Pre Planning Asam Urat Pada Lansia
description
Transcript of Pre Planning Asam Urat Pada Lansia
PRE PLANNING PENYULUHAN PENATALAKSANAAN ARTHRITIS
GOUT PADA LANSIA DI PUSKESMAS TALANG BAKUNG
KOTA JAMBI TAHUN 2015 Tanggal 22 Oktober 2015
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan menciptakan masyarakat Indonesia
yang sejahtera yang ditandai dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : 1) upaya kesehatan, 2) pembiayaan
kesehatan, 3) sumber daya manusia kesehatan, 4) sediaan farmasi, alat kesehatan
dan makanan, 5) manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) pemberdayaan
masyarakat (Depkes RI, 2010).
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur-
angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh
masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh
terpadu dan berkesinambungan. Misalnya pelayanan untuk penyakit-penyakit
akut dan kronis (Depkes RI, 2009).
Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia
lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula
pada semua jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
penyakit Arthritis Gout / asam urat (Fitriani, 2009).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia). Arthritis Gout
merupakan hasil dari akhir metabolisme purin. Purin berasal dari makanan dan
dari sel tubuh sendiri, umumnya darah manusia dapat menampung Arthritis Gout
sampai tingkat tertentu. Kadar Arthritis Gout dalam darah manusia normalnya 7
mg/dl pada pria dan pada wanita rata-rata di bawah 6 mg/dl. Tetapi apabila
kadarnya melebihi standar tersebut darah tidak mampu menampung Arthritis
Gout dan harus dibuang di berbagai organ terutama paling banyak di sendi,
ginjal ,ujung kaki dan tangan. Seseorang dengan riwayat pernah cek Arthritis
Gout di atas 7 mg/dl kemungkinan untuk menjadi penyakit gout semakin besar,
biasanya 25% orang dengan Arthritis Gout tinggi akan menjadi penyakit gout.
Hal ini disebut awal stadium, asimtomatik tanpa gejala. Pada setiap orang
berbeda-beda ada yang bertahun-tahun atau sama sekali tidak ada gejalanya,
tetapi ada yang muncul di usia 20 tahun, sampai 30 tahun, atau 40 tahun
(Depkes,2009).
Penyakit Arthritis Gout ini terjadi terutama pada laki-laki, mulai dari usia
pubertas hingga mencapai usia puncak 40-50 tahun. Sedangkan pada perempuan
persentase Arthritis Gout mulai dari setelah memasuki usia menoupause. Dan
seiring dengan perkembangan zaman, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini
kejadian asam urat di negara-negara maju maupun di negara yang sedang
berkembang semakin meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun (Fitriani,
2009).
Kekambuhan adalah peristiwa-peristiwa timbulnya kembali gejala-gejala
yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan. Pencegahan Arthritis Gout
adalah suatu upaya atau cara mencegah Art h ritis Gout melebihi batas normal
yang direkomendasikan secara medis. Perlu diketahui, secara medis kadar
Arthritis Gout normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar Arthritis Gout
normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar
Arthritis Gout di atas normal disebut hiperurisemia (Lingga, 2012).
Arthritis Gout ini sangat mengkhawatirkan dengan tidak dilakukannya
pencegahan sebagaimana mestinya tentunya akan semakin memperbesar resiko
untuk terjadinya kekambuhan dan keparahan dari penyakit yang diderita,
menimbulkan komplikasi seperti terjadi nefrolitiasis urat, dan gagal ginjal akut.
Perawat merupakan salah satu pemberi pelayanan kesehatan, harus
mampu untuk melakukan upaya promosi dan pemeliharaan kesehatan serta
mencegah terjadinya penyakit ataupun mencegah akibat lanjut dari suatu
penyakit. Peran perawat sebagai pendidik baik secara langsung dengan
memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan pada penderita maupun
secara tidak langsung dapat menolong penderita (Supartini, 2003).
Menurut badan kesehatan dunia (WHO) penderita Arthritis Gout pada
tahun 2004 diperkirakan mencapai 230 juta. Prevalensi Arthritis Gout di dunia
sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan peningkatan
kejadian Arthritis Gout terutama di negara-negara maju karena di negara maju
mereka mengkonsumsi makanan yang berlemak dan mengandung kadar purin
tinggi (Sudoyo, 2007).
Penyakit Arthritis Gout yang terus meningkat prevalensinya baik di
negara maju maupun berkembang dan hanya sedikit penderita asam urat yang
terkontrol dengan baik di Amerika angka kejadian asam urat mencapai 2-13%
(Lingga, 2012).
Sedangkan di Indonesia menurut Kepmenkes (2013), menyebutkan
bahwa memperlihatkan sepuluh penyakit tersering yang diderita kelompok
lansia, tahun 2013.
Tabel 1.1 Penyakit Tersering pada Lansia
No Jenis penyakitPrevalensi Menurut Kelompok Umur (%)
55-64 tahun 65-74 tahun 75 + tahun
1. Hipertensi 45,9% 57,6% 63,8%2. Arthritis 45,0% 51,9% 54,8%3. Stroke 33,0% 46,1% 67,0%4. PPOK 5,6% 8,6% 9,4%5. DM 5,5% 4,8% 3,5%6. Kanker 3,2% 3,9% 5,0%7. Penyakit jantung
koroner2,8% 3,6% 3,2%
8. Batu ginjal 1,3% 1,2% 1,1%9. Gagal jantung 0,7% 0,9% 1,1%10. Gagal ginjal 0,5% 0,5% 0,6
Sumber: kementerian kesehatan RI, Riskesdes, 2013.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Arthritis termasuk dalam
peringkat ke 2 dalam 10 penyakit terbanyak pada lansia berdasarkan klasifikasi
kelompok umur.
Masalah yang biasa muncul pada lansia adalah gangguan intelektual,
Infeksi, gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit, sulit buang
air besar (konstipasi), depresi dan kurang bergerak: gangguan fisik, jiwa, dan
faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang
paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan
penyakit jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan data dari puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2015
di dapatkan jumlah Lansia yang mengalami Arthritis Gout/Asam Urat pada
bulan Juli–September 2015 berjumlah 140 pasien dengan pasien laki- laki
sebanyak 82 Pasien dan perempuan sebanyak 58 Pasien.
Berdasarkan uraian di atas kelompok tertarik untuk melaksanakan
implementasi keperawatan tentang penyuluhan penatalaksanaan Arthritis Gout
pada lansia di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2015.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan lansia dapat mengerti dan
memahami tentang penatalaksanaan Arthritis Gout pada lansia di Puskesmas
Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
a. Mengetahui dan memahami tentang konsep Arthritis Gout pada lansia
b. Mengetahui dan memahami tentang penatalaksanaan medis dan Non
medis Arthritis Gout pada lansia.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Penyuluhan Tentang Arthritis Gout Pada Lansia di Puskesmas
Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2015.
2. Sasaran dan target
Sasaran : Lansia di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi
Target : Lansia ( 10 orang)
3. Metode : a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
4. Media dan alat
a. Laptop dan Charger
b. LCD
c. Leaflet Arthritis Gout
d. Power point
e. Pre planning
f. Alat Tulis (Pena dan Buku)
g. Sound System
5. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Oktober 2015
Jam : 09.00 WIB – 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi
6. Pengorganisasian
a. Setting tempat
Ket : : Penanggung jawab : Mahasiswa
: Presenter : Operator
: Lansia : meja
: Fasililtator
: Moderator
: Pembimbing
: Observer
b. Susunan Acara
No Tahap Kegiatan dan Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu
1 Pendahuluan Moderator : Mengucapkan salam Mengingatkan kembali
kontrak waktu / Tempat Menjelaskan tujuan
penyuluhan yang akan dicapai
Memberi kesempatan kepada penanggung jawab untuk memberikan kata sambutan
Menjawab salam Menyepakati kontrak
waktu Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan dan memperhatikan
10 menit
2 Pelaksanaan Moderator : Memberikan kesempatan
pada presenter untuk membacakan dan menjelaskan materi
Presenter : Mengucapkan salam Menanyakan keadaan
atau perasaan saat ini
Menggali pengetahuan peserta tentang asam urat
Memberikan reinforcement positif
Menjelaskan materi penyuluhan tentang :- Menjelaskan konsep
Arthritis Gout- Penatalaksanaan
medis dan non medis Arthritis Gout
- Pemutaran video tentang Arthritis
Mendengarkan dan memperhatikan
Mengucap Salam Menjawab dan
mengungkapkan perasaan
Mengungkapkan pendapat
Mendengarkan dan memperhatikan
Mendengarkan dan memperhatikan
40 menit
GoutModerator :
Memotivasi peserta untuk bertanya
Memotivasi teman-teman mahasiswa/i untuk menjawab
Mahasiswa Menjawab pertanyaan
lansia
Mengajukan pertanyaan
Menjawab Pertanyaan
Mendengarkan dan memperhatikan
3 Penutup Moderator : Menyimpulkan
jawaban pertanyaan kepada peserta mengenai materi yang dibahas untuk mengevaluasi pemahaman audiens
Mengulang kembali tentang ulasan video
Mengucapkan salam penutup
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab salam
10 menit
D. Uraian Tugas
1. Penanggung Jawab : Aan Herfandie, S.Kep
Tugas :
a. Mengkoordinir kegiatan dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan
acara sejak perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan.
b. Mengkoordinasi pertemuan
2. Moderator : M. Yunus, S.Kep
Tugas :
a. Membuka acara
b. Menjelaskan tujuan pertemuan
c. Membuat kontrak waktu
d. Memimpin dan mengarahkan penyuluhan
e. Menutup acara
3. Presenter : Padhilah Pebriani, S.Kep
Tugas :
Menyajikan materi tentang Arthritis gout kepada audiens
4. Operator : Anisa Puspasari, S.Kep
5. Observer : Bayu Kurniawan, S.Kep
Luqyana Zulfa, S.Kep
Tugas :
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat hasil pelaksanaan penyuluhan
5. Fasilitator : a. Nuraini, S.Kep
b.Rifqi Alif Rahmansyah, S.Kep
Tugas :
Memotivasi peserta untuk bertanya dan menyebarkan leaflet
6. Pendokumentasian : Triasih Oktariani, S.Kep
Tugas :
Mendokumentasikan hasil penyuluhan, bertanggung jawab dalam
mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan dari sejak perencanaan,
persiapan, pelaksanaan evaluasi dari pelaporan.
7. Konsumsi : Siti Mariam, S.Kep
Tugas :
Mempersiapkan konsumsi untuk penyelenggaraan penyuluhan
E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. 50 % lansia hadir dalam kegiatan Penyuluhan Arthritis Gout di Puskesmas
b. Media dan alat sesuai perencanaan
c. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
d. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti penyuluhan dengan baik
c. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama proses penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. 50% lansia dapat menyebutkan tentang pengertian Arthritis Gout pada lansia
b. 50% lansia dapat menyebutkan tentang penyebab Arthritis Gout pada lansia
c. 50% lansia dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala Arthritis Gout pada
lansia
d. 50% lansia dapat menyebutkan tentang cara perawatan Arthritis Gout pada
lansia
e. 50% lansia dapat menyebutkan tentang penatalaksanaan medis dan Non
medis Arthritis Gout pada lansia.
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN PENATALAKSANAAN MEDIS DAN
NON MEDIS PADA ARTHRITIS GOUT
A. Konsep Athritis Gout
1. Pengertian Arthritis Gout
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia). Arthritis gout
adalah asam yang berbentuk Kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin (bentuk turunan nucleoprotein), yaitu salah satu komponen
asam nukleat yang terdapat pada inti sel- sel tubuh. Secara alamiah, purin
terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada semua makanan sari sel hidup, yakni
makanan tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging,
jeroan, ikan sarden) (Smeltzer, 2001).
Sedangkan menurut Sylvia Price (2005) arthritis gout adalah penyakit
dimana terjadi penumpukan purin dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau
akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Jadi arthritis gout merupakan
penyakit yang timbul akibat penimbunan purin yang melebihi normal didalam
tubuh.
2. Penyebab
Menurut Sarif (2012) berdasarkan penyebabnya, penyakit arthritis gout
digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Penyakit Arthritis Gout primer
Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini
diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal
yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi purin atau biasa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran purin dari tubuh.
b. Penyakit Arthritis Gout sekunder
1) Konsumsi zat purin yang berlebihan.
2) Penurunan eksresi Arthritis Gout (asam urat).
3) Akibat proses penyakit lain seperti leukemia, anemia, psoriasis,
peningkatan pemecahan sel.
4) Penurunan hormon estrogen pada wanita
5) Pola makan yang tinggi purin
6) Kegemukan
7) Keturunan.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Junaidi (2008) manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit
Arthritis Gout antara lain sebagai berikut :
a. Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun saat
tidur.
b. Saat dalam kondisi akut, sendi tanpak terlihat bengkak, merah dan teraba
panas. Keadaan akut biasanya berlaangsung 3 hingga 10 hari, dilanjutkan
dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang dapat terjadi
berulang kali dan makin lama makin berat. Dan bila berlanjut akan
mengenai beberapa sendi dan jaringan bukan sendi.
c. Disertai pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan thopi
d. Terjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis
4. Akibat Lanjut
Menurut Smeltzer (2001) komplikasi pada Arthritis Gout adalah
sebagai berikut:
a. Demam terus menerus
b. Daya tahan tubuh menurun
c. Peradangan sendi
d. Gagal ginjal akut
e. Diabetes melitus
f. Hipertensi
g. Kerusakan pada saraf
h. Resiko cidera atau jatuh
B. Penatalaksanaan medis dan Non medis
Menurut Junaidi (2008) penatalaksanaan Arthritis Gout secara umum,
dapat diatasi dengan menggunakan medis (kimia) atau pun Penatalaksanaan
Non medis.
a. Penatalaksanaan medis (konvensional/kimia)
Penatalaksanaan medis ini biasa diperoleh dengan menggunakan resep
dokter, antara lain :
1) Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS), yang berfungsi untuk
mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.
2) Kortikosteroid, yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan
reaksi imun. Obat ini jarang digunakan karena efek sampingnya cukup
berat yaitu dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian
sendi yang sakit.
3) Imunosupresif, yaitu berfungsi untuk menekan reaksi imun. Oat ini
jarang digunakan karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat
menimbulkan penyalit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.
4) Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral
yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan
mineral dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayuran
segar dan orange seperti wortel.
b. Penatalaksanaan Non medis
(1) Mandi dengan air hangat
(2) kompres hangat pada daerah yang nyeri dengan temperatur 40-50oC,
(3) Kompres dingin dengan menggunakan handuk yang dicelupkan dalam
air es ditempelkan pada daerah yang nyeri selama kurang lebih 5-10
menit.
(4) Makanan yang boleh dimakan : Susu, telur, buah, sayur,dll
(5) Makanan yang tidak boleh dimakan : Anggur, tape, udang, kepiting,
tiram, makanan kaleng (kornet dan sarden), jeroan (hati, ginjal,
jantung, otak, paru, limpa dan usus), durian, alpokat, es kelapa, es
kacang-kacangan dan melinjo.