LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

26
LAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA TUMPUL ABDOMEN I. Ko ns ep Dasar Te or i A. Pengertian Tra uma abd ome n adalah cedera pad a abdome n, dap at ber upa trau ma tumpul da n tembus ser ta tr auma yang di sengaja atau ti da k di sengaja (Smelt zer, 200 1). Tra uma ada lah cedera fisi k dan psi kis , kek era san yan g mengakiba tka n cedera (Sjamsuhid aya t, 1998). Tra uma abd ome n adalah trau ma yan g te rj ad i pad a da er ah ab domen ya ng mel ip uti dae ra h retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal. Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001). Trauma abdo men didef inisik an sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk. Trauma abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abd ome n yan g dap at men yebabk an per uba han fisi olo gi sehing ga terj adi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ. Tra uma tumpul abdomen ada lah cedera pad a abd ome n aki bat ben da tumpu l, jatuh , kekera san fisik atau puku lan, kecela kaan kend araan bermo tor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk  pengaman yang didasarkan dari hasil autoanamnesa atau alloanamnesa baik adanya jejas maupun tanpa jejas, tetapi didapatkan tanda-tanda klinis berupa rasa ke ti daknyama nan sampa i ras a nyer i pa da abdomen karena adanya  perlukaan atau kerusakan organ intra abdomen. B. Etiologi Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan 1

Transcript of LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

Page 1: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 1/26

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

I. Konsep Dasar Teori

A. Pengertian

Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma

tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja

(Smeltzer, 2001). Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang

mengakibatkan cedera (Sjamsuhidayat, 1998). Trauma abdomen adalah

trauma yang terjadi pada daerah abdomen yang meliputi daerah

retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal. Trauma adalah luka atau cedera

fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat

(Brooker, 2001).

Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang

terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau

yang menusuk. Trauma abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ

abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi

gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ.

Trauma tumpul abdomen adalah cedera pada abdomen akibat benda

tumpul, jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor,

cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk 

 pengaman yang didasarkan dari hasil autoanamnesa atau alloanamnesa baik 

adanya jejas maupun tanpa jejas, tetapi didapatkan tanda-tanda klinis berupa

rasa ketidaknyamanan sampai rasa nyeri pada abdomen karena adanya

 perlukaan atau kerusakan organ intra abdomen.

B. Etiologi

Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada

abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan

kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan

1

Page 2: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 2/26

kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil

atau benda tumpul lainnya.

Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang

menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak,

trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka

tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen.

Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu :

1. Trauma tumpul/paksaan/benda tumpul

Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga

 peritoneum. Luka tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh jatuh,

kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera

akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk 

 pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

Organ yang terkena limpa, hati, pankreas, dan ginjal. disebabkan oleh

kecelakaan tabrakan mobil, terjatuh dari sepeda motor. Trauma tumpul

yaitu Trauma di daerah abdomen yang tidak menyebabkan perlukaan

kulit/jaringan tetapi kemungkinan perdarahan akibat trauma bisa terjadi.

Organ berisiko cedera: Hepar 40-55%, Limpa 35-45%.

2. Trauma tajam/tembus

Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga

 peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan

 benda tajam atau luka tembak.

Organ yang terkena hati, usus halus dan besar. disebabkan oleh baku

tembak dan luka tusukan. Trauma tajam/tembus (tusuk dan tembak)

yang mana penyebabnya benda tajam atau benda tumpul dengan

kekuatan penuh hingga melukai rongga abdomen. Perdarahan hebat

ruptur arteri/vena, cedera organ di rongga abdomen. Organ berisiko

cedera yang terkena luka tusuk: Hepar (40%), Usus halus (30%),

Diafragma (20%), Colon (14%). Luka tembak: Usus halus (50%),

Colon (40%), Liver (30%), Ruptur vaskuler abdominal (25%).

2

Page 3: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 3/26

C. Anatomi dan Fisiologi Abdomen

Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuk lonjong dan

meluas dari atas diafragma sampai pelvis dibawah. Rongga abdomen

dilukiskan menjadi dua bagian abdomen yang sebenarnya, yaitu rongga

sebelah atas dan yang lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah

dan lebih kecil.

Batasan – batasan abdomen. Di atas, diafragma, Di bawah, pintu

masuk panggul dari panggul besar. Di depan dan kedua sisi, otot – otot

abdominal, tulang – tulang illiaka dan iga – iga sebelah bawah. Di

 belakang, tulang punggung, dan otot psoas dan quadratrus lumborum.

Isi Abdomen. Sebagaian besar dari saluran pencernaan, yaitu

lambung, usus halus, dan usus besar. Hati menempati bagian atas, terletak 

di bawah diafragma, dan menutupi lambung dan bagian pertama usus

halus. Kandung empedu terletak dibawah hati. Pankreas terletak 

dibelakang lambung, dan limpa terletak dibagian ujung pancreas. Ginjal

dan kelenjar suprarenal berada diatas dinding posterior abdomen. Ureter 

 berjalan melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena kava

inferior, reseptakulum khili dan sebagaian dari saluran torasika terletak 

didalam abdomen. Pembuluh limfe dan kelenjar limfe, urat saraf,

 peritoneum dan lemak juga dijumpai dalam rongga ini.

Gambar 1. Anatomi abdomen

3

Page 4: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 4/26

D. Gambaran Klinis

Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu:

1. Nyeri: Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang

 berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat

nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.

2. Darah dan cairan: Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga

 peritonium yang disebabkan oleh iritasi.

3. Cairan atau udara di bawah diafragma. Nyeri disebelah kiri yang

disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam

 posisi rekumben.

4. Mual dan muntah

5. Hipotensi

6. Adanya tanda “Bruit” (bunyi abnormal pada auskultasi pembuluh

darah, biasanya pada arteri karotis)

7. Sesak  

8. Tidak adanya bising usus

9. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah): Yang disebabkan

oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi.

10. Tanda Kehrs adalah nyeri di sebelah kiri yang disebabkan oleh

 perdarahan limfa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben.

11. Tanda Cullen adalah ekimosis periumbulikal pada perdarahan

 peritoneal.

12. Tanda Grey-Turner adalah ekimosis pada sisi tubuh (pinggang)

 pada perdarahan retroperitoneal.

13. Tanda Coopernail adalah ekimosis pada perineum,skrotum atau

labia pada fraktur pelvis.

14. Tanda Balance adalah daerah suara tumpul yang menetap pada

kuadran kiri atas ketika dilakukan perkusi pada hematoma limfe.

4

Page 5: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 5/26

E. Patofisiologis

Jejas pada abdomen dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma

tajam. Pada trauma tumpul dengan viskositas rendah (misalnya akibat tinju)

 biasanya menimbulkan kerusakan satu organ. Sedangkan trauma tumpul

viskositas tinggi sering menimbulkan kerusakan organ multipel, seperti organ

 padat (hepar, lien, ginjal) dari pada organ-organ berongga.

Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat

kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari

ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara

faktor-faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat

trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang

ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya

 perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi

 jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh

 juga penting. Trauma juga tergantung pada elastisitas dan viskositas dari

 jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada

keadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk 

menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan

 benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut. Beratnya trauma yang

terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati

ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam

 beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan. Hal

tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan beberapa

mekanisme:

1. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh

gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang

letaknya tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ

 padat maupun organ berongga.

2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior 

dan vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks.

5

Page 6: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 6/26

3. Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat

menyebabkan gaya robek pada organ dan pedikel vaskuler.

Cedera akselerasi (kompresi) merupakan suatu kondisi trauma tumpul

langsung ke area abdomen atau bagian pinggang. Kondisi ini memberukan

manifestasi kerusakan vaskular dengan respons terbentuknya formasi

hematoma didalam visera.

Cedera deselerasi adalah suatu kondisi dimana suatu peregangan yang

 berlebihan memberikan manifestasi terhadap cedera intraabdominal.

Kekuatan peregangan secara longitudinal memberikan manifestasi ruptur 

(robek) pada struktur dipersimpangan antara segmen intraabdomen.

Kondisi cedera akselerasi dan deselerasi memberikan berbagai masalah

 pada pasien sesuai organ intraabdominal yang mengalami gangguan. Hal ini

memberikan implikasi pada asuhan keperawatan. Masalah keperawatan yang

muncul berhubungan dengan kondisi kedaruratan klinis, respons sistemik,

dampak intervensi medis.

6

Page 7: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 7/26

 

Gambar 2. Pathway Trauma Abdomen

F. Penatalaksanaan Pre Hospital dan Hospital Trauma Abdomen

 Pre Hospital 

Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam

nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian.

Paramedik mungkin harus melihat Apabila sudah ditemukan luka tikaman,

luka trauma benda lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian awal

dilakuakan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka

segera buka dan bersihkan jalan napas.

1. Airway, dengan Kontrol Tulang Belakang

Membuka jalan napas menggunakan teknik  ‘head tilt chin lift’  atau

menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda

7

Trauma (kecelakaan)

Penetrasi & Non-Penetrasi

Terjadi perforasi lapisan abdomen

(kontusio, laserasi, jejas, hematom)

Menekan saraf peritonitis

Terjadi perdarahan jar. lunak 

dan rongga abdomen

Nyeri

Motilitas usus

Disfungsi usus Resiko infeksi

Refluks usus output cairan berlebih

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhGangguan cairan dan eloktrolit

Kelemahan fisik 

Gangguan mobilitas fisik 

Page 8: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 8/26

asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan napas. Muntahan,

makanan, darah atau benda asing lainnya.

2. Breathing , dengan Ventilasi yang Adekuat

Memeriksa pernapasan dengan menggunakan cara ‘lihat-dengar-

rasakan’ tidak lebih dari 10 detik untuk memastikan apakah ada napas

atau tidak, Selanjutnya lakukan pemeriksaan status respirasi korban

(kecepatan, ritme dan adekuat tidaknya pernapasan).

3. Circulation, dengan Kontrol Perdarahan Hebat

Jika pernapasan korban tersengal-sengal dan tidak adekuat, maka

 bantuan napas dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi,

lakukan resusitasi jantung paru segera. Rasio kompresi dada dan

 bantuan napas dalam RJP adalah 30:2 (30 kali kompresi dada dan 2

kali bantuan napas).

Penanganan awal pada trauma abdomen, adalah:

1. Trauma tumpul

Langsung stop makanan dan minuman, imobilisasi, dan segera kirim

ke rumah sakit.

2. Trauma tajam

Apabila terjadi trauma tajam, lakukan langkah-langkah berikut:

a. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam

lainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis.

 b. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan

dengan kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau

sehingga tidak memperparah luka.

c. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut

tidak dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian

organ yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila

ada verban steril.

d. Imobilisasi pasien.

e. Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.

f. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekan.

8

Page 9: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 9/26

g. Segera kirim ke rumah sakit.

 Hospital 

Penanganan pada saat sampai rumah sakit, yaitu:

1. Trauma tumpul

Lakukan tindakan berikut:

a. Pengambilan contoh darah dan urine

Darah di ambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan

laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaan laboratorium

khusus seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium, glukosa,

amilase.

 b. Pemeriksaan rontgen

Pemeriksaan rongten servikal lateral, toraks anteroposterior dan

 pelvis adalah pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita

dengan multi trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udara

ekstraluminal di retroperitoneum atau udara bebas di bawah

diafragma, yang keduanya memerlukan laparotomi segera.

c. Studi kontras urologi dan gastrointestinal

Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon

ascendens atau decendens dan dubur.

2. Trauma tajam

Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang

ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal

untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna

 bila ada luka masuk dan luka keluar yang berdekatan.

a. Skrinning pemeriksaan rontgen

Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan

kemungkinan hemo atau pneumotoraks atau untuk menemukan

adanya udara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur 

(supine) untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara

retroperitoneum.

9

Page 10: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 10/26

 b. IVP atau Urogram Excretory dan CT scan

Ini di lakukan untuk mengetauhi jenis cedera ginjal yang ada.

c. Uretrografi

Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.

d. Sistografi

Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung

kencing, contohnya pada fraktur pelvis dan trauma non-penetrasi.

G. Komplikasi Trauma Abdomen

1. Komplikasi yang timbul segera adalah shock hemoragi.

2. Komplikasi yang timbul lambat adalah terjadinya infeksi pada sekitar 

daerah trauma atau pada lukanya langsung.

3. Komplikasi lain seperti sepsis, atelektasis, tekanan ulserasi,

 pneumonia, emboli pulmoner, trombosis vena.

4. Pankreas: Pankreatitis, fistula pancreas-duodenal, dan perdarahan.

5. Limfa: takikardia, hipotensi, akral dingin, diaphoresis, dan syok.

6. Usus: obstruksi usus, peritonitis, sepsis, nekrotik usus, dan syok.

H. Pemeriksaan Diagnostik 

1. Foto thoraks untuk melihat adanya trauma pada thorak.

2. Pemeriksaan darah rutin.

Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan

terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit.

Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya

infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak dan

kemungkinan terjadi ruptura lienalis.

Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya

trauma pankreas atau perforasi usus halus.

Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.

10

Page 11: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 11/26

3. Plain abdomen foto tegak. Memperlihatkan udara bebas dalam rongga

 peritoneum, udara bebas retroperineal dekat duodenum, corpus alineum

dan perubahan gambaran usus.

4. Pemeriksaan urine rutin. Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih

 bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan

adanya trauma pada saluran urogenital. Pemeriksaan fungsi perkemihan

dilakukan terutama adanya tanda dan riwayat trauma panggul yang bisa

mencederai uretra dan kandung kemih. Palpasi kekencangan kandung

kemih dan kemampuan dalam melakukan miksi dilakukan untuk mengkaji

adanya ruptur uretra.

5. IVP (Intravenous Pyelogram). Karena alasan biaya biasanya hanya

dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.

6. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL). Dapat membantu menemukan

adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat

membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila ada keraguan,

kerjakan laparatomi (gold standard). Ada juga dinamakan dengan test

khusus, yaitu DPL ( Diagnostic Peritoneal Lavage) adalah untuk 

mengetahui adanya perdarahan intraabdomen pada suatu trauma tumpul,

 bila dengan pemeriksaan fisik dan radiologik, diagnosa masih diragukan.

Test ini tak boleh dilakukan pada penderita yang tak kooperatif, melawan

dan yang memerlukan operasi abdomen segera. Kandung kemih harus

dikosongkan terlebih dahulu. Posisi panderita terlentang, kulit bagian

 bawah disiapkan dengan jodium tingtur dan infiltrasi anestesi lokal di garis

tengah, diantara umbilikus dan pubis. Kemudian dibuat insisi kecil, kateter 

dialisa peritoneal dimasukkan ke dalam rongga peritoneal. Ini dapat

dibantu/dipermudah oleh otot-otot abdomen penderta sendiri, dengan jalan

meikan kepala penderita. Kateter ini harus dipegang dengan kedua tangan,

untuk mencegah tercebur secara acak ke dalam rongga abdomen.

Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut :

 Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya.

Trauma pada bagian bawah dari dada.

11

Page 12: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 12/26

Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas.

Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat,alkohol, cedera otak).

Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum

tulang belakang).

Patah tulang pelvis.

Kontra indikasi relatif melakukan DPL adalah sebagai berikut :

Hamil.

Pernah operasi abdominal.

Operator tidak berpengalaman.

Bila hasilnya tidak akan merubah penatalaksanaan.

7. Ultrasonografi dan CT Scan. Sebagai pemeriksaan tambahan pada

 penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar 

dan retroperitoneum.

Pemeriksaan khusus

1. Abdomonal Paracentesis merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat

 berguna untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum.

Lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari

rongga peritoneum setelah dimasukkan 100–200 ml larutan NaCl 0.9%

selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.

2. Pemeriksaan Laparoskopi. Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk 

mengetahui langsung sumber penyebabnya. Bila dijumpai perdarahan dan

anus perlu dilakukan rekto-sigmoidoskopi. Pemeriksaan rektal harus

dilakukan untuk mencari bukti cedera penetrasi akibat patah tulang

 panggul dan feses dievaluasi apakah ada darah kotor pada feses.

12

Page 13: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 13/26

I. Algoritma Penanganan Pasien Dengan Trauma Tumpul Abdomen

Gambar 3. Algoritma Penanganan Pasien Dengan Trauma Tumpul Abdomen

J. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan dan Terapi Pengobatan

Penatalaksanaan Medis

1. Abdominal paracentesis. Menentukan adanya perdarahan dalam rongga

 peritonium, merupakan indikasi untuk laparotomi.

2. Pemeriksaan laparoskopi. Mengetahui secara langsung penyebab

abdomen akut.

3. Pemasangan NGT. Memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada

trauma abdomen. Pengkajian dengan memasang NGT (dilakukan

apabila tidak ada kontraindikasi, misalnya fraktur dasar tengkorak)

dilakukan untuk menilai dekompresi lambung dan untuk menilai

 pengeluaran darah pada NGT.

13

Page 14: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 14/26

4. Pemberian antibiotik. Mencegah infeksi.

5. Laparotomi.

Pengelolaan  primary survery yang cepat dan kemudian resusitasi,

 secondary survey dan akhirnya terapi definitif. Proses ini merupakan ABC

 –nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang mengancam

nyawa terlebih dahulu, dengan berpatokan pada urutan berikut:

• A: Airway, menjaga jalan napas dengan kontrol servikal (cervikal spine

control).

• B:  Breathing , menjaga pernafasan dengan mengontrol ventilasi

(ventilation control ).

• C: Circulation dengan kontrol perdarahan (bleeding control ).

• D:  Disability : status neurologis (tingkat kesadaran/GCS, Respon

Pupil).

• E:  Exposure/environmental control : buka baju penderita tetapi cegah

hipotermia.

Tindakan keperawatan yang dilakukan tentu mengacu pada

ABCDE.

1. Yakinkan airway dan breathing clear.

2. Kaji sirkulasi dan kontrol perdarahan dimana nadi biasanya lemah,

kecil, dan cepat ..

3. Tekanan darah sistolik dan diastole menunjukkan adanya tanda syok 

hipovolemik, hitung MAP, CRT lebih dari 3 detik maka perlu segera

 pasang intra venous line berikan cairan kristaloid Ringer Laktat untuk 

dewasa pemberian awal 2 liter, dan pada anak 20cc/kgg, bila pada

anak sulit pemasangan intra venous line bisa dilakukan pemberian

cairan melalui akses intra oseus tetapi ini dilakukan pada anak yang

umurnya kurang dari 6 tahun.

4. Setelah pemberian cairan pertama lihat tanda-tanda vital. Bila sudah

 pasti ada perdarahan maka kehilangan 1 cc darah harus diganti dengan

14

Page 15: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 15/26

cairan kristaloid 3 cc atau bila kehilangan darah 1 cc maka diganti

dengan darah 1 cc (sejumlah perdarahan).

5. Setelah itu kaji disability dengan menilai tingkat kesadaran klien baik 

dengan menilai menggunakan skala AVPU:  Alert  (klien sadar),

Verbal (klien berespon dengan dipanggil namanya),  Pain (klien baru

 berespon dengan menggunakan rangsang nyeri) dan Unrespon (klien

tidak berespon baik dengan verbal ataupun dengan rangsang nyeri).

6. Eksposur dan environment control . Buka pakaian klien lihat adanya

 jejas, perdarahan dan bila ada perdarahan perlu segera ditangani bisa

dengan balut tekan atau segera untuk masuk ke kamar operasi untuk 

dilakukan laparotomi eksplorasi.

7. Secondary survey dari kasus ini dilakukan kembali pengkajian secara

head to toe, dan observasi hemodinamik klien setiap 15 – 30 menit

sekali meliputi tanda-tanda vital (TD, Nadi, Respirasi), selanjutnya

 bila stabil dan membaik bisa dilanjutkan dengan observasi setiap 1

 jam sekali.

8. Pasang kateter untuk menilai output cairan, terapi cairan yang

diberikan dan tentu saja hal penting lainnya adalah untuk melihat

adanya perdarahan pada urine.

9. Pasien dipuasakan dan dipasang NGT (Nasogastrik tube) untuk 

membersihkan perdarahan saluran cerna, meminimalkan resiko mual

dan aspirasi, serta bila tidak ada kontra indikasi dapat dilakukan

lavage.

10. Observasi status mental, vomitus, nausea, rigid/ kaku, bising usus,

urin output setiap 15 – 30 menit sekali. Catat dan laporkan segera bila

terjadi perubahan secra cepat seperti tanda-tanda peritonitis dan

 perdarahan.

11. Jelaskan keadaan penyakit dan prosedur perawatan pada pasien bila

memungkinkan atau kepada penanggung jawab pasien hal ini

dimungkinkan untuk meminimalkan tingkat kecemasan klien dan

keluarga.

15

Page 16: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 16/26

12. Kolaborasi pemasangan Central Venous Pressure (CVP) untuk 

melihat status hidrasi klien, pemberian antibiotika, analgesik dan

tindakan pemeriksaan yang diperlukan untuk mendukung pada

diagnosis seperti laboratorium (AGD, hematology, PT, APTT, hitung

 jenis leukosit dll), pemeriksaan radiologi dan bila perlu kolaborasikan

setelah pasti untuk tindakan operasi laparatomi eksplorasi.

K. Dampak Masalah Terhadap Klien

Setiap musibah yang dihadapi seseorang akan selalu menimbulkan

dampak masalah baik bio-psiko-sosial-spiritual yang dapat mempengaruhi

kesehatan dan perubahan pola kehidupan. Dampak dari pre operasi :

1. Dampak pada fisik :

Pola Pernapasan :

Keadaan ventilasi pernapasan terganggu jika terdapat gangguan/

instabilitasi cardiovaskuler, respirasi dan kelainan – kelainan

neurologis akibat multiple trauma. Penyebab yang lain adalah

 perdarahan didalam rongga abdominal yang menyebabkan distended

sehingga menekan diafragma yang akan mempengaruhi ekspansi

rongga thoraks.

Pada sirkulasi

Perdarahan dalam rongga abdomen karena cedera dari organ – 

organ abdominal yang padat maupun berongga atau terputusnya

 pembuluh darah, sehingga tubuh kehilangan darah dalam waktu

singkat yang mengakibatkan shock hipovolemik dimana sisa darah

tidak cukup mengisi rongga pembuluh darah.

Perubahan perfusi jaringan

Penurunan perfusi jaringan disebabkan karena suplai darah yang

dipompakan jantung ke seluruh tubuh berkurang / tidak mencukupi

kesesuaian kebutuhan akibat dari shock hipovolemic.

Penurunan volume cairan tubuh

16

Page 17: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 17/26

Perdarahan akut akan mempengaruhi keseimbangan cairan di

dalam tubuh, dimana cairan intracelluler (ICF), extracelluler (ECF)

diantaranya adalah cairan yang berada di dalam pembuluh darah (IV)

dan cairan yang berada di dalam jaringan di antara sel - sel (ISF)

akan mengalami defisit atau hipovolemia.

Kerusakan integritas kulit

Trauma benda tumpul dan tajam akan menimbulkan kerusakan

dan terputusnya jaringan kulit atau yang dibagian dalamnya

diantaranya pembuluh darah, persyarafan dan otot didaerah trauma.

2. Dampak Psikologis :

Perasaan cemas dan takut akan menyelimuti diri pasien, hal ini

disebabkan karena musibah yang dialaminya dan kurangnya informasi

tentang tindakan pengobatan dengan jalan pembedahan / operasi.

3. Dampak Sosial :

Mengingat dana yang dibutuhkan untuk tindakan pembedahan

tidak sedikit dan harga obat – obatan yang cukup tinggi, hal ini akan

mempengaruhi kondisi ekonomi dan membutuhkan waktu yang amat

segera (sempit).

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Dalam pengkajian pada trauma abdomen harus berdasarkan prinsip – 

 prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat yang mempunyai skala

 prioritas A ( Airway), B ( Breathing ), C (Circulation). Hal ini dikarenakan

trauma abdomen harus dianggap sebagai dari multi trauma dan dalam

 pengkajiannya tidak terpaku pada abdomennya saja. Pengumpulan data

diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pengkajian fisik. Pemeriksaan

abdomen harus sistematis, meliputi pemeriksaan inspeksi, auskultasi, palpasi,

dan perkusi.

17

Page 18: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 18/26

Pengakajian primer pada trauma abdomen:

1. Airway: ada atau tidaknya sumbatan jalan napas (sekret, lidah jatuh ke

 belakang, bronkospasme), kepatenan jalan napas.

2. Breathing : bunyi napas (vesikuler), frekuensi pernapasan, pola napas,

 penggunaan otot bantu napas.

3. Circulation: denyut nadi, frekuensi, kekuatan, irama, tekanan darah,

kapilari refill <3 detik.

4. Disability: ketidakmampuan, GCS (E=4, V=5, M=6 ), reaksi pupil,

reflek cahaya.

5. Exposure: sensasi nyeri, cegah pasien hipotermi, lihat ada tidaknya

 jejas, CT scan abdomen, Lavase Peritoneal Diagnostik (LPD).

Inspeksi. Abdomen diperiksa adanya kondisi lecet (abrasi) atau

ekimosis. Tanda memar akibat sabuk pengaman, yakni luka memar atau

abrasi perut bagian bawah sangat berhubungan dengan kondisi patologi

intraperitoneal.

Auskultasi. Auskultasi adanya bunyi usus bagian toraks dapat

menunjukkan adanya cedera pada otot diafragma.

Palpasi. Pemeriksaan palpasi dapat mengungkapkan adanya keluhan

tenderness (nyeri tekan) baik secara lokalis atau seluruh abdomen,

kekakuan abdominal, atau rebound tenderness yang menunjukkan

cedera peritoneal.

Perkusi. Dilakukan untuk mendapatkan adanya nyeri ketuk pada organ

yang mengalami cedera.

Pengkajian lanjutan ( secondary) trauma abdomen meliputi :

1. Identitas klien.

2. Riwayat trauma abdomen

a. Trauma tumpul abdomen

18

Page 19: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 19/26

• Dapatkan riwayat detil jika mungkin (sering tidak bisa didapatkan,

tidak akurat, atau salah). dapatkan semua data yang mungkintentang metode cidera, waktu awitan cidera, lokasi penumpang

 jika itu kecelakaan lalu lintas (kalau itu sopir sering terjadi ruptur 

limpa atau hati), waktu makan dan minum terakhir,

kecenderungan perdarahan, penyakit dan medikasi terbaru,

riwayat imunisasi dengan perhatian pada tetanus, alergi.

• Lakukan pemeriksaan cepat pada seluruh tubuh pasien untuk 

mendeteksi masalah yang mengancam kehidupan.

3. Kebutuhan dasar.

• Eliminasi: inkontinensia kandung kemih atau mengalami

ganggauan fungsi.

• Integritas ego: perubahan tingkah laku, cemas, bingung, depresi.

•  Nutrisi dan cairan: mual, muntah, perubahan selera makan, distensi

abdomen.

•  Neurosensori: kehilangan kesadaran sementara, vertigo, perubahan

status mental, kesulitan menentukan posisi tubuh, koma.

• Sirkulasi: terjadi bradikardi atau takikardi.

• Pernafasan: pola nafas yang berubah, seperti bradipneu atau

takipneu

•  Nyeri dan kenyamanan: sakit pada abdomen dengan intensitas dan

lokasi berbeda, meringis, gelisah, merintih.

• Aktivitas/istirahat: pusing, sakit kepala, nyeri, mulas, perubahan

kesadaran, masalah dalam keseimbangan.

• Keamanan: trauma karena kecelakaan, dislokasi gangguan kognitif,

gangguan rentang gerak.

4. Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harus dilakukan dengan singkat

tetapi menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki.

Sistem Pernapasan (B1 = breath)

19

Page 20: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 20/26

• Inspeksi: bagian frekwensinya, iramanya dan adakah jejas pada

dada serta jalan napasnya.• Palpasi: simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan

 pernapasan tertinggal.

• Perkusi: adalah suara hipersonor dan pekak.

• Auskultasi: adakah suara abnormal, wheezing dan ronchi.

Sistem kardiovaskuler (B2 = blood)

• Ιnspeksi: adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari

daerah abdominal dan adakah anemis.

• Palpasi: bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral dan

 bagaimana suara detak jantung menjauh atau menurun dan

adakah denyut jantung paradoks.

Sistem Neurologis (B3 = Brain)

• Inspeksi: adakah gelisah atau tidak gelisah dan adakah jejas di

kepala.

• Palpasi: adakah kelumpuhan atau lateralisasi pada anggota

gerak.

• Bagaimana tingkat kesadaran yang dialami dengan

menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS)

Sistem Gatrointestinal (B4 = bowel)

• Inspeksi : Adakah jejas dan luka atau adanya organ yang luar,

distensi abdomen kemungkinan adanya perdarahan dalam

cavum abdomen, pernapasan perut yang tertinggal atau tidak,

kalau batuk terdapat nyeri dan pada quadran berapa,

kemungkinan adanya abdomen iritasi.

• Palpasi : Adakah spasme/ defance mascular dan abdomen,

nyeri tekan dan pada quadran berapa, kalau ada vulnus sebatas

mana kedalamannya.

20

Page 21: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 21/26

• Perkusi : Adakah nyeri ketok dan pada quadran mana,

kemungkinan – kemungkinan adanya cairan / udara bebasdalam cavum abdomen.

• Auskultasi : Kemungkinan adanya peningkatan atau penurunan

dari bising usus atau menghilang.

• Rectal toucher : Kemungkinan adanya darah / lendir pada

sarung tangan, adanya ketegangan tonus otot / lesi pada otot

rektum.

Sistem Urologi ( B5 = bladder)

• Inspeksi: Adakah jejas pada daerah rongga pelvis dan adakah

distensi pada daerah vesica urinaria serta bagaimana produksi

urine dan warnanya.

• Palpasi: Adakah nyeri tekan daerah vesica urinaria dan adanya

distensi.

• Perkusi: Adakah nyeri ketok pada daerah vesica urinaria.

Sistem Tulang dan Otot ( B6 = Bone )

• Inspeksi: Adakah jejas dan kelaian bentuk extremitas terutama

daerah pelvis.

• Palpasi: adakah ketidakstabilan pada tulang pinggul atau

 pelvis.

Pemeriksaan Penunjang :

Radiologi :

−  Foto BOF (Buick Oversic Foto)

−  Bila perlu thoraks foto.

−  USG (Ultrasonografi)

Laboratorium :

−  Darah lengkap dan sample darah (untuk transfusi). Disini

terpenting Hb serial ½ jam sekali sebanyak 3 kali.

−  Urine lengkap (terutama ery dalam urine)

21

Page 22: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 22/26

Elektro Kardiogram

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan secara aktif (perdarahan).2.  Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (trauma tumpul).

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera.

4. Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan invasif, tidak adekuatnya

 pertahanan tubuh, kerusakan integritas kulit.

C. Perencanaan

1. Defisit volume cairan dan elektrolit b.d perdarahan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ............

diharapkan volume cairan menjadi seimbang.

Kriteria hasil:

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Elastisitas turgor kulit baik 

Membran mukosa lembab

Tidak ada rasa haus yang berlebihan.

Intervensi :

1) Kaji tanda-tanda vital. R/ untuk mengidentifikasi adanya defisit

volume cairan, menghindari terjadinya komplikasi sedini mungkin

(syok hipovolemik).

2) Pantau cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin. R/

mengidentifikasi keadaan perdarahan.

22

Page 23: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 23/26

3) Kaji tetesan infus. R/ Perhitungan kebutuhan cairan dan pengawasan

tetesan untuk mememnuhi kebutuhan cairan.

4) Kolaborasi : Berikan cairan parenteral sesuai indikasi. R/ cara

 parenteral membantu memenuhi kebutuhan nuitrisi tubuh.

5) Tranfusi darah. R/ menggantikan darah yang keluar.

2. Nyeri akut b.d agen injuri: fisik (trauma tumpul abdomen).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ............

diharapkan nyeri berkurang.

Kriteria hasil:

Melaporkan nyeri berkurang

Ekspresi wajah rileks, tenang

Intervensi :

1) Kaji karakteristik nyeri. R/ mengetahui tingkat nyeri klien.

2) Beri posisi semi fowler. R/ mengurangi kontraksi abdomen.

3) Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti distraksi. R/ membantu

mengurangi rasa nyeri dengan mengalihkan perhatian.

4) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi. R/ analgetik 

membantu mengurangi rasa nyeri.

5) Managemant lingkungan yang nyaman. R/ lingkungan yang nyaman

dapat memberikan rasa nyaman klien

3. Resiko infeksi. Faktor risiko : tindakan pembedahan, tidak adekuatnya

 pertahanan tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ............

diharapkan infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil:

Tidak ada tanda-tanda infeksi.

Hasil laboratorium dalam batas normal (leukosit, hemoglobin)

23

Page 24: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 24/26

Intervensi :

1) Kaji tanda-tanda infeksi. R/ mengidentifikasi adanya resiko infeksi

lebih dini.

2) Kaji keadaan luka. R/ keadaan luka yang diketahui lebih awal dapat

mengurangi resiko infeksi.

3) Kaji tanda-tanda vital. R/ suhu tubuh naik dapat di indikasikan

adanya proses infeksi.

4) Perawatan luka dengan prinsip sterilisasi. R/ teknik aseptik dapat

menurunkan resiko infeksi nosokomial.

5) Kolaborasi pemberian antibiotik. R/ antibiotik mencegah adanya

infeksi bakteri dari luar.

4. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan fisik.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ............

diharapkan mobilitas fisik tidak terganggu.

Kriteria hasil:

Menunjukkan peningkatan aktivitas fisik 

Verbalisasi peningkatan aktivitas fisik 

Memperagakan ROM secara mandiri

Intervensi :

1) Kaji kemampuan pasien untuk bergerak. R/ identifikasi kemampuan

klien dalam mobilisasi.

2) Dekatkan peralatan yang dibutuhkan pasien. R/ meminimalisir 

 pergerakan klien.

3) Berikan latihan gerak aktif pasif. R/ melatih otot-otot klien.

4) Bantu kebutuhan pasien. R/ membantu dalam mengatasi kebutuhan

dasar klien.

5) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi. R/ terapi fisioterapi dapat

memulihkan kondisi klien

24

Page 25: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 25/26

25

Page 26: LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

7/27/2019 LP Trauma Tumpul Abdomen no ansietas PRINT.doc

http://slidepdf.com/reader/full/lp-trauma-tumpul-abdomen-no-ansietas-printdoc 26/26

Daftar Pustaka

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta.

Bulechek, Gloria M, Joanne C. Mc.Closkey. 2008. Nursing Intervention

Classification (NIC) Fifth Edition. USA: Mosbie Elsevier.

Carpenito, L.J. 2006. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2.

Jakarata: EGC

Dongoes. 2000. Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta: EGC

Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI :

Jakarta.

Moorhead, Sue, Meridean Maas, Marion Johnson. 2004. Nursing Outcomes

Classification (NOC) Fourth Edition. USA: Mosby Elsevier.

 NANDA International. 2011. NANDA-I: Nursing Diagnoses Definitions &

Classification 2012-2014. USA: Willey Blackwell Publication.

Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC.

Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth Ed.8 Vol.3. Jakarta: EGC.