Perbaikan Kasus Buk Vita

113
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat berbagai indikator ,yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa.jika upaya kesehatan tersebut tidak dapat terselenggara dengan baik dan pelayanan kesehatan belum terjangkau secara merata oleh masyarakat, maka sulit diharapkan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat (profil kesehatan Indonesia, 2008). Salah satu sasaran pada rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan tahun 2005-2025 adalah menurunkan angka kematian ibu dari 262 per 100.000 KH pada tahun 2005 menjadi 74 per 100.000 KH pada tahun2025. Upaya pembangunan dan perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan secara optimal sehingga tercapai kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya (DEPKES RI JAKARTA, 2009). Perbandingan angka kematian maternal di beberapa Negara ASEAN dan SEARO tahun 2008 Indonesia 1

Transcript of Perbaikan Kasus Buk Vita

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat berbagai indikator ,yang

meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan

status gizi masyarakat. Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan

dengan menghimpun seluruh potensi bangsa.jika upaya kesehatan tersebut

tidak dapat terselenggara dengan baik dan pelayanan kesehatan belum

terjangkau secara merata oleh masyarakat, maka sulit diharapkan derajat

kesehatan masyarakat dapat meningkat (profil kesehatan Indonesia, 2008).

Salah satu sasaran pada rencana pembangunan jangka panjang bidang

kesehatan tahun 2005-2025 adalah menurunkan angka kematian ibu dari 262

per 100.000 KH pada tahun 2005 menjadi 74 per 100.000 KH pada

tahun2025. Upaya pembangunan dan perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan

secara optimal sehingga tercapai kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga

dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya

(DEPKES RI JAKARTA, 2009).

Perbandingan angka kematian maternal di beberapa Negara ASEAN dan

SEARO tahun 2008 Indonesia menempati angka kematian 240 per 100.000

lahir hidup, (profil kesehatan Indonesia,2011).

Distribusi persentase penyebab kematian ibu melahirkan disebabkan oleh

perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, abortus 5%, persalinan lama/

macet 5%, emboli obst 3%, komplikasi masa puerpureum 8%, lain-lain 11%.

Tiga factor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni, perdarahan,

eklampsi,dan infeksi.dari ketiga factor utama penyebab kematian ibu

perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%),

anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi

penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor

kematian utama ibu. diberbagai Negara paling sedikit seperempat dari seluruh

1

kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang

dari 10% sampai hampir 60% (profil kesehatan Indonesia, 2007) .

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu penderita

kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang

mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan ibu. Salah satu cara untuk

mengetahui status gizi adalah dengan pengukuran LILA. Indikator Kurang

Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA <23,5 (profil kesehatan

Indonesia, 2008)

Secara nasional, penduduk Indonesia yang mengkonsumsi energy dibawah

kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari angka kecukupan energy bagi orang

indonesia) adalah sebanyak 40,7%.Persentase perempuan usia reproduksi yang

mengkonsumsi energy di bawah kebutuhan minimal terendah adalah di

provinsi Sumatra Barat (29,7%), dan tertinggi di provinsi Sulawesi barat

(47,6%).Persentase penduduk yang mengkonsumsi Energi di bawah

kebutuhan minimal pada perempuan hamil 44,8%.(RISKESDAS, 2010.)

Hasil penelitian tentang resiko KEK pada ibu hamil di Indonesia yang

dilakukan oleh Sandjaja di dapatkan bahwa hasil analisis ibu hamil resiko

KEK dengan jumlah sampel total untuk seluruh Indonesia sebanyak 8187 ibu

hamil. Prevalensi ibu hamil resiko KEK di Indonesia sebesar 21,6% dengan

prevalensi terendah terdapat di provinsi riau (11,8%) dan tertinggi di Nusa

Tenggara Timur (32,4%) dan Papua Barat (30,4%).Dilihat menurut wilayah,

prevalensi ibu hamil resiko KEK umumnya lebih rendah di Indonesia bagian

barat di banding Indonesia bagian timur. Di wilayah Sumatra, prevalensi

resiko KEK tertinggi di provinsi Bengkulu (25,6%),sedangkan di wilayah

jawa bali tertinggi di provinsi Banten (27,8%). di Sumatra Barat, prevalensi

resiko KEK mencapai 14,9% (jurnal sandjaja 2009).

Salah satu indikator MDGs Provinsi Sumatra Barat adalah upaya

meningkatkan kesehatan ibu dan upaya menurunkan angka kematian ibu

sebesar tiga perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 (Data dan informasi

kementrian kesehatan provinsi Sumatra Barat,2012)

Angka kematian ibu maternal di bukittinggi tahun 2009 adalah 141 per

100.000 jumlah ibu melahirkan atau 3 kasus kematian ibu maternal dari 2 ibu

2

melahirkan yang disebabkan oleh preeklampsi,HPP,dan kelainan

jantung.angka ini lebih rendah dari target bukittinggi sehat 2010/Indonesia

sehat 2010 yaitu 150 per 100.000 keahiran hidup dan dari target nasional

untuk tahun 2009 (228/100.000 KH).(profil kesehatan bukittinggi 2009.)

Masalah gizi pada balita dan ibu hamil dengan krisis ekonomi yang masih

berkelanjutan memberikan dampak timbulnya kasus gizi pada anak balita dan

ibu hamil (KEK). Pada umumnya kasus ini terjadi pada keluarga yang

ekonomi dan pendidikannya rendah (profil kesehatan kota padang, 2007).

Di kabupaten agam Selama tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah

kematian ibu maternal dari tahun 2010, yaitu dari 6 orang (66,6/100.000

kelahiran) menjadi 10 orang pada tahun 2011 atau 125,1/100.000

kelahiran.bila dilihat target SPM AKI dalam RPJMD kabupaten agam 2011-

2015,yaitu 150/100.000 kelahiran,maka untuk tahun 2011 kondisinya masih

dibawah target. Berdasarkan audit maternal yang dilakukan pada tahun 2011

didapatkan dari 10 kematian ibu maternal di dapatkan penyebab kematiannya

adalah perdarahan (HPP) dan anemia (profil pembangunan kesehatan

kabupaten agam, 2011).

Keadaan gizi yang buruk pada ibu hamil dapat mengakibatkan abortus,

BBLR, bayi lahir premature atau bahkan bayi lahir mati. Kurangnya zat gizi

juga berpengaruh pada saat persalinan yaitu persalinan lama, perdarahan,

infeksi,dan kesulitan lain yang memungkinkan memerlukan pembedahan

(serri,H. 2013).

seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan

dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini masih

banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti

Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi (Depkes RI,1996). hasil SKRT

1995 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita KEK dan 51% yang

menderita anemia sebesar 50,9% mempunyai kecendrungan melahirkan bayi

dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai risiko kesakitan

yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan

ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar

3

untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan,

dan pasca-persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami

gangguan kesehatan.bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang

mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat

pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat

menggangu kelangsungan hidupnya (DRMerryana, 2012)

Dengan melihat dampak yang diakibatkan dari KEK dalam kehamilan,

penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut ibu hamil NY “S” G1P0A0 umur

kehamilan 27-28 minggu minggu dengan kekurangan energy kronis di

PUSTU BATABUAH LASI AGAM .

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Dari latar belakang tersebut permasalahan yang diangkat adalah

bagaimana cara menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil NY “S”

G1P0A0 umur kehamilan 27-28 minggu dengan Kekurangan Energi Kronis

(KEK).

1.2.2 Tujuan khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data pada ibu

hamil NY “S”G1P0A0 dengan kekurangan energy kronis (KEK).

2. Mampu menginterpretasikan secara benar masalah atau diagnosa

berdasarkan data-data ibu hamil NY “S”G1P0A0dengan kurang energy

kronis (KEK).

3. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi

pada ibu hamil NY “S” G1P0A0 dengan kekurangan energy

kronis(KEK).

4. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera atau antisipasi pada

ibu hamil NY “S” G1P0A0 dengan kekurangan energi kronis (KEK).

5. Mampu merencanakan asuhan yang rasional sesuai dengan kebutuhan

pada ibu hamil NY”S” G1P0A0 dengan kekurangan energi kronis

(KEK).

4

6. Mampu melaksanakan rencana asuhan secara efesien dan aman pada

ibu hamil NY “S” G1P0A0 dengan kurang energi kronis (KEK).

7. Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan pada ibu hamil

NY “S” G1P0A0 dengan kurang energy kronis (KEK).

8. Mampu mendokumentasikan hasil pengkajian sampai evaluasi asuhan

yang di berikan pada kasus kehamilan dengan Krang energy kronis

(KEK).

1.3 Manfaat penelitian

1.3.1 Bagi penulis

Merupakan penerapan dari ilmu yang diperoleh selama proses

pembelajaran sehingga menanamkan pengetahuan penulis dalam

melakukan penulisan serta dapat meningkatkan pengetahuan atau

keterampilan dan dapat mengaplikasikan ilmu dalam penerapan

menajemen asuhan kebidanan dengan pendokumentasian varney dalam

penanganan kasus ibu hamil dengan kurang energy kronis (KEK).

1.3.2 Bagi tempat praktek

Hasil penulisan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan

pemikiran bagi petugas kesehatan/Bidan di Pustu Batabuah Lasi untuk

lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya pada ibu

hamil dengan kekurangan energy kronis (KEK).

1.3.3 Bagi institusi pendidikan

Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan serta dapat

digunakan sebagai perbandingan dan pedoman untuk laporan kasus

berikutnya.

5

1.4 Ruang lingkup studi kasus

Dalam penulisan studi kasus ini ,penulis membatasi dalam hal penerapan

asuhan manajemen kebidanan pada NY “S” G1P0A0 usia kehamilan 27-28 minggu

dengan kurang energy kronis di Pustu Batabuah Lasi Agam pada tanggal 11

oktober 2013.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Teori medis

2.1.1 Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,kehamilan

didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjudkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional (Sarwono, 2010)

Periode antepartum adalah priode kehamilan yang dihitung sejak hari

pertama haid terakhir (HPHT) sampai dimulainya persalinan.periode

antepartu ini dibagi menjadi tiga trisemester yang masing-masing terdiri

dari 13 minggu (Asrinah, 2010).

Kehamilan merupakan satu tambahan kehidupan intra uteri yang

memerlukan nutrisi, elektrolit, trace element, dan lainnya, sehingga secara

keseluruhan metabolisme anak meningkat sekitar 20-25% (Manuaba,

2007)

Peristiwa kehamilan dianggap sebagai suatu masa krisis maturitas atau

suatu periode transisi dalam siklus dalam siklus kehidupan seorang wanita.

Peristiwa ini menyebabkan seorang wanita mengalami berbagai perubahan

besar dalam kehidupannya dan mengubah status sosialnya menjadi

seorang calon ibu, rata-rata kehamilan yang dijalani seorang wanita 267

hari atau 38 minggu dihitung dari mulainya terjadi konsepsi.

2. Proses kehamilan

Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting

terpenuhi, yaitu: ovum, sperma, konsepsi dan nidasi. Peristiwa bertemunya

sperma dan ovum umumnya terjadi di ampula tuba. Pada hari 11-14 dalam

siklus menstruasi perempuan mengalami ovulasi yaitu peristiwa

matangnya sel telur sehingga siap dibuahi.pada saat fertilisasi terjadi,

7

spermatozoa dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus. Ovum

yang tidak memiliki kekuatan daya penggerak, digerakkan oleh silia dan

peristaltic kontraksi otot tuba. Pada saat ini serviks dipengaruhi oleh

estrogen mensekresi aliran mucus asam yang menarik spermatozoa.

Sperma yang mencapai mucus serviks akan bertahan hidup lalu

mendorong diri sendiri maju ke tuba uterin,sementara sisanya dihancurkan

oleh media asam vagina. Lebih banyak yang mati dalam perjalanan di

sepanjang uterus dan hanya seribu yang mampu mencapai tuba dan

bertemu dengan ovum.

Hanya pada perjalanan inilah sperma akhirnya matang dan mampu

melepaskan enzim hialuronidase yang memungkinkan terjadinya penetrasi

terhadap zona pelusida serta membran sel di sekitar ovum. Banyak sperma

dibutuhkan pada masa ini, namun hanya satu yang bisa memasuki ovum.

Setelahnya, membrane ditutup untuk mencegah masuknya sperma yang

lain dan inti dari dua sel ini bersatu. Sperma dan ovum masing-masing

menyumbangkan setengah dari kromosom untuk membuatnya berjumlah

46. Sperma dan ovum yanf dibuahi disebut zigot.baik sperma maupun

ovum tidak dapat bertahan lebih dari 2 sampai 3 hari dan pembuahan

terjadi bila hubungan seksual dilakukan 48 jam sebelum atau 24 jam

setelah masa ovulasi. Selanjutnya konsepsi akan berlangsung selama 14

hari sebelum menstruasi berikutnya.masuknya inti spermatozoa ke dalam

sitoplasma (vitellus) membangkitkan kembali pembelahan dalam inti

ovum,yang dalam berada keadaan metaphase.

Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anaphase dan

telophase sehingga pronukleus-nya menjadi haploid.pronukleus

spermatozoa yang sedang dalam keadan haploid saling mendekati dengan

inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda

dari pihak laki-laki maupun perempuan. Pada manusia terdapat 46

kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk otosom sedangkan lainnya

sebagai pembawa tanda seks.perempuan selalu resesip, dengan tanda seks

kromosom X. Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom seks, yaitu

kromosom X dan kromosom Y.bila spermatozoa kromosom X bertemu,

8

terjadi jeni kelami terjadi jenis kelamin perempuan; sedangkan bila

kromosom seks Y bertemu, terjadi jenis kelamin laki-laki.setelah

pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam

beberapa jam telah mampu telah mampu membelah dirinya menjadi dua

dan seterusnya. Berbarengan dengan pembelahan inti hasil konsepsi, zigot

terus berjalan menuju uterus. Selama pembelahan sel, dibagian dalam

terjadi pembentukan sel, di bagian luar morula yang kemungkinan berasal

dari korona radiate yang menjadi sel trofoblas. Pembelahan berjalan terus,

dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan yang

disebut blastula.

Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili

korealismenya, yang dilapisi sel trofoblast telah siap untuk mengadakan

nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium telah semakin gembur dan

makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas

yang meliputi primer vili korealis melakukan destruksi enzimatik

proteilitik sehingga mampu menanamkan diri di dalam endometrium

(Asrinah, 2010)

3. Tanda –Tanda Kehamilan menurut Ari Sulistyawati tahun 2011

1) Tanda Pasti Kehamilan

a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)

b) Terasa gerakan janin

c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan,ada

gambaran embrio

d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16

minggu)

2) Tanda Tidak Pasti Kehamilan

a) Rahim membesar

b) Tanda hegar

c) Tanda Chadwick

d) Tanda piskacek

e) Braxton hicks

f) Basal metabolism rate (BMR) meningkat

9

g) Ballottement positif

h) Tes HCG positif

3) Dugaan Hamil

a) Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat

haid)

b) Nausea,anoreksia,emesis dan hipersalivasi

c) Pusing

d) Miksing/ sering buang air kecil

e) Obstipasi

f) Hiperpigmentasi:strie,cloasma,lineaa nigra

g) Varises

h) Payudara menegang

i) Perubahan perasaan

j) BB bertambah

4) Klasifikasi kehamilan

Menurut Ari Sulistyawati (2011), klasifikasi kehamilan meliputi :

a. Trimester I : 0-13 minggu

b. Trimester II :14-27 minggu

c. Trimester III : 28-40 minggu

5) Standar kunjungan ANC

a. Satu kali pada trimester I

b. Satu kali pada trimester II

c. Dua kali pada trimester III

6) Hak hak wanita hamil menurut sulistyawati 2011

a. Memperoleh pendidikan dan infornasi

b. Mendapat jaminan dari pemerintah untuk mendapatkan yang benar

dari suatu kehamilan tanpa resiko yang berarti.

c. Memperoleh gizi yang cukup

d. Wanita bekerja berhak untuk tidak dikeluarkan dari pekerjaanya

e. Berhak untuk tidak mendapatkan perlakuan diskriminasi dan

hukuman, seperti dikucilkan oleh masyarakat akibat mengalami

gangguan kehamilan

10

f. Berhak ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut

kesehatan diri dan bayinya.

7) Informasi Yang Diberikan Ketika Memberikan Asuhan Kebidanan

a. Trimester I : usia kehamilan 0-13 minggu

a) Menjalin hubungan saling percaya

b) Deteksi masalah dengan melakukan penapisan-penapisan

c) Mencegah masalah (TT dan Anemia)

d) Persiapan persalian dan komplikasi

b. Trimester II : usia kehamilan 14-27 minggu

Setelah bidan menyimpulkan bahwa pasien sudah cukup paham

dengan informasi yang harus diketahui pada trimester I, maka pada

trimester ke II ini bidan memberikan informasi yang berkaitan

dengan pre-eklampsi ringan.

8) Trimester III :usia kehamilan 28-36 minggu

a) Tunggal atau gemeli

b) Letak janin

9) Faktor- faktor yang mempengaruhi kehamilan

a. Status kesehatan

a) Kehamilan pada usia tua

Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan

sangat menentukan preses kelahirannya. Hal ini pun turut

mempengaruhi kondisi janin. Selain itu pada proses

pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun

jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia

reproduksi sehat (25-30 tahun).kontraksi uterus juga sangat

dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu

b) Kehamilan multiple

Pada kasus kehamilan multiple (kehamilan lebih dari satu

janin) biasanya kondisi ibu lemah.ini disebabkan oleh adanya

beban ganda yang harus ditanggung, baik dari pemenuhan

nutrisi, oksigen, dan lain-lain.

11

c) Kehamilan dengan HIV

Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan

menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses

kehamilan. Virus HIV kemungkinan besar akan ditransfer

melalui plasenta kedalam tubuh bayi.

b. Status gizi

Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak

dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi

bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dikandungnya dan

persiapan fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan aman.

Selama proses kehamilan, bayi sangat membutuhkan zat-zat

penting yang hanya dapat dipenuhi dari ibu. Pemenuhan gizi

seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi

dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal

awal untuk menyusui.

c. Gaya hidup

Selain pola makanan yang dihubungkan dengan gaya hidup

masyarakat sekarang, ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang

cukup merugikan kesehatan seorang wanita hamil. Misalnya

kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan berkendara motor, dan

lain-lain. Gaya hidup ini menggangu kesejahteraan bayi yang

dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.

d. Perokok/alkoholik

Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan

bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang diisap

melalui rokok dapat di transfer lewat plasenta ke dalam tubuh

bayi.pada ibu hamil dengan merokok berat kita harus waspada

akan resiko keguguran, kelahiran premature, BBLR, bahkan

kematian janin.

e. Kehmilan yang tidak diharapkan

Jika kehamilan tidak diharapkan maka scara otomatis ibu akan

sangat membenci kehamilannya, sehingga tidak keinginan dari ibu

12

untuk melakukan hal-hal positif yang dapat meningkatkan

kesehatan bayinya.

f. Faktor psikologis

a) Stresor interna (faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yag

berasal dari diri ibu sendiri).

b) Stressor eksternal (pemici stress yang berasal dari luar,

misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga dan lain-lain)

c) Dukungan keluarga

d) Penyalahgunaan obat

e) Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan (partner abuse)

g. Faktor lingkungan, social, dan budaya

a) Kebiasaan, adat istiadat

Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan

kesehatan ibu hamil

b) Fasilitas kesehatan

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat

menentukan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini

terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat,

sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil.

c) Ekonomi

d) Kekerasan dalam kehamilan

e) Tingkat pendidikan

f) Pekerjaan (Ari sulistyawati, 2011)

4. Komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan

1. Hiperemesis gravidarum

Hiperemisis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga

menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat

membahayakan kehidupan (Ari Sulistyawati, 2011)

2. Pre-eklampsi

Pre-eklampsi adalah sindrom spesifik-kehamilanyang biasanya terjadi

setelah minggu ke 20, kecuali jika disertai penyakit trofoblastik, dan

dapat didignosis berdasarka kriteria berikut :

13

a) Terjadi peningkatan tekanan darah selama kehamilan:sisitolik ≥140

mmHg,atau diastolik ≥90 mmHg pada wanita yang tekanan darah

sebelumnya normal, disertai protein uria ≥0,3 gram protein dalam

urine 24 jam atau ≥30 mg/dl (dipstick urine ≥ +1)

b) Apabila terjadi hipertensi kehamilan tanpa proteinuria, namun

disertai sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri abdomen, angka

trombosit rendah, atau enzim htai abnormal, kondisi tersebut

menunjukkan diagnosis pre-eklampsi (Kriebs, 2009).

3. Eklampsi

Eklampsi adalah terjadinya kejang yang menyertai pre-eklampsi, dan

munculnya kejang bukan karna penyebab lain (kriebs, 2009)

4. Perdarahan antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan

di atas 28 minggu atau lebih. Perdarahan antepartum juga dikatakan

perdarahan yang terjadi di area genitalia pada kehamilan sesudah usia

20 minggu dan sebelum dimulai persalinan. Perdarahan yang

berhubungan dengan kehamilan

a) Solusio plasenta

b) Placenta previa

c) Pecahnya sinus marginalis

d) Pecahnya vasa previa

e) Placenta letak rendah (Diyan Andriyani.2013)

5. Kekurangan Energi Kronis

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu

penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis)

yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan ibu. Salah satu

cara untuk mengetahui status gizi adalah dengan pengukuran LILA.

Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA

<23,5 (profil kesehatan Indonesia, 2008)

14

2.1.2 Gizi dalam kehamilan

1. Pengertian Gizi

Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membangun dan memelihara

jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almaitser, 2009).

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbs, transportasi,

penyimpanan, metabolism, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan

untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normaldari

organ-organ, serta menghasilkan energy (Supariasa, 2012)

2. Status gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat gizi. Dibedakan antara gizi buruk, kurang baik dan

lebih (almaitser, 2009)

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam

bentuk variable tertentu atau hasil akhir dari keseimbangan dari makanan

yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh gizi tersebut

(Supariasa, 2012)

3. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energy,

karena itu kebutuhan energy dan zat lainnya meningkat selama kehamilan.

Peningkatan energy dan zat gizi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan

komposisi dan metabolism tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi

tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh

tidak sempurna.

1) Zat gizi makro

a. Energy

Kalori yang dibutuhkan tergantung aktifitasnya ibu dan

peningkatan BMR.untuk ibu hamil ditambahkan 300 kalori/ hari

dari kebutuhan waktu tidak hamil.energi yang di berikan tinggi

berfungsi untuk menyediakan energy yang cukup agar protein tidak

15

dipecah menjadi energy. Tambahan kalori bisa didapatkan dari

nasi, roti, mie, jagung, ubi dan lain-lain.

b. Protein

Protein diberikan tinggi untuk menunjang pembantukan sel-sel

baru bagi ibu dan bayi. Penambahan protein sebesar 10 gram/kg

BB/ hari. Protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai

nilai biologis tinggi, misalnya : daging, susu, telur, keju, produk

susu, dan ikan.tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan

janin, yaitu untuk membentuk otot, kulit rambut dan kuku.

c. Lemak

Akumulasi lemak pada jaringan ibu terutama diperlukan

sebagai cadangan energy ibu. lemak juga dapat berfungsi lain,

sebagai pembawa vitamin yang larut dalam lemak, serta fungsi-

fungsi lainnya.khusus mengenai konsumsi lemak, harus dipilih

lemak yang banyak mengandung asam lemak esensial yang sangat

diperlukan oleh tubuh selama kehamilan (Merryana Adriani, 2012)

d. Karbohidrat

Akumulasi hidrat arang tidak banyak terjadi, kecuali sedikit

dalam bentuk jaringan hidrat arang struktural yang ada pada otak,

tulang rawan, dan jaringan ikat. Adanya hidrat arang diperlukan

guna mencegah terjadinya ketosis.

2) Zat gizi mikro

a. Kalsium, fosfor,dan vitamin D

Kalsium adalah salah satu zat gizi yang sangat penting untuk ibu

hamil, disamping fosfor dan vitamin D. ketiga zat gizi ini

dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi pada janin. Apabila

konsumsi ketiga zat ini tidak mencukupi untuk ibu hamil melalui

fetus, melalui plasenta akan mengambil ketiga zat gizi tersebut dari

ibu secara maksimal untuk pembentukan tulang dan gigi.

b. FE (zat besi)

Kebutuhan Fe untuk ibu hamil meningkat untuk pertumbuhan

janin. Zat besi akan disimpan oleh janin dihati selama bulan

16

pertama sampai dengan bulan keenam kehidupannya untuk ibu

hamil pada trimester ketiga harus meningkatkan zat besi untuk

kepentingan kadar HB dalam darah untuk transfer pada plasenta,

janin, dan persiapan kelahiran.

c. Yodium

Yodium merupakan salah satu mineral untuk pembentukan

hormone tiroksin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, serta

untuk mengatasi kekurangan yodium selama kehamilan yang

hilang melalui urine.untuk ibu hamil kebutuhan yodium adalah 125

mikrogram/ hari. Apabila kekurangan yodium, janin besar

kemungkinan menjadi kretin.

d. Zink

Zink berperan pada pembentukan retinol bidding protein sehingga

vitamin A tidak dapat di transfer ke fetus.

e. Magnesium (Mg)

Berperan sebagai pembentukan tulang

f. Mangan (Mn)

Bekerja sama dengan Fe

g. Asam folat

Asam folat dibutuhkan selama kehamilan untuk pemecahan sel

sintesis DNA. Selain itu, asam folat dibutuhkan untuk menghindari

terjadinya anemia megaloblastis pada ibu hamil.kebutuhan asam

folat 400-800 mikrogram/hari.

h. Vitamin E,vitamin A,vitamin K,vitamin C,

i. Vitamin A

Dibutuhkan untuk ibu hamil cukup tinggi karena berperan sebagai

koenzim agar zat gizi kalori protein dapat diganti sebagai energy

(Merryana Adriani, 2012)

4. Gizi Kurang Pada Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan

menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin.

17

1) Terhadap ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan

ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

2) Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta

persalinan dengsan operasi cendrung meningkat.

3) Terhadap janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,

bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada

bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan

berat badan lahir rendah (BBLR).

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar

pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya

akan melahirkan bayi dengan berat normal (Merryana Adriani,

2012)

5. Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

1) Usia ibu hamil

Ibu hamil yang berusia lebih muda akan membutuhkan

lebih banyak energi dibandingkan usia yang lebih tua.

2) Berat badan ibu hamil

Berat badan lebih ataupun kurang dari rata-rata untuk usia

tertentu merupakan faktor penentu jumlah zat makanan yang harus

dicukupi selama hamil.

3) Suhu lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada 36,50C-370C yang

digunakan untuk metabolisme optimum.lebih besar perbedaan suhu

tubuh dan lingkungan berarti lebih basar pula masukan energy

yang dibutuhkan.

18

4) Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi

Perencanaan dan penyusunan makanan ibu atau wanita

dewasa mempunyai peranan yang penting. Faktor yang

mempengaruhi perencanaan dan penyusunan makanan yang sehat

dan seimbang antara lain sebagai berikut.

a) Kemampuan kelurga dalam membeli makanan

b) Pengetahuan tentang zat gizi yang akan memacu ibu hamil

untuk mengonsumsi gizi seimbang.dengan demikian,tubuh ibu

akan menjadi lebih efesien dalam menyerap zat gizi dari

makanan sehari-hari.

5) Kebiasaan dan pandangan ibu terhadap makanan

Biasanya ibu lebih memperhatikan kebutuhan makanan

untuk keluarga dibandingkan untuk dirinya sendiri.ibu hamil

sebaiknya memeriksakan kehamilannya minimal empat kali selama

kehamilannya untuk mengetahui kondisi ibu dan janin

berhubungan dengan gizi ibu hamil. Keadaan zat gizi ibu hamil

dapat dilihat dari peningkatan berat badan ibu atau janin

6) Aktivitas

Makin banyak aktivitas yang dilakukan maka makin

banyak pula energy yang dibutuhkan oleh tubuh yang didapat dari

gizi ibu hamil tersebut.

7) Status kesehatan

Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energy tetap

harus diperhatikan melalui konsumsi gizi ibu hamil yang

seimbang.

8) Status ekonomi

Status ekonomi sangat mempengaruhi pemilihan

makanan.makin tinggi tingkat perekonomian ibu hamil,maka

makin besar kemungkinan ibu hamil untuk mendapatkan asupan

gizi yang seimbang untuk kehamilannya (Serri Hutahean, 2013)

19

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan asupan kalori

1) Ukuran tubuh

2) Usia

3) Tinggi badan

4) Tingkat aktifitas/laju aktivitas basal(base metabolikrate,BMR)

5) Kehamilan

6) Menyusui

(kriebs, 210)

7. Kebutuhan gizi ibu hamil pada trimester pertama (1-3 bulan)

1) Merupakan masa penyesuaian ibu terhadap kehamilannya.

2) Pertumbuhan janin masih berlangsung lambat sehingga kebutuhan

gizi untuk pertumbuhan janin belum banyak.

3) Kebutuhan gizi ibu hamilpada masa ini masih sama dengan wanita

dewasa biasa.

4) Diketahui bahwa keluhan yang timbul pada trimester pertama

adalah kurang nafsu makan, mual, pusing, ingin makan yang aneh-

aneh, mual muntah, dan lain-lain. Dalam batas tertentu hal ini

masih wajar, yang perlu dianjurkan adalah makan berupa makanan

yang mudah dicerna dalam porsi sedikit tapi sering.

5) Bahan makanan yang baik diberikan adalah makanan kering dan

segar seperti roti panggang, biskuit, dan sereal serta buah-buahan

segar atau sari buah.

6) Keluhan emesis (muntah) dapat dihindari dengan tidak makan dan

minum secara bersamaan atau sebaiknya diberi jarak sekitar 15-30

menit

8. Kebutuhan gizi ibu hamil trimester kedua (4-6 bulan) dan ketiga (7-9

bulan)

1) Pertumbuhan janin berlangsung cepat pada masa ini.

2) Lima puluh persen (50%) penambahan berat badan terjadi pada

bulan keenam dan ketujuh .

3) Nafsu makan meningkat.

4) Kemampuan mencerna makanan bertambah baik.

20

5) Pada masa ini tambahan zat gula diperlukan untuk memelihara

kesehatan yang baik (Serri Hutahean, 2013)

9. Menu sehari ibu hamil

Menu makanan untuk ibu hamil pada dasarnya tidak banyak

berbeda dari menu sebelum hamil hanya saja takarannya yang

berbeda.jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan

menu makanan selama hamil. Kebosanan bisa muncul bila menu yang

disajikan kurang bervariasi, untuk menghindari kebosanan pada satu

jenis makanan sebaiknya variasikan menu tersebut dengan bahan

makanan penukarnya.

Table 1 : kebutuhan ibu hamil per hari

No: Jenis makanan Jumlah yang dibutuhkan Jenis zat gizi1 Sumber zat tenaga

(karbohidrat)10porsi nasi/pengganti2 sendok makan gula4 sendok makan minyak goreng

Karbihidrat

2 Sumber zat pembangunDabn mineral

7porsi terdiri atas :2potong ikan/daging,@50 gram3potong tempe/tahu,@50-70 gram1porsi kacang hijau/merah

Protein dan vitamin

3 Sumber zat pengatur

7 porsi terdiri atas :4 porsi sayuran berwarna, @100gram3 porsi buah-buahan,@100 gram

Vitamin dan mineral

4 Susu 2-3 gelas Karbohidrat,lemak,protein,Vitamin,dan mineral

(serri hutahaean,2013)

Table 2:bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari

Kelompok bahan makanan PorsiRoti,serealia,nasi,dan mie 6 piring/porsiSayuran 3 mangkukBuah 4 potongSusu,yogurt,dan atau keju 2 gelasDaging,ayam,ikan,telur,dan kacang-kacangan

3 potong

Lemak dan minyak 5 sendok theGula 2 sendok makan

(serri hutahaean,2013)

21

Table 3 : contoh menu hidangan makanan dalam sehari bagi ibu hamil

Bahan makanan

Porsi hidangan sehari

Jenis hidangan

Nasi 5+1 porsi Makanan pagi : nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/daging 1 potong sedang (40 gram),tempe 2 potong sedang(50 gram),sayur 1 mangkok,dan buah 1 potong.

Selingan : susu 1 gelas dan buah satu potong sedang

Makan siang : nasi 3 porsi (300 gram),dengan lauk,sayur dan buah sama dengan makan pagi.

Selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang

Makan malam : nasi 2,5 porsi (250 gram) denag lauk, sayur dan buah sama dengan makan pagi atau siang.

Selingan : susu

Sayuran 3 mangkok

Buah 4 potong

Tempe 3 potong

Daging 3 potong

Susu 2 gelas

Minyak 5 sendok teh

Gula 2 sendok makan

(serri hutahaean,2013)

Table 4 :contoh bahan makanan penukar

Bahan makanan Makanan penukar1 porsi nasi (100 gram) 3potong sedang roti (70 gram)

2potong sedang kentang (210 gram)5buah kue kering besar (50 gram)2gelas mie basah (200 gram)1potong besar singkong (210 gram)1 piring jagung biji (125 gram)1 potong besar talas (125 gram)1 biji sedang ubi (135 gram)

1 potong sedang ikan (40 gram) 1potong kecil ikan asin (15 gram)1 sendok makan teri kering (20 gram)1potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram)1potong sedang hati ayam (30 gram)1butir telur ayam negeri (55 gram)1potong daging sapi (35 gram)10 biji bakso sedang (170 gram)

1 mangkuk sayuran (100 gram) Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam, sawi, terong, dan lainnya.

22

1 potong buah 1potong besar papaya (110 gram)1buah pisang (50gram)2buah jeruk manis (110 gram)1potong besar melon (190 gram)1potong besar semangka (180 gram)1buah apel (85 gram)1buah besar belimbing (140 gram)1/

4buah nanas sedang (95 gram)3/

4buah mangga besar (125 gram)9buah duku sedang (80 gram)1jambu biji besar (100gram)2buah jambu air sedang (110 gram)8buah rambutan (75 gram)2buah sedang salak (65 gram)3biji nangka (45 gram)1buah sawo sedang (85 gram),dan lainnya

1 potong sedang tempe (50 garam) 1potong besar tahu ()110 gram2potong oncom kecil (40 gram)2sendok makan kacang hijau (20 gram)21/

2sendok makan kacang kedelai (25 gram)2sendok makan kacang merah segar (20 gram)2sendok makan kacang tanah (15 gram)11/

2 sendok makan kacang mete (15 gram), dan lainnya

1 gelas susu sapi (200 cc) 4sendok makan susu skim (20 gram)2/

3gelas yogurt tanpa lemak (120 gram)1 potong kecil keju (35 gram),dan lainnya

1 sendok teh minyak kelapa (5 gram)

1/2 buah besar alpukat (60 gram)

1potong kecil kelapa (15 gram)21/

2sendok makan kelapa parut (15 gram)1/

3gelas santan (40 gram), dan lainnya1 sondok makan gula pasir (13 gram)

1sendok makan madu (15 gram)

(serri hutahaean,2013)

23

Table 5 : takaran perbandingan kecukupan gizi pada wanita dewasa dan ibu hamil

No: Zat gizi Satuan Wanita dewasa Ibu hamil1 Energy Kal 2200 24852 Protein G 48 603 Vitamin A RE 500 7004 Vitamin D µg 5 155 Vitamin E Mg 8 186 Vitamin K Mg 65 1307 Thiamin Mg 1,0 1,28 Riboflavin Mg 1,2 1,49 Niacin Mg 9 9,110 Vitamin B12 Mg 1,0 1,311 Asam folat µg 150 30012 Piridoksin Mg 1,6 3,813 Vitamin C Mg 60 7014 Kalsium Mg 500 90015 Fosfor Mg 450 65016 Zat besi Mg 26 4617 Seng Mg 15 2018 Yodium µg 150 17519 Selenium µg 55 70

(serri hutahaean,2013)

Table 6 : Tanda kecukupan gizi pada ibu hamil

No : Kategori Penampilan1 Keadaan umum Responsif dan gesit2 Berat badan Normal sesuai dengan tinggi badan dan bentuk tubuh3 Postur tubuh tegak,tungkai dan lengan lurus4 Otot Kenyal,kuat,sedikit lemak di bawah kulit5 Saraf Perhatian baik,tidak mudah tersinggung,reflex

normal,dan mental stabil6 Pencernaan Nafsu makan baik7 Jantung Detak dan irama jantung serta tekanan darah normal8 Vitalitas umum Ketahanan baik,energik,cukup istirahat,dan penuh

semanangat9 Rambut Mengkilat,kuat,tidak mudah rontok,dan kulit kepala

normal10 Kulit Licin,lembap,dan segar11 Muka dan leher Warna sama (tidak ada perubahan warna),licin,tampak

sehat,dan segar12 Bibir licin,lembap,tidak pucat,dan tidak bengkak13 Mulut tidak ada luka dan selaput merah14 Gusi merah normal dan tidak ada perdarahan15 Lidah merah normal dan licin,tidak ada luka16 Gigi Tidak berlubang,tidak nyeri,mengkilat,bersih,tidak ada

perdarahan,dan lurus dagu normal

24

17 Mata bersinar,bersih,konjungtiva tidak pucat,dan tidak ada perubahan

18 Kelenjer Tidak ada perdarahan dan pembesaran19 Kuku Keras dan kemerahan20 Tungkai Kaki tidak bengkak(serri hutahaean,2013)

Table 7 Contoh makanan seimbang pada ibu hamil dalam sehari

Waktu makan Menu sedang yang dapat disajikan

07.00 Nasi

Sayur kacang+daging

Telor ceplok

10.00 Bubur kacang hijau

Susu dan pisang goreng

12.00 Nasi

Gado-gado komplet

Ayam goreng

Salat buah papaya dan tomat

16.00 Lemper dan air jeruk

Nasi

Sawi hijau dan daging

18.00 Ikan bumbu acar

Pisang raja

20.00 Pisang kukus

(Indriyani,diyan,2013)

10. Etiologi

1) Hasil penelitian surasih mengatakan salah satu penyebab

munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang

gizi atau kurangnya pengetahuan tentang gizi dalam kehidupan

sehari-hari (dalam artikel penelitian Rahmaniar, andi.2011)

2) Penelitian yang dilakukan di Thailand pada tahun 2004 oleh

nigenda menunjukkan bahwa terdapat larangan mengkonsumsi

makanan tertentu seperti telur karena ketakutan akan bayi yang

dilahirkan berbau amis (dalam artikel penelitian Rahmaniar, andi,

2011)

25

3) menurut hasil penelitian Andi Rahmaniar tahun 2011 pengetahuan

yang rendah merupakan salah satu penyebab kejadian

KEK.semakin tinggi pengetahuan ibu hamil maka kemungkinan

untuk menderita KEK juga semakin kecil. Faktor lain yang yang

mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hami adalah pola

makanyang dipengaruhi oleh budaya sehingga adanya kepercayaan

memantang tehadap makanan tertentu. kejadian KEK juga

dipengaruhi oleh status Anemia pada ibu hamil (media gizi

masyarakat Indonesia ,vol 2,No 2,februari 2013)

4) Menurut hasil penelitian wawan herman tahun didapatkan bahwa

faktor yang paling berpengaruh terhadap resiko KEK adalah

tingkat konsumsi energi dan protein yang rendah (wawan

hermawan, 2006)

5) penyebab terjadinya gizi buruk

1) Asupan zat gizi yang kurang, dipengaruhi oleh beberapa hal :

a) daya beli bahan makanan bergizi rendah/miskin

b) kurang tahunya pemehaman tentang gizi

c) perilaku hidup yang belum menjadi bersih sehat sehingga

sering menderita penyakit

d) pola asuh, budayayang tidak mendukung

2) Adanya penyakit penyerta

a) Diare

b) ISPA,TBC

c) Cacingan

3) Ketahanan pangan rendah/daerah rawan pangan

a) Gagal panen

b) Musim kemarau panjang

c) Lokasi terisolir (PNPM mandiri pedesaan,2013)

11. Resiko BBLR Pada Ibu Hamil

Di Indonesia batas ambang LILA dengan risiko KEK adalah 23,5

cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan

melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan berat badan lahir

26

rendah (BBLR) akan mempunyai risiko kematian, gizi kurang,

gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak.

Hasil penelitian Edwi Saraswati, dkk.di jawa barat (1998)

menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm belum merupakan risiko

untuk melahirkan BBLR walaupun risiko relatifnya cukup tinggi.

Adapun ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko

2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang

mempunyai LILA lebih dari 23 cm.

Menurut penelitian Rosmeri (2000) menunjukkan bahwa status gizi

ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap

kejadian BBLR. Ibu dengan status energy kurang (kurus) sebelum

hamil mempunayai risiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR

dibandingkan dengan ibu yang mempuyai status gizi baik (normal).

12. Syarat Diet pada ibu hamil

1) Seringkali kita temukan seorang wanita yang sedang hamil

diharuskan pantang terhadap berbagai jenis bahan makanan,seperti

ikan.ada juga wanita hamil yang hanya dibolehkan makan nasi

dengan sedikit garam saja, sedang makanan lain tidak

diperkenankan. pantangan demikian iu tidak akan membantu

wanita ini baik waktu melahirkan, maupun sesudah melahirkan,

bahkan mungkin bayinya kelak keadaan kesehatannya jauh dari

memuaskan.

2) Dalam triwulan 1 dari kehamilan biasanya nafsu makan sangat

kurang. lebih-lebih jika sering timbul rasa mual dan ingin muntah.

Pada masa ini makanan harus diatur sedemikian rupa, sehingga

makanan ini dengan mudah dapat dicernakan, dan porsi makanan

tidak terlalu besar. Air jeruk, roti biskuit, dan roti panggang adala

makanan yang cocok sekali untuk diberikan

3) Dalam triwulan 11 dari kehamilan metabolisme basal mulai naik.

Berat badan juga mulai bertambah dengan nyata. Pada masa ini

protein haruslah yang diutamakan, dan harus dijaga jangan sampai

kekurangan darah. Karena itu baik sekali diberikan sayur-sayuran

27

daun, karena disamping memberikan garam besi juga vitamin A

dan vitamin-vitamin lain terdapat di dalamnya.

4) Dalam triwulan 111 ,metabolism basal tetap naik terus.waktu ini

umumnya nafsu makan baik sekali, dan wanita hamil selalu merasa

lapar. Pemeriksaan kenaikan berat badan perlu dilakukan dengan

teliti, jangan sampai wanita hamil menjadi terlalu gemuk, untuk

menghindarkan kesulitan waktu melahirkan kelak. jika wanita ini

ada tanda-tanda menderita keracunan hamil, maka dia harus

pantang garam.

5) Dalam triwulan 111 kandungan sudah menjadi besar sekali

sehingga menyebabkan lambung sedikit sesak. Makanan yang

porsinya terlalu besar sering menimbulkan rasa tidak enak, Karena

itu dalam masa ini porsi makanan sebaiknya kecil saja, asal sering

diberikan untuk mencegah kekurangan unsur-unsur gizi.(Merryana

adriani, 2012)

13. Cara Penilaian Status Gizi

1) Secara klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas

perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan

ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel

(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, mukosa

oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh

seperti kelenjer tiroid.

2) Secara biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

specimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. contoh jaringan tubuh lain: darah,

urine, tinja, dan juga berbagai jaringan tubuh seperti hati dan otot.

3) Secara biofisik

Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat perubahan struktur dari jaringan.

28

4) Secara antropometri

Salah satu cara untuk mengetahui gizi ibu hamil adalah dengan

pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA/LILA).LLA/LILA dewasa

ini memang menciptakan salah satu pilihan untuk menentukan

status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat

yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah (supariasa,

2012)

14. Tanda dan gejala gangguan makan

Table :8 Tanda dan gejala gangguan makan

No:

Tanda dan gejala gangguan makan

Anoreksia Bulimia

1 Penuruna berat badan yang

berlebihan, menjadi kurus

Berat badan mendekati

normalpada kebanyakan

kasus

2 Merasa penampilannya normal Limbung

3 Kebiasaan tidur yang buruk Pingsan

4 Tidak tahan dingin Sering haus

5 Konstipasi Kram otot

6 Anemia (ringan) Konstipasi

7 Gelisah/gangguan tidur Gigi rusak, pengikisan

email

8 Kulit pucat,kering Refluks esofagitis

9 Rambut rontok, termasuk

rambut pubis dan/ atau lanugo

Peteki pada dan di

sekeliling mata

10 Kuku rapuh, kering

11 Penayakit/ pengeroposan gigi

(kriebs, 2010)

Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan energi adalah sebagai berikut:

1. Gelisah

2. Lemah / lemas

3. Kurang bersemangat

4. Penurunan daya tahan terhadap penyakit infeksi

29

5. Penurunan berat badan

6. Keruskan jaringan tubuh

7. Kurang perhatian

(almatsier:2009)

15. Swa Uji Resiko Kekurangan Energy Kronis

Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur risiko KEK

kronis pada Wanita Usia Subur (WUS) adalah lingkar lengan atas

(LLA). Sasaran WUS adalah wanita pada usia 15-45 tahun yang terdiri

dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur (PUS).

Ambang batas LLA WUS denga resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila

LLA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko

KEK dan perkirakan aka melahirkan BBLR (Supariasa,2012)

16. Lingkar Lengan Atas

Lingkar Lengan Atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah

satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan

tidak memerlukan alat-alat yang sulit di peroleh dengan harga yang

lebih murah.

Menurut depkes RI (1994) pengukuran LLA pada kelompok

wanita WUS adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat

dilaksanakanoleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok

berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK).

1) Pengertian

Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko

Kekurangan Energi Protein (KEP) WUS.pengukuran LLA tidak

dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam

jangka pendek.

2) Tujun pengukuran LLA

Beberapa tujuan pengukuran LLA adalah mecakup masalah

WUA baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan

peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :

30

a) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun

calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko

melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar

lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan

KEK.

c) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

d) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya

perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.

e) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran

WUS yang menderita KEK.

3) Ambang Batas

Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia

adalah 23,5 cm.apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian

merah pita LLA,artinya wanita tersebut mempunyai risiko

KEK.dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah

(BBLR). BBLR mempunyai risiko kamatian, gizi kurang,gangguan

pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak.

4) Cara Pengukuran LLA

Pengukuran LLA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah

ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LLA,yaitu:

a) Tetapkan posisi bahu dan siku

b) Letakkan pita antara bahu dan siku

c) Tentukan titik tengah lengan

d) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan

e) Pita jangan terlalu ketat

f) Pita jangan jangan terlalu longgar

g) Cara pembacaan skala yang benar

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LLA adalah

pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan

kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan).lengan harus

31

dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan

tidak tegang atau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik

dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga

permukaannya sudah tidak rata.

5) Tindak lanjut pengukuran LLA

Hasil pengukuran LLA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari

23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil

pengukuran <23,5 cm berarti risiko KEK dan ≥23,5 cm berarti

tidak beresiko KEK.

32

Bagan 1 :

skema tindak lanjut pengukuran LLA

(Supariasa,2012)

33

PENGUKURAN LLA (LINGKAR LENGAN ATAS) WUS

POSYANDUDASA WISMA

KELOMPOK MASAYARA

KAT

POLINDES/

PUSTU

PERUSAHAAN LAIN-LAIN

RESIKO KEK

< 23,5 CM ≥ 23,5 CM

BUKAN RESIKO KEK

ANJURAN

Makan cukup dengan pedoman umum gizi seimbangHidup sehatTunda kehamilanBila hamil segera rujuk sedini mungkin

ANJURAN

Pertahankan kondisi keshatanHidup sehatBila hamil periksa kehamilan kepada petugas kesehatan.

17. Pemeriksaan klinis

Tanda-tanda klinis gizi kurang dapat merupakan indikator yang

sangat penting untuk menduga defisiensi gizi. Tanda-tanda klinis

malnutrisi (gizi kurang) tidak spesifik, karena ada beberapa penyakit

yang mempunyai gejala yang sama. Tetapi penyebabnya berbeda. oleh

karena itu pemeriksaan klinis ini harus dipadukan dengan pemeriksaan

lain seperti antropometri, laboratorium, dan survey konsumsi makanan,

sehingga kesimpulan dalam penilaian status gizi dapat lebih tepat dan

lebih baik. Kelainan atau gangguan yang terjadi pada kulit, rambut,

mata, membrane mukosa mulut, dan bagian tubuh lain dapat sebagai

petunjuk ada tidaknya masalah gizi kurang.

Pemeriksaan klinis (assessment clinic) secara umum terdiri dari

dua bagian, yaitu: Medical history (riwayat medis) yaitu catatan

mengenai perkembangan penyakit. Pemeriksaan fisik, yaitu melihat

dan mengamati gejala gangguan gizi baik sign (gejala yang dapat

diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat diamati, tetapi

dirasakan oleh penderita gangguan gizi).

1) Riwayat medis (medical history)

Dalam riwayat medis ,kita mencatat semua kejadian-

kejadian yang berhubungan dengan gejala yang timbul pada

penderita beserta faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya

penyakit tersebut. Antara lain sebagai berikut :

a) Identitas penderita: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

suku, dan sebagainya.

b) Lingkungan fisik dan social budaya yang berkaitan dengan

timbulnya penyakit tersebut (malnutrisi), antara lain

lingkungan fisik (keadaan kesuburan tanah dan kandungan

mineral tanah) dan lingkungan social budaya (adat istiadat,

kepercayaan, dan kebiasaan-kebiasaan, serta pola kehidupan

masyarakat sekitarnya).

c) Sejarah timbulnya gejala penyakit. Bebrapa hal yang perlu

diketahui adalah kapan berat badan mulai turun, kapan ada

34

gejala anoreksia atau nafsu makan menurun, kapan ada gejala

muntah, apakah ada mencret atau tidak, kalau ada kapan mulai

terjadi.

d) Data-data tambahan yang juga perlu diketahui antara lain :

1) Apakah penderita juga menderita anemia

2) Apakah penderita juga pernah operasi usus

3) Apakah penderita pernah menderita penyakit infeksi

4) Apakah penderita pernah menderita penyakit kronis

(seperti: luka pada lambung/ ulcus gaster, luka pada

duodenum)

5) Apakah ada kelainan bawaan (genetik)

6) Apakah ada alergi makanan

7) Apa macam diet dan obat-obatan yang sebelumnya dipakai

2) Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik kita melakukan pengamatan terhadap

perubahan fisik, yaitu semua perubahan yang ada kaitannya dengan

kekurangan gizi.perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat atau

jaringan epitel, yaitu jaringan yang membungkus permukaan tubuh

kita seperti rambut, mata, muka, mulut, lidah, gigi, dan lain-lain

serta kelenjer tiroid. Komisi ahli WHO yang dikutip oleh jellieffe

mengelompokkan tanda-tanda klinis menjadi tiga kelompok.

a) Kelompok 1 : tanda-tanda (sign) yang memang benar berhubungan

dengan kurang gizi bisa karena kekurangan salah satu zat gizi atau

lebih yang dibutuhkan tubuh.

b) Kelompok 2: tanda-tanda (sign) yang membutuhkan investigasi

(penyelidikan) labih lanjut. Tanda-tanda iini mungkin karena gizi

salah atau mungkin oleh faktor lain seperti kehidupan di bawah

standar (miskin), buta huruf, dan lin-lain.

c) Kelompok 3: tanda-tanda (sign) yang tidak berkaitan dengan gizi

salah walaupun hampir mirip. Tanda-tanda ini dalam diagnosis

untuk membedakannya memerlukan keahlian kusus (supariasa,

2012)

35

Tabel 9 :Gejala fisik yang diduga ada kaitan dengan malnutrisi dengan keadaan

normal

Pemeriksaan Fisik

Keadaan normal Tanda yang berhubungan dengan malnutrisi

Rambut Berkilat, tidak mudah lepas

Kehilangan sinarnya yang bekilat, kering, tipis, tanda bendera (signoda bendera), mudah lepas.

Muka Warna sama, halus, tampak sehat, tidak bengkak

Depigmentasi, flek hitam dibawah mata, membengkak, pembesaran kelenjer parotis, nasolabial seboroik.

Mata Bercahaya, bersih, tadak ada luka, kelembaban tidak tampak, sclera tidak pucat

Konjungtiva pucat, injection konjungtiva, bercak bitot, palpebritis angularis, konjungtiva kering, keratomalasia, jaringan perut kornea, injeksi disekeliling kornea.

Bibir Halus, tidak ada pembengkakan

Cheilosis, fisura angularis, jaringan parus sekitar sudut bibir.

Lidah Halus, tidak ada pembengkakan, merah

Membengkak, scarlet, kasar, meganta, halus, kemerahan, papilla atrofi, hipertropi hiperemik,

Gigi Tidak ada lubang, tidak ada rasa nyeri, bercahaya

Tanggal, erupsi, tidak normal, tanda-tanda fluorosis, berlubang

Gusi Sehat, merah, tidak ada perdarahan, tidak ada pembengkakan

Mudah berdarah, penarikan gisi

Wajah Tidak ada pembengkakan,

Pembesaran kelenjer gondok, kelenjer parotis kering,keratosis folikularis, membengkak,

Kulit Bersih, tidak ada pembengkakan, tidak ada bercak-bercak.

gambaran dermatosis pelagra,despigmentasi, petechiae, jaringan lemak bawah kulit berkurang/ hilang.

Kuku Kemerahan,keras Koilanika, rapuhOtot dan rangka

Tonus otot baik, dapat lari dan jalan tanpa rasa sakit

Wasted, kraniotabes, pembesaran epipise, fontanel tetap membuka, blew-legs, pendarahan musculoskeletal, tidak bisa berjalan dengan baik.

System kardiovaskuler

Ritme dan denyut jantung normal, tidak ada murmur, tekanan darah normal

Takikardi, pembesaran jantung, ritme tidak normal, kenaikan tekanan darah

System gastrointestinal

Tidak ada massa yang teraba

Hepatomegali, splenomegali (biasanya ada penyakit lain)

System syaraf Stabil, reflex normal Tidak teriritasi, paresesia, pada keadaan berat tidak bisa berjalan, reflex lutut dan tumit menurun /hilang.

(Supariasa,2012)

36

18. Pencegahan KEK

Menurut chinue (2009),cara pencegahan KEK adalah :

1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu:

a) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan

makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan

makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,

tempe).

b) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak

mengandung vitamin C (daun ketuk, daun singkong, bayam,

jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk

meningkatkan penyerapan zat besi.

2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum

tablet tambah darah

19. Penatalaksanaan KEK

Terapi kekurangan energy kronis ditujukan pada pengobatan

individu disertai tindakan-tindakan preventif di masyarakat dengan

perbaikan-perbaikan pada faktor-faktor penyebab.penatalaksanaan ibu

hamil dengan kekurangan energy kronis adalah :

1) Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran

a) Tambah makanan

Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan

merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk

perkembangan janin dan tubuhnya sendiri

Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik,

dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral,

dan energy.

b) Istirahat lebih banyak

Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara

mengurangi kegiatan yang melelahkan. Siang ±4 jam/hari,

malam ±8 jam /hari.

37

2) Pemberian makan tambahan

PMT yaitu pemberian makanan tambahan disamping makanan

yang dimakan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energy

kronis. Pemberian PMT harus memenuhi kalori dan protein,serta

variasi menu dalam bentuk makanan .pemenuhan kalori yang harus

diberikan dalam program PMT untuk ibu hamil dengan kekurangan

energy kronis.

3) Apabila terjadi atau timbul masalah medis maka hal yang perlu

dilakukan adalah

a) Rujuk untuk konsultasi

b) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil

c) Minum tablet zat atau tambah darah

Ibu hamil setiap hari harus minum (60 garam) selama 90 hari

mulai minggu ke 20.

4) Periksa kehamilan secara teratur

Setiap wanita hamil mempunyai memiliki resiko komplikasi yang

bisa mengancam jiwanya.ibu hamil sebaiknya memeriksakan

kehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan agar resiko

pada waktu melahirkan dapat dikurangi.

Pelayanan antenatal yang dilakukan adalah minimal 4 kali

kujungan.

20. Pengelolaan kasus gizi buruk menurut PNPM perdesaan tahun 2010.

1) Kasus gizi buruk/ gizi kurang yang ditemukan di posyandu

/masyarakat dirujuk kepuskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan

lebih lanjut, mengingat penanganan gizi buruk dengan penyakit

penyerta maka perlu penanganan rawat inap di puskesmas atau

rumah sakit.

2) Perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan penyedia layanan

/puskesmas dan dinas kesehatan terhadap penatalaksanaan peserta,

mengingat di program juga terdapat bantuan pemberian makanan

tambahan pemulihan gizi buruk dan jamkesmas. Kasus gizi buruk

38

dengan indikasi perawatan /rawat inap di puskesmas dan atau

rumah sakit.

3) Jika penanganan tindak lanjut setelah pulang dari rumah sakit tidak

ada alokasi dari kesehatan untuk PMT pemulihan maka pemberian

PMT pemulihan ini dapat ditangani melalui BLM dengan usulan

masyarakat. Musyawarah desa dan tahapan selanjutnya.

21. Anemia dan hemoglobinopatium

1) Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan

konsentrasi hemoglobin dalam hemoglobin dalam darah sirkulasi.

2) Definisi umum anemia, yaitu kadar hemoglobin kurang dari 12,0

garam/dl pada wanita tidak hamil dan kurang dari 10,0 gram/dl pada

wanita hamil.

3) Anemia merupaka tanda penyakit,bukan penyakit tersendiri

4) Evaluasi laboratorium : jika kadar hemoglobin turun sampai dibawah

10,0 gram/dl,dilakukan tes laboratorium berikut :

a) Hitung darah lengkap

b) Hitung retikulosit

c) Kadar zat besi serum

d) Feritin serum

e) Hitung trombosit

f) Elektroforesis hemoglobin

2.2 Konsep manajemen asuhan kebidanan

Proses manajeman kebidanan merupakan proses pemecahan

masalah.proses ini merupakan sebuah metode dengan pengorganisasian

pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan

menguntungkan baik bagi klien maupun tenaga kesehatan.proses ini

menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dan pemberian

asuhan.proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan

tindakan saja melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan

yang komprehensif dan aman dapat tercapai. Dengan demikian proses

manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian

39

yag menyatukan pengetahuan,hasil temuan,dan penilaian yang terpisah-

pisah menjadi satu kesatuan berfokus pada manajemen (varney,1997).

Proses manajen menurut varney (1997) terdiri dari tujuh langkah

yang berurutan diman setiap langkah disempurnakan secara

periodik.proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir

dengan evaluasi.ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka

lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Langkah-langkah

penerapan manajemen kebidanan dilakukan secara berkesinambungan,

yaitu :

1. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara

lengkap.

2. Mengantisipasi masalah atau diagnose berdasarkan interpretasi yang benar

dari data tersebut.

3. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnose lainnya yang mungkin

terjadi karna masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi.

4. Mengevaluai perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter

5. Mengembangkan rencana asuhan yang menyeluruh

6. Mengembangkan rencana asuhan tersebut secara efesien dan aman

7. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.

Langkah-langkah dalam penatalaksanaan pada dasarnya jelas akan

tetapi dalam pembahasan singkat mengenai lanhkah-langkah tersebut

mungkin akan lebih memperjelas proses pemikiran dalam proses klinis

yang beorientasi pada langkah ini. Penulis membatasi hanya pada kasus

Kehamilan Dengan Kurang Energy Kronis (KEK). Ketujuh langkah

tersebut adalah sebagai berikut:

b.2.1 Pengumpulan data

Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien.langkah ini mengumpilkan informasi tentang riwayat kesehatan,

kehamilan, dan persainan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat

keputusan klinik untuk mengembangkan diagnosis rencana asuhan atau

perawatan yang sesuai (asuhan persalinan normal, 2009)

40

1. Biodata

Yang perlu dikaji yaitu :

1) Nama : untuk mengetahui dan mngenal pasien /klien

2) Umur: untuk mengetahui faktor resiko yang ada hubungannya dengan

umur ibu, selain itu usia ibu hamil juga mempengaruhi status gizi ibu

hamil yang mana ibu hamil yang berusia lebih muda akan

membutuhkan lebih banyak energy dibandingkan dengan usia yang

lebih tua.

3) Agama :berguna untuk memberikan motifasi kepada pasien sesuai

dengan agama yang dianutnya.

4) Pendidikan :untuk mengetahui tingkat pendidikan yang natinya

penting dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien sesuai

dengan tingkat pendidikannya dan juga pengetahuan merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu hamil (Serri

hutahean,2013)

5) Pekerjaan: untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi dan pola

pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam keluarga.

6) Suku /bangsa: berguna untuk mengetahui faktor pembawaan /ras

7) Alamat : untuk menegtahui dimana dan bagaimana lingkungan tempat

tinggalnya.

2. Data subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesa.

Hal yang perlu ditanyakan :

1) Alasan masuk serta keluhan apa yang dirasakan oleh klien

Keluhan utama adalah untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat

pemeriksaan serta keluhan yang berhubungan dengan kehamilannya.

Pada kasus ibu hamil dengan KEK biasanya keluhan utamanya adalah

41

Gelisah, Lemah /lemas, Kurang bersemangat, Penurunan daya tahan,

terhadap penyakit infeksi, Penurunan berat badan, Keruskan jaringan

tubuh, Kurang perhatian (Almatsier, 2009)

2) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui menarche umur berapa, haid teratur atau tidak,

siklus lama haid, banyaknya darah, sifat darah (cair atau beku,

warnanya, baunya) dan ada dismenorhoe atau tidak, serta kapan HPHT

nya.

3) Riwayat kehamilan ini

Untuk mengetahui kapan hari pertama haid terakhir (HPHT), taksiran

persalinan, gerakan janin, obat yang dikonsumsi apa saja, keluhan

selama hamil, ANC berapa kali, teratur atau tidak, penyuluhan yang

pernahdi dapat apa saja, imunisasi TT, kekhawatiran khusus.

4) Riwayat kesehatan sekarang

a) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah

penyakit lainyang bisa memperberat keadaan klien.

b) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui keadaan apakah ibu pernah menderita penyakit

jantung, ginjal, asma/ TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsy

c) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga dalam keluarga ada atau

pernah menderita TBC, hepatitis, HIV/AIDS, penyakit menurun

maupun keturunan kembar.

d) Riwayat operasi

Untuk mengetahui apakah ibu pernah mengalami operasi atau

tidak.

5) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui kawin umur berapa tahun, dengan suami umur

berapa tahun, berapa kali kawin, lamanya perkawinan, lamanya

perkawinan, dan jumlah anak.

42

6) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan

KB atau belum, jika pernah lamanya berapa tahun, dan jenis KB yang

digunakan.

7) Riwayat kehamilan,persalinan,nifas yang lalu

a) Kehamilan : adakah gangguan seperti mual muntah berlebihan,

hipertensi, pardarahan pada hamil muda

b) Persalinan : spontan atau buatan. Lahir aterm, preterm, posterm,

apakah ada perdarahan waktu persalinan dan ditolong oleh siapa,

dimana tempat melahirkan.

c) Nifas :apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi, dan

bagaiman proses laktasinya.

d) Anak : jenis kelamin, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia

berapa dan sebab meninggal, dan berat badan lahir.

8) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a) Pola nutrisi

Dikaji untuk mengetahui makanan yang biasa dikonsumsi dan posi

makan dalam sehari serta ada pantangan atau tidak karena dasar

dari pengobatan pasien dengan KEK adalah pemenuhan kebutuhan

nutrisi sebelum dan selama hamil. Biasanya ibu hamil dengan KEK

nafsu makan berkurang sehingga kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi.

b) Pola istirahat

Dikaji untuk mengetahui barepa jam ibu tidur malam dan berapa

jam ibu istirahat dan tidur siang. Pada ibu hamil dengan KEK

biasanya mengalami gangguan tidurdan mempunyai kebiasaan

tidur yang buruk (Kriebs,2010)

c) Pola eliminasi

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK dalam

sehari selama hamil, a dakah kaitannya dengan konstipasi atau

tidak ada kaitannya karna salah satu tanda dan gejala gangguan

makan adalah terjadi konstipasi (Kriebs,2010)

d) Aktifitas

43

Perlu dikaji untuk mengetahui apakah KEK disebabkan karena

aktifitas fisik yang banyak karna salah satu faktor yang

mempengaruhi gizi ibu hamil adalah aktivitas yaitu semakin

banyak aktifitas yang dilakukan, maka makin banyak pula energy

yang dibutuhkan oleh tubuh yang didapat dari gizi ibu hamil

tersebut (Serri hutahean,2013)

9) Riwayat Sosial, ekonomi dan budaya

a) Pantangan makan : kemungkinan ibu mempunyai kebudayaan atau

kepercayaan memantang terhadap makanan tertentu saat hamil.

Karena menurut hasil penelitian Andi Rahmaniar tahun 2011 di

bogor faktor yang mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil

adalah pola makan yang dipengaruhi oleh budaya sehingga adanya

kepercayaan memantang tehadap makanan tertentu (media gizi

masyarakat Indonesia ,vol 2,No 2,februari 2013)

b) Ekonomi, kemungkinan ibu mempunyai tingakat ekonomi yang

renah. Status ekonomi sangat mempengaruhi pemilihan makanan.

semakin tinggi tingkat perekonomian ibu hamil, maka makin besar

kemungkinan ibu hamil untuk mendapatkan asupan gizi yang

seimbang untuk kehamilannya. Sebaliknya semakin rendah status

ekonomi ibu maka akan mempengaruhu terhadap pemenuhan gizi

ibu (Serri hutahean, 2013)

3. Data objektif

Data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan itu sendiri (asuhan persalinan normal, 2009)

1) Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum: kemungkinan keadaan umum ibu hamil dengan

KEK biasanya kurang baik/ lemah.

b. Kesadaran : kemungkinan keadaan kesadaran ibu hamil dengan

KEK yang ditemukan adalah composmentis.

c. Tanda-tanda vital :

a) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau

hipotensi. Kemungkinan pada kasus kehamilan dengan KEK

44

ditemukan tekanan darahnya dalam keadaan normal. Karna

tekanan darah tidak menjadi salah satu tanda dan gejala utama

KEK.

b) Pernapasan: kemungkian ditemukan pernafasan ibu dalam

keadaan normal

c) Nadi: kemungkinan nadi ibu yang ditemukan saat pemeriksaan

normal. Jika ditemukan nadi tidak normal mungkin itu

disebabkan oleh penyakit lain,

d) Suhu: kemungkinan yang ditemukan saat pemeriksaan suhu ibu

adalah normal.

2) Pemeriksaan khusus

a) Kepala

1) Rambut: kemungkinan rambut ibu rontok. karena salah satu

tanda dan gejala gangguan makan adalah rambut rontok

termasuk rambut pubis (Kriebs, 2010), gangguan makan pada

ibu hamil berakibat pada gangguan gizi pada ibu hamil yang

bisa menyebabkan KEK pada ibu hamil.

2) Muka : kemungkinan yang ditemukan pucat, kering dan tidak

oedem. salah satu tanda dan gejala gangguan makanan yang

bisa menyebabkan masalah gizi pada ibu hamil adalah kulit

pucat ataupun kering (Kriebs, 2010)

3) Mata : kemungkinan yang ditemukan adalah konjungtiva pucat

dan sclera putih. Pada ibu hamil yng mempunyai gangguan

makan/ gizi biasanya mempunyai tanda dan gejala anemia

(Kriebs, 2010).

4) Hidung: kemungkinan bersih, tidak ada polip, tidak ada

pengeluaran lendir, jika ada ditemukn keluhan tersebut

kemungkinan itu disebabkan penyakit lain.

5) Mulut/gigi/gusi: bersih, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran

lender, akan tetapi pada gigi kemungkinan ditemukan

kerusakan ataupun pengikisan email (Kriebs, 2010)

45

6) Telinga : bersih, simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda

infeksi/peradangan.

b) Leher : pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada pembesaran

vena jugularis, kelenjar tyroid dan limfe.

c) Dada : apakah simetris kiri dan kanan,putting susu menonjol atau

tidak, areola hiperpigmentasi atau tidak, colostrum keluar atau

tidak, ada masa atau tidak.

d) Abdomen :

1) Inspeksi :apakah ada luka bekas operasi, apakah pembesaran

perut sesuai usia kehamilan atau tidak, bentuk perut

memanjang atau tidak, apakah ada linea alba/ albikan, apakah

ada strie

2) Palpasi :

kemungkinan yang ditemukan adalah

Leopold I: tinggi fundus uteri dalam cm,pada fundus

kemungkinan teraba bagian kepala janin, bokong janin, atau

ekstremitas janin.

Leopold II : pada dinding perut ibu sebelah kiri atau kanan

kemungkianan teraba punggung, anggota gerak atau bokong,

kepala.

Leopold III : pada bagian terbawah kemungkinan teraba

kepala, bokong, ataupun yang lainnya.

Leopold IV : kemungkinan bagian terbawah janin telah masuk

pintu atas panggul dan seberapa masuknya dihitung dengan

perlimaan. Kemungkinan juga belum masuk pintu atas

panggul.

3) Auskultasi : kemungkin dapat terdengar bunyi jantung janin,

frekwensinya, teratur atau tidak dan posisi punctum

maximumnya. kemungkinannya juga sebaliknya.

4) TBJ : TFU-(11/12)/13x155. Ini untuk mengetahui tafsiran berat

janin .di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko 23,3 cm

46

hal ini berarti ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan

melahirkan bayi BBLR.(Merryana adriani,2012)

e) Ekstremitas : apakah ada varises, oedem, kemungkinan keaadan ini

tidak ada pada ibu hamil. Karena penegakan diagnose KEK tidak

ditandai dengan varises, oedem. Jika ditemukan varises, oedem

bisa jadi itu karna sebab lainnya. Akan tetapi kemungkinan bisa

jadi kuku rapuh atau kering. Karena ini merupakan salah satu tanda

dan gejala gangguan makan yang bisa menyebabkan masalah gizi

(Kriebs, 2010).

Perkusi: kemungkinan reflex patella kiri dan kanan

positif.jika ditemukan reflex patella negative biasa jadi itu

disebabkan oleh penyakit lain.

f) Turgor kulit : kemungkinan kulit pada ibu hamil dengan KEK

terlihat pucat dan kering karena ini merupakan salah satu tanda dan

gejala gangguan makan yang bisa menyebabkan masalah gizi

(Kriebs, 2010)

g) Pemeriksaan panggul

Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.

h) Pemeriksaan genitalia

Kemungkinan tidak ditemukan kelainan pada daerah genitalia ibu.

3) Pemeriksaan penunjang

a) Laboratorium

1) Hb: kemungkinan ibu hamil dengan KEK ditemukan

mengalami anemia sedang, ringan/ berat

2) Protein urine: Kemungkinan ditemukan negative

3) Glukosa urine: Kemungkinan ditemukan negative

b) USG : Kemungkinan keadaan janin baik atau sebaliknya

c) CTG : Kemungkinan denyut jantung janin normal atau abnormal

b.2.2 Interpretasi Data

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data

dasar tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis,

47

maslah serta kebutuhan yang spesifik.meskipun masalah tidak dapat diartikan

sebagai diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan.

1. Diagnosa : NY “X” ,G P A H hamil usia berapa minggu, janin hidup/ mati,

tunggal/ ganda, intra/ ekstra uteri, presentasi bokong/ kepala, punggung

kanan/ kiri, keadaan jalan lahir dengan kekurangan energy kronis.

a. Dasar :

1) Kemugkinan ibu mengatakan ini kehamilnnya yang pertama atau

sebelummnya sudah pernah melahirkan

2) Kemungkinan ibu mengatakan HPHT-nya tanggal, bulan dan tahun

berapa.

3) Kemungkinan ditemukan DJJ normal, teratur

4) Kemungkinan teraba dua bagian besar atau lebih

5) Kemungkinan saat palpasi ibu merasa sakit atau tidak

6) Leopold:

a) Leopold I: kemungkinan ditemukan tinggi fundus uteri,pada

fundus kemungkinan teraba bagian kepala, bokong atau lainnya

b) Leopold II: pada dinding perut ibu sebelah kiri atau kanan

kemungkinan teraba punggung, anggota gerak, bokong, atau

lainnya.

c) Leopold III : kemungkinan di temukan letak kepala, letak

bokong, atau lainnya. Kemungkinan juga masih bisa digoyang

dan kemungkinan tidak bisa digoyang.

d) Leopol IV : kemungkinan ditemukan penurunan kepala 1/5,

2/5, 3/5, 4/5 atau 5/5.

7) Kemungkina ukuran panggul ibu normal atau sebaliknya

8) Kemungkinan tanda-tanda vital ibu dalam keadaan normal atau

sebaliknya.

9) Kemungkinan ibu mengatakan sering gelisah, lemah/ lemas,

kurang bersemangat, penurunan daya tahan tubuh/sering sakit,

penurunan berat badan, kurang perhatian atau yang lainnya

(almaitser, 2009).

10) Kemungkian hasil pemerikasaan berat badan ibu mengalami

penurunan

48

11) Kemungkinan LILA ibu kurang dari 23,5 cm.

12) Pada saat inspeksi : Rambut :kemungkinan rontok

Muka : kemungkinan yang ditemuakan pucat,kering,dan tidak ada

oedem.

Mata : kemungkinan yang ditemukan adalah konjungtiva pucat dan

sclera putih.

Turgor kulit: kemungkinan kulit pada ibu hamil dengan KEK

terlihat pucat dan kering

13) Pemeriksaan Hb: kemungkinan ibu mengalami anemia sedang,

ringan/ berat.

b. Masalah:

Kemungkinan masalah yang timbul adalah cemas dan takut

Dasar: ibu yang mengalami KEK berisiko untuk melahirkan bayi

dengan berat badan lahir rendah (Merryana Adriani, 2012).

c. Kebutuhan:

Dukungan psikologi oleh tenaga kesehataan maupun dari kelurga

b.2.3 Mengidentifikasi diagnose atau maslah potenisial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potenisal lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilkukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosa/ masalah potenisal ini benar-benar terjadi.

Pada langkah ketiga ini dituntut untuk mampu mengantisispasi

maslah potensial, tidak hanya merumuskan maslah potensial yang akan

terjadi, tetapi juga merumuskn tindakan antisipasi agar masalah atau

diagnosis tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi rasional/

logis.

Kemungkianan diagnosa atau masalah potensial yang timbul :

a) Potensial ibu mengalami perdarahan

b) Potensial persalinan sulit

c) Potensial premature

d) Potensial persalinan dengan operasi

e) Potensial BBLR (Merryana adriani,2012)

49

b.2.4 Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penaganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

lain yang sesuai dengan kondisi klien. Dalam melakukan satu tindakan

harus diesuaikan dengan perioritas masalah/ kondisi keseluruhan yang

dihadapi klien.

Setelah merumuskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk

mengantisipasi diagnosis atau masalah potensial pada langkah sebelumnya

juga harus merumuskan tindakan penangan segera yang harus dilakukan

untuk menghindari terjadinya diagnose potensial. Rumusan ini mencakup

tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi,atau

bersifat rujukan. biasanya pada kasus ini,kolaborasi dengan dokter,

kolaborasi dengan ahli gizi,(Dinkes,2010).

b.2.5 Intervensi atau merencanakan asuhan yang menyeluruh

Suatu rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak baik

bidan maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan

efektif.semua keputusan harus bersifat rasional dan valid berdasarkan teori

serta asumsi yang berlaku tentang apa yag akan dan tidak dilakukan.

Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi.pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang

sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap maslah yang terkait,tetapi

juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk kalien tersebut.

Berdasarkan teori ,biasanya intervensi yang dialakukan :

1. Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran

a) Tambah makanan

Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan

sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan

tubuhnya sendiri

50

Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan

selama hamilharus mendapat tambahan protein, mineral, dan energy.

b) Istirahat lebih banyak

Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi

kegiatan yang melelahkan.sinag ±4 jam/hari,malam ±8 jam /hari.

2. Pemberian makan tambahan

PMT yaitu pemberian makanan tambahan disamping makanan yang

dimakan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energy kronis.

Pemberian PMT harus memenuhi kalori dan protein, serta variasi menu

dalam bentuk makanan pemenuhan kalori yang harus diberikan dalam

program PMT untuk ibu hamil dengan kekurangan energy kronis.

3. Apabila terjadi atau timbul masalah medis maka hal yang perlu dilakukan

adalah

a) Rujuk untuk konsultasi atau kolaborasi

b) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil

c) Minum tablet zat atau tambah darah

Ibu hamil setiap hari harus minum (60 garam) selama 90 hari mulai

minggu ke 20.

4. Periksa kehamilan secara teratur

Sitiap wanita hamil mempunyai memiliki resiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya

secara teratur kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan

dapat dikurangi. Pelayanan antenatal yang dilakukan adalah minimal 4 kali

kujungan.

5. Kasus gizi buruk/gizi kurang yang ditemukan di posyandu /masyarakat

dirujuk kepuskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut,

mengingat penanganan gizi buruk dengan penyakit penyerta maka perlu

penanganan rawat inap di puskesmas atau rumah sakit.

6. Perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan penyedia layanan/

puskesmas dan dinas kesehatan terhadap penatalaksanaan peserta,

mengingat di program juga terdapat bantuan pemberian makanan

51

tambahan pemuliahan gizi buruk dan jamkesmas. Kasus gizi buruk dengan

indikasi perawatan /rawat inap di puskesmas dan atau rumah sakit.

7. Jika penanganan tindak lanjut setelah pulang dari rumah sakit tidak ada

alokasi dari kesehatan untuk PMT pemulihan maka pemberian PMT

pemulihan ini dapat ditangani melalui BLM dengan usulan masyarakat,

musyawarah desa dan tahapan selanjutnya (pnpm mandiri pedesaan,

2010)]

b.2.6 Implementasi

Perencanaan bisa dilakukan oleh bidan dan bisa juga dilakukan

oleh klien tersebut. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan

dokter dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan pada klien. bidan

juga bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan serta yang

akan menyingkat waktu dan biaya dalam meningkatkan mutu dari asuhan

pasien.

Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh yang telah

dilakukan pada langkah 5, dapat dilaksanakan secara efisien, cepat tepat

dan aman.

1. Mengeyahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal

2. Memahami tujuan setiap rencana asuhan yang telah direncanakan

3. Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan

b.2.7 Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan

yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau

menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.

Pada langkah terakhir ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang

sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar telah terpenuhi sebagai diidentifikasi didalam diagnosis dan masalah.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam

pelaksanaannya. Jika asuhan yang diberikan tepat, maka akan terjadi perbaikan

keadaan klien.

52

Demikianlah langkah-langkah alur berfikir dalam penatalaksanaan klien

kebidanan. Alur ini merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak

terpisah satu sama lain, namun berfungsi memudahkan proses pembelajaran.

Proses tersebut diuraikan dan dipilih seolah-olah terpisah antara satu tahap/

langkah dengan langkah berikut.

Evaluasi hasil yang diharapkan dari tindakan yeng telah dilakukan pada

kehamilna dengan kekurangan energy kronis adalah :

1. KU ibu baik

2. Ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu hamil

3. Ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe

4. Ibu mengerti tentang makanan tambahan bagi ibu hamil dan mau

mengkonsumsinya

5. BB badan ibu mengalami kenaikan

6. LILA bertambah

7. Hb meningkat

8. Ibu bersedia ANC teratur

53

BAB III

TINJAUAN KASUS

No. MR :

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny”S” G1P0A0H0 USIA

KEHAMILAN 27-28 MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI

KRONIS DI PUSTU BATABUAH LASI AGAM PADA

TANGGAL 11 OKTOBER 2013

I. Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)

A. Identitas / Biodata

Nama :Ny. “S” Nama suami :Tn. M

Umur : 23 tahun Umur :25 tahun

Suku / Bangssa : minang/Indonesia Suku / bangsa :Minang/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Dagang

Alamat : Canduang Alamat : Canduang

B. Anamnesa (Data Subjektif)

1. Pada tanggal : 11 Oktober 2013 pukul : 19.00 wib

Alasan kunjungan ini : periksa kehamilan

Keluhan-keluhan : badan lemas, nafsu makan kurang, sering pusing

sejak 2 hari yang lalu, cepat lelah saat

beraktifitas.

2. Riwayat Menstruasi

Menarche : umur 13 tahun

Lamanya : 6-7 hari

Siklus : ±28 hari Dismenorrhee : tidak ada

Banyaknya : 2-3 ganti duk

54

3. Riwayat kehamilan, persalinan , dan nifas yang lalu

n

o

Umur

anak

Usia

Keha

milan

Jenis

Persalinan

komplikasi Penol

ong

Bayi Nifas

Ibu anak PB/BB/

JK

Keadaa

an

lochea Laktasi

1

. Ini

4. Kontrasepsi yang pernah digunakan : -

5. Riwayat kehamilan sekarang

a. hari pertama haid terakhir : 6-4-2013

b. Keluhan-keluhan pada

trimester I : mual dan muntah di pagi hari

trimester II : ibu mengatakan sering pusing sejak 2 hari yang

lalu, badan lemas, nafsu makan berkurang dan

cepat lelah saat beraktifitas

trimester III : -

c. Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu

5L : tidak ada

Mual dan muntah terus menerus : ada

Nyeri perut : tidak ada

Demam tinggi : tidak ada

Sakit kepala berat : tidak ada

Penglihatan kabur : tidak ada

Rasa nyeri/ panas BAK : tidak ada

Gatal pada vulva ; tidak ada

Pengeluaran pervaginam : tidak ada

Nyeri & kemerahan pada tungkai : tidak ada

Bengkak pada wajah, tangan & kaki : tidak ada

d. obat/ suplemen termasuk jamu-jamuan : ibu mengatakan hanya

mengkonsumsi obat pemberian bidan berupa vitamin, tablet Fe, dan

kalsium.

55

e. imunisasi: ibu mengatakan pernah mendapatkan imunisasi TT 2 kali

yaitu pada saat akan menikah dan pada saat umur kehamilan 4 bulan.

6. Riwayat kesehatan ibu

a. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Jantung : tidak pernah asma : tidak pernah

hipertensi :tidak pernah TBC : tidak pernah

ginjal :tidak pernah epilepsy: tidak pernah

DM :tidak pernah PMS/IMS: tidak pernah

b. Riwayat alergi

Jenis makanan : tidak ada

Jenis obat-obatan : tidak ada

c. Riwayat transfusi darah : tidak ada

d. Riwayat operasi dinding rahim : tidak ada

e. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa: tidak ada

7. Riwayat kesehatan keluarga

a. Riwayat penyakit keturunan

Jantung :tidak ada DM : tidak ada epilepsy: tidak ada

hipertensi :tidak ada Asma : tidak ada

b. Riwayat keturunan kembar : tidak ada

8. Riwayat psikososial

a. Kehamilan ini : direncanakan

b. Respon ibu terhadap kehamilan ini : ibu senang dengan

kehamilannya

c. Respon suami& keluarga terhadap : suami & keluarga senang

dengan kehamilan ibu

d. Hubungan dengan suami/ keluarga : baik

e. Hubungan dengan tetangga & masyarakat: baik

f. kekhawatiran-kekhawatiran khusus : ibu mengatakan khawatir

terhadap kehamilannya ini

karena mengeluh sering

pusing, badan lemas, nafsu

56

makan berkurang, dan

cepat lelah saat beraktifitas.

9. Riwayat perkawinan

Kawin I umur : 22 tahun

Setelah kawin berapa lama baru hamil : 1 tahun

10. Keadaan ekonomi

Penghasilan per bulan : Rp. 600.000,00

Jumlah anggota keluarga yang ditanggung : 2 orang

Penghasilan per kapita : Rp. 300.000,00

11. Kebiasaan hidup sehari-hari

a. personal hygiene

Mandi : 2x sehari

Sikat gigi : 2x sehari

Keramas : 3x seminggu

Ganti pakaian dalam : 2-3 x sehari

b. Pola makan dan minum

Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 3x sehari, porsi sedang, menu

1 piring, kadang pake sayur kadang tidak, lauk tahu tempe. minum ± 8-

9 gelas sehari dengan dengan jenis air putih dan teh manis.

Selama hamil : ibu mengatakan nafsu makanannya berkurang yaitu 2x

sehari dikarenakan adanya rasa mual-muntah, porsi kecil, menu nasi 1/2

piring, lauk tempe dann tahu, ditambah buah pepaya kadang-kadang.

Minum ± 8-9 gelas air putih dan teh manis.

Masalah gangguan pencernaan : tidak ada

Perubahan pola makan yang dialami pada kehamilan (termasuk

ngidam, nafsu makan, dan lain-lain): ibu mengatakan nafsu makannya

menurun. Ibu mengatakan tidak ada mengidam selama kehamilannya

ini.

c. Pola eliminasi :

BAK BAB

Frek : 4-5 kali sehari frek : 1x sehari

Warna :kuning jernih warna : kuning

57

Keluhan : tidak ada konsistensi : lembek

Keluhan : tidak ada

d. Pola istirahat

Istirahat siang : ±1 jam

Istirahat malam : ± 8 jam

e. Aktivitas sehari-hari

Beban kerja : mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Olahraga : tidak ada

Kegiatan spiritual : sholat 5 waktu

f. Hubungan seksual : tidak ada masalah

g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan

Kebiasaan merokok, minuman keras : tidak ada

Konsumsi obat-obatan terlarang : tidak ada

Budaya yang merugikan : tidak ada

12. Persiapan untuk kegawatdaruratan

a. Pengambil keputusan yang berhubungan : suami, keluarga dengan

kesehatan ibu

b. Tempat persalinan yang diinginkan : PUSTU

c. Petugas kesehatan yang diinginkan oleh ibu : Bidan untuk menolong

persalinan

d. Persiapan donor darah : suami

e. Persiapan biaya persalinan : suami

f. Persiapan transportasi : keluarga

g. Golongan darah : -

C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : baik pernafasan : 22x/i

TD : 100/70 mmHg BB sebelum hamil : 39 kg

Nadi : 80 x/menit BB setelah hamil : 43 kg

Suhu : 36,7°C TB : 150cm LILA: 21,5cm

58

2. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

Kepala : bersih

Rambut : rontok, tidak ada ketombe

Mata : konjungtiva pucat, sclera putih

Muka : ada chloasma gravidarum, tidak oedema

Mulut : bibir merah muda, lidah bersih, tidak ada

sariawan

Gigi : bersih, tidak ada caries dentis

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjer tyroid, dan

kelenjar limfe

Payudara : Simetris : kiri dan kanan

Areola mammae: hiperpigmentasi

Papilla mamae : menonjol

Kolustrum/cairan lain : belum keluar

Abdomen : Bekas luka operasi : tidak ada

Pembesaran perut :sesuai usia kehamilan

Striae : tidak ada

Linea alba : ada

Genitalia : Kemerahan : tidak ada

Pembengkakan : tidak ada

Varices : tidak teraba

Oedema : tidak ada

Ekstremitas

Atas Bawah

Oedema : tidak ada Oedema : tidak ada

Sianosis : tidak ada Varices : tidak teraba

Pergerakan : aktif Pergerakan : aktif

Turgor kulit : kering

59

b. Palpasi

Leopold

Leopold I : TFU pertengahan pusat dan prosesus sifoideus,

bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong janin)

Leopold II : Pada perut ibu bagian kanan teraba keras

memanjang seperti papan (punggung janin), dan

pada perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan-

tonjolan kecil (ekstremitas).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras dan

melenting (kepala), masih bisa digoyang.

Leopold IV : Teraba bagian terendah janin belum masuk

panggul.

TFU : 28cm

c. Auskultasi

BJJ : ada

Frekuensi / irama : 136 x/menit, irama teratur

Intensitas : kuat

d. Perkusi

Reflek patella kanan : (+)

Reflek patella kiri : (+)

e. Pemeriksaan panggul luar

Distansia spinarum : 22 cm

Distansia cristarum : 25 cm

Conjugata externa : 18 cm

Lingkar panggul : 80 cm

f. Pemeriksaan laboratorium

Kadar Hb : 9,8 gr %

Protein urine : tidak dilakukan

Glukosa urine : tidak dilakukan

g. Pemeriksaan penunjang

USG : tiidak dilakukan

CTG : tidak dilakukan

60

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny”S” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 27-28 MINGGU DENGAN

KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI PUSTU BATABUAH LASI AGAM PADA

TANGGAL 11 OKTOBER 2013

Data Interpretasi data Masalah potensial Antisipasi/ tindakan segera

Intervensi Implementasi Evaluasi

Tanggal 11 oktober 2013Jam 19.00 WIB

DS:1. Ibu mengatakan ini

kehamilannya yang pertama.

2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya pada tanggal 6-4-2013.

3. Ibu mengatakan sering pusing sejak 2 hari yang lalu ,badan lemas,nafsu makan berkurang dan cepat lelah saat beraktifitas.

6. Ibu mengatakan khawatir terhadap kehamilannya kini

DX:Ibu hamil G1P0A0H0 usia kehamilan 27-28 minggu,janin hidup, tunggal,intra uterin, let-kep,pu-ka, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik,ibu dengan KEKDasar :1. ibu mengatkan

ini kehamilannya yang pertama

2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 6-4-2013

3. LILA :21,5 cm4. BB sekarang :43

KG

Pada ibu : Anemia Perdarahan InfeksiSaat persalinan ; Persalinan

sulit dan lama Premature Perdarahan

setelah persalinan

Janin : Keguguran Abortus Bayi lahir

mati Cacat bawaan Anemia pada

bayi Asfiksia

intrapartum BBLR

Belum diperlukan

1. Informasikan pada ibu hasil pemeriksaan

2. Beri pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan energi kronis.

1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu:keadaan umum yang meliputi,tekanan darah,pernapasan,suhu,dan nadi semua dalam keadaan normal.jkeadaan janin baik.LILA ibu 21,5 cm.dan memberitahu ibu bahwa ibu mengalami KEK.

2. Memberikan KIE kepada ibu tentang keadaan kehamilan ibu dan resiko tinggi kehamilan dengan kekurangan energi kronis.

1. Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan yang telah disampaikan .

2. Ibu mengerti dan paham tentang penjelasan yang di berikan.

61

karna mengeluh saring pusing,badan lemas,nafsu makan berkurang,dan cepat lelah saat beraktifitas.

DO:1.Pemeriksaan umumKeadaran :baikTD :110/70 mmHgN:80x/menitP:22x/menitS:36,70CBB sebelum hamil : 39 kgBB setelah hamil :43 kg.TB :150 cmLILA :21,5 cm2.PemeriksaankhususA.INSPEKSI Rambut:tidak

rontok,tidak ada,ketombe

Mata : konjungtiva pucat, sclera putih

Muka:ada

5. TB :150 cm6. BJJ

:136x/menit,irama teratur,intenistas kuat

7. Teraba 2 bagian besar

8. Ibu tidak merasa sakit saat di palpasi

9. Leopold Leopold I:

`TFU pertengahan pusat dan prosesus sifoideus,bagian fundus teraba bulat,lunak ,tidak melenting (bokong janin)

Leopold II:pada perut ibu bagian kanan teraba keras

3. Beri informasi tentang pendidikan kesehatan yaitu gizi ibu hamil dan anjuran untuk memenuhi kebutuhan gizi selama hamil.

4. Anjurkan ibu istirahat yang cukup,yaitu: malam ±8 jam,dan siang ±4 jam.

3. Memberikan informasi tentang gizi ibu hamil berupa pengertian,manfaat gizi,kebutuhan dan gizi yang diperlukan selama hamil,porsi makan ibu hamil,dan kekurangan gizi selama hamil.dan menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi selama hamil.

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup yaitu :malam ±8 jam,siang ±4 jam dan mengurangi aktivitas yang berat,misalnya: mencuci baju, mengepel.

3. Ibu mengerti,paham,dan dapat menerima penjelasan yang diberikan serta bersedia dan berusaha untuk menyusun menu dari bahan sederhana dan bernilai gizi seperti nasi ,sayur,dan lauk(tempe,tahu,telur dan ikan)ditambah 1 gelas susu.

4. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup yaitu : malam ±8 jam dan siang ± 4 jam.

62

chloasma,gravidaru, tidak oedema

Mulut:bibir merah muda,lidah bersih , tidak ada sariawan

Gigi:bersih, tidak ada caries dentis.

B.EKSTREMITAS ATAS Oedema:tidak ada Sianosis:tidak adaC.EKSTREMITAS BAWAH Oedema:tidak ada Sianosis:tidak adaD.TURGOR KULIT keringE. PALPASILeopold Leopold I: TFU

pertengahan pusat dan Prosesus sifoideus,bagian fundus teraba bulat,lunak ,tidak melenting (bokong janin)

Leopold II:pada perut ibu bagian kanan teraba keras

memanjang seperti papan (punggung janin),dan pada perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil (ekstremitas).

Leopold III:bagian terendah janin teraba bulat,keras dan melenting (kepala).masih bisa di goyang

Leopold IV:teraba bagian terendah janin belum masuk panggul.

10. Ukuran panggul

5. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan anjurkan ibu untuk datang ketenaga kesehatan jika mnemukan tanda-tanda bahaya tersebut.

6. Beri ibu tablet Fe 500 mg 1x1 ,vit C 250 mg 1x1,calcifar 250 mg 1x1 tablet.ifibion 500 mg 1x1.

5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu :

Perdarahan dari kemaluan

Oedema pada muka dan kaki

Sakit kepala yang hebat

Penglihatan kabur Nyeri perut bagian

bawah.Menganjurkan ibu untuk segera datang ketenaga kesehatan jika menemukan tanda-tanda tersebut.

6. Memberikan ibu tablet Fe 500 mg 1x1,vit C 250 mg 1x1,calcifar 250 mg 1x1 tablet,ifibion 500 mg 1x1,masing-masing obat jumlahnya 10 tablet.

5. Ibu bisa mengulangi seluruh tanda –tanda bahaya pada kehamilan yang sudah di jelaskan dan bersedia datang ke tenaga kesehatan jika menemukan tanda-tanda bahaya tersebut.

6. Tablet Fe 500 mg 1x1,vit C 250 mg 1x1,calcifar 250 mg 1x1,ifibion 500 mg 1x1,maing-masing 10 tablet sudah diberikan dan ibu bersedia

63

memanjang seperti papan (punggung janin),dan pada perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil (ekstremitas janin).

Leopold III: bagian terendah janin teraba bulat,keras dan melenting (kepala),masih bisa digoyang

Leopold IV: teraba bagian terendah janin belum masuk panggul.

TFU: 28 cmF.AUSKULTASI BJJ: ada Frekuensi /irama :

136 x/menit,irama teratur

Intensitas:Kuat

G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Kadar Hb:9,8 gr % Protein urine: tidak

dilakukan

Distansia spinarum : 22 cm

Distansia cristarum : 25 cm

Conjugata externa : 18 cm

Lingkar panggul : 80 cm

11. TTV: TD:100/70

mmHg N:80x/i P:22x/i S:36,70CMasalah:Ibu merasa cemas,takut,dan panik dengan keadaan kehamilannya.Kebutuhan :1. Memberikan

informasi kepada ibu tentang keadaan kehamilannya

2. Memberikan informasi

7. Beri ibu support mental.

8. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang rumah 1 minggu lagi

7. Memberikan ibu support mental mengenai ibu masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki gizi selama hamil.

8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu pada tanggal 19 oktober 2013.

untuk meminumnya sesuai anjuran.

7. Ibu merasa lebih tenang dan lebih percaya diri untuk berusaha memperbaiki gizinya selama hamil.

8. Ibu bersedia dan berjanji untuk datang kunjungan ulang 1 minggu lagi.

64

Glukosa urine: tidak dilakukan

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG : tidak dilakukan

CTG : tidak dilakukan

kepada ibu tentang KEK

3. Memberikan ibu motivasi untuk memperhatikan gizinya selama hamil

4. Memberikan ibu support mental

65

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny ”S” umur 23 tahun

G1P0A0H0 dengan kekurangan energi kronis di PUSTU BATABUAH

LASI AGAM pada tanggal 11 oktober 2013 berdasarkan tahap-tahap

manajemen kebidanan yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data,

masalah atau diagnosa potensial, tindakan segera dan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera, rencana asuhan, pelaksanaan tindakan

segera serta evaluasi.

Maka dalam bab ini akan dijabarkan mengenai kesenjangan antara

pembahasan teori dengan hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan

kebidanan pada Ny “S” umur 23 tahun G1P0A0H0 dengan kekurangan

energy kronis yang penulis temukan sejak melakukan pengkajian,

interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera dan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera, rencana asuhan, pelaksanaan tindakan

segera serta evaluasi, penulis uraikan sebagai berikut :

4.1 Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian, penulis tidak mnemukan kesulitan yang berarti,

baik dalam pengumpulan data subjektif maupun objektif. Data subjektif diperoleh

dari hasil anamnesa dengan klien, sedangkan data objektif diperoleh dari hasil

pemeriksaan klien secara menyeluruh.

Berdasarkan data subjektif yang diperoleh dari NY “S” yaitu ibu mengatakan

datang ke PUSTU BATABUAH LASI untuk memeriksakan kehamilan yang

pertama, dengan keluhan sering pusing,badan lemas, nafsu makan kurang,dan

cepat lelah saat beraktifitas dan dari hasil pemeriksaan fisik didapat LILA 21,5

cm, rambut rontok, conjungtiva pucat,turgor kulit kering,TD 100/70 mmHg,berat

badan 43 kg.

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu penderita

kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan

timbulnya gangguan kesehatan ibu.salah satu cara untuk mengetahui status gizi

66

adalah dengan pengukuran LILA. Indikator Kurang Energi Kronik (KEK)

menggunakan standar LILA <23,5 (profil kesehatan Indonesia, 2008).

Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan energi adalah sebagai berikut:

1. Gelisah

2. Lemah /lemas

3. Kurang bersemangat

4. Penurunan daya tahan terhadap penyakit infeksi

5. Penurunan berat badan

6. Keruskan jaringan tubuh

7. Kurang perhatian

(almatsier. 2009).

Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.

4.2 Interpretasi data

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga dapat

dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Dalam interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan NY “S” G1P0A0H0

umur 23 tahun, hamil 27-28 minggu, janin hidup, tunggal, intra uteri, let-kep,pu-

ka,jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik, ibu dengan KEK.masalah yang

muncul pada kasus ini adalah ibu merasa cemas, takut, dan panik dengan keadaan

kehamilannya disebabkan ibu cepat lelah saat beraktifitas, pusing dan nafsu

makan yang berkurang. Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil NY “S” adalah

memberikan informasi tentang keadaan kehamilannya, informasi tentang KEK

(kurang energy kronis). Ini sesui dengan tinjauan teori bahwa diagnosa dapat

ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan.

4.3 Diagnosa potensial

Pada kasus NY “S” diagnose potensial tidak terjadi karena adanya

kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien.

Menurut Merryana Adriani (2012) diagnosa potensial KEK adalah

Potensial ibu mengalami perdarahan, Potensial persalinan sulit, Potensial

67

premature, Potensial persalinan dengan operasi, Potensial BBLR (Merryana

adriani, 2012)

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan paraktek yang ada di lapangan.

4.4 Antisipasi dan tindakan segera

Tindakan segera dilakukan dengan tujuan antisipasi agar diagnosa

potensial tidak terjadi. Dalam kasus ini dikhawatirkan terjadi Potensial ibu

mengalami perdarahan, Potensial persalinan sulit, Potensial premature, Potensial

persalinan dengan operasi, Potensial BBLR (Merryana adriani,2012).

Tindakan segera agar tidak terjadinya diagnose potensial tersebut untuk

kasus ini belum diperlukan.

Biasanya pada kasus ibu hamil dengan KEK antisipasi yangdilakukan

adalah,kolaborasi dengan dokter,kolaborasi dengan ahli gizi, (Dinkes,2010)

Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek

di lapangan yaitu pada kasus tidak dilakukan kolaborasi baik dengan dokter

maupun denagn ahli gizi.

4.5 Perencanaan

Berdasarkan teori ,biasanya intervensi yang dialakukan :

1. Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran

1) Tambah makanan

Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan

merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk

perkembangan janin dan tubuhnya sendiri

Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan

selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral, dan energy.

2) Istirahat lebih banyak

Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi

kegiatan yang melelahkan.sinag ±4 jam/hari, malam ±8 jam /hari.

3) Pemberian makan tambahan

PMT yaitu pemberian makanan tambahan disamping makanan yang

dimakan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energy kronis.

68

pemberian PMT harus memenuhi kalori dan protein, serta variasi menu

dalam bentuk makanan. Pemenuhan kalori yang harus diberikan dalam

program PMT untuk ibu hamil dengan kekurangan energy kronis.

4) Apabila terjadi atau timbul masalah medis maka hal yang perlu

dilakukan adalah

a) Rujuk untuk konsultasi atau kolaborasi

b) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil

c) Minum tablet zat atau tambah darah

Ibu hamil setiap hari harus minum (60 garam) selama 90 hari mulai

minggu ke 20.

d) Periksa kehamilan secara teratur

Setiap wanita hamil mempunyai memiliki resiko komplikasi yang

bisa mengancam jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan

kehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan agar resiko

pada waktu melahirkan dapat dikurangi. Pelayanan antenatal yang

dilakukan adalah minimal 4 kali kujungan.

e) Kasus gizi buruk/ gizi kurang yang ditemukan di posyandu/

masyarakat dirujuk kepuskesmas untuk mendapatkan

pemeriksaan lebih lanjut, mengingat penanganan gizi buruk dengan

penyakit penyerta maka perlu penanganan rawat inap di puskesmas

atau rumah sakit.

f) Perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan penyedia layanan

/puskesmas dan dinas kesehatan terhadap penatalaksanaan

peserta ,mengingat di program juga terdapat bantuan pemberian

makanan tambahan pemuliahan gizi buruk dan jamkesmas.kasus

gizi buruk dengan indikasi perawatan /rawat inap di puskesmas dan

atau rumah sakit.

g) Jika penanganan tindak lanjut setelah pulang dari rumah sakit tidak

ada alokasi dari kesehatan untuk PMT pemulihan maka pemberian

PMT pemulihan ini dapat ditangani melalui BLM dengan usulan

masyarakat. musyawarah desa dan tahapan selanjutnya (pnpm

mandiri pedesaan, 2010).

69

Pada kasus ini ditemukan kesenjangan antara reori dengan

perencanaan pada kasus yang di temukan di lapangan yaitu:pada teori

tidak ada program pemberian PMT.

4.6 Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ,semua rencana tindakan dapat

dilakukan oleh penulis,dimana tindakan sesuai dengan rencana yang telah

disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan pasien diantara asuhan yang

diberikan berupa Informasikan pada ibu hasil pemeriksaan, Beri pendidikan

kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan energi kronis, Beri informasi

tentang pendidikan kesehatan yaitu gizi ibu hamil, Anjurkan ibu istirahat yang

cukup,yaitu: malam ±8 jam,dan siang ±4 jam, Beritahu ibu tentang tanda-

tanda bahaya dalam kehamilan dan anjurkan ibu untuk datang ketenaga

kesehatan jika mnemukan tanda-tanda bahaya tersebut, Beri ibu tablet Fe 500

mg 1x1 ,vit C 250 mg 1x1,calcifar 250 mg 1x1 tablet.ifibion 500 mg 1x1, Beri

ibu support mental, Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang rumah 1 minggu

lagi.

Pada kasus ini ditemukan kesenjangan antara teori denangan

pelaksanaan kasus kehamilan dengan KEK yang ditemukan di lapangn yaitu

tidak adanya program pemberian PMT,ibu hanya diberi KIE tentang gizi ibu

hamil dan menganjurkan ibu untuk memnuhi kebutuhan gizi selama hamil.

4.7 Evaluasi

Merupakan tahap akhir proses manajemen kebidanan berdasarkan

laporan kasus yang penulis lakukan selama melakukan manajemen kebidanan

terhadap ibu hamil NY “S” G1P0A0H0 usia kehamilan 27-28 minggu dengan

kekurang energy kronis (KEK). Penulis mengambil kesimpulan bahwa pada

dasarnya semua tujuan yang direncanakan dapat dilakukan dengan baik.

70

BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan pada pasien sesuai dengan langkah-langkah

manajemen kebidanan mulai dari pengumpulan data ibu,kemudian dilakukan

interpretasi data sehingga didapatkan diagnose sarta dasar dari diagnose tersebut

selanjutnya dkaji masalah potensial yang mungkin timbul dan pakah tindakan

segera untuk antisipasi agar tidak terjadi diagnose potensial pada ibu hamil

dengan KEK diperlukan atau tidak, rencana asuhan yang diberikan serta

pelaksanaan dari rencana tersebut sehingga dievaluasi didapatkan doagnosa

pasien. Dalam kasus ini ibu hamil mengalami kekurangan energy kronis (KEK).

Setelah penulis melakukan pemantauan dan antisipasi terhadap klien maka

penulis menemukan masalah potensial yang mungkin terjadi pada kasus ini yaitu

Potensial ibu mengalami perdarahan, Potensial persalinan sulit, Potensial

premature, Potensial persalinan dengan operasi, Potensial BBLR, oleh sebab itu

harus melakukan antisipasi agar diagnose potenisial tidak terjadi.

Pada pelaksanaan dari apa yang direncanakan terdapat satu kesenjangan

antara teori dengan kasus dilapangan yaitu pada teori untuk pelaksanaan asuhan

kebidanan yang dilakukan oleh petugas kesehatan pada kasus ibu hamil dengan

kurang energy kronis adalah pemberian makanan tambahan (program PMT).hal

ini tidak dilaksanakan karna pada lapangan atau tempat penulis praktek tidak

mengadakan program tersebut.

3.2 Saran

1) Bagi penulis

Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan asuhan sesuai dengan teori yang

di tetapkan

2) Bagi tempat praktek

Diharapkan bagi institusi pelayanan dapat menerapkan manajemen

kebidanan sesuai dengan asuhan dan masalah yan terjadi pada pasien dan

bisa lebih meningkatkan pelayanan yang bermutu.

71

3) Bagi institusi pendidikan

Agar laporan ini dapat digunakan sebagai bahan bagi pembelajaran bagi

penugasan selanjutnya.

72