Potasi Fix

6
Nama : Riski Fitri Nopina NIM : 04011181421054 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Na 140 meq/L ; Cl 115 meq/L; BSS 110 mg/dL ; protein total 7 g/dL ; K 3 meq/L; HCO3- 20 meq/L; PCO2 arteri 50 mmHg ; Hb 14 g/dL a. Bagaimanakah hasil pemeriksaan laboratorium pada manusia normal? Natrium (Na+) Nilai normal : 135 – 144 mEq/L SI unit : 135 – 144 mmol/L Nilai kritis untuk Natrium : <120 mEq/L lemah, dehidrasi 90-105 mEq/L gejala neurologi parah, penyebab vaskular > 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal > 160 mEg/L gagal jantung Kalium (K+) Nilai normal : 0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mEq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L : ≥ 18 tahun : 3,6 – 4,8 mEq/L SI unit :3,6 – 4,8 mmol/L Klorida (Cl-) Nilai normal : 97 - 106 mEq/L SI unit : 97 - 106 mmol/L Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS) Nilai normal : ≥ 7 tahun : 70 - 100 mg/dL SI unit : 3,89 - 5,55 mmol/L 12 bulan - 6 tahun: 60-100 mg/dL SI unit : 3,33 - 5,55 mmol/L Kalsium (Ca2+) Nilai normal : 8,8 – 10,4 mg/dL SI unit : 2,2 – 2,6 mmol/L Magnesium (Mg2+) Nilai normal : 1,7 - 2,3 mg/dL SI unit : 0,85 – 1,15 mmol/L Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PaCO2) Nilai normal : 35-50 mmHg SI : 4,7-6,0 kPa Sistem Buffer Bikarbonat Nilai normal : 21-28 mEq/L b. Manakah pemeriksaan laboratorium Potasi yang tidak normal? Mengapa demikian?

description

potasi

Transcript of Potasi Fix

Page 1: Potasi Fix

Nama : Riski Fitri Nopina

NIM : 04011181421054

1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Na 140 meq/L ; Cl 115 meq/L; BSS 110 mg/dL ; protein total 7 g/dL ; K 3 meq/L; HCO3- 20 meq/L; PCO2 arteri 50 mmHg ; Hb 14 g/dLa. Bagaimanakah hasil pemeriksaan laboratorium pada manusia normal?

Natrium (Na+)Nilai normal : 135 – 144 mEq/L SI unit : 135 – 144 mmol/LNilai kritis untuk Natrium : <120 mEq/L lemah, dehidrasi90-105 mEq/L gejala neurologi parah, penyebab vaskular > 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal > 160 mEg/L gagal jantung

Kalium (K+)Nilai normal : 0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mEq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L : ≥ 18 tahun : 3,6 – 4,8 mEq/L SI unit :3,6 – 4,8 mmol/L

Klorida (Cl-)Nilai normal : 97 - 106 mEq/L SI unit : 97 - 106 mmol/L

Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)Nilai normal : ≥ 7 tahun : 70 - 100 mg/dL SI unit : 3,89 - 5,55 mmol/L12 bulan - 6 tahun: 60-100 mg/dL SI unit : 3,33 - 5,55 mmol/L

Kalsium (Ca2+)Nilai normal : 8,8 – 10,4 mg/dL SI unit : 2,2 – 2,6 mmol/L

Magnesium (Mg2+)Nilai normal : 1,7 - 2,3 mg/dL SI unit : 0,85 – 1,15 mmol/L

Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PaCO2)Nilai normal : 35-50 mmHg SI : 4,7-6,0 kPa

Sistem Buffer BikarbonatNilai normal : 21-28 mEq/L

b. Manakah pemeriksaan laboratorium Potasi yang tidak normal? Mengapa demikian?Pada kasus ini, yang mengalami ketidaknormalan pada Kalium, Klorida, dan HCO3

- . Dimana kadar Kalium pada manusia normal berkisar 3,5-5,0 meq/L, sedangkan pada kasus Potasi memiliki kadar 3 meq/L. Kadar Klorida pada manusia normal berkisar 94-111 meq/L, sedangkan pada kasus Potasi memiliki kadar Klorida 115 meq/L. Dan yang terakhir yaitu kadar HCO3

-

dimana kadar ini pada manusia normal 24-27 meq/L, dan pada kasus potasi kadarnya hanya 20 meq/L.

c. Mengapa zat-zat yang disebutkan di atas digunakan sebagai indikator pemeriksaan laboratorium?

Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut kation dan ion bermuatan negatif disebut anion. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan. Pemeliharaan homeostasis cairan tubuh adalah penting bagi kelangsungan hidup semua organisme.

Page 2: Potasi Fix

Pemeliharaan tekanan osmotik dan distribusi beberapa kompartemen cairan tubuh manusia adalah fungsi utama empat elektrolit mayor, yaitu natrium (Na+), kalium (K+), klorida (Cl-), dan bikarbonat (HCO3-). Pemeriksaan keempat elektrolit mayor tersebut dalam klinis dikenal sebagai ”profil elektrolit”.

d. Apa fungsi zat-zat yang disebutkan di atas bagi tubuh?Untuk membantu pemeliharaan homeostatis cairan tubuh yang sangat penting sekali bagi keberlangsungan hidup semua organisme.

e. Apa dampak jika tubuh kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut? 1. Gangguan Keseimbangan Kalium

Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia dan kadar kalium lebih dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia. Kekurangan ion kalium dapat menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat.Peningkatan kalium plasma 3-4 mEq/L dapat menyebabkan aritmia jantung, konsentrasi yang lebih tinggi lagi dapat menimbulkan henti jantung atau fibrilasi jantung.

Penyebab Hipokalemia

Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut :

a. Asupan Kalium Kurang

Orang tua yang hanya makan roti panggang dan teh, peminum alkohol yang berat sehingga jarang makan dan tidak makan dengan baik, atau pada pasien sakit berat yang tidak dapat makan dan minum dengan baik melalui mulut atau disertai oleh masalah lain misalnya pada pemberian diuretik atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat badan dapat menyebabkan hipokalemia.

b. Pengeluaran Kalium BerlebihanPengeluaran kalium yang berlebihan terjadi

Melalui saluran cerna seperti muntah-muntah, melalui ginjal seperti pemakaian diuretik, kelebihan hormon mineralokortikoid primer/hiperaldosteronisme primer (sindrom bartter atau sindrom gitelman) atau melalui keringat yang berlebihan.

Diare, tumor kolon (adenoma vilosa) dan pemakaian pencahar menyebabkan kalium keluar bersama bikarbonat pada saluran cerna bagian bawah (asidosis metabolik).Licorice (semacam permen) yang mengandung senyawa yang bekerja mirip aldosteron, dapat menyebabkan hipokalemia jika dimakan berlebihan.

c. Kalium Masuk ke Dalam SelKalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel,

Page 3: Potasi Fix

pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta-adrenergik (pemakaian β2- agonis), paralisis periodik hipokalemik, dan hipotermia.

Penyebab Hiperkalemia

Hiperkalemia dapat disebabkan oleh :

a. Keluarnya Kalium dari Intrasel ke Ekstrasel

Kalium keluar dari sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolik bukan oleh asidosis organik (ketoasidosis, asidosis laktat), defisit insulin, katabolisme jaringan meningkat, pemakaian obat penghambat-β adrenergik, dan pseudohiperkalemia.

b. Berkurangnya Ekskresi Kalium melalui Ginjal Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal terjadi pada keadaan hiperaldosteronisme, gagal ginjal, deplesi volume sirkulasi efektif, pemakaian siklosporin atau akibat koreksi ion kalium berlebihan dan pada kasus-kasus yang mendapat terapi angiotensin-converting enzyme inhibitor dan potassium sparing diuretics.

Pseudohiperkalemia dapat disebabkan oleh hemolisis, sampel tidak segera diperiksa atau akibat kesalahan preanalitik yang lain yaitu tornikuet pada lengan atas tidak dilepas sebelum diambil darah setelah penderita menggenggam tangannya berulangkali (peningkatan

sampai 2 mmol/L). Jumlah trombosit >500.000/mm3

atau leukosit

>70.000/mm3

juga dapat meningkatkan kadar kalium serum.

2. Gangguan Keseimbangan Klorida Penyebab Hipoklorinemia

Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada alkalosis metabolik dengan hipoklorinemia, defisit klorida tidak disertai defisit natrium. Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitan dengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosis respiratorik kronik dengan kompensasi ginjal.

Penyebab Hiperklorinemia

Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia sama dengan hipernatremia. Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi, asidosis tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis metabolik yang disebabkan karena diare yang lama dan kehilangan natrium bikarbonat, diabetes insipidus, hiperfungsi status

Page 4: Potasi Fix

adrenokortikal dan penggunaan larutan salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik. Asidosis hiperklorinemia dapat menjadi petanda pada gangguan tubulus ginjal yang luas.

f. Berapa pH tubuh Potasi?Berdasarkan rumusnya pH = 6,1+ log HCO3

-

0,03 x PCO2

pH = 6,1 + log 20 0,03 x 50

pH = 6,1 + 1,124 = 7,224 (Asidosis)

Bisa juga dengan menggunakan SID, apabila kecil dari 40 meq/L, maka ia mengalami asidosispH = Na – Cl = 140 meq/L – 115 meq/L = 25 meq/L, kecil dari 40 meq/L , maka ia mengalami asidosis

g. Bagaimana kadar HCO3- dalam tubuh agar pH-nya normal?Pada kasus ini, kadar HCO3

- nya menurun disebabkan ia mengalami asidosis, maka kadarnya harus ditingkatkan sehingga pH kembali normal.

h. Berdasarkan perhitungan pH apa yang dialami oleh Potasi? Apakah asidosis atau alkalosis?Potasi mengalami asidosis karena kadar bikarbonatnya menurun

i. Apa dampak jika seseorang mengalami asidosis atau alkalosis?Banyak sekali yang dapat dialami bagi penderita asidosis maupun alkalosis. Pada penderita asidosis akan dapat mengalami hipoventilasi sedangkan alkalosis mengalami hiperventilasi.