Pneumonia Ppt Raisa

31
PNEUMONIA Nama : Raisa As Adila NPM : 12100113014 Preseptor : dr. Hertika ., SpPD

description

pneumonia

Transcript of Pneumonia Ppt Raisa

Page 1: Pneumonia Ppt Raisa

PNEUMONIANama : Raisa As AdilaNPM : 12100113014

Preseptor : dr. Hertika ., SpPD

Page 2: Pneumonia Ppt Raisa

PNEUMONIA

Definisi : peradangan alat parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri.virus,jamur,protozoa)

Epidemiologi :

• masalah kesehatan utama pada anak di Negara berkembang.

• morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita).

Page 3: Pneumonia Ppt Raisa

ETIOLOGI

Page 4: Pneumonia Ppt Raisa

KLASIFIKASI

• Secara klinis : peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit, dan lain-lain).

• Secara anatomis : pneumonia lobaris, pneumonia segmentalis, dan pneumonia lobularis yang dikenal sebagai bronkopneumonia dan biasanya mengenai paru bagian bawah.

• Tempat dapatannya : pneumonia komunitas dan pneumonia rumah sakit.

 

Page 5: Pneumonia Ppt Raisa

ANATOMI PARU-PARU

Page 6: Pneumonia Ppt Raisa

• Paru-paru merupakan organ yang elastic, berbentuk kerucut, dan letaknya berada di dalam rongga dada atau thorax.

• Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar.

• Setiap paru-paru mempunyai apeks (bagian atas paru-paru) dan basis

• Paru-paru kanan dibagi menjadi 3 lobus yaitu lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior.

• Paru-paru kanan terbagi lagi atas 10 segmen yaitu pada lobus superior terdiri atas 3 segmen yakni segmen pertama : segmen apical, segmen kedua : segmen posterior, dan segmen ketiga : segmen anterior.

Page 7: Pneumonia Ppt Raisa

• Pada lobus medius terdiri atas 2 segmen yakni segmen keempat : segmen lateral, dan segmen kelima : segmen medial.

• Pada lobus inferior terdiri atas 5 segmen yakni segmen keenam : segmen apical, segmen ketujuh : segmen mediobasal, segmen kedelapan : segmen anteriobasal, segmen kesembilan : segmen laterobasal, dan segmen kesepuluh : segmen posteriobasal.

• Paru-paru kiri terbagi atas dua lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior.

• Paru-paru kiri terdiri dari 8 segmen yaitu pada lobus superior terdiri dari segmen pertama : segmen apikoposterior, segmen kedua : segmen anterior, segmen ketiga : segmen superior, segmen keempat : segmen inferior.

• Pada lobus inferior terdiri dari segmen kelima segmen apical atau segmen superior, segmen keenam : segmen mediobasal atau kardiak, segmen ketujuh : segmen anterobasal dan segmen kedelapan : segmen posterobasal.

Page 8: Pneumonia Ppt Raisa

PNEUMONIA LOBARIS

Definisi : Peradangan pada paru dimana proses peradangannya ini menyerang lobus paru

Epidemiologi :

• lebih sering menyerang bayi dan anak kecil

• pada anak < 5 tahun diperkirakan sekitar 30% dengan angka mortalitas yang tinggi

Page 9: Pneumonia Ppt Raisa

KLASIFIKASI

• Berdasarkan etiologinya, pneumonia dibagi :

(1) bakteri (Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus, S.hemolyticus, S.aureus, H.influenza,dll),

(2) virus (RSV, influenza, adenovirus, CMV),

(3) Mycoplasma pneumoniae,

(4) Aspirasi (makanan, kerosen, cairan amnion, benda asing),

(5) Pneumonia hipostatik,

(6) Sindrom Loeffler.

Page 10: Pneumonia Ppt Raisa

ETIOLOGI

Bakteri gram positif Pneumococcus Staphylococcus aureus

Bakteri gram negatif Haemophilus influenzae Klebsiella pneumoniae

Page 11: Pneumonia Ppt Raisa

INFEKSI PNEUMOCOCUS

• bakteri patogen yang paling sering ditemukan pada kasus pneumonia

• serotipe 1 - 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80%, sedangkan pada anak ditemukan tipe 14, 1, 6 dan 9

• angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia < 4 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur.

• Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumokokus, ditemukan pada dewasa dan anak besar

• Pneumokokus jarang yang menyebabkan infeksi primer, biasanya menimbulkan peradangan pada paru setelah adanya infeksi atau kerusakan oleh virus atau zat kimia pada saluran pernafasan

Page 12: Pneumonia Ppt Raisa

PATOFISIOLOGI

Organisme masuk melalui

nasofaring

Teraspirasi ke bagian tepi paru

Edema reaktif

Multiplikasi

organisme

Menyebar ke bagian paru lain

yg berdekata

n

Efek gravitasi

Ke satu atau lebih

lobus

Mencapai alveoli

Terjadi 4 tahap:

Page 13: Pneumonia Ppt Raisa

1. Kongesti (4 s/d 12 jam pertama)

Eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor. Serta didapatkan eksudat yang jernih, bakteri dalam jumlah yang banyak, neutrofil, dan makrofag dalam alveolus.

2. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya)

Paru-paru tampak merah dan bergranula karena sel-sel darah merah, fibrin dan lekosit polimorfonuklear mengisi alveoli. Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Stadium ini berlangsung sangat singkat.

Page 14: Pneumonia Ppt Raisa

3. Hepatisasi kelabu (3 s/d 8 hari)

Lobus paru masih tetap padat dan warna merah menjadi tampak kelabu karena lekosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveoli dan permukaan pleura yang terserang melakukan fagositosis terhadap pneumococcus. Kapiler tidak lagi mengalami kongesti.

4. Resolusi (7 s/d 11 hari)

Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.

Page 15: Pneumonia Ppt Raisa

MANIFESTASI KLINIS1. Pada bayi bisa disertai dengan hidung tersumbat

2. rewel

3. nafsu makan yang menurun

4. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39oC atau lebih

5. Anak sangat gelisah

6. Dispneu

7. sianosis di sekitar mulut dan hidung

8. ronki dan friction rub di atas jaringan yang terserang

9. pernafasan cuping hidung

10. retraksi-retraksi pada daerah supraklavikuler, interkostal dan subcostal

11. Pada awalnya batuk jarang ditemukan, tapi dapat dijumpai pada perjalanan penyakit lebih lanjut serta sputum yang berwarna seperti karat (dahak berdarah)

Page 16: Pneumonia Ppt Raisa

DIAGNOSIS

1. lekosit meningkat mencapai 15.000 – 40.000/mmk dengan jumlah sel polimorfonuklear terbanyak, sedangkan bila didapatkan jumlah lekosit kurang dari 5.000/mmk sering berhubungan dengan prognosis penyakit yang buruk

2. Nilai hemoglobin bisa normal atau sedikit menurun

3. Pemeriksaan sputum dan aspirasi trakea yang dilakukan dengan hati-hati. Pada kebanyakan pasien, pneumokokus dapat diisolasi dari sekresi nasofaring,

4. Gambaran radiologis dapat berupa konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. Konsolidasi dapat diperagakan dengan roentgenografi sebelum konsolidasi ini dapat diketahui dari pemeriksaan fisik. Konsolidasi lobus pada anak yang lebih tua tidak sesering pada bayi dan anak muda. Foto Roentgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pneumotoraks, atelektasis, abses paru, pneumatokel, pneumotoraks, pneumomediastinum, atau perikarditis.

Page 17: Pneumonia Ppt Raisa

DIAGNOSIS BANDING

1. bronkiolitis,

2. bronkitis alergika,

3. gagal jantung kongestif,

4. aspirasi benda asing,

5. atelektasis,

6. abses paru dan

7. tuberkulosis

Page 18: Pneumonia Ppt Raisa

TERAPI

Pada bayi dan anak-anak, pengobatan awal dimulai dengan pemberian penisilin G dengan dosis 50.000 unit/kgBB/hari secara intramuskular dan ditambah dengan kloramfenikol 50-75 mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotika yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin.

Terapi ini dilanjutkan sampai 10 hari atau paling tidak sampai 2 hari setelah suhu badan pasien normal. Bila didapatkan penderita alergi penisilin maka diberikan sefalosporin dengan dosis 50 mg/kgBB/hari

Asupan cairan per oral secara bebas dan pemberian aspirin untuk mengatasi demam tinggi

Jenis cairan yang digunakan ialah campuran glkukose 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah dengan larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus. Pemberian oksigen segera untuk penderita dengan kesukaran bernafas sebelum menjadi sianosis

Page 19: Pneumonia Ppt Raisa

INFEKSI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Stafilokokus menghasilkan bermacam-macam toksin dan enzim misalnya hemolisin, lekosidin, stafilokinase dan koagulase.

Koagulase akan mengadakan interaksi dengan suatu faktor plasma untuk menghasilkan suatu zat aktif yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin dan selanjutnya menyebabkan pembentukan koagulan

Page 20: Pneumonia Ppt Raisa

DIAGNOSIS

1. lekositosis (AL>20.000/mmk) terutama sel-sel polimorfonuklear, pada bayi muda angka leukosit dapat tetap dalam kisaran normal.

2. Biakan didapatkan dari aspirasi trakea atau pungsi pleura, dengan pewarnaan Gram didapatkan gambaran kokus gram positif dalam kelompok. Pada cairan pleura menunjukkan adanya eksudat dengan jumlah se-sel polimorfonuklear berkisar dari 300 – 100.000/mmk, protein di atas 2,5 g/dl dan kadar glukosa rendah yang relatif sama dengan kadar glukosa dalam darah.

3. Gambaran radiologis berupa infiltrat yang menyatu dan biasanya terbatas, atau dipadatkan dan homogen dan melibatkan seluruh lobus paru atau hemitoraks.

Page 21: Pneumonia Ppt Raisa

Pneumonia Lobaris

GAMBARAN RADIOLOGIS

Page 22: Pneumonia Ppt Raisa

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen/lobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang mengikutsertakan

alveoli yang tersebar. Air bronchogram biasanya ditemukan pada pneumonia jenis ini.

Page 23: Pneumonia Ppt Raisa

Hasil CT scan dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer.

Page 24: Pneumonia Ppt Raisa

TERAPI

1. antibiotik yang tepat

2. pemberian oksigen

3. hidrasi dan

4. pemberian nutrisi secara intravena

pemberian penisilin semi sintetik, resisten penisilase (misal : nafsilin) 200 mg/kgBB/hari secara intra vena atau seftriakson 100-150 mg/kgBB/hari secara intra vena atau dengan ampicilin 100 mg/kgBB/hari secara intra vena selama 14 hari, pada neonatus. Pada bayi dan anak-anak antibiotika yang diberikan ialah sefuroksim 80-160 mg/kgBB/hari secara intra vena dengan lama pemberian selama 10 hari. Untuk infeksi stafilokokus yang membuat penisilinase dapat diberikan linkomisin 10-20 mg/kgBB/hari secara intra vena.(3,5,9)

Page 25: Pneumonia Ppt Raisa

INFEKSI HAEMOPHILUS INFLUENZA Pneumonia H. influenza penyebarannya biasanya lobar, tetapi tidak ada tanda roentgenogram dada yang khas.

Terjadi infiltrat segmental, keterlibatan lobus tunggal atau multipel, efusi pleura dan pneumatokel.

Penyebaran dari infeksi di tempat lain adalah secara hematogen.

Daerah yang terinfeksi memperlihatkan adanya reaksi peradangan dengan sel-sel lekosit polimorfonuklear ataupun sel-sel limfosit disertai dengan penghancuran sel-sel epitel bronkiolus secara meluas. Peradangan ini selanjutnya menimbulkan edema yang disertai dengan perdarahan.

Page 26: Pneumonia Ppt Raisa

DIAGNOSIS

Kultur didapatkan dari darah, cairan pleura maupun dari aspirasi paru yang memperlihatkan adanya lekositosis sedang disertai dengan limfopenia relatif.

Bila tidak ada biakan positif, uji aglutinasi lateks urin yang positif dapat dipakai untuk mendukung diagnosis ini.

elektroforesis imunologis berlawanan (counter immunoelectrophoresis) pada sekresi-sekresi trakea, darah, air kemih dan cairan pleura untuk menegakkan diagnosis lebih dini.

Page 27: Pneumonia Ppt Raisa

TERAPI

Terapi simtomatik dan suportif sama dengan terapi pada pneumonia pneumokokus dan stafilokokus. Obat antibiotika pilihan adalah kloramfenikol dengan dosis 100 mg/kgBB/hari dan ampisilin 100 mg/kgBB/hari atau seftriakson 100 mg/kgBB/hari secara intra vena harus dimasukkan sebagai terapi antibiotika inisial sampai diketahui apakah organisme penghasil penisilinase; jika strain tersebut sensitif, cukup diberikan ampisilin 100 mg/kgBB/hari saja. Uji kepekaan dan resistensi sangat penting.(5,9)

Tindakan drainase diindikasikan bila terdapat efusi pleura dan piartrosis.(5)

Page 28: Pneumonia Ppt Raisa

INFEKSI KLEBSIELLA PNEUMONIAE Infeksi nosokomial yang timbul dari aspirasi orofaringeal

Bakteri ini memasuki alveoli melalui peralatan yang dipakai dengan kecenderungan merusak dinding alveolar

Daerah yang terinfeksi benar-benar mengalami nekrosis disertai dengan adanya sejumlah pus yang banyak dan bahkan jaringan setempat sudah fibrosis

Page 29: Pneumonia Ppt Raisa

MANIFESTASI KLINIS

1. Demam

2. batuk yang produktif

3. nyeri pleuritis

4. kelemahan yang tiba-tiba

5. serta dapat terjadi hemoptisis

Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan adanya suara redup saat perkusi dan adanya ronki basah kasar saat auskultasi akibat banyaknya sekresi pus pada kavitas paru

Page 30: Pneumonia Ppt Raisa

DIAGNOSIS

Ditegakkan dengan pemeriksaan radiologis dengan gambaran adanya infiltrasi pada lobus paru dan pleura-pleura yang menonjol.

Kultur bakteri yang positif didapatkan dari darah, pus di trakea serta hasil aspirasi paru

Page 31: Pneumonia Ppt Raisa

TERAPI

Penggunaan antibiotik baru berupa sefalosporin generasi ketiga

Kanamisin merupakan obat pilihan yang digunakan pada neonatus. Dosis yang digunakan 15–20 mg/kgBB/hari secara intramuskuler setiap 8 jam selama minimal 10 – 14 hari atau dengan gentamisin 5-7,5 mg/kgBB/hari secara iv/im. Terapi yang diperpanjang diindikasikan untuk penyebaran infeksi pada kavitas paru