Pengkajian Kardiovaskuler

27
PEMERIKSAAN SISTEM CARDIOVASKULER A. Data Biografi Usia, jenis kelamin, dan ras merupakan hal esensial yang harus dikaji pada sistem kardiovaskuler. B. Keluhan Utama Biasanya klien mengeluh nyeri dada atau rasa tidak nyaman didada, dyspne, fatique dan kelemahan, denyut jantung tidak teratur, dan perubahan perfusi perifer. C. Riwayat Kesehatan Sekarang 1. Chest pain, bagaimana karakteristik nyerinya? Apakah seperti rasa terbakar atau seperti tertusuk? Dimana nyeri dada paling dirasakan?, dapatkah klien menunjukkannya secara pasti? Apakah nyerinya menyebar?. Nyeri angina biasanya berupa tekanan atau rasa sakit yang dalam, substernal dan menyebar kesalah satu atau kedua lengan. 2. Dispnea, edema kaki. Kapan anda punya pengalaman nafas pendek? Gejala ini biasanya menujukkan adanya penyakit jantung kongesti. 3. Paroxismal nocturnal dyspnea (PND). Merupakan gejala klasik ventricular failure. PND biasanya terjadi pada malam hari saat klien tidur, kemudian klien akan terbangun dengan rasa seperti tercekik.

description

kardio

Transcript of Pengkajian Kardiovaskuler

Page 1: Pengkajian Kardiovaskuler

PEMERIKSAAN SISTEM CARDIOVASKULER

A. Data Biografi

Usia, jenis kelamin, dan ras merupakan hal esensial yang harus dikaji pada sistem

kardiovaskuler.

B. Keluhan Utama

Biasanya klien mengeluh nyeri dada atau rasa tidak nyaman didada, dyspne, fatique

dan kelemahan, denyut jantung tidak teratur, dan perubahan perfusi perifer.

C. Riwayat Kesehatan Sekarang

1. Chest pain, bagaimana karakteristik nyerinya? Apakah seperti rasa terbakar atau

seperti tertusuk? Dimana nyeri dada paling dirasakan?, dapatkah klien

menunjukkannya secara pasti? Apakah nyerinya menyebar?. Nyeri angina

biasanya berupa tekanan atau rasa sakit yang dalam, substernal dan menyebar

kesalah satu atau kedua lengan.

2. Dispnea, edema kaki. Kapan anda punya pengalaman nafas pendek? Gejala ini

biasanya menujukkan adanya penyakit jantung kongesti.

3. Paroxismal nocturnal dyspnea (PND). Merupakan gejala klasik ventricular failure.

PND biasanya terjadi pada malam hari saat klien tidur, kemudian klien akan

terbangun dengan rasa seperti tercekik.

4. Orthopnea, Berapa bantal yang digunakan untuk membuat klien mudah bernafas?

Apakah klien menggunakan bantal lebih dari biasanya?

5. Kelemahan dan kelelahan, apakah klien mudah lelah? Aktivitas bagaimana yang

dapat membuatmu cepat lelah? Berapa lama aktivitas dilakukan sampai klien

merasa lelah? Kapan pertama kali klien merasakan kelelahan dan kelemahan?

Apakah kelelahan akan hilang dengan cara beristirahat?

6. Denyut jantung irregular, apakah denyut jantung klien cepat ? Palpitasi biasanya

merefleksikan aritmia.

7. Perubahan berat badan dan edema, apakah berat badan klien berfluktuasi atau

akhir-akhir ini terjadi peningkatan berat badan? Penambahan berat badan biasa

terjadi pada penyakit jantung akibat retensi natrium, diikuti retensi air.

Page 2: Pengkajian Kardiovaskuler

8. Dry skin, apakah kulit klien terasa kering? Terutama pada daerah kaki? Kulit

kering biasanya berhubungan dengan penyakit vascular parifer.

D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Tanyakan hal yang berhubungan dengan penyakit cardio vaskuler seperti penyakit

yang pernah diderita klien sebelumnya.

Hypertensi

Hyperlipidemia

Dabetes mellitus

Rematic fever

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Catat kondisi kesehatan keluarga sebagai berikut :

Penyakit cardiovascular dalam keluarga

Perilaku di dapat, seperti diet, (tinggi sodium, tinggi lemak, kegemukan), type

personality, gaya hidup yang penuh stress, merupakan faktor yang signifikan

memberikan konstribusi terjadinya penyakit cardiovascular.

F. Riwayat Psikososial

Integritas ego, bagaimana klien memandang dirinya sendiri

Support system dan pola komunikasi dalam keluarga?

Pekerjaan, apakah pekerjaan klien penuh dengan stressor dan tekanan ?

G. Aktivitas Sehari-hari

Aktivitas fisik, kebiasaan klien melakukan aktivitas aerobic secara

teratur.

Merokok, penggunaan alcohol, pemakaian obat-obatan.

Diet, kebiasaan makan klien, kandungan diet sehari-hari (lemak, Na)

H. Review of System

Kulit, diaphoresis biasanya merefleksikan stimulasi kuat terhadap syaraf

simpatis dan biasa terjadi pada klien iskemi myocardia.

Respiratory, nyeri saat bernafas, batuk darah biasanya mengindikasikan

edema paru, emboli paru, pneumonia atau gagal jantung berat.

Page 3: Pengkajian Kardiovaskuler

Gastrointestinal, mual dan muntah sering diakibatkan iskemia

myocardial dan infark myocardial.

Cemas, nyeri kepala, pusing, merupakanm indikasi hypertensi, transient

ischemia, atau denyut jantung yang cepat

I. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian

Lakukan inspeksi dan palpasi bersamaan

Lokalisasi tanda pada dada, pertama. Dengan

mempalpasi sudut Louis, atau sudut sternal, yang

teraba seperti suatu tonjolan datar memanjang

pada sternun untuk meraba iga dua yang

berdekatan.

Hasil normal

Celah intercostal (CIK) terletak-tepat dibawah

masing-masing iga. CIK kedua memungkinkan

terjadinya identifikasi dari masing-masing enam

tanda anatomis.

Inspeksi dan palpasi masing-masing 6 tanda

anatomis.

Secara normal tidak ada getaran yang

terlihat, kecuali implus-implus apikal

(disebabkan oleh konstraksi ventrikuler

kiri). Obesitas, muskularitas, dan

payudara yang besar dapat menghalangi

impuls-impuls apikal.

Empisema paru dapat merubah letak

impuls-apikal.

Inspeksi mengenai adanya getaran-getaran.

Perhatikan masing-masing area di atas dada pada

suatu sudut ke sisi lainnya. Gunakan senter kecil

yang menyinari sudut tersebut untuk membantu

mengenali adanya getaran.

Inspeksi mengenai adanya getaran-getaran.

Perhatikan masing-masing area di atas dada pada

suatu sudut ke sisi lainnya. Gunakan senter kecil

yang menyinari sudut tersebut untuk membantu

mengenali adanya getaran.

Tidak ada getaran atau denyutan yang

terpalpasi pada daerah aortik, pulmonik,

titik Erb atau area trikuspid.

Palpasi masing-masing tanda penunjuk, Impuls apikal normal atau titik impuls

Page 4: Pengkajian Kardiovaskuler

menggunakan dua jari proksimal dari keempat

jari bersamaan dan kemudian bergantian dengan

telapak tangan. Sentuh dengan lembut dan

biarkan gerakan mengangkat tangan anda.

Inspeksi dan palpasi tanda penunjuk pada:

1. Area aortik (CIK kanan kedua)

2. Area pulmonik (CIK kiri kedua)

3. Titik Erb (CIK kiri ketiga)

4. Area ‘Bikuspid (CIK kiri kelima sepanjang

sternum). Bila denyutan atau getaran

terpalpasi, hitung lama timbulnya

hubungannya dengan sistol atau diastol

melalui auskultasi bunyi jantung atau palpasi

arteri karotid secara serempak.

5. Area apikal atau mitral (CIK kiri kelima pada

garis mid klavikular). Perhatikan apabila

impuls apikal dapat terpalpasi, inilah yang

disebut TIM bila impulas apikal tidak bisa

teraba, buatlah klien berbalik ke sisi kiri.

6. Area epigastrik (tepat dibawah ujung stenum)

Saat mempalpasi di atas jantung, gunakan

tangan lainnya untuk mempalpasi arteri

karorid untuk menggambarkan denyut karotid

hubungannya dengan siklus kardiak.

maksinnal (TIM) adalah ketukan ringan

yang terasa pada titik ini pada area

dengan diameter ½ inchi.

Denyutan dari aorta abdominal kuat dan

terlokalisasi.

Denyutan mungkin terlihat pada klien

yang bertubuh langsing.

Denyut karotid dan S1 secara paralel

sinkron dan serempak.

Jantung secara normal berbunyi pekak

bila diperkusi.

Perkusi :

Untuk klien dewasa, perkusi tepi jantung untuk

menentukan ukuran jantung amat sulit dilakukan

(film sinar X lebih disukai penggunaannya).

SI, bernada tinggi, kwalitas pekak,

berbunyi seperti “dub” dan emudian

berbunyi seperti “dub” dan kemudian

Page 5: Pengkajian Kardiovaskuler

Perkusi batas jantung bayi dan anak-anak kecil

untuk menentukan ukuran.

berlanjut pada fase sistolik pendek.

Muncul bersamaan dengan denyut

karotik. Terdengar paling jelas pada

apek.

Auskultasi dilakukan untuk mendeteksi bunyi

jantung normal, bunyi jantung ektra, dan murmur

Hilangkan kebisingan ruangan.

Bila beberapa detik untuk mendengarkan bunyi

jantung, jelaskan bal ini kepada klien untuk

mencegah terjadinya kecemasan.

Angkat payudara kiri klien untuk mendengar di

atas dinding dada dengan lebih baik.

Auskultasi dengan menggunakan diagfragma

stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada

tinggi. Ambil waktu untuk mendengar tiap-tiap

perhentian dalam siclus kardiak. Auskultasi setiap

tanda anatomik (kecuali untuk area epigastrik),

gunakan pendekatan sistematik. Mulai dengan

area aortic atau apical (TIM), kemudian,

gerakkan stetoskop perlahan secara metodis dan

sistemik, sepanjang rute tersebut. Pastikan untuk

mendengar bunyi jantung dengan jelas pada tiap-

tiap lokasi. Dan kemudian ulangi rangkaian

pengkajian tersebut dengan menempatkan sisi

bel stetoskop dengan ringan ke dada. Klien

mungkin akan diminta untuk melakukan tiga

posisi yang berbeda selama pengkajian.

Duduk tegak dan badan agak ke depan (baik

untuk seleuruh area dan untuk mendengar

murmur bernada tinggi).

S2, bernada tinggi, berbunyi seperti lub”,

dan berlanjut ke fase diastolik yang lebih

panjang. Terdengar paling kekerasan

relative normal dari S1 dan S2 adalah :

Area apcal : S1 pada tingkat paling

keras, lebih keras dari terdengar daripada

S2.

Area tricuspid : S1 terdengar lebih keras

dari S2.

Titik Erb: S2 terdengar lebih keras dari

S1.

Area pulmonik: S2 pada tingkat paling

keras, lebih keras terdengar dari S

Page 6: Pengkajian Kardiovaskuler

Berbaring telentang: baik untuk seluruh area.

Posisi rekumben lateral kiri: baik untuk seluruh

area dan posisi terbaik untuk mendengar bunyi-

bunyi bernada rendah dalam fase diastol.

Pemeriksaan frekwensi jantung :

Setelah kedua bunyi terdengar jelas seperti “lub

dup”, hitung setiap kombinasi S1 dan S2 sebagai

satu denyut jantung. Hitung banyaknya denyut

selama 1 menit.

Frekwensi normal adalah 60 sampai 100

denyut/menit pada orang dewasa.

Gambar. Rangkaian posisi klien untuk auskultasi jantung. A, duduk tegak, badan sedikit

ke delam. B, ber baring terlentang. C, posisi rekumben lateral kiri. (Diambil dari Seidel

HM et at: Mosby’s guide to physical assessment, ed 2, St Louis, 1991, Mosby).

Pengkajian Hasil Normal

Memeriksa irama jantung:

Perhatikan waktu antara S1 dan S2 (perhentian

sistolik) dan kemudian waktu antara S2 dan S1

(perhentian diastolik), dengarkan satu siklus

jantung penuh pada setiap area auskultasi.

Irama yang teratur meliputi

interval yang teratur di antara

masing-masing, rangkaian

denyut. Terdapat perhentian yang

jelas antara S1 dan S2.

Apabila irama jantung tidak teratur,

bandingkan frekwensi denyut apikal dan radial

untuk menentukan apakah ada defisit denyut.

Auskultasi denyut apikal lebih dahulu dan

kemudian segera mengkaji denyut radial

(seorang pemeriksa). Bandingkan kedua

frekwensi jantung tersebut secara serempak

(dua pemeriksa)

Bila terjadi defisit, maka denyut

radial biasanya lebih sedikit

dibanding denyut apikal.

Auskultasi bunyi jantung ekstra pada masing- S3, (galop ventrikular) timbul

Page 7: Pengkajian Kardiovaskuler

masingsisi auskultasi:

Gunakan sisi bel stetoskop untuk

mendengarkan ekstra bernada rendah (S3 dan

S4 bunyi klik dan gesekkan).

Dengarkan bunyi klik sebagai bunyi-bunyi

ekstra pendek, benada tinggi. Dengarkan bunyi

gesekan sebagai bunyi-bunyi berderit atau

bergesek.

Auskultasi untuk mendengar murmur pada

setiap sisi auskultasi.

Perhatikan waktu (pada hubungannya dengan

sistol dan diastole), lokasi, radiasi, kerasnya,

tinggi nada dan kualitasnya.

Suatu murmur terdeteksi melalui bunyi

mendesis atau meniup pada permulaan,

pertengahan atau akhir dari fase sistolik atau

fase diastolik.

Untuk mengkaji radiasi, dengarkan area-area

disamping lokasi dimana murmur paling jelas

terdengar, seperti di leher atau punggung.

tepat setelah S2, dan S4 (galop

atrial) timbul tepat sebelum S1.

S3 sering terdengar pada anak-

anak dan dewasa muda.

Secara normal tidak terdengar

adanya murmur.

Penyimpangan dari Normal Kewaspadaan Perawat

Sinus bradikardi : irama teratur namun terjadi

penurunan frekuensi denyut kurang dari 60

denyut/menit), berhubungan

Periksa tentang adanya tanda-

tanda penurunan curah jantung dan

laporkan

Tingkat IV : terdengar keras dengan hentakan atau

Page 8: Pengkajian Kardiovaskuler

getaran.

Tingkat V : terdengar amat keras dengan hentakan

atau (getaran, terdengar denyutan stetoskop yang

menempel ringan atau diangkat sedikit dari

dinding dada.

Tingkat VI : terdengar lebih keras dari murmur

tingkat V, mungkin bisa terdengar tanpa stetoskop

atau berjarak 1 inci diangkat dari dinding dada.

Pengkajian Hasil

Normal

Kaji arteri karotid dengan klien dalam posisi

duduk :

Inspeksi kedua sisi leher terhadap denyut

arteri yang jelas.

Minta klien untuk sedikit memalingkan

kepala ke arah yang berlawanan dengan sisi

yang sedang diperiksa selama inspeksi.

Periksa hanya salah satu arteri karotid pada

setiap pengkajian. Jangan mempalpasi terlalu

kuat untuk menghindari perangsangan sinus

karotid.

Selama palpasi mungkin akan menolong bila

klien diminta ke arah sisis yang akan

diperiksa. Palpasi lembut dengan jari tengah

Denyut karotid bersifat lokal,

kuat, menghentak, tidak berubah

akibat inspirasi, ekspirasi atau

perubahan posisi

Kedua arteri karotid seharusnya

sebanding dalam frekuensi,

irama, dan kekuatan denyut.

Frekuensi sama seperti denyut

apical : teratur, kuat, elastis, dan

sebanding

Pada auskultasi tidak ada bunyi

yang terdengar diatas arteri

karotid.

Page 9: Pengkajian Kardiovaskuler

dan jari telunjuk sekitar tepi media otot

sternokleidomastoideus.

Perhatikan bila denyut berubah-ubah saat

klien menarik atau menghembuskan napas.

Bandingkan frekuensi, irama dan kekuatan

denyutan pada setiap sisi.

Menggunakan sisi bel stetoskop auskultasi

denyut karotid saat klien menahan napas. Sisi

terbaik untuk penempatan stetoskop adalah

pada akhir lateral klavikula dan tepi posterior

otot stemokleidomastoideus.

Gambar : Palpasi arteri karotid internal sepanjang tepi otot

sternokleidomastoideus

Vena jugular

Pengkajian Hasil Normal

Kaji tekanan venajugular:

Minta klien duduk tegak lurus bersudut 90

derajat.

Minta klien untuk berbaring terlentang dengan

kepala sedikit terangkat sekitar 30-45 derajat.

Pastikan bahwa leher dan torak atas terbuka;

jangan memfleksikan atau

menghipereekstensikan leher.

Pastikan bahwa senter kecil menempel saat

Vena normal tanpak datar, denyut

tidak terputus-putus.

Kadar denyutan vena meningkat di

atas batas manubrium, 1 sampai 2

cm saat kepala klien mencapai

sudut 45º (Seidel etal.,1991)

Page 10: Pengkajian Kardiovaskuler

digunakan untuk menyinari area leher.

Ukur titik tertinggi vena jugular internal yang

terlibat dengan menggunakan dua penggaris.

Sejajarkan ujung dasar penggaris dengan puncak

area denyutan di vena.

Kemudian dengan menggunakan penggaris

sentimeter dan menempatkannya tegak lurus

terhadap penggaris yang pertama pada setinggi

sudut sternal. Ukur dalam sentimeter jarak antara

kedua dari sudut sternal.

Ulangi pengukuran pada sisi yang lain.

Perhatikan adanya tekanan yang lebih tinggi dari

3 cm (1,25 inci)

Tekanan vena adalah 2 cm atau

kurang

Gambar

Pengukuran tekanan vena jugular

(Dari Seidel HM ct al:Mosby’s guide to physical assessment, ed 2, St Louis, 1991,

Mosby.)

Page 11: Pengkajian Kardiovaskuler

Sirkulasi vena perifer

Pengkajian Hasil Normal

Minta klien untuk duduk dan berdiri saat

memeriksa system vena.

Periksa kulit, kuku, dan ekstremitas

terhadap tanda insufisiensi vena atau arteri:

warna, suhu, denyut, edema, sensasi dan

perubahan kulit.

Inspeksi ekstremitas bawah mengenai

adanya varises (pembengkakan atau vena

tampak berliku-liku), edema perifer, dan

plebitis.

Kaji adanya edema tekan pada sekitar

tumit. Tekan dengan jari telunjuk

sedikitnya selama lima detik di atas

masing-masing malleolus medial atau pada

tulang kering.

Inspeksi vena superficial terhadap

kemerahan, penebalan dan palpasi lembut

untuk mengetahui ada tidaknya nyeri.

Bila vena pada betis tampak kemerahan,

atau bengkak, palpasi lembut otot betis.

Perhatikan adanya perlunakan atau

ketegangan pada otot.

Kaji untuk plebitis vena dalam, dengan

mencari tanda Homans’: fleksikan sedikit

lutut klien dan dorsifleksikan kakinya.

Vena secara normal tidak terlihat,

kapiler kecil berbentuk seperti laba-

laba yang terlihat sepanjang paha

adalah normal.

Tidak terjadi depresi permanen pada

kulit.

Warna sama seperti kulit normal dan

tanpa ada rasa nyeri.

Tidak terdapat luka atau nyeri pada

betis.

Page 12: Pengkajian Kardiovaskuler

Sirkulasi arteri perifer

Pengkajian Hasil Normal

Palpasi tiap arteri perifer untuk :

Frekuensi denyut, irama, kekuatan (Tabel 14),

dan keselarasan.

Palpasi ringan denyut radial sepanjang lekuk

radial pada pergelangan tangan.

Denyut perifer normalnya mudah

terpalpasi, dengan dinding,

pembuluh yang elastik, irama

teratur, dan frekuensi kisaran

normal untuk usia klien.

Kewaspadaan Perawat

Palpasi denyut ulnar bila insufisiensi arteri ke

tangan dicuragai. Denyut pada sisi ulnar pada

pergelangan tangan.

Bila denyut ulnar dan radial

lemah, lakukan tes Allen :

- Tekan arteri ulnar dan radial

secara serentak.

- Minta klien mengepalkan tangan.

Gambar

Pemeriksaan edema tekan (pitting) (Dari Seidel HM et al : Mosby’s guidet, to

physical assessment, ed 2, St Louis, 1991, Mosby)

Page 13: Pengkajian Kardiovaskuler

Gambar Posisi anatomi arteri radial

Kewaspadaan Perawat

Dengan Lengan klien yang ekstensi, palpasi

denyut brachial pada lekuk antara otot bisep

dan trisep di atas siku pada fossa antekubital

Palpasi denyut femoral dengan klien pada

posisi terlentang. Letakkan 3 jari pertama di

atas area inguinal di bawah ligament

inguinal, pertengahan antara simpisis pubis

dan spina iliaka anterior superior, palpasi

dalam atau bimanual (tangan berada pada

kedua sisi denyutan) mungkin diperlukan.

Minta klien untuk membuka kepalan.

Lepaskan arteri ulnar.

Observasi apakah tangan berubah

merah muda, yang menggambarkan

kecukupan sirkulasi kolateral.

(Pemeriksaan clapat mengulangi

dengan melepaskan arteri radial).

Klasifikasi kekeuatan denyut

Klasifikasi denyut

0

1 +

2 +

3 +

Karakteristik

Tidak ada denyut teraba

Denyutan berkurang, sulit teraba

Denyutan normal, teraba dengan mudah, dan

tidak mudah lenyap.

Dengan kuat, mudah teraba, seakan-akan

memantul terhadap ujung jari, dan tidak dapat

lenyap.

Page 14: Pengkajian Kardiovaskuler

Gambar : Posisi anatomi arteri ulnar Gambar : Posisi anatomi arteri

brakhial

Kewaspadaan Perawat

Palpasi denyut popliteal dibelakang lutut dengan

klien berbaring tengkurap atau terlentang dan lutut

sedikit fleksi, kaki rilek di atas meja pemeriksaan,

dan otot-otot tungkai rilek.

Minta klien untuk berbaring terlentang dan kaki

dalam keadaan rilek; Palpasi denyut dorsalis pedis

pada bagian atas kaki sepanjang garis imajiner dari

lekuk yang terbentuk antara ibu jari kaki, dan jari

kedua (mungkin tidak ada secara congenital).

Kewaspadaan Perawat

Palpasi denyut tibial posterior tepat dibelakang dan

dibawah malleolus medial dengan kaki rileks dan

sedikit ekstensi.

Bila mengalami kesulitan untuk mempalpasi denyut,

atau denyut tersebut tidak terraba, gunakan stetoskop

keinstrumen ultrasonic.

Oleskan jeli konduksi secukupnya ke kulit klien di

atas sisi denyutan.

Putar pengendali volume stetoskop ke titik on.

Dengan lembut arahkan instrumen ke sudut 45

sampai 90 derajat, mengacu ke arah yang berlawanan

dengan aliran darah, pada kulit di atas sisi denyutan.

Atur volume sesuai keperluan.

Penyimpangan dari Normal Kewaspadaan Perawat

Perubahan pada denyutan karotid selama Berlakulah hati - hati dalam

Page 15: Pengkajian Kardiovaskuler

inspirasi dapat mengindikasikan terjadinya

suatu sinus disritmia.

Penyempitan penampang arteri karotid

mungkin akibat dari gangguan aliran darah

yang terdengar seperti desiran (bruit) atau

bunyi mendesis saat dilakukan auskultasi.

Peningkatan tekanan vena jugular ( di atas

2 inci (2,5 cm) adalah tanda terjadinya

penyakit jantung.

Gangguan sirkulasi ke ekstremitas dapat

disebabkan oleh penyakit sistematik,

seperti arterosklerosis, arterosklerosis

diabetes, gangguan koagulasi seperti

trombosis dan embolus, trauma lokal dan

pembedahan seperti kontusio, fraktur, atau

penggunaan alat-alat penahan seperti gips,

pembalut elastis, dan pengikat.

Denyut memantul, peningkatan tekanan

denyut menyebabkan denyut dapat dengan

mudah terpalpasi yang tidak mudah hilang.

Ini berhubungan dengan adanya latihan,

ansietas, demam, arterosklerosis, dan

hipertiroidisme.

Pulsus Alternan; Denyutan berganti-ganti

antara pulsasi amplitudo kecil, diikuti

dengan pulsasi amplitudo besar.

Berhubungan dengan kegagalan ventrikuler

kiri, terutama bila frekuensi denyut rendah.

Pulsus Diferen, denyutan tidak sebanding

mempalpasi arteri karotid untuk

mencegah perangsangan terhadap

sinus karotid, mengakibatkan

penurunan besar frekuensi jantung

dan tekanan darah.

Jangan memijat betis yang nyeri

tekan atau terus-menerus ; hal ini

telah disepakati akanmeningkatkan

risiko terbentuknya embolus.

Page 16: Pengkajian Kardiovaskuler

antara ekstremitas kiri dan kanan

berhubungan dengan gangguan sirkulasi

local.

Tanda insufisiensi vena pada ekstremitas :

- Warna kulit merah kecoklatan atau

sianotik bila ekstremitas lebih rendah.

- Suhu normal

- Nadi normal

- Sering terlihat adanya edema, biasanya

dari kaki hingga ke betis

- Pigmentasi kecoklatan di sekitar tumit.

Tanda insufisiensi arterial pada

ekstremitas:

- Warna kepucatan saat ekstremitas

dinaikan, warna kemerahan sama ketika

ekstremitas diturunkan.

- Suhu dingin

- Penurunan atau ketiadaan denyut perifer

- Sedikit atau tidak ada edema

- Kulit menjadi tipis, bersinar dan

penurunan pertumbuhan rambut

- Penebalan kuku

Nyeri baik akut maupun kronik, Nyeri akut

mungkin dengan tiba-tiba, dan tidak hilang,

oleh baik istirahat maupun aktivitas. Nyeri

kronik dapat berupa kaki pincang yang

hilang timbul atau nyeri pada istirahat.

Kaki pincang terjadi selama latihan dengan

gejala pada kelompok otot, utama di bawah

area oklusi arterial, contoh telapak kaki,

betis, paha, atau bokong. Kaki pincang

Page 17: Pengkajian Kardiovaskuler

timbul sebagai suatu rasa tegang, terbakar,

lelah, sakit, atau kram. Dengan istirahat,

nyeri hilang. Nyeri istirahat timbul segera

sesudah berbaring datar di atas tempat tidur

pada malam hari dan rasa seperti terbakar

(Bright dan Georgi, 1992).

Denyut yang kuat mungkin disebabkan

oleh latihan, dengan atau stress emosional.

Depresi permanen pada kulit di sekitar

tumit setelah palpasi menandakan

terjadinya edema. Ukur kedalaman depresi

tersebut (Seidel. Et al., 1991)

2 mm = edema 1+

4 mm = edema 2+

6 mm = edema 3+

8 mm = edema 4+