PPT GIZI BURUK.pptx

28
ASKEP GIZI BURUK/KURANG DI SUSUN OLEH : KELOMPOK II

Transcript of PPT GIZI BURUK.pptx

Slide 1

ASKEP GIZI BURUK/KURANGDI SUSUN OLEH : KELOMPOK IIA. DEFINISI

Malnutrisi (gizi buruk) adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan makanan dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara klinis digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum. Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.KONSEP MEDISB. ETIOLOGI

Penyebab langsungKurangnya asupan makananAdanya penyakit

2. Penyebab tidak langsung Kemiskinan keluarga Tingkat pendidikan danpengetahuan orang tua yang rendahSanitasi lingkungan yang burukPelayanan kesehatan yang kurang memadai

LANJUT ETIOLOGISelain itu ada beberapa penyebab dari gizi buruk seperti :Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan atau lebihBalita tidak mendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah mendapat makanan selain ASI sebelum umur 6 bulanMP-ASI kurang dan tidak bergiziBalita menderita sakit dalam waktu lama,seperti diare,campak, TBC, batuk pilekKebersihan diri kurang dan lingkungan kotor.

C. KLASIFIKASI

Marasmus Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulitWajah seperti orang tuaTerjadi perubahan mentalKulit keriput, (seperti pakai celana longgar paggy pants)Tulang rusuk menonjol (iga gambang, piano sign)Crazy pavement dermatosisCrazy pavement dermatosis

Ruam merak muda mudah mengelupasMarasmus

Kwarshiorkor Perubahan setatus mental: apatis & rewelRambut tipis, kemerahan spt warna rambut Jagung, mudah dicabut tanpa sakit, rontokWajah membulat dan sembabMudah menangis, rewelKulit mudah terkelupasHepatomegaliDiare kronikKwarshiorkor

MARASMIK - KWASHIORKORGambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan marasmik

D. PATOFISIOLOGI

Pada beberapa studi, anak dengan KKP menggambarkan banyak perubahan pada perkembangan otak seperti lambatnya pertumbuhan besar otak, berat otak yang kurang, penipisan kortek serebri, pernurunan jumlah neuron, insufisiensi mielen, dan perubahan dendrite pada sum-sum tulang belakang (benitez, 1999)Rambut mudah rontok dikarenakan kekurangan perotein, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E karena keempat elemen ini merupakan nutrisi yang penting bagi rambut. Pasien juga mengalami rabun senja. Rabun senja terjadi Karena defisiensi Vitamin A dan protein.Turgor atau elastisitas kulit jelek Karena sel kekurangan air (dehidrasi).Pada anak kwashiorkor didapatkan gejala khas yaitu pitting edema. Pitting edema adalah edema yang jika di tekan, sulit kembali seperti semula. Pitting edema disebabkan oleh kurangnya protein sehingga tekanan onkotik intravascular menurun. Edema biasanya terjadi pada ekstremitas bawah karena pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik dan onkotik (Muller, 2005). Kondisi KKP memberikan berbagai masalah keperawatan.PENYIMPANGAN KDM

E. MANIFESTASI KLINIS

Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terangsang. Pada tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang terhambat, berat dan tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan BB baku. Sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema, baik derajat ringan maupun berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat dalam, kemudian muka, lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada stadium lanjut mungkin edema anasarka.Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis dan lembek.Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare. Diare terdapat pada sebagian besar penderita, yang selain infeksi penyebabnya mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas, atau usus (atrofi). Intoleransi laktosa juga bisa terjadi.Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut. Pada tahap lanjut, terlihat lebih kusam, jarang, kering, halus, dan berwarna pucat atau putih, juga dikenal signo de bandero.

F. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan pada KKP adalah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein, serta mencegah kekambuhan. Pada KKP tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian makanan yang baik, sedangkan penderita yang mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis, dan lain-lain perlu mendapat perawatan dirumah sakit.

Penatalaksanaan KKP yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap.

Tahap awal yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena. Cairan yang diberikan ialah larutan darrow-glucosa atau ringer lactate dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200ml/kgBB/hari. Mula-mula diberikan 60ml/kgBB pada 4-8 jam pertama. Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.LANJUT PENATALAKSANAANTahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan (IDAI, 2004).Antibiotik perlu diberikan karena penderita marasmus sering disertai infeksi. Pilihan obat yang dipakai ialah procain penicillin atau gabungan penicillin dan streptomycin.Penderita boleh dipulangkan bila terjadi kenaikan sampai kira-kira 90% BB normal menurut umurnya, bila nafsu makan telah kembali dan penyakit infeksi telah teratasi. Penderita yang telah kembali nafsu makannya dibiasakan untuk mendapat makanan biasa seperti yang dimakan sehari-hari.

II. KONSEP KEPERAWATANA. PENGKAJIAN

1. AnamnesaIdentitas: paling sering terjadi pada anak-anak laki-laki maupun perempuan.Keluhan utama: Kelelahan dan kekurangan energy, pusing, sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi), kulit yang kering dan bersisik, gusi bengkak dan berdarah, gigi yang membusuk, sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat, berat badan kurang, pertumbuhan yang lambat, kelemahan pada otot, perut kembung, tulang yang mudah patah, tertdapat masalah pada fungsi organ tubuh. Riwayat penyakit dahulu: Penyebab langsung: Kurangnya asupan makanan, adanya penyakit.Penyebab tidak langsung: Kurangnya ketahanan pangan keluarga (keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan), kualitas perawatan ibu dan anak, buruknya pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan yang kurang.

Riwayat keluarga: mengidentifikasi komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan anggota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tetang penyakit pasien (abayomi, 2004)

2. Pengkajian Fisik

Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria. InspeksiLihat keadaan klien apakah kurus, ada edema pada muka atau kakiLihat warna rambut, kering dan mudah dicabutMata cekung dan pucatPada marasmus terlihat pergerakan usus

LANJUT PENGKAJIAN FISIK Auskultasidengar denyut jantung apakah terdengar bunyi S1, S2, S3 serta S4bagaimana dengan tekanan darahnyadengarkan juga bunyi peristaltik ususbunyi paru paru terutama weezing dan ronchi

Palpasihati : bagaimana konsistensinya, kenyal, licin dan tajam pada permukaannya. Berapa besarnya dan apakah ada nyeri tekan pada marasmus usus terasa dengan jelas limpa : apakah terjadi pembesaran limpa tungkai : apakah ada pembesaran pada tungkai

Perkusi perut apakah terdengar adanya shitting duilneesbagaimana bunyinya pada waktu melakukan perkusi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak adekuat.Kerusakan integritas kulit b/d perubahan status cairan ditandai dengan kerusakan lapisan kulit, gangguan permukaan kulit.Resiko infeksi b/d daya tahan tubuh menurunKurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi

C. INTERVENSI

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.

Tujuan : Klien akan menunjukkan pening-katan status gizi.Kriteria:Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang.Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program dietetik.IntervensiRasionalJelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis sumber makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klienTunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri.Laksanakan pemberian roborans sesuai program terapi.Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi.Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk pemulihan klien sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yang telah diberikan selama hospitalisasi.Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien, mempertegas peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien.Roborans meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan memenuhi defisit yang menyertai keadaan malnutrisi.Menilai perkembangan masalah klien.2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang tidak adekuat

Tujuan: Klien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar usia.Kriteria :Pertumbuhan fisik (ukuran antropometrik) sesuai standar usia.

IntervensiRasionalAjarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas perkembangan sesuai usia anak.Lakukan pemberian makanan/ minuman sesuai program terapi diet pemulihanLakukan pengukuran antropo-metrik secara berkala.Lakukan stimulasi tingkat perkembangan sesuai dengan usia klien.Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keterlambatan pertumbuhan dan perkembanga anak.Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi diprogramkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem pencernaanMenilai perkembangan masalah klien.Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan anak dalam aspek motorik, bahasa dan personal/sosial.3.Kerusakan integritas kulit b/d perubahan status cairan ditandai dengan kerusakan lapisan kulit, gangguan permukaan kulit.Tujuan: Integritas kulit kembali normal

IntervensiRasionalAnjurkan pada keluarga tentang pentingnya merubah posisi sesering mungkin.Anjurkan keluarga lebih sering mengganti pakaian anak bila basah atau kotor dan kulit anak tetap keringKolaborasi dengan dokter untuk pengobatan lebih lanjutUntuk mencegah terjadinya infeksi dekubitusAgar kulit anak tetap terjaga kebersihannya dan mencegah terjadinya infeksi pada kulitUntuk mengatasi masalah yang dihadapi klien4. Resiko infeksi b/d daya tahan tubuh menurunTujuan: Bebas dari tanda-tanda infeksi

IntervensiRasionalPantau terhadap tanda infeksi (mis; letargi, kesulitan makan, muntah, ketidak stabilan suhu, dan perubahan warna tersembunyi)Kaji status nutrisiIdentifikasi individu yang beresiko terhadap infeksi nosokomialPemantauan lebih dini bisa mengurangi resikoNutrisi yang cukup bisa meningkatkan daya tahan tubuhInfeksi nosokomial adalah yang didapat dari proses perawatan dirumah sakit5.Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi

Tujuan: Pengetahuan keluarga bertambahKriteria hasil:1. Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhanDapat mengulangi isi penyuluhan2. Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai di rumah

IntervensiRasionalTentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajarJelaskan tentang nama penyakit anak, penyebab penyakit, akibat yang ditimbulkan, dan pengobatan yang dilakukan.Jelaskan tentang pengertian nutrisi dan pentingnya pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya, dan bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung protein.Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari rumah sakit.Agar proses pembelajaran berjalan dengan efektifMeningkatkan pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang penyakit anak.Membantu memulihkan kondisi anakDapat membantu mempertahankan status gizi anak dengan pengetahuan yang ada.