Perdarahan-Intrakranial

22
PERDARAHAN INTRAKRANIAL Diajukan Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita Disusun oleh : Angkatan Vb Silmy Salasabyla (1301030900) Ayu Rosmayanti Ester C Manurung Anis Zahara Nina herlina Lita Padilah Septiani Risa Virgianti (130103090075) Anita Nurhayati Siti Syahrozammuniro PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011 Perdarahan Intrakranial Page 1

description

Perdarahan-Intrakranial

Transcript of Perdarahan-Intrakranial

PERDARAHAN INTRAKRANIALDiajukan Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita

Disusun oleh :Angkatan VbSilmy Salasabyla (1301030900)Ayu RosmayantiEster C ManurungAnis ZaharaNina herlinaLita Padilah SeptianiRisa Virgianti (130103090075)Anita NurhayatiSiti Syahrozammuniro

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN2011

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDilaporkan angka berbeda-beda tentang insidensi PIN. Holt menemukan pada otopsi bayi-bayi lahir mati dan yang meninggal dalam 2 minggu pertama, 30% PI. Menurut Saxena 13,1% kematian perinatal oleh PI. Angka kematian PI pada bayi prematur 5x lebih tinggi daripada bayi cukup bulan. Perdarahan intrakranial pada neonatus (PIN) tidak jarang dijumpai. PIN mempunyai arti penting karena dapat menyebabkan kematian atau cacat jasmani dan mental. Perdarahan Intrakrania ialah perdarahan dalam rongga kranium dan isinya pada bayi sejak lahir sampai umur 4 minggu. Sebabnya Perdarahan Intrakranial banyak. Sering Perdarahan Intrakranial tak dikenal/dipikirkan karena gejala-gejalanya tidak khas. Perdarahan Intrakranial meliputiPerdarahan epidural,Perdarahan subdural,Perdarahan subaraknoid, Perdarahan intraserebral/parenkim dan intraventrikuler. Penatalaksanaan dan penanggulangan Perdarahan Intrakranial Neontus masih kurang memuaskan. Untuk menurunkan angka kejadian perdarahan intrakranial neonatus, usaha yang lebih penting ialah profilaksis seperti perawatan prenatal, pertolongan persalinan dan perawatan postnatal yang sebaik-baiknya. Pada umumnya prognosis perdarahan intrakranial neonatus tidak terlalu menggembirakan.1.2 Tujuan Penulisan1.2.1 Tujuan UmumTujuan dari penulisan ini adalah untuk mempelajari materi Perdarahan Intrakranial.1.2.2 Tujuan KhususAdapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :a) Dapat mengetahui tentang definisi perdarahan intrakranial.b) Dapat mengetahui tentang penyebab perdarahan intrakranial.c) Dapat mengetahui tentang macam-macam perdarahan intrakranial.d) Dapat mengetahui tentang penatalaksanaan perdarahan intrakranial.

1.3 Metode penulisanMetode penulisan yang di pakai dalam penulisan makalah ini adalah dengan melakukan studi pustaka dan browsing di internet.

BAB IIISI MATERI2.1 DEFINISIPerdarahan intracranial mengacu pada perdarahan yang terjadi didalam kepala atau tengkorak namun belum tentu didalam otak (intraserebral).1Perdarahan Intrakrania ialah perdarahan dalam rongga kranium dan isinya pada bayi sejak lahir sampai umur 4 minggu. Sebabnya Perdarahan Intrakranial banyak. Sering Perdarahan Intrakranial tak dikenal/dipikirkan karena gejala-gejalanya tidak khas.(2)Perdarahan intrakranial adalah perdarahan yang tiba-tiba dalam jaringan otak merupakan bentuk yang menghancurkan pada stroke hemmorage dan dapat terjadi pada semua umur dan juga akibat trauma kepala seperti kapitis, tumor otak,dll.jadi perdarahan intrakranial adalah perdarahan dalam rongga kranium dan isinya pada bayi sejak lahir sampai umur 4 minggu. Sebabnya Perdarahan Intrakranial banyak. Sering Perdarahan Intrakranial tak dikenal/dipikirkan karena gejala-gejalanya tidak khas2.2 ETIOLOGIPenyebab utama dari perdarahan intrkranial adalah trauma. Faktro predisposisi yang dapat meningkatkan kejadian perdarahan intracranial diantaranya;1. Bayi premature. Bayi premature akan lebih sensitif terhadap trauma.2. Ekstraksi pada bokong. Dimana persalinan dengan kejadian after-coming head mendapatkan penanganan yang menyebabkan terjadinya persalinan dengan singkat atau penuh dengan intervensi.3. Partus presipitatus, dimana terdapat kompresi yang tiba-tiba terhadap kepala bayi.4. Persalinan sulit atau persalinan lama dimana terjadi molase yang begitu kuat pada kepala.5. Persalinan dengan alat. 6. Terdapat disproporsi cepalopelvik7. Presentasi abnormal8. Kekerasan terhadap bayiBayi yang premature dan persalinan lama menunjukan insiden perdarahan intracranial lebih sering terjadi. 2.3 PATOGENESISPada trauma kelahiran, perdarahan terjadi oleh kerusakan/ robekan pembuluh- pembuluh darah intrakranial secara langsung. Pada perdarahan yang bukan karena trauma kelahiran,faktor dasar ialah prematuritas; pada bayi-bayi tersebut, pembuluh darah otak masih embrional dengan dinding tipis, jaringan penunjang sangat kurang dan pada beberapa tempat tertentu jalannya berkelok-kelok, kadang-kadang membentuk huruf U. Sehingga mudah sekali terjadi kerusakan bila ada faktor- faktor pencetus (hipoksia/iskemia). Keadaan ini terutama terjadi pada perdarahan intraventrikuler/periventrikuler. Perdarahan epidural/ ekstradural terjadi oleh robekan arteri atau vena meningika media antara tulang tengkorak dan duramater. Keadaan ini jarang ditemukan pada neonatus. Tetapi perdarahan subdural merupakan jenis PIN yang banyak dijumpai pada BCB. Di sini perdarahan terjadi akibat pecahnya vena-vena kortikal yang menghubungkan rongga subdural dengan sinus-sinus pada duramater. Perdarahan subdural lebih sering pada Bayi Cukup Bulan daripada Bayi Kurang Bulan sebab pada Bayi Kurang Bulan vena-vena superfisial belum berkembang baik dan mulase tulang tengkorak sangat jarang terjadi. Perdarahan dapat berlangsung perlahan-lahan dan membentuk hematoma subdural.Pada robekan tentorium serebeli atau vena galena dapat terjadi hematoma retroserebeler. Gejala-gejala dapat timbul segera dapat sampai berminggu-minggu, memberikan gejala - gejala kenaikan tekanan intrakranial. Dengan kemajuan dalam bidang obstetri, insidensi perdarahan subdural sudah sangat menurun. Pada perdarahan subaraknoid, perdarahan terjadi di rongga subaraknoid yang biasanya ditemukan pada persalinan sulit. Adanya perdarahan subaraknoid dapat dibuktikan dengan fungsi likuor. Pada perdarahan intraserebral/intraserebeler, perdarahan terjadi dalam parenkim otak, jarang pada neonatus karena hanya terdapat pada trauma kepala yang sangat hebat (kecelakaan) Perdarahan intraventrikuler dalam kepustakaan ada yang gabungkan bersama perdarahan intraserebral yang disebut perdarahan periventrikuler. Dari semua jenis Perdarahan Intrakranial Neonatus, perdarahan periventrikuler memegang peranan penting, karena frekuensi dan mortalitasnya tinggi pada bayi prematur. Sekitar 7590% perdarahan peri ventrikuler berasal dari jaringan subependimal germinal matriks/jaringan embrional di sekitar ventrikel lateral. Pada perdarahan intraventrikuler, yang berperanan penting ialah hipoksia yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak dan kongesti vena. Bertambahnya aliran darah ini, meninggikan tekanan pembuluh darah otak yang diteruskan ke daerah anyaman kapiler sehingga mudah ruptur. Selain hipoksia, hiperosmolaritas pula dapat menyebabkan perdarahan intraventrikuler. Hiperosmolaritas antara lain terjadi karena hipernatremia akibat pemberian natrium bikarbonat yang berlebihan/plasma ekspander. Keadaan ini dapat meninggikan tekanan darah otak yang diteruskan ke kapiler sehingga dapat pecah.2.4 KLASIFIKASITerdapat empat tipe perdarahan intracranial yang dapat dialami oleh bayi. Diantaranya; perdarahan subdural, perdarahan epidural, perdarahan intraserebral dan perdarahan periventrikuler-intraventikuler (PVH-IVH). PVH-IVH adalah perdarahan intracranial yang paling sering terjadi.1. Perdarahan subdural. Hemoragi subdural mungkin sekali selalu disebabkan oleh trauma kapitis walaupun mungkin traumanya tak berarti. Yang sering berdarah ialah bridging veins, karena tarikan ketika terjadi pergeseran rotatorik pada otak. Perdarahan subdural paling sering terjadi pada permukaan lateral dan atas hemisferium dan sebagian di daerah temporal sesuai dengan bridging veins. Karena perdarahan subdural sering oleh perdarahan vena, maka darah yang terkumpul berjumlah hanya 100 sampai 200 cc saja. Gejala-gejala tersebut bias berupa kesadaran yang menurun, organic brain syndrome, hemiparesis ringan, hemihipestesia, adakalanya epilepsi fokal dengan adanya tanda-tanda papiledema. Perdarahan subdural pada bayi baru lahir biasanya terjadi karena trauma yang disebabkan adanya disproporsi sepalopelvik, presentasi abnormal, partus presipitatus dan persalinan dengan intervensi alat.

2. Perdarahan epiduralAkibat trauma krapitis tengkorak (retak). Fraktur yang paling ringan ialah fraktur linear. Jika gaya destruktifnya lebih kuat, bisa timbul fraktur yang berupa bintang (stelatum), atau fraktur impresi yang dengan kepingan tulangnya menusuk ke dalam ataupun fraktur yang merobek dura dan sekaligus melukai jaringan otak (laserasio).Gejala yang sangat menonjol ialah kesadaran yang menurun secara progresif. Pupil pada sisi perdarahan pertama-tama sempit, tetapi kemudian menjadi lebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran cahaya. Gejala-gejala respirasi yang bisa timbul berikutnya, mencerminkan tahap- tahap disfungsi rostrokaudal batang otak. Pada tahap kesadaran sebelun stupor atau koma, bisa dijumpai hemiparesis atau seranagan epilepsi fokal. Perdarahan epidural lebih sering terjadi pada bayi dimana tingginya