Makalah Tumor Intrakranial

37
MAKALAH “Tumor Intrakranial” DALAM MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SISTEM NEUROBEHAVIOUR PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN KELOMPOK 5 Pembimbing : Ilkafa, M.Kep,Ns SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH 1

Transcript of Makalah Tumor Intrakranial

Page 1: Makalah Tumor Intrakranial

MAKALAH

“Tumor Intrakranial”

DALAM MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SISTEM NEUROBEHAVIOUR

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

KELOMPOK 5

Pembimbing : Ilkafa, M.Kep,Ns

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LAMONGAN

2012 / 2013

1

Page 2: Makalah Tumor Intrakranial

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas

Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul ”

Tumor Intrakranial” yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas Sistem

Neurobehaviour, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:

1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES

Muhammadiyah Lamongan.

2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1

KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah Lamongan.

3. Ilkafah S.Kep.Ns selaku dosen Mata Kuliah Sistem

Neurobehaviour.

4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah

ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya

membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang

dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lamongan,28 September 2012

Penyusun,

2

Page 3: Makalah Tumor Intrakranial

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Bronkiektasis................................................................4

2.1.1 Pengertian...................................................................................4

2.1.2. Etiologi........................................................................................4

2.1.3. Klasifikasi...................................................................................4

2.1.4. Patofisiologi................................................................................5

2.1.5. Manifestasi Klinik.......................................................................6

2.1.6. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................8

2.1.7. Penatalaksanaan..........................................................................8

2.2 Asuhan Keperawatan Bronkiektasis.....................................................9

2.2.1. Pengkajian...................................................................................9

2.2.2. Analisa Data dan Diagnosa.........................................................14

2.2.3. Perencanaan................................................................................17

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .........................................................................................21

3.2. Saran ...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Makalah Tumor Intrakranial

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otak mengawal pemikiran, kecerdikan, ingatan dan emosi kita. Ia juga

mengkoordinasi fungsi tubuh (seperti pergerakan, peredaran darah dan

penghasilan hormon) dan mengirim perintah dari saraf-saraf (penglihatan,

pendengaran, bau, sentuhan dan rasa) kita.

Otak berada didalam rongga tengkorak, yang dilindungi oleh selaput

durameter. Struktur tulang tengkorak yang kaku dan keras serta selaput

durameter yang tidak elastis mengurangi kemungkinan pengembangan

jaringan otak dalam keadaan tertentu. Di dalam rongga tengkorak yang kaku

terdapat jaringan otak, darah dan pembuluh darah serta cairan serebrospinalis.

Berat otak ialah kira-kira satu setengah kilogram dan dikelilingi dan

dilindungi oleh tengkorak. Saraf tunjang (korda spina) terletak di dalam spina

(tulang belakang): ia terdiri daripada sel-sel saraf dan berkas saraf yang

menyambung otak ke seluruh bahagian badan. Saraf tunjang bermula dari

pangkal otak dan berakhir di pangkal turus spina.

Otak dan saraf tunjang membentuk sistem saraf pusat (central nervous

system). Bagian-bagian sistem saraf pusat ini sebagian besarnya terdiri dari

sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron membawa pesan ke sekitar tubuh

yang membolehkan kita bertindak seperti yang kita ingini (contohnya, berdiri

dan terus berjalan). Neuron juga membolehkan fungsi badan yang kita tidak

sadari langsung: contohnya, menyebabkan jantung berdetak cepat karena kita

berolahraga.

Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma

seluruh tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di

dalam kanalis spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak

setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat

dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit

4

Page 5: Makalah Tumor Intrakranial

Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum

dilaporkan.Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang

pada dewasa pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65 tahun.

Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.

Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak

apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis

yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa

tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari

masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan

destruksi dari jaringan otak. Walaupun demikian ada bebrapa jenis tumor yang

mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari

tumor otak. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti

dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.

Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding

perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60

tahun (31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang

bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak,

hanya 100 penderita (74,1 persen) yang dioperasi dan lainnya (26,9 persen)

tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor

metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2

persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak,

suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle

dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor

terbanyak yang dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri

dari berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar tumor intrakranial?

2. Bagaimana asuhan keperawatan tumor intrakranial?

5

Page 6: Makalah Tumor Intrakranial

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui konsep dasar tumor intrakranial.

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan tumor

intrakranial.

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian Tumor Intrakranial.

2. Untuk mengetahui etiologi Tumor Intrakranial.

3. Untuk mengetahui klasisifikasi Tumor Intrakranial.

4. Untuk mengetahui patofisiologi Tumor Intrakranial.

5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Tumor Intrakranial.

6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Tumor Intrakranial.

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Tumor Intrakranial.

8. Untuk mengetahui pengkajian pada klien dengan Tumor Intrakranial.

9. Untuk mengetahui diagnosa yang sering muncul pada klien dengan Tumor

Intrakranial.

10. Untuk mengetahui perencanaan pada klien dengan Tumor Intrakranial

6

Page 7: Makalah Tumor Intrakranial

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Definisi

Tumor otak intrakranial adalah sebuah lesi yang terletak pada

intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak dan selalu

bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga

dapat tumbuh menyebar, masuk ke dalam jaringan. (Brunner and

Suddarth. 2001.)

2.1.2 Etiologi

- Riwayat trauma kepala

- Faktor genetik

- Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik

- Virus tertentu

2.1.3 Klasifikasi

Identifikasi dan klasifikasi tumor otak merupakan hal yang sulit.

Modifikasi Bailey Cushing berdasarkan histogenesis digunakan

bermacam-macam klasifikasi. Di bawah ini klasifikasi menurut Kempe

dkk.

1) Menurut asalnya:

Tumor primer dari jaringan otak sendiri tumor otak metastasis.

2) Menurut gambaran histologik.

Glioma : astrositoma, meduloblastoma, ependimoma, glioma batang

otak, glioma kiasma dan nervus optikus. kraniofaringioma,

papiloma pleksus koroideus, pinealoma tumor lain seperti jaringan

saraf, neurinoma, meningioma.

3) Menurut lokalisasi tumor.

Supratentorial:

a) Daerah supraselar : kraniofaringioma, glioma kiasma optikus.

7

Page 8: Makalah Tumor Intrakranial

b) Daerah talamus dan ventrikel IV : pinealoma, glioma,

hamartoma.

c) Daerah hemisfer serebri : elioma. ependimoma, sarkoma.

2.1.4 Patofisiologi

Tumor otak menyebabkan peningkatan intracranial serta tanda dan

gejala local sebagai akibat dari tumor yang mengganggu bagian dari

spesifik otak. Sesuai dengan hipotesis Monroe-killie yang

dimodifikasi, bahwa tengkorak adalah sebuah ruangan kaku yang

berisi materi esensial yang tidak dapat tertekan : benda otak, darah

dalam vaskuler dan cairan serebrospinal (CSS). Jika salah satu

komponen dalam tengkorak volumenya meningkat, TIK akan

meningkat, kecuali satu dari komponen lain menurunkan volumenya.

Konsekuensinya terdapat perubahan volume otak bila terjadi gangguan

seperti tumor otak atau edema serebral ini akan menimbulkan tanda

dan gejala peningkatan intracranial.

Gejala- gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan yang

berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor.

Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak,

cairan serebrospinal, dan darah serebral (semua terletak didalam

tengkorak). Sebagai akibat pertumbuhan tumor maka kompensasi

penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan pada vena

intracranial, melalui penurunan volume cairan serebrospinal (melalui

peningkatan absorpsi dan menurunkan produksi), penurunan sedang

pada aliran darah serebral dan menurunnya masa jaringan otak

intraselular dan ekstraselular. Bila kompensasi ini semua gagal, pasien

mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK. (Brunner and Suddarth.

2001)

8

Page 9: Makalah Tumor Intrakranial

PATHWAY :

`

9

Riwayat trauma kepala

Faktor genetik Paparan bahan kimia(carsinogenik)

Virus

Pertumbuhan sel abnormalPada central nervous system

(CNS)

Penekanan tumor

Tumor otak

Gangguan nutrisi

Gangguan nutrisi

Oedema otak Peningkatan massa otak Obstruksi jar.cerebrospinal

HidrocefalusKompensasi:1.Vasokontriksi pemb drh otak2.Mempercepat absorbsi

cairan cerbrospinal

Gagal PeningkatanTIK

NyeriNyeri

Ditandai dg;

a. Nyeri kepalab. Mual muntah

proyektilc. Hipertensid. Bradikardie. Kesadran

menurun

Suplai darah ke otak

Hipoksia

Nekrosis jaringan

Kehilangan fungsi secara

akut

Kejang

Anoreksia

Proses perjalanan penyakit

Kurangnya pengetahuan

AnsietasAnsietasGangguan perfusi

jaringan otakGangguan perfusi

jaringan otak

Page 10: Makalah Tumor Intrakranial

2.1.5 Manifestasi Klinis

1) Gejala-Gejala Umum

Akibat peninggian tekanan intrakranial.

a) Muntah

Merupakan gejala tetap dan sering sebagai gejala pertama,

timbulnya terutama pagi hari tanpa didahului rasa mual, pada

tingkat lanjut, muntah menjadi proyektil.

b) Sakit kepala

Dijumpai pada 70% penderita yang bersifat serangan ber-

ulang-ulang, nyeri berdenyut, paling hebat pagi hari, dapat

timbul akibat batuk, bersin dan mengejan. Lokasi nyeri

unilateral/bilateral yang terutama dirasakan daerah frontal dan

suboksipital.

c) Gejala mata

o Strabismus/diplopia dapat terjadi karena regangan nervus

abdusens.

o Edema papil pada funduskopi merupakan petunjuk yang

sangat penting untuk tumor intrakranial. Bailey menemukan

gejala ini path 80% tumor otak anak

d) Pembesaran Kepala

Terutama pada anak di bawah umur 2 tahun yang fontanelnya

belum tertutup. Gejala ini tidak khas untuk tumor otak, hanya

menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial

e) Gangguan kesadaran

Dapat ringan sampai yang berat.

f) Kejang

Sangat jarang, kira-kira 15% pada anak dengan tumor

supratentorial; pada tumor infratentorial, kejang menunjukkan

tingkat yang sudah lanjut.

g) Gangguan mental

10

Page 11: Makalah Tumor Intrakranial

Lebih sering ditemukan pada orang dewasa, terutama bila

tumor berlokasi pada lobus frontalis atau lobus temporalis.

2) Gejala-gejala lokal sesuai lokasi tumor;

a. Tumor Korteks Motorik memanifestasikan diri dengan

menyebabkan gerakan seperti kejang yang terletak pada satu

sisi tubuh, yang disebut kejang Jacknison. (Brunner and

Suddarth. 2001)

b. Tumor lobus Oksipital menimbulkan manifestasi visual,

hemianopsia homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan

pada setengah lapang lapang pandangan, pada sisi yang

berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan. (Brunner

and Suddarth. 2001)

c. Tumor Cerebelum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan

keseimbangan)atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan

kecenderungan jatuh ke sisi lesi, otot-otot tidak terkoordinasi

dan nistagmus (gerkakan mata berirama tidak disengaja)

biasanya menunjukka gerakan horizontal. (Brunner and

Suddarth. 2001)

d. Tumor Lobus Frontal sering menyebabkan gangguan

kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku, dan

disintegrasi perilaku mental. Pasien sering menjadi ekstrem

yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan menggunakan

bahasa cabul. (Brunner and Suddarth. 2001)

e. Tumor sudut serebelopontin biasanya diawali pada sarung saraf

akustik dan memebri rangkaian gejala yang timbul dengan

semua karakteristik gejala pada tumor otak. (Brunner and

Suddarth. 2001)`

1. Pertama tinitus dan kelihatan vertigo, segera ikuti

perkembangan saraf-saraf yang mengarah terjadinya tuli

(gangguan saraf kranial kedelapan)

11

Page 12: Makalah Tumor Intrakranial

2. Berikutnya kesemutan dan rasa gatal-gatal pada wajah dan

lidah (berhubungan dengan saraf kranial kelima)

3. Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralisis (keterlibatan

saraf kranial ketujuh)

4. Akhirnya karena pembesaran tumor yang menekan

serebelum mungkin ada abnormalitas pada fungsi motoorik.

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi

patologi pada sistem ventrikel dan cisterna.

2. CT – SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa.

3. Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga

mengenai struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar

pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.

4. Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai

perubahan kepekaan neuron.

5. Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran

kandungan intra serebral.

6. Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi

abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan

sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat

radioaktif

2.1.7 Penatalaksanaan

Pengobatan tumor otak meliputi pembedahan, kemoterapi, radiasi atau

kombinasi ketiga – tiganya.

a. Managemen umum. Terapi radiasi dan nutrisi yang adekuat.

b. Pembedahan. Kraniotomi, kraninektomi, prosedur transpheniodal,

prosedur shunting, dan reservoir Ommaya.

12

Page 13: Makalah Tumor Intrakranial

c. Terapi obat. Kortikosteroid, antikonvulsan, analgesic/antipiretik,

histamine reseptor antagonis, antacids, kemoterapi sistemik.

2.2 Asuhan Keperawatan

2.2.1. Pengkajian

1. Identitas

Nama, umur (51 sampai ≥60), jenis kelamin (laki-laki >

perempuan),agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat,

status perkawinan, dan penanggung biaya dll.

2. Riwayat Kesehatan

- Keluhan utama

Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta

pertolongan kesehatan biasanya berhubungan dengan

peningkatan TIK dan adanya gangguan fokal seperti nyeri

kepala hebat, muntah-muntah,kejang,dan penurunan tingkat

kesadaran.

- Riwayat penyakit saat ini

Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan

tingkat kesadaran, penurunan penglihatan atau penglihatan

double, ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia),

hilangnya ketajaman penglihatan atau diplopia

- Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan pada klien atau keluarga apakah klien pernah

mengalami trauma kepala ?

Tanyakan pada klien atau keluarga apakah klien pernah

menjalani pembedahan kepala?

- Riwayat penyakit keluarga

Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang

mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang,

yaitu riwayat keluarga dengan tumor kepala

13

Page 14: Makalah Tumor Intrakranial

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Kesadaran menurun

TTV

- TD : Hipertensi

- Nadi : Bradikardi (<60x/mnit)

- Suhu : Hipertermi (<37,5oC)

- RR : Bradipnea (<16x/mnit)

Pernafasan B1 (breath)

Pola nafas tidak teratur, penggunaan otot bantu pernafasan.

Kardiovaskular B2 (blood)

Tekanan darah : Hipertensi, denyut nadi menurun, HR menurun,

irama jantung irregular.

Persyarafan B3 (brain)

a. Penglihatan (mata) : penurunan penglihatan, hilangnya

ketajaman atau diplopia

b. Pendengaran (telinga) : terganggu bila mengenai lobus

temporal

c. Penciuman (hidung) : mengeluh bau yang tidak biasanya,

pada lobus frontal

d. Pengecapan (lidah) : ketidakmampuan sensasi (parathesia

atau anasthesia)

e. Afasia : kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa,

kemungkinan ekspresif atau kesulitan berkata-kata, reseotif

atau berkata-kata komprehensif, maupun kombinasi dari

keduanya.

f. Ekstremitas :kelemahan atau paraliysis genggaman tangan

tidak seimbang, berkurangnya reflex tendon.

g. GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran

pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak)

dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang

diberikan.

14

Page 15: Makalah Tumor Intrakranial

Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan

rentang angka 1- 6 tergantung responnya yaitu :

Eye (respon membuka mata)

(4) : Spontan

(3) : Dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).

(2) : Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri,

misalnya menekan kuku jari)

(1) : Tidak ada respon

Verbal (respon verbal)

(5) : Orientasi baik

(4) : Bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya

berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.

(3) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih

jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya

“aduh…, bapak…”)

(1) : Tidak ada respon

Motor (respon motorik)

(6) : Mengikuti perintah

(5) : Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus

saat diberi rangsang nyeri)

(4) : Withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh

menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)

(3) : Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku

diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(2) : Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di

sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat

diberi rangsang nyeri).

(1) : Tidak ada respon

Perkemihan B4 (bladder)

Produksi urin: menurun

15

Page 16: Makalah Tumor Intrakranial

Pencernaan B5 (bowel)

Penurunan BB, penurunan nafsu makan, mual muntah, mukosa

bibir kering

Muskuloskeletal/integument B6 (bone)

Kelelahan, turgor kulit menurun, kelemahan otot (<5)

4. Pola Fungsional Gordon

a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan

- Riwayat keluarga denga tumor

- Terpapar radiasi berlebih.

- Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman

- Penglihatan dan diplopia

- Kecanduan Alkohol, perokok berat

- Terjadi perasaan abnormal

- Gangguan kepribadian / halusinasi

b. Pola nutrisi metabolik

- Riwayat epilepsi

- Nafsu makan hilang

- Adanya mual, muntah selama fase akut

- Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan

- Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan

Faringeal)

c. Pola eliminasi

- Perubahan pola berkemih dan buang air besar

(Inkontinensia)

- Bising usus negative

d. Pola aktifitas dan latihan

- Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan

tingkat kesadaran

- Resiko trauma karena epilepsi

- Hamiparase, ataksia

- Gangguan penglihatan

16

Page 17: Makalah Tumor Intrakranial

- Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)

e. Pola tidur dan istirahat

- Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur

f. Pola persepsi kognitif dan sensori

- Pusing

- Sakit kepala

- Kelemahan

- Tinitus

- Afasia motorik

- Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral

- Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan

- Penurunan memori, pemecahan masalah

- Kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual

- Penurunan kesadaran sampai dengan koma.

- Tidak mampu merekam gambar

- Tidak mampu membedakan kanan/kiri

g. Pola persepsi dan konsep diri

- Perasaan tidak berdaya dan putus asa

- Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan

h. Pola peran dan hubungan dengan sesama

- Masalah bicara

- Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan

komunikasi verbal/ bicara pelo )

i.Reproduksi dan seksualitas

- Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan

seksualitas

- Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas

j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres

- Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah

- Mekanisme koping yang biasa digunakan

- Perasaan tidak berdaya, putus asa

17

Page 18: Makalah Tumor Intrakranial

- Respon emosional klien terhadap status saat ini

- Orang yang membantu dalam pemecahan masalah

- Mudah tersinggung

k. Sistem kepercayaan

- Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu

5. Pemeriksaan Penunjang

- Scan otak. Meningkatt isotop pada tumor.

- Angiografi serebral. Deviasi pembuluh darah.

- X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi

intracranial.

- X-ray dada. Deteksi tumor paru primer atau penyakit metastase.

- CT scan atau MRI. Identfikasi vaskuler tumor, perubahan ukuran

ventrikel serebral.

- Ekoensefalogram. Peningkatan pada struktur midline.

- Oftalmoskop : Pada daerah fundus terdapat kaburnya batas papil,

warna papil menjadi lebih kemerahan dan pucat pembuluh darah

melebar atau kadang terputus-putus

- Pemeriksaan darah: albumin menurun (<3.5mg/dl), Hb menurun  

(laki-laki <13,5g/dl, perempuan <12g/dl)

2.1.2 Analisa Data dan Diagnosa

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Pasien mengeluh

nyeri pada kepalanya

DO :

Biasanya dibuktikan

dengan ;

- Skala ekstrem

- Pasien nampak

menyeringai

kesakitan

Peningkatan

tekanan intrakranial

Nyeri

18

Page 19: Makalah Tumor Intrakranial

- Pasien gelisah

DS : pasien mengeluh

sakit kepala

DO :

Biasanya dibuktikan

dengan ;

- Tekanan perfusi

serebral <60mmHg

- Tekanan intrakranial

<15mmHg

- Tekanan arteri rata-

rata 80-100mmHg

- RR menurun

(<16x/mnit)

edema serebri

sekunder terhadap

penekanan oleh

tumor.

Perubahan perfusi

jaringan otak

DS : Klien mengeluh

mual,

DO :

Biasanya dibuktikan

dengan;

A: Penurunan BB

B:Albumin menurun

(<3,5mg/dl) Hb

menurun (laki-laki

<13,5 g/dl, perempuan

<12mg/dl)

C:Lemah, mukosa

kering, mual,muntah

D:-

Anoreksia Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

19

Page 20: Makalah Tumor Intrakranial

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.

2. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan edema sekunder

terhadap penekanan oleh tumor.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

2.2.3. Perencanaan

No

Dx

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri

berhubungan

dengan

peningkatan

tekanan

intrakanial

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan ...x2

4 jam diharapkan

nyeri berkurang

dengan KH :

Skala nyeri

( 0-3)

Nadi normal

(60-100

x/mnt)

Pasien tidak

gelisah dan

tidak

menyeringai

kesakitan

1. Observasi keluhan

nyeri: intensitas,

karakteristik, lokasi,

lamanya, faktor yang

memperburuk dan

meredakan.

2. Observasi adanya

tanda-tanda nyeri non

verbal seperti ekspresi

wajah, gelisah,

menangis/meringis,

perubahan tanda vital.

1.

pengalaman subjektif

dan harus dijelaskan

oleh pasien. Identifikasi

karakteristik nyeri dan

faktor yang

berhubungan

merupakan suatu hal

yang amat penting

untuk memilih

intervensi yang cocok

dan untuk

mengevaluasi

keefektifan dari terapi

yang diberikan.

2.

derajat nyeri yang tidak

langsung yang dialami.

20

Page 21: Makalah Tumor Intrakranial

3. Instruksikan

pasien/keluarga untuk

melaporkan nyeri

dengan segera jika

nyeri timbul.

4. Berikan kompres

dingin pada kepala

3.

meningkatkan

intervensi dini dan

dapat mengurangi

beratnya serangan.

4.

nyaman dengan

menurunkan

vasodilatasi.

2. Perubahan

perfusi

jaringan otak

b/d edema

serebri

sekunder

terhadap

penekanan

oleh tumor.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ....x24 jam

diharapkan

perfusi jaringan

klien adekuat dg

KH :

Tekanan

perfusi

serebral  60-

100mmHg,

Tekanan

intrakranial 5-

s15mmHg,

Tekanan arteri

rata-rata 80-

100mmHg

Menunjukkan

tingkat

1. Pantau status

neurologis secara

teratur dan

bandingkan dengan

nilai standar.

2. Pantau tanda vital tiap

4 jam.

3. Pertahankan posisi

netral atau posisi

1. Mengkaji adanya

perubahan pada tingkat

kesadran dan potensial

peningaktan TIK dan

bermanfaat dalam

menentukan okasi,

perluasan dan

perkembangan

kerusakan SSP.

2. Normalnya

autoregulasi

mempertahankan aliran

darah ke otak yang

stabil. Kehilanagn

autoregulasi dapat

mengikuti kerusakan

vaskularisasi serebral

lokal dan menyeluruh.

3. Kepala yang miring

pada salah satu sisi

menekan vena jugularis

21

Page 22: Makalah Tumor Intrakranial

kesadaran

normal

RR

16-20x/menit

tengah, tinggikan

kepala 200-300.

4. Pantau ketat

pemasukan dan

pengeluaran cairan,

turgor kulit dan

keadaan membran

mukosa.

5. Bantu pasien untuk

menghindari/membata

si batuk, muntah,

pengeluaran feses

yang

dipaksakan/mengejan.

6. Perhatikan adanya

gelisah yang

meningkat,

peningkatan keluhan

dan tingkah laku yang

tidak sesuai lainnya.

dan menghambat aliran

darah vena yang

selanjutnya akan

meningkatkan TIK.

4. Bermanfaat sebagai

indikator dari cairan

total tubuh yang

terintegrasi dengan

perfusi jaringan.

5. Aktivitas ini akan

meningkatkan tekanan

intra toraks dan intra

abdomen yang dapat

meningkatkan TIK.

6. Petunjuk non verbal ini

mengindikasikan

adanya penekanan TIK

atau mennadakan

adanya nyeri ketika

pasien tidak dapat

mengungkapkan

keluhannya secara

verbal.

3. Nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh b/d

mual dan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ...x24 jam

diharapkan nutrisi

1. Hidangkan makanan

dalam porsi kecil tapi

sering dan hangat.

2. Kaji kebiasaan

1. Makanan yang hangat

menambah nafsu

makan

2. Jenis makanan yang

disukai akan membantu

22

Page 23: Makalah Tumor Intrakranial

muntah klien terpenuhi

dengan KH:

Klien

tidak

mengalam

i

penurunan

BB lebih

lanjut

Tidak

lemas

Albumin

normal

(3,5-5,5

mg/dl)

Hb normal

(laki-laki

13,5-18

g/dl,

perempua

n 12-16

g/dl

Mukosa

lembab

Nafsu

makan

meningkat

makan klien.

3. Ajarkan teknik

relaksasi yaitu tarik

napas dalam.

4. Timbang berat badan

bila memungkinkan.

5. Kolaborasi dengan

dokter untuk

pemberian vitamin

6. Monitor hasil

laboratorium: Hb,

albumin

meningkatkan nafsu

makan klien

3. Tarik nafas dalam

membantu untuk

merelaksasikan dan

mengurangi mual.

4. Untuk mengetahui

kehilangan berat badan

5. Mencegah kekurangan

karena penurunan

absorsi vitamin larut

dalam lemak

6. Menentukan status

nutrisi

23

Page 24: Makalah Tumor Intrakranial

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tumor otak intrakranial adalah sebuah lesi yang terletak pada intrakranial

yang menempati ruang di dalam tengkorak dan selalu bertumbuh sebagai

sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk

ke dalam jaringan. (Brunner and Suddarth. 2001.) Tumor otak disebabkan

oleh;

- Riwayat trauma kepala

- Faktor genetik

- Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik

- Virus tertentu

Tanda dan gejala pada pasien dengan tumor otak adalah: sakit kepala,

muntah,penglihatan ganda, kejang dan mengalami gangguan kesadaran dari

ringan sampai yang berat.

Keluhan utama pada pasien dengan tumor otak pada umumnya akibat dari

peninggian TIK seperti kepala hebat, muntah-muntah,kejang,dan penurunan

tingkat kesadaran.

Diagnosa Keperawatan yang sering muncul adalah:

4. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.

5. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan Kerusakan

sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.

6. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih

banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik

dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan

makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang

24

Page 25: Makalah Tumor Intrakranial

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.

Volume 3. EGC: Jakarta

Doengoes,Marylin E. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk

Perencanaan /Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC:Jakarta.

Artikel Bedah. Tumor Otak. http://ilmubedah.info/tumor-otak-

20110208.html#more-210. Diakses tgl 29 Desember 2011

Enggariani, S.Ked. Tumor Otak. http://belibis-a17.com/2008/10/23/602/. Diakses

tgl 29 Desember 2011

25