Portofolio Etik Medikolegal (Trauma Tumpul Abdomen)
-
Upload
chindia-bunga -
Category
Documents
-
view
15 -
download
1
description
Transcript of Portofolio Etik Medikolegal (Trauma Tumpul Abdomen)
LAPORAN KASUS
PORTOFOLIOTRAUMA TUMPUL ABDOMENDisusun oleh:
dr. Anindita Novia Damayanti
Dokter Pembimbing:
dr. SuparnoETIK MEDIKOLEGAL
RSUD dr. ABDOER RAHEEM SITUBONDO
2015PORTOFOLIO ETIK MEDIKOLEGAL
Nama Peserta : Anindita Novia Damayanti
Nama Wahana : RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
Topik : Trauma Tumpul Abdomen
Tanggal (kasus) : 8 Januari 2015
Nama Pasien : Tn. SNo. RM : 19-65-90
Tanggal Presentasi :13 Januari 2015Nama Pendamping :
dr. Suparno
Tempat Presentasi :Ruang Pertemuan Komite Medik RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pria, 42 tahun, mengalami perlukaan dalam di bagian perut akibat pertengkaran yang mengakibatan terjadinya kontak fisik dan menuntut untuk divisum.
Tujuan : Mempelajari cara mendiagnosis secara cepat dan akurat serta memberikan terapi yang tepat pada pasien yang mengalami trauma tumpul abdomen dan melakukan visum hidup.
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
DATA PASIENI.Identitas Penderita
Nama :Tn. SUmur:42 tahun
Jenis kelamin:Laki - laki
Agama:Islam
Alamat:KenditTgl MRS:8 Januari 2015Tgl Pemeriksaan:8 Januari 2015II.1Riwayat Penyakit
II.1.1Keluhan Utama
Nyeri di perut sebelah kiri setelah dipukul dengan tangan kosong.II.1.2Riwayat Penyakit Sekarang dan MOIPasien datang dengan diantar oleh keluarga dan polisi ke IGD RSUD dr. Abdoer Raheem Situbondo pada tanggal 8 Januari 2015 sekitar pukul 13.00 WIB (kurang lebih 6 jam sebelum MRS) setelah dipukul oleh tetangganya. Pasin dipukul dengan tangan kosong ke arah perut sebelah kiri. Pada saat jatuh pasien masih sadar, disertai dengan nyeri pada perut sebelah kiri. Penderita tidak merasa pusing, mual, ataupun ingin muntah. Keluarga pasien ingin meminta visum hidup atas perlakuan yang telah diterima pasien.III.Primary Survey dan Secondary Survey
Data Primary Survey dan Secondary Survey diambil dari data-data pada lembar harian dokter :
Primary Survey
Airway
:patent
Breathing
:simetris, reguler, RR = 20 x / menit
Circulation
:Akral atas dan bawah hangat, TD = 90 / 60 mmHg, N = 100 x / menit
Disability
:GCS 4 5 6
Initial Assesment:Syok Hipovolemik
Initial Planning
:
beri O2 10 L / menit
infus RL grojok 3000 cc / 24 jam (double IV line)
pasang lingkar abdomen
Secondary Survey
O :KU
: sedang
Kesad.
: GCS 4 5 6, pupil isokhore 3 / 3 mm, reflex pupil + / +
K/L : a / i / c / d : + / - / - / -
VS
:TD:116 / 70 mmHgN:88 x / menit
RR:20 x / menitT:36,5 oC
St. Generalis: dBN
St. Lokalis
:R. Abdominalis :
I:tampak cembung dengan adanya jejas pada regio hypochondria sinistra dan pada regio flank posterior sinistra, lingkar abdomen tambah 2 cm.
P:terasa distended dengan nyeri tekan, tes undulasi (+)
P:redup, shifting dullness (+)
A:BU (+) menurunA:Internal Bleeding dengan Hemodinamik Stabil et causa suspect rupture lien (et causa trauma tumpul abdomen), syok hipovolemik grade III rapid response
P:infus RL 2000 cc / 24 jamObservasi TTV dan produksi urine
Inj. Ranitidin 2 x 1 AmpulUSG abdomen dan darah lengkap
Inj. Transamin 3 x 500 mg(serial Hb)
Inj. Vitamin K 2 x 1 Ampul
Injeksi Metamizol 3 x 1 Ampul
Hasil USG Abdomen :
Hepar dan ren dextra dalam batas normal, lien dalam batas normal, terdapat intra abdominal bleeding, suspect ren sinistra mengalami rupturIV.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboraturium
8 Januari 2015
Hb
:8,9 g / dL
Leukosit
:14, 9 x 109 / L
Trombosit
:189 x 109 / L
Faal Hati :SGOT:21 U / L
SGPT:38 U / L
Albumin:2,9 gr / dL
Lemak :TG
:111 mg / dL
Khol. Tot:118 mg / dL
HDL:20 mg / dL
LDL:96 mg / dL
GDA
:153 mg / dL
Faal Ginjal:kreatinin:1,5 mg / dL
BUN:18 mg / dL
Ur. Acid:7,7 mg / dL
3 Oktober 2007
Hb
:8,8 g / dL
Leukosit
:7 x 109 / L
Trombosit
:156 x 109 / L
Faal Hati :Albumin:2,7 gr / dL
GDA
:108 mg / dL
Elektro:Na:125,8 mmol / L
K:3,32 mmol / L
Cl:84,9 mmol / LRangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio Trauma Tumpul AbdomenI. Pendahuluan
Evaluasi daerah abdomen merupakan salah satu dari komponen yang paling kritis dari Initial Assesment pada penderita trauma. Selama Primary Survey, penilaian sirkulasi pada penderita dengan trauma tumpul meliputi pengenalan dini dari tempat perdarahan yang tersembunyi seperti misalnya pada regio abdomen. Mekanisme cedera, lokasi cedera, dan status hemodinamis penderita menentukan waktu penilaian abdomen.
II. Mekanisme Cedera
Mekanisme Cedera pada trauma tumpul abdomen secara umum dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Trauma Kompresi
Biasanya terjadi oleh karena benturan secara langsung yang mengakibatkan bagian depan dari badan berhenti bergerak, sedangkan struktur bagian dalam masih tetap bergerak ke depan. Sehingga menyebabkan kerusakan struktur-struktur baik organ yang padat dan berongga di tengah-tengahnya. Misalnya pada trauma kena setir pada kecelakaan kendaraan bermotor.2.Shearing Injuries
Merupakan bentuk trauma yang terjadi bila komponen alat penahan (sabuk pengaman) dipakai dengan cara yang salah.
3.Trauma Deselerasi
Merupakan bentuk trauma yang terjadi oleh karena gerakan yang berbeda dari bagian badan yang bergerak dan yang tidak bergerak, misalnya sering terjadi pada hepar dan lien.III.
Penilaian
Pada penderita dengan trauma tumpul abdomen, penilaian berdasarkan pada :
1.Anamnesis dan Riwayat Trauma
Riwayat trauma sangat penting untuk menilai penderita yang cedera. Misalnya dalam tabrakan kendaraan bermotor meliputi kecepatan kendaraan, mechanism of injurynya, posisi dan keadaan penderita saat dan setelah kejadian, dsb. Setelah itu secara anamnesis dilakukan evaluasi, baik pada penderita sendiri yang sadar, atau pada keluarga penderita dan orang lain bila penderita tidak sadar.2.Pemeriksaan Tanda-tanda vital
Untuk menilai apakah ada suatu problem pada primary surveynya terutama adanya problem pada sirkulasi3.Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Perut bagian depan dan belakang harus diobservasi secara teliti apabila ada goresan, robekan, hematom, atau jejas-jejas yang lain, dan apabila terlihat bertambah kembung atau tidak.
Palpasi
Berupa perabaan pada dinding abdomen, untuk mendapatkan adanya dan menentukan tempat dari nyeri, baik nyeri tekan superfisial, nyeri tekan dalam, atau nyeri lepas. Bila sampai terjadi suatu defans muskuler dan nyeri tekan seluruh perut mungkin sudah terjadi suatu iritasi pada peritoneumnya. Selain itu dapat pula digunakan untuk menentukan adanya cairan dalam rongga abdomen (dengan tes undulasi)Perkusi
Bisa suara timpani atau apakah suara redup, yang mungkin menandakan apakah ada suatu perdarahan di kavum intra abdomen. Selain itu juga menilai apakah ada suatu perforasi usus, yang biasanya ditandai dengan hilangnya pekak hepar.Auskultasi
Melalui auskultasi dapat ditentukan bahwa bising usus ada atau tidak. Darah intraperitoneum yang bebas atau akibat adanya kebocoran (ektravasasi) abdomen dapat menimbulkan ileus, yang mengakibatkan hilangnya bunyi usus. Cedera pada struktur yang berdekatan misalnya costae, vertebra, atau pelvis juga secara langsung dan tidak langsung dapat menyebabkan paralitik ileum.4.Pemeriksaan fisik lain : Evaluasi stabilitas pelvis
Pemeriksaan pada Genital, perineal, rektal5.Pemeriksaan Penunjang
a.Foto Rontgen
Pada kasus-kasus multitrauma, prioritas utama dapat dilakukan pemeriksaan rontgen servikal lateral, toraks anteroposterior, dan pelvis. Foto BOF anteroposterior digunakan untuk mengetahui adanya udara ekstraluminal di retroperitoneum atau udara bebas di bawah subdriafragma. Selain itu dalam posisi LLD dapat digunakan untuk mengetahui udara bebas intraperitoneal.
b. Foto kontras
Sistografi (untuk mengetahui robekan buli-buli), Urethrografi (untuk mengetahui robekan urethra), IVP (untuk mengetahui ruptur ginjal)
c. Studi Diagnostik Khusus
i. Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)Merupakan suatu prosedur yang dilakukan dengan cepat akan tetapi invasif, dan digunakan untuk menentukan perdarahan intraperitoneum. Dikerjakan dengan anestesi lokal, membuka dinding perut sedikit di bawah umbilikus, memasukkan cairan RL dalam perut sebanyak 1 liter, kemudian dikeluarkan kembali dan dilihat apakah bercampur dengan darah, serat-serat, sisa makanan, cairan empedu. Dan dilakukan tes laboraturium secara cepat dan positif bila RBC >100.000 / mm3 dan WBC >500 / m3, dan bila terdapat bakteri pada pewarnaan Gram.
Indikasi
:Ragu-ragu dalam menentukan sikap apakah ada perdarahan di dalam rongga perut pada trauma tumpul.
Kontraindikasi:Pada indikasi laparotomi, misalnya : jelas ada internal bleeding, perforasi saluran cerna, peritonitis, obstruksi ileusii. Ultrasonography (USG)Digunakan untuk mengetahui adanya intrnal bleeding, yang disertai dengan adanya ruptura organ padat, dan buli-buli
iii. CT Scan
Merupakan sarana diagnostik yang paling akurat karena bisa memberi informasi yang berhubungan dengan cedera organ tertentu dan tingkat beratnya, dan juga dapat mendiagnosis cedera retroperitoneum dan organ panggul yang sukar diakses melalui pemeriksaan fisik maupun sarana diagnostik yang lain. Akan tetapi pemeriksaan ini memerlukan waktu dan sukar dilaksanakan pada kasus dengan tingkat emergensi yang tinggi.Tabel Perbandingan DPL, USG, dan CT-ScanDPLUSGCT-Scan
IndikasiMenentukan Adanya perdarahan, dilakukan bila tekanan darah menurun.Menentukan adanya cairan, dilakukan bila tekanan darah menurun.Menentukan organ-organ yang cedera, dilakukan bila tekanan darah normal.
KeuntunganDiagnosis cepat dan sensitif (akurasi 98 %).Diagnosis cepat dan tidak invasif dan dapat diulang (akurasi 86 97 %).Paling spesifik untuk cedera (akurasi 92 98 %).
KerugianInvasif, tidak bisa mengetahui cedera pada diafragma atau pada retroperitoneal.Tergantung operator, dapat terdistorsi oleh gas usus dan udara di bawah kulit, selain itu tidak bisa mendeteksi jejas diafragma, usus, dan pncreas. Biaya mahal, waktu lama, tidak bisa mengetahui cedera pada diafragma, usus, dan pankreas.
IV.
Penatalaksanaan
1. Bed rest, puasa
2.Pasang cairan IVFD
3.Antibiotik profilaksis
4.Pasang NGT, DK
5.Pasang Lingkar Abdomen
6.Monitoring : KU, Tanda-tanda vital, lingkar abdomen, isi NGT, produksi urine, Hb serial tiap 1 2 jam7.Bila dalam 2 x 24 jam keadaan baik (stabil) :
Bisa dicoba MSS, NGT di klem, dengan kelanjutan diet halus, dan mobilisasi
8.Bila terdapat tensi turun, nadi meningkat, suhu meningkat, RR meningkat, LA meningkat, muntah kita harus memikirkan adanya perforasi atau peritonitis9.Bila ada tanda tanda peritonitis, perforasi, internal bleeding maka harus dilakukan laparotomi. ALUR PENANGANAN SECARA UMUM
Indikasi Laparotomi pada trauma tumpul abdomen:Berdasarkan Evaluasi Klinik :
1.Trauma tumpul dengan hasil DPL dan USG adanya internal bleeding
2.Trauma tumpul dengan hipotensi terus menerus walaupun dilakukan resusitasi adekuat
3.Adanya tanda-tanda peritonitis dini atau yang lanjutBerdasarkan Evaluasi Radiologis (rontgen)
1.Adanya udara bebas (air sickle) atau ruptura diafragma
2.CT-Scan dengan contrahaz memperlihatkan adanya ruptur organ organ berongga intraabdominal. Konsultasi: konsultasi lebih lanjut ke dokter spesialis bedahUSG : Cairan Bebas
tidak
Hemodinamik stabil
Trauma Tumpul Abdomen
Tidak jelas
DPL
ya
Tanda peritonitis generalisata ada
ya
laparotomi
ya
tidak
USG : cairan bebas jelas
ya
konservatif
tidak
Perubahan kesadaran,
Makroskopis hematuria,
HCt < 35 %
tidak
ya
ya
CT-Scan
tidak
USG ulang (30 menit),
HCt ulang (4 jam),
Observasi (8 jam)
PAGE 3