praktikum 4

20
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK PENETAPAN KADAR GULA DARAH OLEH: NAMA : ANINDITA DWI GEOVANI NIM : 08121006026 KELOMPOK : 6 (ENAM) ASISTEN : TRI WAHYUNINGSIH DOSEN PEMBIMBING :1. Dr. Budi Untari, Msi, Apt

description

penetapan kadar gula darah farmasi unsri

Transcript of praktikum 4

Page 1: praktikum 4

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA KLINIK

PENETAPAN KADAR GULA DARAH

OLEH:

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014-2015

NAMA : ANINDITA DWI GEOVANI

NIM : 08121006026

KELOMPOK : 6 (ENAM)

ASISTEN : TRI WAHYUNINGSIH

DOSEN PEMBIMBING :1. Dr. Budi Untari, Msi, Apt

2. Dr. Rer.nat Mardiyanto, Msi, Apt

Page 2: praktikum 4

PRAKTIKUM IV

PENETAPAN KADAR GULA DARAH

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu memahami prinsip penetapan kadar gula dan protein

daraah sebagai salah satu muatan kompetensi dalam keahlian biokimia

klinik.

II. PRINSIP KERJA

Menentukan kadar gula dan protein darah dengan kolorimetri.

III. DASAR TEORI

Glukosa, suatu gula monosakarida adalah salah satu karbohidrat

terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan

tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal

bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama

pada industri pangan. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut

dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke

arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah

(Poedjiadi 1994).

Bila kadar gula dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal

maka sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Darah manusia

normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu

antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah

setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam

setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Salah

satu contoh penyakit yang disebabkan oleh kelainan kadar glukosa yaitu

diabetes mellitus. Diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan kencing

manis merupakan penyakit yang timbul karena suatu gangguan dari

pankreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan insulin dan sangat

berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang yang terkena

Page 3: praktikum 4

diabetes mellitus selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah

(hiperglikemia) dan tingginya kadar gula dalam urine (Achjadi 2003).

Glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai cara baik secara

kimiawi maupun secara enzimatik. Prisip penentuannya didasari pada

kemampuan glukosa untuk mereduksi ion anorganik seperti Cu2+ atau

Fe(CN)63-. Penentuan glukosa secara reaksi reduksi kurang spesifik

dibanding cara enzimatik, terutama bila dalam darah terdapat bahan yang

dapat mereduksi misalnya kreatinin, asam urat dan gula-gula lain selain

glukosa (manosa, galaktosa dan laktosa) yang akan memberikan hasil

pemeriksaan yang lebih tinggi daripada kadar glukosa yang sebenarnya.

Sebagai pedoman dapat diperkirakan bahwa hasil penentuan glukosa secara

reduksi akan memberikan hasil 3,6 -10,8 mg % lebih tinggi daripada cara

enzimatik. Perbedaan ini akan lebih besar lagi bila terdapat peningkatan

kreatinin dan asam urat (Suryohudoyo & Purnomo 1996).

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma

darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit

dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas

berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah,

sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah (Mescher, Anthony L, 2012) .

Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi,

pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan

basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah

mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam

jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. Darah

berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah

tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh

hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi

dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul

oksigen (Girindra A,1988).

Page 4: praktikum 4

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Tabung reaksi 10 ml

2. Rak tabung reaksi

3. Penjepit tabung

4. Pipet tetes

5. Sentrifugasi

6. Disposible cuvette

7. Spektrofotometer

8. Penangas air

Bahan :

1. Darah

2. Glukosa / amilum

3. Aquadest

4. Fehling A dan Fehling B

Page 5: praktikum 4

V. CARA KERJA

Dilarutkan dalam

Dipanaskan

Disentrifugasi

Diambil

Ditambahkan

Dipanaskan

Dicocokan

0,3 ml darah

2 ml aquadest

hingga warna berubah kecoklatan

Hingga terbentuk 2 lapisan, yaitu bening dan endapan

coklat

Bagian yang bening

Fehling A dan Fehling B

Muncul warna hitam kebiruan

Dengan konsentrasi glukosa yang ada

Page 6: praktikum 4

Diambil

Dilarutkan

Dihitung

3 tetes

Dalam aquadest hingga ¾ kuvet

Nilai absorbansi dengan spektrofotometri

Page 7: praktikum 4

VI. DATA HASIL PENGAMATAN

Metode Spektrofotometri UV-Vis

Perlakuan Hasil Foto

0,3 ml darah + 2 ml aquadest

dipanaskan

Larutan berwarna

coklat

Disentrifugasi Terbentuk 2 lapisan,

bagian atas merah

bening dan bagian

bawah endapan coklat

Bagian yang bening + Fehling

A + Fehling B

Berwarna biru

Dipanaskan Warna menjadi hitam

kebiruan (berkisar 0,1

mg/ml).

4 tetes sampel + aquadest ¾

kuvet

diuji menggunakan

spektrofotometri UV-Vis

Nilai absorbansi air

: - 0,10

Nilai aborbansi darah

: 0,03

Rentang absorbansi

: 0,13

Page 8: praktikum 4

Data Pengukuran Absorbansi

Konsentrasi Glukosa (mg/mL) Absorbansi

0 0

1 0,09

0,5 0,049

0,25 0,02

0,2 0,022

0,15 0,012

Perhitungan Kadar Gula Darah

Y = 0,0909 X + 0,0004

X = 0,03 – 0,0004 / 0,0909

X = 0,3256 g/mL (sampel)

Grafik Hasil Kurva Kalibrasi

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.20

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

f(x) = 0.0908593750000001 x + 0.000365885416666649R² = 0.992978416209867

Grafik Hasil Absorbansi

Series2Linear (Series2)

konsentrasi glukosa (mg/mL)

Abso

rban

si

Page 9: praktikum 4

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan praktikum mengenai

penentuan kadar gula darah. Gula darah atau glukosa darah adalah gula yang

terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan

disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Kadar glukosa di dalam

darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam

keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110

mg/dl dalam keadaan puasa.

Gula darah mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah.

Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di

dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama

energi untuk sel-sel tubuh.

Pada penetapan kadar gula darah pada praktikum ini menggunakan

metode spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis)

adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang

gelombang tertentu. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat

spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada

molekul yang dianalisis.

Penetapan kadar gula dengan metode ini menggunakan panjang

gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan

membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari

suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu. Digunakan panjang gelombang

maksimum dalam pemeriksaan spektrofotometri karena panjang gelombang

maksimum memiliki kepekaan maksimal.

Darah yang telah di pipet diberi aquadest untuk diencerkan dan

kemudian dipanaskan sehingga dihasilkan larutan berwarna coklat seperti

gambar pada table hasil. Pemansan ini berfungsi untuk membekukan darah

yang akan disentrifugasi.

Sentrifugasi adalah proses pemisahan dengan menggunakan gaya

sentrifugal sebagai driving force. Pemisahan dapat dilakukan terhadap fasa

padat cair tersuspensi maupun campuran berfasa cair-cair. Pada pemisahan

Page 10: praktikum 4

dua fasa cair dapat dilakukan apabila kedua cairan mempunyai perbedaan

rapat massa. Semakin besar perbedaan rapat massa dari kedua cairan

semakin mudah dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Semakin mudah

dipisahkan maka semakin kecil energi yang diperlukan untuk proses

pemisahannya. Proses sentrifugasi ini dilakukan dengan kecepatan 2000-

3000 rotasi permenit selama 10 menit.

Sentrifugasi pada praktikum ini bertujuan untuk memisahkan sel

darah dengan serumnya. Serum adalah komponen yang bukan berupa sel

darah, juga bukan faktor koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa

fibrinogen, Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk

pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan

semua substansi exogenous. Serum dipisahkan dari sel-sel darah untuk

mencegah terjadinya proses metabolisme sel hidup yang dapat

mengakibatkan penurunan kadar glukosa darah. Selain itu pemakaian serum

sebagai pengganti plasma juga mencegah pencemaran spesimen oleh

antikoagulan yang mungkin mempengaruhi satu atau lebih tes. Pemisahan ini

dapat terjadi karena adanya perbedaan berat jenis antara serum dengan darah.

Serum yang telah didapatkan terkandung glukosa dan pengotor

seperti protein telah tidak ada. Serum kemudian direaksikan dengan fehling

A dan fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B

merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Digunakan

kedua reagen pada praktikum kali ini karena reagen ini dapat bereaksi

dengan gugus aldehide pada gula dalam darah. Untuk mempercepat reaksi

maka dilakukan pemanasan sehingga muncul warna biru agak kehitaman.

Warna ini apabila di cocokan dengan konsentrasi glukosa maka diperkirakan

rentangnya sekitar 0,1 mg/ml.

Sampel ini kemudian dihitung kadar glukosanya dengan

mengggunakn spektrofotometri Uv vis. Persamaan yang didapat dari kurva

regresi yaitu Y = 0,0909 X + 0,0004. Dari persamaan ini dimasukkan nilai

absorbansi sampel glukosa didapatkanlah absorbansi air -0,10, absorbansi

serum atau darah 0,03 sehingga memiliki rentang 0,13.

Page 11: praktikum 4

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan

kadar gula didalam darah tersebut yaitu sebanyak 0,3256 g/mL.

Page 12: praktikum 4

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Digunakan panjang gelombang maksimum dalam pemeriksaan

spektrofotometri karena panjang gelombang maksimum memiliki

kepekaan maksimal.

2. Sentrifugasi bertujuan untuk memisahkan sel darah dengan serumnya

3. Darah dan serum dapat berpisah karena adanya perbedaan berat jenis

antara serum dengan darah

4. Fehling A dan Fehling B digunakan karena dapat bereaksi dengan

gugus aldehide pada gula dalam serum

5. Didapatkan kadar gula didalam darah yaitu sebanyak 0,3256 g/mL

Page 13: praktikum 4

DAFTAR PUSTAKA

Achjadi K. 2003. Penyakit Gangguan Metabolisme. Bogor : IPB Press.

Girindra A.1988. Biokimia I. Jakarta : Gramedia

Mescher, Anthony L. 2012. Histologi Dasar JUNQUIERA. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Poedjiadi Anna 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Suryohudoyo P & Purnomo SU. 1996. Dasar Molekuler Diabetes Mellitus (DM),

Naskah Lengkap Surabaya Diabetes Update-I : 71-73.

Page 14: praktikum 4

LAMPIRAN

Hasil sentrifugasi pemanasan sampel darah

Pemanasan sampel darah pengambilan sampel darah

Proses pemanasan sampel proses pemanasan sampel

Page 15: praktikum 4

sampel + fehling a dan b sampel setelah absorbansi

sentrifugasi sentrifugasi