PENGADILAN TINGGI MEDAN filepengadilan tinggi medan halaman 1 dari 24 putusan nomor 230/pdt/2017/pt...

63
PENGADILAN TINGGI MEDAN Halaman 1 dari 24 Putusan Nomor 230/PDT/2017/PT MDN. P U T U S A N Nomor 360/PDT/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : 1. dr. Restuti Hidayani Saragih,SP.PD,perempuan, umur 34 Tahun, lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 15 April 1981, agama Islam, Warganegara Indonesia, pekerjaan Dokter, beralamat di Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbih) Blok L, No. 21 jalan Setia Budi, Kota Medan, selanjutnya disebut sebagai Pembanding I semula Penggugat I; 2. dr. Andika Sitepu,SP.JP(K),FIHA,laki-laki, umur 36 Tahun, lahir di Medan pada tanggal 12 Nopember 1979, agama Islam, Warganegara Indonesia, pekerjaan Dokter, beralamat di Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbih) Blok L, No. 21 jalan Setia Budi, Kota Medan, selanjutnya disebut sebagai Pembanding II semula Penggugat II; dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya Hasrul Benny Harahap,S.H.,M.Hum dan Julisman,S.H,Kesemuanya Advokat, dan Konsultan Hukum, berkantor pada Kantor Hukum ”Hasrul Benny Harahap & Rekan”, beralamat di Jalan Sei Galang No. 5 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15 Desember 2015. Selanjutnya disebut sebagai para Pebanding semula para Penggugat;

Transcript of PENGADILAN TINGGI MEDAN filepengadilan tinggi medan halaman 1 dari 24 putusan nomor 230/pdt/2017/pt...

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 1 dari 24 Putusan Nomor 230/PDT/2017/PT MDN.

P U T U S A N

Nomor 360/PDT/2017/PT MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan

sebagai berikut dalam perkara antara :

1. dr. Restuti Hidayani Saragih,SP.PD,perempuan, umur 34 Tahun, lahir di

Tebing Tinggi pada tanggal 15 April 1981, agama Islam,

Warganegara Indonesia, pekerjaan Dokter, beralamat di

Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbih) Blok L, No. 21

jalan Setia Budi, Kota Medan, selanjutnya disebut sebagai

Pembanding I semula Penggugat I;

2. dr. Andika Sitepu,SP.JP(K),FIHA,laki-laki, umur 36 Tahun, lahir di Medan

pada tanggal 12 Nopember 1979, agama Islam, Warganegara

Indonesia, pekerjaan Dokter, beralamat di Komplek Taman

Setia Budi Indah (Tasbih) Blok L, No. 21 jalan Setia Budi, Kota

Medan, selanjutnya disebut sebagai Pembanding II semula

Penggugat II;

dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya Hasrul Benny

Harahap,S.H.,M.Hum dan Julisman,S.H,Kesemuanya

Advokat, dan Konsultan Hukum, berkantor pada Kantor

Hukum ”Hasrul Benny Harahap & Rekan”, beralamat di Jalan

Sei Galang No. 5 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tertanggal 15 Desember 2015.

Selanjutnya disebut sebagai para Pebanding semula para

Penggugat;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 2 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

M e l a w a n

1. Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan, berkedudukan dan

berkantor di Jalan Ibus Raya No. 130-A Medan, selanjutnya

disebut sebagai Terbanding I semula sebagai Tergugat I;

2. dr. Ramlan Sitopul, Sp.THT-kl, laki-laki, pekerjaan Dokter, beralamat di Jalan

Setia Budi Komplek Atria Resident No. A-1, Pondok Surya

Medan, selanjutnya disebut sebagai Terbanding II semula

sebagai Tergugat II;

Pengadilan Tinggi Medan tersebut;

Telah membaca:

1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 30 Oktober 2017

Nomor 360/PDT/2017/PT MDN. tentang penunjukan Majelis Hakim untuk

memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding;

2. Surat Penunjukan Panitera Pengganti Nomor 360/PDT/2017/PT-MDN

tanggal 31 Oktober 2017 oleh Panitera Pengadilan Tinggi Medan untuk

membantu Majelis Hakim memeriksa dan mengadili perkara tersebut;

3. Telah membaca Penetapan Majelis Hakim Tinggi Medan Nomor

360/PDT/2017/PT MDN, tanggal 31 Oktober 2017, tentang Penetapan hari

sidang Pertama;

4. Berkas perkara Nomor 682/Pdt.G/2016/PN Mdn. dan surat-surat yang

berhubungan dengan perkara ini;

Tentang Duduk Perkara

Telah membaca dan mengutip surat gugatan Pembanding semula

Penggugat tertanggal 16 Desember 2015, yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 16 Desember 2015 dibawah

Reg.Nomor: 682/Pdt.G/2015/PN Mdn, mengemukakan gugatan sebagai

berikut:

1. Bahwa Penggugat I dan Penggugat II berprofesi sebagai seorang dokter

yang telah memiliki keahlian khusus (spesialis) ilmu kedokteran

dibidangnya masing-masing yang berdomisili di wilayah Kota Medan yang

dalam melaksanakan tugas dan kewenanganya melayani masyarakat

penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 3 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

kesehatan wajib memiliki Surat Izin Praktek (SIP) yang diberikan oleh Dinas

Kesehatan Kota Medan, sebagaimana yang diamanatkan dalam ketentuan

Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kodokteran jo.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang

Izin Praktik dan pelaksanaan Praktik Kedokteran ;

2. Bahwa adapun ketentuan Pasal 36 Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004

Tentang Praktek Kodokteran menyebutkan :“Setiap dokter dan dokter gigi

yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat Izin

praktik”

Selanjutnya didalam ketentuan Pasal 37 ayat (2) menyebutkan

bahwasanya surat izin praktik dokter atau dokter gigi hanya diberikan untuk

paling banyak 3 (tiga) tempat praktik, sehingga dengan adanya ketentuan

tersebut Penggugat selaku dokter bisa memperoleh 3 (tiga) surat izin

praktek sekaligus di 3 (tiga) tempat praktek yang berbeda ;

3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang RI No. 29

Tahun 2004 Tentang Praktek Kodokteran menyebutkan :

“Untuk mendapatkan surat izin praktek sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 36, dokter atau dokter gigi harus :

a. Memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi

dokter gigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 29, pasal 31 dan Pasal 32 ;

b. Mempunyai tempat praktik; dan

c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.

4. Bahwa ketentuan lebih lanjut untuk mendapatkan surat izin praktek tersebut

telah diatur dalam ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor : 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan pelaksanaan

Praktik Kedokteran menyatakan bahwa untuk memperoleh Surat Izin

Praktik (SIP) tersebut Penggugat I dan Penggugat II harus mengajukan

permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat

praktik kedokteran dilaksanakan dengan melampirkan :

a. Fotocopy surat tanda registrasi dokter yang diterbitkan dan

dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia, yang masih

berlaku ;

b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik, atau surat

keterangan dari sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat

praktiknya ;

c. Surat Rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 4 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x

4 sebanyak 2 (dua) lembar ;

5. Bahwa Tergugat I adalah suatu organisasi profesi kedokteran yang

menghimpun para dokter di Kota Medan, bersifat independen, tidak

beraviliasi dengan kekuatan politik dan ideologi manapun yang dilandasi

oleh Pancasila, UUD 1945, Sumpah Dokter, serta Kode Etik Kedokteran

Indonesia yang pada saat sekarang ini Tergugat I diketuai oleh Tergugat II,

yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menerbitkan Surat

Rekomendasi kepada anggotanya yaitu para dokter yang akan

melaksanakan praktik kedokteran, yang merupakan salah satu syarat

untuk mengurus Surat Izin Praktek, yang mana Penggugat I dan Penggugat

II sebagai salah satu anggota dari Tergugat ;

6. Bahwa untuk memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam ketentuan

Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek

Kodokteran jo. ketentuan Pasal Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor : 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan pelaksanaan

Praktik Kedokteran diatas, khususnya tentang Surat Rekomendasi dari

organisasi profesi sesuai tempat praktek, maka pada tanggal 27 Oktober

2014 Penggugat I dan Penggugat II telah mengajukan permohonan kepada

Tergugat I melalui Tergugat II selaku Ketuanya organisasi profesi agar

Tergugat I melalui Tergugat II selaku ketuanya mengeluarkan/menerbitkan

Surat Rekomendasi kepada Penggugat I dan Penggugat II untuk

dipergunakan sebagai syarat dalam pengajuan Surat Izin Praktek dengan

melengkapi syarat-syarat yang telah ditentukan untuk itu ;

7. Bahwa walaupun permohonan dan syarat-syarat telah Penggugat I dan

Penggugat II penuhi ternyata hingga bulan Desember 2014 Tergugat I dan

Tergugat II belum juga mengeluarkan Surat Rekomendasi tersebut tanpa

ada alasan yang jelas dan dapat dipertangungjawabkan, dan akhirnya

terhadap berkas dan syarat-syarat tersebut Penggugat I dan Penggugat II

ambil kembali untuk menghindari hilangnya berkas-berkas tersebut

ditempat Tergugat I ;

8. Bahwa oleh karena Penggugat I dan Penggugat II sangat membutuhkan

Surat Rekomendasi dari Tergugat I tersebut, maka pada tanggal 23

Februari 2015 Penggugat I dan Penggugat II kembali mengajukan

permohonan dan syarat-syarat yang diperlukan untuk pengurusan Surat

Rekomendasi tersebut kepada Tergugat I melalui Tergugat II selaku Ketua,

akan tetapi permohonan dan berkas yang diajukan oleh Penggugat-

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 5 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Penggugat tersebut dikembalikan oleh Tergugat I dan Tergugat II dengan

alasan bahwasanya Surat Tanda Registrasi yang dikeluarkan oleh Konsil

Kedokteran Indonesia yang dimiliki oleh Penggugat I dan Penggugat II akan

berakhir masa berlakunya, sehingga akhirnya Penggugat I dan Penggugat

II mengurus perpanjangan Surat Tanda Registrasi ke Konsil Kedokteran

Indonesia demi untuk mendapatkan surat rekomendasi tersebut ;

9. Bahwa setelah Penggugat I dan Penggugat II memperoleh Surat Tanda

Registrasi yang baru, maka untuk ketiga kalinya Penggugat I dan

Penggugat II mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat

Rekomendasi dari Tergugat I, akan tetapi hingga sampai gugatan ini

Penggugat-Penggugat ajukan ke pengadilan Surat Rekomendasi yang

Penggugat I dan Penggugat II butuhkan tersebut belum juga dikeluarkan

oleh Tergugat I dan Tergugat II selaku ketuanya, pada hal semua syarat-

syarat dan ketentuan untuk itu telah Penggugat I dan Penggugat II penuhi,

dan begitu juga secara keorganisasian profesi maupun etika profesi,

Penggugat I dan Penggugat II tidak ada terhalang untuk mendapatkan surat

rekomendasi tersebut karena Penggugat I dan Penggugat II laik untuk

menjalankan praktik sebagai dokter ;

10. Bahwa atas permasalahan tersebut Penggugat I dan Penggugat II telah

meminta bantuan secara tertulis berupa surat tertanggal 08 April 2015 yang

disampaikan kepada Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera

Utara agar dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh

Penggugat I dan Penggugat II untuk mendapatkan Surat Rekomendasi dari

Tergugat I, dan atas permohonan dari Penggugat I dan Penggugat II

tersebut telah ditindaklanjuti oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Wilayah Sumatera Utara dengan menyampaikan surat kepada Tergugat I

melalui Tergugat II selaku ketua, agar Tergugat I dan Tergugat II

menyelesaikan permasalahan penerbitan rekomendasi atas nama

Penggugat-Penggugat tersebut, sebagaimana tertuang dalam Surat Ikatan

Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara No. 28/PW IDI-SU/V/2015,

tanggal 04 Mei 2015, akan tetapi hal tersebut juga tidak ditanggapi oleh

Tergugat I dan Tergugat II untuk menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri

Penggugat-Penggugat ;

11. Bahwa dengan tidak dikeluarkannya Surat Rekomendasi oleh Tergugat I

dan Tergugat II selaku ketua untuk Penggugat I dan Penggugat II tersebut

telah menghilangkan hak-hak Penggugat I dan Penggugat II selaku

anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan, dan juga

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 6 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

mengancam karier Penggugat I dan Penggugat II didalam menjalankan

profesi dokter karena Penggugat-Penggugat tidak bisa melakukan praktik

kedokteran sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing

Penggugat, karena Penggugat-Penggugat tidak dapat mengurus surat izin

praktik untuk menjalankan profesinya, sehingga apabila Penggugat I dan

Penggugat II melakukan praktik kedokteran tanpa ada Surat Izin Praktik

maka hal tersebut dapat nyatakan sebagai tindakan yang ilegal dan juga

dapat dikenakan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76

Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kodokteran;

12. Bahwa oleh karena Tergugat I dan Tergugat II selaku ketua tidak

menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri Penggugat I dan Penggugat II

sebagai salah satu syarat untuk mengurus Surat Izin Praktek dalam jangka

waktu yang cukup panjang, maka untuk menghindari kerugian yang lebih

besar lagi kepada diri Penggugat I dan Penggugat II, maka Penggugat-

Penggugat akhirnya meminta kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah

Sumatera Utara untuk menerbitkan surat rekomendasi atas diri Penggugat-

Penggugat, sehingga dengan berbagai pertimbangan akhirnya Ikatan

Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara bersedia untuk menerbitkan

Surat Rekomendasi tersebut kepada Penggugat-Penggugat, masing-

masing ;

I. Untuk Penggugat I, hanya diberikan 1 (satu) Surat Rekomendasi

Izin Praktek, sebagaimana dimaksud dalam Surat Rekomenasasi

Izin Praktek No. 40/PW IDI-SU/Rek/VI/2015, tanggal, 22 Juni 2015,

yang dikeluarkan oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Wilayah Sumatera Utara, sebagai dokter spesialis pada RS. Siloam

Medan ;

II. Untuk Penggugat II, diberikan 2 (dua) Surat Rekomendasi Izin

Praktek, masing-masing dimaksud dalam 1). Surat Rekomenasasi

Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015, tanggal, 22 Juni 2015,

yang dikeluarkan oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Wilayah Sumatera Utara, sebagai dokter spesialis pada RS. Siloam

Medan, 2). Surat Rekomenasasi Izin Praktek No. 42/PW IDI-

SU/Rek/VI/2015, tanggal, 22 Juni 2015, yang dikeluarkan oleh

Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara,

sebagai dokter spesialis pada RSUP. H. Adam Malik Medan;

13. Bahwa atas adanya surat rekomendasi izin praktek yang dikeluarkan oleh

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 7 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara tersebut

akhirnya Penggugat-Penggugat baru dapat mengajukan permohonan untuk

mendapatkan Surat Izin Praktek dari Dinas Kesehatan Kota Medan sesuai

dengan tempat rekomendasi yang diberikan ;

14. Bahwa oleh karena itu tindakan dari Tergugat I dan Tergugat II yang tidak

menerbitkan Surat Rekomenasasi atas nama diri Penggugat I dan

Penggugat II walaupun permohonan tersebut telah memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan untuk itu adalah dapat dikwalifisir sebagai perbuatan

melawan hukum (onrechmatigedaad) yang telah merugikan hak-hak serta

kepentingan hukum Penggugat I dan Penggugat II dalam menjalankan

praktik kedokteran ;

15. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh

Tergugat I dan Tergugat II telah menimbulkan kerugian kepada Penggugat I

dan Penggugat II, karena Tergugat I dan Tergugat II telah menghilangkan

hak-hak Penggugat-Penggugat selaku anggota Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) Cabang Medan, dan juga mengancam karier Penggugat-Penggugat

sebagai seorang dokter dalam menjalankan praktik kedokteran karena

Penggugat-Penggugat tidak memiliki izin untuk menjalankan profesinya,

sehingga praktik yang dilakukan oleh Penggugat-Penggugat dapat

dikatakan ilegal dan juga juga dapat dikenakan ketentuan pidana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 Undang-Undang RI No. 29 Tahun

2004 Tentang Praktek Kodokteran, kerugian Penggugat I dan Penggugat II

tersebut berupa kerugian materiil maupun immateriil, yang kesemua

kerugian tersebut harus dibayar sekaligus dan tunai secara tanggung

renteng oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada masing-masing Penggugat

baik itu Penggugat I maupun kepada Penggugat II setelah putusan dalam

perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;

16. Bahwa adapun kerugian yang Penggugat-Penggugat alami akibat dari

perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat I dan Tergugat II

dapat dirinci sebagai berikut :

I. KERUGIAN YANG DIALAMI OLEH PENGGUGAT I

Kerugian Materiil

- Tidak bisanya Penggugat I melakukan

Praktik kedokteran sejak bulan Nopember

2014 s.d. Bulan Juni 2015 (8 bulan) di

R.S. Siloam dimana setiap bulannya

Penggugat I memperoleh Penghasilan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 8 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

rata-rata Rp. 20.000.000,-, sehingga

8 bulan x Rp. 20.000.000,- adalah sebesar..............Rp.

160.000.000,-

- Biaya-biaya Penggugat I selama memproses

pengajuan Permohonan rekomendasi

kepada pihak Tergugat.....……................................Rp. 50.000.000,-

+

Total ………………………………………………….. Rp. 210.000.000,- Kerugian Immateriil

Akibat perbuatan melawan hukum yang

Dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II telah

Mengganggu ketenangan Penggugat I sehingga

pengurusan masalah tersebut Penggugat I telah

mengalami kelelahan pisik dan psikis dan selain

itu juga Penggugat I menjadi malu dengan

relasi-relasi Penggugat I sehingga berakibat

kepada berkurangnya kepercayaannya kepada

Penggugat I Yang telah berdampak kepada tidak

Berjalan Praktik kedokteran Penggugat I, yang

kesemuanya tersebut tidak dapat dinilai dengan

uang, namun untuk mempermudahkan

perhitungannya ditetapkan sebesar ...................... Rp.1.000.000,-

Total ……………………………….......................... Rp.211.000.000,- Terbilang : (dua ratus sebelas juta rupiah)

Sehingga total kerugian yang dialami oleh Penggugat I adalah

sebesar Rp. 211.000.000,- (dua ratus sebelas juta rupiah) yang

harus dibayar secara tanggung renteng oleh Tergugat secara

sekaligus dan tunai setelah putusan dalam perkara ini mempunyai

kekuatan hukum tetap ;

II. KERUGIAN YANG DIALAMI OLEH PENGGUGAT II

Kerugian Materiil

- Tidak bisanya Penggugat II melakukan

Praktik kedokteran sejak bulan Nopember

2014 s.d. Bulan Juni 2015 (8 bulan) di

R.S. Siloam dimana setiap bulannya

Penggugat I memperoleh Penghasilan

rata-rata Rp. 20.000.000,-, sehingga

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 9 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

8 bulan x Rp. 20.000.000,- adalah sebesar............ Rp. 160.000.000,-

- Tidak bisanya Penggugat II melakukan

Praktik kedokteran sejak bulan April

2015 s.d. Bulan Juni 2015 (3 bulan) di

RSUP. H. Adam Malik dimana setiap bulannya

Penggugat II memperoleh Penghasilan

rata-rata Rp. 20.000.000,-, sehingga

3 bulan x Rp. 20.000.000,- adalah sebesar ......... Rp. 60.000.000,-

- Biaya-biaya Penggugat II selama memproses

pengajuan Permohonan rekomendasi

kepada pihak Tergugat.....……......................... Rp.50.000.000,-

+Total ………………………………………………Rp. 270.000.000,- Kerugian Immateriil

Akibat perbuatan melawan hukum yang

Dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II telah

Mengganggu ketenangan Penggugat II sehingga

pengurusan masalah tersebut Penggugat I telah

mengalami kelelahan pisik dan psikis dan selain

itu juga Penggugat II menjadi malu dengan

relasi-relasi Penggugat I sehingga berakibat

kepada berkurangnya kepercayaannya kepada

Penggugat II Yang telah berdampak kepada tidak

Berjalan Praktik kedokteran Penggugat II, yang

kesemuanya tersebut tidak dapat dinilai dengan

uang, namun untuk mempermudahkan

perhitungannya ditetapkan sebesar.................... Rp. 1.000.000,

Total ………………………….….......................... Rp. 271.000.000,- Terbilang : (dua ratus tujuh puluh satu juta rupiah)

Sehingga total kerugian yang dialami oleh Penggugat II adalah

sebesar Rp. 271.000.000,- (dua ratus tujuh puluh satu juta rupiah)

yang harus dibayar oleh Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung

renteng secara sekaligus dan tunai setelah putusan dalam perkara

ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;

17. Bahwa atas kerugian materiil yang diderita Penggugat I maka Tergugat I

dan Tergugat II layak dihukum secara tanggung renteng untuk membayar

bunga kepada Penggugat I sebesar 5 % setiap bulannya yaitu 5/100 x Rp.

210.000.000,- = Rp. 10.500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah)

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 10 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam perkara ini

dapat dijalankan dengan sempurna ;

18. Bahwa begitu juga atas kerugian materiil yang diderita Penggugat II maka

Tergugat I dan Tergugat II layak dihukum secara tanggung renteng untuk

membayar bunga kepada Penggugat II sebesar 5 % setiap bulannya yaitu

5/100 x Rp. 270.000.000,- = Rp. 13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus

ribu rupiah) terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam

perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna ;

19. Bahwa agar tuntutan ganti kerugian Penggugat I dan Penggugat II dalam

perkara aquo tidak hampa nantinya, maka dimohonkan kepada Pengadilan

Negeri Medan untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) atas

harta dari Tergugat I maupun harta dari Tergugat II baik atas barang

bergerak maupun tidak bergerak yang nantinya akan Penggugat I dan

Penggugat II mohonkan dalam permohonan tersendiri di persidangan

perkara ini ;

20. Bahwa Penggugat I dan Penggugat II sangat meragukan Tergugat I dan

Tergugat II akan mematuhi (lalai) melaksanakan isi putusan ini kelak untuk

mengganti kerugian yang dialami oleh Penggugat I dan Penggugat II, maka

oleh karenanya sangat beralasan hukum apabila Tergugat I dan Tergugat

II dihukum secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa

(dwangsoom) sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) kepada masing-

masing Penggugat I dan Penggugat II setiap hari kelalaiannya tersebut

terhitung sejak perkara perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap

hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan secara sempurna ;

21. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat I dan Penggugat II didasarkan atas

bukti-bukti yang autentik dan akurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

191 ayat (1) RBg maka sangat beralasan hukum apabila terhadap putusan

aquo dapat dijalankan dengan serta merta (uit voerbar bij voorraad)

meskipun terdapat perlawanan, banding maupun kasasi ;

22. Bahwa apabila Tergugat I dan Tergugat II dikalahkan dalam perkara ini,

maka sangat berdasar hukum jika Tergugat I dan Tergugat II dihukum

secara tanggung renteng untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam

perkara ini ;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan diatas dengan ini

dimohonkan kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq. Majelis Hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk menetapkan suatu

hari persidangan dan memanggil para pihak untuk hadir di persidangan yang

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 11 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

telah ditentukan untuk itu, dan selanjutnya berkenan pula memberi putusan

dalam perkara ini dengan amar sebaga berikut :

PRIMAIR :

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang

diletakkan dalam perkara ini ;

3. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan

melawan hukum (onrechmatigedaad) yang telah mendatangkan kerugian

kepada Penggugat I dan Penggugat II ;

4. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar ganti rugi baik Materiil maupun Immateriil kepada Penggugat I

sebesar Rp. 211.000.000,- (dua ratus sebelas juta rupiah) secara terang

dan tunai setelah putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum

tetap;

5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar bunga kepada Penggugat I sebesar Rp. 10.500.000,- (sepuluh

juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya terhitung sejak gugatan ini

dimajukan, hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan

sempurna ;

6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar ganti rugi baik Materiil maupun Immateriil kepada Penggugat II

sebesar Rp. 271.000.000,- (dua ratus tujuh puluh satu juta rupiah) secara

terang dan tunai setelah putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan

hukum tetap;

7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar bunga kepada Penggugat II sebesar Rp. 13.500.000,- (tiga

belas juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya terhitung sejak gugatan ini

dimajukan, hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan

sempurna ;

8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar uang paksa (Dwangsoom) masing-masing kepada Penggugat I

dan Penggugat II sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) setiap hari

keterlambatan untuk melaksanakan isi putusan ini, terhitung sejak putusan

perkara ini berkekuatan hukum tetap hingga putusan dalam perkara ini

dapat dijalankan secara sempurna ;

9. Menyatakan Putusan terhadap perkara ini dapat dilaksanakan dengan serta

merta (uit voerbar bij voorraad) meskipun Tergugat ataupun pihak lain

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 12 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

mengajukan Gugatan, Perlawanan, Banding ataupun Kasasi ;

10. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini ;

SUBSIDAIR :

Atau apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya

(ex aequo et bono).

Membaca jawaban Para Terbanding semula Para Tergugat yang pada

pokoknya sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI

1. GUGATAN PENGGUGAT KELIRU DALAM MENEMPATKAN PIHAK

TERGUGAT (ERROR IN PERSONA)

- Bahwa Para Tergugat dengan ini menolak dan membantah seluruh dalil-

dalil Gugatan Penggugat dalam perkara ini sebagaimana tertuang dalam

Gugatan Penggugat tertanggal 16 Desember 2015, kecuali terhadap hal-

hal yang dengan tegas Para Tergugat akui di depan persidangan

perkara aquo ;

- Bahwa apa yang menjadi pokok tuntutan Penggugat dalam perkara ini

adalah tentang keberatan Penggugat yang mengklaim dirinya dirugikan

oleh para Tergugat dengan tuduhan kerugian tersebut akibat Para

Tergugat tidak mengeluarkan rekomendasi atas nama Penggugat guna

pengurusan izin praktek dokter ;

- Bahwa benar sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 36 UU

No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran menyatakan :”setiap

dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia

wajib memiliki surat izin praktek” dan untuk memperoleh izin praktek

tersebut maka benar seorang dokter dan dokter gigi wajib memenuhi

syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang, dimana

salah satunya adalah rekomendasi dari organisasi profesi ;

- Bahwa ketentuan yang menjadikan rekomendasi dari organisasi profesi

tersebut menjadi salah satu syarat yang wajib dipenuhi untuk

pengurusan izin praktek antara lain adalah :

a. Pasal 38 ayat 1 huruf c UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran yang isinya : “memiliki rekomendasi dari organisasi

profesi” ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 13 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2052 Tahun 2011 tentang Izin

Praktek Kedokteran, pasal 8 angka 4 yang isinya :”surat

rekomendasi dari Organisasi Profesi (IDI/PDGI)” ;

c. Pasal 46 ayat 4 UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga

Kesehatan yang isinya : “untuk mendapatkan SIP sebagaimana

dimaksud pada ayat 2 Tenaga Kesehatan harus memiliki : a. STR

yang masih berlaku, b. Rekomendasi dari Organisasi Profesi,

c.Tempat praktik“;

- Bahwa dari ketiga ketentuan tersebut di atas, maka jelas yang

mengeluarkan rekomendasi adalah organisasi profesi dokter yaitu Ikatan

Dokter Indonesia ;

- Bahwa Ikatan Dokter Indonesia sebagai suatu organisasi profesi dokter

yang bersifat nasional dan independent didirikan pada tanggal 24

Oktober 1950, dimana sesuai dengan isi pasal 9 Anggaran Dasar nya

dikatakan “ Ikatan Dokter Indonesia merupakan satu-satunya organisasi

profesi kedokteran di Indonesia yang berbadan hukum” ;

- Bahwa sebagai sebuah badan hukum maka Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) adalah salah satu subjek hukum dalam sistim hukum Indonesia,

dan sebagai subjek hukum maka IDI adalah sesuatu yang menurut

hukum berhak/berwenang untuk melakukan perbuatan hukum atau

siapa yang mempunyai hak dan cakap untuk bertindak dalam hukum,

atau dengan kata lain IDI adalah sesuatu pendukung hak yangmenurut

hukum berwenang/berkuasa bertindak menjadi pendukung hak

(Rechtsbevoeghheid) ;

- Bahwa oleh karena IDI adalah sebagai subjek hukum berbentuk badan

hukum, maka untuk keikutsertaannya dalam pergaulan hukum,IDI

sebagaimana badan hukum lainnya yang dikenal dalam sistim hukum

Indonesia haruslah mempunyai syarat-syarat yang telah ditentukan oleh

hukum, yaitu :

a. Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggota-anggotanya.

b.Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban

anggota-anggotanya ;

- Bahwa oleh karena IDI sebagai organisasi profesi dokter adalah sebuah

badan hukum, sebagai subjek hukum yang mempunyai kekayaan, hak

dan kewajiban sendiri, terpisah dari kekayaan, hak dan kewajiban

anggota-anggotanya, maka tuntutan Penggugat terhadap Tergugat I dan

Tergugat II dalam perkara ini adalah keliru, salah menempatkan pihak

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 14 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

tergugat (error in persona) karena rekomendasi yang dimaksud oleh

Penggugat sebagaimana diatur dalam beberapa ketentuan yang telah

disebutkan di atas adalah wewenang IDI sebagai organisasi profesi

dokter yang dihunjuk oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan,

bukan pengurus dari IDI (Tergugat I) dan juga (apalagi) bukan dr.

Ramlan Sitompul (sebagai pribadi)/Tergugat II ;

- Bahwa dengan demikian, jika seandainya pun (quod non) Penggugat

telah dirugikan akibat dari tidak dikeluarkannya rekomendasi tersebut,

maka pihak yang patut digugat adalah Ikatan Dokter Indonesia sebagai

organisasi profesi dokter, bukan Tergugat I dan Tergugat II, sedangkan

persoalan kebijakan Tergugat I dan Tergugat II sebagai pengurus dari

IDI Cabang Medan, pertanggung jawabannya adalah bersifat internal

organisasi, yaitu antara Tergugat I dan Tergugat berhadapan dengan IDI

- Bahwa oleh karena Penggugat telah keliru dalam menempatkan

Tergugat I dan Tergugat II dalam perkara ini, maka Gugatan Penggugat

dalam perkara ini dapat dikualifisir sebagai gugatan yang cacat formil

karena tidak terpenuhinya syarat-syarat formil sebagai sebuah gugatan,

oleh karena itu dimohonkan kepada yang mulia Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara ini agar menerima eksepsi ini dan

selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (NO) ;

2. GUGATAN PENGGUGAT PREMATURE (EXCEPTIO DILOTORIA)

- Bahwa yang menjadi inti gugatan Penggugat dalam perkara ini

adalah tuntutan ganti kerugian akibat perbuatan melawan hukum

yang dituduhkan kepada Para Tergugat karena tidak mengeluarkan

rekomendasi sebagai syarat untuk mengurus izin praktek dokter bagi

Para Penggugat ;

- Bahwa dari maksud gugatan Para Penggugat tersebut, maka jelas

hubungan hukum yang tercipta adalah antara Para Penggugat

dengan pihak yang berwenang mengeluarkan rekomendasi

dimaksud, yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dalam hal ini adalah

IDI Cabang Medan, dimana Para Penggugat adalah sebagai anggota

yang mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota, dan IDI

Cabang Medan sebagai organisasinya yang juga mempunyai hak

dan kewajiban sebagai organisasi profesinya, sedangkan antara

Para Penggugat dengan Para Tergugat secara pribadi tidak pernah

terjadi hubungan hukum dalam bentuk apapun ;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 15 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

- Bahwa oleh karena hubungan hukum yang tercipta adalah antara

Para Penggugat dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sementara

sebagai sebuah organisasi profesi dokter tentu IDI mempunyai

ketentuan hukum yang berlaku secara internal yang mengatur

hubungan hukum yang terjadi antara organisasi (badan hukum)

dengan para anggota, termasuk jika terjadi persengketaan bidang

hukum ;

- Bahwa sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Dasar IDI, yaitu

pasal 16, salah satu unsur pimpinan dalam struktur kepengurusan

IDIadalah Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) yang

bertanggung jawab untuk pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

etika kedokteran ;

- Bahwa sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Organisasi dan

Tata Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI, pada

pasal 1 ayat 3 disebutkan “Majelis Kehormatan Etik Kedokteran

(MKEK) ialah Badan Otonom Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang

bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan internal organisasi

dalam pengembangankebijakan, pembinaan pelaksanaan dan

pengawasan penerapan etika kedokteran, ysng dibentuk secara

khusus di tingkat pusat, wilayah dan cabang untuk menjalankan

tugas kemahkamahan profesi, pembinaan etika profesi dan atau

tugas kelembagaan dan ad hoc lainnya dalam tingkatannya masing-

masing” ;

- Bahwa kemudian pada pasal 9 Pedoman Organisasi dan Tata

Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran, disebutkan yang

merupakan wewenang umum MKEK sesuai yurisdiksi masing-

masing tingkatan, salah satunya adalah yang tertuang dalam point 4

yang isinya : “menyelesaikan konflik etikolegal perbedaan

kepentingan pelayanan kesehatan antar perangkat dan jajaran IDI

termasuk, namun tidak terbatas pada pengurus maupun anggota

perhimpunan dokter spesialis dan perhimpunan dokter seminat atau

seokupasi, khususnya yang berpotensi menjadi sengketa medik,

dengan cara meneliti, memeriksa, menyidangkan dan dan

memutuskan perkaranya” ;

- Bahwa sedangkan yang dimaksud dengan konflik etikolegal adalah :

“ketidaksepahaman berdimensi etik akibat perbedaan kepentingan

atau kewenangan antar dokter, antar dokter dengan perangkat dan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 16 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

jajaran IDI atau antara dokter –tenaga kesehatan lainnya yang belum

atau tidak melibatkan pasien/klien dalam hubungan dokter –pasien,

yang dianggap akan berkepanjangan dan berpotensi menurunkan

citra dan keluhuran profesi kedokteran atau kondisi sengketa profesi

yang memerlukan kepastian pedoman etika, fatwa dan atau hukum

profesi”;

- Bahwa dari ketentuan Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kerja

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran tersebut di atas, maka jika

terjadi konflik etikolegal maka terlebih dahulu diselesaikan dalam

lingkungan organisasi melalui MKEK sesuai dengan mekanisme

yang sudah diatur secara tetap dalam Pedoman Organisasi dan Tata

Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran ;

- Bahwa tuntutan hukum yang dilakukan oleh Para Penggugat kepada

Tergugat I dan Tergugat (dalam kedudukannya sebagai

Pengurus/yang menjalankan IDI Cabang Medan) dalam perkara

aquo dapat dikualifisir sebagai konflik etikolegal sebagaimana

dimaksud di atas, oleh karena itu konflik tersebut seharusnya terlebih

dahulu diselesaikan dalam persidangan kemahkamahan yang ada

dalam MKEK sebagaimana mekanisme yang diatur dalam Pedoman

Organisasi dan Tata Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik

Kedokteran tersebut ;

- Bahwa namun kenyataannya Gugatan Penggugat dalam perkara ini

telah diajukan sebelum menempuh jalur penyelesaian ke MKEK,

dengan demikian Gugatan Penggugat dalam perkara ini dapat

dikualifisir sebagai gugatan yang premature/belum saatnya diajukan

karena belum menempuh proses pemeriksaan dalam organisasi

profesi ;

- Bahwa oleh karena gugatan Penggugat terlalu dini diajukan

(premature), maka Gugatan Penggugat dalam perkara ini dapat

dikualifisir sebagai gugatan yang cacat formil karena tidak

terpenuhinya syarat-syarat formil sebagai sebuah gugatan, oleh

karena itu dimohonkan kepada yang mulia Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara ini agar menerima eksepsi ini dan

selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima

(NO; 3. GUGATAN PENGGUGAT KABUR (OBSCUR LIBELL)

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 17 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

- Bahwa apa yang menjadi tuntutan Para Penggugat dalam perkara ini

adalah tuntutan ganti kerugian atas tuduhan perbuatan melawan hukum,

namun Para Penggugat tidak menjelaskan secara jelas dan rinci tentang

hubungan (kausalitas) secara langsung antara perbuatan melawan

hukumnya dengan akibat langsung dari perbuatan tersebut ;

- Bahwa untuk dapat menuntut ganti rugi berdasarkan perbuatan melawan

hukum, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya jelas

dan nyata hubungan antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian

yang ditimbulkannya secara kausalitas dan harus langsung, yaitu

perbuatan tersebut secara langsung yang mengakibatkan kerugian,

sebagai satu-satunya alasan munculnya kerugian, yang tanpa perbuatan

itu kerugian tersebut tidak akan muncul ;

- Bahwa akan halnya dengan tuntutan ganti kerugian yang diajukan Para

Penggugat dalam Gugatannya tertanggal 16 Desember 2015, tidak

dijelaskan secara rinci hubungan kausalitas antara perbuatan yang

dituduhkan kepada Para Tergugat dengan kerugian akibat perbuatan

tersebut ;

- Bahwa selain itu, penyebutan kerugian yang muncul selama 8 bulan

antara Nopember 2014 sampai Juni 2015 tidak diikuti dengan penjelasan

secara rinci darimana sumber patokannya, sehingga dalil yang

menyebutkan kerugian yang diderita selama 8 bulan adalah kabur ;

- Bahwa demikian juga dengan penyebutan kerugian akibat tidak

memperoleh hasil rata-rata Rp. 20.000.000,- perbulan, tidak diikuti

penjelasan yang rinci darimana sumber penghitungan angka tersebut,

sehingga dalil yang menyebutkan kerugian Rp. 20.000.000,- tersebut

adalah kabur (obscurr) karena merupakan khayalan Para Penggugat

belaka dan bersumber dari imajinasi Para Penggugat semata, bukan

berdasarkan fakta (fijtelik) maupun dasar hukum yang berlaku ;

- Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat kabur (obscurr Libell),

maka Gugatan Penggugat dalam perkara ini dapat dikualifisir sebagai

gugatan yang cacat formil karena tidak terpenuhinya syarat-syarat formil

sebagai sebuah gugatan, oleh karena itu dimohonkan kepada yang mulia

Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar menerima

eksepsi ini dan selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat

diterima atau NO (vide Putusan MA No.556 K/Sip/1973 tanggal 21

Agustus 1974 yang menyatakan “Kalau objek gugatan tidak jelas, maka

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 18 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

gugatan tidak dapat diterima”dan Putusan Mahkamah Agng RI No. 492

K/sip/1970) ;

II. DALAM POKOK PERKARA

- Bahwa Para Tergugat dengan ini menyatakan menolak dan membantah

dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan Para Penggugat dalam perkara

ini sebagaimana yang disebutkan dalam Gugatan Penggugat tertanggal

16 Desember 2015 kecuali terhadap hal – hal yang dengan tegas

Tergugat I dan Tergugat II akui di depan persidangan perkara ini ;

- Bahwa benar pada tanggal 27 Oktober 2014 Penggugat I dan penggugat

II mengajukan permohonan rekomendasi kepada IDI Cabang Medan

guna pengurusan Izin Praktik Dokter, permohonan mana dilengkapi

dengan berkas – berkas yang merupakan syarat dari pengurusan

tersebut yang telah diterima dan dijaga dengan baik oleh IDI Cabang

Medan ;

- Bahwa benar setelah melakukan verifikasi terhadap permohonan Para

Penggugat tersebut IDI Cabang Medan menyampaikan secara lisan

kepada Para Penggugat bahwa proses penerbitan rekomendasi yang

dimohonkan oleh Para Penggugat tersebut belum dapat dilakukan

mengingat masa berlaku STR (Surat Tanda Registrasi) Para Penggugat

akan masuk masa kadaluarsa sehingga pada tanggal 19 Desember

2014 berkas – berkas permohonan tersebut ditarik kembali oleh Para

Penggugat;

- Bahwa benar kemudian pada tanggal 23 Februari 2015 berkas – berkas

permohonan kembali dimasukkan oleh Para Penggugat, namun setelah

IDI Cabang Medan memeriksa berkas – berkas yang diajukan oleh Para

Penggugat ternyata STR yang diajukan masih STR yang lama yang

masa berlakunya sampai tanggal 18 Maret 2015, oleh karena itu Para

Penggugat menarik kembali berkas – berkas tersebut ;

- Bahwa kemudian pada tanggal 19 Maret 2015 Para Penggugat kembali

memasukkan berkas permohonannya ke IDI Cabang Medan melalui

Para Tergugat dengan melampirkan STR yang baru, namun benar IDI

Cabang Medan belum dapat menerbitkan rekomendasi kepada Para

Penggugat ;

- Bahwa namun tidak benar kalau Tergugat I dan Tergugat II belum

mengeluarkan surat rekomendasi yang dimohonkan Para Penggugat

tersebut karena telah melanggar ketentuan hukum yang berlaku

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 19 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

sebagaimana tuduhan Para Penggugat dalam gugatannya, tetapi justru

sebaliknya tindakan tergugat I dan Tergugat II yang belum menerbitkan

surat rekomendasi tersebut adalah demi menegakkan hukum,

menertibkan anggotanya dan menjaga nama baik organisasi profesi

dokter beserta seluruh anggotanya termasuk Para Penggugat sendiri ;

- Bahwa adapun alasan – alasan dan pertimbangan IDI Cabang Medan

yang dalam hal ini diwakili oleh Tergugat I & II sebagai Pengurus IDI

Cabang Medanbelum menerbitkan rekomendasi untuk keperluan izin

praktik yang dimohonkan oleh Para Penggugat dapat disebutkan

sebagai berikut ;

a. Ikatan Dokter Indonesia berfungsi sebagai pemersatu, pembina dan

pemberdaya dokter di Indonesia dan berperan sebagai organisasi

yang mendorong peningkatan peran dokter yang meliputi peran

profesional medis, agen pembaharu (agent of change) dan pelaku

pembangunan di bidang kesehatan ;

b. Setiap anggota IDI berkewajiban mematuhi Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga, mematuhi peraturan dan keputusan

organisasi, serta menjaga dan mempertahankan kehormatan Ikatan

Dokter Indonesia ;

c. Selama masa proses verifikasi Tergugat I dan II sebagai Pengurus

Organisasi memperoleh informasi bahwa Para Penggugat telah

mengurus Surat Izin Praktik di 4 (empat) tempat yaitu Rumah Sakit

Haji Adam Malik Medan, Rumah Sakit Murni Teguh Medan, Rumah

Sakit Grand Medistra Deli Serdang dan Rumah Sakit Sembiring Deli

Serdang, sementara surat rekomendasi yang diajukan oleh para

Penggugat kepada IDI Cabang Medan adalah untuk pengurusan izin

praktik di Rumah Sakit Siloam ;

d. Berdasarkan ketentuan pasal 36 dan 37 Undang – Undang No. 29

Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran yang mana tertuang

sebagai berikut ;

Pasal 36

Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran

di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.

Pasal 37

(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36

dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 20 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

kabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi

dilaksanakan.

(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana

dimaksud pada ayat

(3) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.

(4) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat

praktik.

Dan Pasal 4 Peraturan Menteri Kesehatan No. 2052 Tahun 2011

Tentang Izin Praktik Kedokteran

Pasal 4

(1) SIP Dokter dan Dokter Gigi diberikan paling banyak untuk 3

(tiga)

tempat praktik, baik pada fasilitas pelayanan kesehatan milik

pemerintah, swasta, maupun praktik perorangan.

(2) SIP 3 (tiga) tempat praktik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1)

dapat berada dalam kabupaten/kota yang sama atau berbeda di

provinsi yang sama atau provinsi lain

- Bahwa berdasarkan alasan – alasan pertimbangan di atas IDI Cabang

Medan kemudian melakukan investigasi terhadap kebenaran informasi

yang diterima oleh IDI Cabang Medan sebagaimana yang disebutkan di

atas, dan berdasarkan investigasi tersebut maka IDI Cabang Medan

memperoleh data benar adanya bahwa Para Penggugat telah memiliki

Surat Izin Praktik di beberapa tempat praktik yaitu ;

a. Surat Izin Praktik Nomor 445/6652/III/2013 (praktik pribadi)

b. Surat Izin Praktik Nomor 445/6652/III/2013 (RSUP Haji Adam

Malik Medan)

c. Surat Izin Praktik Nomor 2197/440/SIP/DS/2011/RS. Grand

Medistra Lubuk Pakam

Sebagaimana tertuang dalam Surat Tugas Dokter Spesialis nomor

440.446.1/7962/IX/2014 tertanggal 1 September 2014 yang diterbitkan

oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utarauntuk Pengugat I

berpraktek di RS. Murni Teguh Medan ;

- Bahwa dalam waktu proses investigasi terus berjalan, kemudian

ditemukan fakta telah terbit Surat Izin Praktik (SIP) Nomor 2293

tertanggal 9 April 2015 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 21 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Kabupaten Deli Serdang kepada Penggugat I dengan tempat praktik di

RSU Grand Medistra Lubuk Pakam ;

- Bahwa Penggugat I juga telah memperoleh Surat Izin Praktik Dokter

Spesialis Nomor 445/262.01/VI/2015 tertanggal 29 Juni 2015 yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan ;

- Bahwa Penggugat I juga telah memperoleh Surat Izin Praktik Dokter

Spesialis Nomor 4216/440/SIPD/VII/DS/2015 tertanggal 13 Juli 2015

yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk

tempat praktik di RSU Sembiring ;

- Bahwa Penggugat I juga telah memperoleh Surat Izin Praktik Dokter

Spesialis Nomor 445/422. 57/X/2015 tertanggal 20 Oktober 2015 yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan untuk tempat praktik di

RSU Murni Teguh Medan ;

- Bahwa dari temuan hasil investigasi Para Tergugat sesuai dengan fakta

– fakta tersebut di atas selama beberapa bulan tersebut maka sangat

beralasan hukum jika sampai saat ini IDI Cabang Medan tidak

mengeluarkan surat rekomendasi sebagaimana yang diinginkan Para

Penggugat, apalagi sebagaimana pengakuan Penggugat sendiri di

dalam Gugatannya dalam halaman 5 poin 12, Para Penggugat (entah

bagaimana caranya) telah memperoleh Surat Rekomendasi dari IDI

wilayah Sumatera Utara untuk berpraktik di Rumah Sakit Siloam Medan,

sehingga Para Penggugat telah mengantongi lebih dari 3 Surat Izin

Praktek ;

- Bahwa berdasarkan fakta tersebut juga telah terlihat jelas kebohongan

yang diciptakan oleh Para Penggugat yang termuat dalam poin 13

gugatannya yang mengatakan setelah mendapatkan Surat Rekomendasi

IDI Wilayah Sumatera Utara barulah Penggugat dapat mengajukan

permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik dari Dinas Kesehatan

Kota Medan, padahal berdasarkan Surat Tugas Dokter Spesialis nomor

440.446.1/7962/IX/2014 tertanggal 1 September 2014 yang diterbitkan

oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebagaimana

yang disebutkan di atas, Para Penggugat khususnya Penggugat I telah

mempunyai Surat Izin Praktik sejak tanggal 1 September 2014 ;

- Bahwa demikian juga dengan dalil Para Penggugat pada point 11

Gugatannya yang mengatakan karena Para Tergugat tidak

mengeluarkan surat rekomendasi telah menghilangkan hak-hak Para

Penggugat dan mengancam karier Penggugat dalam menjalankan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 22 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

profesi dokter karena tidak bisa melakukan praktik kedokteran, padahal

senyatanya Para Penggugat terus menerus melakukan praktik

kedokteran di banyak tempat bahkan melebihi dari jumlah tempat praktik

yang telah dibatasi oleh ketentuan hukum yang berlaku ;

- Bahwa dari kenyataan tersebut di atas, maka tidak beralasan hukum jika

Para Penggugat menuduh tindakan Para Tergugat yang belum

mengeluarkan Surat Rekomendasi untuk Para Penggugat tersebut telah

melakukan perbuatan melawan hukum, karena justru tindakan Para

Tergugat yang menunda menerbitkannya karena ingin melakukan

investigasi secara berkesinambungan adalah tindakan yang

menegakkan hukum dan melindungi nama baik profesi kedokteran,

justru sebaliknya, Para Penggugat lah yang telah nyata-nyata melanggar

ketentuan hukum yang berlaku, yaitu peraturan yang membatasi jumlah

tempat praktek bagi dokter hanya 3 tempat, serta Para Penggugat juga

telah mengelabui Para Tergugat dengan meminta rekomendasi lagi

untuk pengurusan izin praktek di RS Siloam Medan padahal telah juga

mengurus izin di 4 tempat;

- Bahwa dengan demikian adalah tidak beralasan hukum Para Penggugat

mengklaim dirinya telah dirugikan oleh Para Tergugat dengan

mengatakan selama 8 (delapan) bulan sejak Nopember 2014 sampai

Juni 2015 tidak bisa melakukan praktek di RS. Siloam, karena justru jika

rekomendasi tersebut dikeluarkan oleh IDI Cabang Medan akan

melanggar ketentuan hukum yang berlaku, sehingga kerugian yang

disebutkan Para Penggugat adalah bohong belaka ;

- Bahwa sehingga hitung-hitungan kerugian baik kerugian materil dan

kerugian immaterial yang diuraikan Para Penggugat dalam gugatannya

pada halaman 8 dan 9 adalah tidak beralasan hukum, karena selain

tuntutan dalam perkara ini tidak tepat diajukan kepada Para Tergugat

(secara pribadi) juga tidak benar Para Penggugat tidak menjalankan

praktek selama kurun waktu yang disebutkan Para Penggugat tersebut,

justru sebaliknya telah melakukan praktek di banyak tempat, sehingga

hitung-hitungan kerugian yang diuraikan Para Penggugat hanyalah

khayalan semata ;

- Bahwa demikian juga dengan tuntutan tentang agar Tergugat I dan

Tergugat II secara tanggung renteng membayar kerugian yang

disebutkan Para Penggugat tersebut ditambah dengan bunga dan

dwangsom adalah jelas tuntutan yang tidak berdasarkan hukum, karena

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 23 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

selain hitung-hitungannya yang tidak masuk akal dan tidak berdasarkan

hukum, tuntutan tersebut juga tidak dapat dimintakan kepada Pengurus

IDI Cabang Medan (Tergugat I) apalagi terhadap dr. Ramlan secara

pribadi (Tergugat II) karena hak dan kewajiban serta kekayaan Tergugat

I dan Tergugat II berbeda/terpisah dengan hak dan kewajiban serta

kekayaan IDI Cabang Medan ;

- Bahwa sedangkan tuntutan terhadap putusan serta merta (uit voerbar bij

voorraad) adalah sangat tidak beralasan, karena justru sebaliknya Para

Penggugatlah yang harus segera menghentikan tuntutan yang tidak

beralasan ini agar tidak semakin bertambah diketahuinya niat buruk Para

Penggugat selama ini yang bisa saja menjurus kepada tuntutan balik

terhadap diri Para Penggugat, karena telah melakukan pelanggaran

terhadap ketentuan tentang praktek kedokteran ;

Berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan diatas, maka dengan ini

dimohonkan kepada yang terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan

mengadili perkara ini agar menjatuhkan putusan dalam perkara ini dengan

amar putusan sebagai berikut :

I. TENTANG EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II ;

2. Menyatakan Gugatan Penggugat dalam perkara ini tidak dapat diterima

(NO) ;

atau

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menetapkan biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan

hukum yang berlaku ;

Atau jika Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex

aequo et bono).

Membaca putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 682/Pdt.G /2015/PN

Mdn. tanggal 23 Juni 2016 yang amar berbunyi sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI

- Mengabulkan eksepsi Para Tergugat sebagian

- Menyatakan Gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak

Tergugat (Error In Persona);

- Menolak eksepsi Para Tergugat untuk selain dan selebihnya;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 24 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

DALAM POKOK PERKARA:

- Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet

Ontvankelijke Verklaard);

- Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp 1.264.000,- ( satu juta dua ratus enam puluh empat ribu rupiah).

Membaca, Akte Pernyataan Permohonan Banding Akta.No103/2016 yang

dibuat oleh Tavip Dwiyatmiko, SH.,MH. Panitera Pengadilan Negeri Medan

yang menerangkan bahwa pada tanggal 30 Juni 2016 Kuasa Hukumnya

sebagai Para Penggugat sekarang Para Pembanding, telah menyatakan

banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 23 Juni 2016

Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn;

Membaca Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding Nomor 682/Pdt.G

/2015/PN Mdn. yang dilaksanakan oleh Idra Wahyudi, ST., Jurusita Pengganti

Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan bahwa pernyataan banding

Kuasa Hukumnya sebagai Pembanding semula para Penggugat tersebut, telah

diberitahukan dengan sah dan patut kepada Terbanding I semula Tergugat I

dan Terbanding II semula Tergugat II masing-masing pada tanggal 22 Agustus

2016 dan 24 Agustus 2016;

Membaca Memori Banding Pembanding semula para Penggugat

tertanggal 06 Oktober 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Medan, pada tanggal 06 Oktober 2016;

Membaca Relaas Penyerahan Memori Banding Nomor 682/Pdt.G/ 2015/PN

Mdn, yang dilaksanakan oleh Indra Wahyudi, ST. Jurusita Pengadilan Negeri

Medan yang menerangkan bahwa salinan Memori Banding para Pembanding

semula para Penggugat tersebut, telah diberitahukan dan diserahkan dengan

sah dan patut kepada Kuasa hukum para Terbanding semula Para Tergugat

tanggal 16 Desember 2017;

Membaca Kontra Memori Banding Terbanding semula para Tergugat

tertanggal 28 Desember 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Medan, pada tanggal 28 Desember 2016;

Membaca, Relaas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Nomor 682/Pdt.

G/2016/PN Mdn, yang diberitahukan oleh Indra Wahyudi, ST., Jurusita

Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan telah diberi kesempatan kepada

Kuasa Hukum Perbanding I semula Penggugat I dan Pembanding II semula

Penggugat II masing – masing pada tanggal 10 Januari 2017 untuk

mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan selama

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 25 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak pemberitahuan diterima sebelum

berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;

Membaca, Relaas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Nomor 682/Pdt.

G/2015/PN Mdn, yang diberitahukan oleh Indra Wahyudi, ST., Jurusita

Pengganti Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan bahwa pada tanggal

16 Desember 2016 telah diberi kesempatan masing - masing kepada

Terbanding I semula Tergugat I dan Terbanding II semula Tergugat II melalui

Kuasa Hukumnya untuk mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Medan selama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak

pemberitahuan diterima sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi

Medan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang, bahwa permohonan banding dari kuasa Hukum Para

Pembanding semula para Penggugat diajukan pada tanggal 30 Juni 2016 oleh

Para Pembanding sedangkan perkara a quo diputus oleh Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 23 Juni 2016 dengan dihadiri oleh

Kuasa Para Pembanding semula Para Penggugat, sehingga permohonan

banding dalam perkara ini diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata

cara serta persyaratan yang ditentukan dalam Undang-undang, oleh karena itu

permohonan banding tersebut secara yuridis formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa para Pembanding semula para Penggugat menolak

putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn, tanggal 23

Juni 2016 dengan mengajukan alasan memori banding pada pokoknya

sebagai berikut:

Bahwa terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan No.

682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., telah diucapkan dihadapan persidangan yang

terbuka untuk umum oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Yang

Memeriksa, Mengadili, dan Memutus perkara aquo pada hari Kamis, tanggal 23

Juni 2016 yang dihadiri oleh Kuasa Hukum PARA PENGGUGAT (sekarang

PARA PEMBANDING) dan Kuasa Hukum PARA TERGUGAT (sekarang PARA

TERBANDING);

Bahwa terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan No.

682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., yang diucapkan pada hari Kamis, tanggal 23 Juni

2016 tersebut, PARA PEMBANDING melalui Kuasa Hukumnya yang sah telah

menyatakan banding dengan menandatangani permohonan banding di

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 26 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan yang sekarang dimohonkan Banding

dimaksud pada hari Kamis, tanggal 30 Juni 2016 sebagaimana tertuang di

dalam Akte Banding No. 103/2016 tertanggal 30 Juni 2016;

Bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh PARA

PEMBANDING masih dalam tenggang waktu yang ditentukan undang-undang

untuk itu, maka patut dan layak menurut hukum secara yuridis formil

Permohonan Banding dari PARA PEMBANDING untuk diterima;

Bahwa PARA PEMBANDING sangat keberatan terhadap Putusan Pengadilan

Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23 Juni 2016, baik

mengenai pertimbangan-pertimbangan hukumnya, maupun bunyi amar putusan

tersebut, sebab Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Yang Memeriksa,

Mengadili, dan Memutus perkara aquo telah bertindak secara proforma belaka

dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara aquo, yang nyata-nyata

pertimbangan hukumnya mengandung cacat perin curiam dan atau tidak

mengandung ratio decidendi, atau setidak-tidaknya mengandung ratio

decidendi yang tidak aktual atau tidak mengandung obiter dicta yang

kesemuanya memperlihatkan sikap partial (memihak) kepada PARA

TERBANDING dengan mengabaikan secara terang-terangan prinsip-prinsip

hukum acara formil dan atau hukum perdata materil, sehingga mengakibatkan

pertimbangan hukumnya tidak argumentatif, dangkal, keliru, dan mengambang;

Bahwa sebelum kami menguraikan alasan-alasan keberatan kami atas Putusan

Pengadilan Negeri Medan tersebut di atas, ada baiknya terlebih dahulu kami

sampaikan pokok permasalahan dalam perkara perdata antara PARA

PEMBANDING dengan PARA TERBANDING, pokok permasalahan ataupun

uraian singkat duduk perkara aquo beserta uraian singkat keberatan banding

sengaja kembali kami kemukakan pada bagian awal Memori Banding aquo,

tidak lain agar Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan Yang

Memeriksa, Mengadili, dan Memutus perkara dalam tingkat banding dapat

dengan mudah memahami duduk perkara aquo dan memiliki fokus perhatian

dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara aquo;

Bahwa adapun pokok-pokok permasalahan dalam perkara aquo adalah

sebagai berikut :

- Bahwa PARA PEMBANDING adalah berprofesi sebagai dokter yang

telah memiliki keahlian khusus (spesialis) di bidang ilmu kedokteran,

masing-masing berdomisili di wilayah Kota Medan, yang dalam

melaksanakan tugas dan kewenanganya melayani masyarakat penerima

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 27 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

merupakan Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan;

- Bahwa untuk melayani masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan

dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Kota Medan, maka

berdasarkan Pasal 36 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang

Praktek Kedokteran Jo. Peraturan Menteri Kesehatan No.

512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik

Kedokteran yang pada pokoknya menyatakan bahwa setiap dokter dan

dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di wilayah Indonesia

wajib memiliki Surat Izin Praktek (SIP) yang dalam hal wilayah kerja

berada di Kota Medan, maka SIP tersebut diberikan oleh Dinas

Kesehatan Kota Medan, termasuk juga PARA PEMBANDING yang

berpraktek di wilayah Kota Medan dan sekaligus sebagai Anggota IDI

Cabang Medan;

- Bahwa berdasarkan Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang No. 29 Tahun

2004 tentang Praktek Kedokteran yang pada pokoknya menyatakan

bahwa Surat Izin Praktek (SIP) Dokter atau Dokter Gigi hanya diberikan

untuk paling banyak 3 (tiga) tempat praktik, oleh karena PARA

PEMBANDING adalah berprofesi sebagai Dokter yang memiliki keahlian

khusus (spesialis) di bidang ilmu kedokteran, maka berdasarkan

ketentuan tersebut, PARA PEMBANDING dapat memperoleh 3 (tiga)

Surat Izin Praktek (SIP), yang masing-masing SIP digunakan untuk di 3

(tiga) tempat praktek yang berbeda, atau dengan kata lain, 1 (satu) SIP

untuk 1 (satu) tempat praktek;

- Bahwa selanjutnya, berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) Undang-

Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran yang pada

pokoknya telah menentukan syarat-syarat untuk mendapatkan SIP, yaitu

a. Memiliki Surat Tanda Registerasi Dokter atau Surat Tanda

Registerasi Dokter Gigi yang masih berlaku;

b. Mempunyai tempat praktek;

c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi;

Dan ketentuan lebih lanjut untuk mendapatkan Surat Izin Praktek

tersebut telah diatur dalam ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktek dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran menyatakan bahwa untuk memperoleh

Surat Izin Praktek (SIP) tersebut, Pemohon harus mengajukan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 28 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat

praktik kedokteran dilaksanakan dengan melampirkan :

a. Foto Copy Surat Tanda Registerasi Dokter yang diterbitkan dan

dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang masih berlaku;

b. Surat Pernyataan mempunyai tempat praktik, atau surat keterangan

dari sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya;

c. Surat Rekomendasi dari Organisasi Profesi sesuai tempat praktik;

d. Pas Foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x 4

sebanyak 2 (dua) lembar;

- Bahwa dikarenakan telah dipersyaratkan dalam Pasal 38 ayat (1)

Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dan

dikaitkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik

Kedokteran bahwa untuk mengajukan permohonan penerbitan Surat Izin

Praktek (SIP) dokter, pemohon harus mendapatkan Surat Rekomendasi

dari Organisasi Profesi sesuai tempat praktik, maka sehubungan PARA

TERBANDING merupakan organisasi profesi kedokteran yang

menghimpun para dokter di Kota Medan dan didirikan berdasarkan

undang-undang yang berlaku, dikenal dengan Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) Cabang Medan, maka PARA PEMBANDING telah mengajukan

permohonan untuk penerbitan Surat Rekomendasi guna melengkapi

pengurusan SIP ke Dinas Kesehatan Kota Medan pada tanggal 27

Oktober 2014 melalui Ketuanya sebagai Pengurus IDI Cabang Medan

selaku TERBANDING II;

- Bahwa atas permohonan yang diajukan PARA PEMBANDING kepada

TERBANDING I melalui TERBANDING II pada tanggal 27 Oktober 2014,

ternyata hingga bulan Desember 2014, PARA TERBANDING tidak juga

mengeluarkan Surat Rekomendasi tersebut tanpa ada alasan yang jelas,

dan oleh karena PARA TERBANDING tidak mengeluarkan Surat

Rekomendasi tersebut, padahal permohonan yang diajukan PARA

PEMBANDING sudah dilengkapi seluruh syarat-syarat yang ditentukan

oleh Undang-Undang, maka PARA PEMBANDING mengambil kembali

berkas-berkas permohonan beserta syarat-syaratnya untuk menghindari

hilangnya berkas-berkas tersebut di tempat TERBANDING I;

- Bahwa selanjutnya, pada tanggal 23 Februari 2015, PARA

PEMBANDING kembali mengajukan permohonan dan syarat-syarat

yang diperlukan untuk pengurusan Surat Rekomendasi tersebut kepada

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 29 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

TERBANDING I melalui TERBANDING II selaku Ketua, akan tetapi

permohonan dan seluruh berkas persyaratan yang diajukan oleh PARA

PEMBANDING tersebut dikembalikan oleh PARA TERBANDING dengan

alasan bahwa Surat Tanda Registerasi yang dikeluarkan Konsil

Kedokteran Indonesia yang dimiliki PARA PEMBANDING akan berakhir

masa berlakunya, untuk itu PARA PEMBANDING menyelidikinya

ternyata memang benar masa berlaku Surat Tanda Registerasi (STR)

PEMBANDING II akan masuk dalam masa kadaluarsa, sehingga

akhirnya PEMBANDING II mengurus perpanjangan STR tersebut ke

Konsil Kedokteran Indonesia demi mendapatkan surat rekomendasi

tersebut namun masa berlaku STR PEMBANDING I masih berlaku

hingga 6 Desember 2017;

- Bahwa setelah PEMBANDING II memperoleh Surat Tanda Registerasi

(STR) yang baru, PARA PEMBANDING kembali mengajukan

permohonan penerbitan Surat Rekomendasi tersebut kepada

TERBANDING I (ic. Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang

Medan) melalui TERBANDING II (ic. dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL

selaku Ketua Pengurus IDI Cabang Medan), akan tetapi hingga gugatan

diajukan ke Pengadilan, Surat Rekomendasi tersebut belum juga

dikeluarkan oleh PARA TERBANDING, dengan alasan PARA

TERBANDING bahwa selama masa proses verifikasi, PARA

TERBANDING memperoleh informasi bahwa PARA PEMBANDING telah

mengurus Surat Izin Praktek di 4 (empat) tempat yaitu : Rumah Sakit

Adam Malik, Rumah Sakit Grand Medistra Deli Serdang, dan Rumah

Sakit Sembiring Deli Serdang, padahal PEMBANDING II hanya memiliki

SIP di 2 (dua) tempat praktek, yaitu : RSU. Grand Medistra Deli Serdang,

RSUP H. Adam Malik Medan, dan 1 (satu) Surat Tugas Dokter Spesialis

dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk penugasan

ke RS. Murni Teguh Medan;

- Bahwa PEMBANDING I hanya memiliki 2 (dua) tempat praktek ,yaitu di :

a. Praktek pribadi di Jalan Sekip No.65 G Medan sesuai Surat Izin

Praktek (SIP) No. 445/2608/I/2013 tertanggal 31 Januari 2013 an. dr.

Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD (ic. PENGGUGAT I/PEMBANDING

I);

b. RSUP H. Adam Malik Medan sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.

445/21470/VII/2013tertanggal 26 Juli 2013 an. dr. Restuti Hidayani

Saragih, Sp.PD (ic. PENGGUGAT I/PEMBANDING I);

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 30 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Dan terhadap PEMBANDING II juga hanya memiliki 2 (dua) tempat

praktek dan 1 (satu) Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, yaitu di :

a. RSUP H. Adam Malik Medan sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.

445/10442/VI/2010 tertanggal 30 Juni 2010 an. dr. Andika Sitepu,

Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);

b. RSU Grand Medistra Lubuk Pakam sesuai Surat Izin Praktek (SIP)

No. 2197/440/SIP//DS/2011tertanggal 28 Juni 2011 an. dr. Andika

Sitepu, Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);

c. RS Murni Teguh sesuai Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara No.

440.446.1/7962/IX/2014tertanggal 11 September 2014 an. dr. Andika

Sitepu, Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);

Oleh karenanya, PEMBANDING II hanya memiliki 2 (dua) SIP dan 1

(satu) Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara di 3 (tiga) tempat praktek dokter, dan sebelum

praktek di RS Siloam Medan dikeluarkan, PEMBANDING II telah

mencabut Surat Tanda Registerasi (STR) an. Andika Sitepu (ic.

PEMBANDING II) dari Dinas Kesehatan Kota Medan, sehingga Surat

Izin Praktek (SIP) No. 445/6652/III/2013berpraktek di jalan Sekip No. 65

G (Praktek pribadi) menjadi tidak berlaku lagi, dan selain itu pun,

PEMBANDING II telah menutup praktek pribadi di Jalan Sekip No.65 G

tersebut, maka PEMBANDING II tetap hanya mempunyai 2 (dua) SIP

dan 1 (satu) Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara di 3 (tiga) tempat praktek dokter, sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang

PraktekKedokteran Jo. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

2025/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek

Kedokteran;

- Bahwa salah satu syarat bagi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis untuk

mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) tersebut, diperlukan Surat Tanda

Registerasi (STR) Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis untuk melengkapi

syarat permohonan tersebut, selanjutnya STR tersebut dilekatkan

dengan SIP yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan sesuai Pasal 38

ayat (1) Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran Jo. Pasal 8 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan No.

2025/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 31 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Praktik Kedokteran, dan STR tersebut juga hanya diterbitkan 1 (satu)

Asli dan 3 (tiga) yang Legalisir oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

sebagai bukti tertulis bagi Dokter dan Dokter Gigi yang telah

diregsiterasi, oleh karena itu, STR yang di-Legalisir-lah yang dilekatkan

dengan SIP yang dimohonkan ke Dinas Kesehatan setempat bagi Dokter

dan Dokter Gigi yang mengurus SIP-nya di Dinas Kesehatan dimaksud;

- Bahwa oleh karena permohonan penerbitan Surat Rekomendasi yang

diajukan oleh PARA PEMBANDING kepada TERBANDING I melalui

TERBANDING II tidak juga dikeluarkan, maka atas permasalahan

tersebut PARA PEMBANDING telah meminta bantuan secara tertulis

melalui Surat tertanggal 08 April 2015 yang disampaikan kepada Ketua

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara agar dapat

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh PARA PEMBANDING

untuk mendapatkan Surat Rekomendasi dari TERBANDING I, dan atas

permohonan PARA PEMBANDING tersebut, telah ditindaklanjuti oleh IDI

Wilayah Sumut dengan menyampaikan surat kepada TERBANDING I

melalui TERBANDING II selaku Ketua, agar PARA TERBANDING

menyelesaikan permasalahan penerbitan rekomendasi atas nama PARA

PEMBANDING tersebut, sebagaimana tertuang dalam Surat IDI Wilayah

Sumut No. 28/PW.IDI-SU/V/2015 tertanggal 04 Mei 2015, akan tetapi hal

tersebut juga tidak ditanggapi oleh PARA TERBANDING untuk

menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri PARA PEMBANDING;

- Bahwa dengan tidak dikeluarkannya Surat Rekomendasi oleh PARA

TERBANDING untuk PARA PEMBANDING tersebut telah

menghilangkan hak-hak PARA PEMBANDING selaku Anggota IDI

Cabang Medan, dan juga dapat mengancam karier PARA

PEMBANDING di dalam menjalankan profesi dokter karena PARA

PEMBANDING tidak dapat melakukan praktik dokter sesuai dengan

keahlian yang dimiliki oleh masing-masing PEMBANDING, hal ini

disebabkan PARA PEMBANDING tidak dapat mengurus Surat Izin

Praktik (SIP) untuk menjalankan profesinya, sehingga apabila PARA

PEMBANDING melakukan praktek dokter tanpa ada SIP tersebut, maka

PARA PEMBANDING dapat dinyatakan sebagai tindakan yang ilegal

dan juga dapat dikenakan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 76 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 32 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

- Bahwa oleh karena TERBANDING I dan TERBANDING II selaku Ketua

IDI Cabang Medan tidak menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri

PARA PEMBANDING sebagai salah satu syarat untuk mengurus SIP

dalam waktu yang cukup panjang, maka untuk menghindari kerugian

yang lebih besar lagi kepada diri PARA PEMBANDING, selanjutnya IDI

Wilayah Sumut menerbitkan Surat Rekomendasi atas diri PARA

PEMBANDING, sehingga dengan berbagai pertimbangan akhirnya IDI

Wilayah Sumut menerbitkan Surat Rekomendasi tersebut kepada PARA

PEMBANDING, masing-masing :

a. Untuk PEMBANDING I, hanya diberikan 1 (satu) Surat Rekomendasi

izin praktek, sebagaimana dimaksud dalam Surat Rekomendasi Izin

Praktek No. 40/PW.IDI-SU/Rek/VI/2015 tertanggal 22 Juni 2015,

yang dikeluarkan oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Wilayah Sumatera Utara, sebagai dokter spesialis pada RS Siloam

Medan;

b. Untuk PEMBANDING II, diberikan 2 (dua) Surat Rekomendasi izin

praktek, masing-masing :

1) Surat Rekomendasi Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015

tertanggal 22 Juni 2015, sebagai dokter spesialis di RS Siloam

Medan;

2) Surat Rekomendasi Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015,

tertanggal 22 Juni 2015, sebagai dokter spesialis di RSUP. H.

Adam Malik Medan;

Kedua Surat Rekomendasi Izin Praktek tersebut dikeluarkan oleh

Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara;

- Bahwa atas adanya Surat Rekomendasi Izin Praktek yang dikeluarkan

oleh Pengurus IDI Wilayah Sumut tersebut, akhirnya PARA

PEMBANDING baru dapat mengajukan permohonan untuk

mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) ke Dinas Kesehatan Kota Medan

sesuai dengan tempat rekomendasi yang diberikan;

- Bahwa perbuatan PARA TERBANDING yang tidak mengeluarkan Surat

Rekomendasi atas nama PEMBANDING I dan PEMBANDING II

walaupun permohonan telah memenuhi seluruh persyaratan yang

ditentukan undang-undang, namun PARA TERBANDING tetap tidak

mengeluarkannya, telah dilaporkan ke Majelis Kehormatan Etik

Kedokteran (MKEK) Wilayah Sumatera Utara dan terhadap laporan

tersebut telah disidangkan dan memperoleh kekuatan hukum tetap

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 33 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

(inkracht) bahwa PARA TERBANDING dinyatakan bersalah yang pada

pokoknya menyatakan bahwa : “Menetapkan sanksi etik dan sanksi

organisasi kepada Ketua IDI Cabang Medan oleh Ketua Umum PB IDI

berupa teguran peringatan tertulis dan permintaan maaf, karena

khususnya setelah STR baru diupayakan dokter pemohon rekomendasi,

namun IDI Cabang tetap tidak mau memproses rekOmendasi”, oleh

karenanya PARA TERBANDING telah melakukan perbuatan melawan

hukum yang merugikan PARA PEMBANDING;

- Bahwa oleh karena itu, tindakan dari TERBANDING I dan TERBANDING

II yang tidak menerbitkan Surat Rekomendasi atas nama diri

PEMBANDING I dan PEMBANDING II, walaupun permohonan tersebut

telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan undang-undang

untuk itu adalah dapat dikwalifisir sebagai perbuatan melawan hukum

(onrechtmatigedaad) yang telah merugikan hak-hak serta kepentingan

hukum bagi PARA PEMBANDING dalam menjalankan praktek

kedokterandan karenanya kerugian yang dialami oleh PARA

PEMBANDING harus diganti oleh PARA TERBANDING sesuai Pasal

1365 KUH.Perdata;

Bahwa setelah mengetahui duduk permasalahan dalam perkara aquo, maka

selanjutnya PARA PEMBANDING menguraikan alasan-alasan banding yang

ditentukan oleh undang-undang yang dituangkan dalam Memori Banding ini

terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,

tertanggal 23 Juni 2016, sebagai berikut :

Bahwa adapun alasan-alasan banding yang diajukan PARA PEMBANDING,

yaitu :

1. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Telah Salah dan Keliru Dengan

Menerima Eksepsi Error In Persona Yang Diajukan Para Tergugat/Para

Terbanding

2. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Telah Salah dan Keliru Dalam

Mempertimbangkan Seluruh Eksepsi Yang Diajukan Para Tergugat/Para

Terbanding

3. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Telah Salah dan Keliru Dalam

Mempertimbangkan Fakta-Fakta Yang Terungkap di Depan Persidangan

Bahwa untuk lebih jelasnya, maka alasan banding tersebut di atas, dapat

diuraikan di bawah ini :

I. MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH SALAH DAN KELIRU

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 34 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

MENERIMA EKSEPSI ERROR IN PERSONA YANG DIAJUKAN PARA

TERGUGAT/ PARA TERBANDING

Bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah salah dan keliru dalam

mempertimbangkan eksepsi yang diajukan oleh PARA TERBANDING yaitu

tentang Exceptio Error in Persona dalam pertimbangannya yang terdapat pada

halaman 56 s.d. 58 Putusan Pengadilan Negeri Medan No.

682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23 Juni 2016 yang pada pokoknya

menyatakan bahwa Majelis Hakim sependapat dengan eksepsi tentang

gugatan penggugat keliru dalam menempatkan pihak Tergugat (Error In

Persona) dikarenakan dalam hal penerbitan surat rekomendasi yang

dipermasalahkan oleh PARA PEMBANDING hanya dapat diterbitkan oleh

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan sebagai Organisasi Profesi yang

berwenang untuk menerbitkan surat rekomendasi, walaupun dalam hal

penandatanganan surat rekomendasi dilakukan oleh pengurusnya yaitu Ketua

dan Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan, dan selanjutnya

apabila terjadi perselisihan hukum antara Anggota Ikatan Dokter Indonesia

dengan Ikatan Dokter Indonesia tersebut, maka yang bertanggung jawab

terhadap perselisihan hukum tersebut adalah Ikatan Dokter Indonesia

dimaksud, bukan pengurusnya, termasuk pengurusnya secara pribadi, dalam

hal ini dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL, selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia

Cabang Medan, merupakan pertimbangan hukum yang salah dan keliru;

Bahwa adapun alasan PARA PEMBANDING menyatakan bahwa pertimbangan

hukum Majelis Hakim tingkat pertama dalam pertimbangannya tentang Exceptio

Errror in Persona salah dan keliru, adalah sebagaimana diuraikan secara

yuridis di bawah ini :

Bahwa sebagaimana didalilkan oleh PARA TERBANDING di dalam Eksepsi &

Jawabannya terdahulu bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah organisasi

profesi yang berbadan hukum sesuai Pasal 9 Anggaran Dasar Ikatan Dokter

Indonesia sehingga menurut PARA TERBANDING, PARA PEMBANDING telah

salah menempatkan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan sebagai

TERGUGAT I (ic. TERBANDING I) apalagi dr. Ramlan Sitompul, Sp-THT.KL

sebagai TERGUGAT II (ic. TERBANDING II) merupakan dalil yang tidak

berdasar hukum dan hanya memutar-balikkan fakta terhadap pemahaman

hukum tentang badan hukum organisasi profesi;

Bahwa di dalam teori badan hukum, setiap badan hukum terdiri dari pengurus,

pengawas, dan pembina yang merupakan organ-organ yang terdapat pada

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 35 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

badan hukum tersebut yang mempunyai tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang

berbeda pula untuk menjalankan roda badan hukum tersebut, sehingga badan

hukum merupakan subjek hukum yang dapat bertindak dalam lalu lintas hukum,

jadi dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti persoon;

Bahwa oleh karena badan hukum dapat bertindak dalam lalu lintas hukum

seperti melakukan perbuatan-perbuatan hukum layaknya inpersoon, maka tidak

mungkin badan hukum tersebut tidak diwakili oleh persoon sebagai subjek

hukum penggerak roda badan hukum tersebut, sebagai contoh, terhadap badan

hukum berbentuk Perseroan Terbatas untuk bertindak di dalam maupun di luar

pengadilan, selalu diwakili oleh Direksinya (vide : Pasal 1 angka 5 Jo. Pasal 92

ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), dan

terhadap badan hukum berbentuk Yayasan juga diwakili oleh Pengurus

Yayasan (vide : Pasal 2 Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan

sebagaimana telah diubah melalui Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan), oleh

karenanya Ikatan Dokter Indonesia sebagai Organisasi Profesi Kedokteran

yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia terhadap struktur organisasinya berdasarkan Tata Laksana

Organisasi yang dikeluarkan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Tahun

2013 Pasal 1 Tatalaksana Organisasi IDI Cabang bahwa kepengurusan IDI

Cabang Medan dilakukan oleh Pengurus Cabang yang terdiri dari Ketua,

Sekretaris dan Bendahara;

Bahwa selain Pengurus IDI Cabang, IDI juga terdiri atas Majelis Kehormatan

Etik Kedokteran (MKEK) Cabang dan Badan Kelengkapan Tim P2KB serta

Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar, dan dikarenakan PARA

PEMBANDING tidak mempunyai permasalahan dan perselisihan hukum

dengan struktur organisasi lainnya selain dari Pengurus IDI Cabang Medan,

maka PARA PEMBANDING menarik Pengurus IDI Cabang Medan sebagai

TERGUGAT I (ic. TERBANDING I) dan selaku Ketuanya yaitu dr. Ramlan

Sitompul, Sp-THT.KL sebagai TERGUGAT II (ic. TERBANDING II);

Bahwa berdasarkan Pasal 4, 81, 107 Reglement op de Rectsvordering (Rv),

dalam perkara perdata, tidak menutup kemungkinan Penggugat atau Tergugat

lebih dari satu orang, hal ini disebut kumulasi subyektif, oleh karenanya dalam

perkara aquo yang telah terdapat lebih dari 1 (satu) Penggugat dan lebih dari 1

(satu) Tergugat diperbolehkan oleh hukum acara perdata dan tidak menyalahi

ketentuan hukum yang berlaku;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 36 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Bahwa selain itu juga, di dalam sistem peradilan perdata yang berlaku

menyebutkan bahwa Penggugat berwenang untuk menentukan siapa-siapa

orang yang akan digugatnya yang pastinya orang-orang tersebut masih

mempunyai kaitan dengan perkara yang akan digugatnya, hal mana sejalan

dengan kaedah hukum yang tertuang dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung

RI No. 2823 K/Pdt/1992 tertanggal 18 Juli 1994, yang menyatakan bahwa :

“Wewenang yang menentukan siapa-siapa yang akan digugat ialah

Penggugat”;

Bahwa dalam perkara aquo, PARA PEMBANDING menarik Ikatan Dokter

Indonesia (IDI) Cabang Medan sebagai TERGUGAT I (ic. TERBANDING I) dan

dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL sebagai TERGUGAT II (ic. TERBANDING II)

merupakan hak dan wewenang dari PARA PEMBANDING untuk menentukan

siapa-siapa yang akan digugatnya;

Bahwa selanjutnya, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 4

K/Sip/1958, tertanggal 13 Desember 1958 Jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung

RI No. 294 K/Sip/1971, tertanggal 07 Juli 1971, yang menyatakan bahwa :

“Syarat mutlak untuk menuntut seseorang di depan pengadilan adanya

perselisihan hukum (sengketa hukum) antara kedua belah pihak”;

Bahwa berdasarkan Yurisprudensi di atas, apakah suatu perkara atau tuntutan

hak tersebut diajukan atau tidak, sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang

berkepentingan, apabila tidak ada tuntutan hak atau penuntutan, maka tidak

ada hakim (wo kein klager ist, ist kein richter; nemo judex sine actore), oleh

karena itu, tuntutan hak yang mengajukan adalah pihak yang berkepentingan,

sedangkan hakim bersikap menunggu datangnya tuntutan hak yang diajukan

kepadanya (judex ne procedat ex officio), termasuk dalam menentukan siapa

yang akan digugat, tentu penggugat tahu siapa yang “dirasa” telah melanggar

haknya dan merugikan dirinya, maka penggugat dapat memilih siapa yang akan

dijadikan tergugat dengan mencantumkannya dalam surat gugatan;

Bahwa dengan dasar Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tersebut di atas,

maka PARA PEMBANDING yang mempunyai perselisihan dan permasalahan

hukum dengan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan karena

tidak dikeluarkannya Surat Rekomendasi dalam jangka waktu yang telah

ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka PARA

PEMBANDING menarik Pengurus IDI Cabang Medan sebagai TERGUGAT I

(ic. TERBANDING II), begitu juga dengan dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL

yang sebagai Ketua Organisasi Profesi Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan

adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kepengurusan dalam roda

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 37 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

badan hukum IDI Cabang Medan, maka PARA PEMBANDING menarik dr.

Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL sebagai pihak TERGUGAT II (ic. TERBANDING

II) dalam perkara aquo;

Bahwa selain itu, berdasarkan Pasal 13 ayat (3) Anggaran Dasar Ikatan Dokter

Indonesia yang menyatakan bahwa :

“Kepengurusan IDI tingkat Cabang terdiri dari Pengurus Cabang dan

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran”;

Maka IDI Cabang Medan yang terdiri dari Pengurus Cabang dan Majelis

Kehormatan Etik Kedokteran Cabang, yang mana PARA PEMBANDING hanya

mempunyai perselisihan dan permasalahan hukum dengan Pengurus IDI

Cabang Medan sehingga ditarik sebagai pihak TERGUGAT I (ic. TERBANDING

I) dalam perkara aquo dan oleh karena berdasarkan Pasal 2 Anggaran Dasar

tersebut, Pengurus Cabang Medan bertugas mengurusi administrasi

keanggotaan cabang demi jalannya roda organisasi profesi tingkat cabang,

sedangkan Pasal 29 ayat (2) huruf b Anggaran Dasar tersebut, MKEK Cabang

berfungsi melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian dalam

pelaksanaan etik kedokteran termasuk perbuatan anggota yang melanggar

kehormatan dan tradisi luhur kedokteran, maka PARA PEMBANDING tidak

menarik MKEK Cabang Medan sebagai pihak tergugat dalam perkara aquo;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, maka pertimbangan hukum Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Medan yang mengabulkan eksepsi dari TERGUGAT I

dan TERGUGAT II adalah salah dan bertentangan dengan hukum yang

berlaku, dikarenakan PARA PEMBANDING telah menguraikan dan

menyampaikan alasan-alasan hukum kenapa PARA PEMBANDING menarik

Pengurus IDI Cabang Medan dan dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL sebagai

PARA TERGUGAT (ic. PARA TERBANDING) dalam perkara aquo, maka

Majelis Hakim pada tingkat pertama telah salah dan keliru dalam

mempertimbangkan eksepsi yang diajukan oleh PARA TERBANDING, kecuali

di dalam perkara aquo dapat dibuktikan bahwa tidak ada hubungan hukum atau

tidak ada permasalahan hukum diantara PARA PEMBANDING dengan PARA

TERBANDING, barulah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dapat

mempertimbangkan tidak ada hubungan hukum antara PARA PEMBANDING

dengan PARA TERBANDING, namun dalam hal ini, permasalahan hukum yang

terjadi adalah diantara PARA PEMBANDING dengan PARA TERBANDING,

maka dari itu PARA PEMBANDING menarik PARA TERBANDING sebagai

pihak Tergugat dalam perkara aquo, sehingga oleh karenanya pertimbangan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 38 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

hukum Majelis Hakim tingkat pertama tersebut tidak layak untuk dipertahankan

lagi;

Bahwa dikarenakan pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama tidak

layak untuk dipertahankan lagi, maka telah patut dan layak pula bagi PARA

PEMBANDING untuk memohon kepada Majelis Hakim Tinggi Pengadilan

Tinggi Medan untuk menerima Gugatan PARA PENGGUGAT/PARA

PEMBANDING seluruhnya, dan selanjutnya menolak seluruh eksepsi yang

diajukan oleh PARA TERGUGAT/PARA TERBANDING dengan mengadili

sendiri dan membuat pertimbangan hukum sebagaimana telah diuraikan di

atas;

II. MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH SALAH DAN KELIRU

MEMPERTIMBANGKAN SELURUH EKSEPSI YANG DIAJUKAN PARA

TERGUGAT/PARA TERBANDING

Bahwa selain, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan telah salah dan keliru

dengan menerima eksepsi error in persona yang diajukan oleh PARA

TERBANDING, ternyata Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan juga telah

salah dan keliru dengan mempertimbangkan eksepsi PARA TERBANDING

yang lain, yaitu Eksepsi Dilotoria dan Eksepsi Obscuur Libel yang seharusnya

tidak perlu dipertimbangkan lagi;

Bahwa kekeliruan Majelis Hakim tingkat pertama dalam pertimbangan hukum

Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23

Juni 2016 yang telah dinyatakan banding oleh PARA PENGGUGAT/PARA

PEMBANDING adalah dikarenakan Majelis Hakim Yang Memeriksa, Mengadili,

dan Memutus perkara aquo telah menerima eksepsi yang diajukan PARA

TERGUGGAT, sehingga Gugatan PARA PENGGUGAT dinyatakan tidak dapat

diterima, dan anehnya Majelis Hakim tidak hanya mempertimbangkan 1 (satu)

eksepsi saja, melainkan mempertimbangkan seluruh eksepsi yang diajukan

oleh PARA TERGUGAT/PARA TERBANDING, yang mana secara hukum

sebaiknya cukup hanya mempertimbangkan 1 (satu) eksepsi saja, dan apabila

telah sependapat dengan eksepsi yang diajukan tersebut, maka eksepsi yang

lainnya tidak perlu dipertimbangkan lagi, dengan demikian Majelis Hakim telah

salah dan keliru dalam mempertimbangkan seluruh eksepsi yang diajukan oleh

PARA TERGUGAT/PARA TERBANDING;

Bahwa adapun eksepsi yang diajukan oleh PARA TERGUGAT/PARA

TERBANDING yang telah dipertimbangkan seluruhnya oleh Majelis Hakim

Yang Memeriksa, Mengadili, dan Memutus perkara aquo, yaitu :

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 39 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

1. Eksepsi Tentang Gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak

Tergugat (Error In Persona)

2. Gugatan Penggugat Premature (Exceptio Dilotoria)

3. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)

Ad.1) Eksepsi Tentang Gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak

Tergugat (Error In Persona)

Bahwa eksepsi error in persona yang diajukan PARA TERBANDING, telah

dipertimbangkan dengan salah dan keliru oleh Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Medan dalam pertimbangan hukumnya yang terdapat pada halaman 56

s.d. 58dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,

tertanggal 23 Juni 2016, yang menyatakan bahwa :

“Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dengan eksepsi

tentang Gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak Tergugat

(Error in Persona) tersebut di atas dengan pertimbangan sebagai berikut

Menimbang, bahwa Para Penggugat mengajukan gugatan

terhadap Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan sebagai

Tergugat I, dan terhadap dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL, sebagai

Tergugat II, sehubungan dengan masalah penerbitan surat rekomendasi

guna mengurus Surat Izin Praktik (SIP) dari Dinas Kesehatan Kota

Medan;

Menimbang, bahwa dalam hal penerbitan surat rekomendasi

tersebut di atas, hanya dapat diterbitkan oleh Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) Cabang Medan sebagai organisasi profesi yang berwenang untuk

menerbitkan surat rekomendasi tersebut, walaupun dalam hal

penandatanganan surat rekomendasi dilakukan oleh pengurusnya yang

Ketua dan Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia;

Menimbang, bahwa apabila terjadi perselisihan hukum antara

Anggota Ikatan Dokter Indonesia dengan Ikatan Dokter Indonesia

tersebut, maka yang bertanggungjawab terhadap perselisihan hukum

tersebut adalah Ikatan Dokter Indonesia dimaksud, bukan pengurusnya,

termasuk pengurusnya secara pribadi, dalam hal ini dr. Ramlan

Sitompul, Sp.THT-KL selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang

Medan;

Menimbang, bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat

seharusnya ditujukan kepada Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan,

bukan terhadap Pengurusnya atau kepada Ketua Ikatan Dokter

Indonesia Cabang Medan secara pribadi;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 40 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Menimbang, bahwa selanjutnya walaupun kepada Penggugat

diberikan kewenangan untuk menentukan siapa yang akan dijadikan

sebagai Tergugat dalam suatu perselisihan hukum sebagaimana

ditentukan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 2823

K/Pdt/1992, tertanggal 18 Juli 1994 dan Putusan Mahkamah Agung RI

No. 4 K/Sip/1958, tertanggal 13 Desember 1958 Jo. No. 294 K/Sip/1971,

tertanggal 07 Juli 1971, akan tetapi untuk menjadikan seseorang atau

suatu badan hukum sebagai Tergugat dalam suatu perkara haruslah

juga berdasarkan ketentuan hukum yang telah ditetapkan sebelumnya;

Menimbang, bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung Putusan

Nomor : 601 K/Sip/1975, menyatakan bahwa :

“Seseorang pengurus yayasan yang digugat secara pribadi untuk

mempertanggung-jawabkan sengketa yang berkaitan dengan

yayasan. Dalam kasus demikian, orang yang ditarik sebagai

Tergugat tidak tepat, karena yang semestinya ditarik sebagai

Tergugat adalah Yayasan”;

Menimbang, bahwa demikian juga halnya dengan Putusan

Mahkamah Agung Nomor 1035 K/Sip/1973, yang menyatakan bahwa :

“Karena Tatsuhiko Matsuda/Tergugat asal adalah wakil sah dari

Shin Asahigawa Co. Ltd. Ia sebagai representative dapat digugat.

Yang digugat dalam perkara ini adalah Tatsuhiko Matsuda

sebagai kuasa dari dan atas nama Shin Asahigawa Co. Ltd yang

berkedudukan di Jalan Kramat Raya 94-96 yang oleh Shin

Asahigawa Co. Ltd., Tokio diakui sebagai kantornya di Jakarta”;

Menimbang, bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung

Nomor : 601 K/Sip/1975, dan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1035

K/Sip/1973 tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa

Gugatan Para Penggugat terhadap Pengurus Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) Cabang Medan sebagai Tergugat I dan terlebih lagi terhadap dr.

Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL, selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia

Cabang Medan sebagai Tergugat II, yang digugat secara pribadi adalah

tidak tepat sasaran menurut hukum, seharusnya gugatan ditujukan

kepada Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi Para Tergugat

mengenai gugatan Penggugat Keliru Dalam Menempatkan Pihak

Tergugat (Error in Persona) patut dan layak untuk dikabulkan”;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 41 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas, Majelis Hakim telah

menerima eksepsi error in persona yang diajukan oleh PARA TERBANDING,

sehingga gugatan tersebut telah dinyatakan tidak dapat diterima (Niet

Ontvankelijk Verklaard), akan tetapi, Majelis Hakim dalam perkara aquoternyata

juga mempertimbangkan eksepsi yang diajukan PARA TERBANDING lainnya,

yaitu tentang Exceptio Dilotoria dan Exceptio Obscuur Libel;

Ad.2) Gugatan Penggugat Premature (Exceptio Dilotoria);

Bahwa terhadap eksepsi tentang Gugatan Penggugat Premature (Exceptio

Dilotoria) yang diajukan oleh PARA TERBANDING ternyata dipertimbangkan

juga oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan, padahal menurut hukum

apabila Exceptio Error in Persona telah dipertimbangkan, maka eksepsi

selanjutnya tidak perlu dipertimbangkan lagi, dan untuk lebih jelasnya, PARA

PEMBANDING akan mengutip pertimbanganMajelis Hakim pada perkara aquo

yang terdapat pada halaman 60 s.d. 61 Putusan Pengadilan Negeri Medan No.

682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23 Juni 2016, yang menyatakan bahwa :

“Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak sependapat dengan

eksepsi tentang Gugatan Penggugat Premature (Exceptio Dilatoria)

tersebut di atas dengan pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa setelah membaca dan mencermati bukti

Pasal 9 ayat (4) dari Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kerja

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran, Majelis Hakim sependapat dengan

argumentasi dari Para Penggugat yang menyatakan bahwa dalam

perkara aquo bukanlah mengenai konflik sengketa yang berpotensi

menjadi sengketa medik;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa

permasalahan Para Penggugat adalah mengenai tidak diterbitkannya

surat rekomendasi yang mengakibatkan kerugian bagi Para Penggugat,

oleh karenanya Para Penggugat berhak mengajukan gugatan

keperdataan;

Menimbang, bahwa perselisihan hukum antara Para Penggugat

dengan Para Tergugat tidak dapat dihalangi dengan belum adanya

keputusan dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran atas konflik

kepentingan antara Para Penggugat dengan Para Tergugat. Keputusan

konflik kepentingan antara Penggugat dengan Para Tergugat yang

dijatuhkan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran tidak dapat

dikaitkan dengan pemeriksaan perselisihan hukum dalam ranah

keperdataan;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 42 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi Para Tergugat

mengenai Penggugat Premature (Exceptio Dilotoria) haruslah ditolak”;

Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Medan yang telah mempertimbangkan eksepsi kedua yang diajukan oleh PARA

TERBANDING yaitu tentang Eksepsi Prematur (Exceptio Dilotoria)

sebagaimana diuraikan di atas, merupakan kesalahan dan kekeliruan Majelis

Hakim tingkat pertama, apalagi Majelis Hakim telah pula mempertimbangkan

dalil-dalil Replik sebagai bantahan eksepsi yang diajukan oleh PARA

PENGGUGAT/PARA PEMBANDING yang menyatakan bahwa berdasarkan

Pasal 9 ayat (4) dari Pedoman Organisasi dan Tata Laksana Kerja Majelis

Kehormatan Etik Kedokteran, Majelis Hakim sependapat dengan argumentasi

dari Para Penggugat yang menyatakan bahwa dalam perkara aquo bukanlah

mengenai konflik sengketa yang berpotensi menjadi sengketa medik, sehingga

apabila Majelis Hakim telah menerima eksepsi yang pertama (Eksepsi Error in

Persona), maka demi hukum Majelis Hakim tidak perlu lagi mempertimbangkan

eksepsi yang diajukan oleh PARA TERBANDING apalagi sampai sependapat

dengan dalil-dalil Replik yang diajukan PARA PEMBANDING yang membantah

eksepsi yang kedua diajukan oleh PARA TERBANDING (Exceptio Dilotoria);

Bahwa dengan demikian, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan telah salah

dalam menerima eksepsi error in persona ditambah lagi keliru dengan

mempertimbangkan eksepsi prematur (exceptio dilotoria), oleh karena itu

Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23

Juni 2016 sudah tidak layak layak untuk dipertahankan lagi, sehingga patut

untuk dibatalkan, selanjutnya mengadili sendiri dengan menerima Gugatan

Penggugat/PARA PEMBANDING untuk seluruhnya;

Ad.3) Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)

Bahwa selanjutnya, kekeliruan dan kesalahan Majelis Hakim bukan hanya

mempertimbangkan eksepsi yang pertama dan kedua saja, melainkan Majelis

Hakim juga mempertimbangkan eksepsi ketiga yang diajukan oleh PARA

TERGUGAT/PARA TERBANDING yaitu tentang Eksepsi Kabur (Exceptio

Obscuur Libel), sehingga membuat kekeliruan Majelis Hakim dalam

mempertimbangkannya;

Bahwa adapun pertimbangan Majelis Hakim pada eksepsi ketiga yang diajukan

PARA TERGUGAT/PARA TERBANDING adalah terdapat pada halaman 62

s.d. 63 Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,

tertanggal 23 Juni 2016, yang menyatakan bahwa :

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 43 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

“Menimbang, bahwa terhadap eksepsi dari Para Tergugat tersebut di

atas, Para Penggugat dalam repliknya menyatakan bahwa eksepsi Para

Tergugat telah masuk ke dalam pokok perkara, yang memerlukan pembuktian

lebih lanjut, sehingga untuk membuktikan adanya kerugian tersebut akan Para

Penggugat buktikan pada persidangan dengan acara pembuktian;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

mempertimbangkan eksepsi dari Para Tergugat tersebut di atas, sebagai

berikut :

Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak sependapat dengan eksepsi

tentang Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel) tersebut di atas dengan

pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa mengenai

adanya kerugian yang dialami oleh Para Penggugat, dan juga mengenai

besaran dari kerugian yang dialami oleh Para Penggugat, sudah masuk dalam

pokok perkara yang hanya dapat diketahui berdasarkan bukti-bukti yang

diajukan di persidangan, baik dari bukti-bukti surat maupun dari keterangan

saksi-saksi yang diajukan oleh Para Pihak;

Menimbang, bahwa demikian juga mengenai apakah terdapat

hubungan antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian yang

ditimbulkannya secara kausalitas dan langsung, sudah masuk dalam pokok

perkara yang hanya dapat diketahui berdasarkan bukti-bukti yang diajukan di

persidangan, baik dari bukti-bukti surat maupun dari keterangan saksi-saksi

yang diajukan oleh Para Pihak;

Menimbang, bahwa untuk mengetahui apakah Tergugat I dan Tergugat

II telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan tidak menerbitkan surat

rekomendasi atas permohonan dari Para Penggugat, hanya dapat diketahui

berdasarkan bukti-bukti yang diajukan di persidangan, baik bukti-bukti surat

maupun dari keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Para Pihak;

Menimbang, bahwa apabila telah terjadi perbuatan melawan hukum

yang dilakukan oleh Para Tergugat, apakah perbuatan tersebut telah

mendatangkan kerugian kepada Para Penggugat, hanya dapat diketahui

berdasarkan bukti-bukti yang diajukan di persidangan, baik dari bukti-bukti surat

maupun dari keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Para Pihak;

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka

Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi Para Tergugat mengenai Gugatan

Penggugat Kabur (Obscuur Libel) haruslah ditolak;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 44 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi dari Para Tergugat

dikabulkan sebagian dan menolak eksepsi selain dan selebihnya”;

Bahwa kekeliruan dan kesalahan Majelis Hakim pada tingkat pertama

selanjutnya adalah bahwa Majelis Hakim telah mempertimbangkan eksepsi

yang ketiga diajukan oleh PARA TERBANDING yaitu tentang Eksepsi Obscuur

Libel sebagaimana telah diuraikan di atas;

Bahwa menurut hukum acara perdata yang berlaku, apabila Majelis Hakim

telah mengabulkan salah satu eksepsi yang diajukan PARA TERBANDING,

maka eksepsi selain dan selebihnya tidak perlu dipertimbangkan lagi, akan

tetapi dalam hal ini Majelis Hakim pada tingkat pertama yang mengabulkan

eksepsi pertama (Exceptio Error in Persona) yang diajukan oleh PARA

TERBANDING dalam perkara aquo, ternyata eksepsi kedua (Exceptio Dilotoria)

dan eksepsi ketiga (Exceptio Obscuur Libel) dipertimbangkan, sehingga

menurut ketentuan hukum acara perdata yang berlaku putusan yang demikian

tidak patut untuk dipertahankan lagi, oleh karenanya PARA PEMBANDING

memohon kepada Majelis Hakim Tinggi Pada Pengadilan Tinggi Medan untuk

membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,

tertanggal 23 Juni 2016 dan selanjutnya mengadili sendiri dengan mengabulkan

Gugatan PARA PEMBANDING untuk seluruhnya;

III. MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH SALAH DAN KELIRU

DALAM MEMPERTIMBANGKAN FAKTA-FAKTA YANG TERUNGKAP DI

DEPAN PERSIDANGAN

Bahwa selain alasan banding mengenai kesalahan dan kekeliruan dalam

mempertimbangkan eksepsi tersebut di atas, PARA PEMBANDING juga

mengajukan alasan banding tentang Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan

telah salah dan keliru mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap di depan

persidangan, sebagai berikut :

Bahwa adapun fakta-fakta hukum yang telah terungkap di depan persidangan,

baik yang disampaikan PARA PEMBANDING, maupun yang dibenarkan oleh

PARA TERBANDING, yaitu :

1. Bahwa benar PEMBANDING I (ic. dr. Restuti Hidayani Saragih, Sp.PD) dan

PEMBANDING II (ic. dr. Andika Sitepu, Sp.JP (K) FIHA) adalah Anggota

Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan;

2. Bahwa benar TERBANDING I (ic. Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan)

adalah satu-satunya Organisasi Profesi Kedokteran yang berhak secara

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 45 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

hukum mengeluarkan Surat Rekomendasi kepada Dokter dan Dokter

Spesialis untuk digunakan sebagai kelengkapan persyaratan pengajuan

permohonan penerbitan Surat Izin Praktek (SIP) bagi Dokter dan Dokter

Spesialis yang akan membuka praktek dokter;

3. Bahwa benar TERBANDING II (ic. dr. Ramlan Sitompul, Sp-THT.KL) adalah

sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Medan (ic. TERBANDING I)

yang bertanggung jawab dalam menjalankan roda kepengurusan organisasi

profesi IDI Cabang Medan, termasuk tapi tidak terbatas sebagai orang yang

bertugas untuk menimbang dan memutuskan bahwa seseorang dokter atau

dokter spesialis berhak atau tidak mendapatkan Surat Rekomendasi dari IDI

Cabang Medan;

4. Bahwa benar pada tanggal 27 Oktober 2014, PARA PEMBANDING

mengajukan permohonan kepada TERBANDING I melalui TERBANDING II

selaku Ketuanya untuk mengeluarkan/menerbitkan Surat Rekomendasi

kepada PARA PEMBANDING untuk dipergunakan sebagai syarat dalam

pengajuan Surat Izin Praktek dengan melengkapi syarat-syarat yang telah

ditentukan untuk itu sesuai peraturan yang berlaku, hal ini telah diakui

secara tegas oleh PARA TERBANDING di dalam Jawaban bagian Dalam

Pokok Perkara pada halaman 8 s.d. 9 Jawaban dan Eksepsi PARA

TERBANDING;

5. Bahwa benar pada bulan Desember 2014, berkas-berkas permohonan yang

dilengkapi dengan syarat-syarat untuk memohonkan Surat Rekomendasi

yang diajukan kepada TERBANDINGG I telah ditarik kembali oleh PARA

PEMBANDING karena TERBANDING I tidak juga mengeluarkan dan

menerbitkan Surat Rekomendasi an. PARA PEMBANDING dengan alasan

masa berlaku Surat Tanda Registerasi (STR) PEMBANDING II akan masuk

masa kadaluarsa;

6. Bahwa benar pada tanggal 23 Februari 2015, berkas-berkas permohonan

dan syarat-syarat yang diperlukan untuk pengurusan Surat Rekomendasi

tersebut kembali diajukan kepada TERBANDING I melalui TERBANDING II

selaku Ketua, akan tetapi permohonan dan berkas-berkas yang diajukan

oleh PARA PEMBANDING tersebut dikembalikan oleh TERBANDING I dan

TERBANDING II dengan alasan yang sama bahwa STR yang dikeluarkan

oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang dimiliki oleh PARA PEMBANDING

akan berakhir masa berlakunya, sehingga akhirnya PARA PEMBANDING

mengurus perpanjangan STR ke Konsil Kedokteran Indonesia demi untuk

mendapatkan surat rekomendasi tersebut;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 46 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

7. Bahwa setelah PEMBANDING II memperoleh Surat Tanda Registerasi

(STR) yang baru, PARA PEMBANDING kembali mengajukan permohonan

penerbitan Surat Rekomendasi tersebut kepada TERBANDING I (ic.

Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan) melalui

TERBANDING II (ic. dr. Ramlan Sitompul, Sp.THT-KL selaku Ketua

Pengurus IDI Cabang Medan), akan tetapi hingga gugatan diajukan ke

Pengadilan, Surat Rekomendasi tersebut belum juga dikeluarkan oleh

PARA TERBANDING, dengan alasan PARA TERBANDING bahwa selama

masa proses verifikasi, PARA TERBANDING memperoleh informasi bahwa

PARA PEMBANDING telah mengurus Surat Izin Praktek di 4 (empat)

tempat yaitu : Rumah Sakit Adam Malik, Rumah Sakit Grand Medistra Deli

Serdang, dan Rumah Sakit Sembiring Deli Serdang, padahal

PEMBANDING II hanya memiliki SIP di 2 (dua) tempat praktek, yaitu : RSU.

Grand Medistra Deli Serdang, RSUP H. Adam Malik Medan, dan 1 (satu)

Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara untuk penugasan ke RS. Murni Teguh Medan;

8. Bahwa PEMBANDING I hanya memiliki 2 (dua) tempat praktek ,yaitu di :

a. Praktek pribadi di Jalan Sekip No.65 G Medan sesuai Surat Izin Praktek

(SIP) No. 445/2608/I/2013 tertanggal 31 Januari 2013 an. dr. Restuti

Hidayani Saragih, Sp.PD (ic. PENGGUGAT I/PEMBANDING I);

b. RSUP H. Adam Malik Medan sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.

445/21470/VII/2013tertanggal 26 Juli 2013 an. dr. Restuti Hidayani

Saragih, Sp.PD (ic. PENGGUGAT I/PEMBANDING I);

Dan terhadap PEMBANDING II juga hanya memiliki 2 (dua) tempat

praktek dan 1 (satu) Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, yaitu di :

a. RSUP H. Adam Malik Medan sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.

445/10442/VI/2010 tertanggal 30 Juni 2010 an. dr. Andika Sitepu, Sp.JP

(ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);

b. RSU Grand Medistra Lubuk Pakam sesuai Surat Izin Praktek (SIP) No.

2197/440/SIP//DS/2011 tertanggal 28 Juni 2011 an. dr. Andika Sitepu,

Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);

c. RS Murni Teguh sesuai Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara No.

440.446.1/7962/IX/2014tertanggal 11 September 2014 an. dr. Andika

Sitepu, Sp.JP (ic. PENGGUGAT II/PEMBANDING II);

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 47 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Oleh karenanya, PEMBANDING II hanya memiliki 2 (dua) SIP dan 1 (satu)

Surat Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara di 3 (tiga) tempat praktek dokter, dan sebelum praktek di

RS Siloam Medan dikeluarkan, PEMBANDING II telah mencabut Surat

Tanda Registerasi (STR) an. Andika Sitepu (ic. PEMBANDING II) dari Dinas

Kesehatan Kota Medan, sehingga Surat Izin Praktek (SIP) No.

445/6652/III/2013 berpraktek di jalan Sekip No. 65 G (Praktek pribadi)

menjadi tidak berlaku lagi, dan selain itu pun, PEMBANDING II telah

menutup praktek pribadi di Jalan Sekip No. 65 G tersebut, maka

PEMBANDING II tetap hanya mempunyai 2 (dua) SIP dan 1 (satu) Surat

Tugas Dokter Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara di 3 (tiga) tempat praktek dokter, sesuai dengan ketentuan Undang-

Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran Jo. Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 2025/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktek

dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran;

9. Bahwa salah satu syarat bagi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis untuk

mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) tersebut, diperlukan Surat Tanda

Registerasi (STR) Dokter/Dokter Gigi/Dokter Spesialis untuk melengkapi

syarat permohonan tersebut, selanjutnya STR tersebut dilekatkan dengan

SIP yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan sesuai Pasal 38 ayat (1)

Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran Jo. Pasal

8 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan No. 2025/MENKES/PER/X/2011

tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran, dan STR

tersebut juga hanya diterbitkan 1 (satu) Asli dan 3 (tiga) yang Legalisir oleh

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai bukti tertulis bagi Dokter dan

Dokter Gigi yang telah diregsiterasi, oleh karena itu, STR yang di-Legalisir-

lah yang dilekatkan dengan SIP yang dimohonkan ke Dinas Kesehatan

setempat bagi Dokter dan Dokter Gigi yang mengurus SIP-nya di Dinas

Kesehatan dimaksud;

10. Bahwa oleh karena permohonan penerbitan Surat Rekomendasi yang

diajukan oleh PARA PEMBANDING kepada TERBANDING I melalui

TERBANDING II tidak juga dikeluarkan, maka atas permasalahan tersebut

PARA PEMBANDING telah meminta bantuan secara tertulis melalui Surat

tertanggal 08 April 2015 yang disampaikan kepada Ketua Ikatan Dokter

Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara agar dapat menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh PARA PEMBANDING untuk

mendapatkan Surat Rekomendasi dari TERBANDING I, dan atas

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 48 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

permohonan PARA PEMBANDING tersebut, telah ditindaklanjuti oleh IDI

Wilayah Sumut dengan menyampaikan surat kepada TERBANDING I

melalui TERBANDING II selaku Ketua, agar PARA TERBANDING

menyelesaikan permasalahan penerbitan rekomendasi atas nama PARA

PEMBANDING tersebut, sebagaimana tertuang dalam Surat IDI Wilayah

Sumut No. 28/PW.IDI-SU/V/2015 tertanggal 04 Mei 2015, akan tetapi hal

tersebut juga tidak ditanggapi oleh PARA TERBANDING untuk menerbitkan

Surat Rekomendasi untuk diri PARA PEMBANDING;

11. Bahwa dengan tidak dikeluarkannya Surat Rekomendasi oleh PARA

TERBANDING untuk PARA PEMBANDING tersebut telah menghilangkan

hak-hak PARA PEMBANDING selaku Anggota IDI Cabang Medan, dan juga

dapat mengancam karier PARA PEMBANDING di dalam menjalankan

profesi dokter karena PARA PEMBANDING tidak dapat melakukan praktik

dokter sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing

PEMBANDING, hal ini disebabkan PARA PEMBANDING tidak dapat

mengurus Surat Izin Praktik (SIP) untuk menjalankan profesinya, sehingga

apabila PARA PEMBANDING melakukan praktek dokter tanpa ada SIP

tersebut, maka PARA PEMBANDING dapat dinyatakan sebagai tindakan

yang ilegal dan juga dapat dikenakan ketentuan pidana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 76 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang

Praktek Kedokteran;

12. Bahwa oleh karena TERBANDING I dan TERBANDING II selaku Ketua IDI

Cabang Medan tidak menerbitkan Surat Rekomendasi untuk diri PARA

PEMBANDING sebagai salah satu syarat untuk mengurus SIP dalam waktu

yang cukup panjang, maka untuk menghindari kerugian yang lebih besar

lagi kepada diri PARA PEMBANDING, selanjutnya IDI Wilayah Sumut

menerbitkan Surat Rekomendasi atas diri PARA PEMBANDING, sehingga

dengan berbagai pertimbangan akhirnya IDI Wilayah Sumut menerbitkan

Surat Rekomendasi tersebut kepada PARA PEMBANDING, masing-masing

a. Untuk PEMBANDING I, hanya diberikan 1 (satu) Surat Rekomendasi izin

praktek, sebagaimana dimaksud dalam Surat Rekomendasi Izin Praktek

No. 40/PW.IDI-SU/Rek/VI/2015 tertanggal 22 Juni 2015, yang

dikeluarkan oleh Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah

Sumatera Utara, sebagai dokter spesialis pada RS Siloam Medan;

b. Untuk PEMBANDING II, diberikan 2 (dua) Surat Rekomendasi izin

praktek, masing-masing :

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 49 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

1) Surat Rekomendasi Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015

tertanggal 22 Juni 2015, sebagai dokter spesialis di RS Siloam

Medan;

2) Surat Rekomendasi Izin Praktek No. 41/PW IDI-SU/Rek/VI/2015,

tertanggal 22 Juni 2015, sebagai dokter spesialis di RSUP. H. Adam

Malik Medan;

Kedua Surat Rekomendasi Izin Praktek tersebut dikeluarkan oleh

Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara;

13. Bahwa atas adanya Surat Rekomendasi Izin Praktek yang dikeluarkan oleh

Pengurus IDI Wilayah Sumut tersebut, akhirnya PARA PEMBANDING baru

dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP)

ke Dinas Kesehatan Kota Medan sesuai dengan tempat rekomendasi yang

diberikan;

14. Bahwa perbuatan PARA TERBANDING yang tidak mengeluarkan Surat

Rekomendasi atas nama PEMBANDING I dan PEMBANDING II walaupun

permohonan telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan undang-

undang, namun PARA TERBANDING tetap tidak mengeluarkannya, telah

dilaporkan ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Wilayah

Sumatera Utara dan terhadap laporan tersebut telah disidangkan dan

memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht) bahwa PARA TERBANDING

dinyatakan bersalah yang pada pokoknya menyatakan bahwa :

“Menetapkan sanksi etik dan sanksi organisasi kepada Ketua IDI Cabang

Medan oleh Ketua Umum PB IDI berupa teguran peringatan tertulis dan

permintaan maaf, karena khususnya setelah STR baru diupayakan dokter

pemohon rekomendasi, namun IDI Cabang tetap tidak mau memproses

rekmendasi”, oleh karenanya PARA TERBANDING telah melakukan

perbuatan melawan hukum yang merugikan PARA PEMBANDING;

15. Bahwa oleh karena itu, tindakan dari TERBANDING I dan TERBANDING II

yang tidak menerbitkan Surat Rekomendasi atas nama diri PEMBANDING I

dan PEMBANDING II, walaupun permohonan tersebut telah memenuhi

seluruh persyaratan yang ditentukan undang-undang untuk itu adalah dapat

dikwalifisir sebagai perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) yang

telah merugikan hak-hak serta kepentingan hukum bagi PARA

PEMBANDING dalam menjalankan praktek kedokteran dan karenanya

kerugian yang dialami oleh PARA PEMBANDING harus diganti oleh PARA

TERBANDING sesuai Pasal 1365 KUH.Perdata;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 50 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

16. Bahwa selanjutnya, dalil-dalil bantahan PARA TERBANDING selain dan

selebihnya adalah dalil-dalil yang tidak berdasar hukum dan tidak sesuai

dengan fakta-fakta yang ada (fetelijk grond), sehingga PARA TERBANDING

salah dalam memahami permasalahan yang sebenarnya terjadi dengan

PARA PEMBANDING dan terkesan mencari-cari alasan pembenaran saja;

Bahwa adapun dalil-dalil bantahan PARA TERBANDING yang tidak berdasar

hukum dan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada tersebut terdapat pada

halaman 9 s.d. 15 Eksepsi dan Jawaban PARA TERBANDING, yang intinya

menyatakan bahwa PARA PEMBANDING-lah yang telah melanggar ketentuan

hukum yang berlaku, yaitu peraturan yang membatasi jumlah tempat praktek

bagi dokter hanya 3 (tiga) tempat, serta PARA PEMBANDING juga telah

mengelabui PARA TERBANDING dengan meminta rekomendasi lagi untuk

pengurusan izin praktek di RS. Siloam Medan padahal telah juga mengurus izin

di 4 (empat) tempat merupakan dalil bantahan yang hanya memandang dan

menginterpretasikan peraturan perundang-undangan di bidang kedokteran

secara sepotong-sepotong, sehingga PARA TERGUGAT salah dalam

memahami permasalahan yang sebenarnya terjadi;

Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang

kedokteran yang disampaikan oleh PARA TERBANDING hanya menyampaikan

bahwa seorang dokter hanya diperbolehkan untuk berpraktik di 3 (tiga) tempat,

namun PARA TERBANDING tidak menjelaskan bahwa ada suatu ketentuan

bahwa diperbolehkan kepada seorang dokter spesialis untuk berpraktik di lebih

dari 3 (tiga) tempat dengan adanya Surat Permintaan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, untuk melihat apakah seorang dokter, khususnya Dokter

Spesialis diperbolehkan berpraktik di lebih dari 3 (tiga) tempat dengan syarat

mendapatkan penugasan dari Kepala Dinas Kesehatan setempat atas nama

Menteri Kesehatan RI dapat dirujuk pada Pasal 37 Undang-Undang No. 29

Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Jo. Pasal 15 Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 2025/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran; Bahwa adapun bunyi Pasal 15 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

2025/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik

Kedokteran, bahwa :

1. “Untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan pelayanan kedokteran,

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atas nama Menteri dapat

memberikan Surat Tugas kepada Dokter Spesialis atau Dokter Gigi

Spesialis tertentu yang telah memiliki SIP untuk bekerja di fasilitas

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 51 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

pelayanan kesehatan atau rumah sakit tertentu tanpa memerlukan

SIP di tempat tersebut, berdasarkan permintaan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota;

2. Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat

diberikan di daerah yang tidak ada Dokter Spesialis untuk

memberikan pelayanan kesehatan spesialis yang sama;

3. Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun;

4. Perpanjangan Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dapat dilakukan sepanjang mendapat persetujuan dari Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi setempat atas nama Menteri;

5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mengajukan

permintaan Surat Tugas seorang Dokter Spesialis atau Dokter

Spesialis tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan pelayanan

dengan kemampuan Dokter Spesialis atau Dokter Gigi Spesialis

tersebut;

6. Keseimbangan antara kebutuhan pelayanan dengan kemampuan

Dokter Spesialis atau Dokter Gigi Spesialis yang harus

dipertimbankan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berdasarkan kesepakatan

antara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Organisasi Profesi

terkait setempat, dan asosiasi perumahsakitan setempat;

7. Contoh format Surat Tugas sebagaimana tercantum dalam Formulir

III terlampir”;

Bahwa berangkat dari ketentuan hukum di atas, apabila dihubungkan dengan

perkara aquo, PEMBANDING I pada tanggal 27 Oktober 2014 ada

mengajukan permohonan rekomendasi izin praktek kepada PARA

TERBANDING untuk RS. Siloam Dirga Surya Medan karena Izin Praktek yang

dimiliki PEMBANDING I hanyalah berjumlah 2 (dua) SIP di 2 (dua) tempat

praktek, namun atas permohonan PEMBANDING I tersebut PARA

TERBANDING tidak pernah mengeluarkan rekomendasi dimaksud kepada

PEMBANDING I, oleh karena itu, tidak benar bahwa PEMBANDING I memiliki 4

(empat) SIP, sesuai fakta yang ada PEMBANDING I hanya memiliki 2 (dua)

SIP, tapi itupun rekomendasinya tidak diterbitkan pula oleh PARA

TERBANDING;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 52 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Bahwa adapun 2 (dua) SIP yang dimiliki PEMBANDING I pada saat

mengajukan permohonan rekomendasi izin praktek kepada PARA

TERBANDING agar dapat mengurus SIP untuk praktek di RS Siloam Dirga

Surya, sebagai berikut :

1. Surat Izin Praktek (SIP) No. 445/2608/I/2013 berpraktek di Jalan Sekip No.

65 G (Praktek Pribadi) (vide : Bukti P1-3);

2. Surat Izin Praktek (SIP) No. 445/21470/VII/2013 berpraktek di RSUP H.

Adam Malik Medan (vide : Bukti P1-4);

Bahwa oleh karena PEMBANDING I hanya memiliki 2 (dua) SIP pada saaat

mengajukan permohonan rekomendasi izin praktek kepada PARA

TERBANDING untuk membuka praktek yang ketiga di RS. Siloam Dirga Surya

dan itupun tidak dikeluarkan oleh PARA TERBANDING, maka perbuatan PARA

TERBANDING yang tidak mengeluarkan Surat Rekomendasi kepada

PEMBANDING I yang hanya memiliki 2 (dua) SIP dan persyaratan yang

ditentukan telah dipenuhi seluruhnya oleh PEMBANDING I, merupakan

perbuatan melawan hukum yang mendatangkan kerugian bagi PEMBANDING

I, sebab PEMBANDING I tidak dapat menjalankan praktek kedokterannya di

RS. Siloam Dirga Surya;

Bahwa terhadap PEMBANDING II pada tanggal 27 Oktober 2014 juga ada

mengajukan permohonan Surat Rekomendasi disertai dengan persyaratan

yang lengkap untuk mengurus Surat Izin Praktek (SIP) di Rumah Sakit Siloam

Dirga Surya Medan, yang mana PENGGUGAT II pada waktu itu, pun hanya

memiliki 2 (dua) SIP di 2 (dua) tempat, yaitu :

1. Surat Izin Praktek (SIP) No. 445/10442/VI/2010 berpraktek di RSUP H.

Adam Malik Medan (vide : Bukti P2-3);

2. Surat Izin Praktek (SIP) No. 2197/440/SIP/DS/2011 berpraktek di RSU

Grand Medistra Lubuk Pakam (vide : Bukti P2-4);

Bahwa terhadap dalil PARA TERBANDING yang menyatakan bahwa

PEMBANDING II memiliki lebih dari 3 (tiga) tempat praktek dokter adalah tidak

sesuai fakta yang ada dan tidak berdasarkan hukum, karena Surat Izin Praktek

(SIP) No. 445/6652/III/2013 untuk berpraktek di Jalan Sekip No. 65 G (Praktek

Pribadi) sudah dicabut STR-nya dari Dinas Kesehatan Kota Medan sebelum

mengajukan permohonan surat rekomendasi kepada TERBANDING I pada

tanggal 27 Oktober 2014 berdasarkan Surat Pernyataan an. dr. Andika Sitepu,

Sp.JP(K) tertanggal 20 Oktober 2014 (vide : Bukti P2-19) yang telah

membuktikan secara sempurna menurut hukum di depan persidangan bahwa

PEMBANDING II telah MENUTUP Surat Izin Praktek (SIP) dengan alamat

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 53 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

tempat praktek dokter di Jalan Sekip No. 65-G Medan (Praktek Pribadi), yang

mana penutupan SIP tersebut dilakukan dengan cara MENARIK Surat Tanda

Registerasi (STR) dari Dinas Kesehatan Kota Medan pada tanggal 20 Oktober

2014, selanjutnya STR inilah yang akan digunakan oleh PEMBANDING II untuk

pengurusan SIP di RS. Siloam Medan, sehingga tempat praktek PEMBANDING

II yang di Jalan Sekip No. 65-G Medan (Praktek Pribadi) tersebut sudah tidak

beroperasi lagi dengan kata lain sudah ditutup;

Bahwa terhadap Surat Izin Praktek (SIP) No. 445/6652/III/2013 berpraktek di

Jalan Sekip No. 65 G (Praktek Pribadi) telah dimatikan oleh PEMBANDING II

dan kemudian Surat Izin Praktek (SIP) inilah yang dimaksudkan PEMBANDING

II untuk berpraktek di RS Siloam Dirga Surya yang dimohonkan oleh

PEMBANDING II untuk mendapatkan Surat Rekomendasi terlebih dahulu demi

mengurus SIP di RS Siloam tersebut, namun rekomendasi tersebut tak kunjung

diberikan oleh TERBANDING I yang kepengurusannya dipertanggung-

jawabkan oleh TERBANDING II;

Bahwa dengan perkataan lain, sebelum PEMBANDING II mengajukan

permohonan untuk mendapatkan rekomendasi guna melengkapi persyaratan

untuk mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP) yang berpraktek di RS Siloam

Dirga Surya, PEMBANDING II telah mencabut SIP-nya yang beralamat di Jalan

Sekip No. 65 G/ Praktek Pribadi dengan mengambil Surat Tanda Registerasi

(STR)-nya dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan kemudian STR tersebut

diajukan untuk mengurus rekomendasi SIP yang direncanakan PEMBANDING

II diperuntukkan di RS Siloam Dirga Surya Medan, oleh karena itu, dalil PARA

TERBANDING yang menyatakan bahwa PEMBANDING II berpraktek di lebih

dari 3 (tiga) tempat adalah tidak sesuai fakta yang ada sehingga harus ditolak;

Bahwa selain kedua tempat praktek tersebut di atas, PEMBANDING II juga

telah mendapatkan tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan bertindak

untuk dan atas nama Menteri Kesehatan RI berdasarkan Surat Tugas Dokter

Spesialis dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara No.

440.446.1/7962/IX/2014 (vide : Bukti P2-5) dengan penugasan ke RS Murni

Teguh untuk berpraktek dokter spesialis karena di RS Murni Teguh tidak ada

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sesuai dengan spesialisasi

PEMBANDING II, yang mana tugas praktek PEMBANDING II di RS Murni

Teguh tersebut berdasarkan penugasan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota

Medan telah sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 2025/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 54 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Pelaksanaan Praktik Kedokteran, sehingga untuk penugasan ke RS Murni

Teguh tersebut PENGGUGAT II tidak memerlukan Surat Izin Praktek (SIP);

Bahwa oleh karena itu, PEMBANDING II masih berhak memperoleh Surat

Rekomendasi untuk mengurus Surat Izin Praktek (SIP) di RS. Siloam Dirga

Surya Medan sebagai tempat prakteknya yang ketiga, maka perbuatan PARA

TERBANDING yang tidak mengeluarkan Surat Rekomendasi untuk

PEMBANDING II padahal seluruh persyaratan telah dipenuhi, merupakan

perbuatan melawan hukum yang mendatangkan kerugian bagi PEMBANDING

II dan kerugian tersebut harus dipertanggung-jawabkan oleh PARA

TERBANDING;

Bahwa perlu PEMBANDING II sampaikan kepada Majelis Hakim Yang

Memeriksa, Mengadili dan Memutus perkara aquo bahwa tidak benar Surat

Tanda Registerasi (STR) an. Andika Sitepu (ic. PEMBANDING II) dengan

Nomor Registerasi 3111402110109343 berlaku 18 Maret 2010 s.d. 18 Maret

2015 (vide : Bukti P2-2) telah habis masa berlakunya pada tanggal 27 Oktober

2014 yaitu pada saat PEMBANDING II mengajukan permohonan rekomendasi

kepada TERBANDING I pertama sekali, sehingga sangat kentara

PEMBANDING II menduga bahwa PARA TERBANDING menghalang-halangi

PEMBANDING II untuk melakukan praktek dokter demi mengabdikan ilmunya

kepada masyarakat dengan tidak menindaklanjuti permohonan rekomendasi

yang pertama diajukan pada tanggal 27 Oktober 2014 tersebut;

Bahwa yang lebih parah lagi, PEMBANDING I yang memiliki Surat Tanda

Registerasi (STR) an. Restuti Hidayani Saragih dengan Nomor Registerasi

1221401212084188 (vide : Bukti P1-2) memiliki jangka waktu yang lebih lama

dari PEMBANDING II, yaitu berlaku sejak 06 Desember 2012 s.d. 06 Desember

2017, akan tetapi tetap saja permohonan rekomendasi izin praktek yang

diajukan oleh PEMBANDING I kepada PARA TERBANDING pada tanggal 27

Oktober 2014 tidak digubris dan tidak ditindaklanjuti untuk dikeluarkan

rekomendasi izin prakteknya, malahan sampai diajukan sebanyak 3 (tiga) kali,

namun rekomendasi yang diharapkan PEMBANDING I tidak kunjung

dikeluarkan oleh PARA TERBANDING tanpa ada alasan sama sekali;

Bahwa menurut ketentuan yang berlaku tentang penerbitan surat rekomendasi

ini, yaitu Pedoman Tata Laksana Organisasi Ikatan Dokter Indonesia mengenai

Tata Laksana Penerbitan Rekomendasi IDI, Pasal 2 ayat (3) dan (5)

menyatakan bahwa:

Pasal 2 ayat (3) : “Pengurus IDI Cabang melakukan verifikasi berkas

administrasi selambat-lambatnya 3 (tiga) hari”;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 55 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Pasal 2 ayat (5) : “Ketua IDI Cabang menerbitkan Rekomendasi Izin

Praktek selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah

semua persyaratan terpenuhi”;

Bahwa menurut ketentuan di atas, demi tegaknya peraturan organisasi

seharusnya setelah PEMBANDING II mengajukan permohonan kepada

TERBANDING I pada hari Senin, tanggal 27 Oktober 2014 dalam tempo 3 (tiga)

hari kerja yaitu pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober 2014, TERBANDING II

wajib menerbitkan Rekomendasi Izin Praktek karena seluruh persyaratan yang

telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku telah dipenuhi oleh

PEMBANDING II, namun hingga sampai dengan waktu yang ditentukan

Pedoman Tata Laksana Organisasi Ikatan Dokter Indonesia tidak benar PARA

TERBANDING pernah menyampaikan secara lisan ataupun tertulis alasan tidak

diterbitkannya Surat Rekomendasi kepada PARA PEMBANDING sebab PARA

PEMBANDING tidak pernah diberitahukan untuk itu;

Bahwa oleh karena PARA TERBANDING tidak mengeluarkan Surat

Rekomendasi atas nama diri PEMBANDING I dan PEMBANDING II, maka

PARA TERBANDING telah ditetapkan bersalah melanggar Pedoman Tata

Laksana Organisasi Ikatan Dokter Indonesia oleh Majelis Kehormatan Etik

Kedokteran (MKEK) Pusat di Jakarta melalui Keputusan Banding Majelis

Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat Pengurus Besar Ikatan Dokter

Indonesia No. 005551/PB/MKEK-Banding/05/2016 (vide : Bukti P.1.2 – 7) yang

pada intinya, menyatakan bahwa : “Menetapkan sanksi etik dan sanksi

organisasi kepada Ketua IDI Cabang Medan oleh Ketua Umum PB IDI berupa

teguran peringatan tertulis dan permintaan maaf, karena khususnya setelah

STR baru diupayakan dokter Pemohon Rekomendasi, namun IDI Cabang tidak

mau memproses rekomendasi”, oleh karena itu, PARA TERBANDING telah

terbukti secara sempurna menurut hukum telah melakukan perbuatan melawan

hukum yang mendatangkan kerugian kepada PARA PEMBANDING;

Bahwa terakhir perlu juga PARA PEMBANDING sampaikan bahwa sejak PARA

PEMBANDING mengajukan rekomendasi izin praktek kepada PARA

TERBANDING, Praktek Pribadi PARA PEMBANDING yang beralamat di Jalan

SEKip No. 65 G Medan ditutup karena PARA PEMBANDING sudah

berkeyakinan bahwa rekomendasi izin praktek yang diajukannya akan

ditindaklanjuti untuk dikeluarkan oleh PARA TERBANDING, namun sangat

disayangkan selama 8 (delapan) bulan lamanya telah melampaui waktu yang

ditentukan pedoman tata laksana organisasi, PARA PEMBANDING tidak dapat

menjalani praktek pribadi yang telah ditutup sebelumnya, oleh karena itu, PARA

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 56 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

PEMBANDING mengalami kerugian materil Rp. 20.000.000,- (Dua Puluh Juta

Rupiah) untuk tiap-tiap bulannya, berdasarkan nilai materi yang dapat diperoleh

PARA PEMBANDING sewaktu berpraktek di RSUP H. Adam Malik Medan;

Bahwa oleh karena tindakan dari TERBANDING I dan TERBANDING II yang

tidak menerbitkan Surat Rekomenasasi atas nama diri PEMBANDING I dan

PEMBANDING II, walaupun permohonan tersebut telah memenuhi syarat-

syarat yang ditentukan untuk itu adalah dapat dikwalifisir sebagai perbuatan

melawan hukum (onrechmatigedaad) yang telah merugikan hak-hak serta

kepentingan hukum PEMBANDING I dan PEMBANDING II dalam menjalankan

praktik kedokteran;

Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan oleh

TERBANDING I dan TERBANDING II telah menimbulkan kerugian kepada

PEMBANDING I dan PEMBANDING II, karena TERBANDING I dan

TERBANDING II telah menghilangkan hak-hak PARA PEMBANDING selaku

anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan, dan juga mengancam

karier PARA PEMBANDING sebagai seorang dokter dalam menjalankan praktik

kedokteran sebab PARA PEMBANDING tidak memiliki izin untuk menjalankan

profesinya, sehingga praktik yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING dapat

dikatakan ilegal dan juga juga dapat dikenakan ketentuan pidana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 76 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek

Kodokteran, kerugian PEMBANDING I dan PEMBANDING II tersebut berupa

kerugian materiil maupun immateriil, yang kesemua kerugian tersebut harus

dibayar sekaligus dan tunai secara tanggung renteng oleh TERBANDING I dan

TERBANDING II kepada masing-masing PEMBANDING baik itu

PEMBANDING I maupun kepada PEMBANDING II setelah putusan dalam

perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;

Bahwa adapun kerugian yang PARA PEMBANDING alami akibat dari

perbuatan melawan hukum yang dilakukan TERBANDING I dan TERBANDING

II dapat dirinci sebagai berikut :

1. Kerugian Yang Dialami oleh Pembanding I

a. Kerugian Materiil

Tidak bisanya PEMBANDING I

melakukan Praktik Kedokteran sejak

bulan November 2014 s.d. Juni 2015 (8

bulan) di RS. Siloam dimana setiap

bulannya PEMBANDING I memperoleh

penghasilan rata-rata Rp. 20.000.000,-

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 57 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

sehingga 8 bulan x Rp. 20.000.000,-

adalah sebesar -------------------------------------------------------- Rp. 160.000.000,-

Biaya-biaya PEMBANDING I selama

memproses pengajuan permohonan

rekomendasi kepada pihak PARA

TERBANDING ----------------------------------------------------------- Rp. 50.000.000,- +

TOTAL ------------------------ Rp. 210.000.000,-

b. Kerugian Immateriil

Akibat perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh TERBANDING I dan

TERBANDING II telah mengganggu

ketenangan PEMBANDING I sehingga

akibat pengurusan masalah tersebut

PEMBANDING I telah mengalami

kelelahan fisik dan psikis dan selain itu

juga PEMBANDING I menjadi malu

dengan relasi-relasi PEMBANDING I

sehingga berakibat kepada

berkurangnya kepercayaannya kepada

PEMBANDING I yang telah berdampak

kepada tidak berjalan praktek

kedokteran PEMBANDING I, yang

kesemuanya tersebut tidak dapat dinilai

dengan uang, namun untuk

mempermudahkan perhitungannya

ditetapkan sebesar ----------------------------------------------------- Rp. 1.000.000,- +

TOTAL ------------------------- Rp.211.000.000,-

Terbilang : (Dua Ratus Sebelas Juta Rupiah)

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 58 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Sehingga total kerugian yang dialami dan diderita oleh PEMBANDING I

adalah sebesar Rp. 211.000.000,- (Dua Ratus Sebelas Juta Rupiah)

yang harus dibayar secara tanggung renteng oleh PARA TERBANDING

secara sekaligus dan tunai setelah putusan dalam perkara ini

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2. Kerugian Yang Dialami oleh Pembanding II

a. Kerugian Materiil

Tidak bisanya PEMBANDING II

melakukan Praktik Kedokteran sejak

bulan November 2014 s.d. Juni 2015 (8

bulan) di RS. Siloam dimana setiap

bulannya PEMBANDING II memperoleh

penghasilan rata-rata Rp. 20.000.000,-

sehingga 8 bulan x Rp. 20.000.000,-

adalah sebesar -------------------------------------------------------- Rp. 160.000.000,-

Tidak bisanya PEMBANDING II

melakukan praktek kedokteran sejak

bulan April 2015 s.d. Juni 2015 (3 bulan)

di RSUP. H. Adam Malik dimana setiap

bulannya PEMBANDING II memperoleh

penghasilan rata-rata Rp. 20.000.000,-

sehingga 3 bulan x Rp. 20.000.000,-

adalah sebesar -------------------------------------------------------- Rp. 60.000.000,-

Biaya-biaya PEMBANDING II selama

memproses pengajuan permohonan

rekomendasi kepada pihak PARA

TERBANDING ----------------------------------------------------------- Rp. 50.000.000,- +

TOTAL ------------------------ Rp. 270.000.000,-

b. Kerugian Immateriil

Akibat perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh TERBANDING I dan

TERBANDING II telah mengganggu

ketenangan PEMBANDING II sehingga

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 59 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

akibat pengurusan masalah tersebut

PEMBANDING II telah mengalami

kelelahan fisik dan psikis dan selain itu

juga PEMBANDING II menjadi malu

dengan relasi-relasi PEMBANDING II

sehingga berakibat kepada

berkurangnya kepercayaannya kepada

PEMBANDING II yang telah berdampak

kepada tidak berjalan praktek

kedokteran PEMBANDING II, yang

kesemuanya tersebut tidak dapat dinilai

dengan uang, namun untuk

mempermudahkan perhitungannya

ditetapkan sebesar ----------------------------------------------------- Rp. 1.000.000,- +

TOTAL ------------------------- Rp.271.000.000,-

Terbilang : (Dua Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah)

Sehingga total kerugian yang dialami dan diderita oleh PEMBANDING II

adalah sebesar Rp. 271.000.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Satu Juta

Rupiah) yang harus dibayar secara tanggung renteng oleh PARA

TERBANDING secara sekaligus dan tunai setelah putusan dalam

perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;

Bahwa atas kerugian materiil yang diderita PEMBANDING I maka

TERBANDING I dan TERBANDING II layak dihukum secara tanggung renteng

untuk membayar bunga kepada PEMBANDING I sebesar 5 % setiap bulannya

yaitu 5/100 x Rp. 210.000.000,- = Rp. 10.500.000,- (Sepuluh Juta Lima Ratus

Ribu Rupiah) terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam

perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna;

Bahwa begitu juga atas kerugian materiil yang diderita PEMBANDING II maka

TERBANDING I dan TERBANDING II layak dihukum secara tanggung renteng

untuk membayar bunga kepada Penggugat II sebesar 5 % setiap bulannya

yaitu 5/100 x Rp. 270.000.000,- = Rp. 13.500.000,- (Tiga Belas Juta Lima

Ratus Ribu Rupiah) terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan

dalam perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 60 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Bahwa PEMBANDING I dan PEMBANDING II sangat meragukan

TERBANDING I dan TERBANDING II akan mematuhi (lalai) melaksanakan isi

putusan ini kelak untuk mengganti kerugian yang dialami oleh PEMBANDING I

dan PEMBANDING II, maka oleh karenanya sangat beralasan hukum apabila

TERBANDING I dan TERBANDING II dihukum secara tanggung renteng untuk

membayar uang paksa (dwangsoom) sebesar Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta

Rupiah) kepada masing-masing PEMBANDING I dan PEMBANDING II setiap

hari kelalaiannya tersebut terhitung sejak perkara perkara ini mempunyai

kekuatan hukum tetap hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan

secara sempurna;

Bahwa oleh karena gugatan PEMBANDING I dan PEMBANDING II didasarkan

atas bukti-bukti yang autentik dan akurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

191 ayat (1) RBg maka sangat beralasan hukum apabila terhadap putusan

aquo dapat dijalankan dengan serta merta (uit voerbar bij voorraad) meskipun

terdapat perlawanan, banding maupun kasasi;

Bahwa apabila TERBANDING I dan TERBANDING II dikalahkan dalam perkara

ini, maka sangat berdasar hukum jika TERBANDING I dan TERBANDING II

dihukum secara tanggung renteng untuk membayar seluruh biaya yang timbul

dalam perkara ini;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian yuridis di atas, maka pertimbangan hukum

dan Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 682/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,

tertanggal 23 Juni 2016 harus dibatalkan, sehingga sangat berlasan hukum

bagi Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan untuk membuat

pertimbangan hukum sendiri dengan mengacu kepada alasan-alasan

bandingyang tertuang dalam Memori Banding yang diajukan oleh PARA

PEMBANDING dan kiranya berkenan memberi putusan dalam perkara aquo

yang amarnya berbunyi, sebagai berikut :

MENGADILI :

- Menerima permohonan banding yang diajukan oleh PARA PEMBANDING

(ic. PARA PENGGUGAT);

- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan No.

682/Pdt.G/2015/PN.Mdn., tertanggal 23 Juni 2016 yang diajukan banding

oleh PARA PENGGUGAT/PARA PEMBANDING;

MENGADILI SENDIRI :

I. DALAM EKSEPSI

- Menolak eksepsi yang diajukan PARA TERGUGAT (ic. PARA

TERBANDING) untuk seluruhnya;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 61 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II (ic. PARA

PEMBANDING) untuk seluruhnya;

2.Menyatakan TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)

telah melakukan perbuatan melawan hukum (onrechmatigedaad) yang

telah mendatangkan kerugian kepada PENGGUGAT I dan PENGGUGAT

II;

3. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)

secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi baik Materiil maupun

Immateriil kepada Penggugat I sebesar Rp. 211.000.000,- (Dua Ratus

Sebelas Juta Rupiah) secara terang dan tunai setelah putusan dalam

perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;

4. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)

secara tanggung renteng untuk membayar bunga kepada PENGGUGAT I

sebesar Rp. 10.500.000,- (Sepuluh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) setiap

bulannya terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam

perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna;

5. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)

secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi baik Materiil maupun

Immateriil kepada PENGGUGAT II sebesar Rp. 271.000.000,- (Dua Ratus

Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah) secara terang dan tunai setelah putusan

dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;

6. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)

secara tanggung renteng untuk membayar bunga kepada PENGGUGAT II

sebesar Rp. 13.500.000,- (Tiga Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) setiap

bulannya terhitung sejak gugatan ini dimajukan, hingga putusan dalam

perkara ini dapat dijalankan dengan sempurna;

7. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)

secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa (Dwangsoom)

masing-masing kepada PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II sebesar Rp.

3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah) setiap hari keterlambatan untuk

melaksanakan isi putusan ini, terhitung sejak putusan perkara ini

berkekuatan hukum tetap hingga putusan dalam perkara ini dapat dijalankan

secara sempurna;

8. Menyatakan Putusan terhadap perkara ini dapat dilaksanakan dengan serta

merta (uit voerbar bij voorraad) meskipun TERGUGAT I dan TERGUGAT II

(ic. PARA TERBANDING) ataupun pihak lain mengajukan Gugatan,

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 62 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Perlawanan, Banding ataupun Kasasi;

9. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II (ic. PARA TERBANDING)

secara tanggung renteng untuk membayar segala biaya yang timbul dalam

perkara ini;

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum para Terbanding telah mengajukan

kontra memori banding tanggal 28 Desember 2016;

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan putusan Pengadilan

Negeri Medan tanggal 23 Juni 2016 Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn, Majelis

Hakim tingkat banding terlebih dahulu mempertimbangkan memori banding

para Pembanding semula para Penggugat adalah sebagai berikut;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat banding berkesimpulan bahwa

inti dari alasan keberatan yang diajukan Kuasa Hukum para Pembanding

semula para Penggugat yaitu bahwa gugatan para Penggugat sangat keliru

menempatkan para Tergugat dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan meneliti

secara cermat dan seksama berkas perkara beserta salinan resmi putusan

Pengadilan Negeri Medan Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn., tanggal 23 Juni

2016 dan memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Para

Pembanding semula para Penggugat serta kontra memori banding dari Kuasa

Hukum para Terbanding semula para Tergugat, dimana Memori Banding dan

Kontra Memori Banding hanya sebagai pengulangan saja, maka Pengadilan

Tinggi dapat menyetujui dan membenarkan putusan Majelis Hakim tingkat

pertama tersebut, oleh karena pertimbangan-pertimbangan hukumnya telah

memuat dan menguraikan dengan tepat dan benar semua keadaan serta

alasan-alasan yang menjadi dasar dalam putusannya, sehingga Pengadilan

Tinggi sependapat dengan putusan tersebut dan dijadikan dasar pertimbangan

hukum sendiri yang dianggap tercantum dalam memutuskan perkara ini di

tingkat banding;

Menimbang, bahwa dengan demikian maka pertimbangan-pertimbangan

putusan Majelis Hakim tingkat pertama tersebut diambil alih dan dijadikan dasar

didalam pertimbangan putusan Majelis Hakim tingkat banding sendiri, sehingga

putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 682/Pdt.G/2015/PN Mdn, tanggal 23

Juni 2016 dapat dipertahankan dan dikuatkan dalam peradilan tingkat banding;

Menimbang, bahwa karena para Pembanding semula para Penggugat tetap

berada dipihak yang kalah, maka haruslah dihukum untuk membayar semua

biaya yang timbul dalam kedua tingkat peradilan ini untuk tingkat banding

jumlahnya sebagaimana disebutkan dalam amar putusan ini;

PENG

ADIL

AN T

INGGI M

EDAN

Halaman 63 dari 63 Putusan Nomor 360/Pdt/2017/PT MDN.

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 jo Undang-

Undang Nomor 49 Tahun 2009, R.Bg dan peraturan perundang-undangan lain

yang bersangkuta.

M E N G A D I L I :

- Menerima permohonan banding dari Kuasa Hukum para Pembanding

semula sebagai para Penggugat tersebut;

- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor

682/Pdt.G/2015/PN Mdn. Tanggal 23 Juni 2016 yang dimohonkan

banding;

- Menghukum para Pembanding semula para Penggugat untuk membayar

biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat peradilan untuk tingkat

banding ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Jum’at tanggal 5 Januari 2018 oleh kami

Sabar Tarigan Sibero, SH.,MH selaku Hakim Ketua Majelis, Agutinus

Silalahi,SH.,MH dan H. Agusin,SH.,MH. masing-masing sebagai Hakim

Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada

hari Jum’at tanggal, 12 Januari 2018, oleh Hakim Ketua tersebut dengan

didampingi oleh kedua Hakim Anggota dandibantu oleh Pasti,SH. Panitera

Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut, tanpa dihadiri oleh kedua belah

pihak yang berperkara dan Kuasa Hukumnya.-

Hakim Anggota, Hakim Ketua,

ttd.- ttd.-

Agutinus Silalahi,SH.,MH. Sabar Tarigan Sibero,SH.MH.

ttd.-

H.Agusin,SH. MH. Panitera Pengganti,

ttd.-

P a s t i,S.H. Perincian Biaya :

1. Meterai Rp. 6.000,-

2. Redaksi Rp. 5.000,-

3. Pemberkasan Rp 139.000,-

Jumlah Rp. 150.000,-