena superfisialis dan kulit kepala menjadi tipis serta rapuh.Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang terpisah – pisah dan pelebaran vontanela. Ventirkulogram menunjukkan pembesaran pada sistim ventrikel . CT scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan penebalan jaringan dan adnya massa pada ruangan Occuptional. Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika anak hidup maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.1. Bayia. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.b. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi

tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.c. Tanda–tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain :

1) Muntah2) Gelisah3) Menangis dengan suara tinggi (Cerebral Cry, yaitu tangisan pendek

bernada tinggi dan bergetar)4) Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan

pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi–stupor.d. Peningkatan tonus otot ekstremitas.e. Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh-pembuluh darah

terlihat jelas.f. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah-olah di atas

Iris.g. Bayi tidak dapat melihat ke atas, “sunset eyes” yaitu bola mata terdorong

kebawah oleh tekanan dan penipisan tulang suborbital, sklera tampak diatas iris, sehingga iris seakan-akan seperti matahari yang terbenam.

h. Cracked-pot sign, yaitu bunyi seperti pot yang retak atau buah semangka pada perkusi kepala.

i. Strabismus, nystagmus, atropi optic.j. Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya keatas.

2. Anak yang telah menutup suturanya :Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial :a. Nyeri kepalab. Muntahc. Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitasd. Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahune. Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan periferf. Strabismus

g. Perubahan pupil

13

Page 14: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

Manifestasi klinis Secara Khusus Menurut UmurGambaran klinik hidrosefalus dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab dan lokasi obstruksi. Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi hipertensi intracranial. Rincian gambaran klinik adalah sebagai berikut: Neonatus :Gejala hidrosefalus yang paling umum dijumpai pada neonatus adalah iritabilitas, sering kali anak tidak mau makan dan minum: kadang-kadang kesadaran menurun kearah letargi. Anak kadang-kadang muntah, jarang yang bersifat proyektil. Pada masa neonatus ini gejala-gejala lainnya belum nampak, sehingga apabila dijumpai gejala-gejala tersebut diatas, perlu dicurigai kemungkinan adanya hidrosefalus. Dengan demikian dapat dilakukan pemantuan secara teratur dan sistematik.

Anak berumur kurang dari 6 bulan :Pada umumnya anak mengeluh nyeri kepala, sebagai suatu manifestasi hipertensi intracranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas atau tidak menentu. Kadang-kadang anak muntah di pagi hari. Dapat disertai keluhan pengelihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus.Gangguan motorik dan koordinasi dikenali melalui perubahan cara berjalan. Hal demikian ini disebabkan oleh peregangan serabut kortikospinal korteks parietal sebagai akibat pelebaran ventrikulus lateral. Serabut-serabut yang lebih medial yang melayani tungkai akan terlebih dahulu tertekan, sehingga menimbulkan pola berjalan yang khas.Anak dapat mengalami gangguan dalam hal daya ingat dan proses belajar, terutama dalam tahun pertama sekolah. Apabila dilakukan pemeriksaan psikometrik maka akan terlihat adanya labilitas emosional dan kesulitan dalam hal konseptualisasi.Pada anak dibawah 6 tahun, termasuk neonatus akan tampak pembesaran kepala karena sutura belum menutup secara sempurna. Pembesaran kepala ini harus dipantau dari waktu ke waktu, dengan mengukur lingkar kepala. Perlu diingat bahwa kepala yang besar (makrosefal) belum tentu disebabkan oleh hidrosefalus; kraniosinostosis dapat menimbulkan makrosefal.Fontanela anterior tampak menonjol, pada palpasi terasa tegang dan padat. Pemeriksaan fontanela ini harus dalam keadaan yang santai, tenang dan penderita dalam posisi berdiri atau duduk tegak. Tidak ditemukannya fontanela yang menonjol bukan berarti bahwa tidak ada hydrocephalus. Pada umur 1 tahun, fontanela anterior sudah menutup; atau oleh karena rongga tengkorak yang melebar maka tekanan intracranial secara relative akan mengalami dekompresi..

14

Page 15: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

Perkusi pada anak memberi sensasi yang khas. Pada hydrocephalus akan terdengar suara yang sangat mirip dengan suara ketukan pada semangka masak. Pada anak yang lebih tua akan terdengar suara kendi retak (cracked-pot). Hal demikian ini menggambarakan adanya pelebaran sutura.Vena-vena di kulit kepala dapat terlihat sangat menonjol, terutama apabila si bayi menangis. Peningkatan tekanan intracranial akan mendesak darah vena dari alur normal di basis otak menuju ke kolateral dan saluran-saluran yang tidak mempunyai klep.Mata penderita hidrosefalus memperlihatkan gambaran yang khas, yang disebut sebagai setting-sun sign.Sklera yang berwarna putih akan tampak di atas iris. Paralisis nervus abdusens yang sebenarnya tidak menunjukan lokasi lesi, sering dijumpai pada anak yang berumur lebih tua dan pada dewasa.Kadang-kadang terlihat adanya nistagmus dan strabismus. Pada hidrosefalus yang sudah lanjut dapat terjadi edema papil atau atrofi papil. Tidak adanya pulsasi vena retina merupakan tanda awal hipertensi intracranial yang khas.

Dewasa : Gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala. Sementara itu gangguan visus, gangguan motorik berjalan, dan kejang terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa. Pemeriksaan neurologist pada umunya tidak menunjukan kelainan, kecuali adanya edema papil dan / atau paralisis nervus abdusens

6. Pemeriksaan diagnostik penyakit hidrosefalusSelain dari gejala-gejala klinik, keluhan pasien maupun dari hasil pemeriksaan fisik dan psikis, untuk keperluan diagnostik hidrosefalus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yaitu :1. Rontgen foto kepala

Dengan prosedur ini dapat diketahui:a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya

pelebaran sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial kronik berupa imopressio digitate dan erosi prosessus klionidalis posterior.

b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.

2. TransimulasiSyarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3 menit.

15

Page 16: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

3. Lingkaran kepalaDiagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar kepala melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam kurun waktu 2-4 minggu.

4. VentrikulografiYaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanela anterior langsung masuk ke dalam ventrikel.

5. UltrasonografiDilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat menunjukkan system ventrikel yang melebar.

6. CT Scan kepalaPada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III.

7. MRI (Magnetic Resonance Imaging)Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis dengan menggunakan teknik scaning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.

7. Penatalaksanaan penyakit hidrosefalus Penanganan hidrosefalus masuk pada katagori ”live saving and live

sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis

dengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid (diamox) yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal.

2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan tempat absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid.

3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:a. Drainase ventrikule-peritonealb. Drainase Lombo-Peritonealc. Drainase ventrikulo-Pleurald. Drainase ventrikule-Uretrostomie. Drainase ke dalam anterium mastoidf. Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung

melalui kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.

16

Page 17: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

g. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.

h. Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.

Ada 2 macam terapi pintas/“ shunting “:1. Eksternal

CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.

2. Internala. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain :

1) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen)

2) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior.3) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus.4) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum.5) Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum

b. “Lumbo Peritoneal Shunt”CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.

Tekhnik shunting:1. Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau

kornu frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe.2. Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan

analisis3. Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletak

proksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter) maupun yang terletak di distal dengan katup berbentuk celah (Pudenz). Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar antara 5-150 mm, H2O.

4. Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atrium kanan jantung melalui v. jugularis interna (dengan thorax x-ray ujung distal setinggi 6/7).

17

Page 18: Pre Planning Penyuluhan Penyakit Hidrosefalus

5. Ventriculo-Peritoneal Shunt:a. Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutanb. Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.

Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak, memungkinkan tidak diperlukan adanya revisi walaupun badan anak tumbuh memanjang.Komplikasi yang sering terjadi pada shunting: infeksi, hematom subdural, obstruksi, keadaan CSS yang rendah, ascites akibat CSS, kraniosinostosis.

8. Perawatan penyakit hidrosefalus1. Pertahankan kepala/leher pada posisi yang netral, usahakan dengan sedikit

bantal. Hindari penggunaan bantal yang tinggi pada kepala.2. Kurangi rangsangan ekstra (yang berlebihan) dan berikan rasa nyaman

seperti massase punggung, lingkungan yang tenang, sentuhan yang ramah dan suasana atau pembicaraan yang tidak gaduh.

3. Berikan klien makan dengan posisi semi fowler dan berikan waktu yang cukup untuk menelan.

4. Pertahankan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah mengunyah makanan

5. Berikan aktifitas yang sesuai, menarik dan dapat dilakukan oleh anak6. Ubah posisi setiap 2-4 jam7. Berikan pijatan pada kulit, pertahankan kebersihan.8. Observasi terhadap tanda-tanda kerusakan integritas kulit9. Pantau tanda-tanda infeksi (nafsu makan menurun, ketidakstabilan,

perubahan warna kulit, demam, tachikardi)

18