PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN
KEPADA MALAIKAT MELALUI MODEL NUMBERED HEAD
TOGETHER PADA SISWA KELAS VII MTs MIR’ATUL
MUSLIEMIEN NGAMBAKREJO KAB. GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2016/1017
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NELY KAMALIA
NIM : 111 13 227
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelahdikoreksidandiperbaiki, makaskripsi Saudara :
Nama : NELY KAMALIA
NIM : 111 13 227
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKHIDAH
AKHLAK MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT
MEELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER
PADA SISWA KELAS VII MTs MIR’ATUL
MUSLIMIEN NGAMBAKREJO KECAMATAN
TANGGUNG HARJO KABUPUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 September 2017
Pembimbing
Drs.Ahmad Sultoni, M.Pd
NIP. 19681041998031003
iv
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI
IMAN KEPADA MALAIKAT MELALUI MODEL NUMBERED HEAD
TOGETHER PADA SISWA KELAS VII MTS MTs MIR’ATUL
MUSLIMIEN, NGAMBAKREJO KECAMATAN TANGGUNG HARJO
KABABUPATEN GROBOGAN 2016/2017
Disusun oleh
NELY KAMALIA
NIM : 11113227
Telah dipertahankan di depan Panitia dewan Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 26 Sebtember 2017 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Winarno, S.Si, M.Pd : …………………………
Sekretaris Penguji : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd : ………
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nely Kamalia
NIM : 111-13-227
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benr-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau di rujuk berdasarkan kode
etik ilmiah dan naskah skripsi ini boleh untuk dipubliksikan.
Salatiga, 11 September 2017
Yang menyatakan
Nely Kamalia
vi
MOTTO
Allah tidak akan membiarkan masalah tanpa ada solusinya
Setiap takdir yang tergores tidak akan luput hikmah didalamnya
Percayalah……..
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
• Alm. Ayah saya ( Sunardi Aby Abdullah) dan ibu saya ( Masruroh) kakak
dan adik saya yang saya sayangi (Mirza Kamal dan Muhammad Adib Naufal)
beserta kluarga besarku (Agus Mulyono, Khoirul Anam,Sulistyani) taklupa kakek
dan nenek saya, karena mereka semualah yang selalu memberikan kasih sayang ,
semangat, do’a, dukungan moral maupun materi untuk kesuksesnku.
• Sahabat saya Luthfi hanifah,Nurul Aini Ellok Fadida,Inna Lailla, Aisyah
Setya Ningrum, Landia, Neni,Nurul,Mila madatul Chusna,Eko Budiyono
• Dan tak lupa teman-tema saya seperjuangan khususnya rekan-rekan PAI
angkatan 2013.
• Pembimbing saya Drs.Ahmad Sultoni, Mpd.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir
zaman, amin,
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Judul
yang penulis ajukan adalah “PENNGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH
AKHLAK MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT MELALUI MODEL
NUMBERED HEAD TOGETHER MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN
NGAMBAKREJO KAB. GROBOGAN Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati menyampaika terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak DR. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku ketua jurusan Pendididkan Agama Islam
IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs.Ahmad Sultoni,M.Pd. selaku pembimbing yang selalu bijaksana
memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian dan
penulisan skripsi ini.
ix
5. Staf Dosen PAI IAIN Salatiga yang telah membekali penulis dengan bebagai
ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi.
6. Bapak Dr. Abdul Mujib,M.Pd.I, selaku Kepala sekolah MTs. Mir’atul
Muslimien, Ngambakrejo yang telah memberikan kesempatan dan waktu
untuk melaksanakan penelitian.
7. Bapak Ustadzi S.Pd.I selaku wali kelas di kelas VII MTs. Mir’atul Muslimien,
Ngambakrejo yang telah membantu dalam penelitian.
8. Guru - guru MTs. Mir’atul Muslimien, Ngambakrejo yang telah memberikan
dukungan partisipasinya selama penulis menyelesaikan skripsi sehingga
penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.
9. Para siswa kelas VII MTs. Mir’atul Muslimien, Ngamabakrejo yang telah
mendukung dan membantu dalam melakukan penelitian.
10. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah banyak memberikan dorongan,
semangat, dan kasih sayang demi lancarnya penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan PAI 2013, yang selama ini telah berjuang
bersama.
12. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis
x
serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
umumnya bagi kita semua.
Salatiga, 25 Agustus 2016
Penulis
xi
ABSTRAK
Kamalia Nely. 2017. Peningkatan prestasi Belajar Aqidah Akhlak materi
iman Kepada Malaikat melalui model Numbered Head Together Pada Siswa
Kelas VII MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo kecamatan Tanggungharjo
kabupaten Grobogan 2016/2017. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing : Drs. Amad Sultoni, M.Pd.
Kata Kunci : Metode pembelajaran Numbered Head Together. Hasil Belajar
dan Aqidah Akhlak.
Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas VII
MTs mir’atul Muslimien Ngambakrejo mata pelajaran Aqidah Akhlak Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui : Adakah peningkatan prestasi belajar peserta
didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak materi Iman Kepada Malaikat melalui
model Numbered Head Together di MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Dengan model ini mempermudah mudah guru untuk merangsang keaktivan
peserta didik melalui pemberian tugas atau pertanyaan yang dikerjakan oleh
peserta didik secara bersama-sama dalam kelompok kecil. Guru juga mudah
memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh
guru.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Numbered
Head Together dapat meningkatkan. Dapat dilihat dari hasil analisis data mulai
dari pra siklus dengan rata-rata 33.93 dengan presentasi 58.06%. Pada siklus I
dengan rata-rata 77.41 dengan presentase 75.16% dan siklus II meningkat menjadi
rata-rata 86.77% dengan presentase 100%. Maka dengan demikian dapat di ambil
kesimpulan bahwa penerapan model Numbered Head Together dapat
meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak materi Iman Kepada Malaikat pada
siswa kelas VII MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................... ii
JUDUL ....................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. vi
MOTTO .................................................................................................... vii
PERSEBAHAN ………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
ABSTRAK ................................................................................................. xii
DAFTRA ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
D. Hipotesis Penelitian .............................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
F. Definisi Operasional ............................................................. 7
G. Metode Penelitian ................................................................. 10
xiii
1. Rancangan Penelitian ..................................................... 10
2. Lokasi Penelitian ……………………………………… 11
3. Subjek Penelitian ........................................................... 11
4. Langkah-langkah Penelitian .......................................... 11
5. Instruktur Penelitian ....................................................... 16
6. Indikator Keberhasilan Siswa ........................................ 17
7. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 18
8. Analisis Data .................................................................. 18
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ......................................................................... 22
1. Pengertian Prestasi Belajar ............................................. 22
2. Faktor - faktor Yang Mempengarui Belajar ................... 21
3. Pengertian Hasil Belajar ................................................. 22
B. Pembelajaran Aqidah Akhlak ................................................ 23
1. Pengertian Aqidah Akhlak .............................................. 23
2. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak ............................. 25
C. Model Pembelajaran Numbered Head Together .................. 26
1. Pengertian Model Numbered Head Together ………… .26
2. Tujuan Model Numbered Head Together ……………… 29
3. Kelebihan Model Numbered Head Together ………….. 31
4. Kekurangan Numbered head Together ………………… 32
5. Efektifital Model Numbered Head Together …………... 33
xiv
D. Krangka Berfikir …………………………………………….. 34
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran UmumMTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo .... 37
B. Setitng Pelaksanaan Penelitian ............................................. 44
C. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………... 46
1. Siklus I .............................................................................. 48
2. Siklus II ............................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data persiklus .......................................................... 56
1. Analis Data Persiklus ……………………………………. 56
2. Analisis Data Siklus I…………………………………….. 59
3. Analisis Data Siklus II …………………………………… 65
B. Analisis Data Akhir ............................................................... . 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 75
B. Saran .................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MTs Mir’atui Muslimien ................ 40
Tabel 3.2 Data Koleksi perpustakaan.......................................................... 41
Tabel 3.3 Data Alat Peraga dan Pembelajaran ........................................... 41
Tabel 3.4 Data Media Pebelajaran ............................................................. 42
Tabel 3.5 Data Perabotan Sekolah .............................................................. 42
Tabel 3.6 Data Prasarana Sekolah ............................................................. 43
Tabel 3.7 Data Ruaang Pokok Sekolah ...................................................... 43
Tabel 3.8 Data Ruang Penunjang Sekolah .................................................. 43
Tabel 3.9 Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah ....................... 44
Tabel 3.10 Data Kerjasama Sekolah .......................................................... 44
Tabel 3.11 Data nama siswa ....................................................................... 45
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus .......................................................................... 57
Tabel 4.2 Rekap Pra Siklus ....................................................................... 58
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siklus I ......................................................... 60
Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus I ………………………. 61
Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Guru siklus I ..…………………………… 62
Table 4.6 Hasil Pengamatan Siswa siklus I ……………………………….. 63
Table 4.7 Hasil Tes Formatif Siklus II ……………………………………. 66
Table 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus II ………………………. 67
Table 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ………………………………. 69
Table 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ……………………………. 73
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Lembar Pre-Test Siklus I
Lampiran 4 Lembar Post-Test Siklus I
Lampiran 5 Lembar Pre-Test Siklus II
Lampiran 6 Lembar Post-Test Siklus II
Lampiran 7 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus I
Lampiran 8 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus II
Lampiran 9 Dokumentasi Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
Lampiran 10 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus I
Lampiran 11 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus II
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus I
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus II
Lampiran 16 Silabus
Lampiran 27 Surat Nota Pembimbing
Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian MTs. Miratul Muslimien
Lampiran 29 Surat Bukti penelitian MTs Mir’atul Muslimien
Lampiran 30 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 31 Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan langkah utama untuk meningkatkan kualitas
manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan maka
manusia akan semakin tinggi pula derajat yang ia dapat. Manusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Sebab pendidikan merupakan
suatu usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran. Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan ke arah yang
lebih baik. Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau
bagaimana siswa dapat belajar dengan mudah dengan dorongan dan
kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam
kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik (Ismail.2008: 10).
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan keterampilan. Di
antaranya adalah “keterampilan membelajarkan dan keterampilan mengaja“
(Mulyasa, 2005: 69).
Model sebagai salah satu komponen yang utama harus dipenuhi dalam
proses belajar mengajar. Sebagai upaya perbaikan hasil belajar peserta didik
dapat diupayakan secara maksimal dengan cara memilih model yang tepat
2
untuk materi pelajaran terutama pelajaran pada Aqidah Akhlak. Guru perlu
mengenal beraneka macam model pembelajaran yang ada, agar dapat
melakukan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dari pelajar tersebut.
Selama ini metode ceramah masih dominan digunakan para pendidik
dalam menyampaikan materi pelajaran, dan juga adanya ketidak aktifan peserta
didik dalam mengikuti pelajaran terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak.
Peserta didik hanya sekedar mengikuti pelajaran Akidak Akhlak yang
diajarkan guru di dalam kelas, hanya dengan mendengar ceramah dan
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan
pertanyaan peserta didik kepada guru sebagai feed back.
Tantangan yang dihadapi dalam pendidikan agama Islam khususnya
Aqidah Akhlak adalah bagaimana mengimplementasikannya, bukan hanya
mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan
peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan
demikian materi Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan
tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian peserta didik
agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dalam kehidupannya yang
senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia di manapun mereka berada, dan
dalam posisi apapun mereka bekerja (Djamaludin, 2006: 80).
Untuk mengatasi permasalahan di atas dibutuhkan proses pembelajaran
yang tepat. Salah satu kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
adalah disebabkan di dalam penggunaan mmodel pembelajaran yang kurang
3
mendapat perhatian anak didik, mungkin saja bisa di sebabkan dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak karena terlalu monoton. Sehingga terkesan
memaksa, bahkan tersedianya perangkat pembelajaran yang kurang atau ada
tetapi belum difungsikan dengan baik dan benar.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan sangat perlu dimiliki oleh
pendidik, karena keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) bergantung
pada model yang digunakan oleh gurunya. Jika model mengajar guru enak dan
enjoy, maka peserta didik akan tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran
yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada
peserta didik baik tutur katanya, sopan santunnya, motoriknya dan gaya
hidupnya. Salah satu model yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
Aqidah Akhlak adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
yang merupakan strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta didik
dalam kelompok dan memungkinkan peserta didik saling membantu dalam
memahami konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman sebagai
masukan serta kegiatan lain yang bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang
lebih optimal.
Pembelajaran kooperatif mengupayakan peserta didik mampu
mengajarkan sesuatu kepada peserta didik lainnya, mengajar teman sebaya,
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan
baik dan pada waktu bersamaan, peserta didik menjadi nara sumber bagi
peserta didik lain. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi
dalam kelas. Pembelajaran kooperatif menekankan pada pembejaran dalam
4
kelompok kecil, peserta didik belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang optimal. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap
peserta didik yang rendah hasil belajarnya, karena peserta didik yang rendah
hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan
materi pelajaran yang lebih lama (Masnur, 2007: 22).
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan
memberikan tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil peserta didik
dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan
membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim
belajar di kelas. karena hal yang demikian itu bisa mewujudkan dan
meningkatkan rasa percaya diri peserta didik yang memiliki kemampuan
rendah, menciptakan kebersamaan serta dapat saling melengkapi dengan
demikian maka tujuan dari pembelajaran akan tercapai.
Bermacam-macam model pembelajaran dapat digunakan oleh guru dan
masing-masing metode pembelajaran ada kelemahan dan keuntungannya.
Tugas guru ialah memilih metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan
proses belajar mengajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar Aqidah Akhlak adalah dengan menerapkan model
pembelajaran Numbered Head Together. Numbered Head Together atau
penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
berbagi ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Model
5
pembelajaran Numbered Head Together pertama kali dikembangkan oleh
Spencer Kagan pada 1992. Metode ini juga dapat mendorong siswa untuk
meningkatkan kerja sama antar siswa (Lie, 2004: 59).
Peneliti memilih model pembelajaran ini karena mempunyai
keunggulan di antaranya melibatkan peserta didik dalam mereview bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman
mereka mengenai isi pelajaran tersebut, meningkatkan keyakinan ide atau
gagasan sendiri, meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik, mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan saling
menjaga perasaan juga meningkatkan pandangan peserta didik terhadap guru
yang bukan hanya pengajar tetapi juga pendidik.
Peserta didik yang aktif akan terlibat kesungguhannya dalam belajar
dan seorang peserta didik semakin mampu mempersiapkan sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan teliti. Makin mampu memberikan keterangan yang
masuk akal, berarti ia makin mampu belajar dari kerja kelompok tersebut.
Memberikan keterangan yang bagus dan masuk akal pada anggota yang lain
lebih penting dibandingkan dengan hanya menerima keterangan dari orang
lain, dengan memberikan keterangan yang benar berarti ia belajar.
Maka dalam penelitian ini penulis selain meneliti prestasi belajar juga
aktivitas belajar peserta didik, karena keduanya saling keterkaitan. Aktivitas
belajar peserta didik yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah keterlibatan dalam proses belajar mengajar (tatap muka). Keaktifan
peserta didik tercermin dari partisipasi/respon mereka baik dalam bertanya,
6
menjawab pertanyaan guru, menanggapi permasalahan maupun materi yang
diajarkan, mencari/melengkapi contoh yang mutakhir (up to date).
Baik merespon guru maupun sesama peserta didik yang lain. Suasana
pembelajaran yang dinamis akan terlihat apabila antar anggota dalam satu
kelompok saling mengemukakan paparan dan argumennya secara teratur.
Penelitian tindakan kelas ini peneliti terapkan di MTs MIR’ATUL
MUSLIEMIEN Ngambakrejo Tahun Pelajaran 2016/2017.
Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses belajar mengajar dan
hasil prestasi belajar Aqidah Akhlak Kelas VII, ditemukan beberapa
permasalahan, diantaranya: pertama, model pembelajarannya masih satu arah
(ceramah) belum bervariasi sehingga pelajaran yang seharusnya dikuasai
dengan baik oleh peserta didik hasilnya kurang optimal. Kedua, aktivitas
belajar peserta didik juga masih rendah dan peserta didik cendeurng pasif.
Maka hal ini disebabkan karena peserta didik tidak merasa dilibatkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis mencoba
mengangkat skripsi dengan judul “PENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA
MALAIKAT MELALUI MODEL NUMBER HEAD TOGETHER PADA
SISWA KELAS VII MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN NGAMBAK REJO
KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diajukan rumusan
masalah sebagai berikut : Apakah penerapan model Numbered Head Together
dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII
Ngambakrejo, kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin di
capai penulis dalam peneliti ini adalah untuk mengetahui penerapan model
Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak
siswa kelas VII Ngambakrejo, kab. Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan peneliti ini adalah melalui model Numbered Head
Together dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII
Ngambakrejo, Kab. Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat antara lain:
1. Bagi peserta didik, penerapan model pembelajaran Numbered Head Together
dapat berbagi pengalaman juga memecahkan permasalahan secara bersama-
sama, selain dengan guru.
2. Bagi guru, akan membantu permasalahan pendidikan yang dihadapi dan
mendapat tambahan wawasan, penerapan model Numbered Head Together
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan hal yang belum umum
8
dilakukan oleh para guru di sekolah. Karena itu, hasil penelitian ini dapat
memberikan pengalaman secara langsung pada guru-guru yang terlibat
dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan metode yang lebih
inovatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak sera dapat di gunakan untuk
meningkatkan mutunya.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-
guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru yaitu penerapan model
pembelajaran Numbered Head Together dalam meningkatkan prestasi
belajar dan aktivitas belajar peserta didik.
4. Bagi peneliti akan bertambah wawasan dan pengetahuannya.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda
dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian
ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata kata yang menjadi
variable penelitian.
1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Ada beberapa pengertian tentang prestasi belajar, menurut beberapa
pendapat ahli diantaranya:
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Idonesia Hasil belajar (Balai
Pustaka.1994:787) adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau nilai angka yang diberikan guru.
9
b. Menurut Bloom (1971:7) hasil belajar merupakan hasil perubahan
tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotor.
c. Hasil belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara
langsung dengan tes. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
disekolah dan di luar sekolah yang diperoleh anak-anak berupa nilai
mata pelajaran (Sunartana, 1997:55).
d. Sedangkan menurut Nurkencana (1986:62) hasil belajar adalah hasil
yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran.
Ditambahkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa
perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan
diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
2. Model Pembelajaran Numbered Head Together
Model pembelajaran Numbered Head Together adalah pembelajaran
yang diawali dengan numbering (penomoran), mengajukan pertanyaan,
berpikir bersama (berdiskusi), dan menjawab pertanyaan (Suprijono, 2010:
92).
Model pembelajaran Numbered Head Together ini merupakan salah
satu dari sekian banyak teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang
10
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berkomunikasi
secara aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Seperti yang
dikemukakan oleh Lie “model pembelajaran ini memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memberikan ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat” (Lie, 2002: 59).
Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud
judul dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan guru dalam rangka
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak
di kelas VII Ngambakrejo tahun pelajaran 2016/2017 melalui implementasi
model pembelajaran Numbered Head Together secara sistematis dan
terprogram.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini dengan mengunakan model Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), Karena model penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, yang
bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat
(Uno, dkk: 2012: 41).
Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil
belajar Aqidah Ahlak materi iman kepda malaikat dengan metode Number
Head Together di kelas VII MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo, Tahun
Pelajaran 2016/2017.
11
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo,
Tahun Pelajaran 2016/2017.
3. Subyek Penelitian dan Kolabolator
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas VII B MTs Miratul
Musliemien Ngambakrejo dengan jumlah siswa 31 anak, yang terdiri dari
14 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada
semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Kolabulator adalah seorang
guru atau pendidik yang mengajar pada kelas VII B MTs Miratul
Musliemien Ngambak Rejo yaitu Bpk Ustadzi, S.PdI.
4. Langkah-langkah atau siklus penelitian
Dalam pelaksanaan siklus diawali dari siklus I, apabila belum berhasil
maka dilanjutkan ke siklus II.
12
Gambar 1.1
Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK menurut Arikunto (2006: 16)
a. Perencanaan
Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang
dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu
identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan
masalah.Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang
sebaiknya dilaksanakan untuk sempurnya tahap perencanaan.
Rancangan yang dilakukan adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2) Menyiapkan materi Aqidah Akhlak materi iman kepada malaikat.
3) Merencanakan tindakan dengan ilustrasi PTK anatara Guru dan
Peneliti sebagai mitra kolaboratif, dengan menerapkan model
pembelajaran Numbered Head Together pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak.
4) Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK).
13
5) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang terdiri
dari 5 anggota dan tiap anggota diberi nomor 1-5 sesuai jumlah
anggotanya.
6) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa
dalam pembelajaran.
7) Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui hasil
belajar setelah melakukan penilaian.
b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaa. Pelaksanaan adalah
menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu
bertindak di kelas. Hendaknya perlu di ingat bahwa pada tahap ini,
tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah
tanpa di rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada
tahap empat nanti agar hasilnya dapat di sinkronkan dengan maksud
semula. Ttindakan yang dilakukan peneliti adalah pelaksanaan
pembelajaran Aqidah Akhlak materi iman kepada malikat model
Numbered Head Together. Tindakan ini dilaksanakan dengan tiga tahap
yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup.
c. Observasi
Tahap ketiga PTK adalah pengamatan (observasing). Supardi
dalam bukunya Suyadi (2010: 63) bahwa yang dimaksud pada tahap III
adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Kegiatan
14
observasi ini dilakukan selama proses belajar mengajar, untuk
mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran Aqidah
Akhlak. Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti
melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran
menggunakan lembar observasi. Adapun aspek pengamatan yang
diamati adalah aspek keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan
siswa dan penugasan siswa.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
telah dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah memantul.
Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik
kelemahan dan kekurangannya.
Refleks di laksanakan setelah tindakan berakhir, yaitu diakhir
proses pembelajaran. Sebelumnya, guru melakukan analisis mengenai
hasil tes dan observasi. Hasil analisis tersebut di gunakan untuk
mengetahui hasil belajar hasil belajar siswa dalam pembelajaran
tersebut. Berdasarkan analis data-data yang diperoleh, dilakukan
refleksi terhadap pembelajaran. Jika ada kelebihan dalam pembelajaran
maka kelebihan tersebut harus dipertahankan dan jika permasalahan
selama pembelajaran haruslah dicarikan pemecahannya. Permasalahan
tersebut dianalisa dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Disamping hal tersebut hasil belajar siswa belum mencapai target atau
indikator yang diinginkan. Sementara itu, diliat dari segi observasi
15
siswa masih ada yang belum menunjukkan sikap positif. Hal ini terbukti
dengan adanya siswa yang masih bermain-main dan berbicara sendiri
saat melakukan strategi Numbered Head Together. Setelah melakukan
tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus penelitian, maka akan
diketahui beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan aktifitas
belajar siswa selama pembelajaran, yaitu tentang peningkatan belajar
Akhidah Akhlaq materi iman kepada malaikat dengan metode
Numbered Head Together.
5. Instrumen Penelitian
Dalam intrumen penelitian berisikan alat yang digunakan untuk
mengambil data penelitian, misalkan dari:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi berupa lembar data yang digunakan untuk
mencatat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan lembar
observasi dapat diketahui kendala-kendala dan kekurangan yang
dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.
b. Soal tes
Berupa sejumlah soal test yang digunakan untuk mengukur
presentasi belajar siswa. Selain itu juga digunakan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan siswa mendalami materi yang dipelajari dan
untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Soal test digunakan saat
pembelajaran yaitu dikerjakan secara berkelompok dan individu.
16
c. Dokumentasi
Untuk melihat nilai Aqidah Akhlak sebelum penerapan penelitian
tindakan kelas, peneliti dapat mengetahui data-data dan informasi yang
terkait dengan siswa sebagai pendukung penelitian. Dokumentasi juga
menggambarkan situasi saat pembelajaran berlangsung.
6. Indikator Keberhasilan Siswa
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar
siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun
klasikal serta ketuntasan belajar siswa. Secara klasikal keberhasilan 85%
sedangkan untuk nilai KKM 70 .
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
antara lain:
a. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk medapatkan jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Pengukuran tes hasil belajar
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
b. Pengamatan/observasi
Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh
peneliti untuk memperoleh data penelitian, aktifitas siswa dan data
keterampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
17
c. Dokumentasi
Untuk melihat nilai Aqidah Akhlak sebelum penerapan penelitian
tindakan kelas, sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga
kelompok yaitu tinggi, sedang, rendah.
8. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran
dan melakukan pengematan terhadap aktivitas belajar siswa. Sehingga data
yang diperoleh dari penelitian tindakan ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif yang kemudian diolah dengan menggunakan teknik pengolahan
hasil test dan hasil observasi. Analisis dimulai dengan menganalisis data
persiklus dan analisis antar siklus.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengolahan hasil test yang akan dirinci dari data mentah yang diperoleh
dari hasil test (pre-test dan post-test) kemudian diolah melalui cara
penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan
siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar dalam
memahami pelajaran Akidah Akhlak. Untuk menghitung nilai dan rata-rata
nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut:
M =
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
18
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan post-test
kemudian dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk
menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau belum.
Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa
dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rat-rata skor siswa dengan
rumus berikut:
P =
100%
Keterangan:
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah keseluruhan (Djamarah,2006: 225-226).
Setelah hasil belajar Aqidah Akhlak materi jenis-jenis pekerjaan
melalui metode Numbered Head Together dianalisis secara kuantitatif
yakni dengan memberikan angka/nilai yang kemudian dideskripsikan
menggunakan teknik deskripsi persentase dimana analisis data hasil
perhitungan mulai dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai
acuan penelitian (Muslich, 2007: 36).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut, bagian inti, bagian
akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing,
Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Motto, Persembahan,
19
Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Tabel.Sedangkan pada bagian
inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:
Bab I tentang Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari: Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan
Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.
Bab II berisi tentang Landasan Teori, pada bab ini terdiri dari: Pengertian
Hasil Belajar Aqidah Akhlak, Aqidah akhak dengan model pembelajaran
Numbered Head Together.
Bab III tentang Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini terdiri dari: Subjek
Penelitian, Deskripsi Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II.
Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini terdiri dari:
Deskripsi Persiklus dan Pembahasan.
Bab V tentang Penutup, pada bab ini terdiri dari: Kesimpulan, Saran dan
Penutup. Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari Lampiran-lampiran yang
terdiri dari: Surat Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal
Evaluasi, dan Lembar Observasi.
20
BAB I I
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar mengandung dua kata yakni prestasi dan
belajar. Oleh karena itu sebelum pengertian prestasi belajar dibicarakan
ada baiknya kedua kata itu dijelaskan artinya satu persatu. Secara bahasa
kata “prestasi” diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya (Suharso dan Retnoningsih, 2009: 390).
Belajar sebagai suatu proses, ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan
dengan berbagai bentuk, seperti perubahan dalam pengetahuan, sikap dan
ketrampilan. Perubahan ini memang dapat diamati dan berlaku dalam
waktu relatif lama. Perubahan yang relatif lama tersebut disertai dengan
berbagai usaha seperti membaca, pengamatan, eksperimen dan lain
sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas, pada intinya belajar merupakan
suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan kearah yang
lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifat menetap. Belajar
merupakan suatu efektifitas jiwa yang sadar akan tujuan.
Tujuan adalah terjadinya sesuatu perubahan dalam diri individu.
Perubahan yang dimaksud tentu saja menyangkut semua unsur yang ada
pada diri individu. Maka seseorang dinyatakan melakukan kegiatan
21
belajar, setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah
laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti dan lain sebagainya. Kemudian secara istilah, prestasi belajar
adalah ”terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”(Sudjana, 2002: 3)
Sedangkan menurut A.J. Romiszowski seperti dikutip Mulyono
Abdurrahman prestasi belajar merupakan ”keluaran (outputs) dari suatu
sistem proses masukan (inputs). Outputs tersebut berasal dari berbagai
macam informasi sedangkan inputs adalahperbuatan atau kinerja
(performance)” (Mulyono, 2003: 38).
Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai peserta
didik dari mempelajari suatu ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur
berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau simbul.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses sudah barang
tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari
pemprosesan (keluaran atau output). Faktor utama yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity)
dari dalam diri peserta didik ( Conny, 2002: 1).
Meskipun begitu ada faktor dari luar peserta didik yang juga
mempengaruhi prestasi belajar mereka. Pada dasarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal atau
faktor yang datang dari diri individu itu sendiri dan faktor eksternal atau
22
faktor yang datang dari luar individu. Faktor-faktor internal antara lain
faktor fisiologis, psikologis, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan lain-
lain. Sedangkan faktor-faktor eksternal antara lain faktor lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pengukuran
prestasi belajar dilakukan melalui penilaian, danproses penilaian ini salah
satunya dipengaruhi oleh metode mengajar (Sudjana, 1996: 6).
Dalam artian metode pembelajaran yang digunakan guru sangat
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Pemilihan metode yang tepat
dapat membantu peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan
oleh guru sehingga akhirnya prestasi belajarnya dapat meningkat.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil
belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nahrowi dalam
K. Brahim (2007: 37) yang mengatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melaluikegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang berusaha
23
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative
menetap. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan
seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain
itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan
feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa (Ahmad Susanto, 2012: 5).
Dilihat dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui proses
pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik, sehingga peserta didik akan
mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Misalnya dari
semula yang tidak bisa menjadi bisa. Pengukuran hasil belajar ini dapat
dilakukan melalui tes atau dari pertanyaan-pertanyaan setelah selesainya
materi pelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat siswa.
Melalui tes ini kemampuan masing-masing dari siswa dapat dilihat,
apakah sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan atau belum, dan dapat
menunjang dari belajar itu sendiri.
B. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Mir’atui Muslimien
1. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Secara syara’ Aqidah yaitu iman kepada Allah, para malaikatnya,
kitab-kitabnya, para rasulnya dan kepada hari akhir serta kepada Qadar
24
yang baik maupun yang buruk. Hal ini juga disebut sebagai rukun iman.
Sedangkan kata akhlak adalah jamak dari kata khilqun atau khulqun yang
berarti perangai, kelakukan, tabiat, watak dasar.
Ibnu Miskawaih seperti dikutip Abudin Nata menyatakan bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
(Abudin,2006: 2-3).
Jadi ilmu akhlaq adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir
dan batin. Ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah membahas
tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah
perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik dan atau buruk (Abudin
Nata, 2006 : 18).
Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan suasana
keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab
Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata
pelajaran Aqidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mempraktikkan akhlakul karimah dan adab
Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai tanda dari keimanannya
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari akhir, serta Qada dan Qadar.
25
Jadi pelajaran Aqidah Akhlak adalah merupakan salah satu
pelanjaran terpenting dari pendidikan Agama Islam yang diajarkan di
madrasah yang berisi tentang materi keimanan dan perilaku manusia yang
baik dan buruk.
2. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar :
a. Menumbuh kembangkan Aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran
dan nilai-nilai Aqidah Islam (Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 2, 2008: 21).
Sebagai mana firman allah dalam surai Al- Baqarah ayat 285 sebagai
berikut :
ومالئكته وكتبه سول بما أوزل إنيه مه ربه وانمؤمىون كم آمه بالل آمه انر
ق بيه أح د مه رسهه وقانوا سمعىا وأطعىا غفراوك ربىا وإنيك ورسهه ال وفر
انمصير
26
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-
Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami
taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami
dan kepada Engkaulah tempat kembali".
Mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi
pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar
peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta
pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula.
C. Model Pembelajaran Numbered Head Together
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together
Pembelajaran kooperatif disebut juga pembelajaran gotong royong,
yang berdasar pada falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa
manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain
(Anita ,2004: 28).
Berbeda dengan metode kerja kelompok, dalam pembelajaran
kooperatif bukan hanya sekedar kerja kelompok saja yang diperkenalkan,
tetapi juga pada penstrukturannya. Seperti yang diungkapkan oleh Lie
“pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai kerja kelompok yang
terstruktur” (Anita ,2004: 18).
Di dalam struktur ini terdapat lima unsur pokok seperti yang
dikemukakan oleh Johnson dalam Lie, yaitu “saling ketergantungan
27
positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian
bekerjasama dan proses kelompok” (Anita ,2004: 18).
Sedangkan model pembelajaran kooperatif Numbered Head
Together atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta
didik dan berbagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto,
2007: 62).
Pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head
Together diawali dengan numbering (penomoran), mengajukan
pertanyaan, berpikir bersama (berdiskusi), dan menjawab pertanyaan
(Suprijono,2010: 92).
Model pembelajaran Numbered Head Together ini merupakan salah
satu dari sekian banyak teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berkomunikasi
secara aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Seperti yang
dikemukakan oleh Lie “model pembelajaran ini memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memberikan ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat”( Trianto,2007: 63).
Selanjutnya Lie juga mengungkapkan bahwa model pembelajaran ini
mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat kerja sama
mereka dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua
tingkatan usia didik. Jadi model pembelajaran Numbered Head Together
ini digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam penguatan
28
pemahaman atau mengecek pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran dengan langkah berpikir bersama dalam kelompok kecil
untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dari permasalahan
yang diberikankannya.
Model Numbered Head Together merupakan tipe pembelajaran
kooperatif terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mereviu fakta-
fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa.
Adapun langkah dalam pembelajan Numbered Head Together antara lain
yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan
menjawab. Ibrahim (2000: 28). Menurut pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
a. Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama dalam Numbered Head
Together, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang dan memberi siswa nomor
sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor yang berbeda,
sesuai dengan siswa didalam kelompok.
b. Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada peserta didik.
Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam
bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Apa arti iman kepada malaikat ?”.
29
c. Berpikir bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa
berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban
kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui
jawaban dari masing-masing pertanyaan.
d. Pemberian Menjawab
Langkah terakhir guru menyebut salah satu nomor dan setiap
siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaba untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random
memilih kelompok yang menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya
siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat
tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang
bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
Dalam model pembelajaran kooperatif, “penataan ruang kelas
perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu”(Lie,2004: 51).
Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua peserta didik
dapat melihat guru atau papan tulis dengan jelas serta melihat rekan
sekelompoknya dengan baik dan berada dalam jangkauan kelompoknya
dengan merata. Kelompok-kelompok yang dibentuk ini dapat berada
dalam posisi dekat satu sama lain tetapi tidak mengganggu antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya.
2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together
30
Model pembelajaran Numbered Head Together yang pertama kali
dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) ini bertujuan:
a. Untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto,2007: 62).
Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif Numbered
Head Together untuk membuat peserta didik supaya lebih memahami
materi yang disampaikan guru. Tiap individu dikondisikan supaya
mampu memahami materi tersebut dengan cara memberikan
pertanyaan yang lebih spesifik. Sehingga guru dapat mengetahui
sampai sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap materi yang
disampaikan.
b. Untuk menjalin kerjasama di antara peserta didik. Pembelajaran
kooperatif
dalam kelas menekankan pada kerja sama kelompok yang saling
mendukung untuk berhasil dalam memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua
atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai
satu penghargaan bersama.
Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka
berhasil sebagai kelompok. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok.
Pertama mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
31
menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan
yang ditugaskan tersebut (Suprijono, 2010: 58-59).
3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together, di
antaranya adalah :
a. Peserta didik dilibatkan dalam pembelajaran secara aktif
Dipilihnya model belajar Numbered Head Together diterapkan
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak karena cocok untuk
memperhatikan tujuan dari pelajaran tersebut di antaranya yaitu untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang
diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang Akidah dan Akhlak Islam. Untuk menunjang
tercapainya tujuan Aqidah Akhlak tersebut harus didukung oleh iklim
pembelajaran yang kondusif di antaranya peserta didik harus dilibatkan
dalam kegiatan belajar mengajar..
b. Mengoptimalkan tutor sebaya
Keberhasilan belajar menurut model belajar Numbered Head
Together ini bukansemata-mata ditentukan oleh kemampuan individu
secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila
dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar
kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang
sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan
32
pemahaman peserta didik akan semakin mudah dan cepat terhadap
materi yang dipelajari.
c. Menumbuhkan rasa kebersamaan
Disamping itu, suasana belajar dan rasa kebersamaan yang
tumbuh dan berkembang di antara sesama anggota kelompok
memungkinkan peserta didik untuk mengerti dan memahami
materipelajaran dengan lebih baik. Proses pengembangan kepribadian
yang demikian, juga membantu mereka yang kurang berminat menjadi
lebihbergairah dalam belajar. Peserta didik yang kurang bergairah
dalam belajar akan dibantu oleh peserta didik lain yang mempunyai
gairah lebih tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan apa
yang telah dipelajarinya.
4. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together
Kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together, di antaranya adalah:
a. Suasana pembelajaran bisa menjadi tidak kondusif jika guru tidak bisa
mengelola kelas dengan baik.
b. Kondisi kelompok akan stagnan jika tidak ada peserta didik yang bisa
menjadi leader dan memiliki kemampuan lebih dibanding
temantemannya. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kondisi
kelompok yang homogen misalnya dalam satu kelompok harus ada
minimal satu peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
33
c. Kemungkinan ada peserta didik yang hanya mengikuti pendapat
temannya tapi tidak benar-benar memahami materi. Oleh karena itu,
guru perlu mengecek pemahaman peserta didik satu persatu.
5. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya
kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Para peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok
kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah
ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat terlibat secara
aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatanmbelajar. Dalam
hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada peserta didik,
yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan
masalah. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerjasama antar peserta didik dalam kelompok
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para peserta didik dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi
pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif
adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan
belajar.
34
Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada
peserta didik, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk
memecahkan masalah. Dengan keterlibatan peserta didik secara aktif
dalam pembelajaran dan adanya upaya memecahkan masalah yang
berkaitan materi pelajaran secara bersama-sama, maka pemahaman peserta
didik terhadap materi Aqidah Akhlak akan menjadi lebih baik. Sehingga
akhirnya prestasi belajar Aqidah Akhlak peserta didik juga meningkat.
Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together sangat efektif dalam meningkatkanprestasi Akhidah Akhlaq.
D. Kerangka Berpikir
Kondisi proses belajar mengajar Aqidah Akhlak yang ada di MTs
MIR’ATUL MUSLIEMIEN Ngambakrejo,masih diwarnai dengan model
belajar satu arah (ceramah) sehingga tidak merangsang peserta didik untuk
terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga membosankan.
Padahal model belajar Numbered Head Together ini memandang bahwa
keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru,
melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu
teman sebaya. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, peserta didik
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila
mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya,
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan memberi kesempatan pada
peserta didik untuk mengungkapkan pendapatnya. Penerapan model
35
Numbered Head Together ini pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan
sendirinya akan menggerakkan aktivitas belajar peserta didik yang akan
berdampak positif pada nilai kognitif.
Berdasarkan kerangka berfikir secara teoritis di atas dapat dikatakan
bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi aktivitas belajar dan
prestasi belajar yang signifikan. Dengan demikian, diharapkan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar Aqidah Akhlak pada peserta didik kelas
VII MIR’ATUL MUSLIEMIEN Ngambakrejo.
Alur kerja penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
upa
Kondisi awal Hasil belajar
pembelajaran Aqidah
Akhlak masih rendah
Hasil belajar
Aqidah Akhlak
masih rendah
Siklus I
pembelajaran Aqidah
Akhlak dengan
menggunakan model
pembelajaran
Numbered Head
Together
Hasil belajar Aqidah
Akhlak sedikit
meningkat tapi belum
maksimal
Kondisi sudah
meningkat, ada
perbaikan tapi
belum maksimal
Siklus II
pembelajaran Aqidah
Akhlak dengan
menggunakan model
pembelajaran
Numbered Head
Together
Prestasi belajar
peserta didik pada
pembelajaran
Aqidah Akhlak
Kondisi sudah
meningkat, ada
perkembangan
36
Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
bahwa model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak materi iman
kepada malaikat MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo, tahun pelajaran
2016/2017.
37
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN Ngambakrejo
1. Profil sekolah
a. Sejarah Berdirinya Sekolah
Dengan bekal seangat para warga dan akta notris yang telah di dapat,
para pengurus yayasan segera mengalang potensi yang ada di dalam
masyarakt untuk mendirikan madrasah yang bercorakan islam. Tujuan
utama dari yayasan ini adalah yang berkeinginan mendirikan suatu
lembaga yang bercorakan islam. Hal ini di latar belakangi karena di
daerah tersebut mempunyai pondok pesantren, pondok pesantren inilah
yang menjadi awalmula berdirinya madrasah.
Latar belakang dari berdirinya MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN
Ngambakrejo adalah keinginan dan kebutuhan dari masyarakat
Ngambakrejo dan sekitarnya akan adanya sekolah di lingkungan mereka.
Pada saat itu, sekolah di daerah tersebut masih sangat sedikit jumlahnya
dan jarak antara rumah warga dengan sekolah tersebut sangat jauh.
Dengan demikian melihat fenomena tersebut, beberapa tokoh agama yang
mempunyai tanggung jawab dan merasa berkewajiban untuk
mempersiapkan generasi muda yang berpengetahuan agama dan umum.
Harapan itu terealisasi dengan berdirinya MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN
pada tanggal 16 juli 1989, dan mulai di oprasionalkan pada tahun 1990.
38
Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar di MTs MIR’ATUL
MUSLIMIEN harus di laksanakan di rumah-rumah warga karena belum
mempunyai bangunan sendiri saat itu. Di usianya yang sudah sekitar 26
tahun, MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN Ngambakrejo telah berkembang
menjadi salah satu sekolah yang diminati oleh masyarakat Ngambak Rejo
b. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MTs Mir,atul Muslimien
Alamat :
- Jalan : kauman no.38
- Desa/ Kelurahan : Ngambak Rejo
- Kecamatan : Tanggung Harjo
- Kabupaten/ Kota : Grobogan
- Provinsi : Jawa Tengah
- Kode Pos : 58167
- No. Telepon/HP : (0292) 5135259
Mulai operasional : Tahun 1990
Luas Tanah : 1169 m2
Luas Bangunan : 633 m2
Status Tanah : Wakaf
Status Bangunan : Milik Sendiri
Terakreditasi : B
39
c. Visi dan Misi
Visi
Terwujudnya warga Madrasah yang Cerdas, Religius dan
Berakhlakul karimah baik secara individual maupun sosial.
1) Cerdas Secara Intelektual dalam prestasi Akademik.
2) Cerdas Secara Emosional dalam berperilaku.
3) Cerdas Secara Spiritual dalam motivasi dan aktivitas.
4) Berkarakter Kemandirian.
5) Berkarakter Percaya diri, disiplin dan jujur.
6) Berkarakter Peka dan Tangung jawab.
7) Berkarakter Teliti dan Sabar.
8) Sholeh Ritual : Dasar Tauhid kokoh berpola Ikhsan.
9) Sholeh Ritual : Disiplin dalam beribadah.
10) Sholeh Sosial : Berakhlaq mulia, toleran, sopan dan santun
11) Sholeh Personal : Ikhlas dan sabar.
Misi: Belajar Enjoy Sepanjang Hayat, Rincian Misi :
1) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang Hayat.
2) Mengembangkanmodelpembelajaran yang ENJOY (Efektif,
Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islami).
3) Memantik potensidasar siswa secara Multikecerdasan.
4) Menumbuhkan wawasan patriotism kebangsaan.
5) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi nilai
islami, Budaya Lokal yang baik serta nasionalisme.
40
6) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan.
d. Tujuan
1) Mencetak generasi muslimah yang berakhlakul karima ala ahlisuna
wal jamaah.
2) Membantu pemerintah dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun.
3) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan.
4) Mengembangkan tata lingkungan yang menunjang proses
pendidikan.
a. Data Guru dan Kariyawan di MTs Miratul Muslimien Ngamabakrejo
Tabel 3.1
Data Guru dan Karyawan MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo
No Nama Jenis Kelamin Pendiddikan
Terakhir
1 Haniroh, S.Fill L S1
2 Jasmi, S.Pd.i L S1
3 Siti Zaenatun, S.Pd.i L S1
4 Sulipah, S.Pd.i L S1
5 Siti Amirah, S.Pd.i P S1
6 Painah, S.Ag L S1
7 Daryati, S.Ag P S1
8 Suparmi, S.Pd P S1
9 Sujanah, S.Pd.I P S1
10 Rutinah, S.Sos.I P S1
11 Rodhiatun, S.Pd.I P S1
12 Siti Munawaroh, S.Pd.I P S1
13 Daryati, S.H.I L S1
14 Sti Aisyah, S.H.I P S1
41
15 Amanah P S1
16 Nikmah P SLTA
17 Karmi L SLTA
b. Sarana Prasarana
Tabel 3.2
Data Koleksi Perpustakaan di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo
No Jenis Koleksi Buku Jumlah Satuan
1 Buku Teks Utama 500 Examplar
2 Buku Bacaan 2800 Examplar
3 Buku Referensi 300 Examplar
Tabel 3.3
Data Alat Peraga Pembelajaran di MTs Miratul Muslimien,
Ngambakrejo
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi
1. Alat Peraga IPA (Torso) - - -
2. IPS 5 Set Cukup
3. Matematika 2 Unit Rusak
4. Bahasa Indonesia 4 Unit Rusak
5. Bahasa Inggris 2 Unit Rusak
6. IPBAl quran 4 Unit Baik
42
Tabel 3.4
Data Media Pembelajaran di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo
No Jenis Perabotan sekolah Jumlah Satuan Kondisi
1. Prangkat Komputer 15 Unit 6= Rusak
9= Baik
2. Printer 2 Unit Baik
3. LCD 1 - Baik
4. Projector (OHP) 1 - Baik
5. Layar OHP - - -
6. Televisi 1 Baik
7. Laptop Asus 2 - 1= baik
1= Cukup
8. DVD Player 1 - Baik
9. Sound Sistem 1 Cukup
10. CD keeping – interaktif - - -
Tabel 3.5
Data Perabot Sekolah di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo
No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi
1. Meja/kursi Kepala
Sekolah
1 Set Baik
2. Meja/kursi Guru 17 Set Baik
3. Meja Siswa 250 Buah Cukup
4. Kursi Siswa 348 Buah Cukup
5. Meja Komputer 2 Buah Cukup-
Baik
6. Lemari Kelas 13 Buah Cukup
7. Rak Buku Perpustakaan 6 buah Baik
8 Papan Tulis/ White Board 13 buah Baik
9. Papan Data Kantor 1 Unit Cukup
43
Tabel 3.6
Data Prasarana MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo 2016/2017
Jenis Keberadaan Berfungsi
Ya Tidak Ya Tidak
Instalasi Air √ √
Jaringan Listrik √ √
Jaringan Telepon √ √
Internet √ √
Akses Jalan √ √
c. Jumlah Ketersedian Ruangan
Tabel 3.7
Data ruangan Pokok Sekolah di MTs Miratul Muslimien,
Ngambakrejo
No Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi
1. Ruang Kelas/ Belajar 12 (6 x 7m) M2 Baik
2. Ruang Kepala Sekolah 3 x 4 M2 Baik
3 Ruang Guru 7 x 6 M2 Baik
Tabel 3.8
Data Ruangan Penunjang Sekolah di MTs Miratul Muslimien,
Ngambakejo
No Nama Ruangan Ukuran Satuan Kondisi
1. Ruang Perpustakaan 7 x 6 m M2 Baik
2. UKS 2 x 2 m M2 Cukup
3. WC GURU 2 (2 x 3) m M2 Baik
4. WC MURID 6 ( 2 x 2m) M2 Baik
44
Tabel 3.9
Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah di MTs Miratul
Muslimien, Ngambakrejo
Tahun.Ajar Pemerintah.(Rp) Wali.Murid.(Rp) Jumlah (Rp)
2016/2017 Rp 204.373.350 Rp 68.889.800 Rp 273.263.150
Tabel 3.10
Data Hubungan Kerjasama Sekolah di MTs Miratul Muslimien,
Ngambakrejo
No Kerjasama Lima Tahun terakhir
1. Foto Copy Setya Foto Copy
2. Erlangga Buku
3. Roba PakaianOlah raga
4. Rindang ATK
5. Bank BRI Tabungan
6. Toko Bangunan Sejahtera Bangunan Gedung
B. Setting danPelaksanaanPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan April sampai pertengahan
bulan Mei 2017 semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Selama kurang
lebih 3 minggu. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Siklus I: hari sabtu tanggal 06 April 2017, siklus II: hari sabtu tanggal 13 Mei
2017. Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahap ini saling terkait dan
berkelanjutan, hal ini merupakan cirri dari penelitian tindakan kelas.
45
Subyek penelitian kali ini adalah seluruh kelas VII B MTs Mir’atul
Muslimien, Ngambakrejo, yang berjumlah 31 siswa, yang terdiri dari 14 siswa
laki-laki, dan 17 anak perempuan. Adapun secara rinci daftar kelas VII B MTs
Mir’atul Muslimien, Ngambakrejo tahun pelajaran 2016/2017 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.11
Daftar Nama Siswa Kelas VIIA MTs Miratul Muslimien
NgamabakrejoTahun Pelajaran 2016/2017.
No Nama Jenis kelamin
1 Adi Prasetia Rahman Laki-laki
2 Ahmad Asnal Luthfi Laki-laki
3 Ahmad Farid Musyafak Laki-laki
4 Anikhatus Solikah Prempuan
5 Anna Faridatun Nashriyah Prempuan
6 Arhamiz Zakiyyatil Fakhiroh Prempuan
7 Dini Suryani Prempuan
8 Elma Nur Anisa Prempuan
9 Erlina Yusmaini Prempuan
10 Ima Zahrotul Fuadah Prempuan
11 Maratus Sholikah Prempuan
12 Masbahah Laki-laki
13 Muhamad Fais Ilham N. Laki-laki
14 Muhamad Khamim Ridho Laki-laki
15 Muhamad Ilyas Laki-laki
16 Muhammad Safarudin Laki-laki
17 M. Alfin Thoriku Rizky Laki-laki
46
18 M. Ali Efendi Laki-laki
19 Muhamad Faizal Zamri Laki-laki
20 Muhamad Bagus Saputra Laki-laki
21 Nayla sofia Prempuan
22 Nadila Mawar Anjani Prempuan
23 Nanang Suryanto Laki-laki
24 Nur Aziz Prempuan
25 Nur Hasan Basri Prempuan
26 Saiful Fajri Prempuan
27 Salshabella Maharani D. Prempuan
28 Siti Nur Faizah Prempuan
29 Tahsinul Faza Laki-laki
30 Tulip Indah Wulandari Prempuan
31 Ulfiyatus Shohifah Prempuan
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo.
Dengan mengambil mata pelajaran aqidah akhlaq kelas VII semester 2 dengan
materi iman kepada malaikat melalui metode Number Head Together.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Di dalam satu siklus ada empat
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan observasi. Penelitian
tersebut menggunakan jam pelajaran Aqidah Akhlaq sesuai jadwal pelajaran
Aqidah akhlaq kelas VII.
Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1. Kegiatan siklus I, hari sabtu tanggal 06 Mei 2017
2. Kegiatan siklus II, hari sabtu tanggal 13 Mei 2017
47
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti adalah
sebagai berikut
1. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus ini peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran
tanpa model pembelajaran Numbered Head Together dan setelah itu
peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil dari pembelajaran
yang telah dilakukan tanpa model pembelajaran Numbered Head Together.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini akan diketahui
bagaimana prestasi belajar Aqidah Akhlak peserta didik. Hal ini dilakukan
untuk membandingkan hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan
model pembelajaran Numbered Head Together pada siklus I dan II.
2. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 06 Mei 2017.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII di MTs Mir’atul
Muslimien Tahun Pelajaran 2016/2017. Pelaksanaan penelitian siklus I
dapat di deskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Materi yang diajarkan pada siklus I adalah materi Iman Kepada
Malaikat. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajarn
2) Menyiapkan materi Aqidah Akhlak materi iman kepada malaikat .
3) Merencanakan tindakan dengan ilustrasi PTK anatara Guru dan
Peneliti sebagai mitra kolaboratif, dengan menerapkan model
48
pembelajaran Numbered Head Together pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak.
4) Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK)
5) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang terdiri
dari 5 anggota dan tiap anggota diberi nomor 1-5 sesuai jumlah
anggotanya
6) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa
dalam pembelajaran.
7) Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui hasil
belajar setelah melakukan penilaian siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pada awal pembelajaran guru melakukan apresiasi sebagai kegiatan
awal untuk menghubungkan materi pelajaran yang akan di pelajari
seperti melakukan Tanya jawab tentang iman kepada malaikat.
2) Guru menjelaskan secara singkat model Numbered Head Together
yang akan diterapkan kepada peserta didik.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan metode
ceramah terlebih dahulu.
4) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 peserta didik, setiap anggota kelompok diberi nomor 1-
5 sesuai dengan jumlah anggotanya.
5) Guru mempersilahkan semua peserta didik untuk membuka dan
mempelajari materi Aqidah Akhlak materi iman kepada malaikat.
49
6) Guru memberikan pertanyaan pada peserta didik yang mengacu
pada pokok bahasan dan kompetensi dasar yang akan dicapai untuk
dipecahkan bersama-sama dalam kelompok.
7) Guru mengecek pemahaman peserta didik dengan menyebut satu
nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang
sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru, jawaban
peserta didik yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari
kelompok.
8) Pada akhir pembelajaran siswa di tuntut membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
9) Pada akhir siklus dilakukan tes akhir untuk mengetahui
perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes.
Hasil dari tes pada akhir siklus ini nantinya dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk tindakan berikutnya.
c. Observasi
dalam kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas belajar peserta didik maupun peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model Numbered Head
Together .
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsung pembelajaran
terhadap situasi kelas dan prestasi siswa pelaksanaan kegiatan
50
pembelajaran pada siklus ini masih terdapat kekurangan, peneliti dapat
menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :
1) Siswa yang berkemampuan rendah masih kurang aktif dalam
meringkas materi pelajaran dan dalam kelompok terlihat banyak
diam selama kegiatan berlangsung.
2) Ada kelompok yang tidak berani menjelaskan ke kelompok lain
karena malu.
Perbandingan nilai hasil post test dengan pre test menunjukkan masih
ada kelemahan, sehingga akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Refleksi
pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah siklus I sudah mencapai
indikator keberhasilan atau belum. Jika belum maka akan dicari kelemahan-
kelemahan yang ada pada siklus I yang selanjutnya akan diperbaiki pada
siklus II.
Maka dapat di simpulkan berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
terhadap siklus I, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksannaan pada siklus
I belum berhasil. Dengan demikian perlu adanya pelaksanaan serta
perbaikan pada siklus II.
3. Siklus II
Siklus keII di laksanakan pada hari Sabtu 13 Mei 2017.
Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari
pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun kegiatan perencanaan tindakan
yang dilakukan pada siklus II adalah penyusunan RPP dan lembar kerja
51
peserta didik.Pelaksanaan penelitian siklus II ini dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajarn
2) Menyiapkan materi Aqidah Akhlak materi iman kepada
malaikat.
3) Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK)
4) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang
terdiri dari 5 anggota dan tiap anggota diberi nomor 1-5
sesuai jumlah anggotanya.
5) Menyusun lembar kegiatan peserta didik, observasi, silabus
pembelajaran, dan alat evaluasi akhir siklus Membagi peserta
didik ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5
anggota dan tiap anggota diberi nomor 1-5 sesuai jumlah
anggotanya
6) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap
siswa dalam pembelajaran.
7) Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui
hasil belajar setelah melakukan penilaian siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pada awal pembelajaran guru melakukan apresiasi sebagai
kegiatan awal untuk menghubungkan materi pelajaran yang
52
akan di pelajari seperti melakukan Tanya jawab tentang iman
kepada malaikat.
2) Guru menerapkan model Numbered Head Together
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan metode
ceramah terlebih dahulu.
4) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 peserta didik, setiap anggota
kelompok diberi nomor 1-5 sesuai dengan jumlah
anggotanya.
5) Guru mempersilahkan semua peserta didik untuk membuka
dan mempelajari materi Aqidah Akhlak materi iman kepada
malaikat.
6) Guru memberikan pertanyaan pada peserta didik yang
mengacu pada pokok bahasan dan kompetensi dasar yang
akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama dalam
kelompok
7) Guru mengecek pemahaman peserta didik dengan menyebut
satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan
nomor yang sama mengangkat tangan dan menjawab
pertanyaan dari peneliti, jawaban peserta didik yang ditunjuk
merupakan wakil jawaban dari kelompok.
53
8) Pada akhir pembelajaran siswa di tuntut membuat
rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada
akhir pembelajaran.
9) Pada akhir siklus dilakukan tes akhir untuk mengetahui
perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes.
10) Peneliti melihat hasil refleksi siklus I serta menambahkan
hal-hal yang perlu diperhatikan dan penekanan pada tahap
sebelumnya yang perlu diperhatikan dan penekanan pada
tahap sebelumnya.
11) pada akhir siklus II juga dilakukan pemberian tes akhir untuk
mengetahui perkembangan peserta didik.
c. Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan
kegiatan pada siklus I. data yang diperoleh dalam tahap observasi
siklus II dikumpulkan untuk kemudian dilakukan analisis.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsung
pembelajaran terhadap situasi kelas dan prestasi siswa pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada siklusII, peneliti menemukan berbagai
keunggulan dengan menerapkan model Numbered Head Together
antara lain:
1) Siswa semakin aktif dalam pembelajaran.
54
2) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
3) Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
mereka harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompok yang lain.
4) Siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan bekerja
sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan.
5) Melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan
bertanggungjawab secara individu untuk membantu
memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman
sekelasnya
Pada siklus II guru telah menerapkan model pembelajaran Numbered
Head Together dengan baik, dilihat dari aktifitas siswa, perhatian serta
keaktifan terhadap pembelajaran sudah mengalami peningkatan.
Maka tidak perlu dilakukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan
proses pembelajaran selanjutnya dengan model Numbeed Head Together
dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
55
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap siklus II, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil,
sehingga tidak diperlukan pelaksanaan siklus III.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Persiklus
1. Analisis Data Pra Siklus
Dalam dalam proses pembelajaran di kelas VII MTs Miratul
Muslimien, Ngambakrejo guru umumnya menggunakan metode ceramah
dan penugasan. Guru sebagai penyampai materi sedangkan siswa hanya
sebagai pendengar.
Setelah materi selesai siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal-
soal yang di berikan oleh guru tanpa danya respon. Dengan demikian maka
cara ini dapat membuat siswa merasa bosan, siswa merasa materi Aqidah
Akhlaq pelajaran yamg membosankan sehingga mengakibatkan peseta didik
kurang aktif dalam pembelajaran.
Sebelum diadakan kegiatan pada siklus-siklus penelitian terlebih dulu
di adakan tindakan pra siklus yang di ambil dari data nilai siswa mata
pelajaran Akhidah Akhlaq yang diperoleh dari nilai ulangan harian siswa
pada materi iman kepada malaikat. Pra siklus ini dilaksanakan pada hari
sabtu tanggal 29 April 2017. Data pra siklus siswa kelas VII MTs Miratul
Muslimien Ngamakrejo :
57
Tabel 4.1
Nilai Ulangan Siswa Materi Iman Kepada Malaikat ( Pra siklus )
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Adi Prasetia Rahman 70 60 TT
2 Ahmad Asnal Luthfi 70 60 TT
3 Ahmad Farid Musyafak 70 60 TT
4 Anikhatus Solikah 70 70 T
5 Anna Faridatun Nashriyah 70 75 T
6 Arhamiz Zakiyyatil Fakhiroh 70 75 T
7 Dini Suryani 70 70 T
8 Elma Nur Anisa 70 80 T
9 Erlina Yusmaini 70 70 T
10 Ima Zahrotul Fuadah 70 70 T
11 Maratus Sholikah 70 75 T
12 Masbahah 70 60 TT
13 Muhamad Fais Ilham N. 70 75 T
14 Muhamad Khamim Ridho 70 60 TT
15 Muhamad Ilyas 70 60 TT
16 Muhammad Safarudin 70 80 T
17 M. Alfin Thoriku Rizky 70 70 T
18 M. Ali Efendi 70 55 TT
19 Muhamad Faizal Zamri 70 90 T
20 Muhamad Bagus Saputra 70 80 T
21 Nayla sofia 70 60 TT
22 Nadila Mawar Anjani 70 85 T
23 Nanang Suryanto 70 50 TT
24 Nur Aziz 70 70 T
25 Nur Hasan Basri 70 70 T
26 Saiful Fajri 70 60 TT
58
27 Salshabella Maharani D. 70 60 TT
28 Siti Nur Faizah 70 80 T
29 Tahsinul Faza 70 30 TT
30 Tulip Indah Wulandari 70 65 TT
31 Ulfiyatus Shohifah 70 80 T
Rata-rata 1052
Jumlah 33.93
Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa pada Pra Siklus
No Uraian Hasil
1 Rata-rata nilai kelas 33.93
2 Prosentase ketuntasan 58.06 %
Dari tabel rekapitulasi pra siklus diatas dapat disimpulkan bahwa
kondisi awal kemampuan siswa pada mata pelajaran Akhidah Akhlaq materi
iman kepada malaikat, semua siswa belmum dapat mencapai KKM. Adapun
KKM yang ditentukan pada mata pelajaran Akhidah Akhlaq adalah 70. Dari
31 siswa baru 18 atau 58.06% siswa yang mencapai KKM, sedangkan 13
atau 41.30% siswa lagi belum mencapai KKM sedangkan nilai rata-rata
kelas 1052.
Dengan hasil pengamatan kondisi awal siswa terhadap pembelajaran
Akhidah Akhlaq materi iman kepada malaikat, maka peneliti menyusun dan
melaksanakan serangkaian perencanaan tindakan kelas guna mengatasi
hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada sebuah kegiatan analisis
atau refleksi.
59
Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran
yang telah dirumuskan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini menerapkan
strategi pembelajaran numbered Head Together meningkatkan hasil belajar
siswa melalui tahapan-tahapan yang telah disiapkan.
2. Analisis Data Siklus I
Pada siklus I ini pembelajaran Akhidah Akhlaq dengan materi iman
kepada malaikat menerapkan strategi pembelajaran Numbered Head
Together.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observer (pengamat).
Pengamatan dibantu oleh rekan guru sejawat untuk menilai aspek-aspek
yang terdapat pada lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
Pelaksanan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 06 Mei 2017 di kelas VII MTs Miratul muslimien dengan jumlah
siswa 31 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 17anak perempuan.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencanapelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen
penilaian berupa post test lembar pengamatan guru dan siswa. Berikut data
hasil belajar siswa pada siklus I.
60
Tabel 4.3
Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Adi Prasetia Rahman 70 80 T
2 Ahmad Asnal Luthfi 70 60 TT
3 Ahmad Farid Musyafak 70 80 T
4 Anikhatus Solikah 70 85 T
5 Anna Faridatun Nashriyah 70 85 T
6 Arhamiz Zakiyyatil Fakhiroh 70 70 T
7 Dini Suryani 70 70 T
8 Elma Nur Anisa 70 70 T
9 Erlina Yusmaini 70 80 T
10 Ima Zahrotul Fuadah 70 80 T
11 Maratus Sholikah 70 85 T
12 Masbahah 70 80 T
13 Muhamad Fais Ilham N. 70 85 T
14 Muhamad Khamim Ridho 70 65 TT
15 Muhamad Ilyas 70 65 TT
16 Muhammad Safarudin 70 80 T
17 M. Alfin Thoriku Rizky 70 80 T
18 M. Ali Efendi 70 60 TT
19 Muhamad Faizal Zamri 70 90 T
20 Muhamad Bagus Saputra 70 80 T
21 Nayla sofia 70 70 T
22 Nadila Mawar Anjani 70 80 T
23 Nanang Suryanto 70 60 TT
24 Nur Aziz 70 75 T
25 Nur Hasan Basri 70 80 T
26 Saiful Fajri 70 70 T
61
27 Salshabella Maharani D. 70 80 T
28 Siti Nur Faizah 70 85 T
29 Tahsinul Faza 70 65 TT
30 Tulip Indah Wulandari 70 60 TT
31 Ulfiyatus Shohifah 70 75 T
Jumlah 23.30
Rata-rata Kelas 33.93
Tabel 4.4
Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil
1 Rata-rata nilai kelas 33.93
2 Prosentase ketuntasan 77.41%
Dari data rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I diatas, dapat
diperoleh gambaran bahwa sebanyak 24 siswa atau 77.41% sudah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 7 siswa atau 22.58% belum
mencapai kriteria minimal (KKM) Sedangkan rata-rata kelas mencapai
33.93.
Dalam pelaksanaan siklus I selama proses pembelajaran dibutuhkan
adanya pengamatan dari peneliti. Pengamatan ini meliputi: pertama,
pengamatan terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran, dan
kedua, pengamatan terhadap siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Berikut tabel pengamatan terhadap guru dan siswa dalam menerapkan model
Numbered Head Together dalam proses pembelajaran:
62
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Tabel 4.5
Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Keterangan Deskripsi
Ya Tidak
1. Guru memeriksa kesiapan
siswa
Sudah dilaksanakan
2. Menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dan
rencana kegiatan
Sudah dilaksanakan
3. Guru melakukan apersepsi Sudah dilaksanakan
4. Guru memberi pre test Sudah dilaksanakan
5. Guru membentuk kelompok
siswa
Sudah dilaksanakan
6. Guru memberikan penjelasan
tentang materi iman kepada
malaikat
Sudah dilaksanakan
7. Guru melakukan tanya jawab
terkait materi yang telah
disampaikan oleh guru
Sudah dilaksanakan
8. Guru memberikan Lembar
Kerja Siswa secara
berklompok
Sudah dilaksanakan
9. Guru bersama siswa
membahas Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang telah
dikerjakan
Sudah dilaksanakan
10. Guru membimbing siswa
dalam melaksanakan
Sudah dilaksanakan tapi
belum optimal
63
pembelajaran dengan model
Numbered Head Together
11. Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
12. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
Sudah dilaksanakan
13. Guru memberi soal evaluasi Sudah dilaksanakan
b. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No. Aspek yang diamati Keterangan Deskripsi
Ya Tidak
1. Siswa menempati tempat
duduknya masing-masing
Sudah dilaksanakan
2. Siswa siap menerima
pembelajaran
Sudah dilaksanakan
3. Siswa mampu menjawab
pertanyaan apresiasi
Masih kurang
4. Siswa mendengarkan dengan
seksama saat dijelaskan
kompetensi yang hendak
dicapai
Sebagian besar siswa
5. Siswa mengerjakan sola pre
test yang diberikan oleh guru
Sudah dilaksanakan
6. Siswa memperhatikan
dengan serius ketika
Sebagian besar siswa
64
dijelaskan materi
pembelajaran
7. Siswa aktif bertanya saat
proses pembelajaran
Sebagian besar siswa
8. Siswa terlibat aktif dalam
kegiatan belajar
Masih kurang
9. Siswa termotivasi dalam
mengikuti proses
pembelajaran
Masih kurang
10. Siswa merasa senang dan
tidak tertekan dalam
menerima pembelajaran
Sudah tampak
11. Siswa melaksanakan
pembelajaran dengan metode
Numbered Head Together
sesuai dengan kelompoknya
Masih kurang
12. Siswa mengajukan
pertanyaan saat melakukan
latihan
Masih kurang
13. Siswa mengerjakan soal
evaluasi yang diberikan guru
dengan sungguh-sungguh
Sudah dilaksanakan
14. Siswa mengumpulkan hasil
evaluasi dengan tepat waktu
Sudah dilaksanakan
15. Siswa senang mengikuti
kegiatan yang dilakukan oleh
guru
Sudah tampak
16. Prestasi Belajar siswa Sebagian Besar Siswa
65
3. Analisis Data Siklus II
Setelah pelaksanaan pemebelajaran siklus I selesai, peneliti
melanjutkan ke siklus II. Peneliti bertindak sebagai observer (pengamat).
Pengamatan dibantu oleh rekan guru sejawat untuk menilai aspek-aspek
yang terdapat pada lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa.
Pelaksanan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 13 Mei 2017 di kelas VII dengan jumlah siswa 31 siswa.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen
penilaian berupa post test, lembar pengamatan terhadap guru dan lembar
pengamatan siswa. Berikut data hasil belajar siswa pada siklus II.
66
Tabel 4.7
Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Adi Prasetia Rahman 70 100 T
2 Ahmad Asnal Luthfi 70 90 T
3 Ahmad Farid Musyafak 70 90 T
4 Anikhatus Solikah 70 90 T
5 Anna Faridatun Nashriyah 70 95 T
6 Arhamiz Zakiyyatil Fakhiroh 70 90 T
7 Dini Suryani 70 80 T
8 Elma Nur Anisa 70 100 T
9 Erlina Yusmaini 70 80 T
10 Ima Zahrotul Fuadah 70 80 T
11 Maratus Sholikah 70 90 T
12 Masbahah 70 80 T
13 Muhamad Fais Ilham N. 70 95 T
14 Muhamad Khamim Ridho 70 90 T
15 Muhamad Ilyas 70 90 T
16 Muhammad Safarudin 70 100 T
17 M. Alfin Thoriku Rizky 70 90 T
18 M. Ali Efendi 70 70 T
19 Muhamad Faizal Zamri 70 80 T
20 Muhamad Bagus Saputra 70 90 T
21 Nayla sofia 70 80 T
22 Nadila Mawar Anjani 70 100 T
23 Nanang Suryanto 70 70 T
24 Nur Aziz 70 80 T
25 Nur Hasan Basri 70 90 T
26 Saiful Fajri 70 70 T
67
27 Salshabella Maharani D. 70 80 T
28 Siti Nur Faizah 70 100 T
29 Tahsinul Faza 70 70 T
30 Tulip Indah Wulandari 70 90 T
31 Ulfiyatus Shohifah 70 90 T
Jumlah 2690
Rata-rata Kelas 86.77
Tabel 4.8
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil
1 Rata-rata nilai kelas 86.77
2 Prosentase ketuntasan 100%
Dari tabel rekapitulasi data ketuntasan belajar siswa diatas, dapat
diperoleh gambaran siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan dari hasil
sebelumnya. Sebanyak 31 siswa atau 100% sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) Sedangkan rata-rata kelas mencapai 86.77%
hasil tersebut menunjukan adanya peningkatan dari hasil sebelumnya.
Dalam pelaksanaan siklus II ini dalam proses pembelajaran dibutuhkan
adanya pengamatan dari peneliti. Pengamatan ini meliputi pengamatan
terhadap guru dan pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Berikut tabel pengamatan terhadap guru dan siswa dalam
menerapkan strategi Numbered Head Together dalam proses pembelajaran.
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus II
68
Tabel 4.9
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Keterangan Deskripsi
Ya Tidak
1. Guru memeriksa kesiapan siswa Sudah dilaksanakan
2. Menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan rencana kegiatan
Sudah dilaksanakan
3. Guru melakukan apersepsi Sudah dilaksanakan
4. Guru memberi pre test Sudah dilaksanakan
5. Guru membentuk kelompok siswa Sudah dilaksanakan
6. Guru memberikan penjelasan
tentang materi iman kepada
malaikat
Sudah dilaksanakan
7. Guru melakukan tanya jawab
terkait materi yang telah
disampaikan oleh guru
Sudah dilaksanakan
8. Guru memberikan Lembar Kerja
Siswa secara berklompok
Sudah dilaksanakan
9. Guru bersama siswa membahas
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
telah dikerjakan
Sudah dilaksanakan
10. Guru membimbing siswa dalam
melaksanakan pembelajaran
dengan model Numbered Head
Together
Sudah dilaksanakan
11. Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Sudah dilaksanakan
12. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
Sudah dilaksanakan
13. Guru memberi soal evaluasi Sudah dilaksanakan
69
b. Hasil Pengamatan Siswa siklus II
Tabel 4.10
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No. Aspek yang diamati Keterangan Deskripsi
Ya Tidak
1. Siswa menempati tempat
duduknya masing-masing
Sudah dilaksanakan
2. Siswa siap mnerima
pembelajaran di kelas
Sudah dilaksanakan
3. Siswa mampu menjawab
pertanyaan apresiasi
Sebagian besar siswa
4. Siswa mendengarkan dengan
seksama saat dijelaskan
kompetensi yang hendak
dicapai
Sebagian besar siswa
5. Siswa mengerjakan sola pre
test yang diberikan oleh guru
Sudah dilaksanakan
6. Siswa memperhatikan
dengan serius ketika
dijelaskan materi
pembelajaran
Sebagian besar siswa
7. Siswa aktif bertanya saat
proses pembelajaran
Sebagian besar siswa
8. Siswa terlibat aktif dalam
kegiatan belajar
Sebagian besar siswa
9. Siswa termotivasi dalam
mengikuti proses
pembelajaran
Masih kurang
10. Siswa merasa senang dan Sudah tampak
70
tidak tertekan dalam
menerima pembelajaran
11. Siswa melaksanakan
pembelajaran dengan model
Numbered Head Together
sesuai dngan kelompok
masing-msing
Masih kurang
12. Siswa mengajukan
pertanyaan saat melakukan
latihan
Sebagian besar siswa
13. Siswa mengerjakan soal
evaluasi yang diberikan guru
dengan sungguh-sungguh
Sudah dilaksanakan
14. Siswa mengumpulkan hasil
evaluasi dengan tepat waktu
Sudah dilaksanakan
15. Siswa senang mengikuti
kegiatan yang di lakukan
oleh guru
Sudah tampak
16. Prestasi belajar siswa Sudah tampak
Dari hasil uji siklus I dan siklus II nilai yang diperoeh pada siklus II
lebih meningkat dari pada siklus I. Pada siklus II ini, Peneliti telah berhasil
dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq materi iman kepada
malaikat melalui metode Numbered Head Together pada siswa kelas VII B
Semester II MTs Miratul Muslimien Ngambakrejo tahun pelajaran
2016/2017.
71
4. Analisis Data Akhir
Tindakan penelitian ini dilakukan melalui 2 tahapan yaitu tahap siklus
I dan siklus II yang diawali dengan tindakan pra siklus. Pembahasan hasil
penelitian ini meliputi hasil tes formatif, pengamatan guru dan pengamatan
siswa. Pada siklus I mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disusun
oleh peneliti. Pada awal pembelajaran, peneliti mengulas sedikit materi yang
ada kaitannya dengan iman kepada malaikat yaitu pengertian dan sifat-sifat
malaikat beserta memberikan motivasi kepada peserta didik, di harapkan
agar peserta didik dapat tertarik untuk mempelajari materi tersebut. Namun
pada siklus I masih terdapat beberapa siswa bermain sendiri dan masih
gaduh di dalam kelas ketika teman-teman yang lain sedang mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
harus diperbaiki dan dilanjut dengan siklus II.
Proses pembelajaran siklus I yang dilakukan oleh peneliti adalah
mengoptimalkan terjadinya interaksi antar peserta didik dengan guru
sehingga proses pembelajaran tidak hanya berlangsung satu arah melalui
kegiatan kelompok. Selama pembelajaran peneliti memberikan latihan-
latihan soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok.
Pelaksanaan diskusi kelompok bertujuan agar peserta didik lebih banyak
berinteraksi dengan teman satu kelompok dalam menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru kepada mereka, sehingga apabila mereka mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut dapat bertanya kepada teman
satu kelompok. Namun apabila semua peserta didik dalam satu kelompok
72
juga tidak dapat menyelesaikan, maka peserta didik tersebut dapat bertanya
kepada guru.
Pemberian latihan soal dimulai dari soal tingkat kesulitan yang rendah
ke soal tingkat kesulitan tinggi. Pada akhir pembelajaran, peneliti
membimbing peserta didik untuk dapat menarik kesimpulan dari apa yang
telah mereka pelajari dan mengadakan evaluasi berupa tes akhir siklus untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
diajarkan.
Pada tindakan siklus II ini proses pembelajaran lebih baik di
bandingakn dengan siklus I Pada siklus II perbaikan pembelajaran pada
materi pengertian jin,iblis dan setan, membedakan jin,iblis dan setan dengan
metode Numered Head Together. Pada siklus II siswa sudah memahami
bagaimana jalannya proses pembelajaran Numbered Head Together. Terlihat
siswa juga merasa senang dan aktif selama penugasan dilaksanakan
sehingga hasil pembelajaran dan nlai rata-rata siswa menunjukkan adanya
peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dengan tercapainya hasil peningkatan
belajar siswa secara klasikal sebesar 100% yang pada kondisi awal hanya
58.06% sehingga proes perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan
tuntas pada pelaksanaan siklus II.
73
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Belajar Siswa, Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Tahap Hasil Belajar
Rata-rata
Nilai
Tuntas % Tidak
Tuntas
%
1 Pra siklus 33.93 18 58.06% 13 41.30%
2 Siklus I 75.16 24 77.41% 7 22.58%
3 Siklus II 86.77 31 100% - -
Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar siswa, dapat dinyatakan
bahwa hasil evaluasi pembelajaran dari pra siklus, siklus I dan siklus II,
dapat dijelaskan adanya peningkatan hasil belajar dari setiap tindakan.
Banyak siswa yang berhasil untuk memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) hampir semua mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Dapat
dilihat darinilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 33.93
menjadi 75.16 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 86.77
Persentase ketuntasan pada pra siklus 58.06% (18 siswa), pada siklus I
sebanyak 77.41% (24 siswa), dan pada siklus II sebanyak 100% (31 siswa).
Secara klasikal peningkatan hasil belajar siswa sebesar 100% yang pada
kondisi awal hanya 58.06%. Dari 31 siswa sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM).
Peningkatan hasil belajar tersebut dipengaruhi faktor-faktor yang ada
pada diri siswa dan dari luar yang peneliti upayakan dengan maksimal agar
tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa siswa yang hasil belajarnya masih
rendah dikarenakan beberapa faktor yaitu internal dari anak itu sendiri dan
74
eksternal dari luar diri sendiri. Faktor internal yang mempengaruhi hasil
belajar meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar dan
ketekunan, sikap kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
Sedangkan faktor ekternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.Dua faktor ini sangat dominan dalam
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hasil belajar Aqidah Akhlak kelas VII ini didukung dengan adanya
perhatian dan keaktifan siswa. Siswa yang tuntas dalam belajar adalah siswa
yang memperhatikan, mendengarkan, aktif bertanya dan merespon serta
antusias saat proses pembelajaran berlangsung maupun saat diadakannya
tes/evaluasi. Keaktifan dan perilaku siswa yang semakin baik akan
membawa perubahan yang berdampak positif bagi peningkatan hasil belajar
Aqidah Akhlaq.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan di Kelas VII B MTs mMiratul Muslimien Ngamabkrejo
telah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
85 %. Sehingga hipotesis tindakan yang menyatakan “melalui model
Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak
materi iman kepada malaikat pada siswa kelas VII B semester II MTs Miratu
Musliemien Ngamabkrejo tahun pelajaran 2016/2017.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar pada Pembelajaran Aqidah Akhlak Materi
Pokok iman kepada malaikat. Melalui Model Pembelajaran Numbered Head
Togther Kelas VII MTs Miratul Muslimien Ngambak Rejo tahun 2016/2017,
dapat peneliti kemukakan kesimpulan sebagai berikut:
Ada peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran
Aqidah Akhlak materi iman kepada malaikat melalui model pembelajaran
Numbered Head Together kelas VII MTs Miratul Muslimien Ngamabakrejo
Kab. Grobogan 2016/2017.
Dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar mulai dari pra
siklus dengan rata-rata 33.93 dengan presentasi 58.06%. Pada siklus I dengan
rata-rata 77.41 dengan presentase 75.16% dan siklus II meningkat menjadi
rata-rata 86.77% dengan presentase 100%. Untuk angka ketuntasan hasil
belajar siswa pada pra siklus sebanyak 18 anak atau sebesar 58.05%
meningkat menjadi 24 anak atau sebesar 77.41% pada siklus I dan menjadi
31 anak atau sebesar 100% pada siklus II. Jadi angka ketuntasan belajar dari
pra siklus sampai siklus II meningkat sebanyak 13 anak atau sebesar 41.30%.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tersebut telah memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70 dan Ketuntasan KKM kelas 85% yang
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.
76
B. SARAN
1. Kepala Sekolah
Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan kepada guru
dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk mengajar, baik
media pembelajaran maupun pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan
ketrampilan mengajar guru.
2. Guru/ Wali kelas
Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dengan menggunakan
metode, strategi maupun media dalam melaksanakan pembelajaran,
terutama dalam hal penyampaian materi agar siswa tidak merasa jenuh
dengan pembelajaran yang berlangsung.
3. Siswa
Diharapkan siswa lebih menghargai guru dan teman, serta memiliki
motivasi yang tinggi dalam pembelajaran serta tidak malu dan ragu saat
menyampaikan pendapat, bertanya serta berekspresi menunjukkan
kemampuannya di depan guru dan teman - temannya.
4. Orang Tua
Adanya kerjasama antara orang tua dan pihak sekolah dalam
memantau aktivitas anak di rumah mengenai pola belajar anak dan
pergaulannya sehari-hari yang sangat berpengaruh pada karakter siswa.
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2007 Kurikulum Tingkat Satua.
Jamaludin, 2002. Pembelajaran yang Efektif. Jakarta; Departemen Agama RI
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, cet. 7. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PERMENAG RI. No.2 Tahun 2008. Tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen
Sams, RosmaHartiny. 2010. Model penelitian tindakan kelas (PTK). Yogyakarta:
Teras.
Slameto, 2001. Evaluasi Pendidikan..Jakarta: Bumi Aksara.
S.M, Ismail.2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Semarang: Rasail Media Group.
Soejanto, Agoes., 1997. Bimbingan Ke arah Belajar yang Sukses. Surabaya :
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
RemajaRosdakarya.
Sumarni. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together dalam Meningkatkan Ketrampilan Proses Sain Siswa
SMA. Tesis Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Surabaya: Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susanto, Ahmad. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suyadi.(2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120