Pr Responsi Sany

5
PR RESPONSI Nama : Sany Agnia NIM : 102011101016 1. Akomodasi lensa fsiologi dan akomodasi pseudoakia ! "a#a$an : a. %n&uk memokuskan 'a(aya )au( o&o& silia*is *elaksasi se(ingga se*a& +onula menegang dan mempe*ke'il diame&e* an&e*io* pos&e*io* lensa, dan pada 'a(aya deka& o&o& silia*is kon&*aksi se(ingga se*a& +onula *elaksasi se(ingga meningka&kan diame&e* an&e*o pos&e*io* lensa, dan lensa le$i( 'em$ung dan meningka&kan daya $iasnya $. Pada pseudoakia se*a& +onula dipu&us dan digan&i dengan kaki kaki lensa in&*a okula* yg dikai&kan pada o&o& silia*is se(ingga ungsinya sama un&uk akomodasi 2. E-aluasi -isus pos& ope*si ka&a*ak ! a)am pengli(a&an pada minggu /III pas'a ope*asi ka&a*ak diklasifkasikan menu*u& k*i&e*ia O yai&u 13 &a)am pengli(a&an k*i&e*ia $aik apa$ila &a)am pengli(a&an se$esa* 6465641 , 23 &a)am pengli(a&an k*i&e*ia sedang apa$ila &a)am pengli(a&an se$esa* 7641 56460, dan 83 &a)am pengli(a&an k*i&e*ia $u*uk apa$ila &a)am pengli(a&an se$esa* 76460. 8. 9asa* diagnoasa penyaki& gin)al k*onk ;93 Seseorang akan didiagnosis memiliki penyakit ginjal kronik bila dalam 3 bu terdapat kerusakan struktur ginjal, dapat dibuktikan dengan pemeriksaan bi (histopatologi) atau pencitraan, atau terdapat penurunan fungsi filtrasi ginjal (yang dibuktikan dengan pemeriks Filtrasi Glomerolus LFG kurang dari !" mLmin#,$3 m % ) lebih dari 3 bulan& Pada pemeriksaan sik dicari adanya tanda-tanda adanya penumpukan ‘retensi’ cairan, berupa sembab (bengkak) pada tungkai dan wajah juga pada rongga dada/paru dan rongga perut (berupa asites) Tanda-tanda ada gangguan saraf (pemeriksaan neurologis) Tanda-tanda adanya gangguan jantung: seperti bunyi jantung, pembesaran jantung,

description

pr

Transcript of Pr Responsi Sany

PR RESPONSI Nama : Sany Agnia NIM : 1020111010161. Akomodasi lensa fisiologi dan akomodasi pseudofakia ?Jawaban : a. Untuk memfokuskan cahaya jauh otot siliaris relaksasi sehingga serat zonula menegang dan memperkecil diameter anterior posterior lensa, dan pada cahaya dekat otot siliaris kontraksi sehingga serat zonula relaksasi sehingga meningkatkan diameter antero posterior lensa, dan lensa lebih cembung dan meningkatkan daya biasnya b. Pada pseudofakia serat zonula diputus dan diganti dengan kaki kaki lensa intra okular yg dikaitkan pada otot siliaris sehingga fungsinya sama untuk akomodasi 2. Evaluasi visus post opersi katarak ?Tajam penglihatan pada minggu VIII pasca operasi katarakdiklasifikasikan menurut kriteria WHO yaitu (1) tajam penglihatan kriteria baikapabila tajam penglihatan sebesar 6/6-6/18, (2) tajam penglihatan kriteria sedangapabila tajam penglihatan sebesar 100

*) JNC-7: Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.PEMERIKSAAN PENUNJANGSecara garis besar, berbagai pemeriksaan untuk keperluan deteksi penyakit ginjal kronik dapat meliputi: Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan histopatologi.PEMERIKSAAN LABORATORIUMPemeriksaan laboratorium dapat meliputi pemeriksaan urin (air kemih) dan pemeriksaan darah. Pemeriksaan urinalisis, artinya analisis urin (air kemih). Pemeriksaan ini cukup murah, namun bisa memberikan informasi penting tentang adanya masalah pada ginjal serta saluran kemih. Bila perlu dilakukan pengumpulan sampel urin selama 24 jam.Pemeriksaan darah yang sering dilakukan adalah: Pemeriksaan darah rutin, seperti: pemeriksaan kadar hemoglobin dapat mendeteksi adanya anemia, pemeriksaan jumlah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), trombosit, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin, sangat penting dapat dijadikan prediktor adanya penurunan fungsi ginjal. Kreatinin adalah suatu substansi yang secara alamiah diproduksi oleh tubuh dan mengalami filtrasi di ginjal. Bila ada gangguan fungsi filtrasi ginjal (LFG menurun), maka kadar kreatinin darah akan meningkat. pemeriksaan berbagai elektrolit (natrium, kalium, kalsium klorida, dan bikarbonat): untuk mendeteksi adanya kadar natrium tinggi (hipernatremi), kadar kalium tinggi (hiperkalemia), dan kadar kalsium rendah (hipokalsemia), pemeriksaan kadar fosfat: untuk mendeteksi adanya kadar fosfat tinggi, pemeriksaan kadar vitamin D, pemeriksaan kadar asam urat.PEMERIKSAAN PENCITRAANPemeriksaan pencitraanadalah memperlihatkan anatomis/struktural dari organ ginjal dan saluran ureter serta berbagai organ yang berada di sekitarnya, misalnya: Foto rontgen Ultrasonografi CT Scan MRI (Magnetic Resonance Imaging) Pemeriksaan pencitraan nuklir, dilakukan untuk menilai fungsi ginjal (LFG)PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIPemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menganalisa jaringan ginjal dengan cara melihatnya dari mikroskop.Biopsi ginjalJaringan ginjal diambil dengan cara biopsi, yaitu dengan bantuan teknik pencitraan (misalnya: USG/CT-Scan) dokter dapat menusukkan jarum biopsi ke organ ginjal, kemudian sebagian sampel jaringan ginjal diambil ke laboratorium histopatologi.Pemeriksaan histopatologiPemeriksaan histopatologi dapat mengungkap kerusakan mikroskopis yang terjadi di struktur ginjal, misalnya dari mikroskop tampak radang kronik pada nefron. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter ahli patologi.4. JNC-7: adalah Joint National Committee 5. Kontra indikasi tonometri ? Adanya infeksi pada kornea Kornea yang tidak intak 6. Glaukoma kronis DefinisiGlaukomakronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen EtiologiKeturunan dalam keluarga,diabetes melitus, arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif, dan lain-lain.ManifestasiKlinisDari riwayat keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal atau horizontal yang memiliki penyakit serupa. Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit ini berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian besar tidak mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan lebih gelap, lebih kabur, lapang pandang menjadi sempit, hingga kebutaan permanen.PemeriksaanPenunjangPemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri menunjukkan peningkatan. Nilai dianggap mencurigakan bila berkisar antara 21-25 mmHg dan dianggap patologik bila berada di atas 25 mmHg. Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan terdapat perdarahan pada papil. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit,depresibagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma busur.PemeriksaanTambahanUji provokasi minum air, uji variasi diurnal, dan uji provokasi steroid, dilakukan pada kasus-kasus yang meragukan.PenatalaksanaanDiberikan beta bloker seperti epinefrin, pilokarpin,dan asetazolamid. Timolol 0,25-0,5% tetes tiap 12 jam kecuali bagi pasien dengangagal jantungatau penyakit saluran pemapasan. Betaksolol 0,25-0,5% dengan atau tanpa epinefrin 0,5-1% dapat diberikan sebagai pengganti. Pilokarpin 1-4% diberikan 3-4 kali sehari.Pasien diminta datang secara teratur enam bulan sekali agar dapat dinilai perkembangannya. Yang dinilai adalah tekanan bola mata dan lapang pandang. Bila penyempitan lapang pandang tidak bertambah, pengobatan dianggap telah sesuai dan diteruskan. Bila lapang pandang semakin memburuk, meskipun hasil pengukuran tekanan berada dalam batas normal, terapi harus ditingkatkan.Bila kepatuhan pasien rendah, dapat dilakukan operasi atau laser sesuai penyebabnya, misalnya iridotomi, trabekuloplasti dengan fotokoagulasi laser, iridektomi, filtrasi, dan lain-lain. Dianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit-sedikit.PencegahanPasien berusia di atas 40 tahun harus diperiksa secara teratur tekanan bola matanya agar bisa dideteksi dini dan diobati bila terjadi peningkatan.

7. Gangguan penglihatan sentralGangguan penglihatan sentral terjadi akibat adanya gangguan pada struktur dari retina terutama pada macula. Dimana ketika terjadi gangguan makan akan terjadi kelainan pada persepsi penglihatan yang bisa di test dengan test amsler grid dimana akan ada kelainan persepsi garis pada kartu amsler grid yang diletakan pada jarak baca 30 cm akan terdapat penyimpangan garis lurus. Selain itu gangguan pada sel retina diantaranya sel kerucut juga bisa terjadi gangguan kemampuan melihat warna seperti pada degenerasi makula senil ataupun retinopati.