PPT Skenario 2 A-13

36
8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13 http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 1/36 KELOMPOKA-13 Ketua : AswanBagastoro (1102014045) Sekertaris: AnnisaRobiyanti (1102011038)  Anggota : Abyantara (1102014001)  Esti Puji Lestari W (1102014087)  EvaAmandaR (1102007103)  Firmansyah (1102014103)  FitriaRizky (1102014108)  Luvianti (1102013158)

Transcript of PPT Skenario 2 A-13

Page 1: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 1/36

KELOMPOK A-13

Ketua : Aswan Bagastoro (1102014045)

Sekertaris : Annisa Robiyanti (1102011038) Anggota : Abyantara (1102014001)

  Esti Puji Lestari W (1102014087)

  Eva Amanda R (1102007103)

  Firmansyah (1102014103)

  Fitria Rizky (1102014108)

  Luvianti (1102013158)

Page 2: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 2/36

SKENARIO 2

  ANYANG-ANYANGAN

Seorang wanita usia 32 tahun, menikah, datang

ke dokter puskesmas dengan keluhan nyeri saat

buang air kecil dan anyang-anyangan berulang.

Keluhan ini dirasakan sejal dua hari yang lalu.

Dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan

kelainan kecuali nyeri tekan supra pubik. Pada

pemeriksaan urinalisa dijumpai urin keruh dan

di dapatkan peningkatan leukosit. Kemudianpasien disarankan untuk melakukan

pemeriksaan kultur urin.

Page 3: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 3/36

PERTANYAAN

1. Mengapa buang air kecil tidak lampias ?

2. Mengapa di jumapai urin keruh ?

3. Apa penyebab anyang-anyangan berulang ?

4. Mengapa nyeri tekan di suprapubik ?5. Mengapa terdapat keluhan nyeri saat buang air

kecil ?

6. Apa arti dari peningkatan leukosit ?

7. Apa tujuan pemeriksaan kultur urin ?

8. Apa penyebab bakteri anyang-anyangan ?

9. Apakah ada faktor predisposisi penyakit ini ?

10. Apa diagnosis dari skenario ini ?

Page 4: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 4/36

JAWABAN

1. karena sering nahan buang air kecil

2. Karena ada leukosit dan bakteri dalam urin

3. Pada kehamilan, saat bersenggama, terjadinya perpindahan

flora normal dari tempat asalnya ke yang bukan tempatnya

4. Karena kandung kemih berada di suprapubik5. Karena ada hubungannya dengan inflamasi

6. Peningkatan pada saat infeksi bakteri ( normalnya 0-3 ), bisa

 jamur dan batu ginjal

7. Untuk menemukan bakteri atau penyebab dari kasus di atas

8. E. Coli ( 80 %), selain itu adajuga bakteri flora normal disaluran kemih, pseudomonas dan kleibsiella

9. Salah satunya jenis kelamin, pada perempuan ostium urethra

dekat dengan rektum, umur, pada laki-laki semakin tua semakin

tinggi

10. Infeksi saluran kemih bawah

Page 5: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 5/36

HIPOTESIS

 Faktor Resiko :-jenis kelamin

-umur

-aktifitas seksual

Etiologi :-bakteri

-jamur

-flora normal

Inflamasi saluran

kemih bawah(nyeri tekan,nyeri

buang air kecil,

buang air kecil

tidak lampias)

Infeksi Saluran

Kemih Bawah

Kultur urin

Page 6: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 6/36

SASARAN BELAJAR 

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Kemih Bawah

  LO 1.1 Anatomi Makroskopis

  LO 1.2 Anatomi Mikroskopis

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Berkemih

 

LO 3. Memahami dan Menjelaskan Infeksi Saluran Kemih

LO 3.1 Definisi

LO 3.2 Etiologi

LO 3.3 Epidemiologi

LO 3.4 Klasifikasi

LO 3.5 Patofisiologi

LO 3.6 Manifestasi KlinisLO 3.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding

LO 3.8 Penatalaksanaan

LO 3.9 Komplikasi

LO 3.10 Prognosis

 

LO 4. Memahami dan Menjelaskan Tentang Rukhsah dalam thaharah

Page 7: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 7/36

LO 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN

 ANATOMI SALURAN KEMIH BAWAH 

LO 1.1 Anatomi Makroskopis

Page 8: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 8/36

Perdarahan

a.vesicalis superior cabang dari a.hypogastrica

a.vesicalis inferior cabang dari a.hypogastrica

 

Persarafan Saraf otonom parasymphatis berasal dari

n.splanchnicus pelvicus (Sacral 2-3-4)

Saraf otonom symphatis dari ganglion symphatis(Lumbal -2-3)

Saluran tera!hir dari sistem urinarius

Page 9: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 9/36

Page 10: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 10/36

Page 11: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 11/36

LO 1.2 ANATOMI MIKROSKOPIS

Tunika mukosa VU dilapisi oleh epitel transisional dengan ketebalan 5-6

lapisan, namun pada saat sel meregang menjadi 2-3 lapisan. Pada

permukaan sel dapat ditemukansel payung 

 Vesica Urinaria 

Page 12: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 12/36

Padapars prostatica dilapisi oleh epitel transisional. Pada

pars membranaceae dilapisi oleh epitel bertingkat toraks.

Padapars spongiosa umumnya dilapisi oleh epitel

bertingkat torak namun diberbagai tempat terdapat epitel

berlapis gepeng

Uretra Pria

Page 13: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 13/36

Dilapisi oleh epiter berlapis gepeng dan

terkadang ada yang dilapisi oleh epitel

bertingkat toraks. Ditengah-tengah uretra

terdapat sfingter eksterna / muscular

bercorak.

Uretra Wanita 

Page 14: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 14/36

LO 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN

FISIOLOGI BERKEMIH

Page 15: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 15/36

LO 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN

INFEKSI SALURAN KEMIH BAWAH 

3.1 Definisi

Infeksi Saluran Kemih adalah keberadaan

mikroorganisme dalam urine. Bakteriuria bermakna

menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme lebih dari

105colony forming units (CFU) pada biakan urin.

Page 16: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 16/36

 3.2 ETIOLOGI

Page 17: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 17/36

FAKTOR RESIKO

Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah

seputar saluran kencing.

Cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara

cebok seperti ini sama saja menarik kotoran ke daerah

vagina atau saluran kencing.Suka menahan kencing. Kebiasaan ini memungkinkan

kuman masuk ke dalam saluran kencing. Hal ini karena

uretra perempuan yang pendek.

Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks.

Biasanya hal ini banyak terjadi pada pasangan yang barumenikah, karena itu disebuthoneymooners cystitis.

Memiliki riwayat penyakit kelamin.

Memiliki riwayat penyakit batu di daerah saluran kencing.

 

Page 18: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 18/36

3.3 EPIDEMIOLOGI

Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan

1-2% anak laki-laki. Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru

lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar

disbanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1

tahun, infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada anak laki-

laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar infeksi saluran kemihterjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah

di mana infeksi saluran kemih pada perempuan mencapai 0,8%,

sementara pada laki-laki hanya 0,2% dan rasio ini terus meningkat

sehingga di usia sekolah, kejadian infeksi saluran kemih pada anak

perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Pada

anak laki-laki yang disunat, risiko infeksi saluran kemih menurunhingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak disunat.

Pada usia 2 bulan – 2 tahun, 5% anak dengan infeksi saluran kemih

mengalami demam tanpa sumber infeksi dari riwayat dan

pemeriksaan fisik. Sebagian besar infeksi saluran kemih dengan

gejala tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan.

Page 19: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 19/36

3.4 KLASIFIKASI 

ISK Bawah

Persentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender:

I. Perempuan

-Sistitis adalah persentasi klinis infeksi kandungkemih disertai bakteriuria bermakna.

-Sindrom Urethra Akut (SUA) persentasi sistitis

tanpa ditemukan mikroorganisme (steril) sering

dinamakan sistitis bakterialis.

II. Laki-laki

Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin

sistitis, prostatitis, epidimidis dan uretritis.

Page 20: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 20/36

3.5 PATOFISIOLOGI 

Route infeksi

Infeksi Acsenden (paling sering)

Infeksi hematogen

Hal yang mempermudah penyebaran

hematogen, yaitu: adanya bendungan total

urine yang mengakibatkan distensi

kandung kemih, bendunganintrarenalakibat jaringan parut

Pembuluh lymph

Page 21: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 21/36

Page 22: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 22/36

3.6 MANIFESTASI KLINIS

ISK bawahNyeri supra pubik

Disuria

Frekuensi &urgensi

Hematuri

Stranguria

ISK atas

DemamKram

Nyeri punggung

Muntah

Page 23: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 23/36

3.7 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS

BANDING

Diagnosis

 ANAMNESIS

ISK bawah : disuria terminal, polakisuria, nyeri

suprapubikPEMERIKSAAN FISIK

Febris, nyeri tekan suprapubik, nyeri ketok sudut

kostovertebra

Page 24: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 24/36

• PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

a. Urinalisis

ditemukan leukosit yang jumlahnya >10/LPB

dengan mikroskopPiuria merupakan tanda yang penting pada

ISK

b. Kultur urin

Page 25: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 25/36

CARA PENGAMBILAN SAMPEL URIN

Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya

diambil pagi hari.

aPunksi Suprapubik

Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan

pengambilan urin langsung dari kandung kemih melalui kulit

dan dinding perut dengan semprit dan jarum steril

 

b.Kateter

Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit

yang steril. Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat

mungkin dengan ujung kateter yang berada di dalam kandungkemih (ujung distal).

c.Urin Porsi Tengah

Page 26: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 26/36

Setelah pengambilan sampel, maka harus

dilakukan :

1. Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium.

Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah

penampungan.

2. Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam.

Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah

pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam

kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya

dimintakan sampel baru.

3. Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin

harus disimpan pada suhu 4°C selama tidak lebih

dari 24 jam.

Page 27: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 27/36

1.2. Radiologis

Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan

untuk mengetahui adanya batu atau kelainan

anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK.

Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen,

pielografi intravena, demikian pula dengan

pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan

CT Scan.

Page 28: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 28/36

 DIAGNOSIS BANDING

Dapat juga didiagnosis dengan :

infeksi saluran kemih bawah ( sistitis dan

sindrom uretra akut)

infeksi saluran kemih atas (pielonefritis)batu saluran kemih

Page 29: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 29/36

3.8 PENATALAKSANAAN

Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antimikroba

Sistitis Akut E.coli, S.saprophyticus,

kuman gram negative

lainnya

Nitrofurantion,

ampisilin, trimetroprim

Prostatitis Akut E.coli, kuman gram

negative lainnya,

E.faecalis

Kotrimoksazol atau

fluorokuinolon, atau

aminoglikosid+ampisili

n parenteral

Prostatitis Kronis E.coli, kuman gram

negative lainnya,

E.faecalis

Kotrimoksazol atau

fluorokuinolon atau

trimetroprim

Pilihan antimikroba berdasarkan Educated Guess

(Farmakologi, FKUI)

Page 30: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 30/36

PENCEGAHAN

1. Menjaga kebersihan diri , bila setelah buang air besar atau

air kecil bersihkan dengan cara membersihkan dari depanke belakang, dan mencuci kulit di sekitar dan antara

rektum dan vagina setiap hari.

2. Minum banyak cairan (air) setiap hari akan membantu

pengeluaran bakteri melalui sistem urine.

3. Mengosongkan kandung kemih segera setelah terjadidorongan untuk buang air kecil

4. Buang air kecil sebelum dan setelah melakukan hubungan

seks dapat flush setiap bakteri yang mungkin masuk ke

uretra selama hubungan seksual.

5. Vitamin C membuat urin asam dan membantu mengurangi jumlah bakteri berbahaya dalam sistem saluran kemih.

6. Hindari pemakaian celana dalam yang dapat membuat

keadaan lembab dan berpotensi berkembang biaknya

bakteri.

Page 31: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 31/36

3.9 KOMPLIKASI

Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe

sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi

(complicated)

1) ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana

(sistitis) yaitu non-obstruksi dan bukan perempuan hamilmerupakan penyakit ringan (self limited disease) dan tidak

menyebabkan akibat lanjut jangka lama.

2) ISK tipe berkomplikasi (uncomplicated)

a) ISK selama kehamilan

b) ISK pada DM. Penelitian epidemiologi klinik

melaporkan bakteriuria dan ISK lebih sering ditemukan

pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM.

Page 32: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 32/36

3.10 PROGNOSIS

Pengobatan yang baik, hasilnya akan segera

diketahui dalam waktu 1-2 hari dengan

menurunnya atau hilangnya gejala dan sterilnya

urin

Page 33: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 33/36

LO. 4 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN

TENTANG RUKHSAH DALAM THAHARAH

Bersuci (thaharah: wudhu, tayammum atau mandi)

merupakan syarat sah ibadah yang mewajibkan

dalam keadaan suci, seperti shalat. Sehingga ibadah

tersebut tidak dikatakan sah tanpa thaharah. Namun

kewajiban tersebut bisa jatuh ketika seseorang dalamkeadaan tertentu yang menghalangi seseorang

melakukan thaharah sebagaimana firman Allah SWT:

“ Dan Dia tidak menjadikan bagimu kesulitan dalamagama Islam.”

Salah satu contoh adalah penyakit kencing yang

terus-menerus atau dalam istilah para fuqaha

dinamakan salasil-baul.

Page 34: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 34/36

PENGERTIAN SALASIL-BAUL

 Menurut mazhab Hanafi, salasil-baul adalah penyakit yang

menyebabkan keluarnya air kencing secara kontinyu, atau

keluar angin(kentut) secara kontinyu, darah istihadhah,mencret

yang kontinyu, dan penyakit lainnya yang serupa.

 Menurut mazhab Hanbali, salasil-baul adalah hadas yang

kontinyu, baik itu berupa air kencing, air madzi, kentut, atauyang lainnya yang serupa.

 Menurut mazhab Maliki, salasil-baul adalah sesuatu yang

keluar dikarenakan penyakit seperti keluar air kencing secara

kontinyu.

 Menurut mazhab Syafi'i, salasil-baul adalah sesuatu yang

keluar secara kontinyu yang diwajibkan kepada orang yang

mengalaminya untuk menjaga dan memakaikan kain atau

sesuatu yang lain seperti pembalut pada tempat keluarnya yang

bisa menjaga agar air kencing tersebut tidak jatuh ke tempat

shalat.

Page 35: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 35/36

 SYARAT-SYARAT DIBOLEHKAN IBADAH DALAM

KEADAAN SALASIL-BAUL

 Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibadah tertentu

diperbolehkan dalam keadaan salasil-baul:

Sebelum melakukan wudhu harus didahului dengan istinja'

 Ada kontinyuitas antara istinja' dengan memakaikan kain atau

pembalut dan semacamnya, dan adanya kontinyuitas antara

memakaikan kain pada tempat keluar hadas tersebut denganwudhu.

 Ada kontinyuitas antara amalan-amalan dalam wudhu (rukun dan

sunnahnya)

 Ada kontinyuitas antara wudhu dan shalat, yaitu segera

melaksanakan shalat seusai wudhu dan tidak melakukan pekerjaan

lain selain shalat. Adapun jika seseorang berwudhu di rumah makaperginya ke mesjid tidak menjadi masalah dan tidak menggugurkan

syarat keempat.

Keempat syarat diatas dipenuhi ketika memasuki waktu shalat.

Maka, jika melakukannya sebelum masuk waktu shalat maka batal,

dan harus mengulang lagi diwaktu shalat

Page 36: PPT Skenario 2 A-13

8/17/2019 PPT Skenario 2 A-13

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-skenario-2-a-13 36/36

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, GF, dkk. 2008. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s: Mikrobiologi Kedokteran (Medical

 Microbiology) Ed. 23. Jakarta: EGC

Dawafi, Hamdan. 2009. Keluar Air Kencing Secara Kontinyu, Bagaimana Pandangan

 Fiqih???. Diakses melalui:

http://mutafaqqih.blogspot.com/2010/02/keluar-air-kencing-secara-kontinyu.html pada 10

 April 2011

Hooton TM, Scholes D, Hughes JP, Winter C, Robert PL, stapleton AE, Stergachis A,

Stamm WE. A Prospective Study of Risk Factor for Symtomatic Urinary Tract.N Engl JMed. 1996 Aug 15;335(7):468-74.

Junquira, LC, Carneiro J. 2007. Histologi Dasar: Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta: EGC

Purnomo BB. 2003. Dasar-Dasar Urologi Ed 2. Jakarta: Sagung Seto.

Setyabudi, Rianto. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi Revisi edisi 5. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, edisi 2, ab. Brahm U. Pendit.

Jakarta: EGCSukandar, Edar. 2009. Infeksi Saluran Kemih dalam  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh

Sudoyo AW dkk Jilid II Edisi V.Jakarta: InternaPublishing

Syam, Edward. 2011.Sistem Urinarius. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Tessy A, Ardaya, Suwanto. 2001. Infeksi Saluran Kemih, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

 Dalam oleh Suyono HS. Edisi ke 3. Jakarta: FKUI.