Penyebab Gangguan Jiwa
-
Upload
nur-luciana -
Category
Documents
-
view
14 -
download
6
description
Transcript of Penyebab Gangguan Jiwa
A. Penyebab Gangguan Jiwa
Individu yang memiliki faktor predisposisi akan lebih mudah untuk mengalami gangguan jiwa
karena sejak lahir atau selama proses perkembangannya, individu tersebut memiliki kepribadian
maupun coping mechanism yang kurang optimal yang disebabkan oleh faktor bawaan yang
didapatkan sejak lahir maupun melalui lingkungan sekitar. Individu yang memiliki faktor
predisposisi ibaratnya tinggal menunggu faktor presipitasi sebelum akhirnya mengalami
gangguan jiwa, yaitu suatu peristiwa yang dapat menggoyahkan dan mengganggu keseimbangan
jiwa individu sehingga akhirnya individu bersangkutan tidak mampu untuk mengatasi masalah
yang dihadapinya yang pada akhirnya mengalami gangguan jiwa.
Faktor Predisposisi
Faktor ini dapat terdiri dari beberapa bagian. Berikut ini akan diuraikan beberapa faktor yang
termasuk kedalam faktor ini:
1. Genetik
Sebahagian besar gangguan jiwa disebabkan karena faktor keturunan. Dimana sifat-sifat
gangguan jiwa yang akan dialami oleh individu diturunkan oleh orang tua maupun nenek
moyang mereka melalui gen dan kromosom dalam sel reproduksi. Contoh jenis gangguan jiwa
yang berasal dari faktor genetik adalah: manic depressive psychoses, endogenous depression,
schizophrenia, epilepsy, mental retardation dan lain-lain.
2. Faktor Personaliti
Telah diketahui sejak lama bahwa kepribadian individu juga berperan besar dalam menyumbang
terjadinya gangguan jiwa pada seseorang. Individu yang memiliki kepribadia n yang kuat akan
cenderung untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi; namun individu yang begitu
mengalami kebergantungan terhadap orang lain, maka cenderung untuk mudah mengalami
gangguan jiwa karena kepribadiannya rapuh. Contoh: Individu yang memiliki personality
premorbid dengan ciri-ciri watak yang lemah dan tidak tahan terhadap stress, cenderung mudah
mengalami gangguan jiwa.
3. Periode Perkembangan Kritis
Keadaan ini juga dapat menyumbang sebagai faktor penyebab seseorang mengalami
gangguan jiwa. Karena selama individu menjalani proses ini, seseorang akan belajar untuk
mengenali dan mencari solusi terbaik dalam menghadapi setiap masalah yang datang untuk
dapat diadaptasikan sesuai dengan keadaan yang seha t . Sehingga apabila seseorang tidak
mampu mengatasi berbagai stressor yang ada pada periode perkembangan kritis ini akan
dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan jiwa. Contohnya: Apabila individu tidak
mampu untuk mengatasi peran yang diembannya pada periode bayi ke anak-anak, dapat
menimbulkan gangguan personaliti pada individu. Periode remaja yang tidak dapat
dilewatkan biasanya dapat memicu terjadinya gangguan schizophernia. Periode dewasa yang
tidak dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan emosi, dan pada periode lanjut usia yang
tidak teratasi dapat menimbulkan gangguan psychoses organic, seperti demensia dan lain-
lain.
Faktor Presipitasi
Faktor ini juga terdapat beberapa bagian, yaitu beberapa faktor yang dapat mencetuskan
untuk kali pertama sehingga seseorang mengalami gangguan jiwa, diantaranya:
1. Faktor Fisik, yaitu faktor-faktor yang berasal dari gangguan fisik yang dialami oleh
individu sehingga akhirnya menyalami gangguan jiwa. Contohnya adalah terjadinya infeksi
pada otak, kecederaan yang dialami oleh otak, toksin atau bahan kimia berbahaya yang
menyerang otak, adanya tumor pada otak yang dapat mengganggu fungsi otak, gangguan
pada sistem endokrin maupun akibat kekurangan vitamin B1 B12 atau zat besi yang
berpengaruh terhadap neurotransmitter di otak. Gangguan mental yang disebabkan oleh
faktor ini biasa disebut dengan gangguan mental organik.
2. Faktor Psikis, yaitu faktor-faktor yang berasal dari mental individu yang dialami secara
terus-menerus sehingga akhirnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah tidak dapat
lagi dipertahankan sehingga akhirnya individu mengalami gangguan jiwa.
Faktor Psikis ini dapat terdiri dari: faktor sosio-ekonomi yang senantiasa menjerat individu,
krisis yang terus dialami oleh individu, terlalu bergantung terhadap bantuan orang lain adalah
diantara faktor psikis yang dapat menyebabkan gangguan jiwa.
B. Cara Pencegahan Gangguan Jiwa
1. Upaya promotif/preventif (pencegahan primer)
Usaha-usaha ini meliputi usaha promosi dan pencegahan terjadinya gangguan mental dengan
kegiatan-kegiatan berikut:
· Pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan mental
· Usaha-usaha untuk meningkatkan kondisi kehidupan, bebas dari kemiskinan dan
peningkatan pendidikan kesehatan
· Pengkajian terhadap stres-stres yang potensial dari perubahan-perubahan kehidupan
dimana dapat menimbulkan gangguan mental serta merujuk ke unit pelayanan yang sesuai
· Membantu pasien-pasien di rumah sakit umum untuk usaha-usaha pencegahan
masalah psikiatrik
· Bekerjasama dengan keluarga/kelompok untuk mendorong anggota-anggota
keluarga/kelompok dapat berfungsi dengan baik
· Berperan serta dalam kegiatan masyarakat dan politik yang ada kaitannya dalam
bidang kesehatan jiwa
2. Upaya kuratif (pencegahan sekunder)
Usaha yang meliputi pengurangan, jumlah angka kesakitan dengan deteksi dini dan pengobatan,
dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
· Menyelenggarakan skrining test dan mengevaluasi hasil
· Kunjungan rumah untuk persiapan perawatan dan pemberian pengobatan
· Pelayanan pengobatan gawat darurat dan pelayanan psikiatri di rumah sakit umum
· Menyelenggrakan milieu therapy
· Supervisi pada pasien yang mendapatkan pengobatan
· Pelayanan pencegahan bunuh diri
· Memberikan konseling terbatas/sederhana
· Menyelenggarakan intervensi krisis
· Pelayanan psikoterapi kepada individu, keluarga, kelompok dari berbagai tingkatan umur
· Berintegrasi dengan organisasi-organisasi dan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah-
masalah kesehatan jiwa
3. Upaya rehabilitatif (pencegahan tertier)
Yaitu usaha untuk mengurangi gejala sisa dan atau bahaya akibat adanya penyakit/gangguan
dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
· Peningkatan latihan vokasional dan rehabilitasi
· Penyelenggaraan program latihan (after care) bagi pasien setelah pulang dirawat ke
masyarakat
· Menyelenggarakan ”partial hospitalization”