portofolio hemel
-
Upload
zicoparadigma -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
description
Transcript of portofolio hemel
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta : / dr. Fandi Ahmad
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Datu Sanggul Rantau, Kalimantan Selatan
Topik : Hematemesis melena ec gastritis erosif
Tanggal (kasus) : 7 April 2014
Nama Pasien : Ny. I No. RM : 09 08 35
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Rini Restiyati
Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Datu Sanggul Rantau, KALSEL
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Tujuan : Mendiagnosis dan memberikan penatalaksanaan yang tepat pada pasien hemel
Bahan
Bahasan :
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Cara
Membahas :
□ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Data
Pasien :Nama : Ny.I No. Registrasi : XX XX XX
Nama Klinik : RSUD Datu Sanggul Telp : - Terdaftar sejak : -
DESKRIPSI :
Pasien datang ke IGD RSUD Datu Sanggul Tanggal 7 April 2014 dengan keluhan utama muntah
darah sejak 4 hari SMRS. Muntah darah tiga kali, yang pertama 4 hari SMRS dengan volume +
200 cc. Muntah yang kedua pagi hari SMRS + 500 cc. Muntah yang ketiga sore saat masuk RS,
dengan volume + 100 cc. Warna muntah darahnya seperti kopi. Selain itu pasien juga ada BAB
hitam lengket seperti agar-agar dengan bau busuk satu kali, 4 hari SMRS, dengan volume + 250
cc. Sejak 2 hari SMRS, pasien merasa demam yang naik turun, tetapi pasien tidak mengukur
berapa suhunya. Sejak 1 hari SMRS, pasien merasakan kaki kiri bawah gatal-gatal.
Selama setahun terakhir ini, pasien sering merasa panas dan pedih di ulu hati, mual,
kembung dan perut terasa cepat penuh kalau lagi makan. Pasien juga sering merasakan nafasnya
asam dan pahit. Pola waktu makan pasien sering tidak sehat, rata-rata sehari-hari makan pagi jam
7, makan siang jam 12, dan makan malam jam 9 malam hari. Pasien juga suka mengkonsumsi
obat-obat warung dan jamu-jamu penghilang rasa sakit sejak + 2 bulan yang lalu. Pasien suka
minum coca-cola. Sering makan makanan asin. Riwayat suka minum alkohol disangkal pasien.
Pasien ada alergi makanan sea food, setiap makan sea food pasien menjadi gatal-gatal. 1 hari
SMRS, pasien ada mengkonsumsi makanan sea food, dan setelah itu kakinya menjadi gatal-
gatal. Riwayat pernah sakit kuning disangkal pasien. Riwayat transfusi belum pernah.
1. Riwayat Pengobatan :
mengkonsumsi obat-obat warung dan jamu-jamu penghilang rasa sakit sejak + 2 bulan yang
lalu
2. Riwayat Penyakit Dahulu :
Gastritis (+)
Alergi (+)
Hipertensi (-)
Asma (-)
Diabetes Melitus (-)
Hepatitis (-)
3. Riwayat Keluarga :
Penyakit Jantung (-), Tekanan darah tinggi (+)
4. Riwayat Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
- Pasien perempuan, 31 tahun
- muntah darah sejak 4 hari SMRS.
- BAB hitam lengket seperti agar-agar dengan bau busuk satu kali, 4 hari
SMRS
- 2 hari SMRS, pasien merasa demam yang naik turun
- 1 hari SMRS, pasien merasakan kaki kiri bawah gatal-gatal
- pasien sering merasa panas dan pedih di ulu hati, mual, kembung dan perut
terasa cepat penuh setahun terakhir ini
- mengkonsumsi obat-obat warung dan jamu-jamu penghilang rasa sakit sejak
+ 2 bulan yang lalu, minum coca-cola, sering makan makanan asin
- Pasien ada alergi makanan sea food
2. Objektif :
PF/ :
Keadaan Umum : Sakit Berat
Kesadaran : Somnolen
Tanda Vital
Tekanan Darah : 80/60 mmHg
Nadi : 92 x/menit (isi lemah)
Suhu : 36,8 °C (diukur di axila)
Pernafasan : 24 x/menit
Status gizi
TB :170 cm
BB : 65 kg
IMT : 22,5
Status Generalis
Kepala : normocephali, wajah pucat
Rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Wajah : tidak terdapat adanya spider naevi
Mata : conjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor
RCL +/+, RCTL +/+
Telinga : normotia, membrane timpani intact, sekret (-)
Hidung : septum deviasi (-), mukosa tidak hiperemis
Mulut
Bibir : kering (-), sianosis (-)
Lidah : tidak kotor
Gigi : caries (-)
Tenggorokan
Tonsil : T1 – T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
Leher : trakea lurus di tengah, tiroid tidak teraba membesar.
KGB : tidak teraba pembesaran KGB retroaurikularis,
Submandibularis, submentalis, colli anterior, colli posterior
Supraclavicularis maupun axillaris.
Thorax : tidak terdapat ginekomastia
Cor : Inspeksi : Tidak terlihat ictus cordis
Palpasi : Tidak teraba ictus cordis
Perkusi : Batas atas : ICS III
Batas kanan : ICS III, IV, V garis parasternal kanan
Batas kiri : ICS V 3 cm lateral dari garis
Midklavikularis kiri.
Auskultasi : S1, S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Inspeksi : simetris baik saat statis maupun dinamis
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor
Batas paru-hepar : ICS V garis midklavikularis kanan
Batas paru –lambung: ICS VI garis axillaries anterior kiri
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonchi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Smiling umbilicus (-), Venektasi (-), Supel,
Defans Muskuler (-), NT epigastrium (+),
Shifting dullness (-), BU (+) normal
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ekstremitas : Akral dingin (+), eritema palmaris (-), pitting oedema (-)
pada kaki kanan dan kaki kiri, petechie (-), lesi bulat dan
lonjong berbatas tegas yang eritema pada kaki kiri (+)
Refleks-refleks : Refleks fisiologis (+)
Refleks patologis (-)
Pemeriksaan laboratorium
7 April 2014
Eritrosit : 2,1 jt/µl
Hb : 5,2 g/dl
Ht : 16 %
Leukosit : 10500/µl dengan hitung jenis 0/1/2/66/27/4
Trombosit : 280000/µl
GDS : 105
SGOT : 123
SGPT : 18
Ureum : 68
Creatinine : 1,1
Anjuran permeriksaan : Pemeriksaan endoskopi, Pemeriksaan histopatologi,
gambaran darah tepi, serum iron dan TIBC
3. Assesment (penalaran klinis) :
Hematemesis adalah muntah darah berwama hitam ter yang berasal dan saluran cerna bagian atasMelena adalah buang air besar (BAB) berwarna hitam ter yang berasal dan saluran cerna bagian atas.Yang dimaksud dengan saluran cerna bagian atas adalah saluran cerna di atas (proksimal) ligamentum Treitz, mulai dan jejunum proksimal, duodenum, gaster dan esofagus. Pada pemeriksaan biasanya didapatkan Muntah dan BAB darah wama hitam dengan sindrom dispepsia, bila ada riwayat makan obat OAlNS, jamu pegal linu, alkohol yang menimbulkan erosi/ulkus peptikum, riwayat sakit kuning/hepatitis.
Keadaan umum pasien sakit ringan sampai berat, dapat disertai gangguan kesadaran (prekoma / koma hepatikum), dapat terjadi syok hipovolemik
Penatalaksanaan Hematemesis Melena
Setiap penderita dengan perdarahan saluran cerna bagain atas ( SCBA ) dalam
penatalaksanaan hematemesis melena ada 2 tindakan yaitu tindakan umum dan khusus.
Tindakan umum bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum pasien, apapun
penyebab perdarahannya. Tindakan khusus, biasanya baru dikerjakan setelah
diagnosis penyebab perdarahan sudah dapat dipastikan.
Tindakan Umum
1. Infus dan transfusi darah
Tindakan pertama yang dilakukan adalali resusitasi, untuk memulihkan keadaan
penderita akibat kehilangan cairan atau syok. Yaitu cairan infus dekstrose 5%
atau Ringer laktat atau NACL O,9% dan transfusi Whole Blood atau Packed Red
Cell
2. Psikoterapi
Sebagai akibat perdarahan yang banyak, dapat membuat penderita
menjadi gelisah. Maka diperlukan psikoterapi.
3. Istirahat mutlak
Istirahat mutlak sangat dianjurkan, sekurang kurangnya selama 3 hari
setelah perdarahan berhenti.
4. Diet
Dianjurkan puasa jika perdarahan belum berhenti. Dan penderita mendapat nutrisi
secara parenteral total sampai perdarahan berhenti. Jika perdarahan berhenti,
diet biasa dimulai dengan diet cair HI/LI. Selanjutnya secara bertahap diet beralih
ke makanan padat
5. Pemasangan Nasogastric Tube, kemudian dilakukan lavage
Lambung dengan air es yang dimasukkan, di tunggu 5 menit, dan dikeluarkan.
Ini dilakukan berulang-ulang sampai cairan lambung jemih. Tindakan ini
biasa diulang 1-2 jam kemudian jika masih ada perdarahan.
6. Medikamentosa
Antasida cair, untuk menetralkan asam lambung.
Injeksi Simetidin atau injeksi Ranitidine, yaitu antagonis reseptor H2 untuk
mengurangi sekresi asam lambung. Injeksi Traneksamic acid, jika ada peningkatan
aktifitas fibrinolisin. Injeksi Vitamin K, jika ada tanda-tanda Sirosis hati. Sterilisasi
usus dengan Laktulosa oral serta Clisma tinggi, jika ada tanda-tanda sirosis
hati, ditambahkan Neomycin atau Kanamycin.
Tindakan Khusus
Tindakan khusus ini ditujukan pada penyebab perdarahan yang dapat dibagi atas dua
penyebab, yaitu karena pecahnya varises esofagus dan bukan karena varises.
Pengobatan perdarahan SCBA non varises :
1. Injeksi Simetidin 200mg/8jam atau injeksi Ranitidin 50mg/8jam. Jika perdarahan
sudah berhenti dapat diberikan per oral.
2. Antasida, dapat diberikan bila perdarahan sudah berhenti.
3. Selain obat-obat di atas, untuk mengurangi rasa sakit atau pedih dapat
diberikan obat golongan anti kolinergik.
Bila tata cara tersebut setelah 72 jam pengobatan konservatif tidak berhasil, dan
perdarahan masih tetap berlangsung, maka ini indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Endoskopi
Endoskopi pada perdarahan saluran cerna bagian atas. Pemeriksaan Endoskopi yang
dikerjakan secara dini banyak membantu untuk mengetahui secara tepat sumber
perdarahan, baik yang berasal dari esophagus, lambung, maupun duodenum. Demikian
pula dengan pemeriksaan endoskopi, kita dapat menentukan factor-faktor prognostic
yang dapat mempengaruhi perjalanan penyakit, baik pada perdarahan akibat tukak ini
dengan cara endoskopik (endoscopic hemostasis).
4. Plan :
Diagnosis :
1. Pre shock hipovolemia
2. Hematemesis melena ec susp gastritis erosiva
3. Anemia
4. Dermatitis alergi
Pengobatan :
IVFD RL guyur 2 kolf, selanjutnya IVFD RL 20 tetes/menit
Transfusi PRC 2 kolf (pre dexametason 1 amp)
Asam traneksamat amp/ 8 jam (k/p)
Puasa sampai 8 jam bebas muntah darah
NGT
Cefotaxime 1gr/ 8jam
Ranitidin 1amp/ 12 jam
Pantoprazol 1amp/ 12 jam
Paracetamol 3x500 tab
hidrokortison zalf
Bedak salicyl
ANALISA KASUS
Diagnosa pada kasus ini ditegakkan berdasarkan kesesuaian simptom-simptom
dari anamnesis, tanda-tanda klinis yang ditemukan ketika pemeriksaan fisik, serta hasil
pemeriksaan laboratorium.
Dari anamnesis didapatkan gejala yang dikeluhkan oleh pasien antara lain :
Muntah darah sejak 4 hari SMRS
BAB hitam 1 kali 4 hari SMRS
Demam naik turun sejak 2 hari SMRS
Sering merasa panas dan pedih di ulu hati, mual, kembung dan perut terasa
cepat penuh sejak setahun terakhir
Gejala tersebut tidak khas, tetapi menurut tinjauan pustaka dapat mengarah
kepada gastritis. Selain gejala, dari anamnesis juga didapatkan faktor-faktor resiko yang
mengarah kepada gastritis. Faktor-faktor itu antara lain : Pola waktu makan pasien yang
tidak teratur, suka mengkonsumsi obat-obat warung dan jamu-jamu penghilang rasa sakit,
suka minum coca-cola dan sering makan makanan asin.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil :
Keadaan Umum : Sakit Berat
Kesadaran : Somnolen
Tanda Vital
Tekanan Darah : 80/60 mmHg
Nadi : 92 x/menit (isi lemah)
Suhu : 36,8 °C
Pernafasan : 24 x/menit
Mata : Conjunctiva anemis +/+
Thorax : c/ murmur (+)
p/ dbn
Abdomen : NT epigastrium (+)
Ekstremitas : Akral dingin
lesi bulat dan lonjong berbatas tegas yang eritema pada
kaki kiri (+)
Dari hasil pemeriksaan fisik ini dapat disimpulkan:
1. Tekanan darah pasien 80/60 mmHg pasien mungkin berada dalam kondisi pre
shock karena hipovolemi berat.
2. Nadi pasien cepat dan lemah, ini juga sesuai dengan kondisi pre shock
hipovolemi.
3. Pada mata terdapat kelainan berupa conjunctiva anemis. Hal ini mungkin dapat
disebabkan oleh hematemesis dan melena yang dialami pasien.
4. Pada jantung didapatkan murmur (+). Hal ini mungkin dikarenakan anemia yang
dialami pasien sehingga timbul murmur fisiologis
5. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium
6. Pada ekstremitas didapatkan akral dingin, hal ini mugkin dikarenakan kondisi pre
shock. Selain itu juga didapatkan lesi bulat dan lonjong berbatas tegas yang
eritema pada kaki kiri. Hal ini tidak berhubungan dengan hematemesis melena
yang sedang diderita pasien, tetapi lebih mengarah ke mycosis.
.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil :
Eritrosit : 2,1 jt/µl
Hb : 5,2 g/dl
Ht : 16 %
Leukosit : 10500/µl dengan hitung jenis 0/1/2/66/27/4
Trombosit : 280000/µl
GDS : 105
SGOT : 123
SGPT : 18
Ureum : 68
Creatinine : 1,1
Dari pemeriksaan lab ini dapat diketahui nilai Hb yang menunjukkan keadaan anemia
berat karena hematemesis melena yang dialami pasien. Selain itu juga dapat dilihat nilai
ureum yang meningkat, hal ini dikarenakan hipovolemi dan dehidrasi yang dialami
pasien sehingga beban ginjal bertambah besar, dan mengakibatkan ureum meningkat.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab, ditarik kesimpulan bahwa
pasien sedang mengalami pre shock hipovolemi karena hematemesis melena dengan
penyebab gastritis erosiva, dengan komplikasi anemia, dan sedang menderita penyakit
kulit yang terpisah dari masalah utama, yaitu mycosis/tinea corporis.
Penatalaksanaan yang diberikan sudah sesuai dengan tinjauan pustaka.