pneumonia pada anak

27
BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang dapat terjadi di setiap tempat di sepanjang saluran napas dan adneksanya. Diperkirakan lebih dari 4 juta kematian akibat ISPA, terutama ISPA bagian bawah, terjadi setiap tahun di negara berkembang. 1 ISPA menyebabkan sekitar 2 juta kematian pada anak usia kurang dari 5 tahun dan merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak kelompok usia tersebut. 2 Pneumonia merupakan salah satu ISPA bagian bawah yang ditandai dengan suatu keradangan pada parenkim paru. Pada bayi baru lahir, pneumonia merupakan penyebab penting gangguan traktus respiratorius. 4 Sekitar 5-10% anak-anak usia kurang dari 5 tahun di negara berkembang mengalami pneumonia setiap tahun. 2 Dengan penanganan yang tepat, sebagian besar pneumonia pada anak-anak sembuh dengan cepat dan sempurna, pada pemeriksaan rontgen ditemukan hasil yang normal antara minggu ke 6-8. Sedangkan sebagian kecil pneumonia pada anak-anak sembuh lebih lama (lebih dari 1 bulan) dan mungkin berulang. Diperkirakan 1% kasus pneumonia menyebabkan komplikasi yang cukup fatal. 3 Diagnosis pneumonia ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

description

Pneumonia merupakan salah satu ISPA bagian bawah yang ditandai dengan suatu keradangan pada parenkim paru. Pada bayi baru lahir, pneumonia merupakan penyebab penting gangguan traktus respiratorius.4 Sekitar 5-10% anak-anak usia kurang dari 5 tahun di negara berkembang mengalami pneumonia setiap tahun.

Transcript of pneumonia pada anak

Page 1: pneumonia pada anak

BAB 1

PENDAHULUAN

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang dapat terjadi di setiap

tempat di sepanjang saluran napas dan adneksanya. Diperkirakan lebih dari 4 juta

kematian akibat ISPA, terutama ISPA bagian bawah, terjadi setiap tahun di negara

berkembang.1 ISPA menyebabkan sekitar 2 juta kematian pada anak usia kurang dari 5

tahun dan merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak kelompok usia tersebut.2

Pneumonia merupakan salah satu ISPA bagian bawah yang ditandai dengan suatu

keradangan pada parenkim paru. Pada bayi baru lahir, pneumonia merupakan penyebab

penting gangguan traktus respiratorius.4 Sekitar 5-10% anak-anak usia kurang dari 5

tahun di negara berkembang mengalami pneumonia setiap tahun.2 Dengan penanganan

yang tepat, sebagian besar pneumonia pada anak-anak sembuh dengan cepat dan

sempurna, pada pemeriksaan rontgen ditemukan hasil yang normal antara minggu ke 6-8.

Sedangkan sebagian kecil pneumonia pada anak-anak sembuh lebih lama (lebih dari 1

bulan) dan mungkin berulang. Diperkirakan 1% kasus pneumonia menyebabkan

komplikasi yang cukup fatal.3

Diagnosis pneumonia ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, hasil pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang. Dalam menegakkan diagnosis perlu disingkirkan

penyakit-penyakit lain yang menyerupai pneumonia baik manifestasi klinis maupun

gambaran radiologisnya.3,5

Terapi pada pneumonia meliputi terapi spesifik dan suportif. Terapi yang tepat dan

adekuat pada pneumonia sangat menentukan prognosis. Untuk menentukan terapi yang

tepat perlu diketahui etiologi dari penyakit. Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan

oleh infeksi mikroorganisme, seperti : bakteri, virus, dan jamur. Secara klinis biasa

berbagai penyebab pneumonia susah dibedakan.3,4,5,6

Dalam paper ini akan dibahas mengenai pneumonia termasuk bronkopneumonia

dari berbagai aspek, mulai dari definisi hingga pencegahannya.

Page 2: pneumonia pada anak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut perenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan

interstitiil.1 Sedangkan bronkopneumonia adalah pneumonia yang disertai radang yang

meluas ke bronkus2

2.2 Epidemiologi Pneumonia

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai negara terutama di

negara berkembang termasuk Indonesia, dan merupakan penyebab kematian utama pada

balita. Hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan mendapatkan pneumonia

penyebab kejadian dan kematian tertinggi pada balita. Berbagai mikroorganisme dapat

menyebabkan pneumonia, antara lain virus dan bakteri. Beberapa faktor yang dapat

meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lain adalah defek

anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GE, aspirasi, dll.3

2.3 Etiologi Pneumonia

Virus adalah penyebab paling banyak pneumonia pada anak-anak akan tetapi 20-30 %

penyebabnya merupakan bakteri. Banyak faktor yang bisa meningkatkan resiko

pneumonia seperti cacat kongenital, kekurangan sistem imun oleh karena suatu penyakit

atau obat, penyakit genetik seperti tracheoesophageal fistula, fibrosis cistik, sel bulan

sabit, reflux gastroesophageal, aspirasi benda asing, ventilasi mekanik, serta lama

diopname di rumah sakit.3

Patogen penyebab pneumonia bermacam-macam, virus merupakan penyebab

pada kebanyakan kasus, seperti : adenovirus, respiratory syncytial, parainfluenza, serta

virus influenza. Pneumonia pada bayi baru lahir biasanya disebabkan oleh organisme

yang berasal dari organ genital wanita sewaktu dia hamil, termasuk Group B

Streptococci, Moraxella catarrhalis merupakan penyebab yang tidak umum atau jarang,

Haemophillus influenza penyebab yang kasusnya semakin menurun karena telah

Page 3: pneumonia pada anak

ditemukan vaksinnya, Mycobacterium tuberculosis, lung flukes penyebab pneumonia

pada anak-anak.3

Mycoplasma pneumoniae, Streptococcus pneumoniae penyebab paling umum

kasus pneumonia pada anak-anak di atas 6 tahun, Chlamydia pneumoniae menimbulkan

infeksi pada anak-anak (5-14 tahun), beberapa kasus pneumonia disebabkan oleh kontak

langsung dengan binatang, seperti : Francisella tularensis (kelinci), Chlamydia psittaci

(burung), Coxiella burnetti (domba), Salmonella choleraesuis (babi).3

Pneumococcus adalah bakteri diplococcus gram positif yang biasanya sering

ditemukan pada saluran pernafasan atas, infeksi serius biasanya disebabkan oleh 14

serotipe, seperti 14,6,18,19,23,8,9,7,1 dan 33

Immunocompetent ImmunocompromisedBacterial Streptococcus pneumoniae Pseudomonas spp.

Haemophillus influenza EnterobacteriaceaeStaphylococcus aureus Legionella pneumophiliaGroup A Streptococci Nocardia spp.Bordetella pertusis Rhodococcus equiMoraxella catarrhalis Actinomyces spp.Yersinia pestis Anaerobis bacteriaPasteurella multocida Enterococcus spp.Brucella spp.Francisella tularensisNeisseria meningitidisSalmonella spp.

Bacteria-like agents Mycoplasma pneumoniaeChlamydia pneumoniaeChlamydia trachomatisChlamydia psittaciCoxiella burnettiRickettsia ricketsii

Tabel 23-1. Most Common Baacterial Causesof Pneumonia

Page 4: pneumonia pada anak

Increaserisk of

ARI

RISK FACTORS FOR PNEUMONIAOR DEATH FROM ARI

Malnutrition, poorbreast feeding

practices

Vitamin A deficiency

Low birth weight

Cold weatheror chilling

Exposure to air pollutionTobacco smoke

Environmental air pollution

Lack of immunization

Young age

Crowding

High prevalenceof nasopharyngealcarriage ofpathogenic bacteria

2.4 Patologi Pneumonia

Infitrasi atau konsolidasi jaringan intersisial dan parenkim paru oleh sel-sel radang.2

2.5 Patogenesis Pneumonia

Infeksi pada paru-paru terjadi bila salah satu pertahanan tubuh diubah (barrier

mekanik, otonom, sistem imun lokal atau sistemik) ketika tubuh diserang oleh organisme

virulent . agen yang menyebabkan infeksi ini berasal dari inhalasi, atau melalui pembuluh

darah (endapan dalam darah). Tubuh berusaha untuk membersihkannya dengan sistem

respon tubuh.3

Pneumonia oleh karena bakteri pada parenkim paru menimbulkan konsolidasi bila

terjadi pada lobular paru (bronchopneumonia), bisa terjadi pada lobar maupun interstitial.

Page 5: pneumonia pada anak

Diawali tahap ”Red Hepatization” dengan hiperemi oleh karena pembesaran pembuluh

darah, timbul eksudat intraalveolar, deposiy fibrin, infiltrasi neutrofil. Tahap selanjutnya

disebut ”Gray Hepatization” didominasi oleh deposit fibrin, disintegrasi sel inflamasi

secara progresif, kemudian terjadi resolusi (8-10 hari) dimana eksudat yang muncul

dibersihkan melalui mekanisme batuk dan dihancurkan dengan enzym pencernaan.

Konsolidasi dari jaringan paru menurunkan lung compliance dan kapasitas vital paru,

menyebabkan hypoxemia dengan kompensasi meningkatkan aliran darah ke paru

sehingga kerja jantung menjadi meningkat. Apabila meluas ke rongga pleura bisa

menimbulkan empyema. Penebalan fibrous terjadi pada tahap resolusi.3

Bagan3 :

Inokulasi pathogen melalui inhalasi / hematogen

Respon imun tubuh untuk ”Clearing Mechanism”

“Red Hepatization”

“Gray Hepatization”

Resolusi (fibrosis paru) Lung Compliance menurun

Blood flow meningkat

Kerja jantung meningkat

Page 6: pneumonia pada anak

Bagan terjadinya bronkopneumonia2:

2.6 Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang muncul tergantung dari umur pasien, dan pathogen penyebabnya,

sedangkan pada anak-anak bisa tidak muncul gejala.3 Pada neonatus sering dijumpai

takipneu, retraksi dinding dada, grunting, dan sianosis. Pada bayi-bayi yang lebih tua

jarang ditemukan grunting. Gejala yang sering terlihat adalah takipneu, retraksi, sianosis,

batuk, panas, dan iritabel.1

Pada anak pra sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, batuk (non

produktif /produktif), takipneu, dan dispneu yang ditandai dengan retraksi dinding dada.

Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat dijumpai panas, batuk (non produktif /

produktif ), nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi. Pada semua kelompok umur,

akan dijumpai adanya nafas cuping hidung.1

Pada auskultasi, dapat terdengar suara pernapasan menurun. Fine crackles (ronki

basah halus) yang khas pada anak besar, bisa ditemukan pada bayi. Gejala lain pada anak

besar adalah dull ( redup ) pada perkusi, vokal fremitus menurun, suara panas menurun,

dan terdengar fine crackles (ronki basah halus) di daerah yang terkena. Iritasi pleura akan

mengakibatkan nyeri dada, bila berat gerakan dada menurun waktu inspirasi anak

INHALASI DROPLET

ASPIRASI DLL SALURAN NAFAS ATAS

SALURAN BAWAH

FOKUS INFEKSI(DLM TUBUH)

ALIRAN LIMFE

ALIRAN DARAH

JARINGAN INTERSISIAL PARENKIM PARU

1. PNEMONIA 2. PNEMONITIS( BRONKOPNEMONIA)

BRONKIOLITIS

Page 7: pneumonia pada anak

berbaring ke arah yang sakit dengan kaki fleksi. Rasa nyeri, dapat menjalar ke leher,

bahu, dan perut.1

Pada pneumonia gejala klinisnya adalah sebagai berikut4:

1. Gejala URI :

- Coryza, malaise, febris ringan, sneezing, 2-3 hari

2 Gejala infeksi saluran nafas tengah dan bawah:

- Batuk, malaise, febris, dapat wheezing, sesak

2. Gejala infeksi

Febris:

- Dapat akut, tinggi sampai 39-40 C, meningkat cepat

- Fluktuatif

- Turun secara lisis

- Sering terjadi relaps oleh karena terjadi daerah konsolidasi yang

baru, berlangsung 3-4 minggu

- Pada anak yang lemah kadang-kadang : subfebril

Cardiorespiration :

- Nadi relatif lebih cepat dari lobar pneumonia

- Sesak

- Respirasi cepat dan dangkal dapat sampai 100 X permenit

- Sering dengan grunting

- Pernafasan cuping hidung

- Cyanosis sekitar mulut dan hidung

- Batuk variable, pada awalnya kering, kemudian produktif

Lain-lain:

- Gelisah dan cemas

- Muntah dan diarrhea

- Tampak sakit berat, gangguan respirasi lebih nyata dari lobar

pneumonia, sayu, pucat, lidah kering

fisik :

- Tergantung luas infiltrat

- Sering negatif pada awal, bila menyatu : dullness

Page 8: pneumonia pada anak

- Suara respirasi mengeras/ kasar, terutama dekat basal paru-paru

- Ronchi basah, nyaring, halus sampai sedang pada daerah

konsolidasi

- Retraksi ringan pada ICS terutama pada anak dibawah 2 tahun,

karena dinding thorax lemah

- Perkusi : variable, normal, hypersonor ( karena emphysema

komponsantoir ), bila konsolidasi luas : demping yang absolut

Stadium terminal : respirasi dan jantung ireguler cheyne stoke apneu

bradikardia nadi tak teraba gasping eksitus

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Penilaian Laboratorium

Pada pasien pneumonia oleh karena bakteri jumlah sel darah putih meningkat

(neutrofil) (>15000/mm3), thrombocytosis terjadi lebih dari 90 % anak dengan

empyema. Hyponatremia akibat sekunder dari meningkatnya hormon ADH. Sputum

bisa menjadi bahan pemeriksaan pada orang dewasa dan jarang diproduksi pada anak-

anak dibawah 10 tahun, kualitas sputum yang baik mengandung 25

polymorphonucclear sel per field. Kultur darah positif hanya 3-11 % pasien

pneumonia. Pemeriksaan antigen bakteri pada serum dan urin mempergunakan latex

particle aglutination atau CIE memiliki sensitivitas dan spesivisivitas yang rendah.

Teknik invasive pada pasien pada pasien dengan efusi pleura bertujuan untuk

memerika cairan pleura atau dengan Flexible bronchoscopy (FB) dengan

bronchoalveolar lavage (BAL). Ada cara lain yakni open lung biopsy dipergunakan

bila cara invasive lainnya gagal dalam mendiagnosa akantetapi cara ini memiliki

kelemahan seperti dapat membentuk broncopleural fistula.3

2. Pemeriksaan Radiografi

Gambaran padat radiografi paru secara klasik dibagi menjadi 3, yaitu : alveolar

(disebabkan oleh pneumococcus dan bakteri lain), interstitial pneumonia (disebabkan

oleh virus atau mycoplasma), serta Bronchopneumonia (oleh karena S. aureus atau

bakteri lain) memiliki pola difus bilateral dengan meningkatnya batas peribroncial,

adanya infiltrat fluffy (seperti benang/rambut halus) yang kecil dan meluas ke perifer.

Page 9: pneumonia pada anak

Staphylococcal pneumonia terkait dengan gambaran pneumatoceles dan efusi pleura

(empyema). Mycoplasma penyebab pneumonia memiliki pola yang sama dengan pola

bakteri atau virus, ditambah dengan adanya infiltrat retikuler dan retikulonoduler

yang terlokalisir pada satu lobus. Pada anak-anak konsolidasi pneumonia berbentuk

spheris menyerupai tumor pada awalnya dan selanjutnya meluas, single dengan batas

tidak jelas.3

2.8 Diagnosis Pneumonia

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.4

2.9 Diagnosa Banding Pneumonia

1. Asthma Bronchiale5

Umumnya asthma terdapat pada usia lebih dari 9-12 bulan, tapi terbanyak di atas usia

2 tahun. Perlu pula diketahui, bahwa 10-30 % dari anak yang menderita bronchiolitis

setelah agak besar menjadi penderita asthma.

Yang dapat membantu diagnosis asthma diantaranya, ialah :

- Anamnesa keluarga : penderita asthma positif atau penyakit atopik

- Serangan asthma lebih dering berulang atau episodic

- Mulai lebih akut seringkali tidak perlu didahului oleh adanya infeksi saluran

pernapasan bagian atas.

- Ekspirasi yang sangat memanjang

- Ronchi lebih terbatas

- Pulmonary inflation lebih ringan

- Laboratoris ditemukan eosinophilia

- Reaksi terhadap bronchodilator pada umumnya nyata, juga epinephrine.

2. Bronchiolitis akut5

- inflamasi di bronkiolus

- menyerang anak-anak usia di bawah 2 tahun

- karakteristik: nafas yang cepat, dada tertarik, dan wheezing

- ditandai dengan respiratory distress dan overdistensi pada paru

Page 10: pneumonia pada anak

- Gambaran radiologis didapatkan hiperinflasi paru, sela iga melebar, penekanan

diafragma dan sudut costoprenikus menyempit. Diameter AP meningkat pada

fotolateral.

3. Bronchitis Acuta5

- Terjadi di bronchus

- Gejala obstruksi dan gangguan pertukaran tidak nyata atau ringan. Ronchi : basah,

kasar.

- Dapat berkembang menjadi bronchiolitis.

Pneumonia dengan penyebab bakteri maupun non bakteri dapat dilihat dengan

perbedaan diagnosis3 :

Bacterial Viral MycoplasmaUmur Semua Semua 5-15 tahunWaktu Musim dingin Musim dingin Semua tahunPermulaan Abrupt Variabel Tiba-tibaDemam Tinggi Variabel RendahNafas cepat dan dangkal

Umum Umum Tidak umum

Batuk Produktif Nonproduktif NonproduktifGejala yang menyertai

Mild coryza, sakit abdomen

Coryza (rhinitis akut) Bullous myringitis, pharingitis

Keadaan fisik Konsolidasi, sedikit crackle

Variabel Fine crackle, wheezing

Leukositosis Umum Variabel Tidak umumRadiografi Konsolidasi Infiltrate difus

bilateralVariabel

Ufusi pleura Umum Jarang Kecil dalam 10-20%

2.10 Penatalaksanaan2

1. Oksigen

Bila terdapat tanda hipoksemia; gelisah, sianosis dan lain-lain. Cukup 40 %.

Kecepatan diperkirakan dari volume tidal dan frekuensi pernafasan. Di bawah 2

tahun biasanya 2 ltr/ mnt; di atas 2 tahaun hingga 4 ltr/ mnt

Perkiraan volume tidal menurut umur dan panjang badan

Bayi( 50 cm )

5 tahun( 110 cm )

10 tahun( 130 cm )

15 tahun( 160 cm )

18 ml 200 ml 300ml 500 ml

Page 11: pneumonia pada anak

2. Humiditas

Hanya bila udara terlalu kering, atau anak dengan intubasi/ trakeostomi. Biasanya

dengan mengalirkan melalui cairan.

3. Deflasi abdomen

Bila distensi abdomen mengganggu pernafasan.Dengan sonde lambung (maag

slang) atau sonde rektal ( darm buis ).

4. Cairan dan makanan bergizi

Cairan: a ) komposisi paling sederhana D5; komposisi lain tergantung kebutuhan. b )

jumlah : 60-75 % kebutuhan total; beberapa penulis menyatakan dapat diberikan sesuai

kebutuhan maintenance.

Makanan : Bila tidak dapat peroral dapat dipertimbangkan intravena: asam amino,

emulasi lemak dan lain-lain.

5. Simtomatis

5.1 Antipiretika bila terdapat hiperpireksia. Hindari asetosal karena dapat

memperberat asidosis.

5.2. Mukolitik/ ekspektorans. Tidak menunjukan faedah yang nyata.

5.3. Antifusif umumnya tidak diberikan.

5.4. antikonvulsan; dapat dipertimbangkan bila kejang bukan karena hipoksemia;

dapat dicoba kloralhidrat 50mg/kg/hari ( dibagi 3 dosis ) atau diazepam 05-

0.73/kg/kali, im/IV

6. Antiviral / antibiotika

6.1. Antiviral

Hanya untuk pnemonia viral yang berat/ cenderung menjadi berat ( disertai

kelainan jantung atau penyakit dasar yang lain ).

Virus Anti virus Virus Anti virusResp. sinsitialVarisela

RibavirinAnsiklovir

Influensa- ASitomegalovirus

AmantdinGaniklovir

Page 12: pneumonia pada anak

6.2. Antibiotika

6.2.1. Berdasarkan usia

Usia Etiologi Rawat jalan Rawat inap0-2 minggu

2-4 minggu1-6 bulan

6 bulan – 6 tahun

6 tahunDengan gangguan imunologis

Strep gr ( + ) Enterrobakt gr ( - )Idem = H. InfluensaPnemokok, H influ-ensa, Staf Aureus mungkin klamidia

Pnemokok, H influensa, Staf. Aureus

M. pnemonia, pnemokok Banyak penyebab

( - ) ( - )( - ) Eritro/ Sulfisoksasol

Eritra / sulfisoksasol atau amoksisilin/ klavulanat atau trimetoprimsulfa metoksasol Eritro atau penisilin (- )

Ampi + gentaAmpi + sefotaksinAmpi + seftriaksinSeftriakson / nafsilin + kloramfenikol EritromisinSeftriakson atau naf- silin + kloramfenikol

Nafsilin atau eritroVankomisin dan sef tasidim

6.2.2. Berdasarkan perkiraan asal infeksi

Asal infeksi Perkiraan Kuman

BeratSakit

Antibiotika

Lingkungan( komonitas )

Nosokomial

Aspirasi

Pnemokokus,H influensa,Mikoplasama

Enterobakteri gr( -) Staf, Aureus

Staf. Aureus, Pnemo-kok, HInfluensa

Ringan

Berat

Ringan

Berat

Aminopenisilin: amoksisilin atau makrolid: eritomisinSefalosporin generasi II/II: sefuroksim + makrolid: eritomisin

Sefalosporin generasiII/III: sefuroksimSefalosporin generasiII/III: sefuroksim + aminoglikosida: gentamisinAminopenisilin: amoksilin + metronidasol

Page 13: pneumonia pada anak

7. Obat khusus: tuberkulostatika dan lain-lain tergantung sebab8. Kortikosteroid: Kadang-kadang diberikan pada kasus yang berat ( konsolidasi

masif ), atelektasis, Infiltrasi milier ( dengan sesak dan sianosis ). Jangka pendek.

2.11 Prognosis

Dengan terapi adekuat, mortalitas kurang dario 1%. Tergantung pada umur anak,

beratnya penyakit dan penyulit yang menyertai seperti3:

- Apneu yang berkepanjangan

- asidosis respiratorik berat yang tidak terkompensasi

- dehidrasi berat yang tidak segera ditanggulangi

- disertai dengan kelainan lain seperti penyakit jantung congenital, cystic fibrosis

pancreas dan immunodefisiensi

2.12 Pencegahan

- perbaikan sosial ekonomi: perumahan, sanitasi, nutrisi, hygienene4

- imunisasi: terhadap infeksi lain, kadang menurunkan pula pneumonia4

- bila ada faktor predisposisi: pengobatan dini dan adekuat, bila mungkin menjauhkan

infeksi.4

- Vaksin khusus: pneumococcus dengan vaksin 23-valent pneumococcal, Haemophillus

Influenza dengan Vaksin konjugat H. Influenza memiliki jadwal yang rutin diberikan

pada anak-anak, atau dengan rifampin prophylaxis untuk yang beresiko tinggi

terkena.3

Page 14: pneumonia pada anak

BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : MDM

Umur : 7 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal pemeriksaan : 18 Juni 2013

II. HETEROANAMNESA (IBU)

Keluhan utama :

Batuk

Riwayat penyakit Sekarang :

Pasien dikeluhkan batuk sejak 1 minggu yang lalu. Batuk yang dialami pasien disertai

bunyi ”grek-grek” saat pasien tidur. Pasien juga dikeluhkan panas badan dan sesak nafas

sejak 3 hari yang lalu, sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi sedangkan panas

mendadak tinggi dan dapat turun dengan obat penurun panas namun meninggkat kembali,

berkeringat (-)

Pilek (+) sejak 2 hari SMRS dengan lendir yang jernih.

Riwayat penyakit sebelumnya :.

Pasien tidak pernah penyakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat pengobatan :

Pasien sudah dapat berobat ke dokter umum sebelumnya lalu diberikan paracetamol

untuk menurunkan panasnya dan obat batuk namun tidak ada perubahan.

Riwayat keluarga :

Riwayat alergi dan asma pada keluarga disangkal oleh ibu pasien. Tidak ada keluarga

yang mengalami gejala yang sama seperti pasien

Riwayat persalinan

Pasien lahir di bidan, spontan, langsung menangis, BBL : 2000 gram

Riwayat imunisasi :

Page 15: pneumonia pada anak

Lengkap sesuai umur

Riwayat nutrisi :

ASI : 0 – sekarang

PASI : bubur saring

Bubur susu : (-)

Makanan dewasa : (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status present :

KU : tampak sesak

Kesadaran : Compos mentis

RR : 34 x/menit, nafas dangkal dan cepat

Nadi : 110 x/menit isi cukup

Tax : 37,8 0C

Berat badan : 5,5 kg

Status general :

Kepala : normocephali, UUB datar

Mata : an -/-, ikt -/-, Rp +/+ isokor

THT : Nch (+) sianosis (-)

Thoraks

Cor : s1s2 N regular, mur mur (-)

Po :

Inspeksi : bentuk thorax normal, dada simetris, retraksi (+)

Palpasi : fokal fremitus (-)

Perkusi : sonor/sonor

Aukultasi : bv +/+, wh -/-, rh +/+ basah kasar

Abdomen : Distensi (-), BU (+) N, H/L ttb, Asites (-)

Extremitas : akral hangat (+), sianosis (-)

RESUME

Page 16: pneumonia pada anak

Pasien perempuan umur 7 bulan dengan keluhan utama batuk. Batuk yang dialami pasien

sejak 1 minggu lalu yang disertai dengan panas yang mendadak tinggi dan sesak yang

tidak berkurang dengan perubahan posisi dimulai 3 hari sebelum pemeriksaan. Riwayat

sesak berulang dan alergi pada keluarga disangkal oleh ibu pasien. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan suhu tubuh meningkat 38,30C, takipneu 35x/menit, retraksi(+), auskultasi

ronki +/+.

IV. DIAGNOSIS KLINIS

Suspect Pneumoni ec. bakteri

Pneumonia adalah infeksi akut perenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan

interstitiil. Patogen penyebab pneumonia bermacam-macam, virus merupakan penyebab

pada kebanyakan kasus, seperti : adenovirus, respiratory syncytial, parainfluenza, serta

virus influenza. Pneumococcus adalah bakteri diplococcus gram positif yang biasanya

sering ditemukan pada saluran pernafasan atas.

Pada pneumonia gejala klinisnya adalah sebagai berikut:

1.Gejala URI :

- Coryza, malaise, febris ringan, sneezing, 2-3 hari

2. Gejala infeksi saluran nafas tengah dan bawah:

- Batuk, malaise, febris, dapat wheezing, sesak

3. Gejala infeksi

Febris:

- Dapat akut, tinggi sampai 39-40 C, meningkat cepat

- Fluktuatif

- Turun secara lisis

- Sering terjadi relaps oleh karena terjadi daerah konsolidasi yang

baru, berlangsung 3-4 minggu

- Pada anak yang lemah kadang-kadang : subfebril

Cardiorespiration :

- Nadi relatif lebih cepat dari lobar pneumonia

- Sesak

- Respirasi cepat dan dangkal dapat sampai 100 X permenit

- Sering dengan grunting

Page 17: pneumonia pada anak

- Pernafasan cuping hidung

- Cyanosis sekitar mulut dan hidung

- Batuk variable, pada awalnya kering, kemudian produktif

Lain-lain:

- Gelisah dan cemas

- Muntah dan diarrhea

- Tampak sakit berat, gangguan respirasi lebih nyata dari lobar

pneumonia, sayu, pucat, lidah kering

fisik :

- Tergantung luas infiltrat

- Sering negatif pada awal, bila menyatu : dullness

Pneumonia dengan penyebab bakteri maupun non bakteri dapat dilihat dengan perbedaan

diagnosis :

Bacterial Viral MycoplasmaUmur Semua Semua 5-15 tahunWaktu Musim dingin Musim dingin Semua tahunPermulaan Abrupt Variabel Tiba-tibaDemam Tinggi Variabel RendahNafas cepat dan dangkal

Umum Umum Tidak umum

Batuk Produktif Nonproduktif NonproduktifGejala yang menyertai

Mild coryza, sakit abdomen

Coryza (rhinitis akut) Bullous myringitis, pharingitis

Keadaan fisik Konsolidasi, sedikit crackle

Variabel Fine crackle, wheezing

Leukositosis Umum Variabel Tidak umumRadiografi Konsolidasi Infiltrate difus

bilateralVariabel

Ufusi pleura Umum Jarang Kecil dalam 10-20%

PENATALAKSANAAN

Paracetamol 3x1/2 cth

Ambroxol 3x1/4 cth

Kotrimoksazol 2x1 cth

KIE :

Page 18: pneumonia pada anak

perbaikan sosial ekonomi: perumahan, sanitasi, nutrisi, hygienene

imunisasi: terhadap infeksi lain, kadang menurunkan pula

pneumonia

bila ada faktor predisposisi: pengobatan dini dan adekuat, bila

mungkin menjauhkan infeksi

Bila pasien semakin sesak segera ajak pasien ke UGD agar

mendapatkan perawatan selanjutnya

Apabila terjadi perbaikan tetap kontrol setelah antibiotik habis

untuk mengetahui efektivitas pengobatan