PPT Skenario 2 A-13
Transcript of PPT Skenario 2 A-13
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 1/36
KELOMPOK A-13
Ketua : Aswan Bagastoro (1102014045)
Sekertaris : Annisa Robiyanti (1102011038) Anggota : Abyantara (1102014001)
Esti Puji Lestari W (1102014087)
Eva Amanda R (1102007103)
Firmansyah (1102014103)
Fitria Rizky (1102014108)
Luvianti (1102013158)
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 2/36
SKENARIO 2
ANYANG-ANYANGAN
Seorang wanita usia 32 tahun, menikah, datang
ke dokter puskesmas dengan keluhan nyeri saat
buang air kecil dan anyang-anyangan berulang.
Keluhan ini dirasakan sejal dua hari yang lalu.
Dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan kecuali nyeri tekan supra pubik. Pada
pemeriksaan urinalisa dijumpai urin keruh dan
di dapatkan peningkatan leukosit. Kemudianpasien disarankan untuk melakukan
pemeriksaan kultur urin.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 3/36
PERTANYAAN
1. Mengapa buang air kecil tidak lampias ?
2. Mengapa di jumapai urin keruh ?
3. Apa penyebab anyang-anyangan berulang ?
4. Mengapa nyeri tekan di suprapubik ?5. Mengapa terdapat keluhan nyeri saat buang air
kecil ?
6. Apa arti dari peningkatan leukosit ?
7. Apa tujuan pemeriksaan kultur urin ?
8. Apa penyebab bakteri anyang-anyangan ?
9. Apakah ada faktor predisposisi penyakit ini ?
10. Apa diagnosis dari skenario ini ?
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 4/36
JAWABAN
1. karena sering nahan buang air kecil
2. Karena ada leukosit dan bakteri dalam urin
3. Pada kehamilan, saat bersenggama, terjadinya perpindahan
flora normal dari tempat asalnya ke yang bukan tempatnya
4. Karena kandung kemih berada di suprapubik5. Karena ada hubungannya dengan inflamasi
6. Peningkatan pada saat infeksi bakteri ( normalnya 0-3 ), bisa
jamur dan batu ginjal
7. Untuk menemukan bakteri atau penyebab dari kasus di atas
8. E. Coli ( 80 %), selain itu adajuga bakteri flora normal disaluran kemih, pseudomonas dan kleibsiella
9. Salah satunya jenis kelamin, pada perempuan ostium urethra
dekat dengan rektum, umur, pada laki-laki semakin tua semakin
tinggi
10. Infeksi saluran kemih bawah
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 5/36
HIPOTESIS
Faktor Resiko :-jenis kelamin
-umur
-aktifitas seksual
Etiologi :-bakteri
-jamur
-flora normal
Inflamasi saluran
kemih bawah(nyeri tekan,nyeri
buang air kecil,
buang air kecil
tidak lampias)
Infeksi Saluran
Kemih Bawah
Kultur urin
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 6/36
SASARAN BELAJAR
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Kemih Bawah
LO 1.1 Anatomi Makroskopis
LO 1.2 Anatomi Mikroskopis
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Berkemih
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Infeksi Saluran Kemih
LO 3.1 Definisi
LO 3.2 Etiologi
LO 3.3 Epidemiologi
LO 3.4 Klasifikasi
LO 3.5 Patofisiologi
LO 3.6 Manifestasi KlinisLO 3.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding
LO 3.8 Penatalaksanaan
LO 3.9 Komplikasi
LO 3.10 Prognosis
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Tentang Rukhsah dalam thaharah
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 7/36
LO 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
ANATOMI SALURAN KEMIH BAWAH
LO 1.1 Anatomi Makroskopis
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 8/36
Perdarahan
a.vesicalis superior cabang dari a.hypogastrica
a.vesicalis inferior cabang dari a.hypogastrica
Persarafan Saraf otonom parasymphatis berasal dari
n.splanchnicus pelvicus (Sacral 2-3-4)
Saraf otonom symphatis dari ganglion symphatis(Lumbal -2-3)
Saluran tera!hir dari sistem urinarius
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 9/36
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 10/36
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 11/36
LO 1.2 ANATOMI MIKROSKOPIS
Tunika mukosa VU dilapisi oleh epitel transisional dengan ketebalan 5-6
lapisan, namun pada saat sel meregang menjadi 2-3 lapisan. Pada
permukaan sel dapat ditemukansel payung
Vesica Urinaria
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 12/36
Padapars prostatica dilapisi oleh epitel transisional. Pada
pars membranaceae dilapisi oleh epitel bertingkat toraks.
Padapars spongiosa umumnya dilapisi oleh epitel
bertingkat torak namun diberbagai tempat terdapat epitel
berlapis gepeng
Uretra Pria
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 13/36
Dilapisi oleh epiter berlapis gepeng dan
terkadang ada yang dilapisi oleh epitel
bertingkat toraks. Ditengah-tengah uretra
terdapat sfingter eksterna / muscular
bercorak.
Uretra Wanita
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 14/36
LO 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
FISIOLOGI BERKEMIH
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 15/36
LO 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
INFEKSI SALURAN KEMIH BAWAH
3.1 Definisi
Infeksi Saluran Kemih adalah keberadaan
mikroorganisme dalam urine. Bakteriuria bermakna
menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme lebih dari
105colony forming units (CFU) pada biakan urin.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 16/36
3.2 ETIOLOGI
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 17/36
FAKTOR RESIKO
Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah
seputar saluran kencing.
Cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara
cebok seperti ini sama saja menarik kotoran ke daerah
vagina atau saluran kencing.Suka menahan kencing. Kebiasaan ini memungkinkan
kuman masuk ke dalam saluran kencing. Hal ini karena
uretra perempuan yang pendek.
Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks.
Biasanya hal ini banyak terjadi pada pasangan yang barumenikah, karena itu disebuthoneymooners cystitis.
Memiliki riwayat penyakit kelamin.
Memiliki riwayat penyakit batu di daerah saluran kencing.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 18/36
3.3 EPIDEMIOLOGI
Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan
1-2% anak laki-laki. Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru
lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar
disbanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1
tahun, infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada anak laki-
laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar infeksi saluran kemihterjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah
di mana infeksi saluran kemih pada perempuan mencapai 0,8%,
sementara pada laki-laki hanya 0,2% dan rasio ini terus meningkat
sehingga di usia sekolah, kejadian infeksi saluran kemih pada anak
perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Pada
anak laki-laki yang disunat, risiko infeksi saluran kemih menurunhingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat.
Pada usia 2 bulan – 2 tahun, 5% anak dengan infeksi saluran kemih
mengalami demam tanpa sumber infeksi dari riwayat dan
pemeriksaan fisik. Sebagian besar infeksi saluran kemih dengan
gejala tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 19/36
3.4 KLASIFIKASI
ISK Bawah
Persentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender:
I. Perempuan
-Sistitis adalah persentasi klinis infeksi kandungkemih disertai bakteriuria bermakna.
-Sindrom Urethra Akut (SUA) persentasi sistitis
tanpa ditemukan mikroorganisme (steril) sering
dinamakan sistitis bakterialis.
II. Laki-laki
Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin
sistitis, prostatitis, epidimidis dan uretritis.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 20/36
3.5 PATOFISIOLOGI
Route infeksi
Infeksi Acsenden (paling sering)
Infeksi hematogen
Hal yang mempermudah penyebaran
hematogen, yaitu: adanya bendungan total
urine yang mengakibatkan distensi
kandung kemih, bendunganintrarenalakibat jaringan parut
Pembuluh lymph
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 21/36
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 22/36
3.6 MANIFESTASI KLINIS
ISK bawahNyeri supra pubik
Disuria
Frekuensi &urgensi
Hematuri
Stranguria
ISK atas
DemamKram
Nyeri punggung
Muntah
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 23/36
3.7 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS
BANDING
Diagnosis
ANAMNESIS
ISK bawah : disuria terminal, polakisuria, nyeri
suprapubikPEMERIKSAAN FISIK
Febris, nyeri tekan suprapubik, nyeri ketok sudut
kostovertebra
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 24/36
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Urinalisis
ditemukan leukosit yang jumlahnya >10/LPB
dengan mikroskopPiuria merupakan tanda yang penting pada
ISK
b. Kultur urin
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 25/36
CARA PENGAMBILAN SAMPEL URIN
Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya
diambil pagi hari.
aPunksi Suprapubik
Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan
pengambilan urin langsung dari kandung kemih melalui kulit
dan dinding perut dengan semprit dan jarum steril
b.Kateter
Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit
yang steril. Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat
mungkin dengan ujung kateter yang berada di dalam kandungkemih (ujung distal).
c.Urin Porsi Tengah
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 26/36
Setelah pengambilan sampel, maka harus
dilakukan :
1. Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium.
Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah
penampungan.
2. Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam.
Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah
pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam
kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya
dimintakan sampel baru.
3. Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin
harus disimpan pada suhu 4°C selama tidak lebih
dari 24 jam.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 27/36
1.2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan
untuk mengetahui adanya batu atau kelainan
anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK.
Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen,
pielografi intravena, demikian pula dengan
pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan
CT Scan.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 28/36
DIAGNOSIS BANDING
Dapat juga didiagnosis dengan :
infeksi saluran kemih bawah ( sistitis dan
sindrom uretra akut)
infeksi saluran kemih atas (pielonefritis)batu saluran kemih
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 29/36
3.8 PENATALAKSANAAN
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antimikroba
Sistitis Akut E.coli, S.saprophyticus,
kuman gram negative
lainnya
Nitrofurantion,
ampisilin, trimetroprim
Prostatitis Akut E.coli, kuman gram
negative lainnya,
E.faecalis
Kotrimoksazol atau
fluorokuinolon, atau
aminoglikosid+ampisili
n parenteral
Prostatitis Kronis E.coli, kuman gram
negative lainnya,
E.faecalis
Kotrimoksazol atau
fluorokuinolon atau
trimetroprim
Pilihan antimikroba berdasarkan Educated Guess
(Farmakologi, FKUI)
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 30/36
PENCEGAHAN
1. Menjaga kebersihan diri , bila setelah buang air besar atau
air kecil bersihkan dengan cara membersihkan dari depanke belakang, dan mencuci kulit di sekitar dan antara
rektum dan vagina setiap hari.
2. Minum banyak cairan (air) setiap hari akan membantu
pengeluaran bakteri melalui sistem urine.
3. Mengosongkan kandung kemih segera setelah terjadidorongan untuk buang air kecil
4. Buang air kecil sebelum dan setelah melakukan hubungan
seks dapat flush setiap bakteri yang mungkin masuk ke
uretra selama hubungan seksual.
5. Vitamin C membuat urin asam dan membantu mengurangi jumlah bakteri berbahaya dalam sistem saluran kemih.
6. Hindari pemakaian celana dalam yang dapat membuat
keadaan lembab dan berpotensi berkembang biaknya
bakteri.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 31/36
3.9 KOMPLIKASI
Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe
sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi
(complicated)
1) ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana
(sistitis) yaitu non-obstruksi dan bukan perempuan hamilmerupakan penyakit ringan (self limited disease) dan tidak
menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
2) ISK tipe berkomplikasi (uncomplicated)
a) ISK selama kehamilan
b) ISK pada DM. Penelitian epidemiologi klinik
melaporkan bakteriuria dan ISK lebih sering ditemukan
pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 32/36
3.10 PROGNOSIS
Pengobatan yang baik, hasilnya akan segera
diketahui dalam waktu 1-2 hari dengan
menurunnya atau hilangnya gejala dan sterilnya
urin
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 33/36
LO. 4 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
TENTANG RUKHSAH DALAM THAHARAH
Bersuci (thaharah: wudhu, tayammum atau mandi)
merupakan syarat sah ibadah yang mewajibkan
dalam keadaan suci, seperti shalat. Sehingga ibadah
tersebut tidak dikatakan sah tanpa thaharah. Namun
kewajiban tersebut bisa jatuh ketika seseorang dalamkeadaan tertentu yang menghalangi seseorang
melakukan thaharah sebagaimana firman Allah SWT:
“ Dan Dia tidak menjadikan bagimu kesulitan dalamagama Islam.”
Salah satu contoh adalah penyakit kencing yang
terus-menerus atau dalam istilah para fuqaha
dinamakan salasil-baul.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 34/36
PENGERTIAN SALASIL-BAUL
Menurut mazhab Hanafi, salasil-baul adalah penyakit yang
menyebabkan keluarnya air kencing secara kontinyu, atau
keluar angin(kentut) secara kontinyu, darah istihadhah,mencret
yang kontinyu, dan penyakit lainnya yang serupa.
Menurut mazhab Hanbali, salasil-baul adalah hadas yang
kontinyu, baik itu berupa air kencing, air madzi, kentut, atauyang lainnya yang serupa.
Menurut mazhab Maliki, salasil-baul adalah sesuatu yang
keluar dikarenakan penyakit seperti keluar air kencing secara
kontinyu.
Menurut mazhab Syafi'i, salasil-baul adalah sesuatu yang
keluar secara kontinyu yang diwajibkan kepada orang yang
mengalaminya untuk menjaga dan memakaikan kain atau
sesuatu yang lain seperti pembalut pada tempat keluarnya yang
bisa menjaga agar air kencing tersebut tidak jatuh ke tempat
shalat.
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 35/36
SYARAT-SYARAT DIBOLEHKAN IBADAH DALAM
KEADAAN SALASIL-BAUL
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibadah tertentu
diperbolehkan dalam keadaan salasil-baul:
Sebelum melakukan wudhu harus didahului dengan istinja'
Ada kontinyuitas antara istinja' dengan memakaikan kain atau
pembalut dan semacamnya, dan adanya kontinyuitas antara
memakaikan kain pada tempat keluar hadas tersebut denganwudhu.
Ada kontinyuitas antara amalan-amalan dalam wudhu (rukun dan
sunnahnya)
Ada kontinyuitas antara wudhu dan shalat, yaitu segera
melaksanakan shalat seusai wudhu dan tidak melakukan pekerjaan
lain selain shalat. Adapun jika seseorang berwudhu di rumah makaperginya ke mesjid tidak menjadi masalah dan tidak menggugurkan
syarat keempat.
Keempat syarat diatas dipenuhi ketika memasuki waktu shalat.
Maka, jika melakukannya sebelum masuk waktu shalat maka batal,
dan harus mengulang lagi diwaktu shalat
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13
http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 36/36
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, GF, dkk. 2008. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s: Mikrobiologi Kedokteran (Medical
Microbiology) Ed. 23. Jakarta: EGC
Dawafi, Hamdan. 2009. Keluar Air Kencing Secara Kontinyu, Bagaimana Pandangan
Fiqih???. Diakses melalui:
http://mutafaqqih.blogspot.com/2010/02/keluar-air-kencing-secara-kontinyu.html pada 10
April 2011
Hooton TM, Scholes D, Hughes JP, Winter C, Robert PL, stapleton AE, Stergachis A,
Stamm WE. A Prospective Study of Risk Factor for Symtomatic Urinary Tract.N Engl JMed. 1996 Aug 15;335(7):468-74.
Junquira, LC, Carneiro J. 2007. Histologi Dasar: Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta: EGC
Purnomo BB. 2003. Dasar-Dasar Urologi Ed 2. Jakarta: Sagung Seto.
Setyabudi, Rianto. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi Revisi edisi 5. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, edisi 2, ab. Brahm U. Pendit.
Jakarta: EGCSukandar, Edar. 2009. Infeksi Saluran Kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh
Sudoyo AW dkk Jilid II Edisi V.Jakarta: InternaPublishing
Syam, Edward. 2011.Sistem Urinarius. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Tessy A, Ardaya, Suwanto. 2001. Infeksi Saluran Kemih, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam oleh Suyono HS. Edisi ke 3. Jakarta: FKUI.