Perbandingan Waktu Datangnya Menstruasi Postpartum pada ...
Transcript of Perbandingan Waktu Datangnya Menstruasi Postpartum pada ...
i
Perbandingan Waktu Datangnya Menstruasi Postpartum
pada Ibu ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Padang Bulan
SKRIPSI
Oleh
Kiki Guspida Siregar
141101051
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbandingan Waktu Datangnya
Menstruasi Postpartum pada Ibu ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Padang Bulan.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi
penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mendapat gelar sarjana di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari doa,
dukungan, dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing
Skripsi yang dengan sabar meluangkan waktunya untuk membimbing serta
mengarahkan penulis selama proses pengerjaan skripsi dari awal sampai akhir.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep., NS., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dosen validitas skripsi
saya.
5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan
sabar meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulis
selama proses pengerjaan skripsi dari awal sampai akhir.
6. Erniyati, S.Kep, MNS selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan arahan
dan saran kepada penulis.
7. Fatwa Imelda, S.Kep, M.Biomed selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan arahan dan saran kepada penulis.
8. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara atas ilmu
dan bmbingan yang telah diberikan selama proses perkuliahan.
9. Orangtua tercinta, ayahanda Alm.Saibun Siregar dan ibunda Rawani
Napitupulu yang senantiasa mendoakan, merawat, mendidik, dan memberikan
dukungan penuh baik moral maupun materil.
10. Seluruh responden yang telah bersedia dan berpartisipasi dalam penelitian
penulis.
11. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara yang selalu saling membantu dan memberikan motivasi
sehingga penulis tetap memiliki koping yang baik selama proses pengerjaan
skripsi ini (Suraiya, Efa Rosari, Jean Mechellen, Ira Puspita, Dedek Rizkyani,
Nurul Hasanah, Mar’atun Naziah, Siti Muafira, Epi Susanti, Nani Sunarti).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
12. Semua pihak yang telah membantu baik secara moral maupun materil selama
proses pengerjaan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan khususnya Profesi Keperawatan.
Medan, 21 Agustus 2018 Penulis, (Kiki Guspida Siregar) 141101051
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i Halaman Orisinalitas ............................................................................................... ii
Halaman Persetujuan Sidang Hasil ........................................................................ iii Halaman Pengesahan Hasil Penelitian ................................................................... iv
Prakata...................................................................................................................... v Daftar Isi .................................................................................................................. viii Abstrak .................................................................................................................... xi Abstrack................................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 6 1.3. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 6 1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7 1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
1.5.1 Bagi Pelayanan Keperawatan .............................................. 7 1.5.2 Bagi Peneliti ...................................................................... 8 1.5.3 Bagi Instansi/Pendidikan Keperawatan ............................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Menstruasi ....................................................................... 9 2.1.1. Definisi ............................................................................... 9 2.1.2. Siklus Menstruasi ................................................................ 9 2.1.3. Lama Siklus Menstruasi .................................................... 10 2.1.4. Hormon Siklus Menstruasi ………………………………. 12 2.1.5. Faktor Pengaruh Menstruasi Post Partum………………... 15
2.2. Konsep ASI .................................................................................. 22 2.2.1. Definisi ASI …………………………………………….. 23 2.2.2. Refleks Menyusui ………………………………………. 24 2.2.3. ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif ………………….. 25
BAB III KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian ..................................................................... 26 3.2. Defenisi Operasional .................................................................... 27 3.3. Hipotesa Penelitian ...................................................................... 27
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian ....................................................................... 28 4.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling .................................. 28
4.2.1. Populasi ............................................................................ 28 4.2.2. Sampel .............................................................................. 28
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 29 4.4. Pertimbangan Etik ..................................................................... 30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
4.5. InstrumenPenelitian ................................................................... 31 4.6. Validitas dan Realibilitas ........................................................... 31
4.6.1. Validitas ........................................................................... 31 4.6.2. Realibilitas ....................................................................... 31
4.7. Proses Pengumpulan Data ........................................................ 32 4.8. Pengolahan dan Analisa Data .................................................. 33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian ................................................................ 34 5.2. Pembahasan ...................................................................... 43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ..................................................................................51 6.2. Saran ............................................................................................52
6.2.1.Bagi Pelayanan Keperawatan ............................................ 52 6.2.2. Bagi Ibu Hamil dan Post Partum .......................................52 6.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... ..
Lampiran 1. Jadwal Tentatif Penelitian Lampiran 2. Lembar Penjelasan dan Persetujuan Responden Penelitian Lampiran 3. Instrumen Penelitian Lampiran 4. Taksasi Dana Lampiran 5. Surat Komisi Etik Lampiran 6. Lembar Persetujuan Validitas Lampiran 7. Lembar Hasil Valid Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Lampiran 9. Surat Selesai Penelitian Lampiran 10. Master Data Lampiran 11. Lembar Bukti Bimbingan Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xi
Judul : Perbandingan Waktu Datangnya Menstruasi Post Partum Pada Ibu ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan
Peneliti : Kiki Guspida siregar NIM : 141101051 Jurusan : Ilmu Keperawatan S1 Tahun : 2018
ABSTRAK
Pemberian ASI secara eksklusif maupun tidak eksklusif yang dilakukan oleh ibu berhubungan erat dengan kembalinya kesuburan ibu yang dapat diukur salah satunya dengan kembalinya menstruasi postpartum. Menstruasi pada ibu setelah melahirkan dipengaruhi oleh faktor hormon hipofisis, yaitu terjadi peningkatan kadar prolaktin secara progresif yang dipengaruhi oleh proses menyusui, kekerapan menyusui dan lama setiap kali ibu menyusui. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan waktu datangnya menstruasi postpartum antara ibu yang memberi ASI eksklusif dan tidak memberi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan. Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui secara eksklusif dan non eksklusif, dan sampelnya adalah 62 dengan 32 ibu menyusui secara eksklusif dan 30 menyusui secara non eksklusif. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner dan analisa data dilakukan secara bivariat dengan uji Mann whitney U test. Hasil dari analisa data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna waktu datangnya menstruasi post partum pada ibu ASI eksklusif dengan non ASI eksklsif di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan (p value < 0,05 = 0,000). Dengan hasil penelitian ini diharapkan menjadi menjadi sumber data pada mata kuliah keperawatan maternitas yaitu menjadi referensi dalam wacana kepustakaan mengenai keefektifan ASI eksklusif dalam penundaan menstruasi pertama kali pada ibu menyusui., sebagai panduan untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut bagi pendidikan keperawatan, dan sebagai masukan bagi pelayanan kesehatan dalam memberi asuhan keperawatan di pelayanan keperawatan pada ibu post partum dan menyusui,
Kata kunci: menstruasi, ASI eksklusif, non ASI eksklusif
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Periode setelah persalinan disebut dengan periode post partum atau yang lebih
dikenal dengan masa nifas. Periode post partum adalah jangka waktu 6 minggu yang
dimulai setelah kelahiran bayi dan plasenta keluar lepas dari Rahim sampai pemulihan
kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan Pada tiga bulan setelah
kelahiran bayi, biasanya disebut juga trimester keempat kehanilan. Perubahan fisiologi
yang terjadi selama periode ini adalah khusus, meskipun dianggap normal sebagai
proses pemulihan dari kehamilan (Bobak & dkk,2005).
Adaptasi yang akan dialami selama periode nifas yaitu adaptasi fisiologis dan
psikologis. Pada adaptasi fisiologis, perubahan yang dialami meliputi sistem endokrin,
sistem kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan, muskuloskeletal, dan sistem
reproduksi. Perubahan pada sistem endokrin, berkaitan dengan hormon estrogen dan
progesteron yang berperan penting dalam proses kesuburan sistem reproduksi, yang
ditandai dengan adanya siklus haid yang menyebabkan proses ovulasi dan terjadinya
menstruasi (Lowdermilk, 2013).
Menstruasi merupakan perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14
hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus
(Bobak,2004). Menstruasi sebagai tanda awal masa subur seorang wanita, dimana pada
masa ini indung telur seorang wanita sudah mampu menghasilkan sel telur, sehingga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
bisa dikatakan bahwa wanita tersebut berada pada usia reproduksi (Guyton & Hall,
2008).
Menstruasi pada ibu setelah melahirkan dipengaruhi oleh faktor hormon
hipofisis, yaitu terjadi peningkatan kadar prolaktin secara progresif yang dipengaruhi
oleh proses menyusui, kekerapan menyusui dan lama setiap kali ibu menyusui. Kadar
prolaktin berperan dalam menekan ovulasi dan menghambat terjadinya menstruasi
(Bowes; dalam Bobak, 2005).
Jurnal Endokrinologi (2015) tentang Rapid modulation of hypothalamic Kiss1
levels by the suckling stimulus in the lactating rat menyatakan bahwa rangsangan atau
stimulus dari hisapan bayi saat menyusui, secara langsung akan mengeluarkan
prolaktin dan menyebabkan penekanan pada GnRH/ LH yang berfungsi dalam proses
ovulasi. Kadar prolaktin normal 10-25 ng/mL meningkat menjadi 200-400 ng/mL pada
saat ibu hamil dan terus meningkat pada permulaan menyusui sehingga terjadi
hiperprolactinemia. Apabila frekuensi menyusui tetap dipertahankan maka kadarnya
bisa tetap diatas normal selama 18 bulan atau lebih (Speroff, 2011; Yen et al,1999).
Penelitian dalam journal of obstetry and gynecology (2014), tentang Prolactin
and aggression in women with fertility problems mendapatkan hasil bahwa dengan 33
responden wanita dengan kadar prolaktin >250 mg/ml ml mengalami ketidaksuburan
lebih tinggi dibandingkan dengan 33 responden wanita dengan kadar prolaktin <250
mg/ml.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada ibu menyusui dan tidak
menyusui memiliki perbedaan. Pada wanita yang tidak menyusui, munculnya
menstruasi bervariasi yaitu 40% dalam 6 minggu pascapartum, 65% - 70% dalam 12
minggu, dan 80% - 90% dalam waktu 24 minggu. Sedangkan ibu yang menyusui,
munculnya menstruasi 15% dalam 6 minggu pascapartum, 45% dalam 12 minggu, dan
55% - 70% dalam 36 minggu (Reeder & dkk, 2011).
Penelitian Ritmasari (2007) tentang Hubungan Persepsi Suami Tentang
Keadaan Kesuburan Istri Pasca persalinan dan Dukungan Suami Untuk KB Dengan
Rentang Waktu Mulai KB di Semarang mendapatkan hasil bahwa persepsi responden
tentang efek menyusui terhadap keadaan kesuburan isteri pasca persalinan hampir
semua responden (90,20%) mempunyai persepsi sedang, kemudian diikuti yang
memiliki tingkat persepsi tinggi sebanyak 6,10% dan sisanya (3,70%) mempunyai
persepsi rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan kategori
tinggi (6,10%) persentasenya lebih banyak daripada responden dengan kategori rendah
(3,70%). Ini berarti ada kecenderungan responden percaya tentang efek menyusui
terhadap keadaan kesuburan isteri pasca persalinan. Sedangkan responden yang
mempunyai persepsi dengan kategori sedang (90,20%) dianggap sebagai responden
yang belum memiliki persepsi yang mantap.
Efek menyusui terhadap kesuburan ibu dan waktu datangnya menstruasi secara
langsung akan mengatur jarak kehamilan ibu berikutnya yang berpengaruh pada
kondisi kesehatan ibu. Jarak kehamilan yang ideal adalah 2-4 tahun dimanakondisi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
Rahim sudah pulih seperti sebelum melahirkan sehingga siap untuk menerima
kehamilan berikutnya (Meiwanto, 2007).
Hasil penelitian Rifdiyani (2014) tentang Pengaruh paritas, BBL, jarak
kehamilan, dan riwayat perdarahan terhadap kejadian perdarahan post partum, bahwa
terdapat pengaruh jarak kehamilan terhadap kejadian perdarahan postpartum di RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi Blitar tahun 2014.Risiko ibu mengalami perdarahan dengan
jarak kehamilan < 2 tahun adalah 17,953 kali lebih besar dibandingkan ibu yang jarak
kehamilannya ≥ 2tahun. Di samping itu, penelitian Qodariyah (2014) tentang
Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian abortus spontan di RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dengan 40 responden mendapatkan hasil bahwa ada
hubungan jarak kehamilan dengan kejadian abortus spontan dimana sebanyak 16
responden (40%) yang memiliki jarak kehamilan yang dekat mengalami abortus
incomplitus.
Menurut AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) menyusui atau laktasi adalah
suatu proses dimana seorang bayi menerima air susu dari payudara ibu dan merupakan
cara yang tidak ada bandingnya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat
serta bagian dari proses reproduktif dengan berbagai dampak kesehatan kaum ibu.
Dalam pemberian ASI tersebut akan terdapat ibu yang menyusui bayi secara eksklusif
dan non eksklusif.
Pengertian ASI eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun
2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat,
vitamin, dan mineral).
Profil Kesehatan Indonesia oleh Kemenkes RI 2016, mengacu pada target
renstra pada tahun 2015 yang sebesar 39%, menyatakan bahwa secara nasional
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari enam bulan sebesar
55,7% telah mencapai target. Menurut provinsi, di Sumatera Utara masih mencakup
33%,, sedangkan menurut profil kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan
masih mencakup 26,22%.
Pemberian ASI secara eksklusif maupun tidak eksklusif yang dilakukan oleh
ibu, berhubungan erat dengan kembalinya kesuburan ibu yang dapat diukur salah
satunya dengan kembalinya menstruasi post partum. Pada wanita yang baru saja
melahirkan, inisiasi menstruasinya akan mengalami kemunduran. Kejadian ini sangat
normal dialami oleh semua wanita yang baru saja melahirkan dan sedang
menyusui.Terutama pada pemberian ASI eksklusif (Kurniawan, 2013).
Pada ibu yang terus menyusui anaknya setelah melahirkan kemungkinan hamil menjadi
kecil, karena dengan menyusui dapat terjadi prolaktinemia dan prolaktin menekan
terjadinya ovulasi.(Basuki & Bahar,2013).
Fenomena yang ditemukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan,
Medan, ibu dengan ASI eksklusif telah 4 bulan dengan rata-rata frekwensi menyusui 8
kali per hari sampai saat ini belum mengalami menstruasi semenjak melahirkan. Hal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
lain yang ditemukan pada ibu dengan non ASI eksklusif bahwa ia mengalami
menstruasi setelah minggu ke-8 setelah melahirkan.
Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, peneliti tertarik dilakukannya
penelitian untuk membandingkan waktu datangnya menstruasi post partum antara ibu
yang memberi ASI eksklusif dan tidak memberi ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Padang Bulan, Medan.
2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbandingan waktu yang signifikan mengenai waktu datangnya
menstruasi post partum antara ibu yang memberi ASI eksklusif dan tidak memberi ASI
eksklusif?
3. Pertanyaan Penelitian
3.1.Kapankah waktu datangnyanya menstruasi post partum pada ibu yang memberi
ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan?
3.2.Kapankah waktu datangnya menstruasi post partum pada ibu yang tidak memberi
ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan?
3.3.Bagaimanakah perbandingan waktu datangnya menstruasi post partum antara ibu
yang memberi ASI eksklusif dan tidak memberi ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Padang Bulan?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
4. Tujuan Penelitian
4.1Tujuan Umum
4.1.1. Untuk mengidentifikasi perbandingan waktu datangnya menstruasi post partum
antara ibu yang memberi ASI eksklusif dan tidak memberi ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.
4.2. Tujuan Khusus
4.2.1. Untuk mengidentifikasi waktu datangnya menstruasi post partum pada ibu yang
memberi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.
4.2.2. Untuk mengidentifikasi waktu datangnya menstruasi post partum pada ibu yang
tidak memberi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.
5. Manfaat Penelitian
5.1. Pelayanan Kepaerawatan
Sebagai bahan kajian dan memberi.informasi kepada ibu nifas mengenai
perbandingan waktu datangnya menstruasi pada ibu yang memberi ASI eksklusif dan
tidak memberi ASI eksklusif serta keuntungan dan manfaat dari pemberian ASI bagi
ibu dan bayi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
5.2. Peneliti Keperawatan
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah informasi dan data
dasar bagi peneliti selanjutnya mengenai perbandingan waktu menstruasi post partum
pada ibu yang memberi ASI eksklusif dan tidak memberi ASI eksklusif.
5.3. Untuk Pendidikan Keperawatan
Sebagai informasi dan penambahan ilmu pengetahuan mahasiswa khususnya
studi keperawatan maternitas, yaitupengetahuan mengenai waktu menstruasi post
partum antara ibu yang memberi ASI eksklusif dan tidak memberi ASI eksklusif.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Menstruasi
1.1. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus yang ditandai
sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnyalapisan endometrium
(Bobak, 2004). Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh
perempuan yang terjadi secara berkala dandipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Periode ini penting dalam reproduksi dan bisa terjadi setiap bulan antara usia pubertas
dan menopause (Fitria, 2007). Menstruasi yang normal merupakan hasil akhir suatu
siklus ovulasi yang diawali dengan pertumbuhan beberapa folikel dan diikuti ovulasi
dari satu folikel dominan di pertengahan siklus. Bila tidak terjadi pembuahan, akan
ditandai dengan adanya menstruasi. Ovulasi yang terjadi setiap bulan akan
menghasilkan siklus haid yang teratur pula. Siklus menstruasi merupakan daur
menstruasi yang tiap bulannya dialami wanita dihitung mulai dari hari pertama
menstruasi sampai hari pertama menstruasi di bulan berikutnya (Sarwono, 2011).
1.2. Lama Siklus Menstruasi
Guyton & Hall (2008), menyatakan panjang rata-rata siklus menstruasi adalah
28 hari, namun berkisar antara 21 sampai 35 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada
satu wanita selama saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi dan nutrisi wanita
tersebut. Menstruasi dikatakan normal bila siklus mentruasi tidak kurang dari 24 hari,
tetapi tidak melebihi 35 hari,kira-kira 24 – 35 hari (Sarwono, 2011). Menurut maulana
(2008), siklus menstruasi pada wanita tidak sama, dengan varians normal antara 26-32
hari atau 28-35 hari.
1.3. Hormon Siklus Menstruasi
Menstruasi merupakan proses kerjasama antara Hipotalamus, kelenjar
Hipofisis anterior, dan Ovarium. Hipotalamus berperan sebagai regulator dari fungsi
kelenjar hipofisis anterior dengan menyekresi ke dalam sirkulasi portal hipofisis
realizing factor atau inhibiting factor yang menstimulasi atau menghambat sekresi atau
sistesis hormon hipofisis anterior. Pada hipotalamus terjadi sekresi gonadotropin
realizing hormone (GnRH) menuju ke sirkulasi portal hipofisis. Sekresi hormon ini
akan menstimulasi kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi follicle stimulating
hormon (FSH) dan lutenizing hormon (LH), yang berpengaruh pada tingkat ovarium
untuk memacu perkembangan folikular dan ovulasi
Pada awal siklus, pengeluaran gonadotropin (LH dan FSH) meningkat secara
perlahan dan eningkatan FSH lebih dominan dibandingkan LH. Sekresi kedua hormon
tersebut akan memberi perubahan pada ovarium. Pada awal siklus, masih terdapat
folikel kecil yang memiliki dua sel, yaitu sel teka dan sel granulosa. Reseptor LH
berada di sel teka dan reseptor FSH berada di sel granulosa. LH akan memacu sel teka
untuk menghasilkan androgen dan masuk ke dalam sel granulosa. FSH yang berada di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
sel granulosa akan mengubah androgen menjadi estrogen dan memicu poliferasi di
dalam sel sehingga terjadi pertumbuhan beberapa folikel dan membesar.
Pada hari ke 5-7 siklus, kadar estrogen telah cukup tinggi dan secara bersamaan
akan menekan sekresi FSH. Penurunan kadar FSH akan menyebabkan hanya satu
folikel yang memiliki sel granulosa paling banyak dan tetap tumbuh, kemudian
penurunan tersebut meningkatkan kadar estrogen sampai pada kadar 200 pg/ml yang
akan memacu sekresi LH. Sehingga pada akhir siklus folikuler kadar LH lebih tinggi
daripada FSH dan pada pertengahan siklus resepetor LH mulai didapatkan di sel
granulosa.
LH akan memacu sel granulosa untuk menghasilkan Prostaglandin (PG) yang
membuat kontraksi pada dinding folikel dan peningkatan sedikit Progesteron. Kadar
Progesteron yang sedikit meningkat akan memacu sekresi LH dan FSH, sehingga kadar
FSH meningkat kembali dan terjadi lonjakan Gonadotropin (LH dan FSH) dengan
sekresi LH yang lebih dominan. Sekitar 36-48 jam lonjakan LH, oosit keluar dari
folikel yang disebut dengan ovulasi. Pada pascaovulasi, sekresi progesteron meningkat
dan memasuki fase luteal. Peningkatan Progesteron akan menghambat sekresi
Gonadotropin sehingga kadar FSH dan LH menurun. 7 hari pascaovulasi kadar
progesteron dan estrogen meningkat, namun menurun kembali pada pertengahan fase
luteal akibat korpus luteum yang mulai mengalami atresia. Sekitar 14 hari
pascaovulasi, kadar estrogen dan progesteron menjadi cukup rendah yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
menyebabkan sekresi Gonadotropin meningkat kembali dengan kadar FSH lebih
dominan dibandingkan LH dan memasuki siklus baru berikutnya (Sarwono, 2011)
1.4. Siklus Menstruasi
(1). Fase Menstruasi
Fase menstruasi merupakan suatu fase yang menunjukkan waktu (masa)
terjadinya proses deskuamasi pada lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran
darah dari dalam uterus dan dikeluarkan melalui vagina. Pada fase menstruasi rata-rata
berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar
estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya,
dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat (Bobak, 2004).
(2). Fase Proliferasi
Fase proliferasi dinamakan juga fase folikuler atau folikulogenesis di ovarium.
Pada fase ini terjadi pematangan folikel-folikel di dalam ovarium akibat pengaruh
aktivitas hormon FSH yang merangsang folikel-folikel tersebut untuk menyintesis
hormon estrogen dalam jumlah yang banyak dan akan memacu terbentuknya
komponen jaringan, air,ion, dan asam amino. Stroma endometrium yang kolaps saat
haid sebelumnya akan mengembang kembali dan sebagai komponen utama dalam
pertumbuhan dan penebalan endometrium kembali (Sarwono, 2011)
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar
hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Dalam fase ini endometrium tumbuh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir
saat ovulasi (Bobak, 2004).
(3). Fase sekresi/luteal
Fase sekresi merupakan suatu fase yang menunjukan waktu ketika ovarium
beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel matangnya (folikel
de Graaf) yang sudah mengeluarkan sel ovumnya pada saat terjadinya ovulasi.
Ovarium akan menghasilkan hormon progesteron yang digunakan sebagai penunjang
lapisan endometrium uteri untuk bersiap-siap menerima hasil konsepsi jika terjadi
kehamilan atau melakukan proses deskuamasi jika tidak terjadi kehamilan (Sarwono,
2011)
Hari ke-14 sampai hari ke-28 terbentuk korpusluteum ovarium serta perubahan
bentuk (menjadi memanjang dan berkelok-kelok) dan fungsi dari kelenjar-kelenjar di
lapisan endometrium uteri akibat pengaruh dari peningkatan hormone LH yang diikuti
oleh pengeluaran hormon progesterone. Apabila proses kehamilan tidak terjadi,
peningkatan hormone progesterone yangterjadi tersebut akan mengikuti terjadinya
penurunan LH dan secara langsung hormon progesteron (bersama dengan hormon
estrogen) akan melakukan penghambatan terhadap pengeluaran hormon FSH dan LH
yang derajat hambatannya bergantung pada konsentrasi dan lamanya pengaruh hormon
progesteron tersebut. Kemudian melalui mekanisme ini secara otomatis hormon-
hormon progesteron dan estrogen juga akan menurunkan pengeluaran hormon LH dan
FSH tersebut sehingga proses sintesis dan sekresinya dari hormon hipofisis yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
memungkinkan terjadinya pertumbuhan folikel dan proses ovulasi di ovarium selama
fase luteal akan berkurang atau berhenti, dan akan menghambat perkembangan dari
korpus luteum.
(4). Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari
setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, maka usia korpus
luteum berakhir.dan diikuti kadar estrogen dan progesteron yang menurun. Kadar
estrogen dan progesteron yang sangat rendah akan menyebabkan reaksi di
endometrium yaitu reaksi vasomotor dimana tebal endometrium akan menurun dan
menyebabkan aliran darah ke pembuluh darah spiralis dan aliran vena menurun
sehingga terjadi vasodilatasi. Kemudian arteriol spiralis akan vasokontriksi dan
relaksasi ssecara ritmi sehingga endometrium semakin pucat. Reaksi yang kedua yaitu
appoptisis, dimana enzim lisis dan asam fosfatase akan masuk ke dalam sitoplasma
epitel, stroma, sel endotel, dan ruang interseluler. Enzim tersebut akan menghancurkan
sel di sekitarnya dan prostaglandin terlepas, ekstravasi sel darah merah, nekrosis
jaringan, dan thrombosis pembuluh darah. Reaksi ketiga yaitu pelepasan endometrium
dimana kadar estrogen yang menurun di endometrium memicu sekresi enzim MMPs
yang mengakibatkan membrane sel hancur dan matrik ekstraseluler rusak, sehingga
jaringan endometrium hancur dan terlepas yang akan diikuti dengan menstruasi
(Sarwono,2011).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Gambar 2.1. Siklus menstruasi
1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi Post Partum
Menstruasi post partum adalah proses permulaan menstruasi pada seorang
wanita yang dalam hal ini setelah melahirkan (Sumastri, 2012). Berikut faktor-faktor
yang mempengaruhi menstruasi pada ibu post partum :
1.5.1. Menyusui / Laktasi
Ibu yang menyusui akan dipertahankan oleh dua hormon penting yaitu
prolaktin dan oksitosin. Kerja hormon prolaktin selama kehamilan belum terjadi akibat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
hambatan dari hormon estrogen dan progesteron dalam memproduksi susu melalui efek
inhibisi langsung pada sintesis reseptor prolaktin. Namun setelah melahirkan,
konsentrasi kedua hormon tersebut menurun akibat terlepasnya plasenta, sehingga
prolaktin dapat bekerja dalam memacu laktogenesis (Greenstein, 2007).
Setelah proses melahirkan, kadar plasma hormon yang diproduksi oleh plasenta
akan menurun sangat cepat yaitu estrogen dan progesteron akibat dari ekspulsi
plasenta. hPL tidak dapat tidak dapat dideteksi dalam 24 jam dan kadar hormon
gonadotropin dan korionik turun dengan cepat. Hormon estrogen menurun sampai 90%
dalam 3 jam setelah persalinan dan secara kontiniu menurun sampai hari ke-7
pascapartum saat estrogen mencapai kadar yang terendah (Lowdermilk, 2013). Inhibisi
estrogen dan progesteron terhadap a-laktalbumin dalam memproduksi ASI menjadi
tertekan dengan peningkatan hormon prolaktin yang bekerja tanpa hambatan
(Chuningham, 2012).
Setiap bayi menghisap puting susu ibu, akan semakin meningkatkan kadar
prolaktin dan akan menghambat pelepasan dopamine sebagai Prolaktin inhibiting
factor dari hipotalamus. Pengisapan puting susu oleh bayi akan menstimulasi sekresi
prolaktin dengan rangsangan sensori yang akan disampaikan ke otak yang akan
memberi respon untuk mensekresi hormon prolaktin oleh kelenjar hipofisis anterior
dan sekresi hormon oksitosin oleh kelenjar pituitary posterior. Pada hipothalamus
prolaktin akan menghambat produksi Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang
berfungsi mengaktifkan Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Lutenizing Hormon
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
(LH) di hipofisis anterior. FSH dan LH yang tidak teraktifasi mengakibatkan sekresi
estrogen dan progesteron oleh FSH dan LH akan terhambat dan pembentukan folikel
terganggu sehingga menekan ovulasi dan menstruasi (Barret 2014).
Gambar 2.2. Efek isapan terhadap prolaktin (Sumber: Lowdermilk,2013)
Wanita yang tidak menyusui bayinya biasanya mendapatkan haid pertamanya
pada 6 minggu setelah persalinan. Namun pada wanita yang menyusui secara teratur
mengalami amenorrhea selama 25-30 minggu. Laktasi merangsang sekresi prolaktin
dan akan menghambat sekresi GnRH pada efek gonadotropin di ovarium sehingga
ovualsi akan dihambat. Ovarium menjadi tidak aktif dan menyebabkan sekresi estrogen
dan progesteron menurun sampai ke kadar yang rendah. Akibatnya hanya 5-10%
wanita menjadi hamil kembali selama periode laktasi. 50% siklus dalam 6 bulan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
pertama setelah kembalinya menstruasi bersifat anovulatorik, yaitu tidak terbentuknya
korpus luteum dan tidak ada efek progesteron terhadap endometrium. Namun estrogen
terus menyebabkan pertumbuhan endometrium menjadi cukup tebal untuk peecah dan
mulai terlepas (Barret, 2015).
Menstruasi pertama kali seringkali bersifat anovulasi karena rendahnya kadar
estrogen dan progesteron. Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang
signifikan sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat
mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI. (Sulistyawati,2009).
(Reeder & dkk, 2011) juga menyatakan estrogen kembali ke fase folikuler
sekitar 3 minggu pada wanita yang tidak menyusui dan kembalinya kadar estrogen
lambat pada wanita yang menyusui. Jika ibu tidak menyusui, kadar estrogen akan
kembali meningkat sekitar tiga minggu setelah kelahiran yang diikuti dengan
kembalinya menstruasi. Pada ibu menyusui kadar estrogen dan progesteron lebih
lambat kembali pada kadar sebelum hamil (Derek & Jones, 2005; Ambarwati &
Wulandari, 2009).
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyatakan bahwa penelitian pada 71
bayi usia 1-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif dan on demand dengan dilakukan
penimbangan berat badan setiap kali menyusu mendapatkan hasil bahwa bayi menyusu
10 - 12 kali dalam sehari dengan rata-rata produksi ASI adalah 800 mL/ hari, produksi
ASI setiap kali menyusui adalah 90-120 mL/ kali, yang dihasilkan 2 payudara. .Rata-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
rata terjadinya menstruasi kembali pada perempuan yang sedang menyusui adalah
setelah 28 minggu (sekitar 7 bulan) dan ovulasi terjadi setelah 34 minggu (IDAI, 2010).
1.5.2. Penyakit Kronis dan Kelainan Hormonal
Penyakit kronis dapat menyebabkan perubahan hormonal, perubahan hormonal
ini biasanya dapat mempengaruhi siklus menstruasi karena pusat pengendalian siklus
menstruasi berada di hipothalamus. Contoh penyakit kronis yaitu berbagai macam
kanker, tumor, diabetes melitus, dan untuk kelainan hormonal yaitu hipertiroid,
hipotiroid, dan lainnya (Goulart & dkk, 2011).
Penyakit tiroid dapat mengganggu fungsi fisiologi reproduksi karena berefek
pada metabolisme estrogen dan berhubungan dengan fertilitas. Hormon tiroid terlibat
dalam mengatur siklus menstruasi dan kesuburan termasuk mengatur Follicel
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteining Hormone (LH) pada biosintesis hormon
steroid. Kadar plasma estrogen dapat meningkat dalam keadaan hipertiroid
dibandingkan dengan wanita normal pada semua fase dari siklus menstruasi (Yen &
Jaffe, 2009).
1.5.3. Status Gizi
Siklus menstruasi wanita dapat berpengaruh karena status gizinya dan IMT
memiliki hubungan yang kuat dengan siklus menstruasi yang panjang atau siklus yang
tidak teratur (Sianipar,2009). Siklus menstruasi tidak teratur dapat terjadi pada
keadaan kurus atau terlalu sedikit lemak pada tubuh wanita. Angka IMT 20 atau lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
rendah atau terlalu kurus dan gemuk berhubungan dengan siklus menstruasi irregular
yang mempengaruhi fungsi hipothalamus-hipofisis dalam mensekresi hormon menjadi
terganggu (Pristiwi, 2007). Gangguan menstruasi yang terjadi bergantung pada nilai
IMT terutama pada status gizi underweight atau overweight. Kelebihan maupun
kekurangan berat badan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme estrogen
berupa peningkatan produksi esterogen sehingga menyebabkan siklus menstruasi
menjadi tidak teratur (Rakhmawati, 2013).
1.5.4. Faktor Psikososial
Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis, dan perilaku dari manusia
yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal
(stresor). Stresor dapat memengaruhi semua bagian dari kehidupan seseorang,
menyebabkan stres mental, perubahan perilaku, masalah-masalah dalam berinteraksi
dengan orang lain, dan keluhan-keluhan fisik salah satunya gangguan siklus menstruasi
(Karout, 2012).
Dalam pengaruhnya terhadap menstruasi, stres melibatkan sistem
neuroendokrinologi sebagai sistem yang berperan penting dalam reproduksi wanita,
karena pusat pengendalian stress sangat berhubungan dengan pusat pengendalian siklus
menstruasi di hipothalamus Efek stres pada respon neurologisdari rangsangan
emosional berdampak lebih besar pada fase luteal dibandingkan pada fase folikuler dari
siklus menstruasi. Hormon-hormon dari ovarium beraksi di daerah otak untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
mengatur aksis hipotalamus-hipofise-adrenal yang berkontribusi pada siklus
Menstruasi (Barret, 2015).
Penelitian Rakhmawati (2013) menyatakan bahwa gangguan siklus menstruasi
kejadian paling tinggi terjadi pada responden yang mengalami stres dibandingkan
dengan responden yang tidak mengalami stres. Responden yang mengalami stres
memiliki risiko gangguan siklus menstruasi dua kali lebih besar dibandingkan dengan
responden yang tidak mengalami stres. Gangguan menstruasi yang paling sering yaitu
polimenorea dengan angka (23,1%).
1.5.5 Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah usaha untuk mencegah kehamilan yang bertujuan untuk
menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan
keluarga agar dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak.
Macam-macam alat kontrasepsi yaitu suntik, pil, implant, IUD, kondom, MOW (Medis
Operasi Wanita), MOP (Medis Operasi Pria) (Hartanto,2010).
Perdarahan tidak teratur pada siklus menstruasi adalah salah satu efek dari
penggunaan kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi oral (pil) akan menurunkan episode
perdarahan pada siklus menstruasi dan berpengaruh pada siklus menstruasi wanita
karena kontrasepsi ini termasuk hormon reproduksi. Efek kontrasepsi hormonal ini
adalah mensupresi hormon reproduksi lewat jalur hipothalamus-hipofisis-ovarium,
yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan folikel, kematangan dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
folikel yang siap ovulasi, dan menghambat juga perkembangan endometrium
(Suprayitno, 2017).
Kontrasepsi hormonal sangat mempengaruhi siklus menstruasi karena
kontrasepsi hormonal biasanya mengandung esterogen dan progesteron yang berfungsi
menghambat kematangan folikel sehingga siklus menstruasi terganggu (Sarwono,
2011). Menurut Saifuddin (2010) efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal
suntik terutama kontrasepsi suntik 3 bulan adalah anemorea. Anemorea adalah keadaan
tidak adanya mentruasi sedikitnya tiga bulan berturut- turut. Siklus mentruasi yang
normal bisa terjadi akibat dari produksi hormon estrogen yang cukup.
2.. Konsep Dasar ASI
2.1. Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan.
Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain, kecuali
suplemen vitamin, mineral, dan atau obat-obatan untuk keperluan medis sampai bayi
berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian ASI sampai dua tahun pertama
kehidupannya (Guyton & Hall, 2008).
Sebaiknya bayi diberikan ASI secara tidak terjadwal atau menurut kemauan
bayi (On Demand), karena bayi akan menentukan sendiri kemauannya. Menyusui yang
dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan sangat berpengaruh pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Frekwensi pemberian ASI sedikitnya lebih dari
8 kali dalam 24 jam dan durasi ibu menyusui sekitar 15-20 menit pada masing-masing
payudara (Lumbanraja, 2015)
2.2. Refleks dalam Proses Menyusui
Proses laktasi terdapat dua refleks yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan
refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1) Refleks Prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Setelah persalinan, saat lepasnya
plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga
berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu pada ujung-ujung saraf sensoris
yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus
melaluimedulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor
penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofisis anterior
sehingga prolaktin keluar (Bobak & dkk, 2005).
Prolaktin disintesis oleh sel laktotrop dari klenjar hipofisis anterior, dan
sekresinya berada di bawah kendali inhibitor dari hipotalamus. Inhibitor tersebut terjadi
atas peran dopamin yang dikeluarkan langsung ke dalam sirkulasi portal hipofisis dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
peran dari GnRH- associated peptide (GAP) yang merupakan bagian dari GnRH. Bila
terjadi hiperprolactemia akan mempengaruhi fungsi reproduksi (Sarwono, 2011).
2) Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan putting susu juga diteruskan ke kelenjar hipofisis bagian belakang
(posterior) dan menghasilkanoksitosin yang menyebabkan sel-sel di sekitar alveoli
akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk ke pembuluh laktifer sehingga lebih
banyak air susu yang mengalir keluar. Semakin sering ibu menyusui, pengosongan
alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan ASI
makin kecil, dan menyusui makin lancar. (Sheerwood, 2009).
2.3 Definisi ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009). ASI Eksklusif
(menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2
tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa
makanan dan minuman lain dan dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes
RI, 2005).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
BAB 3
KERANGKA KONSEP & DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep menggambarkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kembalinya menstruasi pada ibu post partum meliputi menyusui, penggunaan
kontrsepsi, faktor psikososial, status gizi, dan penyakit kronis/ gangguan metabolik.
Pada faktor menyusui akan dibedakan menjadi menyusui secara eksklusif dan non
eksklusif. Di akhir penelitian ini akan disimpulkan apakah ada perbandingan waktu
munculnya menstruasi postpartum dengan ibu yang member ASI eksklusif dan Non
ASI eksklusif. variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian ASI
eksklusif dan Non ASI eksklusif dan variabel dependen adalah waktu datangnya
menstruasi. Berdasarkan tinjauan teori serta tujuan dari penelitian ini, maka berikut
kerangka konsep yang berisi variable-variabel yang akan diteliti :
Variabel independen Variabel dependen
Keterangan : Ket : :Diteliti
: Diteliti : Diteliti : :Tidak diteliti
Faktor pengaruh inisiasi
menstruasi post partum :
Waktu Inisiasi Menstruasi
Non ASI
eksklusif
ASI eksklusif
-Mennyusui
-Kontrasepsi -Status Gizi -Faktor Psikososial -Faktor penyakit kronis dan Metabolik
-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
3.2. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
3.3. Hipotesa Penelitian
Hipotesa yang akan dibuktikan dalam penelitian adalah hipotesa alternatif (Ha),
yaitu terdapat perbedaan waktu menstruasi postpartum antara ibu dengan ASI
eksklusif dan Non ASI eksklusif.
Praktek pemberian ASI saja kepada bayi tanpa makanan pendamping sejak lahir sampai usia 6 bulan menyusui secara on demand (sesuai dengan permintaan bayi), dan frekwensi ibu menyusui ≥ 8 kali dalam 24 jam dengan durasi 15 – 20 menit
Kuisioner Menjawab Pertanyaan Kuisioner
Pernyataan responden bahwa dirinya menyusui dalam kategori : ASI eksklusif NonASI eksklusif
Nominal
Independen
Waktu Menstruasi
Pertama kali dimulainya atau
datangnya haid kembali setelah ibu melahirkan
Kuisioner Menjawab Pertanyaan Kuisioner
Responden Mengalami Menstruasi
dalam satuan Waktu
(Minggu ke- )
Rasio
ASI Eksklusif
Dependen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif retrospektif dengan menggunakan desain
deskriptif komparatif, yaitu jenis penelitian dengan menggunakan metode studi
perbandingan atau memeriksa dan menguraikan perbedaan variabel pada 2 atau lebih
kelompok sampel (Stang,2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
perbedaan waktu datangnya menstruasi post partum pada ibu dengan ASI eksklusif dan
non ASI eksklusif.
4.2 Populasi, Sampel, dan Tehnik Sampling
Populasi adalah sekelompok objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan penelitian (Riduan, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.
Sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat dari suatu
kelompok atau keseluruhan yang lebih besar atau bagian kecil yang mewakili
kelompok atau keseluruhan yang lebih besar (Depdiknas,2005). Total sampel pada
penelitian ini berjumlah 62, dimana ibu yang menyusui bayi usia 6-12 bulan secara
eksklusif berjumlah 32 responden, dan non eksklusif berjumlah 30 responden di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah purposive sampling, yaitu tehnik penetapan sampel dengan memilih sampel
di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah dengan kriteria :
a. Kriteria inklusi:
1) Ibu dalam keadaan sehat
2) Ibu yang memberi bayinya hanya dengan mengkonsumsi ASI eksklusif
yaitu pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berusia 0-
6 bulan.
3) Ibu yang memberi bayinya ASI non eksklusif yaitu pemberian ASI tidak
secara penuh selama 6 bulan awal dan diselingi oleh susu formula dan
makanan pendamping ASI.
b. Kriteria Eksklusi:
1) Ibu yang memiliki masalah kesehatan metabolik atau penyakit kronis
2) Ibu yang memakai alat kontrasepsi hormonal pasca melahirkan
3) IMT di bawah dan di atas normal
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan, Medan. Medan. Alasan
peneliti mengambil lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian adalah karena wilayah
kerja Puskesmas tersebut cukup luas yang menjangkau 6 kelurahan, yaitu kelurahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Padang Bulan, kelurahan Titi Rante, kelurahan Petisah Hulu, kelurahan Babura,
kelurahan Merdeka, dan kelurahan Darat. Berdasarkan laporan praktik komunitas di
Puskesmas Padang Bulan tahun 2016, bahwa data bayi bayi baru lahir (neonatus)
mencapai jumlah 1184 yang menunjukkan angka kelahiran yang cukup tinggi.
Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan dimulai pada awal bulan Mei
sampai akhir Juni 2018.
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi dari
Program Studi Imu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Selanjutnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan surat izin dari Dinas
kesehatan kota Medan.
Setelah mendapatkan surat izin dari Dinas Kesehatan kota Medan, peneliti akan
memberikan surat izin tersebut kepada petugas Puskesmas Padang Bulan untuk
meminta persetujuan kembali agar dapat melakukan penelitian di wilayah kerja
Puskesmas tersebut. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan
pengumpulan data denga nmemberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada
responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar
persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Peneliti
menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan
menandatangani lembar persetujuan tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
4.5 Instrumen Penelitian
4.5.1 Alat Pengumpul Data
Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa
kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu: Kuesioner Data Demografi (KDD),
kuisioner pembagian ASI eksklusif dan non ASI eksklusif, dan kuisioner waktu
datangnya menstruasi.
Kuesioner pertama yaitu Data Demografi (KDD) bertujuan untuk
mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi nama, umur, riwayat penyakit
ibu, riwayat kontrasepsi pasca melahirkan, tinggi dan berat badan ibu, keadaan psikis
ibu pasca melahirkan, nama bayi, dan tanggal lahir bayi. Pada kuisioner kedua berupa
pertanyaan terbuka dalam bentuk essai yang berkaitan dengan cara pemberian ASI.
Pada kuisioner ketiga berupa pernyataan waktu dimulainya menstruasi pada ibu
postpartum. Item pertanyaan pada kuisioner diambil dari berbagai pendapat para ahli
yang tercantum dalam tinjauan pustaka.
.
4.5.2 Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas adalah suatu suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
sari suatu alat ukur (Riduwan, 2010). Peneliti melakukan uji validitas pada 3 dosen,
yaitu 2 dosen Fakultas Keperawatan USU dan 1 kepala ruangan maternitas Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara. Setelah melakukan uji validitas dengan para ahli,
peneliti melakukan uji validitas dengan menggunakan CVI. Hasil uji validitas kuisioner
menunjukkan bahwa kuisiner dinyatakan valid dengan hasil validitas = 1 (>0,6)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat dihandalkan. Perhitungan realibilitas harus dilakukan hanya
pada pertanyaan yang sudah memilki validitas (Sugiyono,2005). Uji realibilitas tidak
dilakukan oleh peneliti, sebab instrumen yang akan diisi oleh responden adalah
pertanyaan terbuka atau tidak dalam bentuk scoring. Namun peneliti sempat
memberikan kuisioner kepada responden uji realibilitas, tetapi perhitungan tidak
dilakukan oleh peneliti.
4.6 Pengumpulan Data
Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksana penelitian
pada institusi pendidikan PSIK USU, kemudian permohonan izin yang diperoleh
dikirimkan kebagian pendidikan PSIK. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan
pengumpulan data penelitian.
Tehnik pengumpulan data oleh penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada setiap responden sesuai dengan kriteria inklusi dan telah bersedia
menjadi responden dengan mengisi lembar persetujuan. Responden dijelaskan tentang
topik, manfaat serta tujuan dari ipenelitian kemudian responden diminta untuk mengisi
kuesioner yang diberikan oleh peneliti dengan waktu maksimal 20 menit, agar tidak
terjadi kesalahan interpretasi pada responden, peneliti mendampingi responden
nselama pengisian kuesioner sehingga hal-hal yang kurang dimengerti responden dapat
segera dijelaskan. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, maka seluruh data akan
dikumpulkan untuk dianalisa.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Padang Bulan pada
waktu jam kerja yang dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.
Setelah dari Puskesmas, peneliti melakukan pengumpulan data ke lingkungan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.
Kendala yang dialami peneliti dalam pengumpulan data adalah mayoritas usia
bayi yang ditemui oleh peneliti masih di bawah 6 bulan, sehingga tidak memenuhi
kriteria inklusi pada penelitian. Di samping itu, peneliti telah mendapatkan kriteria
inklusi dari banyak calon responden, namun mayoritas calon responden tidak
mengingat kapan responden mengalami menstruasi pertama kali setelah melahirkan.
Sehingga calon responden tersebut batal dijadikan sebagai responden dalam penelitian.
Peneliti hanya mendapat 24 responden yang menyusui secara eksklusif dan 20
responden yang menyusui secara non eksklusif, sehingga jumlah sampel kurang dari
batas terendah dalam sebuah penelitian, yaitu minimal 30 responden. Agar tidak terjadi
bias dalam uji statistik, maka peneliti mengambil sampel dari uji reabilitas berjumlah
8 responden menyusui secara eksklusif dan 10 responden menyusui secara non
eksklusif.
4.7 Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pengolahan dan analisa data dengan metode
statistik. Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berkut :
1. Editing (mengedit data) : peneliti mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan
data sesuai dengan kriteria yang diperlukan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
2. Coding (mengkode data) : peneliti memberikan kode yang diperlukan dalam
rangka pengolahan data, baik secara manual atau komputerisasi.
3. Processing (memproses data) : peneliti memasukkan data dari kuisioner ke
komputer agar dapat dianalisa.
4. Cleaning : peneliti melakukan pemeriksaan ulang terhadap data yang telah
dimasukkan untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan yang mungkin terjadi
saat memasukkan data ke komputer.
Setelah langkah di atas selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa
data. Analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat dan bivariat.
a. Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan untuk menjelaskan distribusi frekwensi dari setiap
variabel yang bertujuan untuk menggambarkan distribusi dan proporsi variabel yang
diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan waktu inisiasi menstruasi
pada ibu dengan ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Pengujian yang digunakan
adalah uji komparasi (perbandingan) dua sampel bebas dengan uji Mann whitney U
test. Tujuan Uji ini adalah untuk membandingkan apakah kedua variabel tersebut sama
atau berbeda dan untuk menguji kemampuan generalisasi (Signifikansi hasil) penelitian
yang merupakan perbandingan keadaan variabel dari dua rata- rata sampel. Uji tersebut
digunakan untuk mencari perbandingan antara variabel dengan data tidak terdistribusi
normal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab V menampilan data hasil penelitian mengenai perbandingan waktu
datangnya menstruasi post partum pada ibu ASI Ekslusif dan Non ASI Eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Mei
2018 - 30 Juni 2018, Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuisioner oleh
responden yang menyusui secara eksklusif dan non eksklusif. Data hasil penelitian
disajikan dengan menggunakan analisis bivariat.
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan waktu inisiasi menstruasi
pada ibu dengan ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Pengujian yang digunakan
adalah uji komparasi (perbandingan) dua sampel bebas dengan uji mann whitney U
test.
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dibagi berdasarkan variabel usia responden ASI
eksklusif, usia respnden non ASI eksklusif. Berikut tabel hasil distribusi frekwensi
karakteristik responden berdasarkan usia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
Tsbel 2. Distribusi frekkwensi karakteristik responden
Karakteristik Ibu ASI Eksklusif
Frequency Percent(%)
Ibu Non ASI Eksklusif
Frekwensi Percent (%)
-Usia
<20 thun 20-30 tahun >30 tahun
0 - 25 38,3 7 11,7
1 1,7 20 33,4
9 14,9
Total 32 50 30 50
Berdasarkan tabel 2 di atas, rentang usia reproduksi pada responden menyusui
secara eksklusif dalam penelitian ini adalah usia dibawah 20 tahun tidak ada, usia 20-
30 tahun berjumlah 25 responden, usia di atas 30 tahun berjumlah 7 responden. Jumlah
keseluruhan responden yang menyusui secara eksklusif adalah 32 responden.
Usia responden dimulai dari 22-42 tahun. Usia termuda adalah 22 tahun dan
usia tertua adalah 42 tahun. Frekwensi terbanyak adalah responden dengan usia 29
tahun berjumlah 8 orang (13,3 %). Sedangkan usia responden dengan frekwensi
terendah terbagi menjadi 4, yaitu usia 26 ,31,39,42 dengan berjumlah masing-masing
1 responden (1,7 %).
Rentang usia reproduksi pada responden menyusui secara non eksklusif dalam
penelitian ini adalah usia dibawah 20 tahun berjumlah 1 responden, usia 20-30 tahun
berjumlah 20 responden, usia di atas 30 tahun berjumlah 9 responden. Jumlah
keseluruhan responden yang menyusui secara non eksklusif adalah 30 responden. Usia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
responden menyusui secara non eksklusif dimulai dari usia 18-44 tahun. Usia termuda
adalah 18 tahun dan usia tertua adalah 44 tahun. Frekwensi terbanyak adalah responden
dengan usia 29 tahun berjumlah 6 orang (10,0 %). Sedangkan usia responden dengan
frekwensi terendah terbagi menjadi 9, yaitu usia 18, 23, 24,26,27,35,41,42,44 dengan
berjumlah masing-masing 1 responden (1,7 %).
5.1.2. Waktu Menstruasi Ibu Post Partum dengan ASI Eksklusif
Berikut adalah hasil analisis univariat dalam penelitian waktu menstruasi post
partum pada ibu ASI eksklusif berdasarkan hasil distribusi frekwensi. Selain itu juga
perhitungan statistik yang diperoleh mean, maximum, minimum, standar deviasi,
ditampilakan dalam kedua tabel berikut.
Tabel 3. Distribusi Frekwensi Waktu Menstruasi Post Partum dengan Ibu ASI
Eksklusif
Waktu Frekwensi Persen (%)
10
11
12
14
18
2 3.3
1 1.7
2 3.3
1 1.7
1 1.7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
19
24
32
33
34
36
37
38
41
1 1.7
1 1.7
3 5,0
3 5.0
1 1.7
5 6.7
3 5.0
6 7.6
1 1.7
Total 32 50
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
ASI eksklusif dan mengalami menstruasi kembali setelah melahirkan adalah
seluruhnya yaitu berjumlah 32 responden. Waktu menstruasi dengan frekwensi
tertinggi ada pada minggu ke-36 dan 38 masing-masing berjumlah 5 dan 6 responden.
Sedangkan waktu menstruasi dengan frekwensi terendah ada pada minggu ke-11, 14,
18, 19, 24, dan 34 masing-masing berjumlah 1 responden.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Tabel 4. Analisa Statistik Waktu Menstruasi Post Partum dengan Ibu ASI Eksklusif
N
Max
Min Mean St. Deviation
Waktu Menstruasi Ibu ASI Eksklusif
32 41 10 21,17 15,454
Berdasarkan tabel 4 di atas, diketahui hasil perhitungan statistik waktu
menstruasi post partum responden. Diperoleh hasil perhitungan statistik mean 21,17,
skor maksimum 41, skor minimum 10, standar deviasi 15,454,
Waktu menstruasi skor terendah adalah 10 atau saat bayi berusia minggu ke-
10, dan skor waktu menstruasi tertinggi adalah 41 atau saat bayi berusia minggu ke-
41.
5.1.3. Waktu Menstruasi Ibu Post Partum dengan Non ASI Eksklusif
Berikut adalah hasil analisis univariat dalam penelitian waktu menstruasi post
partum pada ibu non ASI eksklusif berdasarkan hasil distribusi frekwensi. Selain itu
juga perhitungan statistik yang diperoleh mean, maximum, minimum, standar deviasi,
ditampilakan dalam kedua tabel berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Tabel 5. Waktu Menstruasi Post Partum dengan Ibu Non ASI Eksklusif
Waktu Frekwensi Persen (%)
5
6
7
9
10
11
12
13
14
18
2 3.3
1 1.7
3 5,0
4 6,7
6 10 .0
4 6.7
4 6.7
7 8,7
3 5,0
2 3.3
Total 30 50
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang memberikan
ASI secara non eksklusif dan mengalami menstruasi kembali setelah melahirkan adalah
seluruhnya yaitu berjumlah 30 responden. Waktu menstruasi dengan frekwensi
tertinggi ada pada minggu ke-10 dan 13 masing-masing berjumlah 6 dan 7 responden.
Sedangkan waktu menstruasi dengan frekwensi terendah ada pada minggu ke-6 yaitu
berjumlah 1 responden.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Tabel 6. Analisa Statistik Waktu Menstruasi Post Partum dengan Ibu Non ASI Eksklusif
N
Max
Min Mean St. Deviation
Waktu Menstruasi 30 13 6 8,87 4,925
Berdasarkan tabel di atas diketahui hasil perhitungan statistik waktu menstruasi
post partum responden. Diperoleh hasil perhitungan statistik mean 8,87, skor
maksimum 18, skor minimum 5, standar deviasi 4,925,
Waktu menstruasi skor terendah adalah 5 atau atau saat bayi berusia minggu
ke- 5, dan skor waktu menstruasi tertinggi adalah 18 atau saat bayi berusia minggu ke-
18.
5.1.4 Perbandingan Waktu Menstruasi Post Partum pada Ibu ASI Eksklusif dan
Non ASI Eksklusif
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney U Test.
Uji analisis Mann Whitney U test adalah uji non parametris yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata (mean) dan median pada kelompok bebas apabila skala
data adalah ordinal, rasio, atau interval tetapi data tersebut tidak terdistribusi normal.
Analisis bivariat dalam penelitian perbandingan waktu menstruasi post partum
pada ibu ASI eksklusif dan non ASI eksklusif berdasarkan hasil uji Mann Whitney U
Test diperoleh sebagai berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Tabel 7. Perbandingan Waktu Menstruasi Ibu Post Partum dengan ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif
Tabel di atas menunjukkan nilai nilai Sig atau P Value sebesar 0,000, yang
menunjukkan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Apabila nilai p Value lebih kecil dari
batas kritis 0,05 maka terdapat perbedaan rata-rata bermakna antara dua kelompok atau
Ha diterima. Dengan kata lain, bahwa ada perbedaan yang bermakna waktu menstruasi
post partum pada ibu ASI eksklusif dan non ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Padang Bulan.
Asymp. Sig. (2- tailed) ,000
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
5.2. Pembahasan
5.2.1. Waktu Menstruasi Ibu Post Partum dengan ASI Eksklusif
Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memberikan ASI eksklusif
dan mengalami menstruasi kembali setelah melahirkan adalah seluruhnya yaitu
berjumlah 32 responden. Waktu menstruasi dengan frekwensi tertinggi ada pada
minggu ke-36 dan 38 masing-masing berjumlah 5 dan 6 responden. Sedangkan waktu
menstruasi dengan frekwensi terendah ada pada minggu ke-11, 14, 18, 19, 24, dan 34
masing-masing berjumlah 1 responden.
Pada penelitian ini, mayoritas ibu mengalami mentruasi kembali setelah
melahirkan dalam waktu yang lama. Setelah melahirkan, kadar prolaktin dalam darah
meningkat. Selain berfungsi sebagai pemacu produksi ASI, prolaktin juga berperan
untuk menekan fungsi ovarium, sebab prolaktin bersifat menghambat sekresi hormon
GnRH dan akan memperlambat kembalinya kesuburan dan inisiasi mestruasi. Efeknya
tergantung pada kekerapan bayi menghisap dan terus menyusui sehingga prolaktin
terus terpacu untuk memproduksi ASI dan menekan hormon keuburan (Guyton &
Hall, 2008).
Jurnal Endokrinologi (2015) tentang Rapid modulation of hypothalamic Kiss1
levels by the suckling stimulus in the lactating rat menyatakan bahwa rangsangan atau
stimulus dari hisapan bayi saat menyusui, secara langsung akan mengeluarkan
prolaktin dan menyebabkan penekanan pada GnRH/ LH yang berfungsi dalam proses
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
ovulasi. Kadar prolaktin normal 10-25 ng/mL meningkat menjadi 200-400 ng/mL pada
saat ibu hamil dan terus meningkat pada permulaan menyusui sehingga terjadi
hiperprolactinemia. Apabila frekuensi menyusui tetap dipertahankan maka kadarnya
bisa tetap diatas normal selama 18 bulan atau lebih (Speroff, 2011; Yen et al,1999).
Ibu menyusui secara eksklusif, akan meningkatkan produksi hormon prolaktin,
dimana peningkatan hormon prolaktin ini dapat menekan hormon progesteron dan
estrogen yang terlibat dalam terjadinya menstruasi. semakin sering bayi menghisap
ASI maka semakin lama kembalinya atau tertundanya menstruasi (Hidayati, 2009)
Pada penelitian ini juga terdapat ibu yang menyusui eksklusif tetapi
mentruasinya lebih cepat dan juga ibu yang tidak menyusui eksklusif tetapi
menstruasinya normal, hal ini berkaitan pada cara menyusui yang tidak benar. Ibu yang
memberikan ASI secara eksklusif baik itu dengan cara memompa ataupun memerah
ASI, memang secara waktu terbilang ASI eksklusif namun jika dilihat dari cara
pemberiannya dianggap tidak eksklusif, karena bayi tidak terjadi perlengketan
langsung dengan areola mamae ibu yang merangsang terbentuknya hormon prolaktin
yang menghambat terjadinya menstruasi. Hal inilah yang menyebabkan ibu yang
memberikan ASI eksklusif tetapi menstruasi yang dialami lebih cepat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
5.2.2. Waktu Menstruasi Ibu Post Partum dengan Non ASI Eksklusif
Berdasarkan penelitian ini, responden yang memberikan ASI secara non
eksklusif dan mengalami menstruasi kembali setelah melahirkan adalah seluruhnya
yaitu berjumlah 30 responden. Waktu menstruasi dengan frekwensi tertinggi ada pada
minggu ke-10 dan 13 masing-masing berjumlah 6 dan 7 responden. Sedangkan waktu
menstruasi dengan frekwensi terendah ada pada minggu ke-6 yaitu berjumlah 1
responden.
Pada penelitian ini, mayoritas ibu mengalami mentruasi kembali setelah
melahirkan dalam waktu yang cepat setelah melahirkan. Namun, terdapat pula
responden walaupun ia tidak meberikan ASI secara eksklusif, inisiasi menstruasi yang
dialami reponden cukup lama, yaitu sampai minggu ke-18 setelah ibu melahirkan. Hal
ini disebabkan karena siklus menstruasi dipengaruhi oleh umur. Rentang usia antara
21-30 tahun merupakan usia reproduksi yang subur, dimana pada usia ini reproduksi
telah bekerja dengan baik. Haid pada masa ini paling teratur dan sangat memungkinkan
untuk terjadi ovulasi (Widyastuti, 2009). Menstruasi sebagai tanda awal masa subur
seorang wanita. Dimana pada masa ini indung telur seorang wanita sudah mampu
menghasilkan sel telur, sehingga bisa dikatakan bahwa wanita tersebut berada pada
masa reproduksi (Guyton dan Hall, 2008).
Namun semakin bertambahnya usia, jumlah folikel dalam ovarium juga
semakin menurun dan lebih resisten terhadap rangsangan hormone gonadotropin. Jadi,
walaupun Ibu tidak menyusui secara eksklusif tetapi inisiasinya bisa lama. Ini terjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
karena walaupun hormone gonadotropin yang terus meningkat, tetapi tidak adekuat
merangsang folikel yang resisten terhadap gonadotropin untuk folikulisasi dan
menyebabkan inisiasi menstruasinya lama. Hal tersebut wajar terjadi karena pada usia
35 tahun mendekati menopause atau masa premenopause.
Dalam penelitian ini, terdapat usia ibu yang menyusui secara non eksklusif
sampai berusia 44 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan inisiasi mentruasi
responden yang memiliki usia di atas 30 tahun tersebut lebih lama dibandingkan
dengan responden yang memiliki usia di bawah 30 tahun.
5.2.3. Perbandingan Waktu Menstruasi Post Partum ASI Eksklusif dan Non ASI
Eksklusif
Hasil Analisa data data dengan menggunakan uji Mann whitney U test
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna waktu menstruasi post partum
pada ibu ASI eksklusif dan non ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Padang
Bulan. Dimana rata-rata waktu datangnya menstruasi post partum pada ibu yang
memberikan ASI secara aksklusif lebih lama dibandingkan dengan ibu yang
memberikan ASI secara non aksklusif. Nilai Sig atau P Value sebesar 0,000, yang
menunjukkan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Apabila nilai p Value lebih kecil dari
batas kritis 0,05 maka terdapat perbedaan rata-rata bermakna antara dua kelompok atau
Ha diterima.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
Siklus menstruasi pada wanita dapat berubah karena dipengaruhi oleh kadar
hormon. Hormon yang mempengaruhi adalah hormon prolaktin. Saat menstruasi
hormon ini dalam jumlah yang sedikit tapi pada periode tertentu seperti saat kehamilan
dan laktasi, hormon ini meningkat dan menekan hormn estrogen sehingga tidak terjadi
menstruasi. (Reeder, 2011)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Willy (2011)
bahwa dari 59 responden berdasarkan siklus menstruasi diketahui sebagian besar
responden mengalami siklus menstruasi normal sejumlah 37 responden (62,71%).
Prolaktin mungkin penting untuk mempertahankan korpus luteum manusia, tetapi
hanya terjadi sedikit variasi hormonal selama periode menstruasi. Kadar yang jauh
lebih tinggi dicapai selama kehamilan, dan kadar prolaktin yang sangat tinggi terjadi
selama laktasi. Kadar prolaktin yang tinggi akan membuat wanita tidak mengalami
menstruasi (Cuningham 2006 dalam Willy 2011).
Menstruasi ibu kembali normal atau cepat dikarenakan frekuensi menyusui dan
cara menyusui yang dilakukan ibu secara langsung kepada bayi. Frekuensi menyusui
yang tinggi menyebabkan ASI yang keluar semakin banyak dan hormon prolaktin yang
dihasilkan juga semakin banyak yang menekan fungsi ovarium untuk mengeluarkan
hormon GnRh, hal ini menyebabkan lamanya terjadi inisiasi menstruasi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sumastri (2012) bahwa
didapatkan hubungan yang bermakna anatara frekuensi menyusui dengan inisiasi
menstruasi dengan jumlah sampel 97 responden.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
Datangnya menstruasi setelah melahirkan memang sulit untuk diperkirakan.
Tetapi bila ibu yang menyusui maka menstruasi akan datang lebih terlambat dari pada
ibu yang tidak menyusui. Jadi bukan disebabkan oleh jenis persalinan, apakah dengan
persalinan normal atau caesar. Hal lain yang bisa mempengaruhi datangnya menstruasi
adalah penggunaan alat kontrasepsi (Ridwan,2016).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muzayyaroh
(2012) dari 40 responden diketahui responden yang memberikan ASI Eksklusif
kembalinya menstruasi lama sebanyak 75%, responden yang non ASI Eksklusif
kembalinya menstruasi cepat sebanyak 29.2%. Dari hasil analisa data menggunakan
menggunakan uji Chi square didapatkan bahwa ρ hitung= 0,000 < 0.05 yang artinya
H1 diterima yaitu terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan siklus
menstruasi pada ibu menyusui.
Penelitian WHO mengkaji dampak menyusui terhadap pengaturan kesuburan.
Hasilnya memperlihatkan bahwa menyusui hingga bayi berusia enam bulan, dan
selama itu tidak terjadi perdarahan memiliki angka kehamilan 2 %. (Billings, 2008).
Setelah melahirkan, kadar prolaktin dalam darah meningkat. Selain berfungsi sebagai
pemacu produksi ASI, prolaktin juga berperan untuk menekan fungsi ovarium, sebab
prolaktin bersifat menghambat sekresi hormon GnRH. Akibatnya, menyusui akan
memperlambat kembalinya kesuburan dan inisiasi mestruasi, sehingga menyusui
merupakan cara penting untuk menunda terjadinya kehamilan baru. Efeknya
tergantung pada kekerapan bayi menghisap dan terus menyusui pada malam hari. Hal
inidikarenakan kadar prolaktin yang paling tinggi adalah pada malam hari dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
menyusui pada waktu malam akan membantu pasokan ASI karena bayi mengisap lebih
sering sehingga prolaktin terus terpacu untuk memproduksi ASI (Guyton & Hall,
2008).
Seiring dengan penurunan frekuensi dan durasi menyusui dan terutama dengan
dipekenalkannya makanan selain ASI, efek pada sumbu hipotalamus-hipofisis-
ovarium melemah dan aktivitas ovarium mulai kembali. Dengan demikian, pola
pemberian makan bayi dan waktu pascapartum memengaruhi durasi inferilitas
laktasional. Pulihnya menstruasi mungkin didahului oleh perkembangan folikel
disertai produksi estrogen yang memadai untuk merangsang pertumbuhan
endometrium (dan penurunannya saat kadar estrogen turun). Dengan demikian, awal
menstruasi merupakan tanda akan pulihnya kesuburan (Glasier, 2006).
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari
bagian belakang untuk mengeluarkan produksi susu. Pada wanita yang menyusui
bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan rangsangan folikel dalam
ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya tingkat sirkulasi prolaktin
menurun dalam 14- 21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah
depan otak yang mengontrol ovarium ke arah permulaan pola produksi estrogen dan
progesteron yang normal, pertumbuhan folikel, ovulasi dan menstruasi (Saleha, 2009).
(Ridwan, 2013) melakukan penelitian untuk menyelidiki hubungan menyusui
dan praktek menyapih dengan durasi amenore laktasi pada ibu menyusui di Uni Emirat
Arab. Sebanyak 593 ibu diwawancarai di Pusat Kesehatan Anak di tiga lokasi : Abu
Dhabi, Dubai, dan Al Ain. Total durasi rata-rata amenore laktasi dalam penelitian ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
adalah 6,1 bulan, dan ada hubungan langsung dengan panjang pemberian ASI
eksklusif. Durasi amenore postpartum adalah terpanjang di Al Ain (7,2 bulan),
dibandingkan dengan Dubai (6,9 bulan) dan Abu Dhabi (4.3 bulan).
Prolaktin adalah hormon yang dapat merangsang kelenjar susu memproduksi
ASI. Jika ibu menyusui secara efektif, maka akan meningkatkan produksi hormone
prolaktin, dimana peningkatan hormone prolaktin ini dapat menekan hormone
progesteron dan estrogen yang terlibat dalam terjadinya haid. Artinya, jika ibu
menyusui bayi secara efektif dan kontinyu tanpa diselang oleh susu formula, maka
untuk terjadinya kembali menstruasi akan lebih lama, bisa sampai satu tahun bahkan
ada yang dua tahun. Ini yang dinamakan kontrasepsi alami (Irmawati, 2014).
Ibu yang tidak menyusui secara langsung pada bayinya atau telah diberi
suplemen dengan makanan pendamping ASI akan mengalami menstruasi lebih cepat.
Keadaan ini disebabkan karena bayi tidak secara langsung menyusu pada ibunya yang
menyebabkan menurunnya kadar prolaktin dimana diketahui bahwa prolaktin yang
tinggi dihasilkan oleh adanya rangsangan pada daerah areola mamae ibu. Hal ini
menyebabkan prolaktin tidak adekuat memblok hormon gonadotropin sehingga
menyebabkan perkembangan folikel ovarium dan pembentukan hormon estrogen
sehingga ibu akan mengalami menstruasi lebih cepat (Wijji, 2013).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.1.1.Terdapat perbedaan waktu datangnya menstruasi post partum pada ibu yang
menyusui secara eksklusif dan non eksklusif dengan bayi usia 6-12 bulan di wilayah
kerja puskesmas Padang Bulan tahun 2018 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau
p value <0,05.
6.1.2. Gambaran menstruasi pertama kali pada ibu menyusui dengan bayi usia 6-12
bulan secara eksklusif dari 32 responden adalah waktu menstruasi skor terendah adalah
0 atau sama sekali belum mendapatkan menstruasi kembali setelah melahirkan, dan
skor waktu menstruasi tertinggi adalah 41 atau saat bayi berusia 41 minggu.
6.1.3. Gambaran menstruasi pertama kali pada ibu menyusui dengan bayi usia 6-12
bulan secara non eksklusif dari 30 responden adalah waktu menstruasi skor terendah
adalah 0 atau sama sekali belum mendapatkan menstruasi kembali setelah melahirkan,
dan skor waktu menstruasi tertinggi adalah 18 atau saat bayi berusia 18 minggu.
6.2. Saran
6.2.1. Bagi ilmu keperawatan
Diharapkan dapat menambah wawasan dalam ilmu keperawatan mengenai
manfaat pemberian ASI eksklusif sebagai metode kontrasepsi alamiah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
6.2.2. Bagi instansi pendidikan
Diharapkan menjadi referensi dalam wacana kepustakaan mengenai
keefektifan ASI eksklusif dalam penundaan menstruasi pertama kali pada ibu
menyusui.
6.2.3. Bagi ibu menyusui dan keluarga
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan bacaan bagi ibu
menyusui dan keluarga mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi dan diri ibu
menyusui sendiri dan diharapkan dengan hasil penelitian ini ibu post partum lebih
memilih ASI dibandingkan dengan memberikan bayi susu formula atau makanan
tambahan lain sebelum bayi berusia enam bulan.
6.2.4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Pada penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan pada proses pengumpulan
data yaitu kekurangan dalam jumlah sampel. Sehingga peneliti mengambil sampel dari
responden uji realibilitas. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih banyak dalam
pengumpulan jumlah sampel baik ibu yang menyusui secara Eksklusif dan Non
Eksklusif agar hasil penelitian lebih akurat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Astutik, Reni Yuli. (2014). Payudara dan Laktasi. Salemba Medika, Jakarta Selatan
Barret, K.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Jakarta : EGC
Barry, J,A & Parekh, H.S. (2014). Prolactine and aggression in women with fertility problems. Journal of Obstetrics and Gynecology, 34, 605-610
Basuki, D.R., Bahar, Y. (2016). Hubungan antara pemeberian ASI eksklusif dengan keteraturan siklus menstruasi bagi ibu menyusui di Puskesmas Purwokerto, Banyumas. Jurnal Sainteks, Vol. XIII No.1
Billings, Evelyn. (2008). Metode Ovulasi Billings. PT. Gramedia, Jakarta Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas .Jakarta : EGC
Cunningham. (2012). Obstetri William, Edisi 23 Vol.1. Jakarta : EGC
Depkes RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia2015. http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 27 November 2016
Glaseir dan Gebbie (2006). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta
Greenstein, Wood D.F. (2010). At a Glance Sistem Endokrin. Jakarta : Erlangga
Guyton & Hall, JE. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC
Higo, S &Satoko,A. (2015). Rapid modulation of hypothalamic kiss1 level by the suckling stimulus in the lactating rat. Journal of Endocrinology, 227:2, 105- 115
Ikatan Dokter Anak Indonesia/IDAI. (2010). Indonesia menyusui. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
Irmawati. (2014). Frekuensi menyusui dengan keberhasilan kontrasepsi Metode Kementrian Kesehatan. (2010). Sayang Bayi Beri ASI. Departemen Kesehatan RI
Kurniawan, B (2013). Determinan keberhasilan pemberian Air Susu Ibu eksklusif Jurnal Kedokteran Brawijaya, vol. 27, No. 4
Kristiyanasari W.(2009). ASI, Menyusui, dan SADARI. Yogyakata : Nuha Medika
Liewellyn, Derek, & Jones, (2005). Setiap Wanita. Jakarta : Dela Pratas Publingshing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
Lowdermilk, Perry, & Cashion. (2013). Keperawatan Maternitas. Singapura : Elsevier Mosby
Lumbanraja, S.N. (2015). ASI dan aspek klinisnya. Medan : USU Press
Maulana, Mirza, (2008). Buku Pegangan Ibu Panduan Lengkap Kehamilan. Yokyakarta : Kata Hati Nursalam, (2003). Konsep dan penetapan metodologi penelitian.Jakata : Salemba Medika
Prasetyono. (2009). Buku pintar ASI eksklusif. Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono (2011). Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Reeder, Martin, & Griffin (2017). Keperawatan Maternitas. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Ridwan, H., Mussaiger, A. O., & Hachem, F. (2009) . Breast-Feeding and Lactational Amenorrhea in the United Arab Emirates. Journal of Pediatric Nursing.
Ritmasari, Lestantiyo,Dharminto. (2007). Hubungan persepsi suami rentang keadaan kesuburan isteri pasca persalinan dan dukungan suami untuk KB dengan rentang waktu mulai KB. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Vol. 2 No.1
Roseli, U.(2009). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : PT. Pustaka Pengembangan Swadaya Nusantara
Saleha, Siti. (2009) . Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika, Jakarta
Speroff. L, Fritz M.A. (2011). Clinical Gynecologic Endocrinology. And Infertility.USA : Lippincot William & wilkin
Stang. (2014). Cara praktiss penentuan uji statistic dalam penelitian kesehatan dan kedokteran. Jakarta : Mitra Wacana Media
Sulistyawati, A. (2009). Buku asuhan kebidanan kehamilan.Jakarta : Salemba Medika
Sumastri, Heni. (2012). Hubungan antara Frekuensi Menyusui dengan Inisiasi Menstruasi Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah Palembang. Diakses 16 Maret 2015. Naskah Publikasi Pratidiana
Wardani, Wattimena. (2015). Menejemen Laktasi dan kesejahteraan Ibu menyusui. Jurnal Psikolog, Vol. 42 No. 3
Wiji, Rizki Natia. (2013). ASI Dan Panduan Ibu Menyusui. Nuha Medika, Yogyakarta
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
Willy, Andika. (2011). The Relationship Exclusive Breastfeeding With The Menstrual Cycle In Breastfeeding Mothers (studies in puskesmas bungkal, districtbungkal, ponorogo). Nursing Jurnal Of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang
Wulanda, A..F. (2011). Biologi reproduksi. Jakarta : Salemba Medika
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1
KUISIONER
PERBANDINGAN WAKTU DATANGNYA MENSTRUASI POST PARTUM
DENGAN IBU ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Saya adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Perbandingan waktu munculnya menstruasi post partum dengan ibu ASI eksklusif dan non ASI eksklusif”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir saya di Program Studi Imu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan penelitian tersebut, saya mengharapkan kesediaan Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan bagi kesehatan. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Ibu sebagai reponden penelitin ini.
Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian ini.Terima kasih atas partisipasi Ibu dalam penelitian ini.
Medan, Februari 2018
Peneliti Responden
Kiki Guspida Siregar ( ______________ )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KUESIONER PENELITIAN
Kode: :
Tanggal/Waktu :
Bagian 1. Data Demografi
Petunjuk: a. Jawablah pertanyaan berikut ssesuai dengan keadaan sebenarnya
b. Untuk soal pilihan, berilah tanda centang (√) pada tempat yang disediakan
c. Untuk soal isian, jawaban ditulis di tempat yang disediakan
d. Jika saudara ingin mengganti jawaban, coret jawaban awal
e. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan tanyakan pada peneliti
1. Nama Ibu : ……………………………
2. Usia : …… Tahun
3. Riwayat Penyakit :
□ Hipertiroid/ Hipotiroid □ Kanker Serviks
□ Diabetes Melitus □ Lainnya, (sebutkan) ………………..
4. Jenis Kontrasepsi Pasca Melahirkan :
□ Pil □ IUD
□ Suntik □ Implant
5. Berat Badan / Tinggi Badan : ……Kg, …… Cm
6. Keadaan Psikis Pasca Melahirkan :
□ Mudah stress dan banyak masalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
□ Tenang dan mampu menghadapi masalah
7. Nama Bayi : .....................................................................................
8. Tanggal Lahir : ......................................................................................
Bagian II. Kuisioner Pemberian ASI Secara Eksklusif atau Non Eksklusif
1. Apakah Ibu memberi ASI ssaja kepada bayi sampai berusia 6 Bulan?
Jawaban : □ Ya (JIka ya, lanjut ke pertanyaan berikutnya) □ Tidak ( JIka tidak, lanjut ke pertanyaan terakhir)
2. Melalui apa ibu memberikan ASI? Jawaban : □ Payudara □ Dot □ Gelas
3. Jika melalui payudara sendiri saja, berapa durasi atau lama ibu dalam memberikan ASI? Jawaban : ............................................................................................................ .............................................................................................................................
4. Jika melalui payudara sendiri saja, berapa kali dalam sehari ibu memberikan ASI? Jawaban : ............................................................................................................
5. Saat keadaan seperti apa ibu memberi ASI kepada bayi? Jawaban : ........................................................................................................... ............................................................................................................................
6. Kapan ibu mulai memberi makanan atau minuman tambahan kepada bayi? Jawaban : ............................................................................................................
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bagian III. Kuisioner Waktu Datangnya Menstruasi Post Partum
Pada minggu ke berapa ibu mengalami menstruasi kembali setelah melahirkan?
Jawaban : Minggu ke ……………... atau saat bayi berusia………… Bulan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2
TAKSASI DANA PENELITIAN
1. Persiapan Proposal Pembelian buku Rp. 100.000 Fotokopi literatur dari buku Rp. 50.000 Penelusuran literatur dari internet Rp. 200.000 Print jurnal-jurnal Rp. 150.000 Penggandaan dan jilid proposal Rp. 100.000 Konsumsi sidang proposal Rp. 150.000 Transportasi Rp. 100.000 Peralatan pendukung Rp. 100.000
2. Pengumpulan Data Penggandaan lembar persetujuan responden Rp. 50.000 Souvenir penelitian Rp. 300.000 Biaya tak terduga Rp. 200.000
3. Persiapan Sidang Hasil Cetak skripsi dan penggandaan Rp. 200.000 CD Rp. 20.000 Konsumsi sidang skripsi Rp. 200.000 Total Rp. 1.420.000
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4
Hasil Validitas Intrumen Penelitian Perbandingan Waktu Datangnya Menstruasi Post Partum Pada Ibu ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Padang Bulan
Rumus V= €S/N(C-1)
Keterangan:
S= (R-L0)
L0= angka penilaian validitas terendah
C = angka penilaian validitas tertinggi
R = Angka yang diberikan validator(v)
n = Jumlah validator
P Skor (R) S(R-L0) Validitas Indeks (V= €S/N(C-1)
Hasil V1 V2 V1 V2
1 4 4 (4-1)=3 (4-1)=3 6/2(3) 1 2 4 4 (4-1)=3 (4-1)=3 6/2(3) 1 3 4 4 (4-1)=3 (4-1)=3 6/2(3) 1 4 4 4 (4-1)=3 (4-1)=3 6/2(3) 1 5 4 4 (4-1)=3 (4-1)=3 6/2(3) 1 6 4 4 (4-1)=3 (4-1)=3 6/2(3) 1 7 4 4 (4-1)=3 (4-1)=3 6/2(3) 1
Hasil Validitas (V)= 7/7= 1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8
No Kegiatan OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
1 Pengajuan
Judul
2 Proses
persetujuan
judul
3 Menyusun
Bab 1
Pendahulua
n
4 Menyusun
bab 2
Tinjauan
Pustaka
5 Menyusun
bab 3
Metodologi
Penelitian
6 Menyusun
instrumen
penelitian
7 Sidang
Proposal
8 Perbaikan Proposal
9 Uji validitas
dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8
reabilitas
instrumen
10 Uji etik
penelitan
11 Pengumpula
n data
12 Analisa data
13 Penyusunan
laporan
14 Sidang
akhir
penelitian
15 Perbaikan
laporan
16 Penyerahan
laporan dan
manuskrip
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama: : Kiki Guspida Siregar
NIM : 141101051
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat,Tanggal Lahir : Sagala Huta Bagas, 16 agustus 1996
Agama : Islam
Alamat : Jalan Setiabudi, Pasar I, Kel. Tanjung Sari, Medan
Data Orang Tua
Nama Ayah : Alm. Saibun Siregar
Pekerjaan : -
Nama Ibu : Rawani Napitupulu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jalan Rukam, Lk. V, Kel. Kedai Ledang, Kisaran
Riwayat Pendidikan:
1. SD Negeri 018439 Kisaran (2002 – 2008)
2. SMP Negeri 3 Kisaran (2008 – 2011)
3. SMA Negeri 2 Kisaran (2011 – 2014)
4. Fakultas Keperawatan USU (2014 – sekarang)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA