PR hifema

9
PERBEDAAN Sdr. S An. M ANAMNESIS K. Utama : Mata perih terasa cekot - cekot SMRS K. Tambahan : Mata merah, nyeri, pandangan kabur K. Utama : Penglihatan mata kanan tidak terlihat K. Tambahan : - RPS Pasien terkena balok kayu kurang lebih pada pukul 10.00 WIB. Pada mata pasien mengeluarkan darah, kemudian penglihatan menjadi gelap, pasien mengatakan ada serpihan kaca ada yang masuk kemata, pasien mengatakan saat kejadian pasien memakai kaca mata, kemudian pasien segera di bawa di RS Hardjo Lukito, disana serpihan kaca pada mata pasien sudah diambil dan diberi salep dan obat tetes mata Di RS tersebut. Setelah itu pasien mengatakan jika matanya bertambah sakit terasa Pasien datang berobat ke RS Mata Yap melalui poli dengan keluhan 1 jam SMRS mata kanan pasien kena bola.Bolanya ukuran besar.Pasien merasa mata kanan setelah terkena bola penglihatan tidak terlihat.Pasien menyangkal sakit,pingsan,mual atau muntah. Ataupun sakit kepala.Pasien merasakan panas pada mata kanan.Menurut ibu pasien mata kanan pasien terlihat awalnya hitam.Sehingga pasien dibawa ke RS untuk berobat. Mata kiri pasien tidak ada keluhan 1

description

hifema

Transcript of PR hifema

Page 1: PR hifema

PERBEDAAN Sdr. S An. M

ANAMNESIS K. Utama : Mata perih terasa cekot -

cekot SMRS

K. Tambahan : Mata merah, nyeri,

pandangan kabur

K. Utama : Penglihatan mata kanan tidak

terlihat

K. Tambahan : -

RPS Pasien terkena balok kayu kurang lebih

pada pukul 10.00 WIB. Pada mata

pasien mengeluarkan darah, kemudian

penglihatan menjadi gelap, pasien

mengatakan ada serpihan kaca ada

yang masuk kemata, pasien

mengatakan saat kejadian pasien

memakai kaca mata, kemudian pasien

segera di bawa di RS Hardjo Lukito,

disana serpihan kaca pada mata pasien

sudah diambil dan diberi salep dan obat

tetes mata Di RS tersebut.

Setelah itu pasien mengatakan jika

matanya bertambah sakit terasa cekot -

cekot, dan pasien memutuskan untuk

pergi ke RS Mata Dr. Yap. Pasien

mengaku jika keluhan pusing tidak ada,

pandangan terasa kabur, nyeri pada

mata (+).

Pasien datang berobat ke RS Mata Yap

melalui poli dengan keluhan 1 jam

SMRS mata kanan pasien kena

bola.Bolanya ukuran besar.Pasien merasa

mata kanan setelah terkena bola

penglihatan tidak terlihat.Pasien

menyangkal sakit,pingsan,mual atau

muntah. Ataupun sakit kepala.Pasien

merasakan panas pada mata

kanan.Menurut ibu pasien mata kanan

pasien terlihat awalnya hitam.Sehingga

pasien dibawa ke RS untuk berobat. Mata

kiri pasien tidak ada keluhan

RPD Px tidak memiliki riwayat darah tinggi,

DM, alergi, dan memiliki riwayat

penyakit asma.

Riwayat sakit tidak ada

Riwayat memakai kacamata tidak ada

Belum pernah mengalami hal yang sama

sebelumnya

P. FISIK OD OS

Visus 1/60 6/60

OD OS

Visus 2/60 6/12

1

Page 2: PR hifema

Palpebra

superior

Edema,

Nyeri

tekan,

hiperemis

-

Blefarospas

m

+ -

Inj.

Konjungtiva

+ -

Inj. Siliar + -

Kornea Keruh,

tidak rata,

edema

Jernih

BMD Keruh,

Hifema +

Dalam,

Jernih

Pupil Sulit

Dinilai

Bulat,

ditenga

h

Tensi Oculi N+ N

Nyeri + -

BMD Dalam,

Hifema +

pada jam 5 -

7

Dalam,

Jernih

Pupil Bulat

5mm

Bulat

3mm

Tensi

Oculi

N N

4. Tonometri Schlotz

18 17

1. Tes Konfrontasi

Tidak menyempit

Tidak Menyempit

G. KLINIS Visus menurun, mata merah, inj.

Konjungtiva (+), inj. Silliar (+) hifema

(+), nyeri, blefarospasme, berair,

Visus menurun, Hifema (+), berair, nyeri,

berair.

DIAGNOSIS

KERJA

Miopia

Hifema OD e.c Trauma tumpul oculi

Hifema OD ec traumatik

PENUNJANG USG Mata, biometri USG Biometri

CT Scan orbita

PENGOBATAN Medikamentosa:

1. Bed rest total, kepala elevasi 30o

Medikamentosa:

1. Pasien dirawat

2

Page 3: PR hifema

2. Medikamentosa:

Injeksi Asam tranexamat 1 amp/8

jam iv pelan

Methylprednisolone 3 x 1 tablet

(2-1-0)

Amoxicillin 3 x 500mg

Neomisin ED 4 x 1 tetes

Azetazolamid 3 x 250 mg

2. Medikamentosa:

- As.transamin(inj)

- SA 0,5% 3xOD

- Timol 2xOD

- Gentamisin 6Xod

3. Nonmedikamentosa

- Istirahat Total

- Kepala 30-450

- Bebat mata

PROGNOSIS Ad vitam : ad bonam

Ad sanam : ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad

bonam

I. PROGNOSIS

Dikatakan bahwa prognosis hifema bergantung pada jumlah darah di dalam bilik mata

depan. Bila darah sedikit di dalam bilik mata depan, maka darah ini akan hilang dan jernih

sempurna. Sedangkan bila darah lebih dari setengah tingginya bilik mata depan, maka prognosa

buruk yang akan disertai dengan beberapa penyulit. Hifema yang penuh di dalam bilik mata

depan akan memberikan prognosis lebih buruk dibandingkan dengan hifema sebagian.

II. KOMPLIKASI

Berikut ini komplikasi yang ada dari Hifema

1. Perdarahan sekunder

Komplikasi ini sering terjadi pada hari ke 2 sampai ke 5, sedangkan insidensinya

sangat bervariasi, antara 10 - 40%. Perdarahan sekunder ini timbul karena iritasi pada iris

akibat traumanya, atau merupakan lanjutan dari perdarahan primernya. Perdarahan sekunder

biasanya lebih hebat daripada yang primer. Terjadi pada 1/3 pasien, biasanya antara 2-5 hari

3

Page 4: PR hifema

setelah trauma inisial dan selalu bervariasi sebelum 7 hari post-trauma. Dikatakan

perdarahan sekunder ini terjadi karena resorpsi dari bekuan darah terjadi terlalu cepat

sehingga pembuluh darah tak mendapat waktu yang cukup untuk regenerasi kembali.

2. Glaukoma sekunder

Glaukoma bisa menjadi komplikasi yang timbul awal atau belakangan, Sekitar

25% dari kelainan ini TIO meningkat > 25 mmHg dan 10% nya 35 mmHg. Glaukoma akut

terjadi apabila jaringan trabekula tersumbat oleh fibrin dan sel atau apabila pembentukan

bekuan darah menyebabkan penyumbatan pupil. Hal ini terjadi akibat darah dalam bilik

mata, karena unsur – unsur darah menutupi sudut bilik mata trabekula, sehingga hal ini akan

menyebabkan peningkatan TIO.

Penatalaksanaan hifema glaukoma berikut tergantung pada tingkat elevasi TIO

dan ada atau tidaknya anemia sel sabit. Biasanya terapi medis baru dimulai ketika TIO > 30

mmHg dalam fase akut atau 25 mmHg setelah 25 minggu atau lebih.

3. Hemosiderosis kornea

Pada penyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari BMD dalam bentuk sel

darah merah melalui sudut BMD menuju kanal Schlemm sedangkan sisanya akan diabsorbsi

melalui permukaan iris. Penyerapan pada iris dipercepat dengan adanya enzim fibrinolitik di

daerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila

terdapat penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan kornea,

menyebabkan kornea menjadi bewarna kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisio

kornea, yang hanya dapat ditolong dengan keratoplasti. Imbibisio kornea dapat dipercepat

terjadinya oleh hifema yang penuh disertai glaukoma. Hemosiderosis ini akan timbul bila

ada perdarahan/perdarahan sekunder disertai kenaikan tekanan intraokuler. Gangguan visus

karena hemosiderosis tidak selalu permanen, tetapi kadang-kadang dapat kembali jernih

dalam waktu yang lama (2 tahun). Insidensinya ± 10%.3 Zat besi di dalam bola mata dapat

menimbulkan siderosis bulbi yang bila didiamkan akan dapat menimbulkan ftisis bulbi dan

kebutaan.

4. Sinekia Posterior

4

Page 5: PR hifema

Sinekia posterior bisa timbul pada pasien traumatik hifema.Komplikasi ini akibat

dari iritis atau iridocyclitis.Komplikasi ini jarang pada pasien yang mendapat terapi

medikamentosa dan lebih sering terjadi pada pada pasien dengan evakuasi bedah pada

hifema.Peripheral anterior synechiae anterior synechiae terjadi pada pasien dengan hifema

pada BMD dalam waktu yang lama, biasanya 9 hari atau lebih.Patogenesis dari sinekia

anterior perifer berhubungan dengan iritis yang lama akibat trauma atau dari darah pada

BMD. Bekuan darah pada sudut BMD kemudian bisa menyebabkan trabecular meshwork

fibrosis yang menyebabkan sudut bilik mata tertutup.

5. Atrofi optik

Atrofi optik disebabkan oleh peningkatan tekanan intra okular

6. Uveitis

Penyulit yang harus diperhatikan adalah glaukoma, imbibisio kornea, uveitis.

Selain dari iris, darah pada hifema juga datang dari badan siliar yang mungkin juga masuk

ke dalam badan kaca (corpus vitreum) sehingga pada funduskopi gambaran fundus tak

tampak dan ketajaman penglihatan menurunnya lebih banyak.Hifema dapat sedikit, dapat

pula banyak. Bila sedikit ketajaman penglihatan mungkin masih baik dan tekanan

intraokular masih normal. Perdarahan yang mengisi setengah BMD dapat menyebabkan

gangguan visus dan kenaikan tekanan intra okular sehingga mata terasa sakit oleh karena

glaukoma. Jika hifemanya mengisi seluruh BMD, rasa sakit bertambah karena tekanan intra

okular lebih meninggi dan penglihatan lebih menurun lagi.7,12

III. Midriatika Miotika

Masih banyak perdebatan mengenai penggunaan obat-obat golongan midriatika atau

miotika, karena masing-masing obat mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri.

Miotika memang akan mempercepat absorbsi, tapi meningkatkan kongesti dan midriatika

akan mengistirahatkan perdarahan. Pemberian midriatika dianjurkan bila didapatkan

komplikasi iridiocyclitis. Akhirnya beberapa penelitian membuktikan bahwa pemberian

midriatika dan miotika bersama-sama dengan interval 30 menit sebanyak dua kali sehari

akan mengurangi perdarahan sekunder dibanding pemakaian salah satu obat saja.

USG mata

5

Page 6: PR hifema

untuk mengevaluasi topografi dari kelainan dalam bola mata.

Ct Scan orbita

Untuk melihat suatu kelainan dari tulang – tulang orbita

Biometri

Untuk mengukur panjang sumbu bola mata, kelengkungan kornea, kedalaman Bilik mata

depan, sehingga didapatkan ukuran tekanan intraocular dalam bola mata.

6