Ppt Pneumonia
-
Upload
miftahululum -
Category
Documents
-
view
310 -
download
62
description
Transcript of Ppt Pneumonia
PNEUMONIA
DEFINISI
• Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan
akut parenkim paru yang biasanya dari suatu
infeksi saluran bawah pernafasan akut (ISNBA).
• Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis.
Insidensi
• Meskipun penyakit ini lebih banyak ditemukan pada daerah berkembang akan tetapi di negara maju dapat ditemukan kasus yang cukup signifikan. Berdasarkan umur, pneumonia dapat menyerang siapa saja. Meskipun lebih banyak ditemukan pada anak-anak. Pada berbagai usia penyebabnya cenderung berbeda-beda, dan dapat menjadi pedoman dalam memberikan terapi.
Etiologi
Penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu:
• Bacteria: diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus hemolyticus, streptococcus aureus, hemophylus influinzae, mycobacterium tuberculosis, bacillus friedlander.
• Virus: respiratory syncitial virus, adeno virus, v.sitomelitik, v.influenza.
• Mycoplasma pneumonia.
• Jamur: hitoplasma capsulatum, cryptococcus neuroformans, blastomyces dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans.
• Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.
• Pneumonia hipostatik• Sindrom loeffler
PATOFISIOLOGI
• Stadium kongesti (4 – 12 jam pertama)• Stadium hepatisasi merah (48 jam
selanjutnya)• Stadium hepatisasi kelabu (konsolidasi)• Stadium akhir (resolusi)
KLASIFIKASI
A. berdasarkan inang dan lingkungan1. Pneumonia komunitas
Dijumpai pada H.influenza pada pasien prokok, patogen atipikal pada lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atay paska terapi antibiotika spectrum luas.
2. Pneumonia nosokomialTergantung pada 3 faktor yaitu: tingakt berat sakit, adanya resiko untuk jenis patoghen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia
3. Pneumonia aspirasiDisebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema paru, dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
4. Pneumonia pada gangguan imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab infeksi dapat disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme yang biasanya nonvirulen, berpa bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur dan cacing.
B. Berdasarkan lokasi infeksi• Pneumonia lobaris• Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)• Pneumonia interstisial
• Pneumonia lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral atau “ganda”.
Gambaran Radiologis
1.Pneumonia Lobaris
• Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berda didekatnya, disebut juga pneumonia lobularis.
2. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Pada gambar ini tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus bawah kiri.
• Pneumonia interstitial (bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi didalam dinding alveolar (interstitium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.
3. Pneumonia Interstisial
Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial prebronkial. Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat, diliputi oleh perselubungan yang tidak merata.
Manifestasi klinis
• Demam• Menigismus• Anoreksia• Muntah• Diare• Nyeri abdomen• Sumbatan nasal• Keluaran nasal
• Batuk• Bunyi pernapasan• Sakit tenggorokan• Keadaan berat pada bay• Disamping batuk atau
kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja
Tanda dan gejala
Tanda-tanda meliputi:• Sianosis• Takikardia• Takipnea dengan pekak fokal• Krepitasi• Pernafasan bronkial, dan• Rub pleuritik pada pemeriksaan toraks
Gejala dapat bersifat umum, misalnya:• Malaise• Demam• Kaku otot• Mialgia• lelahatau spesifik pada toraks, misalnya:• Dispnea• Pleuritis• Batuk • Hemoptisis
Penanganan
• Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Discharge planning:
• Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat• Berikan informasi pada orang tua tentang cara
cara pengendalian infeksi serta cara pencegahannya
• Bayi: ASI eksklusif 6 bulan, karena didalam kandungan ASI adanya sistem kekebalan yang dapat menjaga tubuh anak sehingga tidak mudah terserang penyakit
• Gizi seimbang dan cukup sesuai usia anak • Tutup mulut saat batuk karena penularan
pneumonia banyak berasal dari percikan batuk atau bersin pasien pneumonia
• Hindari asap rokok.
Asuhan keperawatan PNEUMONIA
A. Pengkajian• Data dasar pengkajian pasien• Aktivitas/istirahat• Sirkulasi• Integritas ego• Makanan/cairan• Neurosensori• Nyeri/kenyamanan• Pernafasan• Keamanan• Penyuluhan/pembelajaran
B. Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan nafas tak efektif • Gangguan pertukaran gas, kerusakan• Infeksi, risiko tinggi terhadap (penyebaran)• Nyeri (akut) • Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan• Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan• Kurang pengetahuan
C. Rencana keperawatan
• Dx 1 :Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, peningkatan produksi sputum ditandai dengan perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan
1. Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada2. Auskultasi area paru, catat area penurunan 1 kali ada
aliran udara dan bunyi nafas 3. Biarkan teknik batuk efektif4. Penghisapan (suction) sesuai indikasi.5. Berikan cairan6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai
indikasi
Dx 2: Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan:
1.Dispnea, sianosis, takikardia, gelisah/perubahan mental, hipoksia, sianosis, sesak, gelisah.
2.Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas3.Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat
adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral.4.Kaji status mental.5.Kolaborasi: berikan terapi oksigen dengan benar misal
dengan nasal plong master, master venturi.
Dx 3: Infeksi, risiko tinggi terhadap (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama, tidak adekuat pertahanan sekunder
1.Pantau tanda vital dengan ketat2.Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret dan
melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau sekret3.Ubah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru
yang baik4.Lakukan isolasi pencegahan sesuai individual5.Awasi keedektifan terapi antimikrobial6.Selidiki perubahan tiba tiba kondisi
Dx 4: Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim varul, batuk menetap ditandai dengan:nyeri dada, sakit kepala, gelisah
1.Tentukan karakteristik nyeri, misal kejang, konstan ditusuk.
2.Pantau tanda vital3.Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan
posisi, musik tenang / berbincangan.4.Kolaborasi: Berikan analgesik dan antitusik sesuai indikasi
Dx 5 :Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses inflamasi
• identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah, misalnya: sputum, banyak nyeri.
• Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti panggang) makanan yang menarik oleh pasien.
• Evaluasi status nutrisi umum
Dx 6: Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan, demam, berkeringat banyak, nafas mulut, penurunan masukan oral. 1.Kaji perubahan tanda vital contoh peningkatan suhu
demam memanjang, takikardia.2.Kaji turgor kulit, kelembapan membran mukosa (bibir,
lidah)3.Catat laporan mual/muntah4.Kolaborasi: beri obat indikasi misalnya antipiretik,
antimitik.5.Tekankan cairan sedikit 2400 mL/hari atau sesuai kondisi
individual
Dx 7: kurang pengetahuan (kebutuhan belajar mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan) berhubungan dengan kurang terpajan, kesalahan interpretasi dibuktikan dengan permintaan informasi, pernyataan kesalah konsep.1.Kaji fungsi normal paru, patologi kondisi2.Diskusikan3.Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal4.Perlunya terapi antibiotik5.Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan pelaporan
pemberi perawatan kesehatan
TERIMA KASIH