Proposal 1 Mbk Vita

46
PROPOSAL PENELITIAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK KLOROFORM KAYU KUNING (Arcangelisia flava L.Merr) TERHADAP SEL KANKER KOLON WiDr BIDANG KEGIATAN: PKM-PENELITIAN Disusun Oleh: Vita Ariati 112210101019 (2011)

description

PKKM

Transcript of Proposal 1 Mbk Vita

PROPOSAL PENELITIANUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAMUJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK KLOROFORM KAYU KUNING (Arcangelisia flava L.Merr) TERHADAP SEL KANKER KOLON WiDr

BIDANG KEGIATAN:PKM-PENELITIAN

Disusun Oleh:Vita Ariati 112210101019 (2011)

UNIVERSITAS JEMBERJEMBER2013

1. Judul Kegiatan : 2. Bidang Kegiatan : PKM-P3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Vita Ariatib. NIM : 112210101019c. Jurusan : Farmasi d. Universitas: Universitas Jembere. Alamat Rumah dan No Tel./HP : f. Alamat email : 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 5 orang5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : b. NIDN: c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 6. Biaya Kegiatan Total : Rp a. Dikti : Rp b. Sumber lain : -7. Jangka Waktu Pelaksanaan : bulanJember, 2014Menyetujui Pembantu Dekan IIIKetua Pelaksana

Eka Deddy Irawan S.Si.,M.Sc.,AptVita Ariati(NIP. 19573009 200112 1 001)(NIM.112210101019)

Pembantu Rektor IIIDosen Pendamping

Prof. Dr. Ek. Muhammad Saleh, SE., MSc.Budipratiwi W. S.Farm.,M.Sc.,Apt(NIP. 19560831 198403 1 002)(NIP. 19811227 200604 2 003)DAFTAR ISI

A. HALAMAN SAMPULiB. LEMBAR PENGESAHANiiC. DAFTAR ISIiiiD. DAFTAR GAMBAR DAN TABELivE. RINGKASAN.1F. BAB I PENDAHULUANa. Latar Belakang Masalah.2b. Perumusan Masalah..3c. Tujuan.3d. Keutamaan Penelitian...3e. Luaran Yang Diharapkan.3f. Manfaat Penelitian.4g. Kontribusi Pada Ilmu Pengetahuan.4G. BAB II TINJAUAN PUSTAKAa. Profil Tumbuhan Pandan.4b. Profil Larva6c. Granul Effervescent..6H. BAB III METODELOGI PENELITIANa. Jenis Penelitian..6b. Waktu Dan Tempat Penelitian6c. Pelaksanaan Penelitian.6I. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATANa. Anggaran Biaya10b. Jadwal Kegiatan...10J. DAFTAR PUSTAKA...10K. LAMPIRAN..13a. Biodata Ketua Dan Anggota...13b. Justifikasi Anggaran Kegiatan...15c. Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas...18d. Surat Pernyataan Ketua Peneliti....19

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

1. Gambar 1. Daun Pandanus amaryllifolius Roxb...42. Gambar.2 Tiga jenis larva nyamuk dan siklus hidupnya....63. Tabel 1. Tiga Macam Rancangan Formula...84. Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya....105. Tabel 3. Jadwal Kegiatan...106. Tabel 4. Bahan Habis Pakai.......157. Tabel 5. Peralatan Penunjang PKM.168. Tabel 6. Biaya Perjalanan..17

RINGKASAN

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler (Ganiswara et al., 1995). Kanker ditandai oleh perubahan fundamental dalam biologi sel, khususnya nukleus, dan ciri ini ditransmisikan dari sel ke sel melalui generasi-generasi lanjutnya secara tak terbatas (Pringgoutomo 2007). Menurut Franks L.M dan Teich N.M dalam Maliya (2004) sel kanker timbul dari sel normal tubuh kita sendiri yang mengalami transformasi menjadi ganas, karena adanya mutasi spontan atau induksi karsinogen. Kejadian dan jenis penyakit kanker erat hubungannya dengan berbagai faktor antara lain adalah jenis kelamin, usia, ras, dan paparan terhadap beberapa zat yang bersifat karsinogenik (Katzung 1992).Hingga saat ini penyakit kanker masih tercatat sebagai penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1997, disebutkan bahwa dari 52 juta kematian yang terjadi di dunia 12 % di antaranya disebabkan oleh kanker (Wahyuningsih et al., 2003). Sedangkan dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan proporsi penyebab kematian karena kanker meningkat dari 1,7% pada tahun 1976 menjadi 3,4% pada tahun 1980 dan sekitar 5,5% pada tahun 1995 (Riyasa 2001). Di Indonesia, diperkirakan akan muncul 170-190 kasus kanker baru dari 100.000 penduduk pada tiap tahunnya, dengan jenis kanker yang utama adalah leher rahim, payudara, kulit dan nasofaring (Tjindarbumi & Mangunkusumo 2002).Kanker kolon merupakan jenis kanker dengan insidensi yang tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 108.070 kasus kanker kolon dan 11.070 kasus kanker serviks di Amerika pada tahun 2008. Terdapat 49.960 kematian yang disebabkan kanker kolon (Jemal et al., 2008).Kemoterapi merupakan salah satu langkah penyembuhan dalam kanker tetapi memiliki efek samping yang tidak menyenangkan, penyembuhan yang kurang tuntas bahkan terjadi resistensi obat. Alternatif pengobatan kanker dapat dilakukan dengan memanfaatkan senyawa yang terkandung dalam bahan alam. Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai alternatif pengobatan kanker kolon dan kanker serviks yang efektif dan efisien berbasis bahan alam (Feby et al., 2011).Berdasarkan data WHO tahun 2008 tercatat bahwa 68% penduduk dunia masih menggantungkan sistem pengobatan tradisional yang mayoritas melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia menggunakan obat tradisional untuk mendukung kesehatan mereka (Saifudin et al., 2011). Pemakaian obat tradisional sudah lama diminati oleh masyarakat Indonesia. Obat tradisional merupakan ramuan bahan berupa tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut digunakan secara turun temurun, serta diterapkan sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995).Eksplorasi agen kemoprevensi kanker yang berasal dari bahan alam dapat dengan mudah dilakukan di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik flora maupun fauna. Kekayaan flora Indonesia banyak terdapat dalam hutan hujan tropika (sekitar 30.000 spesies), 1.260 spesies di antaranya berkhasiat obat (Hasanah, 2013). Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi untuk terapi antikanker adalah Arcangelisia flava (Keawpradub et al., 2005). Tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan dengan kategori rawan (Hasanah, 2013). Meskipun langka, A. flava dapat ditemukan di Taman Nasional Meru Betiri, Jember (Koran Jakarta, 2012).Pada kayu kuning ditemukan suatu senyawa aktif yang bernama berberin klorida. Berberin memiliki banyak aktivitas yang mendukung sebagai antikanker. Senyawa ini mampu menghambat pertumbuhan sel leukemia WEHI-3 in vivo (Yu et al., 2007), menginduksi G1 arrest dan apoptosis pada sel glioblastoma T98G melalui jalur mitokondria/caspase (Eom et al., 2008) maupun p53 (Katiyar et al., 2009), serta menghambat produksi gen antiapoptosis (Pandey et al., 2008). Berberin juga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MCF-7 dan MDA-MB-231 (Kim et al., 2008). Tidak hanya digunakan dalam terapi tunggal, berberin juga menunjukkan hasil yang baik saat diaplikasikan dalam bentuk kombinasi dengan radioterapi (Li et al., 2010).Oleh karena itu, A. flava memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen kemoprevensi kanker. Melalui penelitian ini akan diketahui aktivitas sitotoksik ekstrak kloroform A. flava pada sel kanker WiDr. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan ekstrak kloroform A. flava sebagai agen kemopreventif.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah :a. Apakah ekstrak kloroform A. flava memiliki potensi sitotoksik terhadap sel kanker kolon?b. Apakah ekstrak kloroform A. flava dapat memacu apoptosis sel kanker kolon?

1.3 TujuanTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :a. Untuk mengetahui potensi sitotoksik estrak kloroform A. flava terhadap sel kanker kolonb. Untuk mengetahui potensi ekstrak kloroform A. flava dalam memacu apoptosis pada sel kanker kolonc. Keutamaan Penelitiand. Luaran Yang Diharapkan

1.4 Manfaat Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :a. Dapat memberikan informasi secara ilmiah mengenai khasiat dan manfaat tanaman A. flava sebagai anti kanker kolon sehingga di harapkan memberikan kontribusi bagi penanggulangan masalah kanker kolon. b. Dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian lanjutan yang lebih mendalam sebagai usaha pengembangan penelitian bahan obat anti kanker. c. Aspek lain dari penelitian ini adalah suatau usaha untuk mengembangkan penelitian tumbuhan obat ke arah obat herbal terstandar dan fitofarmaka.d. Kontribusi Pada Ilmu Pengetahuan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tanaman Kayu Kuning2.1.1 TaksonomiKingdom : PlantaeDivisi : SpermatophytaSub Divisi : AngiospermaeClass : MagnoliopsidaOrdo : RanunculalesFamili : MenispermaceaeGenus : ArcangelisiaSpecies : Arcangelisia flava (L.) Merr. (Backer & Van der Brink, 1969)2.1.2 Nama LainArcangelisia flava (L.) Merr. dikenal dengan beberapa nama daerah, di antaranya Areuy ki koneng (Sunda); Oyod sirawan, Sirawan susu, Peron (Jawa); Wali atau Wari bulan (Ambon); Gumi modoku, Mololeya gumini (Halmahera Utara) (Heyne, 1987).2.1.3 MorfologiKayu kuning merupakan tumbuhan obat yang tergolong jarang ditemukan. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Menispermaceae. Di Jawa, tumbuhan ini tumbuh dengan batang yang bulat, kulitnya kasar dan berdiameter 2-7 cm, merupakan tumbuhan memanjat, panjangnya dapat mencapai 20 m (Heyne, 1987). Bagian dalam batang berwarna kuning dan rasanya pahit. Bentuk daun bundar telur, tebal dan kaku, permukaan daun adaksial mengkilap dan tangkai daun panjang. Bunga berbentuk malai, berumah dua, hitam dan kecil (Supriadi et al., 2001). Akar kuning merupakan hidup pada dataran rendah sampai 800 m di atas permukaan laut (dpl). Daunnya tebal dan kuat seperti kulit, berbentuk oval, tumpul tidak tajam, lebar daun 7 cm sampai 20 cm, permukaan atas mengkilap dan tangkainya panjang. Bunganya berumah dua dengan ukuran kecil-kecil tersusun dalam rangkaian berupa glabrous 20 cm sampai 50 cm, tajuk bercuping putih kehijauan atau putih kekuningan (Widyatmoko dan Zick 1998).2.1.4 DistribusiLingkungan tumbuh yang sesuai adalah dataran rendah sampai ketinggian 800m dpl. Banyak ditemukan di daerah pantai, di hutan atau semak belukar. Di Sulawesi, kayu kuning tumbuh di tanah berkapur. Penyebarannya adalah di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya (Supriadi, et al., 2001).2.1.5 Kandungan SenyawaBatang dari tanaman A. flava mengandung senyawa berberin klorida, 8-hidroksiberberin, jatrorrhizin, limasina, palmatin yang semuanya termasuk senyawa alkaloid (Siwon, 1982). Disamping itu terdapat senyawa furanoditerpen meliputi 6-hydroxyarcangelisin, 6-hydroxyfibraurin, dan fibleucin (Kunii et al., 1995).2.1.6 ManfaatBatang kayu kuning digunakan untuk penyakit kuning, sariawan, dan cacar air (Eisai, 1986). Di Ambon, kikisan kayu kuning digunakan untuk plester terhadap penyakit cacar. Penduduk asli Sumatera menggunakannya untuk obat rematik dan patah tulang. Batang maupun daun digunakan untuk obat dalam, direbus kemudian diminum, sedangkan untuk obat luar ditumbuk lalu digosokkan (Supriadi, et al., 2001).

2.2 Tinjauan Senyawa BerberinBerberin klorida (Gambar 1) termasuk dalam golongan alkaloid isokinolin, dengan warna kuning terang, mudah dilihat pada kebanyakan material tumbuhan, yang mengandung jumlah yang signifikan (Singh et al., 2010). Isokinolin merupakan golongan alkaloid terbesar. Berberin klorida telah menunjukkan beberapa efek yang bermanfaat, termasuk sebagai imunostimulan yang bekerja meningkatkan aliran darah menuju limpa, meningkatkan jumlah platelet dalam kasus trombositopenia primer dan sekunder, dan meningkatkan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam percobaan hiperbilirubinenia (Anonim, 2000).

Gambar 1. Struktur kimia berberin klorida (Kametani, 1969)

2.3 Tinjauan Kanker KolonKanker kolon merupakan kanker yang sering menyerang manusia diantara jenis kanker lainnya dan penyakit ini sering terjadi di negara-negara maju. Tahun 2003-2007 jumlah pasien kanker kolon di Indonesia dengan kisaran usia dibawah 40 tahun rata-rata telah mencapai 28,17%. Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas sel yang diakibatkan oleh adanya mutasi pada DNA. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi secara tidak normal. Abnormalitas jaringan pada kanker kolon dapat dilihat dari beberapa ekspresi protein seperti nitric oxide synthases (iNOS) dan nitrotyrosine. Ekspresi nitrotyrosine dapat menunjukan adanya inflamasi pada perkembangan sel kanker kolon (Gochman, E., Mahajna, 2012)Upaya untuk pengobatan kanker dilakukan dengan kemoterapi, penyinaran, pembedahan, dan terapi kombinasi. Namun masing-masing cara dari pengobatan kanker tersebut masih memiliki kelemahan, sehingga pengobatan kanker pada umumnya sampai saat ini belum ada yang menunjukkan hasil yang memuaskan.

2.4 Tinjauan Kemoterapi2.4.1 DefinisiKemoterapi merupakan salah satu langkah penyembuhan dalam kanker tetapi memiliki efek samping yang tidak menyenangkan, penyembuhan yang kurang tuntas bahkan terjadi resistensi obat. Alternatif pengobatan kanker dapat dilakukan dengan memanfaatkan senyawa yang terkandung dalam bahan alam. Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai alternatif pengobatan kankerkolon dan kanker serviks yang efektif dan efisien berbasis bahan alam (Feby et al., 2011)Kemoterapi dapat menjadi bentuk penanganan primer, atau tambahan dari terapi radiasi atau pembedahan. Kemoterapi efektif untuk menangani kanker pada anak terutama dengan penyakit tertentu yang tidak dapat diatasi secara efektif dengan pembedahan dan terapi radiasi saja (Bowden et al, 1998). 2.4.2. Mekanisme Kerja Kemoterapi Dalam pembentukan sel, terdapat 4 (empat) fase yang harus dilalui untuk mencapai siklus pertumbuhan sel yang sempurna. Fase tersebut meliputi fase G1, S, G2 dan mitosis (M). Fase G1 yaitu fase dimana DNA mulai dibentuk dan terjadi sintesis protein dan RNA. Kemudian sel memasuki fase S dimana terjadi sintesis DNA yang memakan waktu 10 sampai 30, dan selama waktu tersebut isi DNA dari sel berlipat ganda. Setelah fase S, sel masuk ke fase G2, fase dimana terjadi sintesis RNA dan protein yang diperlukan untuk mitosis. Proses ini memakan waktu 1 sampai 12 jam. Fase terakhir yaitu fase M (mitosis) dimana terjadi pembelahan sel yang berlangsung sekitar 1 jam. Dalam mitosis terdapat 4 langkah (profase, metafase, anafase dan telofase) yang menghasilkan dua sel saudara (sejenis) yang identik. Setelah mitosis, sel memasuki fase G0 (fase istirahat). Pada fase ini, sel tidak membelah lagi,namun sel telah dapat berfungsi. Sel kanker sulit diatasi pada fase G0 karena pada fase tersebut sel tidak membelah. Namun diketahui bahwa sel-sel kanker mempunyai waktu siklus sel yang singkat dan tumbuh secara cepat karena kondisi yang tidak terkontrol (Renick-Ettinger, 1993 dalam Bowden et al., 1998). Kemoterapi bekerja dengan merusak proses pembentukan sel kanker pada berbagai fase, melalui kombinasi obat-obatan antikanker yang bertindak mengganggu atau merusak siklus sel-sel kanker (Bowden et al., 1998). 4.2.3. Agen Kemoterapi Secara umum, agen kemoterapi termasuk dalam satu dari dua klasifikasi, yaitu siklus sel spesifik atau siklus sel nonspesifik. Siklus sel spesifik mempunyai efek maksimal selama fase spesifik dari siklus sel, sedangkan siklus sel nonspesifik bertindak terhadap sel tidak spesifik pada fase tertentu. Contoh agen nonspesifik yaitu alkylating agents, dimana agen tersebut merusak sel baik pada fase pembelahan maupun fase istirahat. Sedangkan contoh agen spesifik adalah antimetabolit yang merusak sel dengan bertindak sebagai pengganti untuk metabolit alami pada molekul yang penting. Agen ini paling aktif pada fase S (Bowden et al., 1998). Agen kemoterapi tidak dapat membedakan antara sel-sel kanker dan sel-sel normal yang membelah secara cepat. Hal ini menyebabkan timbulnya efek samping yang dapat diprediksi (Bowden et al., 1998). Sistem hematopoetik, saluran gastrointestinal dan sistem integumen merupakan sistem yang terdiri dari sel-sel yang membelah secara cepat dan sangat mungkin terhadap timbulnya efek toksik (Lilley, 1990 dalam Bowden et al, 1998). Di antara berbagai efek samping akibat kemoterapi, mual-muntah merupakan efek samping yang menakutkan bagi penderita dan keluarganya (Perwitasari, 2006). Rhodes dan Mc. Daniel (2001) menyebutkan bahwa mual dan muntah masih terus menjadi hal yang paling menimbulkan stress di antara efek samping kemoterapi, meskipun perkembangan agen antiemetik saat ini lebih efektif. Selain itu, Ballatori et al (2007) juga mendapatkan bahwa meskipun telah didapatkan antiemetik profilaksis, prevalensi mual-muntah akibat kemoterapi tetap tinggi dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari pasien di Itali, khususnya mual-muntah pada fase lambat. Akibat lebih lanjut dari muntah yang tidak diobati atau mendapat pengobatan yang tidak adekuat pada penderita kanker, yaitu pada umumnya keadaan yang lemah, nafsu makan dan minum menurun, status gizi yang kurang baik, dehidrasi, gangguan elektrolit dan pneumonia aspirasi (Alsagoff-Hood, 1995 dalam Perwitasari, 2003). Dengan demikian, mual dan muntah merupakan efek samping kemoterapi yang perlu mendapat perhatian khusus karena mempengaruhi kondisi penderita baik fisik maupun psikologis.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitiana. Waktu : 3 bulanb. Tempat : Laboratorium Fitokimia Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Jember untuk pembuatan ekstrak kloroform A. flava , dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajahmada Yogyakarta untuk uji sitotoksisitas in vitro.3.2 Bahan dan Alata. Bahan penelitian1) Bahan utama : daun A. flava daun yang digunakan adalah daun yang sudah tua, empat helai dari ujng tangkai daun, dari tumbuhan yang telah berbunga penuh, diperoleh dari koleksi Taman Nasional Meru Betiri.2) Bahan ekstraksi daun A. flava : n-heksan, kloroform3) Bahan uji in vitro :Kultur sel WiDr ditumbuhkan dalam media kultur Roswell Park Memorial Institute (RPMI) 1640. Media kultur mengandung fetal bovine serum (FBS) 10% (v/v) dan antibiotika penisilin-streptomisin 1 % (v/v). Semua sel ditumbuhkan pada suhu 370C dan 5 % CO2. Sel dipanen dari tissue culture dish menggunakan tripsin-EDTA 0,25% untuk membantu melepaskan sel.4) Bahan uji sitotoksisitas menggunakan MTT assay membutuhkan pereaksi sebagai berikut:a) Pereaksi MTT {3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-difenil tetrazolium bromida}. Larutan MTT digunakan pada kadar 0,5 mg/ml dalam media kultur. b) Pereaksi stopper. Pereaksi mengandung natrium dodesil sulfat (SDS) 10% dalam 0,1 N HCl. 5) Bahan uji apoptosis: Ethidium bromide dan acridine orange

b. Alat PenelitianPembuatan ekstrak kloroform membutuhkan seperangkat alat gelas, rotary evaporator, oven. Penelitian in vitro membutuhkan: inverted microscope, autoclave, class II biosafety cabinet, haemocytometer, cell counter, mikropipet, ELISA reader, sentrifugasi dan inkubator CO2.

3.3 Prosedur Penelitiana. Pembuatan ekstrak kloroform A. flava Daun A. flava disortir dan dijemur dengan diangin-anginkan hingga kering, kemudian diserbuk dan diayak. Sebanyak 250 g serbuk daun kering diekstraksi dengan n-heksan sebanyak 3 kali ulangan. Kemudian diekstraksi kembali dengan kloroform sebanyak 3 kali ulangan. Ekstrak kloroform kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator dan dikeringkan dengan oven pada suhu 30oC. Ekstrak kloroform A. flava selanjutnya dibuat sediaan suspensi dalam DMSO 1 % untuk uji in vitro.

b. Penelitian in vitro 1) Preparasi kultur sel Sel diambil dari tangki nitrogen cair, kemudian segera dicairkan. Ampul disemprot dengan etanol 70% dan dimasukkan ke dalam LAF. Ampul dibuka dan sel dipindahkan ke dalam conical tube steril baru yang berisi media kultur. Suspensi sel disentrifugasi dengan kecepatan 600 rpm selama 5 menit, supernatan yang dihasilkan kemudian dibuang. Media kultur yang baru ditambahkan pada endapan sel dan disuspensikan perlahan hingga homogen. Selanjutnya sel ditumbuhkan dalam beberapa buah tissue culture dish dan diinkubasi dalam inkubator CO2 pada suhu 37oC dan aliran CO2 5%. Dua puluh empat jam kemudian dilakukan penggantian media kultur, selanjutnya sel ditumbuhkan hingga konfluen, dan jumlahnya cukup untuk penelitian. Setelah sel konfluen, media dibuang dan sel dicuci dengan PBS dua kali. Sel ditambah tripsin 0,25% untuk melepas sel dari tissue culture dish dan dilakukan inkubasi selama 3 menit dalam inkubator CO2. Media ditambahkan ke dalam tissue culture dish dan sel diresuspensi hingga terlepas semua dari dinding tissue culture dish. Suspensi sel kemudian dipindahkan ke dalam conical tube steril baru. Sel dihitung dengan haemocytometer dan cell counter lalu dibuat suspensi sel dengan konsentrasi sel sesuai dengan kebutuhan. 2). Uji sitotoksisitas menggunakan MTT assay Sel (1 x 104 sel/sumuran) ditumbuhkan ke dalam 96 well plate dan diinkubasi selama 24 jam untuk beradaptasi dan menempel di sumuran. Sel kemudian diberi 100 l media kultur yang mengandung sampel, selanjutnya diinkubasi kembali selama 24 jam. Pada akhir inkubasi, media kultur yang mengandung sampel dibuang, dicuci dengan 100 l PBS. Kemudian ke dalam masing-masing sumuran ditambahkan 100 l media kultur yang mengandung MTT 0,5 mg/ml, inkubasi lagi selama 3 jam pada suhu 37C 5 % CO2. Sel yang hidup akan bereaksi dengan MTT membentuk kristal formazan berwarna ungu. Setelah 3 jam, ditambahkan larutan 10 % SDS dalam 0,1 N HCl untuk melarutkan kristal formazan. Sel diinkubasi semalam pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Pada akhir inkubasi, plate digoyang horizontal (dengan shaker) selama 10 menit kemudian dibaca dengan ELISA reader pada 595 nm.

e. Uji Apopotosis dengan Metode Double StainingSel yang telah dipanen dipuasakan sebelum perlakuan menyamakan umur sel seperti pada uji aktifitas proliferasi. Sel kanker yang akan dipuasakan dimasukkan ke dalam plate 24 well yang berisi coverslip, masing-masing sebanyak 500 L dengan kepadatan 3x104 sel/100 L media, kemudian sel diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator CO2 370C. Selanjutnya sel diberi perlakuan dengan 500 L ekstrak A. flava dengan 3 variasi konsentrasi. Kemudian sel diinkubasi selama 24 jam dalam incubator. Pada akhir inkubasi, medium dibuang dan coverslip dikeluarkan dari sumuran, diletakkan pada gelas benda. Sebanyak 5 L larutan staining ditambahkan pada permukaan coverslip tersebut, kemudian didiamkan 2 menit agar larutan berinteraksi dengan sel. Sel segera diamati di bawah mikroskop flouresen dengan perbesaran dengan perbesaran 100 x dan hasil pengamatan difoto dengan kamera digital. Sel yang hidup akan berflurosen hijau dengan acridine orange dan sel yang mati akan berflurosen oranye dengan ethidium bromide (Dhiani et al., 2006; Nururlita & Mahdalena, 2006 dalam Dheta 2009). Jumlah sel yang mengalami apoptosis dihitung untuk tiap lapang pandang dengan jumlah minimal 100 sel (Spector, 1998 dalam Sukardiman, 2005).

3.4. Analisa Dataa. Uji sitotoksisitas menggunakan MTT assay Data yang diperoleh berupa absorbansi masing-masing sumuran kemudian dikonversi ke dalam persen viabilitas sel. Persentase viabilitas sel dihitung menggunakan rumus:

Grafik konsentrasi senyawa uji vs viabilitas sel disajikan sebagai rata-rata SE dari 3 eksperimen. Data yang berupa viabilitas sel kemudian dianalisis dengan program probit untuk memperoleh nilai IC50. IC50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan penghambatan pertumbuhan 50% populasi sel sehingga dapat diketahui potensi sitotoksisitasnya (Doyle and Griffiths, 2000). Potensi aplikasi dalam terapi kombinasi dianalisis dengan membandingkan viabilitas sel akibat perlakuan tunggal dan kombinasi. Perbedaan tiap kultur sel kanker perlakuan diuji dengan ANOVA dengan analisis post hoc LSD untuk data yang terdistribusi normal dan homogen, atau post hoc Games-Howell untuk data yang terdistribusi normal namun tidak homogen, serta taraf kepercayaan 95 %.

b. Uji Apoptosis Metode Double StainingData apoptosis berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan morfologi sel menggunakan mikroskop flouresens. Sel yang hidup akan berflouresen hijau dengan acridine orange dan sel yang mati akan berflouresens orange dengan ethidium-bromide. Perhitungan sel yang mengalami apoptosis dihitung dengan rumus:

x 100%% Apoptosis = Jumlah sel apoptosis Total selBAB IVBIAYA DAN JADWAL KEGIATANA. ANGGARAN BIAYATabel 2. Ringkasan Anggaran BiayaNoJenis PengeluaranBiaya (Rp)

1Peralatan penunjang serta penyewaan dua laboratorium2.737.500

2Bahan habis pakai untuk ekstraksi, skrinning fitokimia, formulasi dan uji aktivitas larvasida3.843.100

3Transportasi dan akomodasi pembelian bahan2.730.000

4Dokumentasi, penggandaan proposal, komunikasi dan lain-lain1.640.000

Total10.950.600

B. JADWAL KEGIATANTabel 3. Jadwal KegiatanNoNama KegiatanBulan Ke-

12345

A.Tahap Persiapan

1. Pembuatan Proposal

B.Tahap Pelaksanan

1. Eksperimen/Pengambilan Data

2. Pengolahan Data

3. Analisis Data

C.Tahap Pelaporan

1. Penyusunan draf laporan

2. Revisi draf laporan

3. Finalisasi laporan

DAFTAR PUSTAKACarey, Francis A., 2006. Organic Chemistry, 6th ed., New York: McGraw Hill, 954.

Dheta, Ermelinda Meye. 2009. Sitotoksisitas dan Efek Ekstrak Etanol Kulit Buah Jambu Mente (Anacardiumoccidentale L.) terhadap Sel Mieloma. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta

Eom, K.S., Hong, J.M., Youn, M.J., So, H.S., Park, R., Kim, J.M., and Kim, T.J., 2008, Berberine Induces G1 Arrest and Apoptosis in Human Glioblastoma T98G Cells through Mitochondrial/Caspasas Pathway, Biol Pharm Bull, 31 (4): 558-562

Feby, Fransiscus et al. 2011. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanolik Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) terhadap Sel Kanker Serviks HeLa dan Sel Kanker Kolon WiDr

Ganiswara, S. G., and R. SUYATNA. Nafrialdi. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Hasanah, M., 2013. Penelaahan terhadap Plasma Nutfah Khusus: Tanaman Obat. Komisi Nasional Sumber Daya Genetik.

Jemal, A., Siegel, R., Ward, E., Murray, T., Xu, J.,Smigal, C. and Thun, M.J., 2008, Cancer statistics, Cancer J. Clin.; 56(2):106-130.

Katzung BG. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik, translated by Sjabana D. et al., from Basuc and Clinical Pharmacology, Jakarta.

Keawpradub, N., Dej-adisai, S., and Yuenyongsawad, S., 2005, Antioxidant and Cytotoxic Activities of Thai Medicinal Plants Named Khaminkhruea: Arcangelisia flava, Cosciniu blumeanum, and Fibraurea tinctoria., Songklanakarin J. Sci. Technol., 27 (Suppl. 2): 455-467

Koran Jakarta, 2012, Peneliti Temukan Obat Antikanker di Meru Betiri, Koran Jakarta Digital Edition, http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/ 93445, diakses 16 Juni 2014

Li, G.H., Wang, D.L., Hu, Y.D., Pu, P, Li, D.Z., Wang, W.D., Zhu, B., Hao, P., Wang, J., Xu, X.Q., Wan, J.Q., Zhou, Y.B., and Chen, Z.T., 2010, Berberine Inhibits Acute Radiation Intestinal Syndrome in Human with Abdomen Radiotherapy, Med Oncol., 27 (3): 919-925

Maliya A. 2004. Perubahan Sel Menjadi Kanker Dilihat dari Sudut Pandang Biologi Molekuler. Infokes 8 (1). Maret-September 2004.Mandia E.H, Ridsdale C.E, Horsten S.F.A.J, Agunialdo A.M. 1999. Arcangelisia flava L. Merr. in plant Resources of South-East Asia. Backhuys Publisher, Leinden. No (12)1 : 129- 132

Nagle Hinter and Barbara Nagle, 2005. Pharmacology: An Introduction, McGraw Hill, Boston, 256.

Pringgoutomo S. Riwayat Perkembangan Pengobatan dengan Tanaman Obat di Dunia Timur dan Barat. Buku Ajar Kursus Herbal Dasar untuk Dokter. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007:1-5.

Puspitasari, E. and Ulfa, E.U., 2013, Pengembangan Ekstrak Etanol Arcengelisia flava Terstandar sebagai Agen Pendamping Kemoterapi Doxorubicin untuk Pengobatan Kanker, Laporan Tahunan Penelitian Hibah Bersaing, Universitas Jember

Solomon T.E.W., 1980. Organic Chemistry, John Willey and Sons, 2th Ed New York.

Sukardiman, Abdul Rahman, Wiwied Ekasari, dan Sismindari. 2005. Induksi Apoptosis Senyawa Andrografolida dari Sambiloto (Andrographispaniculata Nees) Terhadap Kultur Sel Kanker. Media Kedokteran Hewan Vol. 21, No. 3

Verpootre, R, J.Siwon, M.Tieken and A. Baerheim Svendsen. 1982.Studies on Indonesian Medical Planrs. VII : Alkaloid of Arcangelisia flava. Journal of Natral Product. 45: 582-584

Wiyanto 1993. Petunjuk Mengenai Tanaman di Indonesia dan Khasiatnya sebagai Obat Tradisional, terj., Jilid 1, Yayasan Dana Sejahtera, Yogyakarta.

Yu, F.S., Yang, J.S., Lin, H.J., Yu, C.S., Tan, T.W., Lin, Y.T., Lin, C.C., Lu, H.E., and Chung, J.G., 2007, Berberine Inhibits WEHI-3 Leukemia Cells in vivo, in Vivo, 21 (2): 407-412

Lampiran 1. Biodata Ketua Dan AnggotaBIODATA KETUAA. Identitas Diri1Nama LengkapVita Ariati

2Jenis KelaminPerempuan

3Program studiFarmasi

4NIM112210101019

5Tempat dan tanggal lahirMalang, 10 Agustus 1993

[email protected]

7Nomor telepon/ HP08980476918

B. Riwayat PendidikanSDSMPSMA

Nama InstitusiSDN Bunulrejo I MalangSMPN 5 MalangSMAN 1 Malang

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus1999-20052005-20082008-2011

C. Pemakalah Seminar---D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1Uji Aktivitas Gel Antiseptik Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri E. ColiDiktiDidanai tahun 2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P saya dengan judul: NEMO-L: (Natural Enemy Of Mosquitos Larvas) Granul Effervescent Ekstrak Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Sebagai Inovasi Larvasida Alami

Jember,18 September 2014

Vita AriatiBIODATA ANGGOTA 1A. Identitas Diri1Nama LengkapMoh. Sulton Habibi

2Jenis KelaminLaki-laki

3Program studiFarmasi

4NIM112210101031

5Tempat dan tanggal lahirJember, 12 Agustus 1992

[email protected]

7Nomor telepon/ HP085745592202

B. Riwayat PendidikanSDSMPSMA

Nama InstitusiSDN Kalisat 1 JemberSMPN Kalisat 1 JemberSMK Farmasi Jember

Jurusan---

Tahun Masuk-Lulus1998-20042004-20072007-2010

C. Pemakalah Seminar---D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)---Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P saya dengan judul: NEMO-L: (Natural Enemy Of Mosquitos Larvas) Granul Effervescent Ekstrak Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Sebagai Inovasi Larvasida Alami

Jember, 18 September 2014

Moh. Sulton HabibiBIODATA ANGGOTA 2A. Identitas Diri1Nama Lengkap (dengan gelar)Yodi Setiadi

2Jenis KelaminLaki-laki

3Program StudiFarmasi

4NIM122210101059

5Tempat dan Tanggal LahirPekanbaru, 30 April 1994

[email protected]

7Nomor Telepon/HP081333155935

B. Riwayat PendidikanSDSMPSMA

Nama InstitusiSDN Lowokwaru 3 MalangSMP Negeri 20 MalangSMA Negeri 4 Malang

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus2000-20062006-20092009-2012

C. Pemakalah Seminar---D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)---Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P saya dengan judul: NEMO-L: (Natural Enemy Of Mosquitos Larvas) Granul Effervescent Ekstrak Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Sebagai Inovasi Larvasida AlamiJember, 27 Oktober 2013

Yodi Setiadi BIODATA ANGGOTA 3A. Identitas Diri1Nama Lengkap (dengan gelar)Juwita Permata Sari G

2Jenis KelaminPerempuan

3Program StudiFarmasi

4NIM122210101081

5Tempat dan Tanggal LahirBanyuwangi, 16 Juli 1993

[email protected]

7Nomor Telepon/HP082143295804

B. Riwayat PendidikanSDSMPSMA

Nama InstitusiSDN 1 KarangharjoSMP Negeri 5 MalangSMA Negeri 1 Malang

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus2000-20062006-20092009-2012

C. Pemakalah Seminar---D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)---Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P saya dengan judul: NEMO-L: (Natural Enemy Of Mosquitos Larvas) Granul Effervescent Ekstrak Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Sebagai Inovasi Larvasida AlamiJember, 18 September 2014

Juwita Permata Sari G

BIODATA ANGGOTA 4A. Identitas Diri1.Nama Lengkap (dengan gelar) Bagus SatrioPrambudi

2.Jenis Kelamin Laki-laki

3.Program StudiKedokteran

4.NIM122010101020

5.Tempat dan Tanggal LahirBlitar, 01 Januari 1995

[email protected]

7.Nomor Telepon/HP085749631241

B. Riwayat PendidikanSDSMPSMA

Nama InstitusiSD Negeri Bence 2 BlitarSMPN 1 BlitarSMAN 1 Blitar

Jurusan--IPA

Tahun masuk-lulus2001-20072007-201020010-2012

C. Pemakalah Seminar---D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)---Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P saya dengan judul: NEMO-L: (Natural Enemy Of Mosquitos Larvas) Granul Effervescent Ekstrak Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Sebagai Inovasi Larvasida Alami

Jember, 18 September 2014

Bagus Satrio Prambudi

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan1. Peralatan Penunjang PKMNo.KeperluanSatuanJumlahHarga Satuan(Rp)Biaya(Rp)

1Peminjaman alat dan laboratorium BiologiBulan5150.000750.000

2Peminjaman alat dan laboratorium Bulan5150.000750.000

3Bak PlastikBiji525.000125.000

4Gelas EkstrakBiji 65.00030.000

5Masker Pak 150.00050.000

8Pipet Biji 201.00020.000

9Label Pak25.00010.000

11Rotary evaporator Per liter155.00075.000

12Hot plate Per running5200010.000

14Spatula logamBuah 310.00030.000

15Penjepit kayuBuah 56.00030.000

16Beaker glass 250mLBuah4100.000400.000

17SerbetBuah57.00035.000

18Cawan porselinBuah 537.500187.500

19LAF

20CO2 inkubator

21N2 Cair

22ELISA reader

23Mikroskop inverter

24Mikroskop Fluoresens

25Mikrotube5

Total Pengeluaran2.737.500

2. Bahan Habis PakaiNo.NamaSatuanJumlahHarga satuan (Rp)Biaya ( Rp)

1.Simplisia Kayu kuning Gram20050.000

2.EtanolLiter2.540.00090.000

3.n-heksanLiter34.00012.000

4.KloroformmL301.10033.000

5.Plate 967335.000

6.Coverslip14350.000

7.TripsinMl15175.000

8.MetanolLiter115.00015.000

17.Alumunium foilRoll115.00015.000

18.Kertas saringLembar35.00015.000

19.TissueGulung15.0005.000

20n-heksanaLiter 550.000250.000

22Handscoon steril Biji 407.500300.000

23.FBSMl501.500.000

24.FungizonMl3.5300.000

25.PenstrepMl14160.000

26.RPMIMl700600.000

27.DishBiji4120.000

28.Cryotube375.000

29.Yellow,blue,eppendrof175.000

30.PBS,DMSO35.00

31.MTT300.000

32.Plate 2460.000

33.Etidrum akridine125.000

34.SDS50.000

Total Pengeluaran3.843.100

3. Biaya PerjalananNo.KeperluanBiaya (RP)

1Transportasi penelitian ke Jogjakarta1.000.000

2Akomodasi penelitian ke Jogjakarta 1.500.000

5Tranportasi membeli bahan dan peralatan penunjang230.000

Total Pengeluaran2.730.000

4. Biaya Lain-LainNo.KeperluanJumlahHarga Satuan (RP)Biaya (RP)

1Kertas A4 70 gr230.00060.000

2Printing administrasi dan laporan--100.000

3Komunikasi--100.000

4Alat tulis--15.000

5Penyimpanan data--200.000

6Studi literature--250.000

7Buku jurnal215.00030.000

8Map plastic515.00075.000

9Konsumsi--760.000

10Penggandaan proposal--50.000

Total Pengeluaran1.640.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian TugasNoNama/NIMProgramStudiBidangIlmuAlokasiWaktu (jam/minggu)UraianTugas

1Arif Rahman Alhakimi/ 112210101073FarmasiFarmasi7 jam/minggupengujian aktivitas larvasida dan menyimpulkan serta menentukan formula terbaik

2Tintia Lintang Pratiwi/ 112210101006FarmasiFarmasi7 jam/mingguformulasi granul effervescent

3Imroatul Mufidah / 112210101080

FarmasiFarmasi7 jam/mingguevaluasi granul dari beberapa formula

4Vita Ariati/ 112210101019FarmasiFarmasi7 jam/mingguekstraksi simplisia dan pemisahan pigmen pada ekstrak

5Tri Rizqi Muharoma/ 122210101041FarmasiFarmasi7 jam/mingguskrinning fitokimia