SAP Ansietas

17
 SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAN KELUARGA MERAWAT PASIEN ANSIETAS DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSJ MENUR SURABAYA Disusun Oleh : Ria Permatasari 131413143030 Ika Rizqi Lia 1314131430 35 Ilma Rosida Rohmawati 1314131430 42 Muhammad Umar Ali K 1314131430 76 Komang Riyon N 13141314307 9 Eka Puji Kurniawati 131413143084 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014

description

SAP Ansietas Profesi p Jiwa Di Menur

Transcript of SAP Ansietas

SATUAN ACARA PENYULUHANPERAN KELUARGA MERAWAT PASIEN ANSIETASDI RUANG WIJAYA KUSUMA RSJ MENUR SURABAYA

Disusun Oleh :

Ria Permatasari 131413143030Ika Rizqi Lia131413143035Ilma Rosida Rohmawati 131413143042Muhammad Umar Ali K131413143076Komang Riyon N131413143079Eka Puji Kurniawati131413143084

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik: Penyuluhan Tentang Peran Keluarga Merawat Pasien AnsietasSasaran: Keluarga pasienHari/Tanggal: Selasa, 2 Desember 2014Tempat: Poliklinik RSJ Menur SurabayaPelaksana: Mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIRWaktu: 1 X 30 Menit

A. Analisis InstruksionalPenyuluhan berisi tentang peran keluarga dalam merawat pasien ansietas untuk keluarga pasien di Poliklinik RSJ Menur Surabaya.B. Tujuan InstruksionalTujuan UmumSetelah mengikuti penyuluhan mengenai peran keluarga dalam menangani pasien ansietas selama 30 menit, keluarga pasien mampu merawat pasien di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasienTujuan KhususSetelah dilakukan penyuluhan mengenai peran keluarga dalam menangani pasien ansietas, maka keluarga mampu:1. Menjelaskan tentang pengertianansietas2. Menjelaskan tanda dan gejala ansietas3. Menjelaskan tentang tingkatan ansietas4. Menjelaskan cara merawat pasien dengan ansietas baik di rumah sakit maupun di rumahC. MetodeCeramah dan diskusiD. Media1. Leaflet2. Flipchart

E. Organisasi kegiatanPembimbing Akademik: Rizky Fitryasari, S.Kep., Ns., M..KepPembimbing Klinik: Tri Darmi Herawati, S.Kep., NsModerator: Ika Rizqi LiaPenyaji: Eka Puji Kurniawati Fasilitator: Ria Permatasari Ilma Rosida Rohmawati Komang Riyon NObserver: Muhammad Umar Ali Kusuma

F. Job Description1. Moderator Uraian tugas:(1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.(2) Mengatur proses dan lama penyuluhan.(3) Memotivasi peserta untuk bertanya.(4) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.(5) Menutup acara penyuluhan.2. Penyuluh / Pengajar Uraian tugas:(1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.(2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.(3) Menjawab pertanyaan peserta.3. FasilitatorUraian tugas:(1) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.(2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.(3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.(4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta.(5) Membagikan leaflet dan lembar evaluasi kepada peserta.4. ObserverUraian tugas:(1) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.(2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.(3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.(4) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.(5) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.

G. Strategi KegiatanNOWAKTUKEGIATAN PENYULUHANKEGIATAN PESERTA

15 MenitPembukaan:1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.4. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan5. Kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme1. Menjawab salam 2. Mendengarkan3. Memperhatikan

210 MenitPelaksanaan :1. Menggali pengetahuan dan pengalaman2. Menjelaskan melalui flipchart dan leaflet tentang:a. Definisi Ansietasb. Tanda dan Gejala Ansietasc. Tingkatan Ansietasd. Perawatan Penderita di Rumah1. Mendengarkan2. Memperhatikan

3

8 menit

Diskusi: Memberikan kesempatan pada peserta untuk mengajukan pertanyaan kemudian disiskusikan bersama dan menjawab pertanyaan Mengajukan pertanyaan

45 Menit Evaluasi : 1. Menanyakan pada keluarga pasien tentang materi yang diberikan dan reinforcement kepada keluarga pasien bila dapat menjawab & redemonstrasi2. Kesimpulan1. Menjawab2. Menjelaskan pertanyaan

52 Menit Terminasi :1. Memberikan leaflet pada peserta2. Mengucapkan terimakasih kepada keluarga pasien3. Mengucapkan salam1. Mendengarkan2. Membalas salam

H. Setting Tempat Penyuluhan

Flipchart

Penyaji

Moderator nnnnn

pesertapeserta

FasilitatorFasilitatorpesertapeserta

pesertapeserta

FasilitatorFasilitatorpesertapeserta

Observer

I. Evaluasi1. Kriteria Struktura. Kesiapan SAP dan materib. Kesiapan media : Flipchart dan leafletc. Peserta hadir di tempat penyuluhan d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukane. Jumlah target yang hadir dalam penyuluhan 10-15 orang.2. Prosesa. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan dan mendengarkanc. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benard. Suasana penyuluhan tertibe. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhanf. Pengorganisasian: kegiatan berjalan sesuai dengan POA3. HasilPeserta dapat memahami peran keluarga merawat pasien ansietas.MATERI PENYULUHAN1. Definisi AnsietasAnsietas adalah kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik penyakit dalam keluhan somatik. Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer,1999). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah respon emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran yang tidak jelas, berlebihan, dan disertai berbagai gejala sumatif yang memnyebbkan gangguan bermkna dalam fungsi sosial atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

2. Tanda dan Gejala AnsietasKeluhan keluhan yang sering dikemukakan oleh penderita yang ansietas adalah (Hawari, 2008) :1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung2. Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut3. Takut sendirian ataupun takut pada keramaian dan banyak orang4. Gangguan pola tidur, mimpi mimpi yang menegangkan5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat6. Keluhan keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala

3. Tingkatan AnsietasAnsietas memiliki dua aspek yaitu aspek sehat dan aspek membahayakan bergantung pada tingkatan ansietas, lama ansietas yang dialami pasien, dan seberapa baik koping individu terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkatan ansietas yang dapat terjadi yaitu:7. Ansietas ringan .......................................................................................Adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat untuk memfokuskan perhatian dalam belajar, menyelesaikan maslah, berfikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008) respons dari ansietas ringan adalah: ketegangan otot ringan, rileks hingga sedikit gelisah, lapang persepsi masih luas, memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan informasi, masih bisa bersikap tenang8. Ansietas sedangAdalah perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang benar benar mengganggu. Seseorang akan menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008) respons dari ansietas sedang adalah: ketegangan otot sedang, tanda tanda vital meningkat, sering mondar mandir, suara bergetar kadang nada tinggi, sering berkemih, lapang persepsi menurun, dan mudah tersinggung.9. Ansietas beratAdalah suatu perasaan berbeda yang terasa mengancam. Penderita memperlihatkan respons takut dan stres. Menurut Videbeck (2008) respons dari ansietas berat adalah: ketegangan otot berat, banyak berkeringat, berbicara cepat, nada tinggi, tindakan tanpa tujuan (serampangan), tangan meremas remas atau gemetar, proses berfikir terpecah pecah, berfikir egosentris, perasaan menarik diri dan ingin bebas10. PanikAdalah suatu keadaan dimana individu kehilangan kendali dan perhatian akan sekitarnya. Karena kehilangan kontrol, maka ia tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut Videbeck (2008) respons dari panik adalah: ketegangan otot sangat berat, tidak dapat tidur, wajah menyeringai, mulut ternganga, kepribadian kacau, tidak rasional, mengamuk, putus asa, takut, halusinasi, wahm dan ilusi mungkin terjadi.

4. Penyebab AnsietasAnsietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah dan tujuan hidup. Beberapa teori yang mendukung terjadinya ansietas yaitu :1. Teori biologisAdanya abnormalitas elektrosenfalopatik pada lobus temporal yang biasanya berespons terhadap karbamazepin, yang dapat berfungsi sebagai antikonvulsan/anti kejang atau obat-obat lain dalam kategori ini (Sullivan & Caplan, 2000 dan Videbeck, 2008).a) Teori genetik Ansietas dapat memiliki komponen yang diwariskan karena kerabat tingkat pertama individu yang mengalami peningkatan ansietas memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami ansietas. Horwarth dan Weissman (2000, dalam Videbeck, 2008) adanya kemungkinan sindrom lromosom 13. Kromosom tersebut terlibat dalam hubungan genetik yang mungkin pada panik, sakit kepala hebat, masalah ginjal, kandung kemih atau tiroid.b) Teori neurokimiaMenurut Sullivan dan Caplan (2000, dalam Videbeck, 2008) norepineprin yang berlebihan dicurigai ada pada gangguan panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stress pada trauma.asam gama amino butirat (GABA) merupakan neurotransmitter asam amino yang diyakini tidak berfungsi pada gangguan ansietas.2. Teori psikodinamika) PsikoanalisisAnsietas dipandang sebagai respon alamiah seseorang sebagai stimulus untuk perilaku (Freud, 1936 dalam Videbeck, 2008). Mekanisme pertahanan sebagai upaya manusia untuk mengendalikan kesadaran terhadap ansietas. Misalnya dengan cara represi. Individu yang mengalami gangguan ansietas diyakini menggunakan secara berlebihan salah satu atau pola tertentu dari beberapa mekanisme pertahanan.b) Teori inetrpersonalMenurut Harry Stack Sullivan (1952, dalam Videbeck, 2008) ansietas timbul dari masalah masalah dalam hubungan interpersonal. Pada individu dewasa ansietas muncul dari kebutuhan individu tersebut untuk menyesuaikan diri dengan norma dan nilai kelompok budayanya. Semakin besar tingkat ansietas semakin rendah kemampuan untuk mengkomunikasikan dan menyelesaikan masalah dan semakin besar pula kesempatan untuk terjadi gangguan ansietas.c) Teori perilakuAhli teori perilaku memandang ansietas sebagai sesuatu yang dipelajari melalui pengalaman individu, sebaliknya perilaku dapat diubah atau dibuang melalui pengalaman baru (Videbeck, 2008). Ahli terapi perilaku percaya individu dapat memodifikasi perilaku maladaptif tanpa memahami penyebab perilaku tersebut.

5. Perawatan Penderita di RumahBeberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat pasien di rumah antara lain:1. Tenangkan klien2. Berusaha memahami keadaan klien3. Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya : pengajian, kerja bakti, dll (ketika masih dalam tahab cemas ringan sedang)4. Temani pasien dalam mendukung keamanan dan penurunan rasa takut5. Sediakan aktivitas penurunan ketegangan6. Kontrol suasana lingkungan dengan menghindarkan pembicaraan yang dapat menambah kecemasan.7. Mengenali tanda tanda kecemasan yang muncul8. Segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang menyimpangDAFTAR PUSTAKA

Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta: Salemba Medika.

Stuart dan Laraia. (2007). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6. St. Louis: Mosby Year Book.

Mansjoer, Arif dkk. (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta : Aesculapius

Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PKRS PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN 2010 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGASurabaya, 2 Desember 2014Kriteria StrukturKriteria ProsesKriteria Hasil

a) Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum PKRS dilaksanakan

b)Pembuatan susunan rangkaian acara PKRS (leaflet, flipchart)

c) Peserta di tempat yang telah ditentukan dan disediakan oleh panitia

d)Pengorganisasian penyelenggaraan PKRS dilakukan sebelum dan saat PKRS dilaksanakan

Pembukaan: 1) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2) Menyampaikan tujuan, maksud dan manfaat dari PKRS

3) Menjelaskan kontrak waktu dan susunan dari rangkaian acara PKRS

4) Menjelaskan topik dari materi PKRS yang akan diberikan

Pelaksanaan:1) Menggali pengetahuan dan pengalaman dari keluarga mengenai peran keluarga merawat pasien ansietas

2) Menjelaskan materi penyuluhan meliputi:a. Definisi ansietasb.Tanda dan gejala ansietasc. Tingkatan ansietasd.Cara merawat pasien ansietas 3) Sesi tanya jawab Terminasi1. Memberikan leaflet pada peserta2. Mengucapkan terima kasih kepada keluarga pasien3. Mengucapkan salam

a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b) Peserta mendengarkan dan memperhatikan PKRS dengan seksama

c) Pasien yang datang minimal 10-15 orang

d) Acara dimulai tepat waktu

e) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang telah diatur dan disepakati

f) Peserta mampu memahami materi dan menjawab pertanyaan dengan benar dari penyuluh minimal 75%

DAFTAR HADIR PKRS PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGASurabaya, 2 Desember 2014NON A M AALAMATTTD

11

22

33

44

55

66

77

88

99

1010

1111

1212

1313

1414

1515

1616

1717

1818

1919

2020

2121

2222

2323

2424

2525

2626

2727

2828

2929

3030

3131

3232

3333

3434

3535

3636

3737

3838

3939

4040

DAFTAR PERTANYAAN PKRS PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGASurabaya, 2 Desember 2014NONAMAPERTANYAANJAWABAN