PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

26
PRE PLANNING KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RW 08 KELURAHAN MERANTI PANDAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU OLEH: KELOMPOK II FADHLI AHMAD, S.Kep RHOMADONA ADIAKA.D.P,S.Kep YOSSI ISMAYA, S.Kep MEGA APRIWINARTI, S.Kep PURWATI, S.Kep FITRI NILA HANDAYANI, S.Kep SAFRA RIA KURNIATI, S.Kep EVA NURLIS, S.Kep RHAUDATUL JANNAH, S.Kep YANTI EKA WATI, S.Kep

Transcript of PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

Page 1: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

PRE PLANNINGKEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH

TANGGA DI RW 08 KELURAHAN MERANTI PANDAK KECAMATAN RUMBAI

PESISIRKOTA PEKANBARU

OLEH:

KELOMPOK II

FADHLI AHMAD, S.Kep

RHOMADONA ADIAKA.D.P,S.Kep

YOSSI ISMAYA, S.Kep

MEGA APRIWINARTI, S.Kep

PURWATI, S.Kep

FITRI NILA HANDAYANI, S.Kep

SAFRA RIA KURNIATI, S.Kep

EVA NURLIS, S.Kep

RHAUDATUL JANNAH, S.Kep

YANTI EKA WATI, S.Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA DAN GERONTIK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2011

Page 2: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

PRE PLANNING KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH

TANGGA DI RW 08 KELURAHAN MERANTI PANDAK KECAMATAN RUMBAI

PESISIR

A. LATAR BELAKANG

Sampah merupakan bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau

sesuatu yang harus dibuang dari aktivitas manusia. Sampah yang berasal dari pemukiman

terdiri dari sisa – sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, serta bekas

pembungkus (kertas, plastik, daun, dan sebagainya). Apabila tumpukan sampah rumah

tangga dibiarkan begitu saja akan mendatangkan binatang-binatang yang dapat

menjadi vektor penyakit seperti: lalat, kecoa, lipas, kutu, nyamuk dan lain-lain

(Soemarwoto, 2000).

Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup pasal 16

menyatakan bahwa masyarakat bertanggungjawab sebagai produsen timbulanya

sampah. Diharapkan masyarakat sebagai sumber sampah yang beresiko sebagai

sumber pencemaran lingkungan, untuk ikut serta dalam sistem pengelolaan sampah

(Syafruddin, 2004)

Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai

barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu

dimanfaatkan. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumberdaya yang

mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos,

pupuk ataupun untuk bahan baku industri (Murbandono, 2001). Pengelolaan sampah

dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan

penanganan sampah.

Namun, pengelolaan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah

dengan “kumpul, angkut, buang” ke TPA saja, tetapi harus dilakukan secara

komprehensif dan terpadu. Sehingga sampah dapat memberikan manfaat secara

ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah

perilaku masyarakat.

Page 3: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah

diberlakukan. Setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi

mengabaikan urusan sampahnya dengan alasan sudah membayar iuran kebersihan.

Dalam upaya mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di

masa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman

yang sehat. Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi

yang dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih

dari lingkungan permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya (PerMen

PU nomor: 21/PRT/M/2006).

Visi pengembangan sistem pengelolaan persampahan Departemen

Kimpraswil, yaitu “Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah”

menggambarkan keinginan terwujudnya suatu kondisi lingkungan yang baik dan

sehat. Secara umum, menurut Peraturan Menteri PU nomor: 21/PRT/M/2006,

daerah yang mendapatkan pelayanan persampahan yang baik akan dapat

ditunjukkan memiliki kondisi sebagai berikut:

a. Seluruh masyarakat memiliki akses untuk penanganan sampah yang

dihasilkan dari aktifitas sehari-hari, baik di lingkungan perumahan,

perdagangan, perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya.

b. Masyarakat memiliki lingkungan permukiman yang bersih karena sampah

yang dihasilkan dapat ditangani secara benar.

c. Masyarakat mampu memelihara kesehatannya karena tidak terdapat sampah

yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diare, tipus,

disentri, dan lain-lain; serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran

udara, air atau tanah.

d. Masyarakat dan dunia usaha/swasta memiliki kesempatan untuk

berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh

manfaat bagi kesejahteraannya.

Berdasarkan hasil pengumpulan data kesehatan di RW 08 Kelurahan Meranti

pandak diperoleh data dari 145 keluarga, mayoritas mengolah sampah dengan cara

diangkut petugas 121 KK (83,45%), keluarga mengolah sampah keluarga dengan

cara dibakar 11 KK(7,59%), dibakar dan diangkat petugas 10KK (6,9%), dibakar

Page 4: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

dan di timbun 1KK (0,69). Namun masih ditemukan keluarga yang membuang

sampah sembarangan 1 orang (0,69%). Penyakit yang dialami keluarga dalam 3

bulan terakhir akibat masalah kesehatan lingkungan antara lain batuk pilek

sebanyak 114 orang (19,2%), demam sebanyak 105 orang (17,7%), diare sebanyak

10 orang (1,7%), dermatitis sebanyak 9 orang (1,5%) dan tifus sebanyak 1 orang

(0,2%).

Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah perlu dilakukan salah satunya

melalui pengetahuan mengenai dampak sampah bagi kesehatan, pengelolaan

sampah dan cara mengatasi dampak pengelolaan sampah yang tidak baik. Sebagai

tindak lanjut dari masalah diatas, mahasiswa Praktek Profesi Keperawatan

Komunitas PSIK UR merasa perlu untuk memberikan penguluhan tentang

pengelolaan sampah kepada masyarakat di RW 08 Kelurahan Meranti Pandak

Kecamatan Rumbai Pesisir

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah di berikan penyuluhan tentang pengolahan sampah selama 1 x 30 menit

diharapkan masyarakat mampu memahami tentang cara pengolahan sampah

rumah tangga

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pengolahan sampah rumah

tangga di wilayah RW 08 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai

Pesisir diharapkan masyarakat mampu :

a. Mengidentifikasi berbagai macam jenis sampah rumah tangga RW 08

Kelurahan Meranti Pandak.

Page 5: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

b. Mengolah sampah rumah tangga yang ada di RW 08 Kelurahan Meranti

Pandak.

c. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan dari sampah

rumah tangga.

d. Mampu mengolah sampah rumah tangga menjadi hal yang berguna

C. PELAKSAAN KEGIATAN

1. Judul kegiatan

Penyuluhan tentang pengolahan sampah rumah tangga di RW 08 Kelurahan

Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir.

2. Sasaran kegiatan

Seluruh masyarakat di RW 08 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan

Rumbai Pesisir.

3. Target

a. Ketua RW 08 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir

b. Seluruh Ketua RT di RW 08 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan

Rumbai Pesisir

c. Pengurus RW SIAGA “MERANTI INDAH”di RW 08 Kelurahan

Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir

d. Masyarakat di RW 08 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai

Pesisir

Page 6: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

4. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya Jawab

5. Media dan alat

a. Laptop

b. TOA

c. LCD

6. Waktu dan tempat

Kegiatan akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Rabu/ 2 Maret 2011

Waktu : 14.00 wib s/d selesai

Tempat : Mushalla Baitu Raihan di RW 08 Kelurahan Meranti

Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir

7. Kepanitiaan

Moderator : Fadhli Ahmad

Leader : Dinas Kesehatan Pekanbaru

Fasilitator : Rhomadona A.D.P, Rhaudatul Jannah, Mega

Apriwinarti, Purwati, Eva Nurlis, Yossi Ismaya.

Observer : Yanti Eka putri, Fitri Nila Handayani

Dokumentasi : Safra Ria Kurniati

Page 7: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

8. Pengorganisasian

a. Setting tempat

Keterangan :

: Moderator

: Pemateri

: Masyarakat

: Fasilitator

:Observer

Layar ProyektorLayar Proyektor

LCDLCD

MM

MM

Page 8: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

b. Susunan acara

No Waktu Kegiatan Pengisi Acara

1 14.00 -14.05 Pembukaan Yanti Eka Wati

2 14.05 -14.10 Pembacaan Tilawah Rhomadona A.D.P

3 14.10 -14.20 Perlaksanaan:

- Kata sambutan dari

ketua RW Siaga

Abu Bakar

4 14.20 -15.00 Penyampaian Materi tentang

pengolahan sampah rumah

tangga

Dinas Kesehatan

5 15.00 -15.30 Tanya Jawab Fadhli Ahmad

6 15.30 -15.35 Penutup Yanti Eka Wati

c. Evaluasi

1. Struktur

Persiapan dilaksanakan 2 minggu sebelum kegiatan dan undangan

disebarkan 3 hari sebelum kegiatan.

2. Proses

Diharapkan acara berjalan lancar dan kehadiran 100% dari jumlah

undangan.

3. Hasil

Masyarakat dapat mengetahui tentang pengolahan sampah rumah tangga.

Page 9: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

d. Uraian Tugas

1. Moderator

a. Membuka acara

b. Memperkenalkan mahasiswa

c. Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan

d. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi

e. Mengatur jalannya diskusi

2. Leader

Menyampaikan materi penyuluhan tentang pengelolaan sampah

3. Co Leader

Membantu leader saat presentasi

4. Fasilitator

a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan

b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

c. Membuat absensi penyuluhan

5. Observer

a. Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang pengelolaan sampah

b. Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan

c. Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan

6. Dokumentasi

Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan

e. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Seluruh penjahit yang di Undang

menghadiri acara penyuluhan

b. Tempat, waktu, media dan alat telah

tersedia sesuai rencana

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai

perencanaan

Page 10: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan

b. Peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan

c. 100% peserta berperan aktif selama jalannya kegiatan

3. Evaluasi hasil

Masyarakat memahami tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar

Page 11: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

URAIAN MATERI

A. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Dalam upaya menciptakan

lingkungan yang sehat, ada enam indikator utama yaitu sanitasi air bersih,

kepemilikan rumah sehat, penyehatan lingkungan dan jamban keluarga,

penyehatan tempat pembuangan sampah, penyehatan tempat pembuangan

limbah, dan penyehatan tempat-tempat umum. (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Hendrik L. Blum (2003), ada 4 faktor utama yang sangat

mempengaruhi status kesehatan individu yaitu keturunan, lingkungan,

perilaku, dan pelayanan kesehatan. Perubahan kesehatan individu ini

tentunya akan menghambat upaya pembangunan kesehatan masyarakat.

B. Sampah

Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi yang dibuang oleh

pemiliknya atau pemakainya semula (Prihanto, dkk, 2006). Sampah rumah

tangga adalah segala sesuatu baik berupa bahan atau benda yang sudah tidak

mempunyai nilai lagi. Sampah rumah tangga terbagi menjadi dua golongan,

yaitu sampah yang mudah terurai secara alami dan yang tidak mudah terurai

secara alami.

Page 12: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

C. Penggolongan sampah

Menurut Prihanto (2006) sampah dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Sampah organik

Sampah yang terdiri dari bahan penyusun hewan dan tumbuhan

digolongkan kedalam sampah organik. Selain hewan dan tumbuhan juga

ada komponen lainnya yaitu sisa makanan ,pembungkus (selain kertas,

karet dan plastik), tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Sampah

organik bisa didaur ulang dan ada yang tidak bisa didaur ulang.

Contoh sampah organik bisa didaur ulang: kertas, kardus, koran, majalah,

dll

Contoh sampah organik yang tidak bisa didaur ulang: sisa makanan,

daun, sisa sayuran, dll.

2. Sampah non-organik

Sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui digolongkan

kedalam sampah anorganik, seperti mineral, eksplorasi minyak dan

proses industri. Pada umumnya sampah ini tidak dapat diuraikan atau

sulit diuraikan secara alami.

Contoh sampah non-organik bisa didaur ulang: logam (besi, alumunium,

tembaga), botol, bekas botol minuman, kaleng, plastik, kaca, dll.

Contoh sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang: plastik yang

tidak bisa didaur ulang, baterai bekas, dll.

Page 13: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

Skema. 1. Penggolongan sampah rumah tangga

D. Penanganan sampah rumah tangga

Kehadiran sampah dalam hidup kita merupakan suatu hal yang tidak dapat

dihindarkan karena setiap kegiatan manusia pasti akan menimbulkan sampah.

namun penanganan sampah rumah tangga dapat menguntungkan manusia,

melalui:

1. Didaur ulang/ dijual

Dalam proses daur ulang sampah-sampah yang sekiranya masih dapat

diolah kembali, dipungut dan dikumpulkan menurut jenisnya. Misalnya

kertas, pecahan kaca, botol bekas, logam-logam dan plastik. Dari bahan-

bahan itu dapat diolah menjadi karton, kardus pembungkus, alat-alat

rumah tangga dan lain-lain. Kompos adalah bahan organik yang telak

Page 14: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

lapuk, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dadak

padi, batang jagung, dan lain-lain (Murbandono, 2001). Kompos dapat

terjadi dengan sendirinya melalui proses alami, namun proses ini

berlangsung dalam waktu yang lama. Untuk mempercepat proses

pembusukan (pembentukan kompos) dapat dilakukan dengan rekayasa

manusia. Fungsi kompos antara lain sebagai pupuk penyubur tanah,

penahan air hujan, tempat penyimpanan bahan makanan dan alat untuk

memperbaiki struktur tanah.

2. Kompos

a. Sampah organik akan mengalami perlakuan lebih lanjut untuk dibuat

kompos. Dengan tahap-tahap pembuatan kompos sebagai berikut:

- sampah organik dipotong kecil-kecil untuk meningkatkan luas kontak

sampah dengan biostarter.

- Sampah yang sudah berukuran kecil ditimbun dalam tong sampah

khusus

- Setiap 2-3 hari sekali sampah disemprot dengan biostarter, misalnya

stardect.

- Setelah tong penuh dengan sampah kemudian ditutup. Sebelumnya

sampah

diberi pemberat, agar air dapat keluar dari sampah dan sampah menjadi

padat/kering.

- Satu bulan setelah ditutup, sampah sudah siap dipanen untuk dijadikan

kompos, dengan terlebih dahulu sampah tersebut diayak.

Page 15: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

b. Ciri-ciri kompos yang sudah jadi:

- berwarna coklat tua hingga kehitaman

- remah, tidak menggumpal

- tidak larut dalam air

- suhu sama atau mendekati suhu lingkungan

- tidak berbau busuk

3. Makanan ternak

4. Pembuatan biogas

Penanganan sampah yang kurang menguntungkan, melalui:

1. Petugas kebersihan dari Dinas Kebersihan.

2. Membuang sampah ke sungai/ selokan

3. Ditumpuk atau ditimbun

4. Dibakar

E. Dampak pengelolaan sampah yang tidak baik

Pengelolaan sampah rumah tangga yang kurang memadai (pembuangan

sampah tidak terkontrol) dapat menimbulkan dampak buruk bagi manusia.

Beberapa dampak dari penanganan sampah yang tidak baik, yaitu:

1. Membuang sampah ke sungai/ selokan

Pembuangan sampah‐sampah ke sungai akan menyebabkan pencemaran

terhadap air sungai tersebut. Pembuangan sampah ke sungai akan

mengakibatkan terhambatnya proses air tanah. Sampah‐sampah plastik

yang tidak bisa diuraikan oleh tanah akan mengakibatkan menumpuknya

sampah. Disaat musim hujan tiba, sampah akan meningkatkan tekanan air

Page 16: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

dan menyumbat aliran sungai sehingga air meluap kepermukaan dan akan

menyebabkan banjir.

2. Ditumpuk atau ditimbun

Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan tempat yang baik bagi

perkembangan organisme penyebar penyakit seperti tikus, nyamuk dan

lalat (Soemarwoto, 2000). Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya

penyakit infeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri, dll melalui

lalat, kecoa, dan meningkatnya penyakit demam berdarah, dll.

3. Dibakar

Pembakaran sampah di pekarangan rumah lebih praktis, tapi dalam

jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan polusi udara. Sehingga

merugikan individu yang bersangkutan seperti gangguan pernafasan

(batuk, asma, TBC), komunitas, dan lingkungan secara keseluruhan.

F. Dampak sampah rumah tangga

1. Bagi kesehatan manusia

Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan tempat yang baik bagi

perkembangan organisme penyebar penyakit seperti tikus, nyamuk dan

lalat (Soemarwoto, 2000). Penularan penyakit dapat terjadi secara

langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui udara, air minum

dan makanan. Menurut Ryadi (2000), berbagai macam penyakit yang

diakibatkan oleh sampah yaitu: diare, kholera, tifus, malaria, scabies,

panu dan disentri.

Page 17: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

2. Bagi sosial dan ekonomi

Pembuangan sampah rumah tangga yang sembarangan bisa menyebabkan

bau yang tidak sedap, suasana kumuh, dan kehidupan yang tidak

menyenangkan bagi manusia. Menurut Soemarwoto (2000), sampah

rumah tangga yang tidak tertangani akan mengakibatkan berkurangnya

keindahan lingkungan diikuti dengan bau busuk. Bila lingkungan sudah

sedemikian rupa maka akan mengurangi sumberdaya kehidupan dalam

sektor kepariwisataan.

3. Bagi lingkungan

Kemajuan teknologi mengakibatkan tanah, air dan udara digunakan

secara terus-menerus, sehingga sampah yang ditimbulkan semakin

menumpuk dan pada akhirnya mengganggu keseimbangan lingkungan.

Apabila keseimbangan lingkungan terganggu akan mengakibatkan

bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Apalagi jika sampai dalam taraf

pencemaran atau polusi tanah, air dan udara maka akan sangat

mengganggu kehidupan manusia.

Page 18: PRE PLANNING PENGOLAHAN SAMPAH finish.doc

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, (2006), Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006 tentangKebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem PengelolaanPersampahan (KSNP-SPP), Jakarta.di peroleh tanggal 17 Februari 2011 dari http:// www.scrib.com

Murbandono. (2001). Membuat Kompos. Jakarta: Penebar Swadaya.

Notoatmodjo. (2007). Kesehatan masyarakat; ilmu dan seni. Jakarta: PT. Rineka cipta.

Prihanto, D. dkk. (2006). Sampah dan Pengelolaannya. Malang: PTPGT-VEDC

Malang.

Ryadi, A.L. (2000). Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Karya Anda.

Soemarwoto, O. (2000). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:

Djembatan

Syafrudin, (2004), Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat(Kajian Awal Untuk Kasus Kota Semarang), Makalah pada DiskusiInteraktif: Pengelolaan Sampah Perkotaan Secara Terpadu, ProgramMagister Ilmu Lingkungan UNDIP