PPT Bells Pallsy

27
Keterkaitan Sistem Saraf pada Bell’s Palsy Kezia. A .Beno 102010167

description

Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata kiri tidak dapat ditutup dan mulutnya mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba dan membuat dirinya cemas. Bell’s palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (N.VII), terjadi secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis. Gambaran klinis Bell’s palsy dapat berupa hilangnya semua gerakan volunter pada kelumpuhan total. Pada sisi wajah yang terkena, ekspresi akan menghilang sehingga lipatan nasolabialis akan menghilang, sudut mulut menurun. Pada umumnya prognosis Bell’s palsy baik yaitu sekitar 80-90% penderita sembuh sempurna dalam waktu 6 minggu sampai tiga bulan tiga bulan tanpa adanya faktor resiko yang memperberat.

Transcript of PPT Bells Pallsy

Urolithiasis

Keterkaitan Sistem Saraf pada Bells Palsy Kezia. A .Beno102010167SKENARIO 2Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata kiri tidak dapat ditutup dan mulutnya mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba dan membuat dirinya cemas.

Identifikasi Istilah Yang Tidak Diketahui Tidak AdaRumusan Masalah Seorang laki-laki dengan keluhan mata tidak dapat menutup & mulut mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu

Mind MapSeorang laki-laki dengan keluhan mata tidak dapat menutup & mulut mencong ke kanan sejak 1 hari yang laluAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan Penunjang DDWDPenatalaksanaanEtiologiPatofisiologiEpidemiologiPrognosisHipotesis Laki-laki dengan keluhan mata kiri tidak dapat ditutup dan mulutnya mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu menderita kelainan pada keterkaitan sistem saraf yaitu Bells PalsyAnatomi

Anamnesis Idenditas PasienKeluhan UtamaRiwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit keluargaRiwayat PengobatanRiwayat SosialPemeriksaan FisikGerakan volunter yang diperiksa :1. Mengerutkan dahi2. Memejamkan mata3. Mengembangkan cuping hidung4. Tersenyum5. Bersiul6. Mengencangkan kedua bibirPemeriksaan PenunjangPemeriksaan THT otoskopi, pemeriksaan massa pada parotis dan pemeriksaan audiologi untuk menentukan fungsi dari N.VII dan N.VIII

CT-Scan jika dicurigai fraktur, metastasis neoplasma ke tulang, stroke, sklerosis multipel dan AIDS pada CNS MRI adanya penyangatan pada nervus fasialis,telinga, ganglion genikulatumWorking Diagnosis : Bells PalsyBells palsy merupakan suatu kelumpuhan saraf fasialis perifer yang bersifat unilateral, penyebabnya tidak diketahui (idopatik), dan akut.

Manisfestasi klinisGejala pada sisi wajah Ipsilateral

Gejala pada mata ipsilateral

Residual- Kelemahan otot wajah ipsilateral- Kerutan dahi menghilang ipsilateral- Tampak seperti orang letih- Tidak mampu atau sulit mengedipkan mata- Hidung terasa kaku- Sulit berbicara- Sulit makan dan minum- Sensitive terhadap suara

- Sulit atau tidak mampu menutup mata ipsilateral- Air mata berkurang- Alis mata jatuh- Kelopak mata bawah jatuh- Sensitive terhadap cahaya

- Mata terlihat lebih kecil- Kedipan mata jarang atau tidak sempurna- Senyum yang asimetri- Spasme hemifasial pascaparalitik- Otot hipertonik

Differential DiagnosisStroke gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskular.Stroke Gejala klinis pada stroke akut berupa : Kelumpuhan wajah atau anggota badan ( biasanya hemiparesis ) yang timbul mendadakGangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan hemisensorik ) Perubahan mendadak pada status mental ( konfusi, delirium , latergi, stupor, atau koma )Disatria : gangguan bicara karena cidera neuromuskularAtaksia : kehilangan koordinasi otot

Differential DiagnosisTransient Ischemic Attack (TIA)Gangguan fungsi otak akibat berkurangnya aliran darah otak untuk sementara waktu (kurang dari 24 jam)Karena pembuluh darah sumbat di otak untuk waktu singkat, akibat aliran darah ke daerah otak melambat atau berhenti.Gejalanya: kelumpuhan, mati rasa atau pembakaran anggota badan, kesulitan menggunakan tangan atau berjalan.Gejala tergantung dari otak yang mengalami kekurangan darah.Differential DiagnosisBells PalsyStroke iskemikEtiologiPaling banyak karena virusDisfungsi / kerusakan jaringan otak yg disebabkan kurangnya aliran darah ke otakManifestasi KlinisKelumpuhan hanya pada wajahBisa sampai ekstremitasEpidemiologiLebih sering pada wanita usia mudaPria 25% lebih sering daripada wanitaPrognosisCenderung baik walau tanpa terapiAngka kematian masih 13,5%Etiologi Iskemik vaskuler gangguan sirkulasi darah ke N.VIIInfeksi virusHerediterImunologi

Paparan udara dingin seperti angin kencang, AC atau mengemudi dengan kaca jendela yang terbuka diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Bells palsy

Patofisiologi Inflamasi nervus fasialis peningkatan diameter nervus fasialis kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal gangguan impuls

Patogenesis

Epidemiologi Bells palsy urutan ketiga terbanyak dari paralisis fasial akutDi Amerika Serikat, insiden Bells palsy setiap tahun sekitar 23 kasus per 100.000 orang, 63% mengenai wajah sisi kananPenderita diabetes mempunyai resiko 29% lebih tinggiwanita 10-19 tahun lebih rentan terkena Pada kehamilan trisemester ketiga dan 2 minggu pasca persalinan bisa 10 kali lipat

Penatalaksanaan Prednison Dosis dewasa1 mg/kg atau 60 mg PO qd selama 7 hari diikuti tapering off dengan total pemakaian 10 hari.Dosis anak1mg/kg PO qd selama 6 hari diikuti tapering off dengan total pemakaian 10 hari.KontraindikasiHipersensitivisas, diabetes berat yang tidak terkontrol, infeksi jamur, ulkus peptikum, TBC, osteoporosis.Penataksanaan Nama obatAsiklovir, obat antiviral yang menghambat krja HSV-1, HSV-2 dan VZV.Dosis dewasa400 mg PO 5 kali/hari selama 10 hariDosis anak2 tahun : 20 mg/kg PO selama 10 hariKontraindikasiHipersensitif, penderita gagal ginjal.Pemberian Antiviral pada pasien Bells palsyFamsiklovir dan asiklovir sering diresepkan sebagai obat antiviral. Saat ini dapat digunakan antiviral baru seperti valasiklovir yang bekerja cepat.Komplikasi Crocodile tear phenomenon yaitu keluarnya air mata pada saat penderita makanHemifacial spasm Timbul kedutan pada wajah (otot wajah bergerak secara spontan dan tidak terkendali)

PencegahanJika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin mengenai wajahJika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa wajah Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak bagus untuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syarafBagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah masker dan pelindung mata

Prognosis Dubia ad bonamSekitar 80-90% pasien dengan Bells palsy sembuh total dalam 6 bulan, bahkan pada 50-60% kasus membaik dalam 3 minggu. Sekitar 10% mengalami asimetri muskulus fasialis persisten, dan 5% mengalami sekuele yang berat, serta 8% kasus dapat rekuren.Faktor yang dapat mengarah ke prognosis buruk adalah palsi komplit (risiko sekuele berat), riwayat rekurensi, diabetes, adanya nyeri hebat post-aurikular, gangguan pengecapan, refleks stapedius, wanita hamil dengan Bells palsy, bukti denervasi mulai setelah 10 hari (penyembuhan lambat), dan kasus dengan penyengatan kontras yang jelas.Faktor yang dapat mendukung ke prognosis baik adalah paralisis parsial inkomplit pada fase akut (penyembuhan total), pemberian kortikosteroid dini, penyembuhan awal dan/ atau perbaikan fungsi pengecapan dalam minggu pertama.KesimpulanBells palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (N.VII), terjadi secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis. Gambaran klinis Bells palsy dapat berupa hilangnya semua gerakan volunter pada kelumpuhan total. Pada sisi wajah yang terkena, ekspresi akan menghilang sehingga lipatan nasolabialis akan menghilang, sudut mulut menurun. Pada umumnya prognosis Bells palsy baik yaitu sekitar 80-90% penderita sembuh sempurna dalam waktu 6 minggu sampai tiga bulan tiga bulan tanpa adanya faktor resiko yang memperberat.