Buk Rina Kmp

23
BAB I. PENDAHULUAN Sektor perkebunan merupakan salah satu pilar ekonomi nasional yang sangat strategis bagi Indonesia karena memiliki peranan penting sebagai sumber devisa, memberikan nilai tambah, meningkatkan kesejahteraan, mengentaskan kemiskinan dan pengangguran sehingga diharapkan peran dari sektor ini akan terus meningkat di masa mendatang. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sabagai salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang Perkebunan di Provinsi Aceh, dibentuk dari hasil konsolidasi BUMN Perkebunan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996, yang dikukuhkan dengan Akta Pendirian Nomor 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil SH di Jakarta, kemudian telah dilakukan perubahan dengan Akta Nomor 6 tanggal 8 Oktober 2002 oleh Kantor Notaris Sri Rahayu A.Prastyo, SH dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Manusia Republik Indonesia nomor C.20858 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002. Selanjutnya pada akhir pada akhir tahun 2008, anggaran dasar Perseroan nomor 7 tanggal 13 Agustus 2008 dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia nomor : AHU-80120.AH.01.02, tahun 2008 tanggal 31 Oktober 2008. PT Perkebunan Nusantara I (Persero) memiliki wilayah kerja di Provinsi Aceh yang terdiri dari kebun sendiri/inti dan plasma dengan bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan karet masing-masing dengan luasan HGU kebun sendiri seluas 65.184 Ha, kebun plasma 17.559 Ha, meliputi Kabupaten aceh Tamiang, Pemko Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Selatan. Pada tahun 2010 kebun Karang Inong dan Julok Rayeuk Selatan dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) melalui sistim kerjasama operasi (KSO). Sedangkan unit usaha lainnya yang dimiliki adalah 3 (tiga) unit PKS yang terdiri dari PKS Pulo tiga kapasitas 30 Ton TBS/Jam, PKS Tanjung Seumantoh kapasitas 60 Ton TBS/Jam dan 1 (satu) unit Pabrik Inti Sawit kapasitas 60 Ton Inti Sawit/Hari dan PKS Cot Girek kapasitas 45 Ton TBS/Jam serta 1 (unit) Rumah Sakit Umum Cut Meutia untuk melayani kesehatan karyawan PT Perkebunan

description

kebun

Transcript of Buk Rina Kmp

BAB I. PENDAHULUANSektor perkebunan merupakan salah satu pilar ekonomi nasional yang sangat strategis bagi Indonesia karena memiliki peranan penting sebagai sumber devisa, memberikan nilai tambah, meningkatkan kesejahteraan, mengentaskan kemiskinan dan pengangguran sehingga diharapkan peran dari sektor ini akan terus meningkat di masa mendatang.PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sabagai salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang Perkebunan di Provinsi Aceh, dibentuk dari hasil konsolidasi BUMN Perkebunan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996, yang dikukuhkan dengan Akta Pendirian Nomor 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil SH di Jakarta, kemudian telah dilakukan perubahan dengan Akta Nomor 6 tanggal 8 Oktober 2002 oleh Kantor Notaris Sri Rahayu A.Prastyo, SH dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Manusia Republik Indonesia nomor C.20858 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002. Selanjutnya pada akhir pada akhir tahun 2008, anggaran dasar Perseroan nomor 7 tanggal 13 Agustus 2008 dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia nomor : AHU-80120.AH.01.02, tahun 2008 tanggal 31 Oktober 2008.

PT Perkebunan Nusantara I (Persero) memiliki wilayah kerja di Provinsi Aceh yang terdiri dari kebun sendiri/inti dan plasma dengan bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan karet masing-masing dengan luasan HGU kebun sendiri seluas 65.184 Ha, kebun plasma 17.559 Ha, meliputi Kabupaten aceh Tamiang, Pemko Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Selatan. Pada tahun 2010 kebun Karang Inong dan Julok Rayeuk Selatan dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) melalui sistim kerjasama operasi (KSO). Sedangkan unit usaha lainnya yang dimiliki adalah 3 (tiga) unit PKS yang terdiri dari PKS Pulo tiga kapasitas 30 Ton TBS/Jam, PKS Tanjung Seumantoh kapasitas 60 Ton TBS/Jam dan 1 (satu) unit Pabrik Inti Sawit kapasitas 60 Ton Inti Sawit/Hari dan PKS Cot Girek kapasitas 45 Ton TBS/Jam serta 1 (unit) Rumah Sakit Umum Cut Meutia untuk melayani kesehatan karyawan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) dan juga pelayanan kesehatan masyarakat umum.Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir kinerja PT Perkebunan Nusantara I (Persero) masih dalam kondisi yang kurang baik, baik dari kinerja operasional maupun kinerja keuangan. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah strategis guna melaksanakan program strukturisasi perusahaan melalui optimalisasi pengelolaan unit operasi potensial dan unit operasi non potensial serta pengembangan usaha melalui sinergi.

Sesuai fungsi jabatan dan tanggung jawab bagian renbang yakni mengelola penyusunan rencana jangka panjang perusahaan, melaksanakan pengkajian bidang fungsional dan pengkajian pengembangan usaha serta pengembangan teknologi informasi sejalan dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Bagian renbang telah menyusun langkah strategis antara lain program pengembangan areal pola inti-plasma diarahkan pada sisa HGU PT Perkebunan I (Persero) di wilayah Aceh Barat-Selatan dan pelepasan lahan masyarakat bekerjasama dengan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam bentuk anak perusahaan, pengelolaan kebun Karang Inong dan Julok Rayeuk selatan sebagai kebun yang cost center dengan pola kerjasama operasi (KSO) dengan PT Perkebunan Nusantara III (Persero), pembangunan pembangkit listrik tenaga biomas sawit (PLTBS) dengan memanfaatkan tandan kosong sawit hasil pengolahan kelapa sawit sebagai bahan bakar, pembangunan kayu lapis (eco-plywood) kelapa sawit menggunakan batang kelapa sawit eks replanting sebagai bahan baku utama kayu lapis, masing-masing dalam bentuk anak perusahaan melalui sinergi BUMN maupun sinergi non BUMN sehingga dapat memberikan nilai tambah, memacu peningkatan kemampulabaan (profitisasi) dan akselerasi pengembangan usaha.Kendala yang dihadapi bagian renbang terkait dana sehingga implementasi dari hasil kajian yang diperoleh diperlukan investor dari BUMN maupun non BUMN. Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN melalui surat keputusan 106/MBU/2002 dihimbau untuk melakukan sinergi dalam upaya meningkatkan kinerja, pelaksanaan pengembangan usaha di PT Perkebunan Nusantara I (Persero) dilakukan melalui sinergi antar BUMN maupun non BUMN. BAB II. ANALISIS KINERJAIndikator dari kinerja bagian perencanaan dan Pengembangan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) yang akan dianalisis berupa capaian strategi bidang dalam pengelolaan unit operasi non potensial 5 tahun terakhir (2006-2010) yang terkait dengan bidang produksi, biaya operasional, ketersediaan karyawan, organisasi sistem dan kepuasan pelanggan. Namun dalam tulisan ini difokuskan pada pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga biomas sawit (PLTBS).A. ProduksiPerolehan produksi kelapa sawit 5 tahun terakhir (2006-2010) sebagaimana dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Produksi dan produktivitas tanaman kelapa sawitUraianTahun

20062007200820092010

Luas areal tanaman menghasilkan38.96626.47124.28423.68421.058

Produk TBS (Ton)285.367218.626244.588234.964216.740

Produktivitas (Ton TBS/Ha/Tahun)7,328,2610,0710,1610,29

Pencapaian produksi tanaman pada tahun 2010 masih rendah yaitu 216.740 ton TBS dengan produktivitas sebesar 10,43 ton/ha/thn. Besarnya persentase tanaman renta menjadi salah satu penyebab rendahnya produktivitas. Sedangkan penyebab lainnya adalah tegakan per hektar tidak standar.Disamping itu produktivitas tanaman yang optimal tidak dapat diraih disebabkan tidak terlaksananya pemupukan. Kondisi keuangan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) yang terbatas menyebabkan pemupukan tanaman dilakukan secara selektif dan difokuskan hanya pada tanaman muda.

Kondisi ini diperparah lagi dengan adanya konflik yang berkepanjangan di Provinsi Aceh sehingga kebun/unit usaha sampai dengan tahun 2006 tidak dapat dikelola dengan baik.

Pencapaian produktivitas rendah berdampak pada kapasitas pabrik menjadi idle capasity. Untuk menutupi kekurangan bahan baku pabrik, manajemen mempunyai kebijakan untuk menerima TBS rakyat sekitar dengan sistim titip olah dan pembelian TBS. Pada Tabel 2 terlihat jumlah TBS diolah pabrik.Tabel 2. TBS diolah di Pabrik kelapa sawit 2006-2010

uraianTBS diolah (Ton)

20062007200820092010

PKS Pulo Tiga121.385110.199116.361136.761107.136

PKS Tj.seumantoh186.346145.856146.905180.970161.201

PKS Cot Girek143.568145.089163.775167.700141.380

B. KeuanganBiaya yang tersedia untuk pelaksanaan capaian strategi bidang renbang hanya sebatas biaya pengkajian yang meliputi biaya penyusunan studi kelayakan, survey, biaya koordinasi dan biaya perjalanan dinas, seperti yang tercantum pada tabel berikut:Tabel 3. Biaya pengkajian

Uraian2007200820092010

RKAP650.000.000,-950.000.000,-1.080.000.000,-1.100.000.000,-

Realisasi467.000.000,-870.000.000,-1.050.000.000,-1.450.000.000,-

Dari tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan pemakaian biaya diatas RKAP pada tahun 2010 dikarenakan adanya kebijakan dari kementerian BUMN untuk mensejahterakan rakyat aceh melalui program peumakmo gampong dimana program dimaksud tidak tercantum dalam RKAP.C. Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia di bagian Perencanaan dan Pengembangan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.Tabel 4. Tenaga kerja bagian perencanaan dan pengembangan.Uraian

2006

2007

2008

2009

2010

Karpim

667

88Karpel

7

7

8

9

9

Dari Tabel diatas mulai tahun 2008 terjadi penambahan tenaga kerja di bagian prencanaan dan pengembangan dikarenakan pengembangan struktur organisasi.

Jumlah tenaga kerja di Bagian Perencanaan dan Pengembangan pada tahun 2010 sebanyak 17 orang terdiri dari;

a. Kepala Bagian : 1 orang

b. Kepala Urusan : 3 orang

c. Asisten Urusan : 2 orang

d. Kartawan pelaksana : 9 orang

Komposisi Sumber Daya Manusia berdasarkan klasifikasi golongan adalah:

a. Karyawan Golongan IA sd II D : 9 orang

b. Karyawan Golongan III A sd III D : 2 orang

c. Karyawan Golongan IV A sd IV D : 6 orang

Jenjang pendidikan Karyawan pimpinan adalah S1 Fakultas Pertanian, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam masing-masing sudah perpengalaman di lapangan, hal ini sebagai ilmu dasar untuk pembuatan kajian. Untuk meningkatkan kompetensi karyawan pimpinan dilaksanakan pengukuran kompetensi dan program seperti benchmarking, kursus maupun seminar-seminar.

D. Organisasi

Untuk mendukung proram kerja, bagian perencanaan dan pengembangan memiliki struktur organisasi sebagai berikut,

Bagian perencanaan memiliki 3 urusan dengan fungsi jabatan berbeda, yakni:

1. Perencanaan dan pengembangan.

Membantu Kepala Bagian dalam penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan melaksanakan pengkajian bidang fungsional tanaman, teknik/pengolahan, keuangan dan umum sesuai dengan dan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Pengembangan Usaha.

Membantu Kepala Bagian dalam penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan melaksanakan pengkajian pengembangan usaha sejalan dengan visi, misi dan arah pengembangan perusahaan.

3. Membantu Kepala Bagian dalam merumuskan perencanaan jangka panjang perusahaan dan melaksanakan pengkajiandan pengemabangan teknologi informasi untuk mendukung efektifitas kegiatan perusahaan.

Urusan yang ada dalam bagian satu sama lain berkoordinasi dalam melaksanakan tugas.

Tata nilai yang merupakan nilai-nilai dasar budaya PT Perkebunan Nusantara I (Persero) meliputi :

a. Nilai-nilai Organisasi ;

1). Tim Work (saling memahami, saling menghormati, saling membantu, saling mengisi, Kesatuan Arah dan Gerak, Kebersamaan Kesatuan serta Sinergi).

2). Integritas (Kejujuran, Komitmen, Tanggung Jawab, Disiplin, dan Amanah).

3). Inovasi (Sesuatu yang berbeda dan baru dalam hal cara kerja, Mekanisme Kerja, Sistem Kerja dan sikap Kerja).

b. Nilai-nilai Kepemimpinan :

1). Kompetensi (Memiliki pengetahuan, Keterampilan, Kemampuan, Sikap Kerja, Kapasitas, Kapabilitas).

2). Keteladanan (Menjadi contoh).

c. Nilai-nilai hubungan antar orang

1). Saling menghormati (Menghargai, Memberi Apresiasi)

2). Saling memahami (Mengetahui, Mengerti, Menerima Kekurangan, Kelemahan, atau perbedaan orang lain).

3). Saling membantu (saling Menolong, saling menjaga, saling mengingatkan, saling membimbing, saling memberi semangat, saling mendoakan).d. Nilai-nilai Insan:

1). Jujur (Kebersihan Pikiran dan Niat Hati, Kebenaran dan Kesatuan Kata, Perbuatan, Pikiran dan Hati, amanah).

2). Proaktif (Terbuka, adaptif, Fleksibel, Cepat Tanggap, Responsif dan Peduli).

3). Tegar (Sabar, Tabah, Tahan dan Ulet).

E. Pelanggan

Pembangkit listrik tenaga biomas sawit (PLTBS) rencana dibangun di lokasi PKS Tanjung Seumantoh dengan kapasitas 10 MW integrated dengan PKS, melalui kerjasama PT Perkebunan Nusantara I (Persero) dengan pihak swasta membentuk anak perusahaan. Bahan bakar PLTBS sepenuhnya dari tandan kosong, cangkang sawit dan fiber yang dihasilkan PKS Tanjung Seumantoh. Energi listrik yang dihasilkan akan dijual ke PT PLN guna memenuhi krisis energi listrik di propinsi Aceh.

Operasional PLTBS nantinya sangat tergantung dari kelancaran PKS mengolah kelapa sawit. Kekurangan bahan baku TBS di PKS Tanjung Seumantoh akan berdampak kepada energi listrik yang dihasilkan PLTBS. Untuk mengatasi kekurangan bahan bakar PLTBS manajemen mempunyai kebijakan meningkatkan pembelian TBS rakyat, sedangkan untuk kebun sendiri manajemen secara bertahap pada 2 tahun terakhir ini telah melakukan replanting terhadap tanaman tua renta dan diproyeksikan 3 tahun mendatang produksi kebun sendiri meningkat .

Perkembangan kegiatan pembangunan PLTBS sampai saat ini adalah Penandatanganan Akta Nomor 1 tentang pembentukan Perseroan Terbatas PT Primanusa Energi Lestari yang telah ditandatangani oleh para pihak pada bulan Maret 2011. Sedangkan proses selanjutnya, pengurusan perizinan pembangunan saat ini masih dalam proses di kantor Bupati Aceh Tamiang,

Langkah berikutnya menyusun kontrak pembelian energi listrik (Power Purchase agreement) untuk diajukan ke PT PLN.BAB III. ANALISIS LINGKUNGAN

A. Analisis SWOT Tahap I

Untuk mengetahui posisi Bagian Perencanaan dan Pengembangan saat ini digunakan pendekatan analisi SWOT. Kekuatan dan kelemahan Bagian Perencanaan dan Pengembangan merupakan satu kesatuan analisis dari faktor internal ditinjau dari aspek produksi, keuangan, sumberdaya manusia, organisasi/ sistem dan pelayanan pelanggan. Peluang dan ancaman merupakan satu kesatuan analisis dari faktor eksternal ditinjau dari aspek ekonomi, politik, sosial budaya, demografi serta teknologi yang berpengaruh terhadap perusahaan.

Dalam analisis lingkungan bisnis perusahaan yang perlu diupayakan semaksimal mungkin adalah memanfaatkan kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan dan merubah ancaman menjadi peluang.

1. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan usaha pembangkit listrik tenaga biomas sawit (PLTBS) saat ini disajikan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Analisis lingkungan Internal

Aspek

Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

1. Produksi

1.Memiliki bahan bakar PLTBS berupa fiber,cangkang dan tandan kosong sawit

2. Memiliki lahan HGU yang luas untuk lokasi.

1. Produksi TBS tergantung dengan penyebaran panen

sehingga kontinuitas pengolahan tidak Full

capasity .

2.Perlu waktu untuk

Proses pengalihan HGU menjadi HGB

2. Keuangan

3. Sumber daya manusia

4.Organisasi/sistem

5..Pelayanan

1. Anggaran biaya pengkajian tersedia.

2. Memiliki dana segar untuk dana disetor dalam anak perusahaan

1. Memiliki kemampuan dan pengalaman sesuai dengan bidang tugas yang tersedia.

1.Struktur organisasi tersusun dengan baik

1. Lokasi PLTBS dekat dengan gardu PT PLN sehingga mempermudah interkoneksi

1. 1 Ketersediaan biaya terbatas hanya untuk pengkajian

2. 2. Dana disetor ke anak perusahaan kecil sehingga kepemilikan saham PTPN I rendah.

1. Lemahnya semangat inovasi dan dorongan dalam menghadapi perubahan.

3. 1. Analisa jabatan dan

4. Analisa beban kerja belum terlaksana dengan baik sehingga didapati adanya penyandang tugas yang overload dengan pekerjaan tambahan (diluar job description dan terdapat pula penyandang tugas yang longgar dengan pekerjaan.5. 1.Distribusi energi listrik ke masyarakat sekitar melalui PT PLN

6. Sehingga kewenangan PTPN I dalam pengaturan distribusi tidak ada.

2. Analisis lingkungan Ekternal

Analisa lingkungan eksternal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari pembangunan pembangkit listrik tenaga biomas sawit yang disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Analisis lingkungan eksternal

Aspek

Peluang (O)

Ancaman (T)

1. Ekonomi

2. Politik

3. Sosbud

4. Demografi

5. Teknologi

1. Ketersediaan listrik menumbuhkan usaha pada masyarakat sekitar.

2. Meningkatkan nilai ekonomis dari tandan kosong sawit.

3. Membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.

1.Dukungan pemerintah dalam penerbitan surat izin akan lebih mudah.

1. Image masyarakat

Sekitar akan semakin baik terhadap PTPN I.

1.Tersedianya penduduk dalam jumlah banyak disekitar PLTBS

Menggunakan peralatan pembangkit listrik hemat

Pemakaian bahan bakar.

1. Harga TBS rakyat menjadi tinggi dikarenakan perhitungan harga bukan hanya minyak dan inti juga dihitung dari limbah yang dihasilkan pabrik.

1. Perubahan regulasi dari pemerintah yang menyebabkan stagnasi pembangunan.

1.

1. Ketenangan kerja terganggu dikarenakan menghadapi opini masyarakat.1. Tenaga diserap untuk operasional kecil

B. Analisa SWOT Tahap II.

Pada tahap ini dilakukan analisis kualitatif untuk menentukan faktor-faktor yang memberikan pengaruh dominan terhadap kinerjaanak perusahaan, baik aspek kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman yang ada. Hasil dari analisis tersebut disajikan pada Tabel 7 dibawah ini.

1. Faktor-faktor utama.

Tabel 7. Faktor-faktor utama terhadap keberadaan PLTBS

SWOT

Faktor-faktor

Kekuatan (S)

. 1. Memiliki bahan bakar PLTBS berupa fiber,cangkang dan tandan kosong sawit

2 Memiliki lahan HGU yang luas untuk lokasi.

3. Anggaran biaya pengkajian tersedia.

4. Memiliki kemampuan dan pengalaman sesuai dengan bidang tugas yang tersedia.

5. 5. Lokasi PLTBS dekat dengan gardu PT PLN sehingga mempermudah interkoneksi Kelemahan (W)

Peluang (O)

1. Produksi TBS tergantung dengan penyebaran panen

sehingga kontinuitas pengolahan tidak Full

capasity .

7. 2. Dana disetor ke anak perusahan kecil sehingga kepemilikan saham PTPN I rendah.

1. Ketersediaan listrik menumbuhkan usaha pada masyarakat sekitar.

2. 2. Meningkatkan nilai ekonomis dari tandan kosong sawit.3. 3. Dukungan pemerintah dalam penerbitan surat izin akan lebih mudah.

4. Menggunakan peralatan pembangkit listrik hemat pemakaian bahan bakar

Ancaman(T)

1. Harga TBS rakyat menjadi tinggi dikarenakan perhitungan harga bukan hanya minyak dan inti juga dihitung dari limbah yang dihasilkan pabrik.

2. Perubahan regulasi dari pemerintah dapat memperlambat proses pembangunan.

3. 3.

Dari analisis SWOT tahap II di atas, diperoleh beberapa faktor-faktor pokok dan utama yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya.2. Uraian singkat.

Dari analisis SWOT II di atas, didapatkan faktor kekuatan sebanyak 5, faktor kelemahan 2, faktor peluang sebanyak 4 dan faktor ancaman 4. Dengan analisis sebagai berikut.

a. Kekuatan

Ketersediaan bahan bakar dari hasil pengolahan kelapa sawit yang berkesinambungan sebagai pengganti bahan bakar fosil memberikan kekuatan utama dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga Biomas sawit

(PLTBS). Hal tersebut merupakan langkah-langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) dan ramah lingkungan. Disamping itu penggunaan tandan kosong sawit akan memberikan peningkatan nilai ekonomis bagi PT Perkebunan Nusantara I (Persero).

Pembangunan Pembangkit listrik tenaga biomas sawit direncanakan dibangun di atas HGU PKS Tanjung Seumantoh PT Perkebunan Nusantara I (Persero) secara integrated dimana kebutuhan energi PKS seluruhnya akan dipenuhi oleh PLTBS. Untuk mendukung pelaksanaan operasional PLTBS, PT Perkebunan Nusantara I (Persero) memiliki sumber daya manusia yang berkemampuan dan pengalaman dalam kegiatan PLTBS, memiliki lahan HGU yang luas untuk pengembangan, memiliki dana untuk di setor ke anak perusahaan dan dekat dengan gardu listrik untuk interkoneksi sehingga tidak perlu besar biaya investasi.b. Kelemahan.

Berdasarkan penyebaran panen rata-rata 5 tahun terakhir menggambarkan produksi TBS tidak merata sepanjang tahun, salah satu penyebab adalah iklim. Pada panen rendah pasokan TBS ke PKS akan berkurang yang berdampak kepada bahan bakar PLTBS.

Dana yang disetor sebagai penyertaan modal PT Perkebunan Nusantara I (Persero) kecil hanya sebatas uang tunai Rp1 Miliar dan inbreng tanah 1 Ha, sehingga peranan PT Perkebunan Nusantara I (Peraero) terhadap anak perusahaan kecil. c. Peluang.

Ketersediaan listrik akan memberikan kesempatan bagi home industry untuk mengembangkan usahanya sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar akan lebih baik.

Pemanfaatan tandan kosong sawit sebagai bahan bakar PLTBS akan meningkatkan nilai ekonomis tandan kosong sawit, mengurangi biaya perawatan incinerator dan mengurangi polusi udara.Kemudahan proses perizinan yang diberikan oleh Pemerintah setempat mendukung program Pemerintah dalam ketahanan energi listrik.Berkembangnya teknologi baru dapat menghemat pemakaian bahan bakar dan efisiensi dalam pemakaian biaya.

d. Ancaman

Berkembangnya informasi tentang manfaat dari tandan kosong sawit akan berdampak kepada harga TBS rakyat.Perubahan regulasi Pemerintah akan mempengaruhi proses BAB IV. RUMUSAN SASARANA. Visi dan misi PT Perkebunan Nusantara I (Persero)

Visi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) adalah menjadi perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh dan mampu memberikan kesejahteraan bagi stakeholders dan kontribusi yang optimal kepada Negara.

Misi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) adalah sebagai berikut:1. Mengelola 2 komoditi kelapa sawit dan karet secara efisien dan ekonomis berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).2. Menciptakan value untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara berkesinambungan.

3. Meningkatkan pengelolaan budi daya kelapa sawi tdengan menggunakan teknologi maju.

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan kepuasan pelanggan.

5. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius.

B. Visi Bagian Perencanaan dan Pengembangan

PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Berpedoman kepada visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan diatas, maka visi dan misi Bagian Perencanaan dan Pengembangan PT PerkebunanNusantara I (Persero) ditetapkan; Meningkatkan Kinerja bagian dengan pengembangan bisnis baruC. SasaranPerencanaan dan pengembangan adalah merancang masa depan perusahaan yang melibatkan aktivitas prediksi, forecasting, dan foresight atas situasi dan peluang-peluang eksternal untuk mengembangkan bisnis saat ini dan kemudian menciptakan usaha baru melalui pemikiran kreatif dan inovasi.Adapun sasaran bagian perencanaan dan pengembangan tahun 2011sd 2013 adalah.

Tabel 8. Sasaran bagian perencanaan dan pengembanganNoKegiatan

Satuan

Target

2011

2012

2013

2014

1

2.

3.

4.

Pembangunan pabrik kayu lapis (ecoplywood) kelapa sawitPembangunan PLTBSPembangunan SPBUPenanaman kayu sengonUnit

Unit

Unit

kebun

11

1

1

BAB V. RUMUSAN UPAYA

PENCAPAIAN SASARAN DAN PENJABARAN PROGRAMA. Rumusan upaya pencapaian

Berdasarkan hasil analisa SWOT, visi dan sasaran yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperlukan upaya guna mencapai sasaran dimaksud dengan menyusun strategi fungsional dengan tetap mengacu kepada strategi perusahaan dan strategi bisnis yang ditetapkan.antara lain :1. Pengembangan organisasi dan bisnis

2. Pengembangan aspek teknis operasional

3. Membangun network yang menguntungkan dengan pihak-pihak yang berkompeten dan kredibel.

4. Melakukan sinergi antar BUMN dan Non BUMN.

Sedangkan kebijakan perusahaan untuk mendukung strategi funsional diatas adalah:

1. Setiap bisnis baru harus melalui kajian dan atau analisis risiko bisnis, secara mandiri maupun pihak luar yang profesional.

2. Pemilihan mitra kerja yang kredibel melalui pengkajian.

B. Penjabaran Program

Kekuatan (S)

Memiliki PKS untuk menghasilkan bahan bakar berupa fiber, cangkang dan tandan kosong sawit.

2 . Anggaran biaya tersedia untuk pembuatan kajian

Bagian perencanaan dan pengembangan

Kelemahan (W)

1. Penyebaran panen yang tidak merata tergantung musim, yang berpengaruh terhadap kegiatan pengolahan PKS.

2. Biaya yang ada terbatasdigunakanntukembuatan kajian.

UraianSatuan

20062007200820092010

A. Hasil Olah

B. Penerimaan Penjualan

Karyawan

Pelaksana

Karyawan

Pelaksana

Karyawan

Pelaksana

Asisten Urusan

Pengajian Perusahaan

Asisten Urusan

Pengembangan Usaha

Asisten Urusan

SIM dan TI

Kepala Urusan

Penkajian Perusahaan

Kepala Urusan

Pengembangan Usaha

Kepala Urusan

SIM dan TI

Kepala Bagian

Perencanaan dan Pengembangan