ansietas kasaran

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan kelompok dan individu semakin ketat, dampak dari perubahan tersebut merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang tidak bias bertahan dengan perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan dirasakan sebagai stressor yang berkepanjangan, koping individu yang tidak efektif menjadikan seseorangh mengalami ganguan secra psikologis. Masalah kesehatan jiwa sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas kesehatan perorangan maupun masyarakat. Mutu sumber daya manusia tidak dapat diperbaiki hanya dengan pemberian makanan gizi seimbang, namun juga perlu memperhatikan aspek-aspek dasar berupa aspek fisik, mental-emosional, dan social budaya. Ganguan jiwa walaupun tidak langsung menyebabkan kematian namun akan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan beban berat bagi keluarga, baik mental maupun materi karena pemderita menjadi kronis dan tidak lagi produktif. Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 1

Transcript of ansietas kasaran

Page 1: ansietas kasaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi, persaingan kelompok dan individu semakin ketat, dampak dari

perubahan tersebut merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang

tidak bias bertahan dengan perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan dirasakan

sebagai stressor yang berkepanjangan, koping individu yang tidak efektif

menjadikan seseorangh mengalami ganguan secra psikologis.

Masalah kesehatan jiwa sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas

kesehatan perorangan maupun masyarakat. Mutu sumber daya manusia tidak

dapat diperbaiki hanya dengan pemberian makanan gizi seimbang, namun juga

perlu memperhatikan aspek-aspek dasar berupa aspek fisik, mental-emosional,

dan social budaya. Ganguan jiwa walaupun tidak langsung menyebabkan

kematian namun akan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu

dan beban berat bagi keluarga, baik mental maupun materi karena pemderita

menjadi kronis dan tidak lagi produktif.

Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 (Riskesdas) menunjukan bahwa

ganguan mental emosional (depresi dan kecemasan) dialami oleh sekitar 11’6%

populasi usia di atas 15 tahun (sekitar 24.708.000 orang). Sedangkan sekitar

0,48% populasi (1.065.000) mengalami ganguan jiwa berat atau psikosis

(Depkes,2012).

Sekitar 6% dari populasi umum mengalami ganguan cemas. GAD adalah

ganguan yang paling sering ditemui, terjadi pada 2-4% populasi. Ganguan

ansietas lebih sering terjadi pada wanita dan usia paruh baya. Angka yang lebih

rendah terjadi pada laki-laki muda dan orang lanjut usia, mungkin disebabkan

karena kesulitan yang lebih besar mendeteksi ansietas dengan instrument standar

pada populasi ini. ( Cornelius. 2008).

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 1

Page 2: ansietas kasaran

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa definisi dari ansietas?

1.2.2. Apa factor predisposisi yang mempengaruhi ansietas?

1.2.3. Apa factor prespitasi yang mempengaruhi ansietas?

1.2.4. Bagaimana tanda dan gejala dari ansietas?

1.2.5. Bagaimana proses terjadinya masalah ansietas?

1.2.6. Bagaimana asuhan keperawatan untuk klien dengan ganguan menarik diri

yaitu ansietas?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami gangguan dalam

psikososial ansietas.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memahami definisi hemoroid.

b. Mengetahui dan memahami factor predisposisi dari ansietas

c. Mengetahui dan memahami factor prespitasi dari ansietas

d. Menyebutkan dan memahami tanda dan gejala dari ansietas.

e. Menjelaskan tentang proses terjadinya masalah ansietas.

f. Menjelaskan asuhan keperawatan untuk klien dengan ganguan menarik diri

yaitu ansietas.

1.4. Manfaat

1.4.1. Dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis serta rekan perawat yang lain

dalam praktik memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

ansietas.

1.4.2. Dapat digunakan sebagai pedoman untuk memberikan penyuluhan kepada

masyarakat dengan tujuan untuk menangani masalah psikososial ansietas

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 2

Page 3: ansietas kasaran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Ansietas adalah kekahwatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan

dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. (Stuart. 2006). Keadaan emosi ini

tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan

dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang

merupakkan penilaian intelektual terhadap bahaya. Ansietas adalah respon

emosional terhadap penilaian tersebut.

Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai

berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi

sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi klien (Mansjoer, 1999).

Ansietas adalah keadaan emosi yang tidak menyenangkan melibatkan rasa

takut yang subjektif, rasa tidak nyaman pada tubuh, dan gejala fisik. (Cornelius.

2008)

Ansietas patologis dapat muncul dalam serangan terpisah tanpa stimulus

eksternal (ganguan panic), dalam serangan terpisah dengan stimulus berupa rasa

takut (fobia), atau secara menyeluruh dan presisiten (ganguan cemas menyeluruh,

generalized anxiety disorder GAD). Gejala ansetas juga muncul dalam berbagai

ganguan lainnya (misalnya depresi).

Tingkat Ansietas:

Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan atau ansietas yang dialami oleh

individu yaitu, ringan, sedang, berat dan panic.

1) Ansietas Ringan

Berhubungan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih

waspada serta lapang presepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi

individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 3

Page 4: ansietas kasaran

menghasilkan pertumbuhan dan kreatifvitas. Contohnya, seseorang yang

menghadapi ujian akhir.

2) Ansietas Sedang

Individu terfokus hanya pada fikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi

penyempitan lapang presepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan

orang lain. Contohnya, keluarga yang menghadapi perpecahan.

3) Kecemasan Berat

Lapangan presepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail

yang kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh prilaku

dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau

arahan untuk terfokus pada area lain. Contohnya, individu yang mengalami

kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena bencana alam.

4) Tingkat Panik Dari Ansietas

Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena hilangnya

control, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi

peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan

orang lain, penyimpangan presepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu

berfungsi secara efektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian.

Contohnya, individu dengan kepribadian pecah atau depersonalisasi.

Teori Kecemasan

1) Teori Psikoanalitik

Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu id,

ego, dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif.

Superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-

norma budaya seseorang, sedangkan ego digambarkan sebagai mediator antara

tuntutan dari id dan superego. Menurut teori psikoanalitik, ansietas merupakan

konflik emosional yang terjadi antara id dan superego, yang berfungsi

memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.

Ada dua tipe kecemasan yaitu kecemasan primer dan kecemasan subsekuen.

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 4

Page 5: ansietas kasaran

a) Kecemasan primer

Kejadian traumatic yang diawali saat bayi akibat adanya stimulasi tiba-

tiba dan trauma pada saat persalinan, kemudian berlanjut dengan

kemungkinan tidak tercapainya rasa puas akibat kelaparan atau kehausan.

Penyebab kecemasan primer adalah keadaan ketegangan atau dorongan yang

diakibatkan oleh factor eksternal.

b) Kecemasan subsekuen

Sejalan dengan peningkatan ego dan usia, Freud melihat ada jenis

kecemasan lain akibat konflik emosi di antara dua elemen kepribadian yaitu id

dan superego. Freud menjelaskan bila terjadi kecemasan maka posisi ego

sebagai pengembang id dan superego berada dalam kondisi bahaya.

2) Teori Interpersonal

Sullivan mengemukakan bahwa ansietas timbul akibat ketidakmampuan untuk

berhubungan interpersonal dan sebagai akibat penolakan. Kecemasan bias

dirasakan bila individu mempunyai kepekaan lingkungan. Adanya trauma seperti

perpisahan dengan orang berarti atau kehilangan dapat menyebabkan kecemasan

pada individu. Kecemasan yang timbul pada masa berikutnya muncul saat

iondividu mempersepsikan bahwa ia akan kehilangan orang yang dicintainya.

Harga diri seseorang merupakkan factor penting berhubungan dengan kecemasan.

Orang yang mempunyai predisposisi mengalami kecemasan adalah orang yang

mudah terancam, mempunyai opini negative terhadap dirinya atau meragukan

kemampuannya.

3) Teori Prilaku

Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu

kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Konflik muncul

dari dua kecenderungan yaitu “approach” dan “avoidance”. Approach

merupakkan kecenderungan untuk melakukan atau menggerakkan sesuatu.

Avoidance adalah kebalikannya yaitu tidak melakukan atau menggerakkan

sesuatu melalui sesuatu.

4) Teori Keluarga

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 5

Page 6: ansietas kasaran

Studi pada keluarga dan epidemiologi memperlihatkan bahwa kecemasan

selalu ada pada setiap keluarga dalam berbagai bentuk dan sifatnya heterogen.

5) Teori Biologik

Otak memiliki reseptor khusu terhadap benzodiazepine, reseptor tersebut

berfungsi membantu regulasi kecemasan . Individu yang sering mengalami

kecemasan mempunyai masalah denagan proses neurotransmitter ini. Mekanisme

koping juga tergangu karena pengaruh toksik, defisiensi nutrisi, menurunnya

suplai darah, perubahan hormone dan sebab fisik lainnya. Kelelahan dapat

meningkatkan iritabilitas dan perasaan cemas.

2.2 Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah

sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi stress. Berbagai teori

dikembangkan mengenai factor predisposisi terjadinya ansietas adalah:

a. Teori Psikoanalitik

Menurut Sigmund Freud Kecemasan dimulai pada saat bayi sebagai akibat

dari rangsangan tiba-tiba dan trauma lahir. Kegelisahan berlanjut dengan

kemungkinan bahwa lapar dan haus mungkin tidak puas. Kecemasan Primer

karena itu keadaan tegang atau dorongan yang dihasilkan oleh penyebab

eksternal. Lingkungan mampu mengancam serta memuaskan. Ini ancaman

implisit predisposes orang untuk kecemasan di kemudian hari.

Freud menyatakan struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu id, ego, dan

superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif. Superego

mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya

seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai mediator antara tuntutan

dari id dan superego. Menurut teori psikoanalitik, ansietas merupakan konflik

emosional yang terjadi antara id dan superego, yang berfungsi memperingatkan

ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.

b. Teori Interpersonal

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 6

Page 7: ansietas kasaran

Sullivan tidak setuju dengan Freud. Ia menyatakan ansietas terjadi dari

ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma

masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang

menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya

sangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat.

c. Teori Perilaku

Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu

kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli prilaku

menganggap ansietas merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari berdasarkan

keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa individu

yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut berlebihan akan

menunjukkan kemungkinan ansietas berat pada kehidupan masa dewasanya.

d. Kajian Keluarga

Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang

biasa ditemui dalam suatu keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih

antara gangguan ansietas dengan depresi.

e. Kajian Biologis

Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Selain itu

kesehatan umum seseorang mempunyai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas

mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas

seseorang untuk mengatasi stressor.

2.3 Faktor Prespitasi

Stresor presipitasi adalah stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai

tantangan, ancaman atau tuntutan yang membutuhkan energi ekstra untuk koping.

Faktor presipitasi dapat dikelompokkan menjadi:

a. Faktor eksternal :

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 7

Page 8: ansietas kasaran

1) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan

terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup

sehari-hari.

2) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri,

dan fungsi social yang terintegrasi pada individu.

b. Faktor internal :

1) Usia, seseorang yang mempunyai usia lebih muda ternyata lebih mudah

mengalami gangguan akibat kecemasan daripada seseorang yang lebih tua

usianya.

2) Jenis kelamin, gangguan panik merupakan suatu gagasan cemas yang

ditandai dengan kecemasan yang spontan dan episodik. Gangguan ini

lebih sering dialami wanita daripada pria. Perempuan memiliki tingkat

kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan subjek berjenis kelamin laki -

laki. Dikarenakan bahwa perempuan lebih peka dengan emosinya, yang

pada akhirnya peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perbedaan ini

bukan hanya dipengaruhi oleh faktor emosi, tetapi juga dipengaruhi oleh

faktor kognitif. Perempuan cenderung melihat hidup atau peristiwa yang

dialaminya dari segi detail, sedangkan laki-laki cara berpikirnya

cenderung global atau tidak detail. Individu yang melihat lebih detail,

akan juga lebih mudah dirundung oleh kecemasan karena informasi yang

dimiliki lebih banyak dan itu akhirnya bisa benar –benar menekan

perasaannya.

3) Tipe kepribadian , orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami

gangguan akibat kecemasan daripada orang dengan kepribadian B.

Adapun ciri-ciri orang dengan kepribadian A adalah tidak sabar,

kompetitif, ambisius, dan ingin serba sempurna.

4) Lingkungan dan situasi, seseorang yang berada di lingkungan asing

ternyata lebih mudah mengalami kecemasan disbanding bila dia berada di

lingkungan yang biasa dia tempati.

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 8

Page 9: ansietas kasaran

2.4 Tanda dan Gejala

Dimanifestasikan dengan gejala dari setiap kategori-fisiologis, emosional, dan

kognitif. Gejala ansietas ada bermacam-macam didasarkan terhadap tingkatan

(Whitley, 1994 dalam Carpenito, 2009).

a. Secara Fisiologis

1) Peningkatan frekuensi jantung

2) Peningkatan tekanan darah

3) Diaforesis (mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretensi

dalam tubuh, contohnya berkeringat)

4) Dilatasi pupil

5) Tremor suara/ perubahan nada suara

6) Gemetar, menggigil

7) Palpitasi (berdebar-debar)

8) Mual atau muntah

9) Sering berkemih

10) Diare

11) Insomnia (sulit tidur)

12) Keletihan dan kelemahan

13) Kemerahan atau pucat

14) Mulut kering

15) Sakit dan nyeri dibagian tubuh (terutama dada, punggung, dan leher)

16) Kegelisahan

17) Pingsan/ pening

18) Parastesia (kesemutan)

19) Flashes panas dan dingin (tubuh merasa sangat panas/ dingin)

20) Anoreksia (kehilangan nafsu makan)

b. Secara Emosional

Individu menyatakan bahwa dirinya merasa:

1) Ketakutan

2) Tidak berdaya

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 9

Page 10: ansietas kasaran

3) Gugup

4) Kurang percaya diri

5) Kehilangan kendali

6) Ketegangan meningkat

7) Tidak mampu rileks

8) Antisipasi kemalangan

c. Individu menampakan:

1) Iritabilitas/ tidak sabar

2) Marah yang meledak

3) Menangis

4) Cenderung menyalahkan orang lain

5) Reaksi mengagetkan

6) Mengkritik diri dan orang lain

7) Menarik diri

8) Inisiatif rendah

9) Celaan terhadap diri

10) Kontak mata buruk

d. Secara Kognitif

1) Ketidakmampuan berkonsentrasi

2) Rendahnya kesadaran terhadap sekitar

3) Pelupa

4) Orientasi terhadap masa lalu dari pada sekarang atau masa depan

5) Blocking saat berpikir (tidak mampu mengingat)

6) Hiperantetif

7) Preokupasi (tersibuki)

8) Menurunya kemempuan belajar

9) Konfusi(gangguan proses berpikir)

2.5 Proses Terjasinya Masalah

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 10

Page 11: ansietas kasaran

Ansietas merupakan kejadian psikologis yang terjadi akibat beberapa faktor

yang saling berhubungan. Diantaranya adalah faktor patofisiologis, situasional,

dan maturasional (Carpenito, 2009).

a. Patofisiologis

Semua faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia, seperti

makan, udara, kenyamanan dan keamanan.

b. Situasional (Individu, Lingkungan)

1) Berhubungan dengan ancaman yang dirasakan atau ancaman aktual

terhadap konsep diri sekunder akibat:

- Perubahan status dan practise

- Rendahnya pengakuan dari orang lain

- Kegagalan (atau keberhasilan)

- Kehilangan barang berharga

- Dilema etik

2) Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat yang dirasakan atau

aktual sekunder akibat:

- Kematian

- Perceraian

- Tekanan budaya

- Pindah

- Berpisah sementara atau selamanya

3) Berhubungan dengan ancaman yang dirasakan atau ancaman actual

terhadap integritas biologis sekunder akibat:

- Proses menjelang ajal

- Penyerangan

- Prosedur invasif

- Penyakit

4) Berhubungan dengan perubahan lingkungan yang aktual atau dirasakan

sekunder akibat:

- Hospitalisasi

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 11

Page 12: ansietas kasaran

- Pindah

- Pensiun

- Bahaya keamanan

- Polutan lingkungan

5) Berhubungan dengan perubahan lingkungan yang aktual dalam status

sosioekonomi sekunder akibat:

- Pengangguran

- Pekerjaan baru

- Promosi

6) Berhubungan dengan transmisi ansietas orang lain pada individu.

c. Maturasional

Kematangan seseorang bergantung pada usia dimana dia mengalami masalah.

1) Bayi atau anak-anak

- Berhubungan dengan perpisahan

- Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal

- Berhubungan dengan hubungan teman sebaya

2) Remaja

Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:

- Perkembangan seksual

- Perubahan hubungan dengan teman sebaya

3) Dewasa

Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:

- Kehamilan

- Menjadi orang tua

- Perubahan karir

- Efek penuaan

4) Lanjut Usia

Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:

- Penurunan sensori

- Penurunan motorik

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 12

Page 13: ansietas kasaran

- Masalah keuangan

- Perubahan masa pensiun

Beberapa faktor penyebab ansietas diatas akan memicu timbulnya ansietas.

Walaupun sebenarnya awitan proses klinis gangguan ansietas sangat bervariasi.

Ansietas dapat terjadi secara akut (mendadak) ataupun secara tiba-tiba. Gangguan

ansietas ditandai dengan tingkat ansietas yang tinggi terlihat dari perilaku yang

tidak lazim seperti; khawatir, panik pikiran dan proses tindakan obsesif-

kompulsif, atau takut terhadap obyek atau peristiwa yang tidak sesuai dengan

realitas situasi (Videbeck, 2009).

2.6 Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Gelissaah, berjalan dengan cemas, atau jika duduk, ekstremitas terus

bergerak.

Merasa “berani” / “berada di ujung”, tidak mampu rileks.

Mudah letih.

Kesulitan mengantuk atau tetap tertidur, gelisah, tidur tidak cukup

2) Sirkulasi

Jantung berdetak keras atau berdebar / palpitasi, tangan dingin dan

lembap, serangan panas atau dingin, berkeringat, kemerahan, pucat.

Nadi istirahat tinggi, peningkatan tekanan darah.

3) Integritas Ego

Kekhawatiran berlebihan pada sejumlah peristiwa / aktivitaas, lebih sering

terjadi dalam sedikitnya 6 bulan.

Mengeluh kekacauan dalam diri, memiliki kesulitan mengendalikan

kekhawatiran.

Mungkin memerlukan bantuan.

Ekspresi wajah yang menyembunyikan tingkat perasaan ansietas (mis.

mengerutkan kening, wajah tenang, kedutan kelopak mata).

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 13

Page 14: ansietas kasaran

Mungkin melaporkan riwayat ancaman terhadap integritas fisik (penyakit,

makanan dan perumahan tidak adekuat, dll) atau konsep diri (hilangnya

orang yang berarti, menjalankan peran baru).

4) Eliminasi

Sering berkemih, diare.

5) Makan atau minum

Tidak berselera terhadap makanan, disfungsi pola makan (mis. respons

terhadap isyarat internal selain lapar)

Mulut kering, gangguan lambung, ketidaknyamanan ulu hati, tenggorok

tersumbat.

6) Neurosensori

Tidak ada gangguan mental lain, misalnya gangguan depresif atau

skizofrenia.

Ketegangan motorik : gemetar, gelisah, gugup, menggigil, otot tegang,

mudah terkejut.

Pusing, pening, tangan atau kaki kesemutan.

Kemungkinan kekhawatiran: ansietas, takut, selallu merenung, antisipasi

kettidak beruntungan pada diri sendiri atau orang lain, ketidakmampuan

berperilaku berbeda (merasa terjebak).

Kewaspadaan berlebihan / hiperatensif mengakibatkan disaktibilitas

(penglihatan), kesulitab berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong,

iritabilitas, tidak sabar.

Ansietas melambung bebas biasanya kronis atau menetap selama beberapa

minggu / bulan.

7) Nyeri atau ketidaknyamanan

Sakit otot, sakit kepala.

8) Pernafasan

Frekuensi pernafasan meningkat, nafas pendek, sensasi tercekik.

9) Seksualitas

Wanita cenderung dua kali lebih sering terkena daripada pria.

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 14

Page 15: ansietas kasaran

10) Interaksi sosial

Kerusakan fungsi sosial / okupasi secara signifikan.

Pemeriksaan diagnostic

1) Skrining obat: meyingkirkan kemungkinan penyebab gejala karena

konstribusi obat.

2) Pemeriksaan diagnostic lain mungkin dilakukan untuk menyingkirkan

kemungkinan penyakit fisik sebagai dasar gejala individu (mis. EKG pada

nyeri dada berat, ekokardiogram pada prolaps katup mitral, EEG utuk

mengidentifikasi aktivitas kejang, pemeriksaan tiroid).s

b. Analisis Data

c. Pohon Masalah

d. Intervensi dan Implementasi

1) Ansietas / Ketidakberdayaan

Dapat dihubungkan dengan :

a) Perasaan terancam atau ancaman nyata terhadap integritas fisik atau

konsep diri (dapat atau tidak dapat megidentifikasi ancaman).

b) Konflik yang tidak disadari tentang nilai-nilai (keyakinan) yng penting

dan tujuan hidup, kebutuhan tidak terpenuhi.

c) Bicara negative tentang diri sendiri.

Kemungkinan ditandai oleh :

Perasaan khawatir dan ketidakmudahan persisten (berhubungan

dengan stressor atau stimulus yang tidak teridentifikasi) yang sukar

diredakan klien.

Kriteria hasil :

a) Mengungkapakan kesadaran adanya perasaan ansietas.

b) Mengidentifikasi mekanisme kopig yang efektif untuk berhasil

mengatasi stres.

c) Melaporkan penurunan ansietas pada tingkat yang dapat ditangani.

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 15

Page 16: ansietas kasaran

d) Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah / perubahan gaya

hidup sesuai situasi individu.

Intervensi

Tindakan/ Intervensi Rasional

Mandiri

Bentuk dan pertahankan hubungan

percaya. Beri waktu yang adekuat untuk

berespons. Komunikasikan dukungan

ekspresi diri klien.

Buat klien mengidentifikasi dan

menggambarkan sensasi perasaan emosi

dan fisik. Bantu klien menghubungakan

perilaku dan perasaan. Validasi semua

kesimpulan dan asumsi dengan klien.

Pantau tingkat ansietas dalam interaksi

perawat/ klien yang sedang dijalani.

Bantu klien enghubungkan penyebab dan

efek antara stressor dan ansietas.

Gali bagaimana klien menghadapi

Perilaku mendampingi dapat

meningkatkan kenyamanan klien selama

terlibat dengan perawat.

Kebutuhan pertama klien untuk

mengenali ansietas dan waspada terhadap

perasaan, bagaimana mereka

menghubungkan respos koping

maladaptive tertentu, dan tanggung

jawabnya dalam mempelajari perilaku

kontrol.

Ansietas sedang mungkin muncul/

produktif pada klien, tetapi ansietas

terlalu tinggi dapat mengganggu interaksi

dan kemampuan untuk memberi

informasi.

Memberi klien pengendalian terhadap

situasi. Meningkatkan perasaan kekuatan

jika klien dapat mengidentifikasi

penyebab ansietas.

Meningkatkan rasa percaya pada

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 16

Page 17: ansietas kasaran

ansietas di masa lalu dan metode apa

yang dapat memulihkanya. Anjurkan

penggunaan respons koping adaptif yang

berhasil di masa lalu.

Libatkan orang terdekat sebagai sumber

dan dukungan sosial dalam membantu

klien belajar respons koping baru.

Anjurkan dan dukung pemikiran yang

lebih realistik.

Bantu untuk mengevaluasi ulang tujuan,

modifikasi perilaku, gunakan sumber-

sumber, uji respons koping baru.

Bentuk program aktivitas regular.

Anjurkan klien menggunakan teknik

relaksasi.

kemampuan sendiri dalam menghadapi

stress. Klien mampu mempelajari respons

koping adaptif yang baru.

Hubunga dapat meningkatkan dukungan,

bantuan, dan jaminan yang

memungkinkan penggunana orang lain

sebgai sumber bukan menggunakan

perilaku menarik diri sebagai koping.

Mengganti pemikiran negative dengan

pemikiran positif atau menenangkan,

dpat bermanfaat dlam menghentikan

siklus pemikiran negative.

Tujuan yang ada mungkin terlalu kaku

dan mungkin membuat klien mengalami

ansietas yang dapat dihindari dengan

mengubah perilaku/ respons.

Energi yang berlebih diisi dengan cara

yang sehat melalui latihan fisik. Efek

biokimia terapi olahraga menurunkan

perasaan ansietas.

Relaksasi adalah teknik manajemen

stress pokok karena relaksasi dapat

menurunkan denyut jantung, menurunkan

metabolism, dan menurunkan laju

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 17

Page 18: ansietas kasaran

Kolaborasi

Beri obat sesuali indikasi, mis. buspiron,

benzodiazepine, dll.

pernafasan.

Ansiolitik member pemulihan dari efek

imbobilisasi ansietas.

2) Ketidakefektifan Koping Individu

Dapat dihubungkan dengan :

a) Tingkat ansietas yang dialami klien.

b) Metode koping tidak adekuat.

c) Kerentanan personal, harapan tidak terpenuhi, sistem pendukung tidak

adekuat.

Kemungkinan ditandai oleh ;

a) Keterampilan koping maladaptive, verbalisasi ketidakmampuan

koping.

b) Kekhawatiran kronis, ketegangan emosi, keletihan kronis, insomnia.

c) Perubahan partisipasi sosial.

Hasil yang diinginkan :

a) Mengidentifikasi koping perilaku yang tidak efektif dan

konsekuensinya.

b) Mengekspresikan perasaannya dengan tepat.

c) Meggunakan teknik penyelesaian masalah yang efektif

Intervensi

Intervensi Rasional

Kaji kapasitas fungsi saat inim

kembangka tingkat fungsi, dan tingkat

koping

Dengan mengetahui kemampuan koping

klien yang dipengaruhi oleh kejadian-

kejadian sekarang menentuka

kebutuhan / tipe intervesi.

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 18

Page 19: ansietas kasaran

Terapkan adanya penggunaan zat.

Mendengar aktif masalah klien dan

identifikasi persepsi tentang apa yang

sedang terjadi.

Gunakan teknik bermain peran dan

berlatih sesuai indikasi.

Anjurkan dan dukung klien dalam

mengevaluasi gaya hidup, perhatikan

aktivitas dan stress dalam situasi

keluarga, kerja, dan sosial

Buat klien mengidentifikasi tujuan jangka

pendek dan panjang yang dapat dicapai,

prioritaskan berdasar kebutuhan individu

klien dan waktu yang realistic.

Rekomendasi pembagian tugas dalam

unit-unit yang dapat ditangani.

Zat sering digunakan sebagai mekanisme

koping untuk mengendalikan ansietas

dan dapat mengganggu kemampuan klien

untuk menghadapi situasi saat ini.

Menigkatkan harga diri dan nilai-nilai

keyakinan dan mengklarifikasi

pendangan klien terhadap situasi yang

ada.

Meningkatkan latihan keterampilan baru

dalam lingkungan yang tidak

mengancam.

Membantu klien melihat asrea sulit yang

dapat berkonstribusi terhadap timbulnya

ansietas dan membuat perubahan secara

bertahap tanpa menimbulkan ansietas

yang tidak semestinya.

Membantu memberi arahan. Tujuan yang

tidak realistic membuat klien merasa

gagal dan menguatkan perasaan tidak

berdaya.

Fokus pada pencapaian tujuan dengan

langkah-langkah kecil sehingga klien

membebaskan individu dari tambahan

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 19

Page 20: ansietas kasaran

Sarankan untuk menyederhanakan

lingkungan kerja, menyela periode stress

dengan istirahat untuk relaksasi.

Tekankan pentingnya strukturisasi

kehidupan untuk member latihan // tidur

yang adekuat, aktivitas pengalih dan

nutrisi.

Kolaborasi

Rujuk pada sumber-sumber di luar

(konselor, enasihat spiritual, konseling

seksual,dll) sesuai indikasi.

stressor, meningkatkan kemungkinan

keberhasilan.

Mempertinggi keterampilan koping

dengan menurunkan distraksi,

meningkatkan rasa kendali, dan

emungkinkan individu kembali pada

tugasnya dengan bersemangat.

Strukturisasi kehidupan member perasaan

aman bagi klien cemas. Meningkatkan

gaya hidup dengan sedikit tekanan hidup,

meningkatkan perasaan sehat secara

umum dan kemampuan koping.

Mungkin perlu bantuan penunjang atau

pendukung untuk mempertahankan

penyembuhan / pengendalian.

3) Hambatan Interaksi Sosial

Dapat dihungkan dengan:

a) Gangguan konsep diri.

b) Penggunaan perilaku interaksi sosial tidak berhasil.

c) Perubahan status mental.

Kemungkinan ditandai dengan :

a) Verbalisasi / tampak adanya ketidaknyamanan dalam situasi sosial,

disfungsi interaksi.

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 20

Page 21: ansietas kasaran

b) Ekspresi perasaan berbeda dari orang lain, asyik dengan pemikiran

sendiri, iritabilitas, tidak sabar, kesulitan berkonsentrasi.

Hasil yang diinginkan :

a) Mengenali ansietas dan mengidentifikasi faktor-faktor yang terlibat

dengan perasaan isolasi / kerusakan interaksi sosial.

b) Berpartisipasi dalam aktivitas untuk meningkatkan interaksi dengan

orang lain.

c) Memberi penguatan positif diri terhadap perubahan yang dicapai.

Intervensi

Intervensi Rasional

Dengarkan komentar klien tentang

perasaan isolasi. bedakan isolasi dengan

menyenderi atau kesepian.

Habiskan waktu dengan klien, diskusikan

area permasalaha. Ekspresikan

penghargaan positif pada klien,

mendengark aktif masalah-masalahnya.

Kembangkan rencana tindaka dengan

klien, lihat adanya sumber-sumber yang

ada, perilaku berisiko, perawatan diri

yang tepat.

Kaji penggunaan keterampilan koping

dan mekanisme pertahanan klien.

Bantu klien belajar keterampilan sosial

dan gunakan bermain peran untuk

latihan.

Memberi informasi tentang

kekhawatiran / masalah perasaan

kesepian individu.

Mwngomunikasikan keyakinan harga diri

klien dan member lingkungan yang aman

untuk membuka diri.

KEterlibatan klien mngomunikasikan

perasaan kompetensi dan kemampuan

mengubah perilaku, meskipun ada

peraaan cemas.

Membantu pengembangkan keterampilan

untuk menangani stress.

MEmberi cara baru untuk menangani

ansietas dalam interaksi dengan orang

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 21

Page 22: ansietas kasaran

Anjurkan menyimpan jurnal dan catatan

interaksi sosial setiap hari untuk

peninjauan ulang.

Rekomendasikan bahwa klien membagi /

mediskusikan situasi dengan teman

sebaya atau sejawat.

Kolaborasi

Terlibat dalam kelas dan program yang

ditujukan pada resolusi masalah.

lain.

Membantu klien mengenali kenyaman /

ketidaknyamanan yang dialami dan

penyebab ynag mungkin.

Membantu orang lain memahami kondisi

klien, menurunkan resiko kesalahan

interpretasi.

Pengembangan keterampilan / perilaku

sosial positif member kesempatan untuk

mengurangi ansietas dan meningkatkan

keterlibatan dengan orang lain.

4) Gangguan pola tidur

Dapat dihubungkan dengan :

a) Stres psikologis.

b) Pikiran repetitive.

c) Kemungkinan ditandaii oleh :

d) Kelihan sulit untuk tertidur / terjaga terlalu pagi atau lebih lama dari

yang diinginkan, tidak merasa segar setelah beristirahat.

e) Lingkaran gelap di bawah mata, sering menguap.

Hasil yang diinginkan :

a) MEngungkapkan pemhaman hubungan ansietas dan gangguan tidur.

b) Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk meningktakna tidur.

c) Melaporkan peningkatan dalam pola tidur, meningkatkan perasaan

sehat dan merasa istirahat dengan baik.

Intervensi

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 22

Page 23: ansietas kasaran

Intervesi Rasional

Tentukan tipe gangguan pola tidur yang

terjadi.

Sediakan lingkungan yang sunyi,

tindakan yang membuat nyaman.

Diskusikan penggunaan teknik /

pemikiran relaksasi, visualisasi.

Anjurkan cara menangani keterjagaan /

tidak tidur.

Libatkan klien dalam program olah raga,

hindari olahraga 2 jam sebelum waktu

tidur.

Hindari penggunaan sedative, jika

mungkin

Kolaborasi

Beri obat sesuai indikasi, mis. zolpidem

Identifikasi situasi individu dan derajat

gangguan fungsi menentukan kebutuhan

intervensi yang sesuai.

MEningkatkan relaksasi dan pengantar

untuk tidur. Efekk stimulasi kafein /

alcohol mengganggu kemampuan tidur.

Meningkatkan penurunan perasaan

cemas, menyebabkan peningkatan tidur /

istirahat.

Mempunyai rencana dapat menurunkan

ansietas karena tidak dapat tidur.

Aktivitas fisik tepat menjelang waktu

tidur mempersulit klien terlelap.

Obat sedative mengganggu tidur REM

dan mempengaruhi kualitas istirahat.

Efek yang menumpuk dapat

menyebabkan sering bermimpi buruk dan

lebih mengggangu tidur.

Meskipun obat direkomendasikan hanya

untuk penggunaan jangka pendek, obt

mungkin bermanfaat sampai intervensi

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 23

Page 24: ansietas kasaran

terapeutik lain hasil.

5) Resiko ketidakefektifan koping keluarga

Faktor resiko meliputi :

a) Informasi atau pemhama tidak adekuat atau tidak bear oleh orang

utama.

b) Disorganisasi keluarga sementara dan perubahan peran.

c) Ketidakmampuan jangka panjang yang menghabiskan kapasitas

dukungan orang terdekat.

Kemungkinan ditandai oleh : Tidak ada, adanya tanda dan gejala

menetapkan diagnosis aktual.

Hal yang diinginkan :

a) Mengidentifikasi sumber daya dalam diri sendiri untuk menghadapi

situasi.

b) Berinteraksi secara tepat dengan klien, member dukungan dan bantuan

sesuai kebutuhan.

c) Mengenlai kebutuhan dukungannya sendiri, mencari bantuan, dan

menggunakan sumebr secara efektif.

Intervensi

Intervesi Rasional

Kaji informasi yng diterima dan

dipahami keluarga / orang terdekat.

Identifikasi peran klien dalam keluarga

dan bagaimana penyakit telah mengubah

organisasi keluarga.

Kurangnya pemahaman tentang perilaki

klien dapat menyebabkan disfungsi pola

interaksi, yang berkonstribusi terhadap

munculnya ansietas pada anggota

keluarga.

Derajat ketidakmampuan yang dialami

klien yang mengganggu penampilan

peran kleuarga biasanya dapat

berkonstribusi terhadap stress /

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 24

Page 25: ansietas kasaran

Perhatikan faktor lain di samping

penyakit yng dapat mempengaruhi

kemampuan anggota keluarga untuk

member dukungan yang diperlukan.

Diskusikan alasan yang melatarbelakangi

perilaku klien.

Batu keluarga dank lien memahami siapa

yang memiliki masalah dan siapa yang

bertanggung jawab untuk

penyelesaiannya.

Dorong pengembangan keterampilan

penyelesaian masalah.

Kolaborasi

Rujuk pada sumber yang tepat sesuai

indikasi (mis. konseling, psikoteraoi,

penasehat financial, rohaniawan).

disorganisasi keluarga.

Teori sistem mengemukakan bahwa

anggorta keluarga lain juga

memeprlihatkan perilaku disfungsi, di

samping klien merupakan “ pasien yang

teridentifikasi”.

Membantu keluarga memahami dan

menerima perilaku yang mungkin sulit

untuk ditangani.

Meningkatkan tanggung jawab dalam

mengetahui siapa yang memiliki masalah

dan siapa yang harus menyelesaikannya.

Individu dapat meminta bantuan, tetapi

yang lain jangan menyelmatkan atau

berusaha menyelesaikannya untuk

individu tersebut.

Mungkin memerlukan bantuan penunjang

untuk mempertahankan integritas

keluarga.

d) Evaluasi

BAB III

PENUTUP

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 25

Page 26: ansietas kasaran

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Sebaiknya mahasiswa keperawatan memahami dan mempelajari

mengenani asuhan keperawatan jiwa masalah psikososial ansietas. Hal ini

dikarenakan masalah psikososial ansietas merupakan kegawatan dalam

masalah keperawatan jiwa yang sering dijumpai.

Dengan memahami dan mempelajari dengan baik maka mahasiswa

diharapkan mampu melakukan implementasi keperawatan yang sesuai untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien.

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 26

Page 27: ansietas kasaran

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda J. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Kritis Edisi

9. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC

Katona, Cornelius, et al. 2008. At A Glance Psikiatri ed 4. Jakarta: Erlangga

Suliswati, et al. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa ed 5. Jakarta: EGC

Stuart, G.W. dan Laraia, M.T (2001). Principles and Practice of Psychiatric

            Nursing (7th ed.). St Louis: Mosby

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. (1995). Principles and Practice of Psychiatric

            Nursing (5th ed). St Louis : Mosby

Sumber: http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatanpdf/207312047/, diakses

tanggal 18 Maret 2013.

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keperawatan Jiwa 1- Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Page 27