makalah hidrosefalus

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak, walaupun pada kasus hidrosefalus eksternal pada anak-anak cairan akan berakumulasi didalam rongga araknoid. Jumlah cairan serebrospinal (CSS) dalam rongga serebrospinal yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan sehingga dapat merusak jaringan saraf. Keadaan ini disebut hidrosefalus yang berarti ‘kelebihan air dalam kubah tengkorak’. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara aktif yang menyebabn dilatasi sistem ventrikel otak; walaupun pada kasus hidrosefalus eksternal pada anak-anak cairan akan berakumulasi di dalam rongga araknoid. Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital yang biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus mulai tampak setelah umur 6 bulan biasanya bukan oleh karena kongenital.Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40- 50% bayi dengan perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus. Pongsakdi Visudiphan 1

description

ini adalah makalah yang membahas tentang pasien yang mengalami hidrosefalus

Transcript of makalah hidrosefalus

Page 1: makalah hidrosefalus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara aktif

yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak, walaupun pada kasus

hidrosefalus eksternal pada anak-anak cairan akan berakumulasi didalam

rongga araknoid. Jumlah cairan serebrospinal (CSS) dalam rongga

serebrospinal yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan sehingga dapat

merusak jaringan saraf. Keadaan ini disebut hidrosefalus yang berarti

‘kelebihan air dalam kubah tengkorak’. Hidrosefalus merupakan penumpukan

cairan serebrospinal secara aktif yang menyebabn dilatasi sistem ventrikel

otak; walaupun pada kasus hidrosefalus eksternal pada anak-anak cairan akan

berakumulasi di dalam rongga araknoid.

Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah

kongenital yang biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus

mulai tampak setelah umur 6 bulan biasanya bukan oleh karena

kongenital.Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40-50% bayi dengan perdarahan

intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus. Pongsakdi

Visudiphan dkk pada penelitiannya mendapatkan 36 dari 49 anak-anak dengan

meningitis tuberkulosa mengalami hidrosefalus, dengan catatan 8 anak dengan

hidrosefalus obstruktif dan 26 anak dengan hidrosefalus komunikans.

Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis bakteri dapat

dijumpai pada semua usia, tetapi lebih sering pada bayi dari pada anak-anak.

Hidrosefalus bisa didapat seseorang sejak lahir (kongenital) atau pada

umur berikutnya dan bahkan setelah dewasa. Yang tersering didapat adalah

pada kongenital. Penyebabnya antara lain ada saluran yang tersumbat, infeksi,

tumor otak, trauma kepala, radang otak, stroke. Kasus hidrosefalus dari sejak

waktu lahir terbanyak sekitar 4-5 per 1000 kelahiran. Penyakit ini diderita

1

Page 2: makalah hidrosefalus

anak sejak dilahirkan. Jadi, faktor ibu memegang peran utama penyebab

hidrosefalus. Selama ini diyakini faktor kekurangan gizi ibu selama hamil,

konsumsi obat-obatan tertentu, serta virus toksoplasma dan cetomegalopus

menjadi penyebab penyakit hidrosefalus. Cara menegakkan diagnosa

hidrosefalus dapat melihat dari gejala klinis yang dijumpai, pemeriksaan

dengan wawancara yang teliti dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan

neurologis sangat berarti dalam menegakkan hidrosefalus. Untuk menegakkan

suatu hidrosefalus juga dapat dibantu dengan pemeriksaan pembantu yaitu CT

scan dan juga MRI.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi hidrosefalus?

2. Bagaimana etiologi hidrosefalus?

3. Bagaimana patofisiologi hidrosefalus?

4. Bagaimana WOC hidrosefalus?

5. Apa saja pemeriksaan diagnostik hidrosefalus?

6. Bagaimana penatalaksanaan terapi hidrosefalus?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang hidrosefalus

2. Untuk mengetahui etiologi hidrosefalus

3. Untuk mengetahui patofisiologi dan WOC hidrosefalus

4. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik hidrosefalus

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan terapi hidrosefalus

2

Page 3: makalah hidrosefalus

BAB II

KONSEP PENYAKIT

A. Definisi

Jumlah cairan serebrospinal (CSS) dalam rongga serebrospinal yang

berlebihan dapat meningkatkan tekanan sehingga dapat merusak jaringan

saraf. Keadaan ini disebut hidrosefalus yang berarti ‘kelebihan air dalam

kubah tengkorak’.

Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara aktif

yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak; walaupun pada kasus

hidrosefalus eksternal pada anak-anak cairan akan berakumulasi di dalam

rongga araknoid.

B. Klasifikasi

Ada beberapa istilah dalam klasifikasi hidrosefalus: (satyanegara, 2010)

1. Hidrosefalus interna:

Menunjukkan adanya dilatasi ventrikel

2. Hidrosefalus eksternal:

Cenderung menunjukkan adanya pelebaran rongga subarachnoid diatas

permukaan korteks

3. Hidrosefalus komunikans:

Keadaan hidrosefalus dimana ada hubungan antara system ventrikel

dengan rongga subarachnoid otak dan spinal

4. Hidrosefalus nonkomunikans bila ada blok didalam sistem ventrikel atau

salurannya kerongga subarachnoid.

C. Etiologi

Hidrosefalus dapat terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam system

Ventrikel atau oleh produksi berlebihan likour. Hedrosefalus obstruksif atau

non Komonikans terjadi bila sirkulasi likuor otak terganggu, yang kebanyakan

disebabkan oleh stenosis akuaduktus Sylvius, Atresia foramen megendi dan

3

Page 4: makalah hidrosefalus

luscha, malformasi vaskuler, atau tumor bawaan. Hidrosefalus komunikans

yang terjadi karena produksi karena produksi berlebihan atau gangguan

gangguan penyerapan juga jarang ditemukan.

Secara teoritis, pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan

absorpsi yang normal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun

dalam klinik sangat jarang terjadi, misalnya terlihat pelebaran ventrikel tanpa

penyumbatan pada addenomata pleksus koroidatis. Penyebab penyumbatan

aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak yaitu kelainan bawaan

infeksi, neoplasma dan perdarahan.

1. Kelainan Bawaaan

a. Stenosis Akuaduktus Sylvius, merupakan penyebab terbanyak pada

hidrosefalus bayi dan anak ( 60-90% ). Akuaduktus dapat

merupakan saluran buntu atau abnormal lebih sempit dari biasa.

Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahir atau progresif

dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir.

b. Spina bifida dan cranium bifida, hidrosefalus pada kelainan ini

biasanya berhubungan dengan sindroma Arnord-Chiari akibat

tertariknya medulla spinalis, dengan medulla oblongata dan

serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum

sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total.

c. Sindrom Dandy-Walker,merupakan atresiakongenital foramen

Luschka dan Magendi dengan akibat hidrosefalus obstruktif

dengan pelebaran system ventrikel, terutama ventrikel IV yang dapat

sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista yang besar di

daerah fossa posterior.

d. Kista arakhnoid,dapat terjadi congenital maupun didapat akibat

trauma sekunder suatu hematoma.

e. Anomaly pembuluh darah, dalam kepustakaan dilaporkan

terjadi hidrosefalus akibat aneurisma arterio-vena yang mengenai

arteria serebralis posterior dengan vena Galeni atau sinus tranversus

4

Page 5: makalah hidrosefalus

dengan akibat obstruksi akuaduktus.

2. Infeksi, akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga

terjadi obliterasi ruang subarachnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut

meningitis purulenta terjad bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi

mekanik eksudat purulen di akuaduktus Sylvius atau sisterna basalis.

Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan

sesudah sembuh dari meningitisnya. Secara patologis terlihat penebalan

jaringan piamater dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain.

Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen terutama

terdapat di daerah basal sekitar sisterna kiasmatika dan

interpendunkularis, sedangkan pada meningitis purulenta lokasinya lebih

tersebar.

3. Neoplasma, hidrosefalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di

setiap tempat aliran CSS. Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada

penyebabnya dan apabila tumor tidak bisa dioperasi, maka dapat

dilakukan tindakan paliatif dengan mengalirkan CSS melalui saluran

buatan atau pirau. Pada anak, kasus terbanyak yang menyebabkan

penyumbatan ventrikel IV dan akuaduktus Sylvius bagian terakhir

biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan

penyumbatan bagian depan ventrikel III biasanya disebabkan suatu

kraniofaringioma.

4. Perdarahan, telah banyak dibuktikan bahwa perdarahn sebelum dan

sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen

terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi

akibat organisasi dari darah itu sendiri.

D. Patofisiologi

Secara teoritis hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme

yaitu; produksi liquor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran liquor,

peningkatan tekanan sinus venosa. Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme

diatas adalah peningkatan tekanan intracranial sebagai upaya

5

Page 6: makalah hidrosefalus

mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbs. Mekanisme terjadinya

dilatasi ventrikel masib belum dipahami dengan jelas, namun hal ini

bukanlah hal yang sederhana sebagaimana akumulasi akibat dari

ketidakseimbangan antara produksi dan absorbs. Mekanisme terjadinya

dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda beda tiap saat

tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. Dilatasi ini terjadi sebagai

akibat dari :

1. Kompensasi sistem serebrovascular

2. Redistribusi dari liquor serebrospinal atau cairan ekstraseluler atau

kedunya dalam susunan sistem saraf pusat.

3. Perubahan mekanis dari otak (peningkatan elastisitas otak, gangguan

viskoelastisitas otak, kelainan turgor otak)

4. Efek tekanan denyut liquor serebrospinal (masih diperdebatkan)

5. Hilangnya jaringan otak

6. Pembesaran volume tengkorak (pada penderita muda) akibat adanya

regangan abnormal pada sutura cranial.

Produksi liquor yang berlebihan hampir semua disebabkan oleh

tumor pleksus khoroid (papiloma dan karsinoma). Adanya produksi yang

berlebihan akan menyebabkan tekanan intracranial meningkat dalam

mempertahankan keseimbangan antara sekresi dan absorbs liquor, sehingga

akhirnya ventrikel akan membesar. Adapula beberapa laporan mengenai

produksi liquor yang berlebihan tanpa adanya tumor pada pleksus khoroid, di

samping juga akibat hipervitaminosis

Gangguan aliran liquor merupakan awal dari kebanyakan dari kasus

hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan oleh gangguan aliran

akan meningkatkan tekanan liquor secara proporsional dalam upaya

mempertahankan resorbsi yang seimbang. Derajat peningkatan resistensi

aliran cairan liquor adan kecepatan perkembangan gangguan hidrodinamik

berpengaruh pada penampilan

6

Page 7: makalah hidrosefalus

E. Web Of Caution (WOC)

7

Predisposisi sistemik, meliputi : sepsis, obat-

obatan, gangguan elektrolit, infarkmiokard,

penemonia, trauma, biller, dan gijal kolik,

cidera kepala, dn prosedur bedah saraf,

inflamasi intra abdomen dan peritonitis,

hematoma retroperitonial

Predisposisi pascaoperatif bedah abdominan

Hipomotilitas (kelempuhan) intestinal

ILEUS

Gangguan gastrointastinal

MK: nyeri

Dintensi abdomen

Mual, muntah, kembung, anoreksi

Kehilangan cairan dan elektrolit

Mk : Resiko ketidakseimbangan elektrolit

Asupan nutisi tidak adekuat

Mk: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan

Respons lokal saraf terhadap inflamasi

Page 8: makalah hidrosefalus

F. Pemeriksaan diagnostik

1. X Foto kepala, didapatkan

a. Tulang tipis

b. Disproporsi kraniofasia

c.Sutura melebar

Dengan prosedur ini dapat diketahui :

a) Hidrosefalus tipe kongenital/infantile

b) Hidrosefalus tipe juvenile/adult : oleh karena sutura telah menutup

maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan

tekanan intrakranial.

2. Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari

batas, frontal 2,5 cm, oksipital 1 cm

3. Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel/punksi

fontanela mayor. Menentukan :

a. Tekanan

b. Jumblah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan / infeksi

c. Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan

d. Bila terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan

kepekaan antibiotic

4. Ventrikulografi yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni

atau kontras lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanella

anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk

langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang

melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup

ontuk memaukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada karanium

bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit dan

mempunyai resiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki

fasilitas CT scan, prosedur ini telah ditinggalkan.

5. CT scan kepala

a. Pada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukkan adanya

pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas

8

Page 9: makalah hidrosefalus

ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar.

Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan

densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.

b. Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT scan menunjukkan dilatasi

ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di

proksimal dari daerah sumbatan.

Keuntungan CT scan :

1) Gambaran lebih jelas

2) Non traumatic

3) Meramal prognose

4) Penyebab hidrosefalus dapat diduga

c. USG

Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka.

Dengan USG diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikel yang

melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada penderita

hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan

keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak

dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti

halnya pada pemeriksaan CT scan.

G. Penatalaksanaan Terapi

1. Terapi medikamentosa

Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya

mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan

resorpsinya.

Dapat dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat- pusat

kesehatan dimana sarana bedah sarf tidak ada.

Obat yang sering digunakan adalah :

9

Page 10: makalah hidrosefalus

a. Asetasolamid

Cara pemberian dan dosis: Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat

ditingkatkan sampai maksimal1.200 mg/hari

b. Furosemid

Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB

1x/hari atau injeksi iv 0,6 mg/kgBB/hari

Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk

operasi.

2. Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)

Mekanisme pungsi lumbal berulang dalam hal menghentikan

progresivitas hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Pada pungsi

lumbal berulang akan terjadi penurunan tekanan CSS secara

intermiten yang memungkinkan absorpsi CSS oleh vili arakhnoidalis akan

lebih mudah.

Indikasi : umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama

pada hidrosefalus yang terjadi setelah perdarahan subarakhnoid,

periventrikular-intraventrikular dan meningitis TBC.

Diindikasikan juga pada hidrosefalus komunikan dimana shunt tidak

bisa dikerjakan atau kemungkinan akan terjadi herniasi (impending

herniation)

Cara:

a. LP dikerjakan dengan memakai jarum ukuran 22, pada interspace L2-

3 atau L3-4 dan CSS dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gaya

gravitasi.

b. LP dihentikan jika aliran CSS terhenti. Tetapi ada juga yang

memakai cara setiap LP CSS dikeluarkan 3-5 ml.

c. Mula-mula LP dilakukan setiap hari, jika CSS yang keluar

kurang dari 5 ml, LP diperjarang (2-3 hari).

d. Dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan CT scan kepala setiap

minggu.

e. LP dihentikan jika ukuran ventrikel menetap pada pemeriksaan CT 10

Page 11: makalah hidrosefalus

scan 3 minggu berturut-turut. f.

f. Tindakan ini dianggap gagal jika :

1) Dilatasi ventrikel menetap

2) Cortical mantel makin tipis

3) Pada lokasi lumbal punksi terjadi sikatriks

4) Dilatasi ventrikel yang progresif

Komplikasi: herniasi transtentorial atau tonsiler, infeksi,

hipoproteinemia dan gangguan elektrolit.

3. Terapi Operasi

Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada

penderita gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan :

Mannitol per infus 0,5-2 g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu

10-30 menit.

a. “Third Ventrikulostomi”/Ventrikel III

Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma

optikum, dengan bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang

sehingga CSS dari ventrikel III dapat mengalir keluar.

b. Operasi pintas/”Shunting”

Ada 2 macam :

1) Eksternal :

CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya

sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk

terapi hidrosefalus tekanan normal.

2) Internal

a) CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.

(1) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna

(Thor-Kjeldsen)

(2) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.

(3) Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior

(4) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus

(5) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum

11

Page 12: makalah hidrosefalus

(6) Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga

peritoneum

b) Lumbo Peritoneal Shunt

CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga

peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy

secara perkutan.

Komplikasi shunting :

1) infeksi

2) Hematoma subdural

3) Obstruksi

4) Keadaan CSS yang rendah

5) Asietas

6) Kraniosinostosi

12

Page 13: makalah hidrosefalus

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Riwayat penyakit/keluhan utama : Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi,

lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan

perifer.

2. Riwayat Perkembangan

Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir

menangis keras atau tidak.

Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku. Apakah pernah terjatuh

dengan kepala terbentur. Keluhan sakit perut.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi :

a) Anak dapat melihat keatas atau tidak.

b) Pembesaran kepala.

c) Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.

2. Palpasi

a) Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.

b) Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga

fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.

3. Pemeriksaan Mata

a) Akomodasi.

Gerakan bola mata.

b) Luas lapang pandang

c) Konvergensi.

d) Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat

keatas.

e) Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

13

Page 14: makalah hidrosefalus

4. Observasi Tanda-Tanda Vital

Didapatkan data – data sebagai berikut :

a) Peningkatan sistole tekanan darah.

b) Penurunan nadi / Bradicardia.

c) Peningkatan frekwensi pernapasan.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d Kehilangan cairan dan elektrolit

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d Asupan nutisi tidak

adekuat

3. nyeri b.d Distensi abdomen

D. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d Kehilangan cairan dan

elektrolit

Tujuan : dalam waktu 2x60 menit Anak dapat mendemonstrasikan tidak ada

tanda dehidrasi yang ditandai dengan berat badan stabil, turgor kulit baik,

kadar elektrolit stabil, membrane mukosa lembab.

Kriteria hasil :

intervensi Rasional

Pantau asupan dan haluaran cairan

secara teliti.

pemantauan kehilangan cairan secara

teliti mendeteksi kehilangan cairan.

Timbang berat badan pada waktu

yang sama setiap hari

peningkatan atau berkurangnya berat

badan merefleksikan status hidrasi.

Catat frekuensi dan jumlah

muntah.

Muntah merupakan tanda umum

peningkatan TIK, dapat berpengaruh

terhadap status hidrasi anak.

Pantau kadar elektrolit serum pada

anak, setiap hari jika muntah

terjadi. Berikan perhatian saksama

kehilangan natrium, kalium dan

elektrolit lainnya dalam jumlah besar

dapat terjadi sebagai akibat muntah.

14

Page 15: makalah hidrosefalus

pada kadar natrium dan kalium.

Berikan nutrisi parenteral sesuai

saran.

pemberian cairan parenteral akan

membantu mengembalikan jumlah

cairan secara normal serta

keseimbangan elektrolit.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d Asupan nutisi

tidak adekuat

Tujuan : Dalam waktu 2x60 menit kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

Menunjukkan BB semula

Bebas dari tanda /gejala adanya hipoglikemia

Glukosa darah normal

Tidak adanya awitan letargi

Tidak ada tremor

Intervensi Rasional

Monitor BB setiap hari Persediaan nutrisi yang cukup untuk

kesembuhan.

Awasi masukan dan keluaran

secara periodik

Berguna dalam mengukur keefektifan

nutrisi dan dukungan cairan

Selidiki adanya muntah,awasi

frekuensi,volume dan konsistensi

feces

Mengidentifikasi area pemecahan

masalah untuk meningkatkan

pemasukan/penggunaan nutrisi

Berikan terapi IV sesuai indikasi Meminimalkan fluktuasi aliran

vaskuler,TD dan TIK,mempertahankan

volume sirkulasi dan tekanan osmotik

3. Nyeri b.d Distensi abdomen

Tujuan : Dalam waktu 2x60 menit nyeri teratasi (kebutuhan rasa nyaman

terpenuhi )

15

Page 16: makalah hidrosefalus

Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda dan gejala nyeri yang tidak

terkontrol

Intervensi Rasional

Monitor nyeri ,TTV tiap jam

dengan cara adanya peningkatan

heart rate/TD

Memberikan alat untuk evaluasi

keefektifan analgesik

Berikan lingkungan yang tenang

dan posisi yang nyaman

Mengurangi stimulus yang berlebihan

Berikan analgesik sesuai indikasi Penelitian menunjukkan dukungan ide

bahwa banyak orang mengalami sedikit

nyeri setelah pembedahan

16

Page 17: makalah hidrosefalus

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Jumlah cairan serebrospinal (CSF) dalam rongga serebrospinal yang

berlebihan dapat meningkatkan tekanan sehingga dapat merusak jaringan

saraf. Keadaan ini disebut hydrocephalus yang berarti “kelebihan air dalam

kubah tengkorak”. Jadi, hydrocephalus dapat diakibatkan oleh pembentukan

cairan berlebihan oleh pleksus koroideus, absorpsi yang inadekuat, atau

obstruksi aliran keluar pada salah satu  ventrikel atau lebih.

Ada dua jenis hydrocephalus : nonkomunikans, yaitu aliran cairan dari

sistem ventrikel ke ruang subarachnoid mengalami sumbatan dan komunikans

yaitu tidak ada sumbatan. Sindroma klinis yang berhubungan dengan dilatasi

yang progresif pada sistem ventrikuler serebral dan kompresi gabungan dari

jaringan – jaringan serebral selama produksi. CSF yang ada menigkatkan

kecepatan absorpsi oleh vilii arachnoid. Akibat berkelebihannya cairan

serebrospinal dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya

peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya cairan. Penyebab penyumbatan

aliran CSF yang sering terjadi pada bayi dan anak adalah kelainan bawaan

(kongenital), infeksi, neoplasma, dan perdarahan.

B.     Saran

Tindakan alternatif selain oprasi di terapkan khususnya bagi kasus –

kasus yang mengalami sumbatan di dalam system ventrikel. Dalam hal ini

maka tindakan terapeutik semacam ini perlu.

17

Page 18: makalah hidrosefalus

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Nurarif, Amin Huda. 2013. Nanda Nic-Noc Jilid 1. Yogyakarta: Media Action

18