refrat hifema

27
Pendahuluan Latar Belakang Walaupun mata mempunyai pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelompak mata dengan bulu matanya, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip, juga dengan telah dibuatnya macam-macam alat untuk melindungi mata, tetapi mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Terlebih-lebih dengan bertambah banyaknya kawasan industri, kecelakaan akibat pekerjaan bertambah pula, juga dengan bertambah ramainya lalu lintas, kecelakaan di jalan raya bertambah pula, serta kecelakaan mata biasanya terjadi akibat mainan, seperti penahan, ketepel, senapan angin, atau akibat lemparan, juga tusukan dari gagang mainan. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. 1,2 Trauma pada mata membutuhkan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. Trauma mata dibedakan : Mekanis 1. Trauma tumpul 1 | Referat Hifema

description

hehe

Transcript of refrat hifema

Page 1: refrat hifema

Pendahuluan

Latar Belakang

Walaupun mata mempunyai pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelompak mata

dengan bulu matanya, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam

atau mengedip, juga dengan telah dibuatnya macam-macam alat untuk melindungi mata,

tetapi mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Terlebih-lebih dengan bertambah

banyaknya kawasan industri, kecelakaan akibat pekerjaan bertambah pula, juga dengan

bertambah ramainya lalu lintas, kecelakaan di jalan raya bertambah pula, serta kecelakaan

mata biasanya terjadi akibat mainan, seperti penahan, ketepel, senapan angin, atau akibat

lemparan, juga tusukan dari gagang mainan. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada

bola mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat

mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.1,2

Trauma pada mata membutuhkan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit

yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan.

Trauma mata dibedakan :

Mekanis

1. Trauma tumpul

Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras atau benda yang tidak keras,

dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang) ataupun lambat. Yang

akan terjadi bila mata terkena benturan benda keras, yaitu:

1) Bila tidak terjadi robekan pada bagian-bagian mata maka :

a. Benda keras yang kecil dan lembut seperti mimis senapan mainan yang

tidak tajam itu membentur daerah mata dan bila mata dalam keadaan terbuka akan

mengenai kornea yang menimbulkan erosi (lecet sel epitel). Pasien akan merasa

kesakitan dan sangat pedih pada mata, penglihatan menurun dan bila lecet lebih dalam

1 | R e f e r a t H i f e m a

Page 2: refrat hifema

maka dalam penyembuhannya akan terjadi jaringan parut yang membekas keputihan

di kornea, sehingga penglihatan akan menurun karenanya.

b. lebih lanjut, benturan yang cukup kuat akan mengakibatkan pembuluh-

pembuluh darah dalam bola mata pecah dan timbul pendarahan dalam bilik mata,

yang biasa tampak dari luar disebut dengan hifema. Akan terasa sakit pada bola mata

yang disertai penglihatan yang menurun. Perlu diketahui pula bahwa hifema bisa saja

terjadi tidak seketika setelah benturan, tetapi akan muncul pada hari-hari berikutnya

sampai hari ke-3.

c. Pada keadaan lain bisa saja benda tersebut secara keras membentur sklera

dan meskipun hifema tidak terjadi, bisa menyebabkan pendarahan pada retina dengan

segala akibatnya.

d. Penggumpalan pada perdarahan di bilik mata, bisa mengakibatkan hifema

sekunder yang juga disertai rasa sakit pada bola mata dan bila tekanan bola mata itu

meninggi akan mengakibatkan rasa mual dan muntah-muntah.

e. akibat dari benturan-benturan keras tadi tidak berhenti disitu saja,. Bisa

pula terjadi pada bagian iris yang terlepas dari dasarnya dan bila iridodialisis ini

cukup besar akan dapat mengakibatkan pandangan monoklear (satu mata) yang

ganda.

f. Sedangkan pada lensa, bisa terjadi katarak trauma.

g. Lensa bisa lepas dari ikatannya dan terjadi luksasi sebagian ataupun luksasi

penuh. Akibat lanjut dari benturan pada kornea adalah gangguan pada sudut bilik

mata yang lebih dalam, dan pada gilirannya nanti bila terjadi pembentukan jaringan

ikat bisa timbul peninggian tekanan bola mata yang bersangkutan.

h. Bisa pula terjadi uveitis yang disertai dengan peninggian tekanan bola mata

yang memerlukan pengobatan yang serius.

i. Pada bagian belakang bola mata, gangguan yang bisa terjadi adalah edema

pada makula yang menyebabkan penglihatan menurun, robekan pada koroid yang

mengakibatkan gangguan atau penurunan penglihatan.

2 | R e f e r a t H i f e m a

Page 3: refrat hifema

2). Bila terjadi robekan pada bagian-bagian mata, maka akibatnya akan lebih buruk

lagi, robekan bagian-bagian mata memerlukan tindakan koreksi bedah dengan

berbagai akibat sampingannya, mulai kornea di depan iris, lensa, badan kaca, koroid,

retina, sklera dan saraf optik.

3). Bila benda yang membentur bola mata berukuran besar (misalnya bola tenis),

maka struktur orbita ini terjadi di dasar rongga orbita bisa menimbulkan celah dimana

otot-otot mata terjepit sehingga gerakan bola mata terhambat dan pada gilirannya

pandangan menjadi ganda karena aksis penglihatan tidak sejajar lagi. Selain itu juga

tampak mata yang cekung seperti body mobil yang penyok. 1

2. Luka akibat benda tajam

Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai tertinggalnya benda asing

didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan beracun. Benda

beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya potongan kayu.

Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan infeksi

jika tercemar oleh kuman.2

II. Trauma fisik

1. Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari.

2. Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi3

III. Trauma kimia

Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjdi dalam laboratorium,industry,

pekerjaa yang memakai bahan kimia, pekerjaan pertanian dan peperangan yang memakai

bahan kimia di abad modern.2

Trauma Tumpul bisa mengakibatkan :

1. Perdarahan di palpebra, palpebra bengkak, warna kebiru-biruan, karena jaringan ikat

palpebra halus.Pada perdarahan palpebra dini, bisa diberikan kompres dingin untuk

3 | R e f e r a t H i f e m a

Page 4: refrat hifema

menghentikan perdarahan dan menghilangkan sakit. Kalau sudah lama, diberikan kompres

hangat untuk memudahkan absorbsi darah

2. Emfisema palpebra, teraba sebagai pembengkakan dengan kripitasi, karena ada udara

didalam jaringan palpebra yang longgar.1

3. Hifema

4. Edema kornea, keluhannya visus menurun disertai sakit dan silau. Dapat sembuh spontan.

5. Iridoplegia, pupil midriasi, akibat parese serabut saraf yang mengurus otot sfingter pupil

6. Iridodialisis, merupakan robekan pada akar iris, sehingga pupil agak ke pinggir letaknya

7. Kelainan lensa karena ruptur nya zonula Zinnii

8. Perdarahan badan kaca

9. Kelainan Retina, dapat berupa edem retina dan ruptur retina

10. Perdarahan retina, dapat timbul jika menyebabkan pecahnya pembuluh darah

11. Robekan sclera

12. Eksoftalmus

13. Enoftalmus

Luka akibat Benda Tajam

1. Luka pada palpebra

2. Luka pada orbita

3. Luka mengenai bola mata1,2

4 | R e f e r a t H i f e m a

Page 5: refrat hifema

Hifema

Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul pada mata,

akan tetapi dapat juga terjadi secara spontan. Secara umum dianggap bahwa hifema berasal

dari pembuluh darah iris dan badan siliar. Mungkin juga berasal dari pembuluh darah kornea

atau limbus dan badan siliar. Mungkin juga berasal dari pembuluh darah di kornea atau

limbus atau karena terbentuknya pembuluh darah baru pada bekas operasi atau pada penyakit

lain ( seperti rubeosis iridis). Pada pengamatan akan tampak darah dibalik kornea dan

menutupi gambaran iris. Hifema dapat disertai dengan atau tanpa pendarahan pada

konjunctiva. Pada sebagian besar pasien dilakukan pemeriksaan mata lengkap untuk

menyingkirkan adanya ruptur bola mata. Jika bagian posterior bola mata tidak dapat dinilai

karena adanya hifema, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan CT-Scan mata. Trauma pada

mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang akan

mengakibatkan kebutaan. 2

Definisi

Hifema adalah suatu keadaan dimana didalam bilik mata depan ditemukan darah. Hifema

merupakan suatu keadaan dimana di dalam bilik mata depan ditemukan darah yang biasanya

berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah. Darah dalam bilik mata depan

ini dapat mengisi seluruh bilik mata depan atau hanya mengisi bagian bawah bilik mata

depan. Darah didalam bilik mata depan yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat

terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan

bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. Darah yang terkumpul di bilik

mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang. Walaupun darah yang terdapat di bilik

mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan penglihatan. dapat mengisi seluruh bilik mata

atau hanya bagian bawah bilik mata depan. Darah didalam bilik mata depan biasa terdapat

pada cedera mata, trauma bedah, discrasia darah (hemofilia) dan tumor intra kranial.1,2

5 | R e f e r a t H i f e m a

Page 6: refrat hifema

Gambar 1.: Hifema

Epidemiologi

Angka kejadian dari hifema traumatic diperkirakan 12 kejadian per 100.000 populasi, dengan

pria terkena tiga sampai lima kali lebih sering daripada wanita. Lebih dari 70 persen dari

hifema traumatic terdapat pada anak-anak dengan angka kejadian tertinggi antara umur 10

sampai 20 tahun.

Anatomi dan fisiologi

Camera Oculi Anterior

6 | R e f e r a t H i f e m a

Page 7: refrat hifema

Gambar 2: Anatomi mata manusia

Sumber: http://www.ohiovalleyeye.com/images/eye_G02_anatomy_label_600.jpg

Kamera okuli anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar iris. Ciri-ciri

anatomi utama sudut ini adalah garis Schwalbe, jalinan trabekula ( yang terletak diatas

kanalis Schlemm), dan taji-taji sclera.1,2

Gambar 3: Anatomi mata manusia

Sumber: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fullsize/8867.jpg

Garis Schwalbe menandai berakhirnya endotel kornea. Jalinan trabekula berbentuk segitiga

pada potongan melintang, yang dasarnya mengarah ke korpus siliare. Garis ini tersusun dari

lembar-lembar berlobang jaringan kolagen dan elastic, yang membentuk suatu filter dengan

memperkecil ukuran pori ketika mendekati kanalis Schlemm. Bagian dalam jalinan ini, yang

menghadap ke kamera anterior, dikenal sebagai jalinan uvea: bagian luar, yang berada dekat

kanalis Schlemm, disebut jalinan korenoskleral. Serat-serat longitudinal otot siliaris menyisip

ke dalam jalinan trabekula tersebut. Taji sclera merupakan penonjolan sclera kea rah dalam

diantara korpus siliare dan kanalis Schlemm, tempat iris dan korpus siliare menempel.

Saluran-saluran eferen dari kanalis Schlemm ( sekitar 300 saluran pengumpul dan 12 vena

aquaeus) berhubungan dengan system vena episklera.

7 | R e f e r a t H i f e m a

Page 8: refrat hifema

Lapisan vaskuler di dalam bola mata yang terdiri dari iris, badan silier dan koroid. Perdarahan

uvea dibedakan antara bagian anterior di perdarahi oleh dua buah arteri siliaris posterior

longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dan dekat tempat masuk saraf

optik dan tujuh buah arteri siliaris anterior, yang terdapat pada dua setiap otot rectus lateralis.

Arteri siliaris anterior dan posterior ini bergabung menjadi stu membentuk sirkularis mayor

pada badan siliar. Uvea posterior mendapat pendarahan dari 15-20 buah arteri siliaris

posterior brevis yang menembus sklera di daerah sekitar tempat masuk saraf optik. Bilik mata

depan (kamera okuli anterior) berisi cairan mata dengan batas depan bagian belakang kornea

dan batas belakang iris dan lensa. Di bagian depan perifer terdapat sudut bilik mata (dibentuk

jaringan korneosklera dengan pangkal iris) yang memegang peranan dalam mengeluarkan

cairan mata. Cairan mata di sudut bilik mata yang mengalir keluar melalui kanalis Schlemn

menuju pembuluh darah balik episklera.Iris merupakan bagian dari uvea anterior dan melekat

di bagian perifer dengan bagian siliar. Stroma yang terletak di bagian depan tidak mempunyai

tidak mempunyai epitel sedangkan di bagian belakang terdapat epitel yang berpigmen

sehinga memberikan warna pada iris. Stroma iris banyak mengandung pembuluh darah, yaitu

arteri sirkular iridis minor dan mayor. Kedua pembuluh darah ini dihubungkan oleh arteri

radialis iris. Iris berisi dua kelompok serabut otot polos dimana kelompok yang satu

mengecilkan ukuran pupil. Sementara otot yang lain melebarkan ukuran pupil.Badan siliar

merupakan jaringan berbentuk segi tiga terletak melekat pada sklera, dan berhubungan erat

dengan uvea posterior di sebelah belakang iris. Terdiri atas dua bagian : korona siliar (pars

plikata), yaitu bagian anterior yang berkerut-kerut 2 mm dan pars plana, yaitu bagian yang

halus dan rata, 4 mm. Epitel siliar terdiri atas 2 lapis, yaitu bagian luar yang berpigmen dan

bagian dalam yang tidak berpigmen. Kedua-duanya melanjutkan diri sebagai lapisan pigmen

permukaan posterior iris. Epitel pigmen merupakan lanjutan pigmen retina ke arah depan.

Otot siliar terdiri atas bagian longitudinal dan bagian radial serta bagian sirkular. Fungsinya:

mengerutkan dan mengendorkan otot-otot zoular, sehingga terjadi perubahan tegangan pada

kapsul lensa yang memberikan berbagai fokus, baik terhadap objek dekat maupun objek yang

terletak lebih jauh dalam lapangan pandang. Koroid adalah segmen posterior uvea, diantara

retina dan sklera. Koroid tersusun dari tiga lapisan pembuluh darah koroid: besar, sedang dan

kecil. Semakin dalam pembuluh terletak di dalam koroid, semakin lebar lumennya. Bagian

dalam pembuluh darah koroid dialirkan melalui empat vena vorteks, satu di masing-masing

kuadran posterior. Koroid melekat erat ke posterior ke tepi-tepi nervus optikus. Ke anterior,

koroid bersambung dengan badan siliar. Agregat pembuluh darah koroid memperdarahi

bagian luar retina yang mendasarinya.1,2

8 | R e f e r a t H i f e m a

Page 9: refrat hifema

Etilogi

Penyebab hifema adalah :

• Gaya-gaya akibat kontusif sering merobek pembuluh-pembuluh iris dan merusak sudut

kamera okuli anterior biasanya pada trauma tumpul atau trauma tembus.

• Perdarahan spontan dapat terjadi pada mata dengan rubeosis iridis, tumor pada iris, retino

blastoma, dan kelainan darah.

• Perdarahan pasca bedah, bisa juga terjadi pada pasca bedah katarak kadang-kadang

pembuluh darah baru yang terbentuk pada kornea dan limbus pada luka bekas operasi bedah

katarak dapat pecah sehingga timbul hifema4

Patofisiologi

Hifema dapat terjadi sesudah suatu trauma tumpul pada mata, akan tetapi dapat juga terjadi

secara spontan. Secara umum dianggap bahwa hifema berasal dari pembuluh darah iris dan

badan siliar. Mungkin juga berasal dari pembuluh darah di kornea atau limbus karena

terbentuknya neovaskularisasi pada bekas luka operasi atau pada rubeosis iridis. Trauma

terhadap iris dapat mensyebabkan ruptura pembuluh darah, sehingga darah akan keluar dan

mengisi rongga COA. Sedangkan pada neovaskularisasi pada bekas luka operasi atau pada

robeosis iridis, ruptura bisa terjadi secara spontan karena rapuhnya dinding pembuluh darah.

Darah pada hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam bentuk sel darah merah melalui

kanalis Schlemm dan permukaan depan iris. Penyerapan melaui permukaan depan iris ini

dipercepat dengan adanya kegiatan enzim fibrinolitik yang berlebihan didaerah ini. Sebagian

hifema dikeluarkan dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat penumpukkan hemosiderin pada

COA, hemosiderin dapat masuk kedalam lapisan kornea, menyebabkan kornea menjadi

berwarna kuning, dan disebut hemosiderosis atau imbibisi kornea. Imbibisi kornea dapat

dipercepat terjadinya, disebabkan oleh hifema yang penuh disertai glaukoma.

Adanya darah dalam COA dapat menghambat aliran cairan bilik mata oleh karena unsur-

unsur darah menutupi COA dan trabekula, sehingga terjadi glaukoma.

9 | R e f e r a t H i f e m a

Page 10: refrat hifema

Darah pada hifema bisa berasal dari badan siliar, yang mungkin dapat masuk ke dalam badan

kaca (corpus vitreum). Sehingga pada punduskopi gambaran pundus tidak tampak, dan

ketajaman penglihatan menurunnya lebih banyak. Bila hifema sedikit, ketajaman penglihatan

mungkin masih baik dan tekanan intraokular masih normal. Sedangkan perdarahan yang

mengisi setengah COA dapar menyebabkan gangguan visus dan kenaikan tekanan

intraocular, sehingga mata terasa sakit oleh karena glaukoma.3,4

Hifema dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan

siliar ( corpus ciliaris ).Pasien akan mengeluh sakit, disertai epifora dan blefarospasme.

Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul

di bagian bawah bilik mata depan, dan dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.

Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis.

Harus kita ingat bahawa hifema erupakan keadaan yang gawat. Sebaiknya dirawat, karena

takut timbul perdarahan sekunder yang lebih hebat dari perdarahan primer, yang biasanya

timbul pada hari kelima setelah trauma. Perdarahan sekunder ini terjadi karena bekuan darah

terlalu cepat diserap, sehingga pembuluh darah tidak mendapat waktu cukup untuk regenerasi

kembali, dan menimbulkan perdarahan lagi. Adanya darah di dalam COA dapat menghambat

aliran aquos humor ke dalam trabekula , sehingga dapat menimbulkan glaucoma

sekunder.Hifema dapat pula menyebabkan uveitis. Darah dapat terurai dalam bentuk

hemosiderin, yang dapat meresap masuk kedalam kornea, menyebabkan kornea berwarna

kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisio kornea. Jadi penyulit yang harus

diperhatikan adalah : glaucoma sekunder, uveitis, dan imbibisio kornea.5

Hifema dapat sedikit, dapat pula banyak. Bila sedikit ketajaman penglihatan mungkin masih

baik dan TIO normal. Perdarahan yang mengisi setengah COA, dapat menyebabkan

gangguan visus dan TIO, sehingga mata terasa sakit oleh glaucomanya. Jika hifemanya

mengisi seluruh COA, rasa sakit bertambah dan visus lebih menurun lagi, karena TIO

bertambah pula. Zat besi didalam bola mata dapat menimbulkan sederosis bulbi yang bila

didiamkan akan dapat menimbulkan ftisis bulbi dan kebutaan.

Gejala Klinis

Biasanya pasien akan mengeluh sakit, disertai dengan epifora dan bleforospasme. Penglihatan

pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul di bagian

10 | R e f e r a t H i f e m a

Page 11: refrat hifema

bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.

Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis.1,2

Klasifikasi

Berdasarkan waktu terjadinya hifema, maka dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Primer

Perdarahan yang terjadi segera sesudah trauma

2. Sekunder

Biasanya timbul setelah 5-7 hari sesudah trauma. Perdarahan lebih hebat dari yang primer.

Oleh karena itu seorang dengan hifema harus dirawa sedikitnya 5 hari. Perdarahan ulang

terjadi pada 16 sampai 20% kasus dalam 2 sampai 3 hari. Perdarahan sekunder ini terjadi oleh

karena resorbsi dari bekuan darah yang terjadi terlalu cepat, sehingga pembuluh darah tidak

dapat waktu cukup untuk regenerasi kembali.3,4

Diagnosis

Untuk mengetahui kelainan yang ditimbulkan perlu diadakan pemeriksaan yang cermat,

terdiri atas anamnesis dan pemeriksaan.

Anamnesis

Pada saat anamnesis kasus trauma mata ditanyakan waktu kejadian, proses terjadi

trauma dan benda akan yang mengenai mata tersebut. Bagaimana arah datangnya

benda yang mengenai mata itu, apakah dari depan, samping atas, samping bawah atau

dari arah lain dan bagaimana kecepatannya waktu mengenai mata. Perlu ditanyakan

pula berapa besar benda mengenai mata dan bahan tersebut, apakah terbuat dari kayu,

besi atau bahan lainnya. Jika kejadian kurang dari satu jam maka perlu ditanyakan

ketajaman penglihatan atau keluhan nyeri pada mata karena berhubungan dengan

peningkatan tekanan intra okuler akibat pendarahan sekunder. Apakah trauma tersebut

disertai sengan keluarnya darah, dan apakah sudah pernah mendapat pertolongan

sebelumnya. Perlu juga ditanyakan riwayat kesehatan mata sebelum terjadi trauma,

apabila terjadi pengurangan penglihatan ditanyakan apakah pengurangan penglihatan

itu terjadi sebelum atau setelah kecelakaan tersebut, ambliopia, penyakit kornea atau

11 | R e f e r a t H i f e m a

Page 12: refrat hifema

glaukoma, riwayat pembekuan darah atau penggunaan antikoagulan sistemik seperti

aspirin atau warfarin.1

Pemeriksaan mata

Pemeriksaan mata harus dilakukan secara lengkap. Semua hal yang berhubungan

dengan cedera bola mata disingkirkan. Dilakukan pemeriksaan hifema dan menilai

perdarahan ulang. Bila ditemukan kasus hifema, sebaiknya dilakukan pemeriksaan

secara teliti keadaan mata luar. Hal ini penting karena mungkin saja pada riwayat

trauma tumpul akan ditemukan kelainan berupa trauma tembus, seperti:

- ekimosis

- laserasi kelopak mata

- proptosis

- enoftalmus

- fraktur yang disertai gangguan pada gerakan mata

Kadang-kadang kita menemukan kalainan berupa defek epitel, edema kornea dan imbibisi

kornea bila hifema sudah terjadi lebih dari 5 hari. Ditemukan darah di dalam bilik mata

depan.1,2

Pada hifema sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang berupa :

1. Tonometri

Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan tekanan intraokuler.

2. Fundus Kopi

Untuk mengetahui akibat trauma pada segmen belakang bola mata, kadang-kadang

pemeriksaan ini tidak mungkin karena terdapat darah pada media refraksi disegmen belakang

12 | R e f e r a t H i f e m a

Page 13: refrat hifema

Saat melakukan pemeriksaan, hal terpenting adalah hati-hati dalam memeriksa kornea karena

akan meningkatkan resiko bloodstaining pada lapisan endotel kornea. Keadaan iris dan lensa

juga dicatat, kadang-kadang pada iris dapat terlihat iridodialisis atau robekan iris. Ditemukan

darah di dalam bilik mata depan. Menentukan derajat keparahan hifema, antara lain:

• Grade 1 : darah mengisi < 1/3 bilik depan mata

• Grade 2 : darah mengisi 1/3 – ½ bilik depan mata

• Grade 3 : darah mengisi ½ sampai hampir seluruh bilik depan mata

• Grade 4 : bilik depan mata tampak bekuan darah yang berbentuk blackball atau 8-ball

hyphema

Saat melakukan pemeriksaan, hal terpenting adalah hati-hati dalam memeriksa kornea karena

akan meningkatkan resiko bloodstaining pada lapisan endotel kornea. Keadaan iris dan lensa

juga dicatat, kadang-kadang pada iris dapat terlihat iridodialisis atau robekan iris. Akibat

trauma yang merupakan penyebab hifema ini mungkin lensa tidak berada di tempatnya lagi

atau telah terjadi dislokasi lensa bahkan luksasi lensa. Pada hifema sebaiknya dilakukan

pemeriksaan tekanan bola mata untuk mengetahui apakah sudah terjadi peningkatan tekanan

bola mata. Penilaian fundus perlu dicoba tetapi biasanya dangat sulit sehingga perlu situnggu

sampai hifema hilang. Pemeriksaan funduskopi diperlukan untuk mengetahui akibat trauma

pada segmen posterior bola mata. Kadang-kadang pemeriksaan ini tidak mungkin karena

terdapat darah pada media penglihatan. Pada funduskopi kadang-kadang terlihat darah dalam

badan kaca. Pemberian midriatika tidak dianjurkan kecuali bila untuk mencari benda asing

pada polus posterior6

Pemeriksaan penunjang lain:

Snellen Chart

Lapang pandang

Tonografi

Slit lamp

USG

CT-SCAN

Oftalmoskopi2

13 | R e f e r a t H i f e m a

Page 14: refrat hifema

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada kasus hifema adalah:

1. Imbibisi kornea

Darah yang terdapat pada hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam bentuk sel darah

merah melalui bilik mata (kanal schlem) dan permukaan depan iris. Penyerapan melalui

permukaan depan iris ini dipercepat dengan adanya kegiatan enzim fibrinolitik yang

berlebihan didaerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan dalam bentuk hemosiderin. Bila

terdapat hemosiderin yang berlebihan dalam bilik mata depan maka dapat terjadi penimbunan

pigmen ini didalam lapisan-lapisan kornea yang berwarna kecoklat-coklatan yang disebut

imbibisi kornea. Jika sudah terjadi seperti ini hanya dapat diperbaiki dengan keratoplasty.

2. Glaukoma

Glaukoma akut terjadi apabila jaringan trabekular tersumbat oleh fibrin dan sel atau apabila

pembentukan bekuan darah menyebabkan penyumbatan pupil. Hal ini terjadi akibat darah

dalam bilik mata, karena unsur-unsur darah menutupi sudut bilik mata trabekula, sehingga hal

ini akan menyebabkan tekanan intraocular.

3. Uveitis

4. Kebutaan

Zat besi didalam mata dapat menimbulkan siderosis bulbi yang bila didiamkan dapat

menimbulkan fitsis bulbi dan kebutaan.1

14 | R e f e r a t H i f e m a

Page 15: refrat hifema

Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan :

1. Menghentikan pendarahan atau mencegah pendarahan berulang

2. Mengeluarkan darah dari bilik mata depan

3. Mengendalikan tekanan bola mata

4. Mencegah imbibisi kornea

5. Mengatasi uveitis

6. Mendeteksi dini penyulit yang mungkin terjadi setelah hifema

Pada perawatan dengan pasien hifema diharuskan bertirah baring, mata agar mata

beristirahat, dan tidur dengan kepala diangkat dengan membentuk sudut 30 derajat lalu

diberikan koagulansi dab tetes steroid dan sikloplegenik pada mata yang sakit selama 5 hari.

Mata diperiksa secara berkala untuk mencari adanya pendarahan sekunder, glaukoma atau

bercak darah di kornea akibat pigmen besi. Pendarahan ulang terjadi pada 16-20% kasus 2-3

hari.Jika timbul glaukoma, maka penatalaksanan mencakup pemberian timolol 0,25% atau

0,5% dua kali sehari; asetazolamid, 250 mg 3 kali sehari, dan obat hiperosmotik

(manitol,gliserol,dansorbitol).5

Pada penderita yang gelisah dapat diberi sedatif. Bila terdapat rasa sakit diberi analgetik atau

asetazolamid bila sakit pada kepala akibat tekanan bola mata naik. Analgetik diberikan untuk

mengatasi nyeri seperti asetaminofen dengan atau tanpa kodein, tergantung derajat nyeri.

Obat-obat yang memberikan efek anti platelet dapat meningkatkan terjadinya pendarahan

berulang sebaiknya tidak digunakan. Obat-obat golongan NSAID yang bersifat analgetik

seperti asam mefenamat atau naproksen bisa mengganggu efek anti platelet. Obat-obatan

tropikal yang dianjurkan sangat bervariasi, diantaranya siklopegik untuk iridosiklitis

traumatik dan miotik untuk meningkatkan area permukaan resorbsi iris. Kortikosteroid dan

estrogen topikal juga dianjurkan. Pemberian steroid topikal setelah hari ketiga dan keempat

berguna untuk mengurangi terjadinya iridosiklitis dan mencegah terjadinya sinekia.

15 | R e f e r a t H i f e m a

Page 16: refrat hifema

Pemberian topikal atropine diindikasikan untuk penderita hifema grade 3 agar blok pupil bisa

hilang. Pemberian aminocaproic acid (ACA) sistemik dapat mencegah terjadinya perdarahan

berulang. Aktifitas anti fibrinolitik ACA sistemik seperti ditunjukkan pada bagian tubuh yang

lain yaitu menurunkan terjadinya pendarahan sekunder. Traneksamic acid juga memiliki efek

antifibronolitik. Pada anak-anak dengan dosis 25 mg/kg/hari dapat menurunkan terjadinya

perdarahan sekunder/ Steroid sistemik seperti prednison juga dapat menurunkan terjadinya

perdarahan sekunder. Steroid sistemik seperti prednison juga dapat menurunkan terjadinya

perdarahan sekunder. Pada hifema primer penderita dipulangkan dari perawatan bila sesudah

5-7 hari pendarahan hilang atau dengan koagulum yang mengecil. Tindakan pembedahan

parasentese dilakukan bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoa, hifema penuh dan

berwarna hitam atau bila darah setelah 5 hari tidak memperlihatkan tanda-tanda berkurang.

Untuk mencegah atropi papil saraf optik dilakukan pembedahan bila: - tekanan bola mata

maksimal > 50 mmHg selama 5 hari

Tekanan bola mata maksimal > 35 mmHg selama 7 hari Untuk mencegah imbibisi kornea

dilakukan pembedahan bila: - tekanan bola mata rata-rata > 25mmHg selama 6 hari - bila

terdapat tanda-tanda dini imbibisi kornea Untuk mencegah sinekia posterior perifer dilakukan

pembedahan bila: - hifema total bertahan selama 5 hari - Hifema difus bertahan selama 9 hari

Untuk menghindari kerusakan saraf optikus dan pewarnaan kornea, pasien mengidap

hemoglobinopati, besar kemungkinan cepat terjadi atrofi optikus glaucoma dan pengeluaran

bekuan darah secara bedah harus dipertimbangkan lebih awal.6

16 | R e f e r a t H i f e m a

Page 17: refrat hifema

Gambar 19: Parasintesis pada sisi limbus (Glaukoma oleh hifema)

Sumber: www.rootatlas.com

Instrument-instrumen vitrektomi digunakan untuk mengeluarkan bekuan di sentral dan lavase

kamera anterior. Dimasukkan tonggak irigasi dan probe mekanis disebelah anterior limbus

melalui bagian kornea yang jernih untuk menghindari kerusakan iris dan lensa. Tidak

dilakukan usaha untuk mengeluarkan bekuan dari sudut kamera okuli anterior atau dari

jaringan iris kemudian dilakukan dilakukan iridektomi perifer. Cara lain untuk membersihkan

kamera interior adalah dengan evakuasi kolestik. Dibuat sebuah insisi kecil di limbus untuk

menyuntikkan bahan viskolastik, dan sebuah insisi yang lebih besar 180 derajat berlawanan

agar hifema dapat didorong keluar.3,4

17 | R e f e r a t H i f e m a

Page 18: refrat hifema

Prognosis

Prognosis pada kasus hifema pada jumlah darah dalam bilik mata depan :

1.Bila darah sedikit maka darah ini akan hilang dan akan jernih sempurna

2. Bila darah lebih dari setengah tinggi bilik mata depan maka prognosisnya akan buruk dan

disertai dengan penyulit.

3. Dan bila hifema yang penuh didalam bilik mata depan akan memberikan prognosis yang

lebih buruk. Hifema sekunder yang terjadi 5-7 hari sesudah trauma biasanya dapat

memberikan rasa yang sakit. Pada hifema sekunder terjadi akibat gangguan mekanisme

pembekuan atau penyembuhan luka sehingga mempunyai prognosis buruk.

18 | R e f e r a t H i f e m a

Page 19: refrat hifema

Daftar Pustaka

1. Vaughan D. G. Oftalmologi Umum. Widya Medika, Jakarta 2001.

2. Ilyas S, Hifema. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga, Jakarta; Balai Penerbit

FKUI;2006

3. Sankar PS, Chen TC, Grosskreutz CL, Pasquale LR. Traumatic hyphema. Int

Ophthalmol Clin 2002;42:57-68.

4. Walton W, von Hagen S, Grigorian R, Zarbin M. Management of traumatic hyphema.

Surv Ophthalmol 2002;47:297-334.

5. Sheppard JD, Hyphema, diunduh dari www.emedicine.com, 9 Maret 2011.

6. American Academy of Ophthalmology, Hyphema (Bleeding in Eye), diunduh dari

www.webmd.com, 11 Jun 2010.

19 | R e f e r a t H i f e m a