STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN AKHLAK …

of 100 /100
STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH ALIYAH SWASTA AS’AD OLAK KEMANG KOTA JAMBI PROPOSAL PENELITIAN Oleh LAZUWARNI NIM. TP.151386 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI 2019

Embed Size (px)

Transcript of STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN AKHLAK …

ALIYAH SWASTA AS’AD OLAK KEMANG KOTA JAMBI
PROPOSAL PENELITIAN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAK DALAM
MENINGKATKAN AKHLAK SISWA DI MAS AS’AD KOTA
JAMBI
SKRIPSI
Pendidikan
LAZUWARNI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
SAIFUDDIN JAMBI
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua saya, Ayah Azuwar
dan Ibu Nurbaiti yang telah membesarkan serta membimbing saya dengan tulus
dan ikhlas sampai saya dewasa. Untuk abang-abang dan adik saya tercinta yang
telah membantu, memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada
Guru-guru dan dosen-dosen yang telah memberikan ilmunya dari sd hingga
jenjang perkuliahan. Untuk keluarga besar PAI B 2015, Kkn posko 11 Ladang
Panjang, dan PPL Min Model Kota Jambi yang menjadi bagian dari proses
perjalanan perkuliahan saya. Dan untuk seluruh sahabat-sahabat saya yang terus
memberikan semangat semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, Aamiin
Ya Rabbal ‘Alamin.
MOTTO



11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia (Q.S. Rad. 11)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
senantiasa terlimpah dan tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, serta seluruh umat manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi
baik moril maupun materil.
rasa hormat yang tulus kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Dra. HJ. Armidah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ridwan, S.Psi, M.Psi. Psikolog, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam, S.Ag. M.Pd.I dan Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I selaku sekretaris
Program Studi Pendidikan Agama Islam.
4. Drs. Ilyas Idris, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Dra. Siti Asiah,
M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
x
ABSTRAK
Di MAS As'ad Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang strategi guru akidah akhlak dalam meningkatkan
akhlak sisiwa di MAS As’ad Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sedangkan IPD (instrumen
pengumpulan data) dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penelitian ini menemukan bahwa strategi guru akidah akhlak dalam meningkatkan
akhlak siswa di MAS As’ad Jambi sudah berjalan baik. Hasil penelitian ini
menyarankan agar guru akidah akhlak lebih memaksimalkan strategi yang ada dan
memperhatikan setiap siswanya.
xi
ABSTRACK
Title : Teacher Strategy Akidah Akhlah in Improving Student Morals In
MAS As'ad Jambi City
This thesis discusses the strategy of morality teachers in improving moral
character in MAS As’ad, Jambi City. This research is a qualitative research with a
case study approach, while the IPD (instrument for data collection) with the
method of observation, interviews and documentation. This study found that the
strategy of morality teachers in improving students' morals in MAS As’ad Jambi
has gone well. The results of this study suggest that moral akidah teachers
maximize the existing strategies and pay attention to each student.
Keywords: Teacher Strategy, Akidah Akhlak, Students
xii
DAFTAR ISI
B. Fokus Permasalahan .............................................................. 6
C. Rumusan Masalah .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ........................................................................ 8
B. Studi Relevan .......................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 32
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................... 32
G. Jadwal Penelitian .................................................................... 34
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ....................................................................... 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 67
B. Saran ....................................................................................... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 3 Data Siswa............................................................................. 50
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Kartu Konsultasi
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
A. Latar Belakang
Dalam era pembangunan saat ini hidup tidak bisa lepas dari pendidikan,
karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup. Ada tujuan yang lebih
mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan dan itu memerlukan ilmu yang
diperoleh lewat pendidikan. Inilah salah satu perbedaan antara manusia dengan
makhluk lain, yang membuatnya lebih unggul dan lebih mulia. Pendidikan
dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam
membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu
mengantisipasi masa depan.
keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Karena unsur
manusianya paling menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan. Salah satu
unsur manusia yang menentukan kualitas pendidikan adalah tenaga pengajar atau
guru.Guru adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing di
lembaga formal (sekolah), dan Guru adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi pertolongan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani
dan rohani agar mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya, baik individu
(individual) maupun sosial (social). (Aminatul Zahroh, 2015, hal. 3)
Sebagai lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga,
sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dipercayai oleh masyarakat
untuk membantu membina akhlak dan menanamkan ketakwaan peserta
didik melalui pendidikan agama yang diajarkan, yakni adanya pendidikan akidah
akhlak.Hal ini karena pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan
dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak dapat memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai way of life. (Noer
Aly, 2008, hal. 1)
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, guru sebagai pelaku pembelajaran dan petugas
pemegang amanat orang tua dan masyarakat, harus tanggap pada kebutuhan dan
keinginan orang tua dan masyarakat tersebut, lebih-lebih sebagai guru akidah akhlak
yang punya tugas lebih berat dibanding guru bidang studi umum. Guru harus bisa
menjadi guru yang ideal, dalam arti ia harus berkompenten terhadap profesinya,
supaya harapan masyarakat dapat diwujudkan. Ini berarti mutu pendidikan di sekolah
banyak bergantung pada peranan dan proses guru dalam kegiatan mengajarnya. Bila
guru mampu memanajemen segala sesuatu yang akan dilakukan di kelas tentunya
hambatan-hambatan yang datangnya dari siswa akan mampu diatasi. Bukan saatnya
lagi bila pendidikan agama Islam yang tadinya memiliki visi dan misi strategis untuk
membenteng akhlakul karimah siswa, hanya akan memperkaya siswa dalam berbagai
khazanah pengetahuan kognitif saja, akan tetapi nilai-nilai agama harus juga mampu
diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya. (Sri Minarti, 2013, hal. 108)
Guru adalah sosok manusia yang harus memiliki kualifikasi berbagai
kemampuan yang akhirnya akan tercantum dalam karakter pribadi ing ngarso sung
tuladha,ing madya mangun karsa,tut wuri handayani. (Suyanto, 2000, hal. 29)
Karena dalam tugasnya seorang guru memiliki dua peranan ganda yaitu sebagai
pendidik sekaligus sebagai pengajar. (Nana Syaodih, 2003, hal. 6). Sesuai dengan
harapan membangun karakter dan moralitas anak bangsa, seorang guru agama harus
bisa menjadi guru agama yang betulbetul profesional, yaitu pendidik yang memiliki
sesuatu kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang kependidikan keagamaan
sehingga ia mampu untuk melakukan tugas, pesan, dan fungsinya sebagai pendidik
dengan kemampuan maksimal. (Mukhtar, 2003, hal. 85). Namun tetap diingat bahwa
keberagamaan seseorang siswa tidak lepas dari pendidikan yang diberikan oleh orang
tua. Jadi orang tua harus senantiasa memantau tingkah laku anaknya apakah sudah
sesuai dengan batas norma agama ataukah malah sebaliknya.
Terhadap peningkatan karakter siswa di sekolah, guru tidak hanya bisa
mengandalkan kemampuan intelektualnya saja, akan tetapi keterampilan menguasai
keadaan di sekitar juga harus dimiliki. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eugenia
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sacopolos and Marjorie Gibson bahwa “Teaching is highly professional role base not
only or science but also on art”. Yang artinya mengajar tidak hanya berpegang pada
ilmu pengetahuan tetapi juga keterampilan. Jadi hal tersebutlah yang mengakibatkan
kuantitas dan kualitas mengajarnya akan melahirkan hasil yang baik bilamana guru
mampu membuat prosedur pengajaran secara sistematis, seperti pengorganisasian
kelas, penggunaan metode, starategi belajar mengajar maupun sikap dan karakteristik
guru dalam mengelola proses belajar mengajar.( Suprihadi Saputra, 2000, hal 19).
Guru profesional adalah guru yang mengedepankan mutu dan kualitas layanan
dan produknya, layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat,
bangsa, dan pengguna serta memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar
potensi dan kecakapan yang dimiliki masing-masing individu. (Martinis yamin dan
Maisah, 2010, hal. 28)
Disamping itu guru harus memiliki sifat terbuka, artinya ia mau menerima
kritik dan saran dari orang lain, baik itu dari siswa maupun dari kepala sekolah atau
guru-guru yang lain. Ini bertujuan untuk mencapai kesempurnaan cara mengajar yang
belum sempurna menjadi lebih sempurna. (Sri Minarti, 2013, hal 107)
Dengan sifat tersebut,sebagai orang yang memiliki kemampuan dan
pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing
muridnya, ia sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup
berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
Siswa merupakan orang yang belum dewasa dan memilki sejumlah potensi
(kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik
merupakan makhluk Allah yang memiliki fitrah jasmani maupun rohani yang belum
mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran, maupun perimbangan pada bagian-
bagian lainnya. Dari segi rohaniah, ia memiliki bakat, memilki kehendak, perasaan
dan pikiran yang dinamis dan perlu dikembangkan. (Samsul Nizar, 2002,hal. 47)
Siswa merupakan orang yang belum dewasa dan memilki sejumlah potensi
(kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik
merupakan makhluk Allah yang memiliki fitrah jasmani maupun rohani yang belum
4
mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran, maupun perimbangan pada bagian-
bagian lainnya. Dari segi rohaniah, ia memiliki bakat, memilki kehendak, perasaan
dan pikiran yang dinamis dan perlu dikembangkan. (Samsul Nizar, 2002, hal. 47)
Akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan
menjadi kepribadian hingga dari situlah timbulah berbagai macam perbuatan dengan
cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila
dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at
dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang
dilahirkan kelakukan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.
(Asmaran, 2004, hal. 3)
Akhlak sangat berkaitan dengan pola pikir, sikap hidup dan perilaku manusia.
Keburukan akhlak sangat berpotensi memicu timbulnya perilaku-perilaku negatif.
Jika akhlak dari seseorang individu buruk, maka sangat mungkin ia akan melahirkan
berbagai perilaku yang dampaknya dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Akhlak yang baik dapat membawa pada nilai-nilai yang positif sehingga dapat
membentuk kepribadian muslim yang taat kepada Allah. (Ahmad Tafsir, 2011, hal.
149)
Kepribadian dalam kehidupan manusia, tingkah laku atau kepribadian
merupakan hal yang sangat penting sekali, sebab aspek ini akan menentukan sikap
identitas diri seseorang. Baik dan buruknya seseorang itu akan terlihat dari tingkah
laku atau kepribadian yang dimilikinya. Oleh karena itu, perkembangan dari
kepribadian ini sangat tergantung kepada baik atau tidaknya proses pendidikan yang
ditempuh. (Daud Ali, 2005, hal. 348)
Seseorang baru bisa dikatakan memiliki kesempurnaan iman apabila dia
memiliki budi pekerti atau akhlak yang mulia. Oleh karena itu, masalah akhlak atau
budi pekerti merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus diutamakan dalam
pendidikan agama Islam untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik. (Daud
Ali, 2005, hal. 355)
Ayat tentang pentingnya pembinaan akhlak sesuai contoh tingkah laku Nabi
sendiri sebagai berikut:
4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung
Akan tetapi di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad masih banyak siswa yang
menujukkan sikap tidak baik yaitu kurang disiplin dalam menta’ati peraturan
madrasah. Seperti, sering ditemukan siswa yang terlambat masuk sekolah, sering
ditemukan siswa yang membolos, sering ditemukan siswa yang keluar masuk kelas
ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Sering ditemukan siswa yang
membawa hendpone (hp) ketika berada di sekolah.
Berdasarkan pengamatan awal (grand tour) di Madrasah Aliyah Swasta As’ad
masih banyak siswa yang kurang disiplin dalam menta’ati peraturan madrasah. Hal
tersebut dapat terlihat dari banyaknya siswa yang tidak disiplin dalam mematuhi
peraturan/tata tertib madrasah. Seperti, sering ditemukan siswa yang terlambat masuk
sekolah, sering ditemukan siswa yang membolos, sering ditemukan siswa yang keluar
masuk kelas ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Sering ditemukan
siswa yang membawa hendpone (hp) ketika berada di sekolah padahal hal tersebut
sudah dilarang pihak sekolah.
Tabel 3.1. Data Siswa yang Tidak Disiplin dalam Mentaati Peraturan Madrasah
No Nama Siswa Pelanggaran Sanksi Waktu Kejadian
1 Abdul Rozak Keluar masuk
kelas
2018
2 Ahmad Syafi’i Membawa hp Disita hp 7 Desember 2018
3 Satar Membolos Dibuat alfa
pada KBM
Sekolah
Membuang
Push up
Sumber: Data Dokumentasi Layanan Bimbingan dan Konseling
MAS As’ad Kota Jambi
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
permasalahan tersebut dengan judul: Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam
Meningkatkan Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak Kemang
Kota Jambi.
Supaya lebih terfokus satu arah dan tidak terjadi kesimpangsiuran dalam
penelitian ini, maka penulis memberi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu
tentang: Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di
Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak Kemang Kota Jambi. Dan penelitian ini
dibatasi pada siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak Kemang Kota
Jambi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana akhlak siswa di madrasah aliyah swasta as’ad Olak Kemang Kota
Jambi?
2. Apa kendala guru akidah akhlak dalam meningkatkan akhlak siswa di
madrasah aliyah swasta as’ad Olak Kemang Kota Jambi?
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Apa upaya guru akidah akhlak meningkatkan akhlak siswa di madrasah aliyah
swasta as’ad Olak Kemang Kota Jambi?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
a) Ingin mengetahui akhlak siswa di madrasah aliyah swasta as’ad olak
kemang kota jambi.
b) Ingin mengetahui kendala guru akidah akhlak dalam meningkatkan akhlak
siswa di madrasah aliyah swasta as’ad olak kemang kota jambi.
c) Ingin mengetahui upaya guru akidah akhlak meningkatkan akhlak siswa di
madrasah aliyah swasta as’ad olak kemang kota jambi.
2. Manfaat Penelitian:
a) Sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu
(S.1) pada program studi Pendidikan Agama Islam.
d) Sebagai sumbangan pemikiran untuk guru akidah akhlak selaku orang
yang bertanggung jawab dalam meningkatkan akhlak siswa di madrasah
aliyah swasta as’ad olak kemang kota jambi.
e) Menambah pengalaman dan meningkatkan pengetahuan penulis dalam
melaksanakan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan
dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau
pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang
besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya, seorang
pelatih tim basket akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat
memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang
mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran akan menerapkan suatu
strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. (Abdul
Majid, 2017, hal.3)
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja”
dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan
kata stratos (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego
berarti merencanakan (to plan). Dalam kamus The American Herritage
Dictionary (1967: 1273) dikemukakan bahwa Strategy is the science or art of
‘military command as appled to overall planning and conduct of large-scale
combat operations. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa strategi adalah the
art or skill of using stratagems (a military manuvre design to deceive or
surprise an enemy) in politics, business, courtship, or the like. (Abdul Majid,
2017, hal.3)
Pengertian guru dalam bahasa Arab mengacu kepada pengertian al-Alim
(jamaknya ulama) atau al-Mua’allim, yang berarti orang yang mengetahui dan
banyak digunakan para ulama/ahli pendidikan untuk menunjuk pada hati guru.
Selain itu adapula sebagian ulama yang menggunakan istilah al-Mudarris
untuk arti orang yang mengajar atau orang yang memberi pelajaran. Namun
dibandingkan dengan kata al-Mu’allim atau al-Ulama dengan kata al-
Mudarris ternyata penggunaan kata al-Mua’allim atau al-Alim lebih banyak
dari penggunaan kata al-Mudarris. Selain itu terdapat pula istilah al-Muaddib
yang merujuk kepada guru yang secara khusus mengajar di istana. (Abudiddin
Nata, 2001, hal. 42)
Selain itu terdapat pula istilah ustadz untuk menunjuk kepada arti guru
yang khusus mengajar bidang ilmu pengetahuan agama Islam. Istilah ini
banyak digunakan oleh masyarakat Islam Indonesia dan di Malaysia. Selain
itu terdapat pula pengertian syeikh yang digunakan untuk merujuk kepada
guru dalam bidang tasawuf. Dan adapula sebutan Kyai, Ajengan, dan Buya.
Dan adapula istilah tuanku yang menunjukkan pada guru atau ahli agama
untuk masyarakat Minangkabau Sumatera Barat, seperti Tuanku Imam
Bonjol, Tuanku Cikditiro dan sebagainya. (Abudi Nata, 2001, hal. 42)
Menurut ahli bahasa Belanda J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang dikutip
oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa
Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga
berarti pengajar. Dalam pandangan masyarakat Jawa, guru dapat dilacak
melalui akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat digugu (dianut) dan “ru”
berarti bisa ditiru. (Sri Minarti 2013, hal. 107)
Pengertian guru dalam Islam ialah siapa yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling
bertanggung jawab tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik.
Tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal: pertama
karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya,
10
kedua karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan
terhadap kemajuan perkembangan anaknya, karena sukses anak adalah sukses
orang tua juga. ( Ahmad Tafsir, 2011, hal. 74)
Seorang guru merupakan fokus kunci (key fokus) dalam mencapai tujuan
pendidikan atau bahkan dlam mebentuk manusia yang selaras dengan falsafah
dan nilai etis-normatif. Hal ini berarti bahwa pendidik adalah sebuah profesi
yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan. Suatu profesi tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang, melainkan orang yang benar-benar
memiliki wewenang secara akademisi, kompeten secara operasional dan
profesional. (Sri Minarti, 2013, hal. 108)
Seorang guru juga bertugas sebagai fasilitator yang mampu
mengembangkan kemauan belajar anak didik, mengembangkan kondisi
belajar yang relevan agar tercipta suasana belajar dan gembira, serta
mengadakan pembatasan positif terhadap pengajar. Tanggung jawab guru
dalam konteks ini merupakan aspek yang terpenting adalah merencanakan dan
menuntut peserta didik untuk belajar guna mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang diinginkan. Dengan demikian, pembelajaran berpusat
pada peserta didik dan guru berperan sebagai manajer yang berakhlak
karimah. (Sri Minarti, 2013, hal. 109)
3. Pengertian Akhlak
Secara etimologis (lughatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak
dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata
khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).
Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq
pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan
perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang
terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang
11
hakiki manakala tindakan atau perilaku didasarkan kepada kehendak khaliq
(Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan
tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama
manusia, tetapi juga norma perilaku yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. (Yunahar Ilyas,
2011, hal.1).
Akhlak, adalah istilah yang berasal dari kata bahasa Arab yang diartikan
sama dengan budi pekerti. Pada dasarnya, akhlak mengajarkan bagaimana
seseorang seharusnya berhubungan dengan Tuhan Penciptanya, sekaligus
bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama manusia. Istilah
“sesama manusia” dalam konsep akhlak adalah bersifat universal, bebas dari
batas-batas kebangsaan maupun perbedaan-perbedaan lainnya. Penataan
hubungan sesama manusia itu ditekankan pada bagaimana seharusnya
kelompok muda memberikan rasa hormat kepada yang tua, dan bagaimana
yang tua memberikan kasih sayang kepada yang muda.
Selanjutnya, istilah budi pekerti, yang pada dasarnya tidak berbeda
dengan akhlak adalah kata yang berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki
kedekatan dengan istilah tata krama. Inti ajaran tata krama ini sama dengan
inti ajaran budi pekerti. Adapun yang digunakan oleh kurikulum nasional
sejak tahun 2004 untuk pendidikan nilai adalah Pendidikan Budi Pekerti.
Artinya, nama yang digunakan bukan pendidikan akhlak, bukan pendidikan
tata krama, dan bukan pendidikan etika. Istilah yang digunakan adalah
Pendidikan Budi Pekerti yang dimasukkan sebagai bagian dari Kurikulum
Nasional Tahun 2004. Pendidikan Budi Pekerti itu tidak diajarkan secara
mandiri dalam bentuk satu mata pelajaran tertentu, melainkan diajarkan secara
integratif melalui mata pelajaran Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, IPS,
dan Bahasa Indonesia. (Sjarkawi, 2014, hal. 32)
Prof.Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan
kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka
12
kebiasaannya itu disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu dibiasakan
memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan. (Asmaran, 2002, hal.1)
Didalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi
pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik
yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan
terhadap sesama manusia. (Asmaran, 2002, hal.2)
Islam mempertautkan akhlak dengan aqaid (kepercayaan). Akhlak dalam
pandangan Islam berdiri langsung di bawah derajat kepercayaan. Akidah dan
akhlak sangat erat kaitannya. Karena itu, Islam mewajibkan seseorang
mempunyai akhlak sangat erat kaitannya. Karena itu Islam mewajibkan
mereka mempunyai akidah yang benar. Tegasnya, Al Qur’an memandang
akidah dan akhlak sebagai salah satu kesatuan, tidak terpisahkan antara
keduanya.
Karena itu pula, tidak kita herankan jika Allah SWT memberikan
kehormatan dan kesabaran kepada akhlak, dan Allah SWT memerintahkan
manusia untuk memelihara akhlak sebagaiman memelihara akidah. Siapa saja
yang memperhatikan riwayat hidup pelopor-pelopor Islam zaman Nabi dan
sahabat, maka akan terlihat jelas bahwa para salaf ash-shalih (orang-orang
shalih pada masa awal Islam) memandang akhlak sangat berkaitan dengan
akidah dalam arti orang-orang yang tidak berakhlak, dipandang sebagai orang
yang tidak mempunyai akidah. (Ibnu Husein, 2004, hal.12)
Tegasnya, orang yang menjaga akhlak, sama dengan menjaga akidah.
Inilah tipe pribadi muslim yang sejahtera. Kemudian harus ditegaskan, bahwa
aqaid dan akhlak menghendaki amalan yang nyata, menghendaki supaya
akidah dan akhlak itu diwujudkan ke dalam realitas. Kalau seseorang
mengakui mengesakan Allah SWT. Hendaklah pengakuannya itu
terealisasikan dalam amalannya, bukan pada ucapannya saja. Kalau seseorang
mengakui kebaikan memberi pertolongan kepada fakir miskin, hendaklah
13
pengakuannya itu di praktekkan ke tengah-tengah masyarakat. . (Ibnu Husein,
2004, hal.13)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan dengan budi
pekerti, kelakuan. Akhlak juga diartikan dengan kondisi mental yang
membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan
sebagainya, sebagaimana terungkap dalam perbuatan. (Quraish Shihab, 2016,
hal.3)
4. Strategi Guru Akidah Akhlak Meningkatkan Akhlak Siswa
Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi
dan situasi di mana proses tersebut berlangsung dalam jangka panjang. Itulah
sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah
bagaimana melaksanakan proses tersebut terdapat hambatan serta gangguan
baik internal maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan atau
lingkungan sekitarnya. (M Arifin, 2000, hal.57)
Startegi pendidikan pada hakikatnya adalah pengetahuan atau seni
menyalahgunakan semua faktor/kekuatan untuk mengamankan sasaran
kependidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan
dalam operasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan yang ada,
termasuk pula perhitungan tentang hambatan-hambatannya baik berupa fisik
maupun yang bersifat non-fisik (seperti mental spiritual dan moral baik dari
subjek, objek maupun lingkungan sekitar). Strategi pendidikan dapat diartikan
sebagai kebijaksanaan dan metode umum pelaksanaan proses kependidikan.
(M Arifin, 2000, hal.58)
kesusilaan yang ditanamkan Allah dalam diri manusia serta dijadikan sebagai
14
faktor terpenting bagi kebahagiaan. Akhlak dijadikan sebaik-baik ukuran
untuk mengukur tinggi rendahnya atau dalam dangkalnya manusia. (Ibnu
Husein, 2004, hal.10)
kurangnya dua pendekatan sebagai berikut:
1. Rangsangan
dorongan dari suatu keadaan. Keadaan dimaksud, terwujud karena adanya (1)
Latihan; (2) tanya jawab; (3) mencontoh, dan sebagainya.
2. Kognitif
Alquran dan alhadis, teori, dan konsep. Hal dimaksud dapat diwujudkan
melalui: (1) dakwah; (2) ceramah; (3) diskusi; (4) drama, dan sebagainya.
Dari dua pendekatan tersebut akan mewujudkan pola perilaku manusia
yang berakhlak. Selanjutnya, hasil-hasil dari pola perilaku tersebut yang
berbentuk material (artifacts) dan nonmaterial (konsep, idea,gagasan) yang
mewujudkan pola pikir perilaku yang merupakan pancaran dari iman, Islam,
dan ihsan. Ihsan berarti orang yang berbuat perilaku manusia yang baik.
Perilaku manusia yang baik itu disebut orangnya mukhsin. Sebagai contoh
berinfak kepada pmbangunan masjid, sabar menjalani musibah dalam krisis
ekonomi, dan sebagainya. (Zainuddin Ali, 2007, hal. 30)
a. Metode Role Models (Mencontoh)
Kata Role Models berasal dari bahasa inggris yaitu Role = peran dan
Models = contoh atau teladan. Jadi dapat disimpulkan Role Model yaitu
orang yang berperan atau figur yang memberikan contoh mengenai apa yang
15
di sampaikannya kepada orang lain baik kelakuan, perbuatan sifat, yang
patut ditiru dan orang tersebut dijadikan contoh orang lain. (John Echols,
2000, hal.383)
Pendidikan keteladanan berarti pendidikan dengan memberi contoh,
baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dn sebaginya. Banyak para ahli
yang berpendapat bahwa pendidikan keteladanan merupakan metode yang
paling berhasil dn berguna.
karakter peserta didik. Keteladan guru dalam berbagi aktivitasnya akan
menjadi cermin bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, sosok guru yang bisa
diteladani peserta didik memiliki posisi yang sangat penting. Guru yang
terbiasa disiplin, ramah dan berakhlak, akan menjadi teladan yang baik bagi
anak didiknya, demikian juga sebaliknya. (Abidin rusn, 1998, hal.75)
b. Metode Ceramah
pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik.
Namun penggunaannya sangat populer. Banyak guru memanfatkan metode
ceramah dalam mengajar. Oleh karena pelaksanaannya sangat sederhana,
tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit. Ceramah digunakan ketika
menjelaskn pelajaran yang tentunya diikuti oleh contoh realitas kehidupan
yng berkaitn dengan materi yang disampaikan, mulai dari peristiwanya,
sebabnya dan juga akibat yang akan diterimanya kelak.
c. Metode Latihan dan pembiasaan
Untuk meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari
pembelajaran akidah dan akhlak diperlukan latihan dan pembisaaan secara
16
beerulang-ulang oleh guru disekolah maupun oleh orang tua
dirumah.(Anwar, 2012, hal.67)
Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia
dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah
Al-Qur’an dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat
sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau
buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.
Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk,
terpuji atau tercela, semata-mata karena Syara’ (Al-Qur’an dan Sunnah)
menilainya demikian. Kenapa sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah dan jujur
misalnya dinilai baik? Tidak lain karena Syara’ menilai semua sifat-sifat itu
baik. Begitu pula sebaliknya, kenapa pemarah, tidak bersyukur, dendam,
kikir dan dusta misalnya dinilai buruk? Tidak lain karena Syara’ menilainya
demikian.
masyarakat dalam menentukan baik dan buruk? Atau dengan ungkapan lain
dapatkah ketiga hal tersebut dijadikan ukuran baik dan buruk?
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Qur’an memang dapat
menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT
memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya (QS.Ar-rum 30:30).
Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung
kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan
kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan, karena kebenaran itu tidak
akan didapat kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak.
Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik
karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan.
Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan
17
dikembangkan. Betapa banyak manusia yang fitrahnya tertup sehingga hati
nuraninya tidak dapat lagi melihat kebenaran. Oleh sebab itu ukuran baik
dan buruk tidak dapat diserahkan hanya kepada hati nurani atau fitrah
manusia semata. Harus dikembalikan kepada penilaian Syara’. ( Yumhar
Ilyas, 2011, hal.4)
Semua keputusan Syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani
manusia, karena kedua duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah
SWT.
Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu
kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan.
Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian diolah
menurut kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu keputusan yang
diberikan akal hnya bersifat spekulatif dan subyektif.
Demikianlah tentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan
pandangan masyarakat? Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan salah
satu ukuran baik dan buruk, tetapi sangat relatif, tergantung sejauh mana
kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga.
Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal pikiran mereka
sudah dikotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji tentu tidak bisa
dijadikan ukuran. Hanya kebiasaan masyarakat yang baiklah yang bisa
dijadikan ukuran.
Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa ukuran yang pasti (tidak
spekulatif), obyektif, komprehensif dan universal untuk menentukan baik
dan buruk hanyalah Al-Qur’an dan Sunnah, bukan yang lain-lainnya.
( Yumhar Ilyas, 2011, hal.5)
Ruang lingkup yang menjadi objek kajian akhlak, yaitu (1) akhlak
yang berhubungan dengan Allah, (2) akhlak yang berhubungan dengan diri
sendiri, (3) akhlak yang berhubungan dengan keluarga, (4) akhlak yang
berhubungan dengan masyarakat, dan (5) akhlak yang berhubungan dengan
alam.
1. Akhlaq Rabbani
Ajaran akhlaq dalam Islam bersumber dari wahyu Illahi yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Di dalam Al-Qur’an terdapat kira-
kira 1.500 ayat yang mengandung ajaran akhlaq, baik yang teoritis maupun
yang praktis. Demikian pula hadits-hadits Nabi, amat banyak jumlahnya
yang memberikan pedoman akhlaq. Sifat rabbani dari akhlaq juga
menyangkut tujuannya, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan di dunia kini,
dan di akhirat nanti.
memiliki nilai yang mutlak. Akhlaq rabbani lah yang mampu menghindari
kekacauan nilai moralitas dalam hidup manusia. Al-Qur’an mengajarkan:


153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (QS. Al-An’am 6:153)
19
2. Akhlaq Manusiawi
memelihara ekstensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan
fitrahnya.
keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yaitu menyekutukkan Allah,
durhaka kepada kedua orang tua, membunuh anak karena takut miskin,
berbuat keji baik secara terbuka maupun secara tersembunyi, membunuh
orang tanpa alasan yang sah, makan harta anak yatim, mengurangi takaran
dan timbangan, membebani orang lain kewajiban melampaui kekuaatannya,
persaksian tidak adil, dan menghianati janji Allah (QS.Al-An’am 6:151-152)
4. Akhlaq Keseimbangan
mengkhayalkan manusia sebagai Malaikat yang menitik beratkan segi
kebaikannya dan yang mrngkhayalkan manusia seperti hewan yang
menitikberatkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam
memiliki dua kekuatan dalam dirinya, kekuatan baik pada hati nurani dan
akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Manusia memiliki
20
naruliah hewani dan juga ruhaniah Malaikat. Manusia memiliki unsur ruhani
dan jasmani yang memerlukan pelayanan masing-masing secara seimbang.
Manusia hidup tidak hanya di dunia kini, tetapi dilanjutkan dengan
keehidupan di akhirat nanti. Hidup di dunia merupakan ladang bagi akhirat.
Akhlaq Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani,
secara seimbang, memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan akhirat
secara seimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang
dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat. ( Yumhar Ilyas, 2011,
hal.13)
kelebihan dibanding makhluk-makhluk yang lain, tetapi manusia
mempunyai kelemahan-kelemahan, memilik kecenrungan manusiawi dan
berbagai macam kebutuhan material dan spritual. Dengan kelemahan-
kelemahannya manusia itu sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan
dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada
manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan
bertaubat. Bahkan dalam keadaaan terpaksa, Islam membolehkan manusia
melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. Allah
berfirman:
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
21
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada
dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah 2:173)
caranya. Di antaranya seperti di bawah ini:
1. Mengisi akal dan pikiran dengan ilmu pengetahuan.
Akal pikiran seseorang besar sekali pengaruhnya dalam kehidupannya.
Akal pikiran yang sempit dan buntu akan menjadikannya menempuh jalan
yang sesat. Sebaiknya akal pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan
menjadi obor menerangi jalan hidupnya. Akal pikiran yang sehat berisi ilmu
pengetahuan itu akan tetap selalu menuntunnya ke jalan yang baik. (Oemar
Bakry, 1993, hal.11)
Manusia suka meniru orang lain. Ia mencontoh pakaian, perhiasan dan
gaya hidup masyarakat sekitarnya. Ia juga meniru dan mengikuti tingkah
laku teman sejawatnya. Begitu yang biasanya terjadi dalam masyarakat.
Bergaul dengan orang yang berani menjadikan seseorang berani pula.
Pergaulan dengan orang penakut membawa ia ikut penakut. Banyak orang
pintar dan anak cerdas karena ia suka berteman dengan orang-orang yang
cerdas, tekun belajar. Tidak membuang-buang waktu. (Oemar Bakry, 1993,
hal.15)
Pemalas dan terbiasa duduk-duduk berpangku tangan tanpa amal
merusak kesehatan. Semua organ tubuh menjadi lesu. Orang yang duduk
berpangku tangan itu keliatannya tidak berdaya. Ia menjadi bodoh dan dungu.
Sering pikiran mengelamun kepada perbuatan yang tidak baik. Akhirnya
jatuh ke lembah kehinaan. Sebaiknya orang bekerja dengan giat, berjuang
dengan ulet untuk mencapai cita-citanya, sehingga tidak ada waktunya yang
terbuang percuma. Ia akan terjauh dari sifat dan perbuatan jahat. (Oemar
Bakry, 1993,hal.17)
tabiat. Susah merubahnya. Tabiat atau kebiasaan jahat bisa menjadi darah
daging yang sulit sekali memisahkannya. Mabuk dan berjudi umpamanya
tabiat jahat yang amat sulit sekali orang keluar dari lingkarannya. Berputar-
putar ke sana ke mari akhirnya kembali juga ke sana. Untuk meninggalkan
sifat-sifat yang buruk memerlukan kemauan keras, tekad yang membaja
serta kesadaran yang mendalam. Jika memang ada kemauan tentu ada jalan.
Where there is a will there is a way. Di antara cara-cara yang dapat
dilakukan merubah tabiat buruk itu ialah:
a. Kemauan yang keras membaja untuk merubah. Berani memaksakan diri
berbuat dan melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebiasaan jahat yang telah pernah dilakukan. Jika bakhil dipaksakan
dirinya supaya pemurah. Disediakan uang di kantong untuk pakir miskin.
Dibiasakan tangan memberi. Jika biasa minum minuman keras, dibuang
semua botol-botolnya dan diganti dengan minuman yang halal. Begitulah
seterusnya. Jika perlu ia boleh mengatakan kepada teman sejawat dan ibu
bapaknya bahwa ia sudah bertekad tidak akan berbuat ini dan itu lagi.
Pemberitahuan itu akan menambah kuat tekadnya.
23
b. Jangan sekali-kali meninggalkan perbuatan baik yang baru dicoba sebagai
ganti dari tingkah laku jahat yang baru ditinggalkan. Walaupun
bagaimana berat dan sulitnya meninggalkan kebiasaan lama itu ia harus
berjuang dengan segala daya upayanya. Dengan jalan demikian besar
harapan ia akan berhasil memperbaiki budi pekertinya. Tetap selalu
berlatih dengan tabah melakukan cara hidup yang baru. Jika dahulunya
pemarah, sekarang dilatih menjadi peramah. Kebiasaan bakhil ditukar
dengan pemurah. Berjudi diganti dengan sport dan lain-lain yang dapat
melupakan berjudi itu. Begitulah seterusnya. ( Oemar Bakry, 1993, hal.18)
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru di Indonesia pada umumnya
masih berpusat pada guru. Hal ini disebabkan oleh pemahaman yang masih
belum memadai dan paradigma pembelajaran yang belum sesuai dengan
tindakan yang seharusnya dilakukan. Penelitian membuktikan bahwa
perbedaan tentang paradigma pembelajaran ternyata berdampak pada hasil
belajar peserta didik. Perbandingan hasil tes TIMSS dan PISA pada beberapa
periode tes menunjukkan bahwa peserta didik di Jepang memperoleh hasil
yang jauh lebih tinggi daripada peserta didik di Jerman (kelompok sedang)
dan Amerika (kelompok rendah). Guru di Amerika percaya bahwa
pembelajaran terjadi dengan penguasaan materi secara bertahap sehingga
pembelajaran perlu dilakukan sedikit demi sedikit dengan meminimalkam
kesalahan. Sementara itu, guru di Jepang percaya bahwa peserta didik akan
belajar dengan baik jika dimulai dengan berupaya memecahkan
permasalahan, kemudian berdiskusi bersama untuk memecahkan
permasalahan tersebut. ( Ridwan Abdullah, 2013, hal.6)
Dengan lemahnya sistem pendidikan kita yang bertumpuh di sekolah
tersebut, akan melahirkan peserta didik sebagai generasi anak bangsa yang
tidak mampu memiliki adaptable, competition, dan excelenge. Sebagai
24
akibatnya, terjadilah peserta didik sebagai generasi yang karbitan, tidak
memiliki jati diri, dan kepribadian.
Untuk mewujudkan kearah ini, maka pendidikan menjadi tumpuhan
harapan bagi semua pihak, Cuma saja masalahnya pendidikan yang kita
selenggarakan belum memperoleh perhatian yang serius, yang ditandai
dengan lemahnya komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik
peningkatan kualitas pelayanan maupun kualitas kelembagaan. (Mukhtar,
Samsu, Rusmini, 2002, hal. 172)
Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia
yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat di
dalamnya, baik dari segi budaya, sosial, maupun ekonomi. Sekolah menjadi
suatu organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan kontribusi dalam
upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat luas. Karena itu pendidikan
sekolah kita haruslah mampu memprediksi dan mempersiapkan tentang nilai
pendidikan yang bagai mana yang akan diharapkan bagi masa depan. Untuk
mengukur kearah ini, paling tidak kita harus merumuskan nilai hakekat masa
depan, nilai hakekat pendidikan untuk masa depan, nilai hakekat ruang dan
waktu masa depan, nilai hakekat hubungan pendidikan dengan masa depan,
dan nilai hakekat hubungan pendidikan dengan pelaku masa depan. ( Samsu,
2002, hal. 173)
B. Studi Relevan
Penelitian Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa
Di MAS As’ad Kota Jambi di Kelas XI C adalah hasil dari pemikiran penulis
langsung dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan, setelah itu
barulah mendapatkan masalah dan jadilah sebuah penelitian. Berbagai temuan yang
ada di lapangan penulis dapatkan dengan sumber bermacam macam.
Studi yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
25
1.Penelitian Juwita Putri tahun 2017 tentang Peranan Guru Akidah
Akhlak Dalam Membina Akhlak Peserta Didik Di MIN 2 Teluk Betung
Bandar Lampung. Permasalahan pokok pada latar belakang penelitian
tersebut dinyatakan bahwa: Masih ada anak didik yang kurang
menunjukan ketaatan pada pendidik dan kurang aktif serta kurang tekun
dalam beribadah padahal kegiatan pembinaan yang dijalankan sudah
dilakukan secara rutin dan guru pendidikan agama Islam berusaha keras
menanamkan nilai-nilai akhlak yang mulia. Adapun Peran Guru PAI
atau akidah akhlak dalam membina akhlak peserta didik di MIN 2 Teluk
Betung Bandar Lampung dengan cara menerapkan pembiasaan
disekolah, seperti mengucap salam, berprilaku baik, bertutur kata lembut,
kerapian dalam berpakaian, disiplin belajar dan menghormati guru dan
sesama teman.
Samata Gowa. Permasalah pokok pada latar belakang masalah
penelitian tersebut dinyatakan bahwa persoalan akhlak selalu mewarnai
kehidupan manusia dari waktu kewaktu. Terjadinya kemerosotan akhlak
merupakan penyakit yang dapat dengan cepat menjalar secara luas
merambat kesegala bidang kehidupan umat manusia jika tidak
teratasi.Adapun strategi guru akidah akhlak dalam menanamkan
karakter Islami peserta didik di MTs. Guppi Samata Gowa adalah
dengan menggunakan beberapa metode dalam penyampaian materi,
pembiasaan sikap yang baik, memanfaatkan dan meberdayakan semua
lingkungan belajar yang ada.
3. Penelitian Riska tahun 2018 tentang Upaya Guru Akidah Akhlak
Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di Madrasah Aliyah Riyadhul
Jannah Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjun Jabung Barat.
26
Permasalahan pokok pada latar belakang penelitian tersebut dinyatakan
bahwa: adanya siswa yang melanggar peraturan madrasah seperti,
membolos, merokok dilingkungan sekolah, membuat keributan
disekolah, telat datang kesekolah, tidak memakai seragam sekolah.
Adapun Upaya yang dilakukan guru akidah akhlak dalam mengatasi
kenakalan siswa melalui pendekatan kepada siswa itu sendiri dan
melalui pendidikan karakter.
atas adalah bahwa dalam penelitian tersebut adanya suatu strategi dan
upaya yang dilakukan oleh guru dalam rangka untuk mengatasi siswa
yang berakhlak kurang baik/nakal. Adapun perbedaan penelitian penulis
dengan penelitian diatas terletak pada setting penelitian yaitu penulis
melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Swasta as’ad Kota Jambi.
26 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, jenis penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Yaitu
suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap
suatu organisasi, lembaga/gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka
penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit tetapi dari
sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam. (Suharsimi Arikunto, 2002:
120)
deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya
menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini
berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung
berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian
dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk
memberikan solusi tentang meningkatkan kedisiplinan siswa, yang dimana lokasi
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta As’ad
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan
27
lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: 5)
B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak
Kemang Kota Jambi, atas berbagai pertimbangan; banyaknya fenomena-
fenomena yang terjadi pada siswa di Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak
Kemang Kota Jambi, sering ditemukan siswa yang terlambat masuk sekolah,
sering ditemukan siswa yang membolos, sering ditemukan siswa yang keluar
masuk kelas ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Sering
ditemukan siswa yang membawa hendpone (hp) ketika berada di sekolah padahal
hal tersebut sudah dilarang pihak sekolah.
2. Subjek Penelitian
yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a.Guru aqidah akhlak di Madrasah Aliyah Swasta As’ad Olak Kemang Kota
Jambi
Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana purposive
sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika
orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,
karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011: 5) Sebagai subjek
utama yaitu guru aqidah akhlak di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad. Adapun
sebagai sumber informasi untuk memperoleh data tentang realita permasalahan
28
siswa, metode-metode yang diterapkan oleh guru dalam hal meningkatkan
kedisiplinan siswa.
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta sumber-
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data
sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa
yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai data
pelengkap atau data pendukung dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi)
terhadap permasalahan di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
b. Data Sekunder
dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi
profil Madrasah dan struktur organisasi Madrasah Aliyah Swasta Putra
As’ad.
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek darimana
data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106) Sumber data yaitu
berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara. Sumber
data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan sumber data dari
dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.(Jam’an Satori, 2009: 105)
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni guru aqidah akhlak, dan siswa di
Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di Madrasah Aliyah Swasta Putra
As’ad
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi
resmi yang berhubungan dengan keberadaan siswa, baik jumlah siswa, dan
bentuk Kegiatan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang valid.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode observasi,
wawancara, dokumentasi.
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,
(Lexy J Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung
kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan
30
terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang dibutuhkan.
Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung data yang
ada di lapangan, terutama tentang data yang ada di Madrasah Aliyah Swasta
Putra As’ad Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan Meningkatkan
kedisiplinan siswa di Madrasah aliyah Swasta Putra As’ad.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Mengamati sistem pendidikan. di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
b) Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
c) Memperhatikan metode-metode yang diterapkan guru aqidah akhlak dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
d) Memperhatikan tanggapan guru aqidah akhlak terhadap permasalahan-
permasalahan siswa yang terjadi di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
2. Metode Wawancara / interview
113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil data, dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden dan mendengarkan
langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan oleh responden,
Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa
sumber data yang bersangkutan yaitu, guru aqidah akhlak, dan siswa di Madrasah
Aliyah Swasta Putra As’ad. Sebelum penulis melalukan wawancara, penulis
sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.
Adapun datanya meliputi:
a) Metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan kegiatan dalam meningkatkan
akhlak siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
b) Cara yang digunakan dalam meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Aliyah
Swasta Putra As’ad.
c) Upaya-upaya guru aqidah akhlak dalam meningkatkan akhlak siswa di
Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
d) Guru aqidah akhlak yang meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Aliyah
Swasta Putra As’ad.
e) Meningkatkan kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Putra As’ad.
f) Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang digunakan.
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi :
a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara bebas menanyakan
apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci
seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.
c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002: 132)
3. Metode Dokumentasi
seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti,
majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: 138) Data tersebut antara
lain :
4) Keadaan sarana dan prasarana.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses berfikir
dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian dibahas kepada
permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :
1 . Reduksi Data
“Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi”.(Jam’an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka
langkah selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang muncul
dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung.
melalukan penarikan kesimpulan.
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya analisa
ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
33
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik pemeriksaan.
Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, ada beberapa
tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan temuan, diantaranya :
1. Perpanjang keikutsertaan
sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini dilakukan maka
membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi
kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian atau
peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan waktu di lapangan akan
memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan data yang dikumpul. (Sugiono,
2012: 219)
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara rinci
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. (Sugiono, 2012: 99)
Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat peneliti
terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun kesalahan responden yang
vtidak benar dalam memberikan informasi.
3. Triangulasi
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J
Moleong, 2011: 178)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
G. Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai dari Februari
2019 sampai Juni 2019, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
8 Penulisan konsep
BAB IV
di Jambi telah mengalami banyak perkembangan, marilah kita simak
kebelakang pada tahun 1915 (91 tahun silam) dimana sarana pendidikan
Islam (Madrasah) banyak yang tumbuh dan berkembang dengan jumlah
yang cukup banyak, namun patut disayangkan jika saat ini madrasah-
madrasah tersebut banyak yang tidak aktif lagi. Ada banyak faktor
penyebabnya antara lain karena madrasah tesebut masih bersistem sangat
sederhana dan tanpa memasukkan mata pelajaran umum sebagai salah satu
bidang studinya, padahal hal-hal diatas merupakan salah satu tuntutan
zaman dalam dunia pendidikan. Faktor lainnya adalah mungkin karena
kekonsistenan Pendiri/Pengurus Madrasah terhadap kurikulum
pendidikannya yang mengkhususkan pada pendidikan keislaman sehingga
madrasah tersebut kurang diminati seiring dengan perkembangan zaman.
Hal demikian terus berlangsung hingga awal era kemerdekaan. Hal
tersebut diatas tentunya merupakan sebagian dari faktor penyebab
mandegnya perkembangan madrasah. Ada banyak hal lain yang tentunya
berperan terhadap hal tersebut diatas baik faktor intern madrasah maupun
faktor ekstern.
berfikiran maju dikala itu mengemukakan bahwa apabila dunia pendidikan
Islam (madrasah) terus dibiarkan tanpa adanya pembaharuan dan
perbaikan sistem pendidikan, maka dunia pendidikan Islam khususnya di
Jambi akan menghadapi masa yang suram, nyatanya hal tersbut memang
terbukti dengan dimana pada saat ini banyak adrasah yang tidak atau
36
kurang berfungsi lagi.
Jika kita berbicara tentang sejarah dan perkembangan Pondok
Pesantren Asad, maka hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan langgar
Putih yang banyak mempengaruhi keberadaan pesantren asad ini. Langgar
Putih berlokasi di Kelurahan Ulu Gedong, di dirikan pada tahun 1868 oleh
Asy Syekh Khotib Masud, selain sebagai tempat peribadatan masyarakatan
Ulu Gedong dan Masyarakat seberang Kota Jambi, Langgar Putih juga
dijadikan sebagai sarana pendidikan Agama Islam. Setelah beliau wafat di
tahun 1889, usaha beliau dilanjutkan oleh keponakannya sekaligus anak
angkatnya yaitu AlAlimul „Allamah Syekh Abdul Majid Jambi, yang pada
waktu belajarnya di Mekkah seangkatan dengan Syekh Ahmad Khotib
Minang Kabau.
Pada masa Syekh Abdul Majid Jambi inilah dilanggar putih mulai
mengadakan pengajian kitab kuning di daerah kesultanan Jambi dan
berlangsung hingga tahun 1904, karena beliau harus hijrah ke Mekkah guna
menghindari dari penangkapan penjajahan Belanda. Hal tersebut karena selain
sebagai seorang guru beliau juga menjabat sebagai penasehat Sulthan Thaha
Syaifuddin Jambi.
di Kampung Samiyah, diantara muridnya adalah :
1. Al „Alimul „Allamah Syeh Ahmad Syukur, Pendiri Madrasah
Saadatuddaren Tahtul Yaman.
2. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Ibrahim Abdul Majid Jambi, pendiri
Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong
3. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Abdus Shomad Khop, Penghulu yang
pertama.
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Al „Alimul „Allamah Syeh Kms. H.M. Sholeh, pendiri Madrasah Nurul
Islam Tanjung Pasir.
5. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Usman, pendiri Madrasah Al Jauharain
Tanjung Johor.
6. Al „Alimul „Allamah Syeh Jamil Jaho, di Jaho Sumatera Barat.
7. Al „Alimul „Allamah Syeh Sulaiman Ar-Rosuli Candung.
8. Al „Alimul „Allamah Syeh Alwi bin Ahmad Syihab, Sungai Asam Jambi.
Pengajian di Langgar Putih kembali dibuka oleh Al „Alimul „Allamah
Syeh Haji Ibrahim Putra Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Abdul Majid Jambi
yang mendirikan Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong. Langgar Putih ini
berfungsi sebagai lembaga pendidikan kembali pada tahun 1948 hingga tahun
1951 oleh K.H. Abdul Qodir Ibrahim.
A. Berdirinya Perguruan Asad
Pada tahun 1369 H, tepat pada tanggal 26 Jumadil Awwal 1369 H dan
selesai pada tanggal 26 Dzulqoidah 1370 H bertepatan pada tanggal 29
Agustus 1951 M, dengan disertai niat yang baik dan semangat yang kuat
dalam menghadapi rintangan-rintang baik yang datangnya dari pihak yang
tidak setuju dengan kehadiran Perguruan atau Pondok Pesantren Asad
(Mahadul Asad) ini ataupun rintangan berupa biaya, namun berkat inayah
dan hidayah Allah SWT maka pada tahun 1951 berdirilah sebuah gedung
permanen berukuran 3x17 meter yang terletak diatas lahan seluas 1½ Ha dan
pembangunan di Pondok Pesantren Asad ini berkembang dengan pesat,
terbukti dengan banyaknya gedung yang telah dibangun pihak Yayasan pada
saat ini.
adalah untuk membantu pemerintah dalam mengadakan sarana pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, baik dibidang ilmu pengatahuan
38
Islam maupun ilmu pengetahuan umum. Setelah para santri menamatkan
pendidikannya baik ditingkat SD atau Ibtidaiyah, Tsanawiyah ataupun Aliyah
di Perguruan Asad, mereka dapat meneruskan pendidikannya baik disekolah
umum atau di Perguruan Tinggi umum dan swasta lainnya.
Ketua Yayasan Perguruan Asad dari Masa ke Masa:
1. K.H.A Qodir Ibrahim (1951-1970), sebagai mudir sekaligus nadzir.
2. K.H.M Yusuf Ibrahim (Ketua Yayasan) dan K.H. Nurdin Abdul Ghoni
(Mudir), tahun 1970-1979.
4. K.H.M. Najmi Qodir (1985-sekarang).
B. PROFIL ALALLAMAH K.H. ABDUL QODIR IBRAHIM
Al „Allamah K.H. Abdul Qodir Ibrahim bin Al „Allamah K.H. Ibrahim
bin Syeh Abdul Majid Jambi bin K.H M Yusuf binAbid bin Jantan Bergelar
Sri Penghulu lahir di Kampung Tengah Jambi pada tanggal 18 Shofar 1332 H
/ 1914 M dan wafat di shubuh Jumat tanggal 10 Juli 1970 di Jakarta.
Guru-gurunya antara lain : Syeh Hasan Al Yamany (Mufti Mekkah)
memperdalam ilmu Fiqh/Ushul Fiqh, Syeh Ali Maliky (Mufti Mekkah) 1939
dan Syeh „Arif (Hakim Tentara Turki) memperdalam ilmu Falak 1936.
Sejak umur 13 tahun telah mengajar di Madrasah Nurul Iman Ulu
Gedong. Pada tahun 1933-1944 diangkat sebagai Roisul Muallimin dan 1944-
1948 sebagai Mudir Madrasah tersebut.
Setelah beberapa tahun menjabat sebagai mudir di Madrasah Nurul
Iman, terjadilah beberapa masalah yang timbul dari pihak-pihak yang merasa
iri dengan keberadaan beliau dan beliau pun berinisiatif untuk mengundurkan
diri dari Madrasah tersebut dan ingin mendirikan lembaga pendidikan modern
yang diawali dengan membuka pengajian di Langgar Putih pada tahun 1948.
Pengajian di Langgar Putih inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Perguruan Pondok Pesantren Asad yang berlokasi di Kampung Olak Kemang
Kota Sebarang Jambi.
Di Pondok Pesantren Asad ini beliau dengan segenap kemampuan
yang ada dan dibantu oleh guru-guru yang terus membantu usaha beliau terus
mencurahkan perhatiannya secara penuh untuk kemajuan Perguruan/Pondok
Pesantren Asad.
Setelah Perguruan Asad berjalan beberapa tahun beliau merombak
system kurikulum yang asalnya hanya pelajaran agama saja ditambah
pelajaran umum yang sesuai dengan tutunan zaman dalam hal ini banyak
orang yang tidak setuju dengan beliau, karena orang beranggapan itu haram.
Setelah melalui pendekatan dan penjelasan, orang-orang pun bisa
menerimanya. Dan beliau lah orang pertama kali yang menyuruh para wanita
untuk belajar. Karena dia menerapkan hadits menuntut ilmu itu wajib bagi
kaum laki-laki dan perempuan dan ini pun mendapat tantangan tetapi akhirnya
dapat diterima oleh masyarakat. Pondok inilah yang menjadi Pondok
Pesantren Modern pertama di Provinsi Jambi.
Beliau bukan hanya berkiprah di dunia pendidikan tetapi juga beliau
seorang pejuang yang berjuang dengan gagah berani. Fatwa-fatwanya banyak
dipakai oeh masyarakat. Pernah suatu ketika di zaman Jepang, tentara Jepang
menyuruh masyarakat untuk menghadap matahari beliau menentang dengat
sangat keras sampai pemimpin Jepang terdiam bisu dalam menghadapi beliau,
karena peristiwa itu beliau dipanggil oleh masyarakat Guru Qodir Keramat.
Beberapa tahun kemudian agresi Belanda II terjadi, banyak tentara kita
yang gugur dalam perang karena kekurangan alat persenjataan dan makanan.
Suatu ketika, ada tentara Indonesia yang datang kerumah beliau dan diberi
nasehat juga doa. Untuk menambah semangat para pejuang, beliau
mengarang lagu “Al Huriyyah” yang artinya “kemerdekaan”. Sejarah
perjuangan beliau dapat dilihat di Korem Garuda Putih Jambi dan menurut
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
putra beliau, K.H Nadjmi Qodir dapat juga dilihat di Tugu Juang Sipin Ujung,
Jambi.
beliau ikuti, diantaranya beliau menjadi Ketua PW Nahdlatul „Ulama Propinsi
Jambi yang pertama. Dulu NU ikut berpolitik, kalau ada orang yang menjadi
Gubernur harus ada tanda tangan beliau. Kalau tidak ada, jangan harap
menjadi pemimpin. Selain itu beliau juga menjadi anggota MPRS RI utusan
Propinsi Jambi, Ketua Mahkamah Syariah Propinsi Jambi dan Dekan
Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Beliau jugalah
yang mendirikan Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin IAIN STS Jambi yang
terkenal di Propinsi Jambi.
Tahun 1970 merupakan tahun yang cukup menyedihkan bagi
masyarakat Jambi, karena pada tahun itu beliau meninggal dengan tenang di
Jakarta. Beliau telah banyak berjasa khususnya bagi kemajuan Pendidikan
Islam di Jambi.
1. Kegiatan Pelajaran Kurikulum (formal)
2. Kajian Kitab Kuning
3. Pembinaan Bahasa Arab-Inggris
5. Drum Band
13. Paskibraka
yang hingga saat ini masih aktif :
1. SD Islam (SDI) Asad didirikan tahun 1960.
2. Madrasah Ibtidaiyah Putra didirikan tahun 1968.
3. Madrasah Ibtidaiyah Putri didirikan tahun 1969.
4. Madrasah Ibtidaiyah Putri II berlokasi di Kampung Tengah didirikan
tahun 1972.
7. Madrasah Aliyah (Putra) tahun 1951 yang telah mengalami bermacam
perubahan nama.
9. Aliyah Program Tahfizul Quran tahun 2012
10. Mahad Aly tahun 2012 (mendapat SK Dirjen Pendis No. 3002 tahun
2016 serta Nomor Statistik Mahad Aly (NSMA): 2 4 1 2 1 5 7 1 0 0 01.
Mahad Aly Syekh Ibrahim Al-Jambi PP. Asad adalah lembaga
pendidikan tinggi keagamaan yang menitikberatkan pada kajian fiqh dan
ushul fiqh. Lembaga ini didirikan atas ide dan buah pikiran beberapa ulama
Kota seberang Jambi (K.H. Nadjmi Qodir, K.H.A. Sirojuddin,HM dll) dengan
mengacu pendidikan islam terdahulu yang diprakarsai oleh Tuan Guru
Ibrahim al-Jambi, mulai diresmikan pada tanggal 04 Januari 2011 oleh
Gubernur Jambi (Drs. H. Hasan Basri Agus, MM) dan Ka.Kemanag Jambi
(Drs. H. Abdul Kadir Husein, M.Pd.I) hingga tahun 2016 melaksanakan „idadi
persiapan mahad aly. dengan lahirnya UU No 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, PP No 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
42
Keagamaan, PMA No 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam,
dan PMA No 71 tahun 2015 tentang Mahad Aly, Mahad Aly memiliki status
dan legalitas serta sosial efek yang sama dengan perguruan tinggi yang lain,
baik umum maupun keagamaan di Indonesia. Dengan telah diresmikannya
Mahad Aly Syekh Ibrahim Al-Jambi oleh menteri Agama R.I Lukman
Hakim Saifuddin dengan SK Dirjen Pendis No. 3002 tahun 2016 serta Nomor
Statistik Mahad Aly (NSMA): 2 4 1 2 1 5 7 1 0 0 0 1, maka tahun akademik
2016/2017 akan menerima mahasantri baru.
Selain Madrasah/Sekolah tersebut diatas yang masih aktif, Yayasan
Perguruan Asad juga pernah mendirikan berbagai macam lembaga yang
karena suatu hal akhirnya ditutup atau beberapa diantaranya dinegerikan
antara lain : Taman Kanan-Kanak (TK), Madrasah Wajib Belajar (MWB),
Madrasah Ibtidaiyah Cabang Pulau Pandan, MTsN Olak Kemang dan MAN
Olak Kemang (dinegerikan pada tahun 1969) dan Fak. Ushuluddin dan
Tarbiyah IAIN STS Jambi dinegerikan tahun 1967.
D. Visi dan Misi Madrasah
Visi Madrasah Aliyah Swasta Asad adalah :
“Mengasah Fikir, Menggali hati dan Berprestasi Berdasarkan
Iman dan Taqwa serta Berbudaya Islami”
Untuk mewujudkan visi Mas Asad Kota Jambi sebagaimana tersebut,
diperlukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.
Misi Madrasah Aliyah Swasta Asad yang disusun berdasarkan visi diatas
adalah sebagai berikut :
43
(2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
intensif kepada seluruh warga madrasah.
(4) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya
baik dibidang akademik maupun non-akademik, sehingga dapat
dikembangkan secara lebih optimal.
madrasah.
madrsah yang telah atau yang akan dicapai.
2. Profil MAS As’ad Kota Jambi
1. Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH ASAD
2. Alamat
: JL.K.H.Husin Baraqbah, II
44
Kode Pos : 36262
3. Kepala Madrasah : 1. H.M.NADJMI K.H.ABDUL
QODIR
5. Waktu Penyelenggaraan : Pagi, Pukul 07.15 s/d 13.30
6. Tempat Penyelenggaraan : Pondok Pesantren Asad Olak
Kemang
7. Tahun Didirikan : 1951 Pondok Pesantren Asad
: 1976 Madrasah Aliyah Asad
8. Nama Penyelenggara/Yayasan : Yayasan Perguruan Asad
Alamat Lama : Jl.K.H.Abdul Qodir Ibrahim No.45
Olak kemang Kec. Danau Teluk Kota
Jambi
45
Alamat Baru : Jl. K.H.Ahmad Husein Al-B
araqbah
KEPALA MADRASAH
KEPALA TATA USAHA
Drs. Fauzi Mansur
3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia
telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung
jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Maka secara
umum untuk menjadi guru yang baik dan diperkirakan dapat memenuhi
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya hendaknya bertakwa
kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniahnya, baik akhlaknya,
bertanggung jawab dan berjiwa nasional.
Berdasarakam Tabel 4.1 menunjukkan pendidikan terakhir
guru di MAS As’ad Kota Jambi.
NO NAMA GURU SARJANA
3 M.AMIN HUSIN, S.Pd.I. M.Pd.I S2
4 ULLY AF IDAH, S.Pd. M.Pd S2
5 M. SIBAWAIHI, S.Pd.I, M.HI S2
6 AHMAD FARID WAJDI, LC.MA S2
7 DRS.FAUZI MANSYUR S1
10 DRS.JAILANI S1
12 H.ABDUL QADIR JAILANY, S.Ag S1
13 MAHFUDHIN, S.Ag S1
15 HAFIZOH, S.Ag S1
16 IRMA SURYANI, S.Ag S1
17 H.A. DUMYATI ISHAQ, S.Pd.I S1
18 ERKHAMI KASRAN S1
19 SUSILOWATI, S.Pd.I S1
21 A.RAHMAN THAAT, S.Pd.I S1
22 KAMILIN, S.Pd.I S1
23 THOHIROTUDDINIYAH, S.Pd.I S1
24 DLOMIRI, S.Pd S1
25 NURMILAH, S.Pd S1
27 DARUSSALAM, S.Pd S1
37 SAFARUDDIN, LC S1
39 K.H.A.RAMZI SULAIMAN MAS
Tabel 4.2. Keadaan Tenaga Pendidik di MAS As’ad Kota Jambi
Tahun 2018
NO NAMA GURU JABATAN
2 H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I Guru PPKN
3 Fathur rahman, S.Pd.I, M.Pd.I Guru Bahasa Indonesia
4 Drs.M.Yusuf Abdullah Guru Seni Budaya
5 Drs. Fauzi,MS Guru SKI
6 Erkhami, S.Pd.I Guru Fiqih
7 Hafizoh, S.Ag Guru Bahasa Arab
8 Retning Resiana, S.Pd Guru Bahasa Inggris
9 Darussalam, S.Pd Guru Ekonomi
10 Eli Nurlaili, S.Ag Guru Sejarah
11 Mahfudhin, S.Ag Guru Sosiologi
12 Tamsir, M.Pd.I Guru Aqidah Akhlak
13 Pahrul rozi, S.Pt Guru Matematika
14 Susilowati, S.Pd.I Guru Biologi
15 Nurma Chatib, S.Pd.I Guru Quran Hadis
16 Drs.Abdul Basit Guru Matematika
17 Drs. Jailani Guru Quran Hadis
18 Zuhratul Aini, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
19 M.Amin Husin, M.Pd.I Guru Hadis
20 Haviz Munzir, S.Pd Guru Penjaskes
21 Dlomiri, S.Pd Guru Geografi
22 Desi Susanti, SE Guru Ekonomi
23 Nurmilah, S.Pd Guru Fisika
24 Ully Afidah, S.Pd. M.Pd Guru Fisika
25 KH.Usman, HM Guru K T Agama
26 KH.A.Ramzi Sulaiman Guru Hadis
49
27 Thohirotuddiniyah, S.Pd.I Guru Bahasa Inggris
28 Nurkomariah, LC Guru T T Tahfiz
29 A.Rahman Thaat, S.Pd.I Guru T T Tahfiz
30 Kamilin, S.Pd.I Guru Penjaskes
31 Al Muthahhiri, S.Sy.S.IF Guru Nahwu-Shorof
32 Irma Suryani, S.Ag Guru Aqidah Akhlak
33 Safaruddin, LC Guru Nahwu-Shorof
34 Drs.Edi Sunarto Guru Seni Budaya
35 Novye Sastriani, S.Pd Guru Kimia
36 Ahmad Farid Wajdi,LC. MA Guru Balaghah
37 Muhammad Sibawaihi, M.HI Guru Tauhid
38 Rila, S.Pd Guru Bimbingan
Konseling
Tabel 4.3 Daftar Nama Pegawai MAS As’ad Kota Jambi
NO NAMA GURU JABATAN
2 H.A.Dumyati Ishaq,S.Pd.I Waka Kurikulum
3 Fathurrahman,S.Pd.I,M.Pd.I Waka Kesiswaan
4 Drs.Fauzi. MS Bendahara
6 Zainul Havis. S.Kom Staf Program
7 Darussalam, S.Pd Staf Kepegawaian
8 Kamilin, S.Pd.I Staf ADM/ Imfetaris
9 Rahmad Kurniawan. S.kom Staf ADM/ Siswa
50
10 Rila, S.Pd Bimbingan Konseling
11 Kafi Kurniati, S.IP Staf Kepustakaan
12 Drs. Abdul Basit Kepala Kepustakaan
13 Hendri Muhammad Pegawai
14 Ahmad Afandi Pegawai
15 Susilowati, S.Pd.I Pegawai
18 Hafizoh, S.Ag Pembina Osis
19 Mahfudhin. S.Ag Pembina Osis
20 Puadi Rahman SATPAM
21 Ismail Fauzi SATPAM
23 A.Rahman Pegawai Piket
4. Keadaan Siswa
Siswa bagi MAS Asad Kota Jambi adalah unsur utama dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Tanpa siswa
maka penyelenggaran pendidikan dan pembelajaran tidak akan terlaksana.
Siswa adalah objek tujuan pendidikan dalam proses belajar mengajar, siswa di
didik dan di bimbing agar menjadi manusia yang mempunyai tanggung jawab.
Tabel 4.4 Data Siswa yang Masuk Tahun 2018
No
SEKOLAH
Jumlah
51
Jumlah 20 175 17 03 215
TabeTabel 4.5 Data Siswa Menurut Usia/Umur 2018 Kelas
X.XI.XII
JUMLAH
1 2004 /13 th -- -- -- -- -- -- -- --
2 2003/14 th 06 09 01 01 -- -- 07 10
3 2002/15 th 55 61 09 21 -- -- 64 82
4 2001/16 th 20 18 66 70 08 14 94 102
5 2000/17 th 01 00 22 21 65 77 88 98
6 1999/18 th -- 01 02 02 13 24 15 27
7 1998/19 th -- -- -- -- 02 02 02 02
8 1997/20 th -- -- -- -- -- -- -- --
5. Tata Tertib Santriwan / Santriwati MAS As’ad Kota Jambi
A. Tugas dan Kewajiban
1. Mengikuti upacara / apel pagi dilapangan sebelum masuk kelas.
2. Hadir setiap hari KBM dan telah berada diruang kelas pukul 07.30 WIB.
3. Melaksanakan tugas piket sesuai jadwal.
52
4. Berpakaian seragam yang telah ditentukan sekolah dalam keadaan bersih,
rapi dan sopan.
jadwal/daftar pembelajaran.
(pengurus kelas).
Sekolah/Pondok.
8. Menjaga keamanan, ketertiban, ketenangan dan kebersihan di lokal masing-
masing dan dilingkungan Pondok secara umum.
9. Menjaga nama baik diri, orang tua, guru, teman dan ponpes.
10. Bersikap sopan santun dan hormat kepada pemimpin, guru, kakak/adik
kelas serta mempunyai toleransi antar sesama.
11. Melapor dan meminta izin kepada wali kelas, pimpinan sekolah,
asrama/pondok jika pulang kampung atau mengikuti kegiatan lain yang
bersamaan waktunya dengan KBM.
dengan melampirkan surat dispensasi/ keterangan dari pihak yang terkait jika
lebih dari pada sehari.
13. Membaca Doa (lagu Mars Asad) pada setiap awal jam pertama dan akhir
pembelajaran (akan pulang).
B. Larangan-larangan (Pelanggaran)
Setiap santriwan/santriwati dilarang:
2. Berambut gondrong (panjang), merokok dan membawa senja (sesuatu)
yang dapat membahayakan orang lain dan diri sendiri.
3. Membawa/melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma agama dan
pancasila.
5. Membuang sampah tidak pada tempat yang disediakan / ditentukan.
6. Menerima tamu selama KBM sedang berlangsung.
7. Merusak, mengotori, menulisi, mengurangi atau menghilangkan sarana,
prasarana dan semua fasilitas sekolah/pondok.
8. Melanggar segala ketentuan / peraturan yang berlaku (yang tidak tercantum
dalam tata tertib ini).
Pelanggaran setiap tata tertib dan peraturan / ketentuan yang berlaku, akan
dikenakan sanksi/ denda antara lain:
1.Peringatan (teguran) scara lisan / tertulis.
2. Membayar denda buku tulis / absen.
3. Membayar denda sebuah buku bacaan / pustaka.
4. Didenda/sanksi sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Membuat surat perjanjian dan pemanggilan orang tua.
6. Dikembalikan kepada orang tua.
54
6. Keadaan Sarana Prasarana
tidak langsung ikut menunjang dan menentukan kelancaran kegiatan
pendidikan dan pembelajaran yang pada gilirannya pula mempermudahkan
tercapainya tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dalam melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran, sarana dan prasarana sangat penting, baik
lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non formal.
Sarana dan prasarana merupakan penunjang bagi pelaksana pendidikan
untuk memajukan dan meningkatkan hasil yang akan dicapai dalam
pendidikan dan pembelajaran tersebut. Karena tanpa adanya sarana dan
prasarana, pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Madrasah Aliyah Swasta Asad Kota Jambi sebagai lembaga pendidikan
formal tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai pusat
pendidikan dan pembelajaran dimana proses pembelajaran berlangsung.
Pengadaan sarana dan prasarana dan fasilitas tidaklah semata-mata
untuk program pendidikan di kelas saja, tetapi juga pengadaan sarana dan
faasilitas pendidikan di luar sekolah semuanya tertuju untuk peningkatan
kualitas siswa baik dalam proses pembinaan pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
a. Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Akhlak Siswa
Harapan dititipkan pada bidang pendidikan, khususnya guru, untuk mau
dan mampu mendidik generasi penerus bangsa ini agar tidak menjadi penonton di
negaranya sendiri. Keterampilan yang harus dibentuk dalam diri peserta didik
adalah: 1) keterampilan bekerja sama, 2) keterampilan berkomunikasi, 3)
kreativitas, 4) keterampilan berpikir kritis, 5) keterampilan menggunakan
teknologi informasi, 6) keterampilan numerik, 7) ketermpilan menyelesaikan
masalah, 8) keterampilan mengatur diri, dan 9) keterampilan belajar. Pengetahuan
dan keterampilan harus diikuti dengan pembentukan sikap dan perilaku yang
mencerminkan orang yang terpelajar. Hal ini perlu menjadi perhatian karena orang
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pintar yang tidak bermoral akan menjadi orang yang berbahaya bagi orang lain.
Sikap yang perlu dibentuk melalui pembelajaran adalah: kejujuran, tanggung
jawab, toleransi, kepedulian terhadap orang lain, kedisiplinan, santun, percaya diri,
dan cinta damai. Sikap dan perilaku dibentuk sejalan dengan pengembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik atau merupakan efek pengiring
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, dan hal tersebut memerlukan strategi
untuk tercapai pada tujuan yang ingin dicapai.
Beberapa strategi yang dilakukan oleh guru akidah akhlak dalam
meningkatkan akhlak siswa di MAS Asad Kota Jambi. Ialah, dengan menciptakan
suasana belajar yang kondusif, menjadi teladan bagi siswa, memberikan siraman
rohani, dan memberikan sanksi terhadap pelanggaran tata tertib. Semua itu
dilakukan dalam meningkatkan akhlak siswa di MAS Asad kota Jambi
(Observasi, 29 April 2019)
a. Menjadi Teladan
Sikap dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan bagi
perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap seorang guru tidak
hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya
dalam kehidupan sehari-hari oleh anak didiknya. Guru bukan hanya pengajar,
pelatih dan pembimbing, tetapi juga menjadi cermin bagi peserta didiknya.
Bukan hanya perkataan, tetapi penampilan dan sikap pun akan ditiru oleh
peserta didiknya. Maka dari itu sudah seharusnya guru harus berfikir terlebih
dahulu sebelum berucap dan bersikap, karena semuanya yang dilakukan guru
akan diikuti atau ditiru oleh peserta didik. Hal ini terlihat dari sopan santun
siswa yang terlihat ketika guru datang mereka senyum dan salam kepada
gurunya. (Observasi, 29 April 2019)
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibuk Irma Suryani selaku guru
akidah akhlak beliau mengatakan:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“ Ibuk ingin menjadi contoh yang baik bagi siswa, karena itu ibuk
mencontohkan peserta didik untuk datang tepat waktu, ibuk selalu ikut
apel pagi, bertutur kata lemah lembut dan sopan santun terhadap sesama
guru, serta ibuk mengusahakan untuk selalu berpakaian rapi”.
(Wawancara, 30 April 2019)
Dari hasil pengamatan dan wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
setiap tingkah laku dan ucapan guru akan diikuti oleh peserta didiknya, maka
dari itu guru harus berhati-hati dalam bersikap didepan murid.
b. menciptakan suasana kondusif
akidah akhlak beliau mengatakan:
“Ibuk di dalam kelas berusaha keras membiasakan anak tidak datang
terlambat dan ribut di kelas, jika ada yang terlambat masuk kelas ibuk
akan menyuruh membaca surat pendek didepan kelas, jika ada murid
yang ribut ibuk akan memberikan teguran agar mereka tidak ribut,
akan tetapi jika mereka masih ribut, ibuk akan memberikan hukuman
dengan menyuruh mereka berdiri di depan kelas, jika masih ribut ibuk
akan menyuruh mereka keluar dari jam pelajaran ibuk”.
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Rinoy Saindri, siswa
kelas XI C, siswa tersebut mengatakan:
“Belajar akidah akhlak sangat menyenangkan karena ibuknya sangat
baik dan ramah, meskipun ibuk memberikan hukuman ketika kami
terlambat kami sadar itu demi kebaikan karena jika terlambat akan
banyak ketinggalan pelajaran. (Wawncara, 30 April 2019)
58
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
suasana yang nyaman dan aman di kelas maupun dilingkungan sekolah sangat
berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
c. Memberikan Hukuman
dimaksud disini adalah hukuman yang mendidik. Hukuman inilah yang
diperlukan dalam pendidikan. Hukuman adalah suatu alat yang dipakai untuk
membangkitkan kepercayaan siswa, sehingga siswa dapat menyadari
kesalahan yang diperbuatnya. Dalam memberikan hukuman, diperlukan
kesepakatan terlebih dahulu. Karena hukuman tidak akan terjadi tanpa adanya
kesepakatan.
akidah akhlak, beliau mengatakan:
“Ibuk dalam mengajar disiplin (menjadi teladan), ketika jam pelajaran
ibuk saya masuk tepat waktu karena apa, jika gurunya saja terlambat
masuk kekelas maka muridnya pun akan ikut terlambat karena setiap
tingkah laku guru akan dicontoh muridnya, ketika pembelajaran ibuk
seli