PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK...

of 144 /144
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL HUDA KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ROISUL IMAM NIM 11113191 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Embed Size (px)

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK...

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE

PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL HUDA

KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ROISUL IMAM

NIM 11113191

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

ii

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE

PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS VIII MTs NURUL HUDA

KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ROISUL IMAM

NIM 11113191

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

iv

v

vi

vii

MOTTO

Hendaklah jangan malu salah seorang diantara kalian untuk belajar jika ia tidak

mengetahui sesuatu. Janganlah orang bodoh merasa malu untuk bertanya atas apa

yang tidak ia ketahui. ( Ali Bin Abi Tholib)

viii

PERSEMBAHAN

1. Kepada kedua orang tuaku (Bapak Khoirudin dan Ibu Miyatun) terimakasih

telah menjadi orang tua yang baik yang telah mendidiku, merawatku dengan

penuh kasih sayang dan penuh kesabaran yang tak ternilai harganya

2. Terimakasih banyak untuk saudara-saudaraku yang selama ini telah setia

mendukungku, dan memberi semangat untuk mengerjakan skripsi ini sehingga

skripsi ini selesai.

3. Institut Agama Islam Negeri Salatiga, dimana tempat yang telah penulis pilih

untuk menuntut ilmu. Semoga ilmu yang di peroleh penulis dapat bermanfaat

bagi orang lain dan diri sendiri.

4. Adik-adikku tercinta yang telah mewarnai hari-hari indah dalam

kebersamaannya dan yang selalu ada serta menemani hari-hariku dan

menghiburku setiap saat.

5. Keluarga Besar Jurusan PAI IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2013, yang selalu

memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu ada di saat suka maupun duka.

7. Keluarga besar MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

8. Segenap Civitas Akademika IAIN Salatiga.

9. Kepada Pembaca yang Budiman.

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan Skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak materi

Akhlak Tercela dengan Metode Pembelajaran Group Investigation pada Siswa Kelas

VIII MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2017/2018.

Di dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah

memberikan izin penelitian.

3. Hj.Siti Rukhayati, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekaligus selaku

Dosen Pembimbing yang telah memberikan izin, bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi.

4. Segenap Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik dan memberikan

pencerahan untuk selalu berpikir kritis, edukatif, dan inovatif selama berada di

lingkungan Kampus IAIN Salatiga.

5. Sumadi, S.Pd.I, Kepala MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

x

6. Ibu Istiqomah, S.Ag. Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Huda

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah membantu kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

7. Seluruh guru dan karyawan MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.

8. Seluruh siswa kelas VIII A MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.

9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan

balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini

bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Amin.

Salatiga,27 Februari 2018

Roisul Imam

xi

ABSTRAK

Imam Roisul, 2018. Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela

dengan Metode Group Investigation pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Huda

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.. Skripsi

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj.Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Group Investigation, dan Aqidah

Akhlak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran Group

Investigation dapat Meningkatkan hasil belajar materi Akhlak Tercela siswa kelas VIII

MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

Penelitian ini merupakan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2

siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengamatan dan tes.

Hasil penelitian ini Metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dari nilai ketuntasan pada pra siklus 34,61% siklus I sebesar

61,53%, siklus II 100%, dan rata-rata nilai hasil belajar pada pra siklus 58,8 siklus I

sebesar 69,6, pada siklus II menjadi 87,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini pada penerapan metode pembelajaran Group Investigation bahwasanya

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak materi Akhlak Tercela di MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali Tahun Pejaran 2017/2018 telah mendapatkan peningkatan keaktifan dan hasil

belajarnya.

xii

DAFTAR ISI

Sampul..................................................................................................... i

Gambar Berlogo ...................................................................................... ii

Judul ........................................................................................................ iii

Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................... iv

Halaman Pengesahan Kelulusan ............................................................. v

Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan.................................................... vi

Motto...................................................................................................... . vii

Persembahan ........................................................................................... viii

Kata Pengantar ........................................................................................ ix

Abstrak .................................................................................................... xi

Daftar Isi.................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................... 6

D. Hipotesis Tindakan ................................................... 6

E. Indikator Keberhasilan ............................................. 7

F. Manfaat Penelitian .................................................... 7

G. Definisi Operasional ................................................. 8

H. Metode Penelitian ..................................................... 10

I. Sistematika Penelitian .............................................. 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar.......................................................... 19

B. Hasil Belajar .............................................................. 21

C. Metode Group Investigation .................................... 28

D. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs ...................... 33

E. Penelitian yang Relevan ............................................ 53

xiii

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Nurul Huda ......................... 58

B. Subject, Tempat dan Waktu Penelitian .................... 63

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian............................. . 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian .......................................... 75

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................... 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................... 96

B. Saran .......................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Profil MTs Nurul Huda .......................................................... 58

Tabel 3.2 Keadaan Siswa MTs Nurul Huda............................................ 60

Tabel 3.3 Strruktur Organisasi MTs Nurul Huda ................................... 60

Tabel 3.4 Datar Guru MTs Nurul Huda ................................................. 61

Tabel 3.5 Daftar Sarana Prasarana MTs Nurul Huda ............................ 62

Tabel 3.6 Datar Siswa Kls VIII A MTs Nurul Huda .............................. 63

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Pra Siklus ....................................................... 75

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................. 77

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ........................................... 79

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I ........................................................... 81

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ............................................ 84

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .......................................... 86

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II .......................................................... 88

Tabel 4.8 Kinerja Guru dan Pembelajaran Siklus I dan II ...................... 92

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Siswa Siklus I dan II ...................................... 94

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK ....................... 12

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 3.1 Lembar Hasil Pengamatan secara Klasikal untuk Siswa Siklus I

Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengamatan secara Klasikal untuk Siswa Siklus II

Lampiran 4.1 Hasil Ulangan Siklus I

Lampiran 4.2 Hasil Ulangan Siklus II

Lampiran 5.1 Soal Siklus I

Lampiran 5.2 Soal Siklus II

Lampiran 6 Foto Kegiatan

Lampiran 7 Satuan Kredit Kegiatan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia.

Sebab hanya dengan pendidikanlah manusia itu dapat menemukan jati diri

kemanusiaanya.

(Q.S Al-Ahzab : 21)

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah

(Q.S Al-Ahzab : 21)

Nabi Muhammad Saw adalah suri tauladan yang baik bagi

manusia, Ayat di atas menjelaskan bahwa sebagai manusia harus memiliki

akhlak yang baik untuk dicontoh, agar selamat dan bahagia hidup dinunia

dan di akhirat.

Pendidikan diberikan dalam bentuk pembiasaan dan latihan.

Adapun pendidikan anak usia sekolah adalah pendidikan yang diberikan

kepada anak usia 6-12 tahun. Pada usia tersebut dapat dikatakan sebagai

usia matang di sekolah. Pendidikan ini berusaha membina dan melatih

kognisi, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan usia dewasa 12-18 tahun

adalah pendidikan yang disampaikan kepada mereka yang sudah

2

memasuki usia kemantapan atau ketenangan. Pendidikan ini dimaksutkan

untuk memperkuat jiwa mereka agar lebih memantapkan peranan hidup

mereka (Uhbiyati, 2009: 2-3).

Mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab terdapat berbagai

persoalan yang harus kita ketauhi seperti faktor pendidik, peserta didik,

metode, materi pendidikan dan lain-lain. Semua permasalahan itu perlu

dipahami dan dipelajari secara tepat.

Dalam dunia pendidikan tentu ada permasalahan-permasalahan di

sekolah baik itu permasalahan dari guru, siswa, materi, metode, sarana

prasarana dan lain sebagainya. Kemudian dari hasil survey pada bulan

November 2017 di MTs Nurul Huda terdapat permasalahan tentang

strategi pembelajaran dan metode yang digunakan kurang maksimal. Fakta

di lapangan menunjukan bahwa banyak siswa kelas VIII MTs Nurul Huda

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali bersikap pasif ketika berlangsung

pembelajaran di kelas. Selama pembelajaran di kelas siswa menjadi

pendengar, ketika guru menjelaskan meteri pelajaran kebanyakan para

siswa tertidur dan main sendiri. Ketika guru memberikan pertanyaan,

sebagian siswa kebanyakan hanya diam dan tidak berkomentar. Ketika

guru memberikan kesempatan untuk bertanya mereka hanya diam saja,dan

nilai siswa masih kurang. Sesuai dengan hasil pre tes pra siklus dihasilkan

rata-rata nilai siswa yaitu 58,8 dan hasil belajar masih di bawah KKM

yaitu 70 .

3

Fakta ini dilatarbelakangi karena siswa kurang tertarik dengan

metode pembelajaran guru dan siswa kurang diberikan strategi

pembelajaran yang memadai. Faktor lain Guru hanya menjelaskan sampai

kemana mana mencakup materi yang diajarkan dan siswa diminta

mencocokkan sendiri terhadap materi yang tertera didalam buku LKS.

Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolah dibutuhkan

kreativitas dan keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi belajar

mengajar semenarik mungkin, sehingga menimbulkan Motivasi belajar

siswa khususnya materi pelajaran Aqidah akhlak.

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa proses belajar yang aktif

dan menarik merupakan keinginan setiap pendidik. Demi meningkatkan

prestasi belajar yang baik dan demi menciptakan proses belajar mengajar

yang kondusif seorang guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode

yang menarik. Salah satu metode yang menarik dalam proses belajar

mengajar adalah metode pembelajaran Group Investigation.

Menurut shohimin dalam bukunya, Group investigation membantu

siswa untuk melakukan investigation terhadap suatu topik secara

sistematis dan analitik (Shoimin, 2014: 81). Hal ini mempunyai implikasi

yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan

membantu mencapai tujuan pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil

belajar.

4

Metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan

proses kelompok. Hasil dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap

anggota kelompok. Dimana dalam prosesnya lebih mengedepankan

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sedangkan guru hanya

mengawasi dan mengarahkan jalanya pembelajaran, sehingga diharapkan

mampu meningkatkan minat dan Motivasi belajar yang pada ahirnya juga

diikuti dengan hasil yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan

(Shoimin, 2014: 80)

Model pembelajaran Group Investigation telah mampu

meningkatkan hasil belajar, hal ini dibuktikan dalam penelitian yang

dilakukan oleh Andika Tri Pamungkas dalam skripsinya yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDI

An Nuur Kauman Tulungagung Tahun Ajaran 2010/2011, dari hasil

penerapan model pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: Hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDI An Nuur Kauman

Tulungagung telah meningkat, hal ini dapat ditunjukkan dari hasil

kenaikan tes akhir tindakan pada setiap siklus. (Pamungkas, 2010: 124).

Penelitian yang serupa yang dilakukan oleh Khariroh (2016) yang

berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pencernaan pada

Manusia Melalu Strategi Group Investigation pada Siswa Kelas 5

Semester 1 MI Maarif Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten

5

Magelang Tahun Pelajaran 2016-2017 dari hasil penerapan model

pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: Ada pengaruh yang

signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation terhadap hasil belajar IPA Materi Alat Pencernaan siswa

kelas 5 Semester 1 MI Maarif Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten

Magelang Tahun Pelajaran 2016-2017(Khoiruroh, 2016: 61).

Berdasarkan uraian di atas,perlu dilakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk

tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama (Suyadi, 2012: 18).

Kusuma (2012: 9) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan

tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki

kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Setelah peneliti melihat hal yang terjadi di MTs Nurul Huda

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali peneliti mempunyai alternatif yang

tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menerapkan

metode Group Investigation. Dengan cara ini siswa diharapkan terangsang

motivasinya dan tertarik berperan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan

uraian di atas,peneliti termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR

AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN

6

METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA

KELAS VIII MTS NURUL HUDA KECAMATAN AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017-2018.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah metode

pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa

mata pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas VIII

MTs Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun Pelajaran

2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka penelitian

tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata

pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela, melalui metode

pembelajaran group investigation pada siswa kelas VIII MTs Nurul Huda

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode

pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar mata

pelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas VIII MTs

Nurul Huda Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran

2017/2018.

7

E. Indikator Keberhasilan

Indikator yang dirumuskan penulis sebagai berikut, peningkatan

hasil belajar aqidah akhlak materi akhlak tercela setelah menggunakan

metode pembelajaran Group Investigation mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 70, dan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai

70 keatas minimal 85%.

F. Manfaat penelitian

Dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi khazanah keilmuan:

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-

temuan mengenai strategi pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran

2. Manfaat praksis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi:

a. Guru Madrasah Tsanawiyah

Menambahkan wawasan dan pengetahuan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan pada mata pelajaran aqidah

akhlak pada siswa kls VIII MTs Nurul Huda melalui

implementasi metode pembelajaran Group Investigation.

8

b. Siswa Madrasah Tsanawiyah

Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

dengan menggunakan metode Group Investigation khususnya

pada pelajaran aqidah akhlak.

c. Lembaga Madrasah Tsanawiyah

Sebagai suatu masukan atau solusi untuk mengetahui

hambatan dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran, serta

sebagai sarana untuk memperbaiki dan mengatasi masalah-

masalah pembelajaran yang ada dalam kelas, sehingga dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang optimal demi

kemajuan lembaga.

G. Definisi Operasional

Untuk memperjelas judul di atas penulis memberikan definisi

operasional terhadap istilah-istilah yang ada.

1. Hasil Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,secara etimologis

belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktifitas

seseorang untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki

sebelumnya. Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami,

mengerti serta dapat melaksanakan dan mengerti sesuatu

(Rahyubi, 2012: 2).

9

Menurut Nasution (1988: 39) menyatakan bahwa hasil belajar

adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Jadi dalam

hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang

belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan

melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penghargaan, minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala

aspek pribadi seseorang.

Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan

menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif

berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pengajaran.

2. Metode Group Investigation

Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang

lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada

menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga

memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara

aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir

pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan

memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang

dibahas (Shoimin, 2014: 80).

Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014),

mengemukakan bahwa dalam penggunaan model Group Investigation,

setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan

10

masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian

tersebut, diketahui bahwa metode Group Investigation adalah model

pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa sehingga tentu akan

membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar.

Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran

yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan

melatih kemandirian dalam belajar (Shoimin, 2014: 80).

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa

tujuan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation membantu

siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik dengan

belajar penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara

kooperatif sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

H. Metode Penelitian

1. Rencana Penelitian

Peneliitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam

pelajaran aqidah akhlak. Proses pelaksanaan tindakan kelas

dilaksanakan secara bertahap sampai penelitian ini berhasil.prosedur

tindakan dimulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi (Muslich, 2009: 40).

Penelitian tindakan kelas ini dapat dimanfaatkan oleh guru

untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang

sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Perbaikan ini

11

untuk menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan

tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.

dengan PTK guru dapat berkembang secara profesional dalam

memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain

guru dapat menunjukkan otonominya sebagai pekerja yang

profesional (Wardani, 2007: 119).

Menurut Suyadi ( Suyadi, 2010: 29), esensi PTK adalah untuk

memperbaiki proses pembelajaran sukses terus menerus, tiada henti.

Siklus demi siklus didalamnya harus mencerminkan perbaikan demi

perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya adalah dasar bagi siklus

selanjutnya, tentu hasil dari siklus berikutnya haruslah jauh lebih baik

dari siklus sebelumnya.

Jadi jika PTK di lakukan secara berkelanjutan dari siklus satu

ke siklus yang lain maka akan di temukan model pembelajaran yang

terbaik. Demikian seterusnya, sehingga PTK dapat dilakukan secara

terus menerus tiada henti sebagai bukti guru dapat menunjukkan

sebagai pendidik profesional, dengan kata lain guru dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.

2. Subjek Penelitian.

Subjek penelitian yang akan dikenai tindakan pada penelitian

tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Nurul Huda

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018.

12

Dengan jumlah peserta didik 26 dengan rincian 12 siswa putra dan 14

siswi putri.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas memiliki tahapan kegiatan yang

terdiri dari dua siklus atau lebih, tergantung pada kebutuhanya.

Gambar 1. Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

EFL

SIKLUS II

SIKLUS 1

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamaan

Pengamatan

13

a. Perencanaan

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis,

yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus.

Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan

yang meliputi seluruh aspek yang terkait dengan PTK.

Sementara itu perencanaan khusus dimaksudkan untuk

menyusun rancangan dari siklus ke siklus

(Kusumah, 2010: 39).

Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar

observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

metode Group Investigation, dan pedoman wawancara yang

kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah menetapkan apa yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu tindakan di kelas.

Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi

dari tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya

(Kusumah, 2010: 39).

Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan

metode pembelajaran Group Investigation dalam proses

pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran aqidah

14

akhlak kelas VIII. Materi yang akan diberikan adalah materi

akhlak tercela.

c. Pengamatan

Dilakukan selama proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, dan

mencatat kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar

observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal-hal

yang diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan

pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama

pelaksanaan pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang telah dilakukan. Refleksi biasa juga disebut dengan istilah

memantul (Suyadi, 2010: 64).

Menurut Suhardjono, tahap refleksi dimaksudkan untuk

mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,

berdasarkan data yang telah di kumpulkan kemudian di adakan

evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya

(Suhardjono, 2014: 80).

Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan evaluasi

dari pelaksanaan kegiatan pada siklus I yang digunakan sebagai

bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus

15

berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka

dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data

penelitian adalah :

a. Lembar pengamatan

Digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan

siswa dan guru dalam proses pembelajaran aqidah akhlak

materi akhlak tercela dengan metode pembelajaran Group

Investigation.

b. Lembar Soal Tes

Soal Tes, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa terhadap materi yang telah di sampaikan.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda dengan

suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen-dokumen

yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus

masalah (Sukmadinanta, 2012: 222).

Digunakan untuk penguat data misalnya gambaran umum

MTs Nurul Huda, sejarah berdirinya, struktur organisasi,

kegiatan-kegiatan yang diadakan disekolah, sarana maupun

fasilitas yang dimiliki, dan lain-lain.

16

5. Analisis Data

Analisis data adalah usaha (proses) memilih, memilah,

membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan

pokok (Basrowi, 2008: 131).

Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah

data yang terkumpul dari catatan observasi dengan melakukan analisis

peningkatan hasil belajar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

dimana dalam ranah kognitif peningkatan diukur dahulu dengan

persentase antara pre test dan post test kondisi awal, kemudian

dibandingkan dengan presentase peningkatan pada siklus I dan siklus

II. Pada ranah afektif dan psikomotor juga dihitung peningkatannya

dari awal sampai akhir dan disesuaikan dengan KKM.

Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat

penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan

suatu kesimpulan.

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pengamatan

Dengan menggunakan lembar pengamatan observasi yang

digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa

17

dan guru dalam proses pembelajaran melalui model Group

Investigation.

b. Tes

tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

terhadap materi yang telah di sampaikan.

I. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah pembahasan penulisan ini maka disusun

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN bab ini menjelaskan tentang pokok

permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas

tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta

sistematika penulisan. Pada bagian ini merupakan kerangka dasar dan

mengarah aktivitas penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini menyajikan landasan

teoritis dalam menunjang permasalahan tentang hasil belajar,metode

pembelajaran group investigation, bidang studi aqidah akhlak, materi

akhlak tercela.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN pada bab ini berisi

tentang Gambaran Umum MTs Nurul Huda, Visi dan Misi MTs Nurul

Huda, deskripsi pelaksanaan pra siklus, dan deskripsi pelaksanaan

siklus I.

18

BAB IV ANALISIS DATA pada bab ini peneliti akan menjelaskan

tentang analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data. Selain itu

untuk menjawab rumusan masalah tentang peningkatan hasil

belajar,dengan menggunakan metode pembelajaran Group

Investigation mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak tercela pada

siswa kelas VIII MTs Nurul Huda tahun 2017-2018.

BAB V PENUTUP penulis menjabarkan pada bab ini dengan

mengurutkan kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran.

BAB II

19

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk

mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya. Dengan

belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta dapat

melaksanakan dan memiliki sesuatu (Rahyubi, 2012: 2).

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan jenjang

pendidikan.Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,

baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri (Muhibbin, 1995: 88).

Sedangkan belajar menurut Suyono dalam buku belajar dan

pembelajaran mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau

suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan

kepribadian (Suyono, 2014 : 9).

Sedangkan menurut Drs.Slameto dalam buku Psikologi Belajar

oleh Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

20

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil pengalaman

individu itu sendir dalam interkasi dengan lingkungannya

( Djamarah, 2011: 13).

Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau

potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan

dengan kondisi tubuh pada saat tertentru semacam penyakit, kelelahan

atau obat-obatan (Sriyanti, 2009: 18).

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,

dan mengokohkan kepribadian (Suyono dkk, 2014: 9).

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju

perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh

sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dia anggap properti

sekolah. Kegiatan belajar selalu di kaitkan dengan tugas-tugas sekolah.

Sebagian masyarakat menganggap belajar disekolah adalah usaha

menguasai materi ilmu pengetahuan, anggapan tersebut tidak seluruhnya

salah, sebab seperti dikatakan rober, belajar adalah the process of

acquiring knoladge yaitu belajar adalah proses mendapatkan

pengetahuan (Suprijono, 2009: 3).

Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa

belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan sesorang untuk

21

memperoleh pengetahuan baru, pemahaman, keterampilan sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif

tetap baik dalam berpikir,merasa, maupun bertindak.

2. Ciri-ciri Belajar

Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (2009: 18) ciri-

ciri belajar meliputi :

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.

c. Perubahan perilaku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan tingkah laku

tersebut bisa jadi bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau

pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.

B. Hasil belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiiki siswa

setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar merupakan suatu puncak

proses belajar. (Sudjana, 2016: 22) Menurut Woordworth dalam Abdul

Majid (2015: 28), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari proses balajar. Hasil belajar adalah kemampuan

aktual yang diukur secara langsung, hasil pengukuran belajar inilah

22

akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan

pengajaran yang telah dicapai.

Aunurrahman dalam bukunya hasil belajar ditandai dengan

perubahan tingkah laku walaupun tidak semua perubahan tingkah laku

merupakan hasil belajar,akan tetapi aktifitas belajar umumnya disertai

perubahan tingkahlaku, perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal

merupakan suatu perubahan yang dapat diamati ( Obserfeble), akan tetapi

juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksutkan sebagai hasil

belajar tersebut dapat di amati. Perubahan yang bisa di amati kebanyaan

berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik.

Menurut Nasution (1988: 39) menyatakan bahwa hasil belajar

adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Jadi dalam

hal ini belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga

dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan,

minat, penyesuaian yang pada intinya mengenai segala aspek pribadi

seseorang.

Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan

menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan

dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan

dan pengajaran.

Hasil belajar dalam penelitian ini ditunjukkan dengan nilai tes

ulangan tiap siklus pembelajaran yang terdiri dari dua siklus. Hasil

23

belajar dalam penelitian ini berupa nilai/prestasi belajar aqidah akhlak,

yaitu nilai hasil tes pada materi akhlak tercela.

Hasil belajar merupakan cerminan dari apa yang diperoleh siswa

dalam belajar. Meskipun demikian, namun hasil belajar menekankan

belajar siswa agar keberhasilan dalam belajar dapat tercapai dengan baik.

Hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap,apresiasi dan keterampilan.Merujuk pemikiran

gagne, hasil berupa :

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Kemampuan merespon secara spesifik. Kemampuan tersebut

tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah

maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintetis fakta-

konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan

aktifitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi

penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

24

4) Keteramplan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan kordinasi sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai setandar perilaku

(Suprijono, 2009: 6).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

a. Faktor Intern Belajar

Faktor intern Belajar adalah masalah yang terjadi sebelum

atau bawaan yang terdapat dalam diri siswa yang dialami dan

dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar siswa.

Adapun faktor internal belajar diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian

tentang sesuatu,yang membawa diri sesuai dengan

penilaian.

2) Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang

mendorong terjadinya proses belajar.

25

3) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan

memusatkan perhatian pada pelajaran (Dimyati dan

Mudjiyono, 2002: 239).

4) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa

untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran

sehingga menjadi bermakna bagi siswa

5) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan

kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan

pesan (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 241).

6) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan

proses mengaktifkan pesan yang telah terterima.

7) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar

Kemampuan berprestasi merupakan puncak dari proses

belajar (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 243).

8) Rasa percaya diri siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan

diri bertindak dan berhasil.

26

9) Intelegensi dan keberhasilan belajar (Dimyati dan

Mudjiyono, 2002: 248).

10) Kebiyasaan belajar

Kebiyasaan belajar dapat diperbaiki dengan

carapembinaan disiplin pembelajaran diri

(Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 246).

11) Cita-cita siswa

Cita-cita merupakan wujud explorasi dan emansipasi

diri siswa (Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 248).

b. Faktor- faktor eksternal belajar.

Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-

faktor internal juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.

Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada diluar diri siswa

yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar

yang dicapai siswa (Aunurrahman, 2014: 187).

Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa

antara lain adalah:

1) Faktor guru

27

Dalam proses belajar kehadiran guru masih menempati

posisi penting, karena guru adalah sumber informasi

untuk membimbing siswa.

2) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh negatif

maupun positif terhadap siswa, salah satunya yaitu

pergaulan dengan teman sebayanya yang mempengaruhi

terhadap kebiyasaan siswa (Aunurrahman, 2014: 193).

3) Kurikulum sekolah

Perubahan kurikulum sekolah tidak hanya menimbulkan

masalah bagi guru dan siswa, tetapi juga petugas

pendidikan dan orang tua siswa

(Dimyati dan Mudjiyono, 2002: 254).

4) Kebijakan penilaian

Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat

sekolah dan tingkat nasional. Dengan ukuran-ukuran

tersebut maka guru dapat memberikan nilai kepada siswa

sebagai hasil dari proses pembelajaran (Dimyati dan

Mudjiyono, 2002: 251).

5) Sarana dan prasarana sekolah

Sarana dan prasarana sekolah merupakan faktor yang turut

memeberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa,sarana

28

yang memadai akan memberikan kelancaran dalam proses

pembelajaran siswa di sekolahan

(Aunurrahman, 2014: 195).

C. Metode Group Investigation

1. Pengertian Group Investigation

Group investigation pertama kali dikembangkan oleh Sharan dan

Sharan (1976) ini adalah salah satu metode kompleks dalam

pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan

skill berpikir lefel tinggi. Pada metode Group Investigation tetap

menekankan pada heterogenitas dan kerja sama kelompok

(Huda, 2013: 292).

Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih

menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan

teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan

prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran

termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan memilih materi yang

akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas

(Shoimin, 2014: 80-82).

Menurut Abdul Qodir dalam bukunya, metode Group

Investigation ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

penentuan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

29

investigation. Metode ini menuntut para siswa memiliki kemampuan

yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses

kelompok (group process skils) (Abdul Kodir, 2011: 90).

Dalam Group Investigation kelompok siswa merencanakan,

melaksanakan, dan melaporkan proyek riset-riset mendalam, proyek-

proyek ini memberikan kesempatan siswa mempelajari topik secara

insentif dan mendapat pengetahuan khusus mengenai bidang tertentu

(Elizabert dkk, 2005: 299).

Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014: 82),

mengemukakan bahwa dalam penggunaan model Group Investigation,

setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan

masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian

tersebut, diketahui bahwa metode Group Investigation adalah model

pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa sehingga tentu akan

membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar. Kodisi ini

sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Narudin dalam bukunya

Shoimin, bahwa Group Investigation merupakan salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku

pelajaran atau internet.

Diantara model-model belajar yang tercipta, Group Investigation

merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat demokratif

30

karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian dalam belajar

Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah

sebagai berikut:

Group Investigation membantu siswa untuk melakukan

investigation terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini

mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan

penemuan dan membantu mencapai tujuan.

a. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang

dilakukan melalui Investigation.

b. Group Investigation melatih siswa untuk bekerja secara

kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya

kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill)

yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru

menerapkan model pembelajaran Group Investigation dapat

mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan,

belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation membantu siswa untuk

melakukan investigasi terhadap suatu topik dengan belajar penemuan,

belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif sehingga

tercapainya tujuan pembelajaran.

31

2. Langkah-langkah

a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang

heterogen.

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

yang harus di kerjakan.

c. Guru mengundang ketua kelompok untuk membagi materi

tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.

d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas yang

berbeda yaitu hasad, ghibah, dendam, fitnah, namimah dan

ghodob.

e. Siswa diberi waktu untuk mencari materi yang ditugaskan ke

berbagai sumber seperti internet,perpustakaan, buku LKS dan

wawancara.

f. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dengan

kelompoknya sekaligus mengolah data materi yang telah

diperoleh. Berdiskusinya dengan menggunakan teknik

brainstorming group. Brainstorming group merupakan

diskusi uraian pendapat, dimana setiap anggota kelompok

menyumbangkan ide-ide atau mengemukakan pendapatnya

yang berbeda dan kemudian dari beberapa pendapat yang

berbeda ditarik kesimpulan yang disepakati bersama. Jadi

setiap anggota kelompok diwajibkan mengungkapkan

pendapat menurut diri sendiri lalu kemudian di tarik

32

kesimpulan dari berbagai pendapat yang berbeda beda

tersebut menjadi kesimpulan bersama.

g. Setelah selesai masing-masing kelompok atau salah satu

anggotanya menyampaikan hasil pembahasan.

h. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap pembahasan.

i. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi

kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.

j. Evaluasi.

3. Kelebihan Group Investigation

Kelebihan-kelebihan yang dapat diambil siswa dalam pembelajaran

menggunakan Group Investigation (Wisudawati, 2015: 67) sebagai

berikut:

a. Meningkatkan proses mental siswa, kreatifitas, dan penalaran

yang tinggi.

b. Meningkatkan kemandirian siswa dalam menyelesaikan

masalah.

c. Meningkatkan kemampuan interpersonal ketika bekerja sama

antar siswa.

d. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

4. Kelemahan Group Investigation

Selain mempunyai kelebihan, group investigation juga memiliki

kelemahan, yaitu:

33

a. Sulit memberikan penilaian secara personal.

b. Tidak semua topik cocok dengan metode Group

Investigation, metode ini cocok diterapkan pada suatu topik

yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari

pengalaman yang di amati sendiri di lingkungan hidupnya.

c. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

d. Menurut Setiawan dalam bukunya shoimin, Siswa yang

tidak tuntas memahami materi persyaratan akan mengalami

kesulitan saat menggunakan metode ini

(Shoimin, 2014: 80-82).

Dapat disimpulkan strategi Group Investigation merupakan

strategi untuk meningkatkan keaktifan, kerja sama, tanggung jawab, dan

belajar mengungkapkan sebuah pendapat, namun kesulitan dari metode

ini sulit memberikan penilaian secara personal, oleh karena itu guru harus

mengenali karakter masing-masing dari setiap siswa dan tetap melakukan

pemantauan ketika belajar kelompok dilaksanakan.

D. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs

1. Pengertian aqidah akhlak

Aqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam

hidup ini terpola kedalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah,

dengan sesama manusia maupun dengan alam lainnya. Jika seseoraang

terikat dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat dengan

34

kemusrikan disebut aqidah musrik, jika terikat dengan keislaman disebut

aqidah Islam dan seterusnya

1. Menurut hasan Al-Bannna

Aqaid bentuk jamak dari kata aqidah adalah beberapa

perkara yang harus diyakini kebenaranya oleh hati,

mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang

tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan

2. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi

Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima

secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarkan akal,

wahyu, dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia)

disalam hati (serta) diyakini kesahihan dan kebenarannya

(secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan

dengan kebenaran itu (Rahman, 2013: 12).

Berdasarkan pada teori di atas dapat di simpulkan bahwa

pengertian aqidah adalah beberapa perkara yang harus diyakini

kebenaranya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi

keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan, diterima

secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan

fitrah serta diyakini kesahihan dan kebenarannya.

Akhlak dari segi bahasa (etimologi) perkataan, akhlak berasal dari

bahasa arab yakni bentuk jamak dari kata yang berarti budi

pekerti,perangai tingkah laku atau tabiat. Akhlak adalah sifat manusia

35

yang terdidik. Dalam bukunya Makbullah bahwasanya akhlak adalah

amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator

seseorang, apakah seseorang muslim yang baik atau yang buruk

(Makbullah, 2011: 139).

Sedangkan pengertian akhlak dalam bukunya Mutmainah adalah

sifat-sifat manusia yang dibawa sejak lahir, terutama dalam jiwanya dan

selalu ada padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan yang baik yang

disebut dengan akhlak muliaa atau perbuatan yanng buruk yang disebut

akhlak tercela (Mutmainah, 2007: 52).

Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa

akhlak adalah merupakan suatu sikap yang mengakar dalam jiwa darinya

lahir, sehingga berbuat dengan mudah tanpa perlu pemikiran dan

pertimbangan.

Jadi yang dimaksud peneliti aqidah akhlak adalah mata pelajaran di

Madrasah Tsanawiyah yang mempelajari tentang aqidah kepercayaan

dan akhlak perilaku manusia.

2. Akhlak tercela

Akhlak tercela atau akhlak madzmumah adalah setiap perbuatan

yang dilakukan seseorang pada orang lain yang bertentangan dengan

norma-norma yang berlaku. Norma tersebut diantaranya norma agama,

adat istiadat, dan hukum negara. Seperti hasad,dendam ghibah, fitnah,

namimah, dan ghodob.

36

a. Hasad

1) Pengertian Hasad

Hasad adalah perasaan dengki atau iri hati jika melihat

orang lain memiliki kelebihan dan keuntungan lebih dibanding

dirinya. Timbulnya sifat hasad pada diri seseorang dapat ditandai

dengan perasaan tidak suka yang tumbuh dihatinya kepada orang

lain. Untuk memuasakan rasa tidak suka ini dia akan selalu mencari-

cari kesalahan dan kekurangan seseorang. Lebih dari pada itu, orang

yang berhasad juga suka melakukan hal-hal yang bisa mengganggu

ketentraman orang yang tidak disukai dengan banyak cara.

2) Larangan bersifat hasad

Seseorang yang mengaku beriman dianjurkan untuk

menghindari segala penyakit hati. Tidak ada kebaikan yang dapat

ditimbulkan sikap ini. Selain Allah manusia juga tidak ada yang

menyukai sikap ini, karena hanya memberikan dampak negatif bagi

orang lain dan dirinya sendiri. Orang yang mempunyai sikap iri

dengki cenderung tersiksa hidupnya, dia juga akan selalu suudzon

kepada orang lain.

37

Allah telah berfirman dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 32.

(Q.S. An-Nisa: 32)

Yang artinya: dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang

dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyar dari

sebagian lain(Q.S. An-Nisa: 32)

Hasad adalah penyakit hati yang sangat berbahaya diantara

penyakit-penyakit hati yang lainya dia akan menghasilkan rasa iri

hati, dengki dan permusuhan antar indifidu.

Iri hati merupakan sikap yang dilarang dalam agama, kecuali

dalam dua hal, yakni pada orang kaya yang menggunakan

kekayaanya untuk bersodaqoh dan iri terhadap orang yang berilmu

yang dapat mengamalkan ilmunya. Seperti sabda Rosulullah

dibawah ini:

Yang artinya: Tidak (boleh) iri hati atau dengki

kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap seseorang yang

diberikan Allah karunia berupa sejumlah harta. Kemudia ia

menghabiskan harta itu pada jalan yang benar. Dan kepada

38

seseorang yang diberikan Allah karunia berupa ilmu atau

hikmah kemulyaan ia mengamalkan dan mengajarkanya

kepada orang lain. (H.R.Mutafaqalaih)

3) Bentuk-bentuk perbuatan hasad.

Hasad adalah penyakit hati yang muncul dari keinginan

seseorang pada suatu kebaikan atau keberuntungan orang lain,

yang tidak dapat diperolehnya. Berikut adalah contoh dari

perbuatan hasad: Bapak aryo adalah seorang karyawan biasa

disebuah perusahaan. Beliau dan keluarga adalah orang-orang

yang taat beribadah dan ulet. Selama ini beliau hidup sangat

sederhana. Pada suatu hari karena pekerjaanya yang baik, Pak

Aryo mendapat kenaikan pangkat dari atasanya. Namun hal

baik ini tidak membuat tetangga Pak Aryo senang. Karena iri,

dia menyebarkan kabar bahwa kekayaan yang dimiliki Pak

Aryo sekarang adalah hasil korupsi. Isu yang disebarkan

tetangga Pak Aryo diatas adalah salah satu buah hasad yang

akan membawa keburukan bagi banyak pihak, terutama pak

aryo dan keluarga.

4) Dampak negatif perbuatan hasad

a) Hatinya akan selalu sesak karena keberuntungan dan

kebaikan yang dimiliki orang lain.

b) Hidupnya tidak akan tenang dan berkecukupan, karena

selalu merasa kurang.

39

c) Hasad akan membuat hati sulit menerima kebenaran dan

selalu berprasangka buruk.

d) Hasad yang terus dipupuk akan menghinakan harkat dan

martabat orang itu sendiri.

e) Menghilangkan amal kebaikan yang pernah dilakukan.

f) Tercela dimata manusia dan dimata Allah.

g) Menimbulkan permusuhan antar masyarakat.

5) Perilaku menghindari perbuatan hasad

Salah satu hal yang bisa menghindarkan kita dari sifat hasad

adalah kedekatan diri dan hati kita kepada Allah. Kedekatan kepada

Allah dapat kita dapatkan dengan selalu berdzikir dan bertawakal

kepadanya. Orang yang dekat dengan Allah akan merasa tentram dan

bahagia dalam hidupnya, hati yang demikian tidak akan

menimbulkan prasangka dan pikiran buruk berkembang dalam diri

kita. Pada akhirnya situasi seperti ini akan menghindarkan kita dari

banyak keburukan dan penyakit hati, termasuk hasad.

b. Dendam

1) Pengertian Dendam

Dendam merupakan salah satu bentuk akhlak madzmumah

dan dendam artinya rasa marah yang tidak terlampiaskan yang

tersimpan dalam hati. Gejolak seperti inilah yang kemudian

disebut dengan dendam.

40

Sifat dendam juga dapat diartikan sebagai kehendak luar

biasa untuk membalas. Sifat dendam timbul dari rasa marah

terhadap sesuatu, misalnya karena merasa dihianati dan disakiti

oleh orang lain. Jika kemarahan pada saat itu tidak

terlampiaskan, biasanya akan menimbulkan rasa dendam pada

seseorang. Dendam akan membuat dirinya berbuat apapun

selama bisa membalas rasa sakit hati yang pernah dirasakanya,

bahkan dalam beberapa kasus, pendendam menghendaki

pembalasan yang lebih kejam bagi seseorang yang pernah

menyakitinya.

Pendendam hanya akan menuruti hawa nafsunya,

meninggalkan kebaikan dan semakin dekat dengan kejahatan.

Selain itu, pendendam adalah orang yang sangat dibenci oleh

Allah swt. Hal ini ditegaskan oleh Rosulullah dalam hadisnya

berikut ini:

)(

Artinya: Orang-orang yang paling dibenci Allah adalah

orang yang paling pendendam (H.R.Bukhori dan Muslim)

Melihat betapa buruknya perilaku dendam di atas, maka

sebagai seorang muslim hendaknya kita menjauhi sifat ini. Jika

merasa disakiti, lebih baik bagi kita bersabar, seperti halnya

firman Allah dalas surat An-Nahl ayat 126 di bawah ini:

41

Artinya: Dan jika kamu memberikan balasan maka

balaslah dengan perbuatan yang sama dengan siksaan yang

ditimpakan padamu, akan tetapi jika kamu bersabar

sesungguhnya itu yang lebih baik bagi orang-orang bersabar.

(Q.S.An-Nahl:126)

2) Akibat perilaku dendam.

Beberapa hal buruk yang dapat ditimbulkan oleh sifat

dendam adalah sebagai berikut:

a) Cenderung melukai diri sendiri dan hatinya jika terus

dipupuk

b) Dapat dikategorikan medzolimi, karena terkadang

membalas dengan berlebihan.

c) Dijauhi banyak orang

d) Pendendam adalah sesuatu yang dibenci oleh allah

3) Perilaku menghindari dendam.

Di bawah ini adalah cara yang dapat kita tempuh agar

terhindar dari sifat dendam:

Seseorang hendaknya menahan diri dari sikap marah. Jika

tidak bisa menahan marah, setidaknya tetap menahan diri dari

dari berkata dan berbuat buruk pada orang yang sedang marah.

Adapun bagi orang yang didendami, ada baiknya

melakukan hal berikut.

42

a) Mengintrospeksi diri, tidak mungkin orang berbuat

kepada kita tanpa kita pernah menyakitinya.

b) Segera memberikan hak-hak otang yang dendam

terhadap kita.

c) Bersikap sabar

c. Ghibah

1) Pengertian ghibah

Ghibah atau menggunjing adalah perilaku membicarakan

sesuatu pada diri orang lain, yang jika orang tersebut

mendengarnya, dia tidak akan merasa senang. Sesuatu yang

dibicarakan dalam hibah adalah hal-hal yang benar adanya.

Sedangkan jika yang dibicarakan tidak benar, maka orang yang

membicarakan telah berbuat fitnah.

Ghibah adalah hal yang sangat erat kaitanya dengan

masyarakat, terutama kaum wanita. Banyak waktu yang

terbuang sia-sia hanya untuk menghibah. Tidak ada sedikitpun

keuntungan yang didapatkan dari perbuatan ini, keculi

terpuasanya nafsu syaitani yang pada akhirnya akan

menjerumuskan pada dosa bagi pelakunya.

2) Larangan ghibah

Allah Swt. Telah menciptakan aturan yang benar dan adil

bagi hamba-hambanya.tidak akan ada satupun yang terdzolimi

oleh hukum allah swt. Ini. Salah satu yang telah Allah tetapkan

43

adalah mengenai hukum ghibah, yakni haram. Hal ini telah

cukup menjadi bukti bahwa islam sangat menjaga kehormatan

diri seseorang.namun demikian, para ulama telah bersepakat

bahwa pada beberapa kondisi darurat, seseorang diperbolehkan

untuk menghibah atau membicarakan keburukan orang lain.

Beberapa kondisi yang diperbolehkan tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Seseorang yang teraniyaya kemudian melaporkan

penganiyayaan yang menimpa dirinya itu pada pihak yang

berwajib, agar mendapat hukum yang jelas.

b) Membicarakan pribadi orang lain dengan tujuan untuk

menjalin hubungan jual beli, pernikahan atau menitipkan

hal yang penting kepada orang tersebut.

c) Membicarakan keburukan orang lain untuk introspeksi

bersama atau membantu orang tersebut untuk menjadi

pribadi yang lebih baik.

Selain untuk kondisi darurat yang seperti yang disebutkan

diatas, islam tetap menghimbau umatnya agar menghindari

perbuatan ghibah atau menggunjing. Allah telah berfirman

dalam surah Al-Hujurat Ayat 12 berikut

(21):.......

Artinya dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing

sebagian yang lain (Q.S.Al-Hujurat:12)

44

Karena begitu buruknya ghibah, Allah juga telah

mengumpamakan pelakunya dengan sesuatu yang sangat

menjijikkan sebagaimana firmanya dalam Q.S.Al-Hujurat Ayat

12 di bawah ini:

...): (21...

Artinya: apakah ada diantara kamu yang suka memakan

daging saudaranya yang sudah mati ? tentu kamu merasa jijik

( Q.S.Al-Hujurat:12)

Sudah seharusnya sebagai muslim kita menghindari ghibah,

karena tidak ada manfaat yang dapat kita peroleh dari berbuat

demikian. Jika terdapat kesalahan pada diri saudara kita,

sebaiknya kita menegur dan mengiongatkanya dengan baik.

Sebaliknya, menghibahnya tidak akan membawa kebaikan pada

dirinya, bahkan akan cenderung menyakitinya.

3) Dampak negatif dari perbuatan ghibah

Berikut adalah beberapa dampak negatif yang akan terjadi

jika kita terus mengembangkan perilaku ghibah.

a) Dapat memutus hubungan silaturahmi, pekerjaan, atau

hubungan lain dengan orang lain.

b) Hilangnya ketenntraman dan kedamaian hidup.

45

c) Merupakan penyulut permusuhan antar masyarakat, jika

yang digunjing tidak dapat menerima gunjingan atas dirinya.

4) Perilaku mengindari ghibah

Ghibah merupakan perilaku tercela yang hanya akan

membawa kerugian bagi pelakunya maupun orang lain. Jika

timbul keinginan untuk menghibah , segeralah mengoreksi dan

berkaca pada kekurangan diri-sendiri. Jika kita tidak ingin aib

dankekurangan kita dibicarakan orang lain, tentunya orang lain

juga tidak menginginkan hak itu terjadi pada dirinya.jika kita

ingin dijaga dari ghibah, maka jagalah orang lain dengan tidak

menghibahnya.sebaiknya kita juga harus menyadari kesalahan

diri kita sendiri. Mungkin saja, orang yang kita cela lebih baik

kedudukanya dimata Allah swt. Dibanding dengan kita.

d. Fitnah

1) Pengertian fitnah

Fitnah adalah perbuatan membicarakan orang lain, dengan

maksud untuk menjatuhkan martabat orang tersebut. Memfitnah

berati membicarakan mengenai sesuatu yang tidak sebenarnya

pada diri seseorang. Bagi kita untuk mengeluarkan jiwa dari

kegelapan pada cahaya, kita harus memperluas segala fikiran

46

yang mulia didalam hati kita juga menangkis berbagai gagasan

atau niat yang merusak. Dengan menjaga lidah kita dari fitnah,

berarrti kita mengambil langkah pertama untuk kebahagiyaan.

Kita dapat melaksanakan itu dengan memperbaiki hak-hak

orang lain yang nantinya akan menumbuhkan akar-akar

kemanusiyaan dan kerohaniyan, kemudian mengambil langkah-

langkah lain untuk membela sifat-sifat yang mulia.

2) larangan berbuat atau melakukan fiitnah

Islam melarang umatnya berbuat fitnah. Allah swt. Telah

menggariskanya dalam QS.Al-Hujurat ayat 12 berikut:

Artinya: hai orang-orang yang beriman, jauhilah

kebanyakan sangka-sangka (dugaan terhadap sesama muslim),

karena sebagian sangka-sangka itu dosa, dan jangan kamu

mencari-cari aib orang lain dan jangan setengah kamu

mengumpat yang lain (QS.Al-Hujurat: 12)

Ayat diatas telah jelas menyebutkan larangan berprasangka

buruk dan mencari-cari aib orang lain. Hal semacam ini hanya

akan membawa dosa dan perpecahan umat. Sebaliknya, islam

mewajibkan umatnya agar memperkokoh agama dengan saling

menjaga kehormatan dan melindungi korban fitnah.

3) Dampak negatif dari fitnah

47

Banyak dampak buruk yang ditimbulkan dari perilaku

fitnah, diantaranya:

a) Menjatuhkan martabat seorang dimata orang lain

b) Menimbulkan perpecahan dan permusuhan didalam

masyarakat.

c) Kehilangan rasa percaya dan bersaudara antar sesama

d) Melunturkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan

dalam masyarakat.

4) Perilaku menghindari fitnah

Fitnah adalah salah satu perbuatan buruk yang harus

dihindari oleh seorang muslim. Dibawah ini adalah beberapa hal

yang dapat kita lakukan agar terhindar dari fitnah.

a) Senantiasa menjaga akhlakul karimah dalam dirinya.

b) Menyadari hakikat manusia yang serba kekurangan

c) Berteman dengan orang-orang yang shalih dan shalikhah,

agar termantabkan keimanannya dan terhindar dari hal sia-

sia seperti ghibah dan fitnah.

d) Mengingat-ingat kebaikan yang telah dilakukan orang lain.

e. Namimah

1) Pengertian Namimah

Namimah artinya mengadu domba. Perilaku ini biasa

dimunculkan oleh perasaan iri hati dan dengki terhadap

48

keberuntungan yang dimiliki orang lain. Pelaku namimah juga

cenderung menghasut orang lain agar ikut menjauhi orang yang

tidak dia sukai dengan memancing permusuhan antar mereka.

Setelah timbul perpecahan diantara yang diadu domba pelaku

namimah akan memanas-manasi mereka dengan fitnah dan

kebohongan hingga hancur salah satu atau bahkan seluruh pihak

tersebut,

2) Bentuk-bentuk Namimah

Cukup jelas, bentuk perkelahian mempunyai keterkaitan

dengan ghodzob dan namimah. Berawal dari ucapan atau cerita

baik yang dilakukan dengan seorang maupun dengan orang lain.

Kadang-kadang perkelahian juga bisa berawal dari namimah

yang dilakukan oleh satu pihak, atas pihak lainya, lalu

meledakkan rasa ghodob tersebut antara dua pihak yang diadu

hingga terjadi perkelahian. Bisa pula muncul ghodob dulu antara

dua orang, lalu ada orang ketiga yang memperkeruh suasana dan

akhirnya perkelahian tak terhindar, yang intinya bahwa ghodob

adalah akhlak sangat tercela yang bisa menimbulkan kehancuran

bersama. Pada dasarnya namimah adalah sama, yakni hasutan

yang berbuah adu domba dan perpecahan antar kelompok.

3) Larangan berbuat Namimah

Setiap muslim diwajibkan untuk menunjukkan islam

sebagai rohmatan lilalamin. Salah satu hal yang harus kita

49

lakukan untuk membuktikan hal tersebut adalah dengan bersikap

sesuai dengan syariat islam, melaksanakan perintah dalam

agama dan menjauhi laranganya. Namimah adalah salah satu

perbuatan yang dilarang agama, oleh karena itu setiap muslim

harus menjauhkan diri dari sikap ini.

Larangan Allah mengenai namimah terdapat dalam QS.Al-

Qolam ayat 10 dan 11 dibawah ini:

(1).

Artinya Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang

suka bersumpah dan suka menghina. Suka melecehkan yang

kian kemarin menyebabkan fitnah.(QS Al-Qolam:10-11).

Seseorang yang tidak hati-hati dalam bersumpah dan

berjanji rawan mengingkarinya. Ingkar janji dapat menimbulkan

kebohongan yang berpeluang menjadi namimah. Untuk itu, agar

lebih terhindar dari namimah, berfikirlah masak-masak sebelum

memberi janji atau bersumpah. Hal lain yang dapat membantu

menghindarkan kita dari namimah, difirmankan Allah. Dalam

QS. Al-Hujurat Ayat 6 berikut:

Artinya: hai orang-orang yang beriman! Jika seseorang

yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka

50

telitilah kebenaranya, agar kamu tidak mencelakakan suatu

kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu

menyesali perbuatanmu.( QS. Al-Hujurat: 6).

Banyak akibat yang muncul dari perbuatan namimah,

diantaranya adalah perkelahian. Namun, islam bukanlah agama

yang menyukai perkelahian bagi umatnya. Sebaliknya, islam

mengajarkan kasih sayang kepada semua orang, baik sesama

muslim atau selainya. Rosulullah saw. Bersabda: jangan

menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin.

Islam adalah agama yang mulia. Selain melarang

perpecahan umat secara langsung seperti perkelahian, islam juga

menghimbau umatnya agar menghindari perpecahan tidak

langsung seperti menghasut, mengfitnah, dan namimah.

4) Perilaku menghindari perbuatan namimah

Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan

agar terhindar dari perilaku namimah:

a) Menghindari permusuhan dengan menyebarkan kasih

sayang kepada sesama.

b) Berusaha bertenggangrasa dan memahami kondisi orang

lain.

c) Tidak mudah mempercayai sebuah berita tanpa meneliti

kebenaranya lebih dulu.

d) Senantiasa berkhusnudzon pada orang lain.

51

e) Berusaha mendekatkan diri kepada Allah swt. Dan

menaatinya.

f. Ghodhob

Ghodhob berarti marah. Sebuah luapan emosi yang lebih

sering ditimbulkan oleh hawa nafsu manusia, misalnya karena

mereka disepelekan, disalahkan, dan sebagainya. Marah juga bisa

disebabkan alasan agama, misalnya karena melihat orang-orang

melakukan kemusrikan dan ingkar terhadap Allah swt.dan

Rosulnya. Ghodhob atau marah pada manusia terbagi menjadi 3

tingkatan, yaitu:

1) Tingkat rendah

Pada tingkatan ini, seseorang yang marah tidak akan

mrnunjukkan tanda-tandanya secara langsung. Semua emosi dan

rasa kesalnya dapat denetralisir dan direndahkan pada hal-hal

yang baik, misalnya dengan berdzikir dan shalat.

2) Tingkat sedang

Sikap marah pada tahap ini bisa disebut dengan marah yang

wajar. Walaupun dia marah, dia masih sanggup menahan diri

untuk tidak melakukan hal-hal yang malah akan memperburuk

keadaan.

52

3) Tingkat tinggi

Ini adalah tingkat marah yang berlebihan. Sebuah

kesalahan kecil saja bisa membuatnya marah dengan

pelampiasan yang cenderung berlebihan pula. Selain itu, marah

dalam tingkat ini juga cenderung berlangsung lebih lama. Marah

yang berlebihan seperti ini adalah marah yang dilandasi oleh

hawa nafsu dan setan.

Seorang muslim dituntut untuk menjadi muslim yang sabar

dan kuat. Dapat menahan kemarahan disebut sabar, namun

ternyata hal ini juga merupakan bentuk kekuatan tertinggi yang

dimiliki oleh seorang muslim sebagai mana sabda Rosulullah di

bawah ini:

)(

Artinya: orang yang kuat adalah orang yang menguasai

dirinya keetika ia marah

Banyak hal yang negatif yang dapat ditimbulkan sikap

marah, diantaranya sebagai berikut:

a) Kondisi fisik pemarah cenderung lebih cepat lemah

b) mudah terjerumus dalam dosa

c) tersisihkan hidupnya

d) rawan berbuat kerusakan dan keonaran

Seorang yang mudah marah dapat dikenali lewat beberapa

ciri dalam dirinya, diantaranya:

53

a) Ciri fisik: muka masam, wajah keruh, dan jarang

tersenyum. Ciri psikologis, misalnya, Cepat marah

karena hal-hal sepele, erbiasa bertindak kasar,

perasaanya tidak pernah tentram, mudah sekali

mendendam, mudah tersinggung dan sakit hati,

terbiasa berbicara kasar dengan nada tinggi.

E. Penelitian Yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Khariroh (2016) yang berjudul

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pencernaan pada Manusia

Melalu Strategi Group Investigation pada Siswa Kelas 5 Semester 1 MI

Maarif Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Tahun

Pelajaran 2016-2017

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah perencanaa, tindakan,

pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus, metode

pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observas,

dan dokumentasi.

Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut,

setandar KKM mata pelajaran IPA adalah 70.pada pra siklus didapatkan

14 siswa atau 56% dan 11 siswa atau 44% belum tuntas dengan rata-rata

kelas 68,32. Siklus I siswa yang tuntas 16 siswa atau 64% dan 36% atau 9

54

siswa belum tuntas dengan rata-rata kelas 70,4 siklus II mencapai 88%

atau 22 sisawa tuntas dan 12% atau 3 siswa belum tuntas dengan rata-rata

kelas 78,4. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

melalui strategi Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas V semester I MI Maarif Sidomulyo Kecamatan Salaman

Kabupaten Magelang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yuli Agustin dengan judul

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum

Rejosari Kalidawir Tulungagung

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

tindakan kelas (PTK) dengan rancangan penelitian kolaborasi, dan proses

penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus yang

dikemukakan oleh Kemmis & MC. Taggart. Dalam penelitian ini

dilakukan dua siklus, pada setiap siklus terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sedangkan teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu: metode observasi, wawancara,

tes, dan dokumentasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini,

ditentukan kriterianya, yaitu 75%. Siswa dikatakan berhasil apabila siswa

tersebut dapat menguasai atau dapat mencapai 75% dari tujuan atau nilai

yang seharusnya dicapai.

Setelah peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan

beberapa metode diatas dan setelah data dianalisis, akhirnya dapat

55

disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran Group Investigation materi Sumber

Daya Alam kelas IV MI Miftahul Ulum Rejosari telah meningkat. Hal ini

dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan siswa dalam pembelajaran,

serta hasil wawancara siswa. Untuk hasil observasi pada siklus I

presentase aktivitas peneliti 88,46%, pada siklus II mengalami

peningkatan menjadi 96,15% pada kategori sangat baik. Sedangkan untuk

hasil observasi pada siklus I presentase aktivitas siswa adalah 81,82%,

pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 93,18% pada kategori

sangat baik. Hasil wawancara yang dilakukan pada akhir siklus II terhadap

2 siswa mendapatkan respon yang positif dari siswa. Nilai rata-rata hasil

belajar siswa pada tes akhir siklus I adalah 74,63, pada tes akhir siklus II

adalah 84,14. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah

54,54%, belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan sebesar

75%, maka perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, pada sklus II

ketuntasan belajar siswa mencapai 85,71%. Dari hasil evaluasi diketahui

ada peningkatan yang signifikan dan tingkat keberhasilannya berada pada

kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan siswa telah mampu memahami

materi Sumber Daya Alam dengan baik.

3. Andika Tri Pamungkas dalam skripsinya yang berjudul Penerapan

Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDI An Nuur Kauman

Tulungagung Tahun Ajaran 2010/2011, dari penerapan model

56

pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: Peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif dan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang

bertujuan untuk mengetahui proses penerapan model Group Investigation

dan untuk mengetahui kendala-kendala model Group Investigation serta

untuk mengetahui hasil penerapan model Group Investigation untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV

An Nuur Kauman Tulungagung. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS kelas IV SDI An Nuur Kauman Tulungagung telah meningkat, hal ini

dapat ditunjukkan dari hasil kenaikan tes akhir tindakan pada setiap siklus.

Pada siklus I ketuntasan belajar siswa yaitu sebesar 30,8% sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 53,8%. Pada siklus III menunjukkan

ketercapaian hasil belajar siswa yang masih belum mencapai ketuntasan

sebesar 75% dengan besar prosentase 69,2%. Pada siklus IV menunjukkan

ketercapaian hasil belajar siswa yang baik dan mencapai ketuntasan

sebesar 75% dengan besar prosentase 81%.

57

BAB 3

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Nurul Huda

1. Sejarah MTs Nurul Huda

MTs Nurul Huda berdiri pada tahun 1988, di dirikan oleh KH.

Ahmad Masykur bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Keputusan

Departeman Agama nomor KW.11.4/4 PP.03.2/624.9.04/06

MTs Nurul Huda merupakan Madrasah Tsanawiyah yang berada di

Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali dengan tujuan agar peserta didik

dapat melakukan proses pembelajaran sekaligus dapat melaksanakan

syariat agama islam dengan baik. Berikut profil lengkap MTs Nurul

Huda Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali dapat

dilihat pada tabel:

Tabel 3.1 Profil sekolah MTs Nurul Huda

1. Identitas Sekolah MTs Nurul Huda

2. Nomor Induk Sekoolah 716

3. Nomor Statistik Sekolah 212330902007

4. NPSN 20308740

5. Profinsi Tawa Tengah

6. Otonomi Daerah Boyolali

7. Kecamatan Ampel

8. Desa / Kelurahan Kembang

58

9. Jalan dan Nomor Jl. Pantaran Km Nomor:3

10. Kode Pos 57352

11. Status Sekolah Swasta

12. Kelompok Sekolah Inti

13. Akreditasi B

14. Surat Keputusan KW.11.4/4

PP.03.2/624.9.04/06

15. Penerbit SK DEPAG

16. Tahun Berdiri 1988

17. Luas Tanah 2000km *

18. Kurikulum KTSP

19. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi

20. Terletak Pada Lintasan Desa

21. Jarak Ke Kecamatan 3 km

2. VISI dan MISI MTs Nurul Huda

a) Visi

Terwujudnya IMTAQ serta IMTEK yang berakhlakul karimah

b) Misi

1) Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kecerdasan bangsa

2) Mengelola pendidikan dengan system sehat basic management

secara proposional

59

3) Membangun SDM dibidang Ilmu, pengetahuan dan teknologi

serta agama secara berkesinambungan

4) Mengembangkan potensi anak didik dengan memberi

keterampilan

3. Keadaan Siswa MTs Nurul Huda

Keadaan Siswa MTs Nurul Huda Desa Kembang, Kecamatan Ampel,

Kabupaten Boyolali Tahun ajaran 2017/2018 dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.2 Keadaan Siswa MTs Nurul Huda

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

IX 32 28 60

VIII 25 28 53

VII 21 28 49

Jumlah 78 84 162

4. Struktur Organisasi MTs Nurul Huda:

Tabel 3.3 Struktur Organisasi MTs Nurul Huda

Kepala Madrasah

Waka Madrasah

Tata Usaha

Waka

Kurikulum

Waka

Kesiswaan

Waka

Prasarana Waka

Humas

Dewan Komite

60

Keterangan:

1) Kepala Sekolah : Sumadi, S.Pd.i

2) Waka Madrasah : Ratna Amini, S.Pd.i

3) Dewan Komite : Imam Wahyudi, BA

4) Tata Usaha : Lely Nugrahaningsih, S.Pd.i

5) Waka Kurikulum : Muhajir, S.Ag

6) Waka Kesiswaan : Nurmayati, S.Pd

7) Waka Prasarana : Sugih, S.Pd.i

5. Daftar Guru MTs Nurul Huda

Daftar guru yang mengajar di MTs Nurul Huda Desa Kembang,

Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali bisa dilihat pada tabel dibawah

ini: Tabel 3.4 Daftar guru MTs Nurul Huda

NO Nama

1 Sumadi, S.Pd I

2 Sugih, S.Pd I

3 Ratna Amini, S.Pd

4 Istiqomah, S.Ag

5 Nurmayawati, S.Pd

6 Siti Nur Hidayah, S.Pd I

7 Endah Ekayanti, S.Pd

8 Lely Nugrahaningsih, S.Pt

9 Habib Arifianto

10 Sidik Purnomo, S.PdI

11 S W Ningrum, ST

12 Evin Masrohah, S.Pd.I

13 Choiriyatus S.A, S.Pd

61

6. Daftar sarana dan Prasarana MTs Nurul Huda

Demi menunjang kesuksesan dan kelancaran belajar mengajar,

MTs Nurul Huda Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten

Boyolali menyediakan sarana prasarana yang mendukung permbelajaran,

adapun daftar sarana-prasarana dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Daftar Sarana Prasarana

No Nama Jumlah Kondisi

1 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik

2 Ruang Kelas 8 Baik

3 Ruang Perpustakaan 1 Baik

4 Ruang TU 1 Baik

5 Ruang Komputer 1 Baik

6 Ruang Ketrampilan 1 Baik

7 Ruang Guru 1 Baik

8 Ruang BK 1 Baik

9 Ruang OSIS 1 Baik

10 UKS 1 Baik

11 Ruang Ibadah 1 Baik

12 Toilet Guru 2 Baik

13 Toilet Siswa 3 Baik

14 Gudang 1 Baik

7. Kegiatan Ekstrakurikuler

Untuk meningkatkan bakat siswa, MTs Nurul Huda Desa

Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali mengadakan kegiatan

diluar jam pembelajaran, antara lain:

62

a. Qiroah Tilawah

b. Seni Beladiri

c. Pramuka

d. Dramblek

e. Rebana

f. Kaligrafi

B. Subjec, tempat, dan waktu penelitian

1. Subjek penelitian.

Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian perbaikan

pembelajaran ini adalah siswa kelas VIII A MTs Nurul Huda Desa

Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2017/2018. Data responden ini berjumlah 26 siswa, laki-laki 12 dan

perempuan 14

Tabel: 3.6 Daftar siswa kls VIII A MTs Nurul Huda

No Nama Jenis Kelamin

L P

1. Adib Masrukhan

2. Amilia Safitri

3. Chamim Farhani

4. David Nugroho

5. Eko Prasetyo

6. Faisol Qistholani

7. Hidayatul Alfiah

8. Ika safitri

9. Isna Alfanudin

10. Juwarni

63

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nurul Huda pada siswa kelas

VIII A semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran aqidah akhlak

materi akhlak tercela semester genap tahun 2017/2018. penelitian ini

menggunakan metode pembelajaran Group Investigation pada mata

pelajaran aqidah akhlak pokok bahasan akhlak tercela pada siswa kelas

VIII MTs Nurul Huda yang dilakukan dalam dua siklus. penelitian ini

11. Kusdi

12. Lina Estiyanti

13. Linda Wulandari

14. Melani

15. Miyani

16. Muh. Rifa'I Alif Dio

17. Munafiah

18. Nur Rohmiyati

19. Raihan Sopan. W

20. Rahman Stiyoko

21. Retno Budiyanti

22. Syafira Istna Amalia

23. Vera Febrianti

24. Warsiti

25. Winarno

26. Misbachul Munir

64

dilaksanakan selama dua hari di kelas VIII MTs Nurul Huda sesuai jadwal

mata pelajaran aqidah akhlak.

Waktu pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pra siklus untuk observasi dilaksanakan pada bulan

November 2017.

b. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2018

c. Kegiat