PENGARUH PEMBERIAN Bio-FOB EC TERHADAP INDUKSI AKAR …digilib.unila.ac.id/56386/3/SKRIPSI TANPA BAB...

47
PENGARUH PEMBERIAN Bio-FOB EC TERHADAP INDUKSI AKAR DAN TUNAS STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L.) KULTIVAR NATAR 1 (Skripsi) Oleh Muhammad Ali Mulhaq JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN Bio-FOB EC TERHADAP INDUKSI AKAR …digilib.unila.ac.id/56386/3/SKRIPSI TANPA BAB...

PENGARUH PEMBERIAN Bio-FOB EC TERHADAP INDUKSI AKAR DANTUNAS STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)

KULTIVAR NATAR 1

(Skripsi)

Oleh

Muhammad Ali Mulhaq

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2019

ii

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN Bio-FOB EC TERHADAP INDUKSI AKAR DAN

TUNAS STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)

KULTIVAR NATAR 1

Oleh

Muhammad Ali Mulhaq

Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting

diantara rempah-rempah lainnya (king of species), baik ditinjau dari segi perannya

dalam menyumbangkan devisa negara maupun dari segi kegunaan nya yang sangat

khas dan tidak dapat digantikan oleh rempah lainnya. Lada juga merupakan tanaman

yang buahnya berfungsi sebagai bumbu masakan, obat herbal, anti bakteri dan anti

oksidan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan Bio-

FOB Ec dalam menginduksi pertumbuhan akar dan tunas stek pada tanaman lada

(Piper nigrum L.) kultivar Natar 1. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November

2018 sampai Januari 2019 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan faktor tunggal, dari berbagai konsentrasi Bio-FOB Ec (0%, 1%, 2%,

3%, 4%) sebagai pelakuan. Setiap perlakuan dilakukan 5x ulangan sehingga terdapat

25 petak satuan percobaan. Variabel yang diamati yaitu Jumlah akar, panjang akar,

ii

panjang tunas, dan morfologi tanaman lada. Data yang diperoleh diuji

homogenitasnya dengan uji Levene, apabila sudah homogen dilanjutkan dengan

Analisis Ragam (ANARA) α 5%, jika ada perbedaan untuk perlakuan, dilanjutkan

dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) α 5%. Hasil yang didapatkan yaitu pemberian

Bio-FOB Ec memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel jumlah akar,

panjang akar, dan panjang tunas. Perlakuan yang baik yaitu pada konsentrasi 1%

untuk menginduksi pertumbuhan akar dan tunas stek tanaman lada.

Kata kunci : Lada (Piper Nigrum L.), Bio-FOB Ec.

PENGARUH PEMBERIAN Bio-FOB EC TERHADAP INDUKSI AKAR DANTUNAS STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)

KULTIVAR NATAR 1

Oleh

Muhammad Ali Mulhaq

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2019

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di dusun Muhajirun desa Negara ratu

Kecamatan Natar, Lampung Selatan, pada tanggal 10 April

1996, sebagai anak ketiga dari 6 bersaudara, dari pasangan

Bapak Mursidi dan Ibu Rohimah.

Penulis menempuh pendidikan pertama pada tahun 2000 di

Raudlatul Athfal (RA) Al-Fatah Natar, setelah itu penulis

melanjutkan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Fatah Natar pada tahun 2002

dan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah

Tsanawiyah (MTs) Al-Fatah Natar sampai tahun 2011, setelah itu melanjutkan

kejenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Swasta Alfa Centauri Bandung

dan lulus pada tahun 2014.

Pada tahun 2015, penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, selama menempuh

pendidikan di biologi penulis berbagung dengan Himpunan Mahasiswa Biologi

(HIMBIO) dan menjadi anggota Bidang Kominfo.

viii

Pada bulan Januari sampai Februari 2018, penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP)

di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung dengan judul

“Pembibitan Tanaman Lada (Piper nigrum L.) Dari Sulur Panjat Di Kebun

Percobaan Natar BPTP Lampung”, selanjutnya penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) pada Bulan Juli sampai Agustus di Desa Nibung Kecamatan

Pelindung Jaya Kabupaten Lampung Timur.

MOTTO

Hidup adalah cermin dan akan merefleksikan kembali kepada para pemikirmengenai apa yang mereka pikirkan.

(Ernest Holmes)

Apa yang kita pikirkan menentukan apa yang akan terjadi pada kita. Jadi jika kitaingin mengubah hidup kita, kita perlu sedikit mengubah pikiran kita.

(Wayne Dyer)

Kualitas diri seseorang bukan dinilai dari sikapnya, melainkan dari perkataannya.

(Muhammad Ali Mulhaq)

PERSEMBAHAN

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Dengan mangucap syukur kepada ALLAH SWT atas segala nikmat,rahmat serta ridho-Nya kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Saya persembahkan karya kecil saya ini kepada:

Kedua orang tua saya Bapak Mursidi dan Ibu Rohimah, kakak danadikku tercinta, serta seluruh keluarga besar atas segala doa, nasihat,dukungan, motivasi yang telah diberikan hingga saya sampai pada

tahap ini.

Bapak Ibu dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmunyayang sangat bermanfaat kepada saya.

Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik di jurusan Biologi yangsaya sayangi.

Serta Almamater tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah

satu syarat akademik menempuh pendidikan di Jurusan Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Bio-FOB

Ec Terhadap Induksi Akar dan Tunas Stek Tanaman Lada (Piper nigrum L.)

Kultivar Natar 1”.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini masih banyak kendala

dan kekurangan. Namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak

dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat

diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

kepada :

1. Prof. Dr. Sutopo Hadi, S.Si., M,Sc. selaku Plt Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung.

xii

3. Ibu Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S., selaku Pembimbing Akademik

dan Dosen pembimbing I yang telah memberi bimbingan, memberikan

dukungan, serta kritik dan saran selama proses penyusunan skripsi.

4. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar

memberikan arahan, perhatian, dan berbagi ilmu selama proses penyusunan

skripsi.

5. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku Dosen Pembahas yang senantiasa

memberi masukan dan arahan, serta nasihat yang membangun dalam proses

penyelesaian skripsi.

6. Bapak Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu dan pengalamannya yang sangat berharga selama masa

perkuliahan.

7. Bapak Mursidi dan Ibu Rohimah selaku orangtua penulis yang selalu memberi

doa, kasih sayang, dan rasa cintanya hingga terselesainya skripsi ini.

8. Kakak dan Adikku yang selalu memberikan doa dan semangat kepada

penulis hingga terselesainya skripsi ini.

9. Yulia Agustin, yang selalu memberikan dukungan, semangat, memberikan

masukan, serta selalu mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Tommi Maulana M, Dhanisa Fitri Monanda, Windra Aya S, Ricka Rizkiani,

Amalia Rachmawati, Fatiya Adni F, Iga, Yohana, sebagai partner penelitian

satu bimbingan selalu memberikan semangat kepada penulis.

xiii

11. Teman-teman K.A.D.I. Rengga Adyatma, Ricky Danang P, Adryan Filly S,

Rizkci Sazilly, Bima Bagus P, Ihsan H, Wildan. Terimakasih Atas

kebersamaan serta semangat selama menjalani dunia perkuliahan.

12. Teman-teman (Teh Olong) Caca, sabiq, Galuh, Dea, dan Rista. Terimakasih

atas kebersamaan serta dukungan yang diberikan selama menjalani

perkuliahan.

13. Sahabat seperjuangan di kampus Azizah, Marizha, Lili M, Moza, Amel, Dyah

(Jumi), Noviana (Uwik), Sasa, Gusti, yang telah memberikan bantuan dan

kerjasamanya selama ini.

14. Teman-teman Biologi 2015 (Neofelis) atas kebersamaan semasa perkuliahan,

bantuan dan dukungan selama ini.

15. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mempermudah penulis.

16. Serta Almamater tercinta Universitas Lampung.

Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan

penyusunan skripsi ini, namun besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2 April 2019Penulis,

Muhammad Ali Mulhaq

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................ i

SAMPUL DEPAN .................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ..................................................................................... ix

MOTTO ..................................................................................................... x

SANWACANA ......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5C. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5D. Kerangka Pikir................................................................................... 5E. Hipotesis ............................................................................................ 6

xv

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

A. Taksonomi Lada ............................................................................. 7B. Morfologi Lada .............................................................................. 7C. Perbanyakan Tanaman Lada .......................................................... 12D. Kultivar Lada ...................................................................................... 15E. Teknologi Bio-Fob ......................................................................... 16

III. METODE PENELITIAN ................................................................. 18

A.Waktu dan Tempat .......................................................................... 18B. Alat dan Bahan ............................................................................... 18C. Rancangan Percobaan ..................................................................... 19D. Metode Kerja................................................................................... 20E. Variabel yang diamati...................................................................... 22F. Analisis Data.................................................................................... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... .. 24

A. Hasil ........................................................................................... .. 241. Jumlah akar serabut tanaman stek lada ................................ .. 242. Panjang akar ......................................................................... .. 273. Panjang tunas ........................................................................ .. 31

B. Pembahasan ................................................................................ .. 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... .. 41

A. Kesimpulan .................................................................................. .. 41B. Saran ............................................................................................ .. 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 42

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Notasi perlakuan dan ulangan…………………………………………… 19

2. Pembuatan larutan perlakuan……………………………………………. 20

3. Hasil Uji BNT rata-rata jumlah akar stek lada umur 6 minggu setelahpenambahan Bio-fob Ec ……….………………………………………... 24

4. Hasil Uji BNT rata-rata Panjang akar stek lada umur 6 minggu setelahpenambahan Bio-fob Ec …………………………………………….…... 28

5. Hasil Uji BNT rata-rata panjang tunas stek lada umur 6 minggu setelahpenambahan Bio-fob Ec ………………………………………………… 32

6. Uji Homogenitas Jumlah Akar Stek Lada menggunakanAnova: Single Factor…………………………………………………….. 46

7. Hasil uji Analisis ragam jumlah akar stek tanaman lada pada umur6 minggu setelah perlakuan dan tanam…………………………………... 46

8. Hasil Uji BNT jumlah akar stek tanaman lada umur 6 minggu setelahperlakuan dan tanam…………………………………………………….... 47

9. Uji Homogenitas Panjang Akar Stek Lada menggunakanAnova: Single Factor……………………………………………………... 48

10. Hasil uji Analisis ragam panjang akar stek tanaman lada pada umur6 minggu setelah perlakuan dan tanam…………………………………… 48

11. Hasil Uji BNT panjang akar stek tanaman lada umur 6 minggu setelahperlakuan dan tanam………………………………………………………. 49

12. Uji Homogenitas Panjang Tunas Stek Lada menggunakanAnova: Single Factor………………………………………………………. 50

13. Hasil uji Analisis ragam panjang tunas stek tanaman lada pada umur6 minggu setelah perlakuan dan tanam…………………………………….. 50

14. Hasil Uji BNT panjang tunas stek tanaman lada umur 6 minggu setelahperlakuan dan tanam………………………………………………………... 51

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Tanaman lada…..………………………………………………………..... 8

2. Akar tanaman lada………………………………………….…………….. 9

3. Sulur pada tanaman lada (panjat, gantung, cacing)………………………. 10

4. Buah tanaman lada…………………….…………………………………. 12

5. Hubungan antara konsentrasi Bio-fob Ec dengan jumlah akar steklada…………………………………………………………..……………. 25

6. Akar stek lada setelah pemberian perlakuan Bio-fob Ec…………………. 26

7. Hubungan antara konsentrasi Bio-fob Ec dengan panjang akar steklada………………………………………………………….…………….. 29

8. Panjang akar stek lada setelah pemberian perlakuan Bio-fob Ec………… 30

9. Hubungan antara konsentrasi Bio-fob Ec dengan panjang tunas steklada………………………………………………………………………... 33

10. Panjang tunas stek lada setelah pemberian perlakuan Bio-fob Ec………... 34

11. Morfologi jumlah akar stek lada Bio-fob Ec……………………………… 36

12. Morfologi panjang akar stek lada Bio-fob Ec ……………………………. 38

13. Morfologi tunas stek lada dengan perlakuan Bio-fob Ec ………………… 40

14. Pembuatan larutan Bio-fob Ec yang digunakan untuk perlakuan………… 52

15. Perendaman stek lada yang akan ditanam pada larutan Bio-fob Ec……… 52

16. Penanaman stek lada yang telah diberi perlakuan Bio-fob Ec ke mediaTanam……………………………………………………………………... 53

17. Stek lada yang sudah ditanam setelah diberi perlakuan Bio-fob Ec……… 53

18. Pengukuran panjang tunas stek lada………………………………………. 54

19. Pengukuran panjang akar stek lada……………………………………….. 54

xxi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling

penting diantara rempah-rempah lainnya (king of species), baik ditinjau dari

segi perannya dalam menyumbangkan devisa negara maupun dari segi

kegunaannya yang sangat khas dan tidak dapat digantikan oleh rempah

lainnya. Indonesia pernah menjadi produsen lada terbesar dan berperan dalam

pemenuhan kebutuhan lada di pasar internasional. Lada juga merupakan

tanaman yang buahnya berfungsi sebagai bumbu masakan, obat herbal, anti

bakteri dan anti oksidan. Kebutuhan lada dunia mencapai 350 ribu ton/tahun.

Kontribusi Indonesia sebagai pengekspor lada mencapai 29% dari kebutuhan

dunia, terbesar kedua setelah Vietnam (IPC, 2013).

Produksi lada di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 91,039 ton. Karena luas

area lada selama tahun 2013 - 2017 cenderung menurun, yaitu dari 171,920 ha

menjadi 167,622 ha, sehingga produksi lada pun menurun dari 91,039 ton

pada tahun 2013 menjadi 82,962 ton pada tahun 2017. Indonesia menduduki

peringkat kedua negara pengekspor lada terbesar di dunia dengan rata-rata

2

volume ekspor sebesar 181,61 ribu ton (Direktorat Jenderal Perkebunan,

2017).

Oleh karena itu perlu dilakukan upaya dalam budidaya tanaman lada agar

produksi lada tidak menurun dan diharapkan akan semakin naik untuk

menunjang perekonomian Indonesia. Salah satu cara untuk mengupayakan

agar produksi lada meningkat adalah melalui pembibitan lada yang

berkualitas.

Bibit tanaman lada yang berkualitas dapat dikembangbiakan dengan cara

vegetatif. Pengembangbiakan vegetatif adalah cara memperbanyak bibit dari

bagian tanaman itu sendiri. Salah satu perkembangbiakan vegetatif tanaman

lada dapat dilakukan dengan cara stek batang, untuk mendapatkan bibit yang

berkualitas stek diambil dari batang induk yang berumur 8-12 bulan. Tetapi

permasalahannya adalah apabila stek diambil dari indukan yang berumur 8-12

bulan akan lebih lambat untuk tumbuh menjadi bibit. Oleh karena itu perlu

dilakukan suatu terobosan dalam rangka mempercepat pertumbuhan stek lada,

salah satu cara terobosan itu dengan menggunakan Bio-FOB (Meori Agro,

2008).

Upaya penyediaan bahan tanam lada yang unggul pemerintah melalui

kementrian pertanian telah melepas beberapa kultivar yaitu; Petaling 1,

Petaling 2, Lampung Daun Kecil (LDK), Chunuk, Natar 1, Natar 2, dan

Bengkayang. Dan berikut ini merupakan deskripsi dari salah satu kultivar lada

3

yang digunakan yaitu Natar 1; mulai berbunga pada umur 10 bulan, bentuk

buah bulat, warna buah muda hijau dan merah jingga, rentang waktu dari

mulai berbunga sampai buah masak 8 bulan, rata-rata buah pertandan 57,3

butir (BPTP Bangka Belitung, 2016).

Lampung terkenal sebagai provinsi penghasil lada hitam yang terkenal dengan

sebutan Lampung black pepper. Salah satu kultivar yang berkembang di

Provinsi Lampung yaitu Natar 1. Lada kultivar Natar 1 ini merupakan hasil

seleksi kultivar Belantung dari Lampung.

Alasan mengapa menggunakan tanaman lada kultivar Natar 1 karena lada

kultivar Natar 1 telah diketahui memiliki beberapa keunggulan diantaranya

yaitu: Mempunyai adaptasi terhadap cekaman air sedang, cekaman terhadap

kelebihan air sedang, toleran terhadap hama penggerek batang dan penyakit

BPB (Busuk Pangkal Batang), dan mempunyai potensi produksi lada hitam

sampai 4 ton per hektar (BPTP Lampung, 2017).

Bio-FOB adalah formula dengan bahan aktif spora Fusarium oxysporum non

patogenik (Fo. NP). Mikroba ini berfungsi selain dapat menginduksi hormon

IAA yang mampu merangsang pertumbuhan akar yang pada akhirnya

mempercepat induksi tunas. FoNP ini juga dapat meningkatkan ketahanan

tanaman.

4

Menurut Tombe (2010) pemakaian Bio-FOB Ec (cair) adalah dilarutkan

dalam aquades atau air mineral sebanyak 25-30 ml/liter, kemudian sebelum

digunakan biarkan dulu selama 2 jam. Larutan ini bisa dipakai selama 4 jam,

untuk 5 sampai 6 kali perendaman (sekali perendaman selama 20-30 menit).

Untuk aplikasi di lapangan telah disiapkan 4 macam formula yang sudah

dipatenkan pada Ditjen HAKI yaitu:

a. Bio-FOB EC : formula berebntuk cair mengandung spora FoNP dengan

kemasan 1 liter. (Ini yang untuk saya gunakan dalam penelitian)

b. Bio-FOB WP : formula berbentuk tepung (powder) mengandung spora

FoNP dengan kemasan 1 lb.

c. Organik-FOB : formula berbentuk bahan organik mengandung spora

FoNP dengan kemasan 10 kg.

d. Biof MA (Cocobiofob) : formula yang dikemas dalam three in one dengan

kemasan 1 kg/bungkus terutama digunakan untuk benih tanaman berbiji

seperti ; tomat, tembakau, cabe, melon, semangka, dll (Meori agro, 2017).

Formula yang biasa digunakan yaitu, Bio-FOB EC (Cair), Bio-FOB WP

(bubuk), dan Organik-FOB.

Berdasarkan keterangan diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan

menggunakan Bio-FOB Ec (cair) untuk mempercepat pertumbuhan akar dan

tunas pada stek lada.

5

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui pengaruh

pemberian Bio-FOB Ec (cair) dalam menginduksi pertumbuhan akar dan

tunas stek pada tanaman lada (Piper nigrum L.) kultivar Natar 1.

C. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberi informasi pada petani

lada bahwa dengan penggunaan Bio-FOB Ec (cair) dapat mempercepat

pertumbuhan akar dan tunas stek tanaman lada.

D. Kerangka Pikir

Lada merupakan rempah khas Indonesia yang menjadi salah satu produk

ekspor tanaman di Indonesia dan berperan sebagai penyumbang devisa

Negara. Disamping itu, lada juga memiliki manfaat selain sebagai bumbu

dapur juga sebagai obat herbal, oleh karena itu perlu dilakukan perbanyakan

tanaman lada untuk menunjang perekonomian. Salah satu upaya untuk

mempertahankan produksi tetap meningkat dan mutu lada tetap terjamin

adalah dengan cara menyediakan bibit lada yang unggul, dan cara yang paling

banyak digunakan untuk menyediakan bibit unggul adalah dengan

perbanyakan vegetatif. Ini dilakukan karena dapat mengahasilkan bibit

tanaman lada yang serupa dengan induk nya dengan cara mengambil stek dari

lada yang ingin dijadikan bibit, pembibitan ini dibantu dengan menggunakan

senyawa FoNP yang terdapat pada Bio-FOB Ec (cair) agar bibit lada tahan

6

terhadap serangan hama, penyakit dan juga dapat menginduksi terbentuknya

akar dan tunas pada stek lada.

Bio-FOB merupakan sebuah produk yang didalam nya terdapat senyawa

mikroorganisme Fusarium Oxysporum non Patogenik. Fungsi senyawa

tersebut yaitu selain dapat menginduksi hormon IAA yang berperan untuk

merangsang pertumbuhan akar yang pada akhirnya dapat mempercepat

pertumbuhan tunas pada stek lada, juga dapat untuk meningkatkan ketahanan

tanaman terhadap infeksi pathogen.

Bio-FOB ada yang berbentuk cair dan ada yang bubuk, dan yang akan

digunakan yaitu Bio-FOB Ec (cair). Konsentrasi yang dianjurkan dalam

menggunakan Bio-FOB Ec (cair) yaitu 25-30 ml/L.

Dari uraian diatas maka penelitian yang akan dilakukan menggunakan

Bio-FOB Ec (Cair) dengan konsentrasi 0%, 1%, 2%, 3%, dan 4% untuk

mempercepat pertumbuhan akar dan tunas pada stek tanaman lada kultivar

Natar 1.

E. Hipotesis

Ada pengaruh dari pemberian Bio-FOB Ec (cair) dalam menginduksi

pertumbuhan akar dan tunas stek tanaman lada.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taksonomi Lada

Menurut Plantamor (2016) klasifikasi tanaman lada adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Dicotyledoneae

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Piperales

Suku : Piperaceae

Marga : Piper

Jenis : Piper nigrum L. (Lada Hitam)

Kultiar Natar 1 (yang akan digunakan pada penelitian).

B. Morfologi Lada

Suku Piperaceae adalah tumbuhan terna atau tumbuhan berkayu, sering kali

memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat, dengan daun-daun tunggal

yang duduknya tersebar atau berkarang dengan atau tanpa daun-daun penumpu.

Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang disebut bunga lada (amentum),

masing-masing kecil tanpa hiasan bunga, berkelamin tunggal atau banci dengan 1

sampai 10 benang sari, putik terdiri dari 1 sampai 6 kepala putik, beruang 1

dengan 1 bakal biji yang tegak pada dasarnya. Dalam biji terdapat sel-sel minyak

atsiri (Tjitrosoepomo, 2004).

Gambar 1 : Tanaman Lada (Dokumen Pribadi, 2018)Keterangan Gambar :A. Sulur panjat lada B. Akar lekat lada C. Daun Lada

Akar tanaman lada terdiri atas akar yang terdapat di atas permukaan tanah dan

akar yang berada dalam tanah (Sutarno dan Agus Andoko, 2005)

1). Akar di permukaan tanah

Akar lada yang tumbuh di atas permukaan tanah disebut juga dengan akar

panjat atau akar lekat (Gambar 1) karena fungsinnya untuk melekatkan batang

B

A

8

C

tanaman dari tajar atau tiang kayu tempat melilit (memanjat). Akar lekat ini

hanya tumbuh pada buku-buku batang utama dan cabang ortrotop (Sulur

panjat), sedangkan di cabang produksi (cabang plagiotrop) tidak muncul akar.

2). Akar dalam tanah

Akar lada yang tumbuh di dalam tanah biasa disebut akar utama, muncul di

buku-buku batang utama baik dalam tanah maupun dekat pangkal tanaman

(Gambar 2). Akar ini muncul mengelilingi buku-buku batang. Pada akar utama

ini tumbuh akar-akar samping yang masing-masing dilengkapi dengan akar

rambut yang berfungsi menyerap hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman.

Gambar 2 : Akar tanaman Lada (Dokumen Pribadi, 2018)Keterangan Gambar : A. Tunas stek lada B. Daun lada C. Akar Lada

C

9

A

B

Menurut Bangedu (2010), bagian-bagian batang pada tanaman lada terbagi

menjadi 3 jenis yaitu stolon, cabang orthotrop, dan cabang plagiotrop. Stolon atau

batang primer juga disebut batang dasar. Stolon merupakan batang induk yang

tumbuh memanjat di mana batang-batang lain seperti cabang orthotrop dan

plagiotrop akan tumbuh. Batang ini berbentuk agak pipih, berwarna abu-abu tua,

beruas-ruas dan lekas berkayu serta berakar lekat. Cabang orthotrop tumbuh pada

batang pokok atau biasa disebut dengan sulur panjat (Gambar 3). Cabang tersebut

bentuknya bulat, dan tumbuhnya memanjat ke atas.

Gambar 3 : Sulur pada tanaman lada (Panjat, Gantung, dan Cacing (DokumenPribadi 2018)

Keterangan Gambar :A. Sulur panjat B. Sulur gantung C. Sulur cacing

10

A

B

C

Semua cabang yang tumbuh mengarah ke atas disebut juga dengan cabang

orthotrop. Apabila cabang-cabang itu tak melekat pada tajar, tetapi memanjang ke

bawah atau menggantung, maka cabang itu disebut sulur gantung (Gambar 3),

sedang yang tumbuh pada pertumbuhan tanah disebut sulur cacing (Gambar 3).

Baik sulur cacing maupun sulur gantung dapat digunakan sebagai bibit. Cabang

plagiotrop merupakan ranting-ranting yang tumbuh dari batang orthotrop, yang

berjumlah sangat banyak. Ranting-ranting ini pendek, agak kecil dan tak melekat

pada tajar sebab masing-masing bukunya tak berakar lekat. Pada setiap buku

tumbuh sehelai daun yang berhadap-hadapan, dan disini akan tumbuh malai

bunga. Cabang plagiotrop ini selalu tumbuh kearah samping (lateral), dan pada

cabang plagiotrop ini masih dapat ditumbuhi oleh ranting-ranting lagi. Inilah

bagian-bagian yang selalu mengeluarkan malai bunga atau buah, maka ia juga

disebut cabang-cabang buah (Bangedu 2010).

Bunga tanaman lada adalah majemuk yang tumbuh mengelilingi malai bunga.

Setiap malai terdiri dari 100 – 150 bunga yang nantinya akan menjadi buah. Malai

bunga hanya akan keluar dari cabang plagiotrop. Bunga tanaman lada tergolong

bunga lengkap yang terdiri dari tajuk, mahkota bunga, putik, dan benang sari.

Buahnya berbentuk bulat dengan biji keras dan berkulit lunak, berwarna hijau tua

pada waktu muda dan berangsur-angsur kekuning-kuningan lalu berwarna

kemerahan bila buah tersebut telah masak (Budiyanto, 2014).

11

Buah lada merupakan buah duduk, yang melekat pada malai, dengan ukuran

bijinya 4-6 mm (Gambar 4). Sedangkan besarnya biji 3-4 mm. Berat 100 biji

kurang lebih 38 gram atau rata-rata 4,5 gram. Kulit buah atau pericarp terdiri dari

3 lapisan, yaitu epicarp (kulit luar), mesocarp (kulit tengah), endocarp (kulit

dalam) (Ditjenbun, 2013).

Gambar 4 : Buah tanaman lada (Dokumen Pribadi, 2018)Keterangan Gambar : A. Buah lada

C. Perbanyakan Tanaman Lada

Pada perbanyakan tanaman lada, penyediaan bibit yang baik, murah, dan tepat

merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan perbanyakan lada.

pembibitan tanaman lada dapat dilakukan secara generatif dengan biji dan secara

vegetatif dengan stek, okulasi, sambung, atau kultur jaringan. Pembibitan dengan

ABuahlada

12

cara stek merupakan cara yang praktis dan efisien. Bibit yang dihasilkannya pun

memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya (Rismunandar, 2003).

Stek merupakan potongan batang, akar, atau daun dari induk tanaman untuk

diinduksikan menjadi individu baru. Stek dapat diklasifikasikan menjadi empat

berdasarkan bagian tanaman yang digunakan, yaitu setek batang, stek daun, stek

akar, stek tunas daun, dan yang akan digunakan dalam penelitian yaitu stek

batang. Faktor keberhasilan setek dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam

meliputi jenis tanaman dan bahan setek sedangkan faktor luar meliputi suhu,

media pengakaran, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan pemberian ZPT

(Hartmann et al., 2011).

Batang dan cabang tanaman yang buku-bukunya dilengkapi akar pelekat akan

mudah berakar bila distek. Oleh karena itu, sangat mungkin tanaman ini distek

dengan satu buku yang masih berdaun dan berakar pelekat. Stek ini disebut juga

dengan stek daun (Rismunandar, 2003).

1). Pengambilan stek

Stek lada diambil dari cabang yang sehat, masih terlihat hijau namun sudah

mulai berwarna merah, dan cabang nya sudah cukup keras. Stek di potong

dengan menggunakan pisau atau gunting tajam agar potongan nya rata dengan

kemiringan 450. Kemudian lakukan perendaman pada stek menggunakan Bio-

13

FOB, perendaman ini bertujuan agar mempercepat pertumbuhan akar dan

tunas (Rismunandar, 2003).

b). Media persemaian

setelah direndam dalam Bio-FOB, stek dapat disemaikan pada media

persemaian. Stek dapat tumbuh dengan baik apabila media nya memenuhi

persyaratan. Tekstur tanah yang digunakan sebagai media sebaiknya tidak

terlalu cerul (mengandung pasir berlebih). Apabila media terlalu cerul maka

akan berdampak pada ujung stek menjadi mudah mengering. Begitupun

dengan tanah yang terlalu banyak mengandung bahan organik, itu akan

berakibat pada perakaran yang tumbuh menjadi jelek. Menurut(Amanah, 2009)

media semai yang baik yaitu yang menggunakan perbandingan tanah, kompos,

dan pasir dengan perbandingan 2:1:1. Oleh karena itu, penggunaan pupuk

kompos pada saat stek yang mulai tumbuh tidak dianjurkan karena akan

berakibat buruk pada stek. Lingkungan juga berpengaruh pada persemaian,

maka harus di jaga agar tetap lembab (Rismunandar, 2003).

c). Perlindungan persemaian

Stek lada tidak tahan apabila terkena sinar matahari secara langsung, maka saat

persemaian perlu diberi pelindung baik dengan sungkup (menggunakan terpal)

atau dapat juga dengan atap (dilakukan penyemaian dalam ruangan)

(Rismunandar, 2003).

14

d). Penanaman stek lada

Stek lada berdaun satu ditanam dengan posisi agak miring, dengan letak daun

harus berada diatas tanah. Pada penanaman stek diberi jarak sekitar 5 cm ini

bertujuan agar daun tidak saling tumpang tindih (Rismunandar, 2003).

D. Kultivar Lada

Lada memiliki beberapa kultivar yang di daerah-daerah penghasil lada. Beberapa

kultivar yang menjadi unggulan di Provinsi Lampung diantaranya adalah kultivar

Natar 1, Natar 2, Lampung Daun Lebar (LDL) atau Petaling 1, dan kultivar Jambi

atau Petaling 2. Selain itu, di daerah-daerah penghasil lada dikenal pula lada jenis

Kerinci, Bangka, dan Bulok Belantung (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat, 1996).

Salah satu kultivar lada unggul, yaitu Natar-1 yang merupakan hasil seleksi

kultivar Belantung 10 dari Lampung. Lada Natar-1 memiliki beberapa kelebihan

bila dibandingkan dengan kultivar lain, yaitu toleran terhadap hama penggerek

batang dan penyakit busuk pangkal batang, dan mempunyai potensi produksi lada

hitam sampai empat ton per hektar (Badan Litbang Pertanian, 2013).

Menurut BPTP Lampung (2012) Lada kultivar unggul Natar 1 yang diperkaya

fusarium non pathogenik (Fo NP) dan Trichoderma dengan sistem perbanyakan

menggunakan sulur panjat menunjukkan toleran terhadap penyakit busuk pangkal

batang yang mematikan tanaman lada. Untuk itu pengembangan bibit lada natar 1

15

di Lampung merupakan salah satu terobosan penyediaan bibit lada unggul dalam

rangka mengamankan produksi lada Lampung yang telah dikenal di pasaran dunia

dengan nama Lampung Black pepper.

Bibit yang sudah ada di polibag disimpan dalam rumah kaca atau sungkup plastik

dalam rumah dengan atap yang diberi paranet. Setelah itu dilakukan penyiraman

pada bibit setiap 3-7 hari, bergantung pada kelembapan dan sungkup plastik

dibuka setiap hari pada pagi hari supaya mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Satu bulan stek ditanam akan tumbuh akar dan tunas – tunas baru, setelah 3 – 4

bulan apabila stek telah tumbuh menjadi bibit lada yang menghasilkan buku atau

daun 7 – 9 helai maka bibit siap tanam di lapangan. Media tumbuh yang biasa di

pakai pada pembibitan lada yaitu tanah, kompos, pasir, sekam padi, dan cocopit

Tombe (2010).

E. Teknologi Bio-FOB

Teknologi Bio-FOB adalah inovasi baru dalam budidaya pertanian dengan

memanfaatkan mikroorganisme yang digunakan dalam teknologi Bio-FOB bisa

meningkatkan ketahanan, mutu dan produktivitas tanaman. Induksi FoNP dapat

meningkatkan terbentuknya hormone IAA atau Auksin yang berperan penting

dalam pertumbuhan tunas dan akar tanaman. Pertunasan stek yang dinduksi FoNP

lebih cepat dibanding dengan cara konvensional. FoNP dapat diformulasi dalam

bentuk pupuk organik untuk pertanaman di lapangan dan bertahan hidup dalam

waktu relatif lama (Meori agro,2008).

16

Menurut Priyono (2012) Keunggulan pembibitan lada menggunakan teknologi

Bio-FOB adalah dapat menghemat materi perbanyakan atau menghasilkan bibit

lebih banyak sampai 400 persen, cukup satu ruas berdaun satu.

Manfaat menggunakan teknologi Bio-FOB pada pembibitan dan pertanaman lada

adalah, pertunasan stek yang dinduksi Fo.NP lebih cepat dibanding dengan cara

konvensional. Fo.NP dapat diformulasi dalam bentuk pupuk organik untuk

pertanaman di lapangan dan bertahan hidup dalam waktu relative lama. Untuk

mempermudah aplikasi di lapangan telah diperoleh 3 bentuk produk formulasi

yang mengandung konidia FoNP strain 10-AM yaitu : Bio-FOB EC yaitu dalam

bentuk cair, Bio-FOB WP dalam bentuk bubuk atau tepung, dan Organik-FOB.

Dalam penelitian ini akan digunakan Bio-FOB Ec karena kandungan yang

terdapat pada Bio-FOB Ec tersebut dapat membantu dalam menginduksi

pertumbuhan akar dan tunas pada stek tanaman lada (Tombe et al., 2001).

17

1

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai Januari 2019 di

Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu, polybag dengan ukuran 2 kg

sebagai wadah media tanam, mistar untuk mengukur panjang akar dan tunas,

beaker glass, erlenmeyer, pipet tetes, pinset, alat tulis, kamera, gunting, dan

gembor (untuk menyiram tanaman).

Bahan yang digunakan adalah tanah, pupuk kompos, dan pasir sebagai media

tanam dengan perbandingan 2:1:1, air, stek lada sebanyak 50 batang yang

diperoleh dari Taman Sains Pertanian Natar BPTP Lampung, dan Bio-FOB Ec.

19

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan faktor tunggal

menggunakan Bio-FOB Ec, yang terdiri dari 5 perlakuan dengan berbagai taraf

konsentrasi: 0 %, 1 %, 2 %, 3 %, dan 4 %. Mengulang setiap perlakuan sebanyak

lima kali sehingga ada 25 satuan percobaan. Notasi perlakuan dan ulangan dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Notasi perlakuan dan ulangan

Ulangan

Konsentrasi Bio-FOB Ec (%)

0 1 2 3 4

1 K0U1 K1U1 K2U1 K1U3 K4U1

2 K1U2 K0U2 K2U2 K2U3 K2U4

3 K3U2 K3U1 K0U3 K3U3 K3U4

4 K4U3 K1U4 K4U2 K0U4 K4U4

5 K4U5 K1U5 K2U5 K3U5 K0U5

Keterangan :

U1, U2, U3, U4, U5 : Ulangan

K0-K4 : Konsentrasi 0%, 1%, 2%, 3%, dan 4%

20

Tabel 2. Pembuatan larutan perlakuan

Konsentrasi (%) Bio-FOB Ec (Cair) 100 % (ml) Aquades (ml)

0 % 0 ml 100 ml

1 % 1 ml 99 ml

2 % 2 ml 98 ml

3 % 3 ml 97 ml

4 % 4 ml 96 ml

D. Metode Kerja

Adapun metode kerja pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, kompos, dan pasir

halus dengan perbandingan 2 : 1 : 1 (Amanah, 2009) dihomogenkan sampai

media tersebut tercampur rata. Kemudian diisikan ke dalam polybag ukuran 2

kg sebanyak ¾ bagian polybag disiapkan media tanam sebanyak 25 polybag.

Polybag yang sudah terisi media tanam diberi label sesuai perlakuan. Lalu

letakkan polybag di tempat yang telah di tentukan dengan cara diacak, setelah

itu media tersebut di siram menggunakan air sampai media padat dan lembab.

21

2. Pengambilan stek lada

Bahan tanaman diambil dari Taman Sains Pertanian (TSP) Natar, BPTP

Lampung. Bagian lada yang dijadikan bahan tanaman stek adalah sulur panjat

lada kultivar Natar-1 dari pohon induk yang berumur 2-3 tahun. Hal ini

dikarenakan apabila bahan tanam terlalu muda maka tanaman akan mudah

layu serta masih sedikitnya kandungan karbohidrat sedangkan bahan tanam

yang terlalu tua kurang baik untuk dijadikan stek. Bahan tanaman yang akan

dijadikan stek diambil tujuh ruas dari pangkal sulur panjat, kemudian

dipotong sepanjang satu buku. Bagian pangkal stek dipotong 45o dengan

tujuan memperluas bidang penyerapan pada pangkal stek (Rismunandar,

2003:30). Daun disisakan 1 helai. Untuk percobaan ini dipilih bahan tanam

yang seragam dan sehat untuk digunakan sebagai stek sebanyak 50 stek lada.

3. Pemberian perlakuan pada stek lada

Stek lada bagian pangkal bawah direndam menggunakan Bio-FOB Ec (cair)

yang telah diencerkan dengan aquades sesuai konsentrasi masing-masing

perlakuannya (0%, 1%, 2%, 3%, 4%) selama 30 menit (Tombe, 2010:87).

4. Penanaman stek lada pada media tanam

Setelah semua stek lada selesai direndam pada masing-masing konsentrasi

perlakuan (0%, 1%, 2%, 3%, 4%) lada tanam pada media tanam sejumlah 2

stek lada/polybag/satuan percobaan. Untuk menjaga kelembapan media perlu

22

dilakukan penyiraman pagi atau sore agar media tanam tetap terjaga

kelembapan nya dan stek lada dijaga agar tumbuh dengan baik.

5. Pengambilan Data

Setelah stek tumbuh 6 minggu setelah tanam dan perlakuan maka dilakukan

pengambilan data untuk jumlah akar stek lada, panjang akar, panjang tunas,

dan morfologi tanaman lada.

E. Variabel Yang Diamati

Pengambilan data dilakukan pada 6 minggu setelah tanam dan perlakuan stek lada

dengan variable diantaranya sebagai berikut:

1. Jumlah akar

Jumlah akar (buah) adalah banyaknya akar yang terbentuk pada 1 stek

tanaman lada/1 satuan percobaan.

2. Panjang akar

Panjang akar (cm) adalah panjang akar lada yang paling panjang (diukur dari

pangkal akar sampai ujung akar) yang diukur dengan mistar, pada 1 stek/

1 satuan percobaan.

3. Panjang tunas

Panjang tunas (cm) adalah panjang tunas dari stek lada yang terpanjang

(diukur dari pangkal tunas sampai ujung tunas) yang di ukur dengan mistar,

pada 1 stek/1 satuan percobaan.

4. Morfologi daun dan akar tanaman lada

23

Morfologi tanaman stek lada yang tumbuh di ambil secara visual (Gambar).

F. Analisis Data

Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan uji Levene, apabila sudah

homogen dilanjutkan dengan Analisis Ragam (ANARA) α 5%, jika ada

perbedaan antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) α

5%.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu, pemberian Bio-

FOB Ec pada stek tanaman lada (Piper nigrum L.) memberikan pengaruh

yang nyata terhadap variabel jumlah akar, panjang akar dan panjang tunas.

Perlakuan yang baik yaitu pada konsentrasi 1% untuk menginduksi

pertumbuhan akar dan tunas stek tanaman lada.

B. Saran

Perlu dilakukan peneletian lebih lanjut menggunakan kultivar lada lainnya

agar dapat lebih membuktikan bahwa pemberian Bio-FOB Ec memberikan

pengaruh yang signifikan dalam menginduksi pertumbuhan akar dan tunas

stek tanaman lada.

DAFTAR PUSTAKA

Amanah,S.2009. Pertumbuhan Bibit Setek Lada (Piper nigrumLinnaeus) PadaBeberapa Macam Media dan Konsentrasi Auksin . skripsi Fakultas PertanianUniversitas Sebelas Maret Surakarta 62 halaman.

Ardana, R.C. 2009. Pengaruh Macam Zat Pengatur Tumbuh dan FrekuensiPenyemprotan terhadap Pertumbuhan Awal Bibit Gelombang Cinta(AnthuriumPlowmanii). Skripsi S1 FPUNS Surakarta. dalam website :http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55604/2/Reference.pd f. Diaksespada 10 Januari 2019.

Badan Litbang Pertanian.2013. Natar 1 Lada Spesifik Lokasi Lampung.http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 18 September 2018.

Bangedu. 2010. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Lada. diperoleh darihttps://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/25/klasifikasi-dan-morfoligi-tanaman-lada/. Diakses tanggal 15 September 2018.

BPTP Bangka Belitung, 2016. Mengenal varietas lada, di peroleh dihttp://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdm-2/15-info-teknologi/442-mengenal-varietas-lada. diakses pada tanggal 14 September 2018.

Budiyanto. 2014. Klasifikasi Lada dan pembudidayaan tanaman lada. PenebarSwadaya. Jakarta.

Dewi, I.R. (2008). Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi pertumbuhan tanaman.Skripsi. Fakutas Pertanian. Universitas Padjajaran. Bandung.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2017. Statistik Perkebunan Indonesia 2013-2015Lada. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.

Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Lada.http://eksim.deptan.go.id/ditjenbun/tanregar/berita-209-tanamanperkebunan.htmldiakses tanggal 14 September 2018.

Hartmann, H. T., D. E. Kester, F. T. Davies, and R. L. Geneve. 2011. PlantPropagation (Principles and Practices). 8th Edition. Prentice Hall Int.Englewood Cliffs New Jersey. 280-414.

IPC (INTERNATIONAL PEPPER COMMUNITY). 2013 . Report 41th pepperexporters meeting. 15th November 2013, Sarawak, Malaysia.

Lestari, Endang. G. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam PerbanyakanTanaman melalui Kultur Jaringan. Jurnal AgroBiogen 7 (1).

Mahadi, I. 2011. Pematahan Dormansi Biji kenerak ( Goniothalamus umbrosusu)menggunakan hormone 2,4-D dan BAP secara Mikropropagasi. Sagu Maret2011. Vol.10 No.1:20-23

Plantamor. 2016. Lada. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1011. Diaksestanggal 10 September 2018.

Prof, Tombe, M., Sipayung, Hendra., 2010. Bertani Organik dengan Teknologi Bio-FOB. Andi. Yogyakarta.

Rismunandar, M. H. Riski, 2003. Lada Budi Daya Lada dan Tata Niaga. PenebarSwadaya. Jakarta.

Sumiasri, N. dan D. Priadi. 2006. Pertumbuhan Stek Cab Sungkai (Peronemacanescens Jack) pada Berbagai Konsentrasi ZPT (GA3) dalam Media Cair.Nurul-pdf- AdobeReader.Diakses tanggal 8 Februari 2019.

43

Sutarno dan Agus Andoko. 2005. Budi Daya Lada Si Raja Rempah-Rempah. PTAgro Media Pustaka. Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (spermatophyta). Cetakan kedelapan. UGM Press. hal. 244

Tombe, M., Zulhisnain dan E. Taufik, 2001. Penggunaan Bio-FOB strain 10-AMuntuk pengendalian penyakit BBP panili secara hayati. Prosiding SimposiumRempah Indonesia. Jakarta, 13-14 September 2001. p.209-216.

Widiastoety D dan Nurmalinda. 2010. Pengaruh suplemen nonsintetik terhadappertumbuhan planlet anggrek vanda. J Hort. 20(1):60-66.

44