PENGADILAN TINGGI MEDAN · PENGADILAN TINGGI MEDAN Halaman 2 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT...

60
PENGADILAN TINGGI MEDAN Halaman 1 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN P U T U S A N Nomor 223/PDT/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata pada pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : BERLIAN RUMAPEA, SH, MH : selaku Owner/Pemilik BERLIAN RESIDENCE, beralamat di jalan Harapan Pasti, Komplek Berlian Residence Nomor : 30, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai - Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia, semula sebagai TERGUGAT I KONVENSI/ PENGGUGAT REKONVENSI sekarang PEMBANDING I ; FADLY NASUTION, ST.: selaku Project Manager BERLIAN RESIDENCE, beralamat di jalan Harapan Pasti, Komplek Berlian Residence Nomor : 30, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai – Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia, semula sebagai TERGUGAT II KONVENSI sekarang PEMBANDING II ;. M e l a w a n FRANSISCA FORTUNATA-KE : Perempuan, Kewarganegaraan Indonesia, Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 18 November 1974, beralamat di jalan Letkol Martinus Lubis No. 22 A/70 B, Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Pemegang NIK : 1271015811740005. Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya : EFENDI, S.H., M.H., HADI YANTO, S.H., SUBRIL RAZAK, S.H., FERNANDO NAPITUPULU, S.H., dan ROBERT, S.H. Para Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum EFENDI, HADI & PARTNERS, beralamat di jalan Prof. H. M. Yamin, S.H. Simpang jalan Timor, Nomor : 21 E, Kelurahan Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan - 20234, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 5 September 2015, semula sebagai PENGGUGAT KONVENSI sekarang TERBANDING ; Pengadilan Tinggi tersebut ;

Transcript of PENGADILAN TINGGI MEDAN · PENGADILAN TINGGI MEDAN Halaman 2 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT...

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 1 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

P U T U S A N

Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata pada pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan

sebagai berikut dalam perkara antara :

BERLIAN RUMAPEA, SH, MH : selaku Owner/Pemilik BERLIAN RESIDENCE,

beralamat di jalan Harapan Pasti, Komplek Berlian Residence Nomor :

30, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai - Kota Medan, Sumatera

Utara, Indonesia, semula sebagai TERGUGAT I KONVENSI/

PENGGUGAT REKONVENSI sekarang PEMBANDING I ;

FADLY NASUTION, ST.: selaku Project Manager BERLIAN RESIDENCE,

beralamat di jalan Harapan Pasti, Komplek Berlian Residence Nomor :

30, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai – Kota Medan, Sumatera

Utara, Indonesia, semula sebagai TERGUGAT II KONVENSI sekarang

PEMBANDING II ;.

M e l a w a n

FRANSISCA FORTUNATA-KE : Perempuan, Kewarganegaraan Indonesia,

Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 18 November 1974, beralamat di jalan Letkol

Martinus Lubis No. 22 A/70 B, Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan

Medan Kota, Kota Medan, Pemegang NIK : 1271015811740005. Dalam

hal ini diwakili oleh Kuasanya : EFENDI, S.H., M.H., HADI YANTO, S.H.,

SUBRIL RAZAK, S.H., FERNANDO NAPITUPULU, S.H., dan ROBERT,

S.H. Para Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum EFENDI,

HADI & PARTNERS, beralamat di jalan Prof. H. M. Yamin, S.H. Simpang

jalan Timor, Nomor : 21 E, Kelurahan Gang Buntu, Kecamatan Medan

Timur, Kota Medan - 20234, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tertanggal 5 September 2015, semula sebagai PENGGUGAT

KONVENSI sekarang TERBANDING ;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 2 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan

dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUK PERKARA

Mengutip serta memperhatikan surat gugat Penggugat tanggal 16

September 2015 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Medan pada tanggal 16 September 2015 dalam Register Perkara Nomor

512/Pdt.G/2015/PN.Mdn telah mengajukan gugatan sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat bergerak dalam bidang usaha kontraktor yang beralamat

di Jalan Letkol. Martinus Lubis No. 22 A/70 B, Kelurahan Pusat Pasar,

Kecamatan Medan Kota, Kota Medan;

2. Bahwa Tergugat I adalah merupakan Owner/Pemilik dari BERLIAN

RESIDENCE, selaku developer (pengembang) perumahan yang beralamat

di Jalan Harapan Pasti, Komplek Berlian Residence Nomor : 30, Kelurahan

Binjai, Kecamatan Medan Denai - Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia;

3. Bahwa Tergugat II adalah merupakan Project Manager dari BERLIAN

RESIDENCE, selaku developer (pengembang) perumahan yang beralamat

di Jalan Harapan Pasti, Komplek Berlian Residence Nomor : 30, Kelurahan

Binjai, Kecamatan Medan Denai - Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia;

4. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II terdapat

hubungan hukum sebagaimana lebih jelas diuraikan di dalam Surat

Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 004/SPKK-BR-II/VII/2014 tertanggal

17 Juli 2014 untuk Pembuatan Pagar Dinding Batako Setinggi 2 Meter

Sepanjang 280 Meter dan Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor

005/SPKP-BR.II/IX/2014 tertanggal 1 September 2014 untuk Pembangunan

Proyek Berlian Residence Tahap II, 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 54 M2 dan 2

Unit Rumah Tinggal Tipe 72 M2;

5. Bahwa terhadap Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor 004/SPKK-BR-

II/VII/2014 tertanggal 17 Juli 2014 untuk Pembuatan Pagar Dinding Batako

Setinggi 2 Meter Sepanjang 280 Meter, maka Penggugat telah menunaikan

seluruh kewajibannya dengan baik dan sempurna sebagaimana Berita

Acara Serah Terima Pekerjaan Pagar Dinding Batako Tinggi 2 Meter

Sepanjang 280 Meter Nomor : 003/BA-BR-II/VIII/2014 tertanggal 1

September 2014 yang telah ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat II

(ic. FADLY NASUTION, S.T.) selaku Project Manager;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 3 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

6. Bahwa di dalam Berita Acara Serah Terima tersebut di atas, dengan tegas

dinyatakan bahwa uang milik Penggugat sebesar 5% (lima persen) sebagai

retensi akan dapat dicairkan setelah masa pemeliharaan berakhir dan akan

dibuatkan berita acara pemeliharaan;

7. Bahwa sebagaimana yang telah disepakati oleh Penggugat dan Tergugat I

dan Tergugat II di dalam ketentuan Pasal 9 angka (1) Surat Perjanjian

Kontrak Pekerjaan Nomor 004/SPKK-BR-II/VII/2014 tertanggal 17 Juli 2014

untuk Pembuatan Pagar Dinding Batako Setinggi 2 Meter Sepanjang 280

Meter, dimana masa pemeliharaan hasil pekerjaan adalah 90 (sembilan

puluh) hari kalender, terhitung dari tanggal Berita Acara Serah Terima

Pertama;

8. Bahwa sejak tanggal Berita Acara Serah Terima Pertama yaitu tanggal 1

September 2014 sampai dengan saat gugatan Wanprestasi (Ingkar Janji) ini

diajukan, Pengugat tidak pernah sama sekali menerima haknya

sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam ketentuan Pasal 4 angka (1)

huruf E Jo. Pasal 9 angka (1) Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor :

004/SPKK-BR-II/VII/2014 tertanggal 17 Juli 2014 untuk Pembuatan Pagar

Dinding Batako Setinggi 2 Meter Sepanjang 280 Meter;

9. Bahwa selain sisa uang retensi sebesar 5% (lima persen) sebesar Rp.

5.138.000.- (lima juta seratus tiga puluh delapan ribu rupiah) yang belum

diterima oleh Penggugat dimaksud diatas, Tergugat I dan Tergugat II juga

melakukan pembayaran yang tidak secara layak (sempurna) kepada

Penggugat, dimana dari total biaya pengerjaan dinding batako seharga Rp.

102.760.000.- (seratus dua juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah), masih

terdapat sisa kekurangan pembayaran sebesar Rp. 622.000.- (enam ratus

dua puluh dua ribu rupiah);

10. Bahwa terhadap uang retensi dan sisa kurangan pembayaran dimaksud di

atas, maka Penggugat telah memberikan kwitansi kepada Tergugat yang

disertai dengan peringatan berulang kali baik melalui Short Message

Service (SMS) maupun melalui Telepon dengan maksud agar Tergugat I

dan Tergugat II segera melunasi uang retensi dan sisa kurangan

pembayaran tersebut, akan tetapi Tergugat I dan Tergugat II tidak pernah

menanggapinya dengan baik;

11. Bahwa oleh karenanya atas tindakan dan perbuatan Tergugat I dan

Tergugat II tersebut, maka sudah sepatutnya dan beralasan hukum bagi

Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq. Yang Mulia Majelis Hakim yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 4 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menghukum Tergugat agar

segera memberikan hak Penggugat, berupa uang retensi sebesar Rp.

5.138.000.- (lima juta seratus tiga puluh delapan ribu rupiah) dan sisa

kekurangan pembayaran sebesar Rp. 622.000.- (enam ratus dua puluh dua

ribu rupiah), sehingga total kekurangan pembayaran Tergugat I dan

Tergugat II kepada Penggugat adalah sebesar Rp. 5.760.000.- (lima juta

tujuh ratus enam puluh ribu rupiah);

12. Bahwa selain dari pada hak Penggugat dimaksud di atas, maka masih

terdapat hak lain Penggugat yang belum dipenuhi oleh Tergugat I dan

Tergugat II, yaitu sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 4 angka

(1) Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005/SPKP-BR.II/IX/2014

tertanggal 1 September 2014 untuk Pembangunan Proyek Berlian

Residence Tahap II, 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 54 M2 dan 2 Unit Rumah

Tinggal Tipe 72 M2, dimana secara tegas disebutkan : “Pembayaran termyn

pertama yaitu permohonan cashbon oleh pelaksanan diajukan setelah

material masuk dan dikerjakan dapat diajukan kepada Berlian Residence

dengan ketentuan dilengkapi oleh bon pembelian bahan nilai yang

dibayarkan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan terhadap

termyn kontrak berikutnya.”;

13. Bahwa ternyata Penggugat telah mengeluarkan biaya baik berupa material

bangunan, upah pekerja, keamanan proyek dengan dana sendiri demi

kelancaran terhadap pembangunan 4 (empat) unit rumah yang terdiri dari 2

(dua) unit rumah Tipe 54 M2 dan 2 (dua) unit rumah Tipe 72 M2, dengan

total harga sebesar Rp. 143.043.665.- (seratus empat puluh tiga juta empat

puluh tiga ribu enam ratus enam puluh lima rupiah);

14. Bahwa terhadap hal tersebut di atas, telah diketahui oleh Tergugat I dan

Tergugat II yang mana Tergugat I dan Tergugat II telah memberikan kepada

Penggugat Berita Acara Progress Pembangunan 2 (dua) unit Rumah Tipe

54M2 dengan bobot progress per 9 Februari 2015 telah mencapai 24,65%

(dua puluh empat koma enam puluh lima persen) dan Berita Acara

Progress Pembangunan 2 (dua) unit Rumah Tipe 72M2 dengan bobot

progress per 9 Februari 2015 telah mencapai 20,72% (dua puluh koma tujuh

puluh dua persen) dimana kedua Berita Acara tersebut ditandatangani dan

diserahkan oleh Pegawai Tergugat yang bernama JOKO WIRJA, ST dan

FADLY, ST;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 5 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

15. Bahwa kemudian Penggugat mengajukan Cashbon kepada Tergugat

sebagaimana Surat Permohonan Pinjaman tertanggal 23 Februari 2015

yang mana pada pokoknya Penggugat mengajukan permohonan pinjaman

dana sebesar Rp. 100.000.000.- (seratus juta rupiah) guna kelancaran

pembangunan 4 (empat) unit rumah yang terdiri dari 2 (dua) unit rumah Tipe

54 M2 dan 2 (dua) unit rumah Tipe 72 M2, akan tetapi permohonan

Penggugat tersebut tidak diterima oleh Tergugat I dan Tergugat II tanpa

adanya alasan yang jelas dan rasional;

16. Bahwa akibat dari tindakan dan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II yang

tidak mau memberikan Cashbon (pinjaman) kepada Penggugat tanpa

alasan yang jelas dan rasional tersebut, maka Penggugat dengan terpaksa

tidak dapat melanjutkan pembangunan 4 (empat) unit rumah yang terdiri

dari 2 (dua) unit rumah Tipe 54 M2 dan 2 (dua) unit rumah Tipe 72 M2

dikarenakan keterbatasan dana. Padahal Tergugat I dan Tergugat II

berkewajiban untuk memberikan cashbon (pinjaman) kepada Penggugat

sebagaimana yang telah secara tegas disebutkan dalam ketentuan Pasal 4

angka (1) Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005/SPKP-

BR.II/IX/2014 tertanggal 1 September 2014 untuk Pembangunan Proyek

Berlian Residence Tahap II, 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 54 M2 dan 2 Unit

Rumah Tinggal Tipe 72 M2;

17. Bahwa terhadap terjadinya perselisihan hukum antara Penggugat dengan

Tergugat I dan Tergugat II tersebut diatas, maka Penggugat dengan itikad

baik melalui Kuasa/wakilnya telah menyampaikan Surat SOMASI

(TEGURAN) kepada Tergugat I dan Tergugat II sebanyak 2 (dua) kali,

masing-masing Surat SOMASI (TEGURAN) Pertama No. 468/CA-

SK/VI/2015 tertanggal 1 Juli2015 dan Surat SOMASI Kedua No. 473/CA-

SK/VII/2015 tertanggal 13 Juli 2015, dengan harapan agar Tergugat dengan

sukarela segera melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang telah

disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 004/SPKK-

BR-II/VII/2014 tertanggal 17 Juli 2014 untuk Pembuatan Pagar Dinding

Batako Setinggi 2 Meter Sepanjang 280 Meter dan Surat Perjanjian Kontrak

Pekerjaan Nomor : 005/SPKP-BR.II/IX/2014 tertanggal 1 September 2014

untuk Pembangunan Proyek Berlian Residence Tahap II, 2 Unit Rumah

Tinggal Tipe 54 M2 dan 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 72 M2. Akan tetapi

ternyata terhadap kedua Surat SOMASI (TEGURAN) dimaksud tidak

ditanggapi dengan baik dan serius oleh Tergugat I dan Tergugat II;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 6 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

18. Bahwa bukti dari itikad buruk Tergugat I dan Tergugat II tercantum di dalam

suratnya No : 019/BR-JS/VII/2015 tertanggal 28 Juli 2015 pada poin ke 5

(lima) dengan arogan menyatakan sebagai berikut :

“Terhadap isi surat saudara yang menyatakan untuk tidak bersedia lagi

melanjutkan pekerjaan pembangunan 4 (empat) unit rumah Berlian

Residence tersebut masing-masing di atas dan meninggalkan pekerjaan

saudara, maka hal itu di luar keinginan kami, oleh karena sudah ditinggal

maka segala sesuatu menjadi milik Berlian Residence.”

19. Bahwa atas tindakan dan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II yang tidak

dengan sukarela segera melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang

telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor :

004/SPKK-BR-II/VII/2014tertanggal17 Juli 2014 untuk Pembuatan Pagar

Dinding Batako Setinggi 2 Meter Sepanjang 280 Meter dan Surat Perjanjian

Kontrak Pekerjaan Nomor : 005/SPKP-BR.II/IX/2014 tertanggal 1

September 2014 untuk Pembangunan Proyek Berlian Residence Tahap II, 2

Unit Rumah Tinggal Tipe 54 M2 dan 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 72 M2

tersebut, maka tindakan dan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II tersebut

dikwalificier sebagai Perbuatan Wanprestasi (Ingkar Janji);

20. Bahwa ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata menyebutkan sebagai berikut

“Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu,

wajib diselesaikan dengan memberikan penggantian biaya, kerugian dan

bunga, bila debitur tidak memenuhi kewajibannya.”

21. Bahwa atas tindakan dan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II tersebut,

mengakibatkan Penggugat mengalami kerugian materiil sebesar Rp.

148.803.665.- (seratus empat puluh delapan juta delapan ratus tiga ribu

enam ratus enam puluh lima rupiah), dengan rincian :

a. Hak retensi sebesar Rp. 5.138.000.- (lima juta seratus tiga puluh delapan

ribu rupiah);

b. Sisa kekurangan pembayaran sebesar Rp. 622.000.- (enam ratus dua

puluh dua ribu rupiah);

c. Pembelian material bangunan, pembayaran upah pekerja dan uang

keamanan proyek dengan dana Penggugat demi kelancaran terhadap

pembangunan 4 (empat) unit rumah yang terdiri dari 2 (dua) unit rumah

Tipe 54 M2 dan 2 (dua) unit rumah Tipe 72 M2, dengan total harga

sebesar Rp. 143.043.665.- (seratus empat puluh tiga juta empat puluh

tiga ribu enam ratus enam puluh lima rupiah);

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 7 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

22. Bahwa Penggugat juga mengalami kerugian berupa kehilangan keuntungan

yang diharapkan (uitdervings) atau yang seharusnya diperoleh Penggugat

sekiranya perjanjian terpenuhi dengan baik, sebesar Rp.

47.880.000,.(empat puluh tujuh juta delapan ratus delapan puluh ribu

rupiah);

23. Bahwa Penggugat juga mengalami kerugian berupa bunga dari Hak retensi,

Sisa kekurangan pembayaran, Pembelian material bangunan, pembayaran

upah pekerja dan uang keamanan proyek yang telah dikeluarkan dengan

dana Penggugat demi kelancaran terhadap pembangunan 4 (empat) unit

rumah yang terdiri dari 2 (dua) unit rumah Tipe 54 M2 dan 2 (dua) unit

rumah Tipe 72 M2, sebesar setara bunga bank, yaitu 2 % (dua persen) per-

bulan x (Rp. 5.138.000 + Rp. 622.000 + Rp. 143.043.665 = 2 % x Rp.

148.803.665 = Rp. 2.976.073.- (dua juta sembilan ratus tujuh puluh enam

ribu tujuh puluh tiga rupiah) terhitung sejak tanggal gugatan ini didaftarkan

di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan sampai dengan perkara ini

mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde);

24. Bahwa oleh karena Tergugat I dan Tergugat II telah terbukti melakukan

tindakan dan perbuatan cidera janji (wanprestasi) terhadap Penggugat,

sehingga dengan demikian telah menimbulkan hak normatif bagi Penggugat

untuk menuntut ganti kerugian seperti terurai diatas;

25. Bahwa Penggugat mempunyai sangka yang beralasan dan karenanya

Penggugat khawatir bahwa Tergugat I dan Tergugat II berupaya untuk

mengalihkan dan atau menyembunyikan harta kekayaannya guna

menghindari tanggungjawabnya atas tuntutan Penggugat tersebut diatas.

Oleh karena itu Penggugat mohon dengan hormat perkenan Ketua

Pengadilan Negeri Medan untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir

beslag), atas harta benda tidak bergerak milik Tergugat I dan Tergugat II,

berupa 1 (satu) unit rumah yang dikenal sekitar dengan nama “BERLIAN

RESIDENCE”, beralamat di Jalan Harapan Pasti, Komplek Berlian

Residence Nomor 30, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai – Kota

Medan, Sumatera Utara, Indonesia;

25. Bahwa gugatan Penggugat ini didukung oleh bukti-bukti yang sah, kuat, dan

cukup, serta atas dasar hukum yang sahih, sehingga oleh karenanya cukup

alasan hukum jika Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri

Medan untuk :

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 8 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan secara terlebih

dahulu (uit voerbaar bij voorraad) walaupun ada perlawanan, banding

maupun kasasi;

Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar ongkos

perkara ini;

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan tersebut diatas Penggugat dengan

ini mohon kehadapan Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan yang mengadili

perkara ini agar sudi kiranya memanggil para pihak yang berperkara untuk hadir

dan menetapkan suatu hari persidangan dalam perkara ini serta memberi

keputusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

PRIMAIR

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang telah

diletakkan dalam perkara ini;

3. Menyatakan sah dan berharga Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor :

004/SPKK-BR-II/VII/2014 tertanggal 17 Juli 2014 untuk Pembuatan Pagar

Dinding Batako Setinggi 2 Meter Sepanjang 280 Meter dan Surat Perjanjian

Kontrak Pekerjaan Nomor : 005/SPKP-BR.II/IX/2014 tertanggal 1 September

2014 untuk Pembangunan Proyek Berlian Residence Tahap II, 2 Unit

Rumah Tinggal Tipe 54 M2 dan 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 72 M2;

4. Menyatakan demi hukum bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah

Wanprestasi (Ingkar Janji);

5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar ganti rugi kepada

Penggugat secara tunai dan seketika atas tindakan dan perbuatan Tergugat

I dan Tergugat II tersebut, mengakibatkan Penggugat mengalami kerugian

materiil sebesar Rp. 148.803.665.- (seratus empat puluh delapan juta

delapan ratus tiga ribu enam ratus enam puluh lima rupiah) dengan rincian :

a. Hak retensi sebesar Rp. 5.138.000.- (lima juta seratus tiga puluh delapan

ribu rupiah);

b. Sisa kekurangan pembayaran sebesar Rp. 622.000.- (enam ratus dua

puluh dua ribu rupiah);

c. Pembelian material bangunan dengan dana Penggugat demi kelancaran

terhadap pembangunan 4 (empat) unit rumah yang terdiri dari 2 (dua)

unit rumah Tipe 54 M2 dan 2 (dua) unit rumah Tipe 72 M2, dengan total

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 9 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

harga sebesar Rp. 143.043.665.- (seratus empat puluh tiga juta empat

puluh tiga ribu enam ratus enam puluh lima rupiah);

6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar bunga 2% (dua

persen) dari seluruh kerugian materil Penggugat sebesar Rp. 148.803.665.-

(seratus empat puluh delapan juta delapan ratus tiga ribu enam ratus enam

puluh lima rupiah) sejumlah Rp. 2.976.073.- (dua juta sembilan ratus tujuh

puluh enam ribu tujuh puluh tiga rupiah) terhitung sejak tanggal gugatan ini

didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan sampai dengan

perkara ini mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van

gewisjde);

7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengganti secara tunai dan

seketika seluruh keuntungan yang diharapkan (uitdervings) atau yang

seharusnya diperoleh Penggugat sekiranya perjanjian terpenuhi dengan

baik, sebesar Rp. 47.880.000.- (empat puluh tujuh juta delapan ratus

delapan puluh ribu rupiah);

8. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan secara terlebih dahulu (uit

voerbaar bij voorraad) walaupun ada perlawanan, banding maupun kasasi;

9. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar ongkos-ongkos

perkara yang timbul dalam perkara ini

SUBSIDAIR

Atau apabila Ketua Pengadilan Negeri CQ Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang

seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Membaca jawaban Tergugat I terhadap gugatan Penggugat tersebut

yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI

Bahwa Tergugat I sangat keberatan terhadap gugatan Penggugat ini dengan

argumentasi sebagai berikut ;

I. PENGGUGAT TIDAK MELAKSANAKAN PRESTASINYA (Non adimpleti

contracus)

- Bahwa fakta empirik/lapangan ditemukan retak-retak pada Pagar

Dinding Batako yang dibangun/dikerjakan oleh Penggugat. Bahwa

perbaikan terhadap pagar/dinding batako yang retak-retak tersebut tidak

pernah diperbaiki oleh Penggugat padahal itu merupakan domain

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 10 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

pemeliharaan/perbaikan yang sejatinya merupakan prasyarat pencairan

retensi. Bahwa demikian juga pelunasan kurang bayar sejumlah

Rp.622.000,- (enam ratus dua puluh dua ribu rupiah),hal itu telah

disepakati digabungkan dengan pencairan retensi. Oleh karena itu,

tindakan Tergugat I yang tidak mencairkan retensi bukan merupakan

perbuatan ingkar janji sebagaimana didalilkan oleh Penggugat

melainkan disebabkan oleh masih adanya kewajiban Penggugat yang

tidak dipenuhi yaitu memperbaiki atau pemeliharaan pagar/dinding

batako yang retak- retak tersebut.

- Bahwa Penggugat telah ingkar janji atas pembangunan 2 Unit Rumah

Contoh Tipe 54 M2 yaitu Tipe 54 m2/116m2 di Kavling 8A dan Tipe

54/90m2 di Kavling SB (hanya selesai 24,65%). Demikian juga

pembangunan 2 (dua) Unit Rumah Contoh Tipe 72M2, masing-masing

Tipe 72 m2/105 m2 di Kavling 88K dan Tipe 72m2/l05m2 di Kavling 88L

(hanya selesai 20,62%).Bahwa Penggugat terbukti tidak menyelesaian

pembangunan tersebut hingga masa perjanjian berakhir tanggal 5

Januari 2015.

- Bahwa berdasarkan kesepakatan,waktu pembangunan hingga

penyerahan kunci terhadap 4 Unit Rumah Contoh itu adalah 120 hari,

terhitung dari 30 Agustus 2014 atau diberi toleransi memulai pekerjaan

paling iama 7 (tujuh) hari dihitung dari saat Surat Perintah Kerja

diterbitkan sehingga terminasi perjanjian adalah 5 januari 2015. Pada

saat itu, serah terima kunci harus di|aksanakan. (Vide Pasal 5 Perjanjian

Kontrak Pekerjaan No.005/SPKP-BR.II/IX/2014 tertanggal 1 September

2014).

- Bahwa fakta-fakta di atas eksplisit telah menjelaskan bahwa Penggugat

justru tidak menunaikan kewajiban kontraktualnya sehingga dalam

konteks ini Penggugat berada pada posisi Non adimpleti contractus.

Oleh karena itu, gugatan atas perkara a quo semestinya tidak diajukan

atau dengan kata lain gugatan ini tidak berdasarkan dan beralasan

hukum.

II. GUGATAN KABUR (OBSCUUR LIBEL)

Bahwa selain gugatan a quo bersifat Non adimpleti contractus, terdapat banyak dalil Penggugat yang bersifat kabur (obscuur) juga beberapa petitumnya. HaI-hal itu akan dielaborasi dalam argumentasi berikut.

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 11 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

1. Bahwa dalam komparasi gugatan, kualitas dan kapasitas Tergugat I dan

Tergugat II secara terang benderang diformulasikan dengan redaksi/frasa

“BERLIAN RUMAPEA, S.H.,M.H. selaku Owner/Pemilik BERLIAN

RESIDENCE”. Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT I.Sedangkan

Tergugat II dirumuskan ”FADLY NASUTION,S.T. gglalcg Project

Manager".SeIanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II.Bahwa bahkan dalam

positanya 2 dan 3, kualitas dan kapasitas itu dipertegas sekali Iagi. - Bahwa frasa "seIaku owner/pemIIik”,artinya secara yuridis penanggung

jawab Berlian Residence Tahap II sepenuhnya adalah Tergugat I

sebagai subjek hukum perorangan (persoon/private entity) yang memiliki

komplek I perumahan itu. Sedangkan frasa ”seIaku Project

Manager”,maka dalam konteks ini berarti Tergugat II hanyalah karyawan

Tergugat I dengan jabatan tersebut.(Pengelola/Manajer Proyek)

- Bahwa dengan kualitas Project Manager/karyawan sehingga secara

yuridis Tergugat II tidak bisa diminta pertanggungjawabannya atau

dengan kata Iain dia tidak memiliki hubungan hukum apa pun dengan

Penggugat justru ditarik sebagai “Pihak" dalam perkara a quo.

Maka,penarikan Tergugat II sebagai pihak, haI itu sangat jelas

merupakan kekeIiruan.(Error in persona).

- Bahwa tindakan Tergugat II menerbitkan Surat Perintah Kerja

No.003/SPK-BR-II/PM/VII/2014 tanggaI 8 Juli 2014 didasarkan pada

Surat Kuasa Khusus No.001/SKK-BR-II/SPK/VII/2014 tanggaI 3 Juli

2014,adapun pembuatan dan penandatanganan Surat Perjanjian

Kontrak Pekerjaan No.004/SPKK-BR-II/VII/2014 tanggal 17 Juli 2014

dilakukan dengan Surat Kuasa Khusus No.002/SKK/BR-

II/SKPPTB/VII/201 tanggal 14 Juli 2014.Bahwa penerbitan Surat

Perintah Kerja No.004/SPK-BR II/PM/VIII/2014 tanggal 30 Agustus 2014

didasarkan pada wewenang yang diberikan daIam Surat Kuasa Khusus

No.003/SKK-BR-II/SPK/VIII/201144 tanggal 29 Agustus

2014,sedangkan pembuatan dan penandatanganan Surat Kontrak

Pekerjaan No.005/SPKP-BR.II/IX/2014 tanggal 1 September 2014

didasarkan pada Surat Kuasa Khusus No.004/SKK-BR-II/SPP/VIII/2014

tanggal 30 Agustus 2014.

2. Bahwa kekeliruan pemahaman Penggugat atas hal-haI tersebut

berlanjut/diulangi Iagi pada dalil-daIiI gugatannya. Bahwa Penggugat

mencampuradukkan/tidak menarik distingsi perihal kualitas dan kapasitas

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 12 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Tergugat I dan Tergugat II dalam perkara a quo dapat dibaca dalam dalil-

daIiI pada posita 4, 7, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 24, dan 25. 3. Bahwa daIiI-daIiI obscuur Iain, seIain yang telah dijelaskan di

atas,terdapat dalam posita 22 tentang kerugian keuntungan yang

diharapkan karena nominalnya Rp.47.880.000,- (empat puluh tujuh juta

delapan ratus delapan puluh ribu rupiah) tidak didasarkan pada

perhitungan yang Iogis atau tidak ada dasar perhitungannya. 4. Bahwa selanjutnya,disamping hal-hal/fakta-fakta tersebut,masih terdapat

sejumlah petitum yang mencampuradukkan antara kualitas dan kapasitas

Tergugat I dan Tergugat II serta tiqak jelas pula bagaimana tuntutan-

tuntutan tersebut dapat dilaksanakan kelak.Hal-hal/fakta-fakta tersebut

diformulasikan sebagai berikut : 1) petitum nomor 4 tentang menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah

melakukan wanprestasi; 2) petitum nomor 5 tentang menghukum Tergugat I dan Tergugat II

membayar ganti rugi kepada Penggugat namun tidak jelas cara

melaksanakannya atau berapa porsi masing-masing; " 3) petitum nomor 6 tentang menghukum Tergugat I dan Tergugat II

membayar bunga 2%,namun tidak jelas cara melaksanakannya atau

berapa porsi masing-masing; 4) petitum nomor 7 tentang menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk

mengganti seluruh keuntungan yang diharapkan sebesar

Rp.47.880.000,- (empat puluh tujuh juta delapan ratus delapan puluh

ribu rupiah) akan tetapi tidak ada dasar perhitungannya dan tidak pula

jelas cara melaksanakannya atau berapa porsi masing- masing,dan; 5) petitum nomor 9 tentang menghukum Tergugat I dan Tergugat II

membayar ongkos-ongkos perkara yang timbul dalam perkara a quo

namun tidak jelas cara melaksanakannya atau berapa porsi masing-

masing. DALAM POKOK PERKARA

Jawaban pada eksepsi diatas secara mutatis mutandis dimohon dianggap

merupakan bagian integral dari jawaban dalam pokok perkara Ini.Terhadap dalil

dalil gugatan atas perkara Ini,Tergugat I memberi tanggapan sebagai berikut:

1. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Penggugat pada posita nomor 4

dengan argumentasi bahwa kualitas Tergugat II dalam konteks ini adalah

karyawan Tergugat I.Bahwa selaku karyawan dari Tergugat I yang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 13 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

bersangkutan tidak memiliki hubungan hukum apa pun dengan

Penggugat.Bahwa dengan fakta/argumentasi ini sehingga Tergugat II tidak

bisa dikategorikan sebagai legal representative/Kuasa berdasarkan Jabatan

dari Tergugat I (sebagaimana seorang direktur dalam perseroan terbatas).

Maka,menarIk Tergugat II sebagai ”Pihak" dalam perkara a quo sungguh

kekeliruan yang nyata-nyata.(Error in persona).

2. Bahwa Tergugat I menolak dalil-daIiI Penggugat pada posita nomor 5, 6, 7,

dan 8 dengan argumentasi bahwa Tergugat I tidak dapat mencairkan

rentensi 5% dari nilai pekerjaan atau nominalnya sejumlah Rp.5.138.000,-

(lima juta seratus tiga puluh delapan ribu rupiah) karena berdasarkan

peninjauan Iapangan/fakta empirik ditemukan retak-retak pada pagar

dinding batako yang dikerjakan/dibangun oleh Penggugat.Bahwa sampai

gugatan atas perkara a quo didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Medan,retak-retak itu tidak pernah diperbaiki oleh Penggugat,padahaI itu

termasuk domain pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab kontraktual

Penggugat.

3. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Pengugat pada posita nomor 9

karena pelunasan kurang bayar yang berjumlah Rp.622.000,- (enam ratus

dua puluh dua ribu rupiah) itu telah disepakati digabungkan dengan

pencairan retensi.

4. Bahwa dalil-dalil posita nomor 10 dan 11 ditolak dengan semua

argumentasi poin-poin jawaban nomor 2 dan 3 di atas.

5. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Pengugat pada posita nomor 12

dengan argumentasi sebagai berikut.

1) Bahwa pada tanggal 13 November 2014,Penggugat memang benar

mengajukan Cashbon sejumlah Rp.90.000.000,- (sembilan puluh juta

rupiah) kepada Tergugat I melalui Tergugat II.Bahwa pengajuan itu

dilakukan setelah 63 (enam puiuh tiga) hari Penggugat

bekerja,terhitung dari yang bersangkutan muIaI mengerjakan 4

(empat) pembangunan Unit Rumah Contoh.

Bahwa pengajuan itu sangat terlambat dibandingkan dengan Iama

pengerjaan 4 Unit Rumah Contoh seIama 120 (seratus dua puluh) hari.

(Dari 4 September 2014 s/d 5 Januari2015).

2) Bahwa karena permohonan cashbon itu tidak didukung data

(supporting data) tentang Bobot Kemajuan Pekerjaan sehingga

nominal cashbon itu menjadi tidak jelas/Iogis.

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 14 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

3) Bahwa seIain itu, fakta di Iapangan menjeIaskan,ketika permohonan

itu diajukan, justru “Penggugat telah meninggalkan/menelantarkan

pekerjaan selama 24 (dua puluh empat) hari, dari 1 November 2014

sampai 24 November 2014. Bahwa terhadap tindakan penelantaran

itu,Tergugat I melalui Tergugatfll telah menegur Penggugat dengan

Surat Intruksi No.006/SI-BR-II/XI2014 tanggal 25 November 2014.

4) Bahwa penelantaran pekerjaan selama 24 hari itu, jelas melanggar

atau bertentangan dengan butir kesepakatan sebagaimana diatur

dalam Pasal 10.2 Perjanjian Kontrak Pekerjaan tanggal 1 September

2014.

6. Bahwa Tergugat I menolak keras daIII Pengugat pada posita nomor 13, 14,

dan 15 dengan argumentasi bahwa permohonan cashbon sejumlah

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) diajukan pada tanggal 23 Pebruari

2015,padahaI saat itu masa kontrak kerja telah berakhir.Bahwa terminasi

kontrak adalah 5 Januari 2015 sehingga secara hukum/by Iaw,haI itu tidak

sah/mengikat Iagi.

Bahwa terlepas dari terminasi kontrak tersebut,menurut ketentuan PasaI 4.2

Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan No.005/SPKP-BR.II/IX/2014 tanggal 1

September 2014, "Pembayaran termin kedua dibayarkan sebesar 25% (dua

puluh Iima persen) dari nIIai kontrak dipotong 5% dengan syarat kemajuan

bobot pekerjaan di Iapangan dinilai setelah di atas 25% (dua puluh lima

persen).Berkait dengan ketentuan itu,sesuai dengan Laporan Harian Bobot

Kemajuan Pekerjaan di Iapanganjaktanya pada saat itu bobot kemajuan

pekerjaan Penggugat tidak mencapai 25% ."

Jadi,dengan ketentuan itu,daIII Penggugat bahwa permohonan (cashbon-

Kuasa Hukum Tergugat I) tidak diterima tanpa adanya alasan yang jelas dan

rasional telah terbantahkan.

7. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Pengugat pada posita nomor 16

dengan argumentasi poin jawaban nomor 6 di atas.Bahwa selain itu, fakta

empirik menunjukkan bahwa menurut Laporan Harian Bobot Kemajuan

Pekerjaan Periode tanggal 8-9 Februari 2015,prosentase bobot kemajual

pekerjaan untuk pembangunan 2 Unit Rumah Contoh Tipe 54 M2 baru

24,65%.Sedangkan untuk 2 Unit Rumah Contoh Tipe 72 M2,untuk periode

yang sama, bobot kemajuan pekerjaan hanya 20,62%.

Bahwa fakta-fakta tentang bobot kemajuan pekerjaan dan masa perjanjian

pengerjaan telah berakhir/terminasi perjanjian dan serah terima kunci teiah

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 15 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Iewat puIa,ha|-hai ituiah yang menyebabkan permintaan pinjaman tidak

dapat dikabulkan oleh Tergugat I.(Vide Pasal 5 Surat Perjanjian Kontrak

Pekerjaan No.O05/SPKP-BR.II/IX/2014 tanggal 1 September 2014).

8. Bahwa dalil Pengugat pada posita nomor 17 ditolak dengan argumentasi

poin eksepsi Nan adimpleti contractusjuncto poin jawaban nomor 6 dan 7 di

atas.

9. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Pengugat pada posita 18 yang

merupakan asumsi belaka dari Penggugat. Bahwa kesimpulan/’...maka

segala sesuatu menjadi milik Berlian Residence", itu didasarkan pada

ketentuan Pasal 10.2 Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan No.005/SPKP-

BR.II/IX/2014 tanggal 1 September 2014.Bahwa pernyataan/konklusi itu

sama sekali bukanlah cerminan sikap arogan,meIainkan fakta

hukum/sesuai dengan syarat perjanjian.

10. Bahwa kesimpulan Penggugat sebagaimana didaliikan dalam posita 19

ditolak keras oleh Tergugat I dengan argumentasi sebagaimana dijeiaskan

dalam Eksepsi Nan adimpleti contractus juncto poin jawaban nomor 2,3, 6,

dan 7 di atas.

11. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Pengugat pada posita nomor 20 dan

21 sub a dan, b dengan argumentasi sebagaimana dijelaskan dalam

Eksepsi Non adimpleti contractus juncto poin jawaban nomor 2 dan 3.

Sedangkan dalil posita nomor 21 sub c ditolak dengan alasan hukum

Eksepsi Non adimpleti contractus juncto poin jawaban nomor 6 dan 7 juncto

poin jawaban nomor 9.

12. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Pengugat pada posita nomor 22

dengan argumentasi Eksepsi Non adimpleti contractusjuncto poin jawaban

nomor 2, 3, 6, dan 7 di atas disamping itu, nominal itu tidak jelas dasar

perhitungannya sehingga tidak Iogis.

13. Bahwa dalil-dalil Penggugat dalam posita nomor 23 dan 24 ditolak keras

oleh Penggugat dengan argumentasi sebagaimana diuraikan dalam

Eksepsi Non adimpleti contractus juncto Eksepsi Obscuur Iibellum

(secara khusus tentang kekeliruan menarik Tergugat ll sebagai “Pihak”

dalam perkara a quo) _iuncto poin jawaban nomor 2, 3, 6, dan 7 di atas.

14. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Pengugat pada posita nomor 25

dengan argumentasi sebagaimana diuraikan dalam Eksepsi Non adimpleti

contractus juncto Eksepsi Obscuur libellum (terutama tentang kekeliruan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 16 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

menarik Tergugat ll sebagai "Pihak" dalam perkara a quo) juncto poin

jawaban nomor 2, 3, 6, dan 7 di atas.

DALAM REKONVENSI

Sebagaimana telah dielaborasi dalam Eksepsi tentang Non adimpleti

contractus bahwa Penggugat juga telah melakukan perbuatan ingkar janji

(wanprestasi) kepada Tergugat I. OIeh karena itu,pada kesempatan ini

Tergugat I selanjutnya disebut Penggugat Rekonvensi,dengan ini mengajukan

Gugatan Rekonvensi kepada semula Penggugat sekarang dan untuk

seterusnya disebut Tergugat Rekonvensi,dengan alasan-alasan/posita sebagai

berikut.

1. Menurut Surat Perintah Kerja (SPK) tanggal 30 Agustus 2014 bahwa

pekerjaan dapat dimulai pada tanggal 1 September 2014 dan berlaku sejak

tanggal surat ini (SPK) diterima (oleh Pihak Tergugat Rekonvensi-Kuasa

Hukum Penggugat Rekonvensi),se|anjutnya akan dibuat Surat Kontrak dan

Termijn Pembayaran.

2. Bahwa Pasal 6 Perjanjian Kontrak Pekerjaan No.005/SPKP-BR.II/IX/2014

tertanggal 1 September 2014, yang mengatur mengenai “Permulaan

Pekerjaan", menyatakan bahwa Pihak Kedua (in casu Tergugat

Rekonvensi) harus memulai melaksanakan pekerjannya selambat-

Iambatnya 7 (tujuh) hari sejak keluarnya Surat Perintah Kerja dari Pihak

Pertama (in casu Penggugat Rekonvensi).Bahwa dengan adanya toleransi

memulai pekerjaan selama 7 (tujuh) hari itu,sehingga batas akhir

melaksanakan pekerjaan adalah 4 September 2014.

3. Bahwa selanjutnya, Pasal 5 Perjanjian Kontrak Pekerjaan No.005/SPKP-

BR.II/IX/2014 tertanggal 1 September 2014,yang mengatur tentang ”Waktu

Pelaksanaan”,menyatakan bahwa untuk melaksanakan pekerjaan

sebagaimana ketentuan dalam Pasal 2 Surat perjanjian pemborongan

ini,PlHAK KEDUA (in casu Tergugat Rekonvensi) bersedia dan sanggup

untuk menyelesaikannya dalam waktu 120 (seratusn dua puluh) hari kerja

serah kunci kepada Beriian Residencexerhitung sejak tanggal Surat

perintah Kerja diterbitkan dan sampai tanggal Serah Terima Pekerjaan

Pertama.Bahwa ditautkan dengan ketentuan Pasai 6 tersebut,maka batas

waktu "serah terima kunci" atau waktu berakhirnya/terminasi kontrak adalah

5 Januari 2015.

4. Bahwa akan tetapi,faktanya sampai 5 Januari 2015 yang merupakan saat

berakhirnya/terminasi kontrak dan sekaligus serah terima

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 17 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

kunci,pembangunan 2 (dua) Unit Rumah taitu Contoh Tipe 54 m2/116m2,

lokasinya di Kavling 8A dan di Kavling 8B Tipe 54/90m2,tidak

dipenuhi/hanya diselesaikan 24,65%.Sedangkan pembangunan 2 Unit

Rumah Contoh Tipe 72 m2, masing-masing berlokasi di Kavling 88K yakni

Tipe 72 m2/105 m2 dan di Kaviing 88L,Tipe 72m2/l05m2, keduanya juga

tidak dipenuhi/cuma diselesaikan 20,62%.

Bahwa fakta-fakta tersebut menjelaskan dengan terang benderang dan

pada akhirnya membuktikan bahwa Tergugat Rekonvensi telah melakukan

Perbuatan Ingkar Janji (wanprestasi) kepada Penggugat Rekonvensi.

5. Bahwa Pasal 10 ayat (1) Perjanjian Kontrak Pekerjaan No.005/SPKP-

BR.II/IX/2014 tertanggal 1 September 2014),yang mengatur tentang Denda-

Denda dan Sanksi-Sanksi,menyatakan,"Apabila penyerahan pekerjaan

pemborongan tersebut tidak dilakukan pada waktu yang telah

ditentukan,maka PIHAK KEDUA (dalam hal ini Tergugat Rekovensi-kursif

Kuasa Hukum Penggugat Rekonvensi) dikenakan denda sebesar 0.005

(lima permil) dari seluruh harga borongan pekerjaan setiap hari kalender

keterlambatan selama 3 (tiga) hari dan dengan jumiah setinggi-tingginya 5%

(lima persen)”.Bahwa untuk gugatan rekovensi ini,Penggugat Rekonvensi

memutuskan menuntut denda terendah sebesar 0.005 (lima permil) per

hari.

6. Bahwa dalam poin posita 4 di atas teiah dijelaskan bahwa sampai masa

perjanjian berakhir 5 Januari 2015 dan dikaitkan dengan Laporan Harian

Bobot Kemajuan Pekerjaan periode 8-9 Februari 2015,faktanya

progresi/bobot kemajuan pekerjaan yang dilakukan oleh Tergugat

Rekonvensi adalah 24,65% untuk Unit Rumah Contoh Tipe 54 m2/116m2,

Iokasinya di Kaviing 8A dan di Kavling 8B Tipe 54/90m2,sedangkan untuk

Unit Rumah Contoh Tipe 72 m2, masing-masing beriokasi di Kavling 88K

yakni Tipe 72 m2/105 m2 dan di Kaviing 88L,Tipe 72m2/l05m2 hanya

20,62%.Bahwa akan tetapi,untuk tuntutan denda dalam konteks

ini,Penggugat Rekonvensi menggabungkan dan kemudian membulatkan

prosentase progresi pekerjaan yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi itu

ke atas sehingga menjadi 24% (dua puluh empat persen).

7. Bahwa sejatinya,waktu ideal yang dibutuhkan untuk bobot/progresi

pekerjaan 24 persen itu adalah 29 (dua puluh sembilan) hari kalender dan

terhadap sisa perkerjaan yang tidak terpenuhi/perbuatan wanprestasi

adalah 76% (tujuh puluh enam persen),waktu ideal yang dibutuhkan untuk

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 18 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

merampungkannya adalah 91 (Sembilan puluh satu) hari sehingga ,

prestasi 100% (seratus persen) terpenuhi dalam 120 (seratus dua puluh)

hari kalendenperiode 4 September 2014 sampai 5 lanuari 2015.

8. Bahwa ditautkan dengan fakta perbuatan ingkar janji yang dilakukan oleh

Tergugat Rekonvensi kepada Penggugat Rekonvensi, sebagaimana

dijelaskan dalam posita nomor 4 dan 5 di atas,maka dalam konteks

ini,Penggugat Rekonvensi memiliki hak untuk menuntut denda kepada

Tergugat Rekovensi sebesar Rp.165.569.040,- (seratus enam puluh lima

juta lima ratus enam puluh sembilan ribu empat puluh rupiah). Adapun

dasar perhitungan/rinciannya adalah sebagai berikut: 76 % x

Rp.478.800.000,-= Rp.363.888.000,- x 0.005% = Rp.1.819.440,- x 91 =

Rp.165.569.040,- (seratus enam puluh lima juta lima ratus enam puluh

sembilan ribu empat puluh rupiah).

Keterangan : 76% adalah prosentase pekerjaan proyek yang tidak

diselesaikan (perbuatan wanprestasi Tergugat

Rekovensi),Rp.478.800.000,- merupakan nilai proyek/pembangunan 4 Unit

Rumah Contoh,sedangkan Rp.363.888.000,- adalah nilai nominal

proyek/pekerjaan yang terlambat bahkan tidak selesai dikerjakan,0.005%

adalah prosentase denda keterlambatan terendah,Rp.1.819.440,-adalah

nominal denda terendah per hari, dan 91 adalah lama hari keterlambatan

penyelesaian pembangunan 4 Unit Rumah 4 Contoh, sebagaimana telah

diuraikan di atas.

Berdasarkan uraian-uraian dan fakta-fakta tersebut,maka Penggugat Rekovensi

memohon Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Medan yang

memeriksa dan mengadili serta memutus gugatan perkara a quo berkenan

memutuskan dengan amar sebagai berikut.

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI

1. Mengabulkan eksepsi Tergugat I untuk seluruhnya;

2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvantkelijk

verklaard).

DALAM POKOK PERKARA

1. Menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya. 2. Menyatakan Tergugat I tidak melakukan perbuatan lngkar Janji

(Wanprestasi) kepada Penggugat.

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 19 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

3. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul

dalam perkara ini.

DALAM REKONVENSI

PRIMAIR 1. Mengabulkan Gugatan Rekonvensi untuk seluruhnya.

2. Menyatakan Penggugat Rekonvensi adalah penggugat yang benar dan

baik.

9. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar denda keterlambatan

yang merupakan Perbuatan lngkar Janji (Wanprestasi) kepada Penggugat

Rekonvensi sebesar Rp.165.569.040,- (seratus enam puluh lima juta lima

ratus enam puluh sembilan ribu empat puluh rupiah) secara tunai dan

sekaligus.

3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar seluruh biaya yang

timbul dalam perkara a quo.

SUBSIDAIR

Atau apabila Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Medan

yang memeriksa dan mengadili serta memutus gugatan perkara a quo

berpendapat Iain, dimohon untuk memberikan putusan yang seadil-

adiInya.(ExAequo Et Bono)

Membaca jawaban Tergugat II terhadap gugatan Penggugat tersebut

yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI

Bahwa Tergugat II sangat berkeberatan terhadap penarikan dirinya selaku

“pihak” dalam perkara aquo sehingga menolak semua dalil – dalil Penggugat

dengan argumentasi sebagai berikut ;

1. GUGATAN SALAH MENGENAI ORANGNYA (ERROR IN PERSONA)

Bahwa menurut Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 13 Desember 1958 dalam putusan No.4K/Sip/158 dengan kaidah hukumnya,menyatakan “Syarat mutlak untuk menuntut seseorang di depan pengadilan adalah adalah adanya perselisihan hukum antara kedua belah pIhak". Sehubungan dengan itu,sebuah gugatan haruslah memuat ”rechteIIjke grond/legal grounds” yaitu hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat yang berkait dengan materi dan objek gugatan. SeIain rechtelijk grand

,daIam gugatan harus dimuat “FeiteIijke grond/legal facts” yakni adanya

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 20 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

peristiwa hukum yang berkaitan Iangsung antara Penggugat dengan Tergugat dengan materi dan objek gugatan. Ditautkan dengan kaidah-kaidah di atas, Penggugat dalam gugatannya

telah nyata-nyata mencampur adukkan kualitas dan kapasitas Tergugat I dan Tergugat II. Bahwa Tergugat I adalah pihak yang mesti dituntut pertanggungjawaban hukumnya selaku owner/pemiIik dari Berlian Residence Tahap II,(Sebuah komplek perumahan yang dikeIoIa secara perseorangan),sedangkan Tergugat II hanya merupakan karyawan dari Tergugat I (Pelaksana/Manajer Proyek),sehIngga sejatinya tidak memiliki

hubungan hukum dengan Penggugat.SeIanjutnya, hal-hal itu akan dielaborasi pada argumentasi di bawah ini. 1. Bahwa dalam komparasi gugatan,kuaIitas dan kapasitas Tergugat I dan

Tergugat II secara ekspIisit dijelaskan dengan menggunakan frasa

“BERLIAN RUMAPEA,S.H.,M.H. Selaku Owner/Pemilik BERLIAN

`RESIDENCE”... sebagai TERGUGAT I dan FADLY NASUTION,S.T. selaku

Project Manager dita rik sebagai TERGUGAT II.

Bahwa frasa "selaku owner/pemiIik",artinya secara yuridis bahwa Tergugat I

adalah subjek hukum perorangan (persoon/private entity),yang dalam hal ini

sebagai pemilik secara pribadi (bukan legal entity) atas komplek perumahan

dengan nama Berlian Residence. Sedangkan frasa “seIaku Project Manager”

dalam konteks itu,kualitas Tergugat II hanyalah kagyawan Tergugat I dengan

jabatan tersebut.(PeIaksana/Manajer Proyek).

2. Bahwa daiam bagian komparisi Surat Perintah Kerja No.003/SPK-BR-

II/PM/VII/2014 tanggai 8 Juli 2014,kuaIitas Tergugat II dijelaskan dalam

redaksi ,"SeIanjutnya atas nama Berlian Residence tahap II memberikan

pekerjaan pembangunan Pagar Dinding Tembok Batako sepanjang 280

meter".Bahwa kuaiitas Tergugat II sebagai ”Penerima Kuasa" tertera dalam

SKK No.001/SKK-BR-II/SPK/VII/2014 tanggai 3 .luIi 2014.(menjadi bukti TII-

1A dan 1B).

3. Bahwa dalam komparisi Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan No.004/SPKK-

BR-II/VII/2014 tanggal 17 Juli 2014,disebutkan,” Dalam hal ini bertindak

untuk dan atas nama Berlian Residence Tahap II membuat dan

mendatangani Perjanjian Pembangunan Pagar Dinding Tembok Batako

sepanjang 280 meter pembangunan ".

Bahwa kuaiitas Tergugat II sebagai “Penerima Kuasa” daIam perjanjian

tersebut, yang dirumuskan dengan/’DaIam hal ini bertindak untuk..”,haI itu

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 21 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

dapat dikontstatir dalam Suarat Kuasa Khusus dari Tergugat I kepada

Tergugat II No.002/SKK/BR-II/SKPPTB/VII/2014 tanggal 14 JuIi 2014.

(menjadi bukti TII-2A dan 2B).

4. Bahwa ada fakta Iain,daIam Surat Perintah Kerja (SPK) Nomo: 004/SPK- BR

II/PM/VIII/2014 tanggai 30 Agustus 2014,daIam komparisi tentang pembuat

akta secara eksplisit dijelaskan kualitas Tergugat I sebagai

berikut,"SeIanjutnya atas nama Berlian Residence tahap II memberikan

pekerjaan pembangunan unit Rumah Contoh Proyek Berlian Residence

Tahap II JI.Pasar III Timur/.II.Benteng...”.

Bahwa frasa "atas nama" di atas menjelaskan kualitas Tergugat II bertindak

untuk kepentingan atau sebagai ”Penerima Kuasa” dari owner/pemilik dari

Berlian Residence,in casu quo Tergugat I.Bahwa untuk Itu,Tergugat I telah

memberikan wewenang kepada Tergugat II untuk menerbitkan Surat

Perintah Kerja itu atas namanya dengan Surat Kuasa Khusus No.003/SKK-

BR-II/SPI(/VIII/2014 tanggal 29 Agustus 2014 (menjadi bukti TII-3A dan 3B).

5. Bahwa dalam Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan No.005/SPKP-

BR.II/IX/2014 tanggal 1 September 2014,daIam komparisi pembuat

akta,diredaksikan ”DaIam hal ini bertindak atas nama Pimpinan sekaligus

sebagai Pemilik Berlian Residence tahap-II..." (menjadi bukti TII-3).Bahwa

frasa tersebut sangat ekspiiisit telah menjelaskan kualitas Pihak Pertama

selaku pihak formiI,sebagai penerima kuasa belaka sehingga secara hukum

tidak memiliki hungan hukum dengan Penggugat.Adapun wewenang yang

dImiIiki oIeh Tergugat II untuk membuat dan menandatangani surat

perjanjian tersebut didasarkan pada Surat Kuasa Khéusus No.004/SKK-BR-

II/SPP/VIII/2014 tanggal 30 Agustus 2014. (menjadi bukti TII-4A dan 4B.)

6. Bahwa dalam menjaIankan tugas-tugasnya sehari-hari (sesuai dengan job

description-nya) Tergugat II hanyaIah karyawan dari Tergugat I dengan

jabatan Project Manager.O|eh karena Itu,menarik Project Manager tersebut

menjadi “Pihak” (in casu Tergugat II) dalam perkara a quo sungguh

merupakan kekeliruan fatal (Error in persona).

Bahwa berdasarkan semua uraian,fakta-fakta (argumentasi) tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa Tergggat II sama sekali tidak memiliki hubungan

hukum dengan Penggugat dalam artian tidak ada rechtelijke qrond dan feiteliike

grand-nya sehingga penarikannya sebagai Tergugat II dalam perkara a quo

tidak beralasan dan berdasar hukum.

2. GUGATAN KABUR (OBSCUUR IJBEL)

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 22 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Bahwa terlepas dari gugatan salah mengenai orangnya,gugatan cr quo

bersifat kabur/obscuur dengan argumentasi sebagai berikut.

1. Bahwa dalam komparisi gugatan telah dijelaskan eksplisit kualitas dan

kapasitas Tergugat I dan Tergugat II masing-masing selaku owner/pemilik

(dalam hal ini pihak yang bertanggung jawab selaku majikan) dan Tergugat

II selaku karyawan dengan jabatan Project Manager.Akan tetapi,bahwa

pada daIi-daIiI gugatan selanjutnya justru Penggugat mencampuradukkan

(tidak menarik distingsi) antara kualitas dan kapasitas Tergugat Il dan

Tergugat I dalam perkara a quo,haI itu sangat eksplisit dalam dalil-dalil

pada posita 4, 7, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 24, dan 25.

2. Bahwa disamping fakta-fakta tersebut,masih terdapat sejumlah petitum

yang mencampuradukkan antara kualitas dan kapasitas Tergugat I dan

Tergugat II ditambah Iagi dengan masalah tidak jelas bagaimana kelak

tuntutan-tuntutan tersebut dapat di|aksanakan.Semua fakta-fakta itu dapat

dibaca jeIas,sebagaimana diformulasikan dalam petitum nomor-nomor

berikut:

1. Petitum nomor 4 tentang tuntutan menyatakan Tergugat I dan Tergugat

I telah melakukan wanprestasi;

2. petitum nomor tentang tuntutan menghukum Tergugat I dan Tergugat

II untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat namun tidakjelas cara

melaksanakannya atau bagaimana porsinya;

3. petitum nomor 6 tentang tuntutan menghukum Tergugat I dan Tergugat

II membayar bunga 2%,namun tidak jelas cara melaksanakannya atau

bagaimana porsinya;

4. petitum nomor 7 tentang tuntutan menghukum Tergugat I dan Tergugat

II untuk mengganti seluruh keuntungan yang diharapkan sebesar

Rp.47.880.000,- (empat puluh tujuh juta delapan ratus delapan puluh

ribu rupiah) akan tetapi tidak ada dasar perhitungannya dan tidak ,jelas

cara melaksanakannya atau bagaimana porsinya,dan;

5. petitum nomor 9 tentang tuntutan menghukum Tergugat I dan Tergugat

II membayar ongkos-ongkos perkara yang timbul dalam perkara a quo

namun tidak jeIas cara melaksanakannya atau bagaimana porsinya.

Bahwa dengan segala dalil-daIiI,dan fakta-fakta sehingga secara hukum

penarikanTergugat II selaku pihak dalam perkara ini adalah sangat tidak

berdasar hukum .Sedangkan petitum yang obscuur itu menjadi gugatan dan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 23 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

tuntutan atas perka ra a quo sejatinya tidak da pat diterima.(Niet onvantkleyk

verklaard).

DALAM POKOK PERKARA

Jawaban Tergugat II dalam eksepsi diatas secara mutatis mutandis dimohon dianggap bagian Integral dari .lawaban dalam pokok perkara ini.Tergugat II menolak semuadalil-daIiI jawaban Pengugat kecuali diakui secara jelas. Terhadap dalil-daIiI gugatan Pengugat dalam pokok perkara a quo, dengan ini Tergugat II memberi tanggapan sebagai berikut : 1. Bahwa dengan seluruh argumentasi hukum pada eksepsi Tergugat II di atas

maka Tergugat II menolak keras dalil-dalil Penggugat dalam posita 4, 7, 10,

11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 24, dan 25. 2. Selanjutnya dengan argumentasi pada eksepsi tersebut, Tergugat II

menolak keras petitum Penggugat dalam nomor 4, 5, 6, 7, dan 9. Berdasarkan fakta-fakta dan argumentasi di atas,Tergugat H dengan ini

bermohon kepada Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Medan yang

memeriksa dan memutus perkara a quo untuk memutuskan sebagai berikut. DALAM EKSEPSI

1. Menerima eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvantkelyk

verklaard) atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat ditolak.

2. Menghukum Penggugat menanggung biaya perkara yang timbul atas perkara

ini.

Apabila Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Medan yang

memeriksa dan mengadili serta memutus gugatan perkara a quo berpendapat

lain, dimohon untuk memberikan putusan yang seadil-adilnya. ( Ex Aequo Et

Bono).

Membaca putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 27 Juni 2016

Nomor 512/Pdt.G/2015/PN.Mdn atas gugatan Penggugat yang amar

selengkapnya berbunyi sebagai berikut ;

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI

- Menolak seluruh eksepsi Tergugat I dan Tergugat II.

DALAM POKOK PERKARA

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 24 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.

- Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang telah

diletakkan dalam perkara ini, yaitu terhadap barang-barang tidak bergerak

milik Tergugat I yang terletak di jalan Pasar III Timur/ jalan Benteng yang

setempat dikenal dengan komplek Berlian Residence Tahap 2, berupa :

- a. 2 (dua) unit rumah type 72 M2 : Kavling 88 K dan Kavling 88 L.

- b. 2 (dua) unit rumah type 54 M2 : Kavling 8 A dan Kavling 8 B.

Dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Timur berbatasan dengan : Perumahan milik Tergugat I.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan: Tembok perumahan Berlian

Residence Tahap 2.

- Sebelah Barat berbatasan dengan : Tanah kosong milik Tergugat I.

- Sebelah Utara berbatasan dengan : Tanah kosong milik Tergugat I.

- Menyatakan sah dan berharga Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor :

004/SPKK-BR-II/VII/2014 tertanggal 17 Juli 2014 untuk Pembuatan Pagar

Dinding Batako Setinggi 2 Meter Sepanjang 280 Meter dan Surat Perjanjian

Kontrak Pekerjaan Nomor : 005/SPKP-BR.II/IX/2014 tertanggal 1 September

2014 untuk Pembangunan Proyek Berlian Residence Tahap II, 2 Unit Rumah

Tinggal Tipe 54 M2 dan 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 72 M2;

- Menyatakan demi hukum bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah

Wanprestasi (Ingkar Janji);

- Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar ganti rugi kepada Penggugat secara tunai dan seketika atas

tindakan dan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II tersebut, mengakibatkan

Penggugat mengalami kerugian materiil sebesar Rp.107.565.526,- (seratus

tujuh juta lima ratus enam puluh lima ribu lima ratus dua puluh enam rupiah)

dengan rincian sebagai berikut :

o Uang kekurangan pembayaran pembangunan pagar dinding batako

tinggi 2 meter sepanjang 280 meter sebesar Rp. 622.000,- (enam ratus

dua puluh dua ribu rupiah);

o Uang pembayaran pekerjaan 2 (dua) unit rumah tinggal tipe 72 M2

sebesar 20,72 % dari nilai kontrak sebesar Rp.273.608.175,- sama

dengan Rp.56.701.345;

o Uang pembayaran pekerjaan 2 (dua) unit rumah tinggal tipe 54 M2

sebesar 24,65 % dari nilai kontrak sebesar Rp.205.225.181,- sama

dengan Rp.50.242.181,-;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 25 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

1. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar ganti kerugian bunga sebesar Rp.107.565.526.- X 0,5 % =

Rp.537.827,- (lima ratus tiga puluh tujuh ribu delapan ratus dua puluh tujuh

rupiah) perbulan, terhitung sejak gugatan didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Medan sampai dengan perkara ini mendapat putusan

yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde);

2. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

mengganti secara tunai dan seketika seluruh keuntungan yang diharapkan

(uitdervings) atau yang seharusnya diperoleh Penggugat sekiranya

perjanjian terpenuhi dengan baik, sebesar Rp.47.880.000.- (empat puluh

tujuh juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah);

- Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;

DALAM REKONVENSI

- Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi.

DALAM KONVENSI DALAM REKONVENSI

- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar

biaya perkara sebesar Rp.2.660.000,- (dua juta enam ratus enam puluh ribu

rupiah) ;

Membaca akta pernyatan permohonan banding yang dibuat oleh Panitera

Pengadilan Negeri Medan yang menyatakan bahwa pada tanggal 30 Juni 2016

Tergugat I, II/Pembanding I, II telah mengajukan permohonan agar perkara

yang diputus oleh Pengadilan Negeri Medan tanggal 27 Juni 2016

Nomor:512/Pdt.G/2015/PN.Mdn untuk diperiksa dan diputus dalam pengadilan

tingkat banding ;

Membaca risalah pemberitahuan pernyataan banding yang dibuat oleh

Juru Sita Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan yang menyatakan bahwa

pada tanggal 7 September 2017 permohonan banding tersebut telah

diberitahukan/disampaikan secara sah dan seksama kepada pihak

Penggugat/Terbanding ;

Membaca surat memori banding yang diajukan oleh Tergugat I, II /

Pembanding I, II tanggal 20 September 2016 dan surat memori banding

tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada pihak

Penggugat/Terbanding pada tanggal 5 Desember 2016, yang pada pokoknya

mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 26 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

SISTIMATIKA PUTUSAN ATAS PERKARA A QUO CACAT

- Sebelum memaparkan keberatan-keberatan yang menjadi alasan pengajuan

banding atas putusan a quo, terlebih dahulu Pembanding I dan Pembanding

II menyampaikan keberatan terhadap sistimatika putusan atas perkara ini

yang mengandung cacat. Bahwa seperti diketahui, suatu putusan perkara

perdata secara sistimatika haruslah memuat hal-hal berikut, : (1) Judul dan

nomor putusan, (2) Irah-irah putusan, (3) Identitas Para Pihak, (4) Duduk

Perkara, (5) Alat-alat Bukti, (6) Pertimbangan Hukum, dan (7) Amar putusan.

- Bahwa demikian juga halnya dalam putusan perkara Nomor : 512 / Pdt.G /

2015 / PN.Mdn a quo, semestinya menyebutkan syarat ke- 4 yaitu “

Identitas Para Pihak” secara jelas. Bahwa Para Pihak bisa berupa

“Perseorangan melawan Perseorangan” atau “Perseorangan lawan Kuasa

Hukum atau sebaliknya” atau “Para Pihak diwakili oleh Kuasa Hukum”

masing-masing. Bahwa dalam putusan ini, Pihak Penggugat yang diwakilkan

kepada Kuasa Hukum-nya, identitas mereka disebutkan secara lengkap,

akan tetapi Tergugat I dan Tegugat II, yang faktanya diwakili oleh Kuasa

Hukum, identitasnya sama sekali tidak disebut/dimuat dalam putusan ini,

sehingga seolah-olah Tergugat I dan Tergugat II maju secara perseorangan.

Bahwa akibat kecacatan sistimatika / cacat formil itu, maka putusan atas

perkara a quo mestinya batal demi hukum.

Bahwa selanjutnya, Pembanding I dan Pembanding II sangat berkeberatan

terhadap pertimbangan hukum dan amar putusan atas perkara a quo, sehingga

mengajukan upaya hukum banding ini terhadapnya. Adapun alasan-alasan

/keberatan-keberatan dari Para Pembanding adalah sebagai berikut.

I.PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MEDAN KURANG LENGKAP

PERTIMBANGAN HUKUMNYA

DALAM EKSEPSI

1.Penggugat tidak melaksanalkan Prestasisnya (Non adimpleti contractus)

Pembanding I dan Pembanding II sangat tidak sependapat dengan

pertimbangan hukum Majelis Hakim yang menyimpulkan bahwa eksepsi Non

adimpleti contractus yang digunakan sebagai dalil eksepsi oleh Para

Pembanding/Tergugat I dan Tergugat II dalam eksepsinya, ditolak dengan

alasan telah memasuki pokok perkara (hal. 55 alinea ke-5 bersambung ke

hal.56 alinea ke-1 dan 2). Adapun alasan/argumentasi penolakan/keberatan

terhadap pertimbangan hukum tersebut dikarenakan bahwa Majelis Hakim tidak

mempertimbangkan alasan penggunaan eksepsi itu secara komprehensif

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 27 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

padahal sesungguhnya teori “Andai-andai” lajim digunakan sebagai eksepsi

Non adimpleti contractus. Bahwa teori “Andai-andai” atau dalam konteks

perkara ini disebut eksepsi Non adimpleti contractus, menjelaskan adanya fakta

yang bersifat kondisional, yaitu kondisi “ karena….maka, yang secara konkrit,

“karena anda (Penggugat) tidak berprestasi maka saya (Tergugat I) tidak

berkewajiban berprestasi”. Selanjutnya, apabila eksepsi Non adimpleti

contractus dikaitkan dengan konteks perkara ini, maka terdapat fakta-fakta

sebagai berikut :

1. karena Penggugat sekarang Terbanding tidak melakukan pemeliharaan /

perbaikan tembok dinding batako, yang antara lain terdapat lubang-lubang

pada tembok tersebut-tidak diperbaiki, sokong mal kayu penyangga tidak

dicakut, maka retensi tidak (dapat) dicairkan oleh Tergugat I sekarang

Pembanding I;

2. karena Penggugat sekarang Terbanding tidak memenuhi syarat-syarat

pengajuan Permohonan Pinjaman/ Cash Bon sejumlah Rp.90.000.000,-

tanggal 13 November 2014, yakni tidak dilengkapai bukti berupa bon

pembelian bahan bangunan dan tidak jelas kapan serta oleh siapa Laporan

Bobot Progresi Pembangunan 4 Unit Rumah Contoh itu dibuat dan bobot itu

tidak pula disetujui kedua belah pihak, vide lampiran bukti TI-15, maka

permintaan pinjaman itu tidak dikabulkan (lebih lanjut vide hal. 17 mulai dari

alinea ke- 3 bersambung ke hal. 18 alinea 3) ;

3. karena pengajuan Permohonan Pinjaman / Cash bon sejumlah

Rp.100.000.000,- yang dilakukan pada tanggal 23 Februari 2015, saat Surat

Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tanggal

01 September 2014 (TI-8) telah berakhir tanggal 5 Januari 2015, maka

permintaan pinjaman itu ditolak.

Bahwa memang dari perspektif lain, penggunaan teori “Andai-andai” yang

dalam konteks ini disebut eksepsi Non adimpleti contractus, pada gilirannya

mestilah dibuktikan dalam pokok perkara. Bahwa terkait dengan konteks ini,

faktanya Majelis Hakim hanya melihat dari perspektif yang terakhir sehingga

tidak mempertimbangkan penggunaan terori Andai-andai sebagai eksepsi Non

adimpleti contractus. (Vide TI-15,TI-16,dan T-17).

2.Gugatan Kabur (Obscuur Libel) Bahwa Majelis Hakim menolak eksepsi obscuur libel yang diajukan oleh

Tergugat I dan Tergugat II dengan alasan-alasan : pertama, selama

persidangan tidak terbukti bahwa Tergugat II merupakan karyawan Tergugat I

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 28 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

melainkan hanya Penerima Kuasa (hal.64 alinea ke-2) dan kedua, pelaksanaan

tuntutan dalam suatu petitum bukanlah merupakan obyek dari eksepsi.

Pembanding sangat tidak sependapat dengan pertimbangan hukum tersebut

dengan alasan/argumentasi bahwa inti dari eksepsi itu adalah tentang

kekaburan gugatan yang berkaitan dengan 2 (dua) masalah hukum, yaitu

kualitas dan kapasitas Tergugat II dan ketidakselarasan antara posita dengan

petitum , yang antara lain berupa adanya petitum yang tidak dapat

dilaksanakan kelak.

Tentang kualitas Fadly (Tergugat II) dalam perkara a quo sebagai Penerima

Kuasa

Bahwa kualitas Fadly sebagai “Penerima Kuasa” dijelaskan secara eksplisit

dalam Surat Kuasa Khusus Nomor : 004/SKK-BR.II/VSPP/VIII/2014 tanggal 29

Agustus 2014, vide bukti TII-7 sesuai dengan bukti TI-1, Surat Kuasa Khusus

Nomor : 003 / SKK-BR-II / VIII / 2014 tanggal 29 Agustus 2014, vide bukti TII-5

sesuai dengan bukti TI-3, Surat Kuasa Khusus Nomor : 002 / SKK-BR-II / SKPP

/ VII / 2014 tanggal 04 Juli 2014 vide bukti TII-3 sesuaai dengan bukti TI-5, dan

Surat Kuasa Khusus Nomor : 001 / SKK-BR-II / SPK / VII / 2014 tanggal 03 Juli

2014 vide bukti TII-1sesuai dengan bukti TI-7. Hal tersebut dapat dibaca dalam

putusan hal.60 alinea ke-4 bersambung ke hal.61 dan ke hal.62 alinea ke-1

dengan wewenang Fadly/Penerima Kuasa/Tergugat II sekarang Pembanding II

adalah sebatas : Guna menerbitkan dan menandatangani Surat Kontrak Kerja

Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014, merundingkan dan

menentukan syarat-syarat dan ketentuan pembangunan unit rumah dan

mengawasi jalannya pekerjaan; Guna menerbitkan dan menandatangani Surat

Perintah Kerja Nomor : 004 / SPK-BR.II / VIII / 2014, merundingkan dan

menentukan syarat-syarat dan ketentuan pembangunan unit rumah dan

mengawasi jalannya pekerjaan; guna menerbitkan dan menandatangani Surat

Perintah Kerja Nomor : 004 / SPK-BR.II /VIII/2014, merundingkan dan

menentukan syarat-syarat dan ketentuan pembangunan unit rumah dan

mengawasi jalannya pekerjaan,dan guna menerbitkan dan menandatangani

Surat Perintah Kerja Nomor : 004 /SPK-BR.II /VIII/2014, merundingkan dan

menentukan syarat-syarat dan ketentuan pembangunan unit rumah dan

mengawasi jalannya pekerjaan.

Bahwa pada bagian komparasinya, disebutkan eksplisit Fadly / Tergugat II

(Penerima Kuasa) bertindak untuk dan atas nama Berlian Rumapea/Pemberi

Kuasa sebagai owner/pemilik Berlian Residence Tahap II (Tergugat I). Bahwa

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 29 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

dengan fakta itu, pertimbangan hukum Majelis Hakim tidak lengkap atau keliru

dalam penolakan eksepsi tersebut.

Kapasitas Fadly (Tergugat II) dalam tindakan diluar wewenang yang diberikan dalam empat surat kuasa khusus tersebut adalah karyawan Tergugat I dengan jabatan Project Manager Bahwa kapasitas Fadly, in casu Tergugat II dalam perkara ini, hal itu dapat

dibaca dalam surat kuasa khusus, sebagaimana disebutkan di atas, yang pada

bagian “Pekerjaan” ditulis / dijelaskan : Swasta/Project Manager” dan selain itu,

dalam dokumen-dokumen (berkas lainnya) yang dibuat dan ditandatangani oleh

Fadly, di bawah nama Fadly dituliskan / dijelaskan kapasitasnya sebagai

“Project Manager” . Bahwa sesungguhnya PALING TIDAK ADA 16 (ENAM

BELAS) DOKUMEN (BUKTI SURAT) YANG MENJELASKAN KAPASITAS ITU,

yakni bukti-bukti : (1) TI-1, (2) TI-3, (3), (4) TI-5, (5) TI-7, (6) , (7) TI-8, (8) TI-16,

(9) TI-18A1, (10) TI-18A2 (11) TI-20, (12) TI-23, (13) TII-1, (14) TII-3, (15) TII-5,

dan (16) TII-7. Bahwa sekali lagi, dalam semua dokumen tersebut, pada bagian

bawah setelah tanda tangan dan nama (Fadly) selalu dicantumkan kapasitas /

jabatan Fadly selaku “Project Manager”.

Bahwa selaku karyawan dari Pembanding I/Tergugat I, pertanggungjawaban

bagi Pembanding II/Tergugat II pertanggungjawaban mutlak, strict liability, yang

tidak menuntut pembuktian yang berbelit, sebagaimana diatur dalam Pasal 1367

KUH Perdata. Oleh karenanya, dikaitkan dengan fakta-fakta/argumentasi itu

maka dapat disimpulkan bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim yang

menyatakan bahwa selama persidangan tidak terbukti bahwa Tergugat II

karyawan Tergugat I melainkan hanya penerima kuasa (vide putusan hal.64

alinea ke-2) SUNGGUH KELIRU sehingga ditolak.

Bahwa fakta–fakta itu seharusnya dibaca sebagai bukti-bukti bahwa Fadly,

in casu Tergugat II adalah benar karyawan Tergugat I. Apabila Majelis Hakim

berpendapat bahwa 16 (enam belas) bukti itu belum cukup atau bukti untuk itu

haruslah berupa Surat Keputusan Pengangkatan Fadly sebagai Project

Manager untuk dapat diakui/dipertimbangkan, hal itu sangat tidak masuk akal

sehat, totally beyond common sense. Bahwa akan tetapi, untuk

pembuktian/maksud seperti itu, bersama dengan memori banding ini, akan

diajukan “dua bukti tambahan dengan tanda TII-9 dan TII-10”, yang

membuktikan bahwa benar Fadly karyawan Pembanding I dan dalam objek

perkara a quo jabatannya adalah Project Manager untuk proyek Berlian

Residence Tahap II. Bahwa selain enam bukti surat tersebut, pada persidangan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 30 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

tangga 12 April 2016, atas pertanyaan salah satu anggota Majelis Hakim , saksi Pembina Sinaga menerangkan bahwa benar Fadly adalah karyawan di Berlian

Residence Tahap II (vide keterangan Saksi tersebut dapat dibaca kesimpulan

dalam nomor 2, pada bagian keterangan saksi Pembinan Sinaga. Selain itu,

bukti TI-11 akan disusulkan dengan memori banding ini.

Bahwa di luar wewenang yang disebut dalam surat kuasa khusus,

sebagimana dipaparkan di atas, tindakan Fadly/Pembanding II/Tergugat II

dalam menandatangani dokumen dan berkas lainnya berkaitan dengan

kapasitasnya selaku Project Manager, tugas sehari-harinya berdasarkan job

desriptions yang bersangkutan. Bahwa di dalam pelaksanaan tugas-

tugas/tindakan-tindakan tersebut, Fadly/Pembanding II/Tergugat II selaku

Project Manager bertanggung jawab kepada Pembanding I/Tergugat I, selaku

Pemberi Kerja/majikannya, dan segala akibat tindakannya kepada pihak ketiga

menjadi tanggung jawab majikannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1367

KUH Perdata, yaitu mengatur tanggung jawab mutlak, strict liability.

Bahwa apabila ketentuan Pasal 1367 KUH Perdata yang mengatur tanggung

jawab mutlak, strict liability tersebut dikaitkan dengan penarikan Fadly selaku

Project Manager atau karyawan Tergugat I menjadi Tergugat II dalam perkara a

quo, maka tindakan itu jelas bertentangan dengan ketentuan pasal tersebut

sehingga penarikan Tergugat II tidak berdasar hukum. (Lebih lanjut vide uraian

tentang kualitas Fadly selaku Penerima Kuasa). Maka, dalam hal ini, Majelis

Hakim telah keliru menerapkan hukum materil dalam pertimbangan dan

putusannya.

Bahwa selanjutnya, pada hal.67 alinea ke -2, dengan mengambil alih dalil

Penggugat dalam repliknya menjadi pertimbangan hukumnya, Majelis Hakim

menyimpulkan bahwa Fadly / semula Tergugat II sekarang Pembanding II telah

nyata ada hubungan hukum dengan Terbanding/Penggugat dengan alasan

bahwa yang bersangkutan menandatangani dokumen-dokumen : P-1 sesuai

dengan TI-2 dan sesuai dengan TII-2, P-2 sesuai dengan TI-4 dan sesuai

dengan TII-4, P-5 sesuai dengan TI-6 dan sesuai dengan TII-6, P-6 sesuai

dengan TI-8 dan sesuai dengan TII-8, TI-18 A1, dan TI-18 A2.

Bahwa terhadap dalil dan yang kemudian diambil alih menjadi pertimbangan

hukum oleh Majelis tersebut, Pembanding I dan Pembanding II mengajukan

keberatan sebagai berikut.

1. Penggugat sekarang Terbanding demikian Majelis Hakim tidak konsisten

dengan dalil dan pertimbangan hukumnya dengan alasan bahwa TII-8, TI-18

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 31 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

A1, dan TI-18 A2 faktanya ditandatangani oleh Francisca / Pelaksana /

Penggugat, Joko Wirja,ST / Site Manager, dan Fadly / Project Manager /

Tergugat II. Lantas mengapa hanya Fadly yang ditarik sebagai Tergugat II ?

Apabila mengikuti alur logika Penggugat dan Majelis Hakim maka

seharusnya Joko Wirja,ST / Site Manager mesti ditarik sebagai Tergugat

dalam perkara a quo dikarenakan tindakannya ikut menandatangani dua

dokumen tersebut. (TI-18 A2 dan TI-18 A1). Ini tentu terlepas dari absurditas

dalil dan pertimbangan hukum tersebut;

2. Fadly semula Tergugat II sekarang Pembanding II dalam tindakannya

mendatangani TII-8, TI-18 A1, dan TI-18 A2 adalah selaku Project Manager /

karyawan Berlian Residence, oleh karenanya tidak bertanggung jawab atau

tidak memiliki hubungan hukum dengan pihak ketiga, dalam hal ini

Penggugat sebagai Pelaksana dalam proyek pembangunan Tembok Dinding

Batako dan 2 Unit Rumah Contoh tipe 72M2 dan 2 tipe 54M2 tersebut

.(Alasan / argumentasi itu telah dijelaskan secara terang benderang di atas);

3. Fadly mendatangani dokumen-dokumen yang disebut dalam bukti-bukti : P-1

sesuai dengan TI-2 dan sesuai dengan TII-2, P-2 sesuai dengan TI-4 dan

sesuai dengan TII-4, P-5 sesuai dengan TI-6 dan sesuai dengan TII-6, dan

P-6 sesuai dengan TI-8, dalam kapasitasnya selaku Penerima Kuasa dari

Pembanding I / Tergugat I sehingga tidak memiliki hubungan hukum dengan

pihak ketiga, dalam hal ini Terbanding / Penggugat melainkan dengan

prinsipalnya, in casu Pembanding I / Tergugat I sebagai Pemberi Kuasa;

Bahwa menurut ilmu hukum, suatu gugatan wanprestasi didasarkan pada

adanya hubungan kontraktual antara Penggugat dengan Tergugat yang

bersumber dari suatu perjanjian. Bahwa terkait dengan pengertian itu, faktanya Tergugat II tidak pernah mengikatkan diri dalam suatu perjanjian dengan

Penggugat terkait objek perkara a quo yaitu Pembuatan Pagar Dinding Batako

Setinggi 2 Meter Sepanjang 280 Meter berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak

Pekerjaan Nomor : 004/SPKK-BR-II/VII/2014 tertanggal 17 Juli 2014 dan

Pembangunan Proyek Berlian Residence Tahap II, 2 unit Rumah Tinggal Tipe

54M2 dan 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 72M2 berdasarkan Surat Perjanjian

Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tertanggal 1 September

2014 sehingga ditarik menjadi Tergugat II?”. Bahwa dalam gugatan tidak ada

satu dalil yang menjelaskan adanya “Kesalahan apa pula yang telah

dilakukannya kepada Penggugat”. Akan tetapi , diluar nalar hukum Tergugat II

justru dihukum secara tanggunng renteng untuk membayar sejumlah uang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 32 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

kepada Terbanding / Penggugat. Bahwa kedua hal itu sungguh menganggu akal

sehat Penggugat II.

Tentang ketidakselarasan antara posita dengan petitum yang antara lain dengan adanya petitum yang tidak dapat dilaksanakan kelak

Bahwa fakta tentang adanya ketidakselarasan dimaksud dapat dibaca dalam

penarikan Fadly sebagai Tergugat II, dikaitkan dengan argumentasi mengenai

kapasitas Fadly / Tergugat II, sebagaimana telah dijelaskan di atas. Bahwa

selain itu, bagaimana mungkin secara nalar hukum bahwa Fadly / Tergugat II

melakukan perbuatan wanprestasi kepada Penggugat sedangkan FADLY /

TERGUGAT II TIDAK PERNAH MENGIKATKAN DIRI DALAM SUATU

PERJANJIAN DENGAN PENGGUGAT, dan lebih tidak masuk akal sehat,

absolutely beyond common sense bahwa meski tidak ada dalil dalam posita

yang menjelaskan tindakan wanprestasi apa yang telah dilakukan oleh yang

bersangkutan/Pembanding II, tetapi dalam pertimbangan hukum ujug-ujug

muncul dalil bahwa Tergugat I dan Tergugat II tidak bersedia secara sukarela

membayar sehingga dituntut dan akhirnya dihukum membayar tuntutan

Penggugat secara tanggung renteng dengan Tergugat I. Bahwa selanjutnya,

bentuk petitumnya pun tidak jelas karena ada rincian berapa bagian yang harus

ditanggung oleh Pembanding II / Tergugat II. Bahwa amar putusan yang

menghukum Tergugat I dan II secara tanggung renteng, itu bersifat post factum

dalam konteks ini, sebab hal itu bukan merupakan tuntutan Penggugat dalam

petitumnya. Amar putusan berbunyi : Menghukum Tergugat I dan Tergugat II

secara tanggung renteng untuk membayar gara tunai dan seketika ganti rugi

kepada Penggugat secara tunai dan seketika atas tindakan Penggugat

mengalami kerugian materil sebesar Rp.107.565.526,- (seratus tujuh juta lima

ratus enam puluh lima ribu lima ratus dua puluh enam rupiah) dengan rincian

sebagai berikut : Uang kekurangan pembayaran pembangunan pagar dinding

batako tinggi 2 meter sepanjang 280 meter sebesar Rp.622.000,- (enam ratus

dua puluh dua ribu rupiah). Uang pembayaran nilai kontrak pekerjaan 2 (dua)

unit rumah tinggal tipe 72M2 sebesar 20,72% dari nilai kontrak sebesar

Rp.273.608.175,- sama dengan Rp.56.701.345,-.Uang pembayaran pekerjaan 2

(dua) unit rumah tinggal tipe 54M2 sebesar Rp.24,65% dari nilai kontrak

Rp.205.225.181,- sama dengan Rp.50.242.181,-.Menghukum Tergugat I dan

Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar ganti kerugian bunga

sebesar Rp.107.565.526 x 0.5 % = Rp.537.827,- (lima ratus tiga puluh tujuh ribu

delapan ratus dua puluh tujuh rupiah) per bulan, terhitung sejak gugatan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 33 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

didaftarkan Kepaniteraan Penghadilan Negeri Medan sampai dengan perkara

ini mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) ;

Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar untuk mengganti secara tunai atau yang seharusnya diperolah

Penggugat sekiranya perjanjian terpenuhi dengan baik, sebesar Rp.

47.880.000,- (empat puluh tujuh juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah).

Batasan-batasan wewenang Penerima Kuasa menurut pertimbangan hukum Majelis Hakim

Bahwa dikaitkan dengan semua uraian dan fakta-fakta di atas, dalam

putusan hal. 62 alinea ke-3 bersambung ke hal. 63 alinea ke-1, menurut

pertimbangan hukum Majelis Hakim, pemberian kuasa khusus dari Berlian

Rumapea,S.H.,M.H., sebagai pemilik Berlian Residence dengan Fadly

Nasution,ST. sebagai Project Manager adalah sebatas hal-hal sebagai berikut.

1. Guna menerbitkan dan menandatangani Surat Kontrak Kerja Pekerjaan

Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014, merundingkan dan menentukan

syarat-syarat dan ketentuan pembangunan unit rumah dan mengawasi

jalannya pekerjaan;

2. Guna menerbitkan dan menandatangani Surat Perintah Kerja Nomor : 004 /

SPK-BR.II / VIII / 2014, merundingkan dan menentukan syarat-syarat dan

ketentuan pembangunan unit rumah dan mengawasi jalannya pekerjaan

3. Guna menerbitkan dan menandatangani Surat Perintah Kerja Nomor : 004 /

SPK-BR.II / VIII / 2014, merundingkan dan menentukan syarat-syarat dan

ketentuan pembangunan unit rumah dan mengawasi jalannya pekerjaan

4. Guna menerbitkan dan menandatangani Surat Perintah Kerja Nomor : 004 /

SPK-BR.II / VIII 2014, merundingkan dan menentukan syarat-syarat dan

ketentuan pembangunan unit rumah dan mengawasi jalannya pekerjaan.

Bahwa sebelumnya, dalam hal.62 alinea ke-2, dengan argumentasi

ketentuan Pasal 1795 KUH Perdata, yang mengatur tentang pemberian kuasa

khusus, Majelis berpendapat tidak dibenarkan mencantumkan kalimat

“menjalankan segala perbuatan-perbuatan dan melakukan tindakan-tindakan

lain demi kelancaran pembangunan tersebut”.

Bahwa Pembanding I dan Pembanding II tidak sependapat dengan

pertimbangan hukum Majelis tersebut dengan argumentasi bahwa frasa

“menjalankan segala perbuatan-perbuatan dan melakukan tindakan-tindakan

lain demi kelancaran pembangunan tersebut” sesungguhnya merupakan

“klausula operasional berupa ketentuan yang mengatur tentang wewenang-

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 34 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

wewenang apa saja yang dimiliki oleh Penerima Kuasa, yang dapat dilakukan

untuk menyelenggarakan urusan pembangunan Tembok Batako Setinggi 2

Meter dan Sepanjang 280 Meter serta pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh

tipe 72M2 dan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54M2. Bahwa kata kunci dalam

frasa tersebut ialah diksi “demi”. Bahwa menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia 2008, hal. 309, kata “demi”, preposisi, artinya untuk (kepentingan)

dan dalam frasa “demi kelancaran pembangunan tersebut” diksi demi

membatasi ruang lingkup urusan dari penggunaann wewenang itu---hanya

untuk kepentingan/ kelancaran pembangunan Dinding Tembok Batako Setinggi

2 Meter dan sepanjang 280 Meter serta pembangunan 2 (dua) unit rumah tipe

72M2 dan 2 (dua) unit rumah tipe 54M2 .

3.Gugatan Salah Mengenai Orangnya (Error in Persona) Bahwa pada hal.66 alinea ke-5 bersambung ke hal. 67 alinea ke-1 dan ke-2,

bahwa dengan bukti-bukti tanda tangan Fadly pada dokumen-dokumen berikut,

bukti-bukti : P-1 berkesesuaian dengan TI-2 dan sesuai dengan TII-2 untuk

menandatangani Surat Perintah Kerja Nomor : 003 / SPK-BR-II / VII / 2014

tanggal 8 Juli 2014, P-2 berkesesuaian dengan TI-4 dan sesuai dengan TII-4

untuk penandatanganan Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor :004 /

SPKK-BR-II / 2014 tanggal 17 Juli 2014, P-5 berkesesuaian dengan TI-6 dan

sesuai dengan TII-6 berkesesuaian dengan TI-8 dan sesuai dengan TII-8 untuk

penandatanganan Surat Kontrak Pekerjaan Nomor :005/SPKP-BR.II / IX / 2014

tanggal 1 September 2014, P-7 berkesesuaian dengan TI-18A2 dan sesuai

dengan TII-2, dan P-8 berkesesuaian dengan TI-18A1 disimpulkan telah nyata

adanya hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat II. (Kesimpulan

tersebut telah mengesampingkan kualitas Fadly selaku Penerima Kuasa dan

kapasitasnya sebagai Project Manager atau dengan kata lain sebagai karyawan

Tergugat I).

Pembanding I dan Pembanding II sangat berkeberatan terhadap kesimpulan

Majelis Hakim itu dengan dengan alasan/argumentasi sebagaimana dijelaskan

di atas, selain itu ada alasan-alasan/argumentasi lain sebagai berikut.

1. Kualitas Tergugat II adalah Kuasa dalam menandatangani Surat Perintah

Kerja Nomor : 003 / SPK-BR-II / VII / 2014 tanggal 8 Juli 2014, Surat

Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 004 / SPKK-BR-II / 2014 tanggal 17

Juli 2014, dan Surat Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX /

2014 tanggal 1 September 2014. Oleh karenanya, dalam konteks ini

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 35 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Tergugat II sama sekali tidak mempunyai hubungan hukum (kontraktual)

dengan Penggugat, melainkan dengan prinsipalnya.

2. Kapasitas Tergugat II adalah sebagai Project Manager atau karyawan

Tergugat I dalam menandatangani Laporan Bobot Kemajuan Pekerjaan

tanggal 9 Februari 2015, dengan demikian Tergugat II bertanggung jawab

kepada majikannya/yang mempekerjakan dia yaitu Tergugat I. Bahwa dalam

konteks ini, Tergugat II tidak memiliki hubungan hukum dengan Penggugat.

Hal ini sesuai dengan maksud ketentuan Pasal 1367 KUH Perdata yang

mengatur tentang tanggung jawab mutlak, strict liability, sebagaimana telah

dijelaskan di atas.

Jadi, dengan uraian dan argumentasi tersebut jelas bahwa pertimbangan

hukum dan kesimpulan Majelis Hakim di atas sungguh keliru.

Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim menolak eksepsi error in

persona, putusan hal. 74 alinea ke-1 adalah tindakan Tergugat II

mendantangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pagar Dinding Batako

Tinggi 2 Meter sepanjang 280 Meter (bukti P-3) , bukti P-7 yang sesuai dengan

bukti TI-18 A1 berupa Surat Bobot Progres Pembangunan 2 (dua) unit rumah

tipe 72M2 dan bukti P-8 yang sesuai dengan bukti TI-18 A1 berupa Surat Bobot

Progres Pembangunan 2 (dua) unit rumah tipe 54M2, diperoleh fakta hukum

bahwa Tergugat II telah bertanda tangan, dan tanda tangan mana tidak

dibantah oleh pihak Tergugat I maupun Tergugat II. Bahwa selanjutnya, pada hal. 74 alinea ke-2, Majelis Hakim menyimpulkan bahwa penandatangani tiga

dokumen di atas tidak termasuk dalam pemberian kuasa yang diberikan dalam

Surat Kuasa Khusus, sebagaimana diuraikan dalam hal.67 mulai alinea ke-5

bersambung sampai ke hal.75.

Bahwa Pembanding sangat tidak sependapat dengan pertimbangan hukum

Majelis karena tindakan-tindakan / penandatanganan itu dilakukan oleh Fadly

dalam kapasitasnya sebagai Project Manager / karyawan Berlian Residence

milik Tergugat I. Bahwa pada bagian tanda tangan dalam dokumen tersebut

jelas dicantumkan kapasitas Fadly sebagai Project Manager, tetapi tidak

diperhatikan oleh Penggugat dan tidak pula dipertimbangkan oleh Majelis

Hakim.

Bahwa pada hal. 68 alinea ke-2, dalih Penggugat tentang alasan penarikan

Fadly sebagai Tergugat II yang kemudian diambil alih oleh Majelis Hakim dalam

pertimbangan hukumnya dengan menyatakan bahwa Tergugat II sebagai salah satu pihak dalam perkara a quo, dikarenakan Tergugat II turut

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 36 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

sebagai pihak dan menandatangani kontrak yang dibuat oleh Penggugat dan Tergugat I berikut dokumen serta berkas lainnya yang berkaitan dengan perkara a quo. (Garis bawah dan huruf dihitamkan dari Kuasa Hukum

Pembanding).

Bahwa Pembanding I dan Pembanding II sangat keberatan terhadap

pertimbangan hukum Majelis tersebut dengan alasan / argumentasi bahwa

penggunaan diksi “turut” adalah keliru dalam frasa “turut sebagai pihak dan menandatangani kontrak yang dibuat oleh Penggugat dan Tergugat I berikut dokumen serta berkas lainnya yang berkaitan dengan perkara a quo . Bahwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, hal.1509, diksi

“turut” artinya “ikut”. Bahwa dalam konteks perkara a quo Fadly/Tergugat

II/Pembanding II memang benar “turut atau ikut” mendatanganani kontrak Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 004 / SPKK-BR-II / 2014 tertanggal 17 Juli 2014 dan Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 /SPKP-BR.II / IX / 2014 tertanggal 1 September 2014 September 2014 tetapi SEBAGAI KUASA / MEWAKILI TERGUGAT I BUKAN SEBAGAI PIHAK MATERIL, MELAINKAN PIHAK FORMIL / KUASA ATAU WAKIL, karena

yang membuat kedua perjanjian itu ( pihak materil) adalah Penggugat dengan

Tergugat I. Sedangkan tindakan Fadly menandatangi dokumen dan berkas

lainnya, yang berkaitan dengan perkara a quo, dilakukan dalam kapasitasnya

selaku Project Manager. Hal ini sudah pula diuraikan secara bernas di atas. Bahwa selanjutnya, dalam 68 alinea ke-3, didalilkan bahwa alasan

diikutsertakan Tergugat II sebagai pihak dalam perkara a quo untuk memenuhi

syarat formil. Bahwa menurut pemahaman Pembanding I dan Pembanding II,

frasa “untuk memenuhi syarat formil “ (sebagaimana lajimnya dalam praktik) tentulah dimaksudkan “untuk menghindari gugatan kurang pihak” atau

“untuk membuat pemeriksaan perkara menjadi terang”. Apabila itu yang

dimaksud , maka sejatinya kedudukan/kualitas Fadly adalah sebagai “Turut Tergugat” alih-alih menjadi “Tergugat II”. II.PENGADILAN NEGERI MEDAN TELAH SALAH MENERAPKAN HUKUM PEMBUKTIAN DALAM POKOK PERKARA Petitum angka 2 dalam gugatan Penggugat tentang Sita Jaminan Pada hal.78 alinea ke-3, Majelis Hakim dalam pertimbangannya menyatakan

bahwa Penggugat mengajukan permohonan sita jaminan (Conservatoir beslag)

tertanggal 16 Februari 2016, yang diperbaiki dengan permohonan sita jaminan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 37 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

(Conservatoir beslag) tertanggal 26 April 2016 dan kemudian dalam hal.79

alinea ke-2 dijelaskan mengenai penetapan Sita Jaminan Nomor : 512 / Pdt.G /

2015 / PN.Mdn.,tertanggal 10 Mei 2016. Bahwa Majelis Hakim mengemukakan

dasar hukum mengenai permohonan sita, sebagaimana diatur dalam Pasal 261

RBg maupun Pasal 720 Rv serta mengutip Putusan MARI Nomor : 371 K / Pdt /

1984 sebagai dasar argumentasi pertimbangan hukumnya.

Pembanding sangat keberatan atau tidak sependapat dengan dasar

argumentasi yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan Pasal 261 RBg

maupun Pasal 720 Rv serta kutipan kaidah hukum dari Putusan MARI Nomor :

371 K/Pdt/1984 karena fakta persidangan tidak relevan dengan dasar

argumentasi itu. Bahwa pengajuan permohonan sita jaminan (Conservatoir beslag) tertanggal 16 Februari 2016, yang diperbaiki dengan permohonan sita jaminan (Conservatoir beslag) tertanggal 26 April 2016, sama sekali tidak diketahui oleh Tergugat I dan Tergugat II , karena pengajuan tersebut tidak dilakukan di persidangan. Bahwa peletakan Sita Jaminan yang semula

hendak dilaksanakan tanggal 26 Mei 2016 diprotes dan ditolak oleh Tergugat I /

Termohon Sita Jaminan, selaku pemilik objek yang hendak diletakkan sita

jaminan di atasnya sehingga urung dilakukan. Bahwa kemudian besoknya,

tanggal 27 Mei 2016, kembali pihak Pengadilan Negeri Medan mendatangani

lokasi objek sita jaminan dan selanjutnya, tidak bergeming atas protes dan

keberatan yang diajukan, meletakkan Sita Jaminan atas harta kekayaan milik

Tergugat I yaitu 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54M2 berlokasi di Kavling 8A

dan Kavling 8B, 2 (dua) unit rumah contoh tipe 72M2 masing-masing terletak di

Kavling 88K dan Kavling 88L. (Perlu dijelaskan di sini harta kekayaan tersebut bukan bagian milik Tergugat II selaku karyawan Tergugat I.Jadi, substansi penetapan Sita Jaminan tidak sesuai dengan faktanya). Bahwa terkait dengan fakta-fakta di atas, sesungguhnya protes dan

keberatan yang sama telah disampaikan dalam Kesimpulan atas perkara a quo,

halaman 10-11, tetapi sama sekali tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim

dalam putusannya. Bahwa bahkan sebagaimana dipaparkan di atas, dalam pertimbangannya Majelis Hakim mencoba membangun konstruksi hukum sebagai pembenaran terhadap penetapan Sita Jaminan Nomor: 512 / Pdt.G / 2015/ PN.Mdn.,tertanggal 10 Mei 2016 dan pelaksanaan sita jaminan tanggal 27 Mei 2016 dengan basis argumentasi ketentuan Pasal 261 RBg maupun Pasal 720 Rv serta kutipan kaidah hukum dari Putusan MARI Nomor : 371 K / Pdt / 1984. Bahwa sekali lagi diulangi, alasan tersebut tidak

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 38 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

relevan dengan substansi protes atau keberatan Tergugat I yaitu peristiwa konkrit, yang disampaikan tanggal 26 Mei 2016 dan 27 Mei 2016—saat

peletakkan sita jaminan hendak dilakukan.

Bahwa sehubungan dengan protes dan keberatan atas keluarnya penetapan

Sita Jaminan Nomor: 512/Pdt.G/2015/PN.Mdn.,tertanggal 10 Mei 2016 dan

peletakan Sita Jaminan tanggal 27 Mei 2016, faktualnya permohonan Sita Jaminan telah diminta oleh Penggugat dalam Surat Gugatan pada posita nomor 25 dan dituntut dalam petitum nomor 2 dengan objek sita jaminan ialah sebuah rumah milik Tergugat I dan Tergugat II (padahal rumah itu hanya milik Tergugat I) yang terletak di Komplek Berlian Residence Nomor 30, Jalan Harapan Pasti, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Bahwa surat gugatan tersebut tidak pernah diubah selama proses

persidangan. Maka, dikaitkan dengan dalil / argumentasi pada putusan halaman

hal.78 alinea ke-3 sebagaimana disebut di atas, bahwa pengajuan permohonan sita jaminan (Conservatoir beslag) dilakukan tanggal 16 Februari 2016, yang diperbaiki dengan permohonan sita jaminan (Conservatoir beslag) tertanggal 26 April 2016, hal itu sama sekali tidak diketahui oleh Tergugat I dan Tergugat II karena pengajuan tersebut tidak dilakukan di persidangan, MAKA TINDAKAN PENGELUARAN DAN

PELAKSANAAN SITA JAMINAN TERSEBUT NYATA-NYATA MELANGGAR

TATAB TERTIB BERACARA. BAHWA PADAHAL PENGUBAHAN OBJEK SITA

JAMINAN SEJATINYA DILAKUKAN DI PERSIDANGAN DAN MESTI PULA

DISETUJUI OLEH TERGUGAT I DAN TERGUGAT II KARENA GUGATAN

TELAH DIJAWAB OLEH TERGUGAT I DAN TERGUGAT II.

Bahwa selain itu, menurut ketentuan Pasal 261 RBg / Pasal 227 HIR,

Conservatoir beslag terlebih dahulu diletakkan terhadap barang bergerak,

apabila tidak mencukupi baru dapat dilakukan atas harta tidak bergerak. (Vide

Putusan MARI No. 597 K / Sip / 1983 tanggal 8 Mei 1984). Bahwa dalam perkara a quo, Terbanding / Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi tidak mengindahkan ketentuan itu. Jadi, telah terjadi pelanggaran hukum acara bahkan lebih tidak tertib lagi, sebagaimana dijelaskan di atas, objek sita jaminan diubah sesuka hati Penggugat / Tergugat Rekonvensi / Terbanding karena pengubahan tersebut dilakukan diluar persidangan. Petitum angka 3 dalam gugatan Penggugat menuntut agar Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 004 / SPKK-BR-II / 2014 tertanggal 17 Juli 2014

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 39 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

dan Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tertanggal 1 September 2014 dinyatakan sah dan berharga. Bahwa Pembanding sependapat terhadap sebagian pertimbangan hukum

Majelis Hakim ( uraiannya hal.79 mulai alinea ke-4 bersambung ke hal.80 alinea

ke-3) karena kedua perjanjian itu memang dibuat secara sah sehingga

mengikat Tergugat I dan Penggugat, tetapi tidak mengikat Tergugat II karena

yang bersangkutan bukan pihak materil dalam perjanjian itu melainkan selaku

Penerima Kuasa saja—yang mewakili prinsipalnya yaitu Tergugat I. Bahwa

dengan kata lain, dalam konteks ini, keterlibatan Fadly / Tergugat II hanya

sebatas pihak formil atau perpanjangan tangan Tergugat I, oleh karenanya

Fadly tidak memiliki hubungan kontraktual dengan Penggugat. Petitum angka 4 dalam gugatan menuntut agar Tergugat I dan Tergugat II dinyatakan telah wanprestasi (Ingkar Janji). Bahwa dalam hal. 87 alinea ke-2 Majelis Hakim berkesimpulan bahwa

petitum angka 4 (empat) gugatan Penggugat patut dan layak untuk dikabulkan

dengan basis argumentasi/pertimbangan hukum sebagaimana diuraikan dalam

hal.80 mulai dari alinea ke-4 bersambung ke hal.87 alinea ke-1.

Pembanding I dan Pembanding II sangat berkeberatan dengan kesimpulan

Majelis Hakim itu karena kesimpulan itu sungguh keliru. Adapun alasan /

argumentasinya adalah sebagai berikut. Bahwa menurut J.Satrio, dalam

bukunya Wanprestasi menurut KUH Perdata, Doktrin dan Yurisprudensi, 2012,

hal.15, “ BERBICARA TENTANG WANPRESTASI INTINYA ADALAH

PEMBICARAAN MENGENAI KEWAJIBAN PEMBAYARAN (PERIKATAN),

YANG TIDAK TELAH DIPENUHI SEBAGAIMANA MESTINYA”. Bahwa

selanjutnya , pada halaman 21 buku tersebut, dikatakan, “ TIDAK

BERPRESTASI “ BARU MERUPAKAN WANPRESTASI KALAU SIKAP TIDAK

BERPRESTASI ITU TIDAK DIBENARKAN. Bahwa apabila dua pendapat

doktrina tersebut dikaitkan dengan konteks perkara a quo, maka ditemukan

fakta-faktanya adalah sebagai berikut.

1. Tergugat I tidak mencairkan retensi sejumlah Rp.5.138.000,- (lima juta

seratus tiga puluh delapan ribu rupiah) --- tidak melaksanakan kewajibannya / sikap tidak berprestasi dibenarkan dikarenakan ada

alasan pembenarnya yaitu Penggugat tidak melaksanakan kewajibannya berupa pemeliharaan atau perbaikan antara lain lubang-lubang yang terdapat pada Pagar Tembok Batako setinggi 2 Meter dan sepanjang 280

Meter, sebagaimana disepakati/ditentukan dalam Pasal 9 dari Surat

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 40 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 004 /SPKK-BR-II / 2014 tertanggal 17 Juli 2014. Bahwa Pasal 9 ayat (2) menyatakan bahwa selama masa

pemeliharaan tersebut (90 hari), Pihak Kedua (dalam hal ini Penggugat)

berkewajiban segera melaksanakan perbaikan-perbaikan dan atau

kekurangan-kekurangan sesuai perintah tertulis dari Team Pengawasan

ataupun Pihak Pertama (dalam hal ini Tergugat I). Vide hasil pemeriksaan

lapangan / descente tanggal 19 April 2016 telah hal itu ;

2. Pelunasan kekurangan pembayaran pembangunan pagar dinding batako

tinggi 2 Meter sepanjang 280 meter sebesar Rp.622.000,- (enam ratus dua

puluh dua ribu rupiah) tidak dilaksanakan karena telah disepakati

digabungkan dengan pembayaran/pencairan retensi;

3. Permintaan Pinjaman / Cash Bon sejumlah Rp.90.000.000,- (sembilan puluh

juta rupiah) yang diajukan tanggal 13 November 2014, tidak dikabulkan oleh

Tergugat I karena ada alasan pembenar yaitu pengajuan tersebut tidak

memenuhi persyaratan karena syarat bukti bon pembelian bahan

(bangunan) untuk membuktikan berapa dana yang dikeluarkan oleh

Penggugat / Terbanding tidak ada dilampirkan, cuma rincian global yang dibuat sendiri oleh Penggugat. (Selanjutnya vide hal.17 tentang

pembahasan Lampiran Permohonan Pianjaman tertanggal 13 November

2014). Bahwa perihal syarat lampiran bukti bon pembelian bahan itu, hal itu

diatur dalam Pasal 4 ayat (1) Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor :

005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tanggal 1 September 2014. Bahkan pelanggara

lain, saat pengajuan pinjaman / cash bon itu dilakukan, sesungguhnya

Pelaksana/Penggugat telah menelantarkan pekerjaan/proyek selama 13

(tiga belas) , tindakan itu melanggar ketentuan Pasal 10 ayat (2) Surat

Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tanggal

1 September 2014;

4. Permintaan Pinjaman / Cash Bon sejumlah Rp.100.000.000,- (seratus juta

rupiah) tertanggal 23 Februari 2015 ditolak dengan alasan pembenar

pengajuan permintaan itu dilakukan saat Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tertanggal 1 September 2014 , yang menjadi dasar hubungan hukum antara Penggugat dengan

Tergugat I telah berakhir tanggal 5 Januari 2015 sehingga permintaan cash bon tersebut tidak valid , tidak sah. (Di sini perlu ditegaskan bahwa

dalam hal ini Tergugat II tidak ada sangkut pautnya dengan Penggugat).

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 41 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dikaitkan dengan argumentasi

berdasarkan pendapat doktrina di atas yang mengatakan “TIDAK

BERPRESTASI “ BARU MERUPAKAN WANPRESTASI KALAU SIKAP TIDAK

BERPRESTASI ITU TIDAK DIBENARKAN, dan argumentasi dalam eksepsi non

adimpleti contractus, maka dapat disimpulkan bahwa TERGUGAT I DALAM

TINDAKANNYA TIDAK MENCAIRKAN RETENSI, TIDAK MELAKUKAN

PELUNASAN KURANG BAYAR PEMBANGUNAN TEMBOK PAGAR

SEJUMLAH RP.622.000,- TIDAK MENGABULKAN CASH BON SEJUMLAH

RP.90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah), DAN MENOLAK CASH BON

SEJUMLAH RP.100.000.000,- (seratus juta rupiah) TIDAK DAPAT

DIKUALIFISIR SEBAGAI TINDAKAN WANPRESTASI KARENA SIKAP /

TINDAKAN ITU DIBENARKAN ATAU DENGAN KATA LAIN TIDAK ADA

UNSUR SALAH PADA TERGUGAT I JUSTRU PENGGUGATLAH YANG

TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN KONTRAKTUALNYA SEHINGGA DIA TIDAK

DAPAT MENUNTUT PEMENUHAN HAK NORMATIFNYA DALAM PERKARA

a quo.

Petitum angka 5 dalam gugatan Penggugat tentang pembayaran Retensi, Ganti Rugi, dan pelunasan Kurang Bayar Bahwa pada hal.92 alinea ke-2 Majelis Hakim berkesimpulan dengan

berdasarkan bukti P-7 yang berkesesuaian dengan bukti TI-18A2 dan bukti P-8

yang berkesesuaian dengan bukti TI-18A1, yang tidak dibantah oleh kedua

belah pihak, oleh karenanya dapat dipergunakan untuk menentukan besaran

pembayaran yang merupakan hak Penggugat atau sebagai kewajiban dari

Tergugat I dan Tergugat II. Selanjutnya pada alinea ke-3 dari halaman tersebut,

Majelis Hakim berpendapat bahwa Tergugat I dan Tergugat II dihukum secara

tanggung renteng untuk membayar kepada Penggugat : (1) Uang kekurangan

pembayaran pembangunan pagar dinding batako tinggi 2 Meter sepanjang 280

meter sebesar Rp.622.000,- (enam ratus dua puluh dua ribu rupiah), (2) Uang

pembayaran pekerjaan 2 (dua) unit rumah tinggal tipe 72 M2 sebesar 20,72%

dari nilai kontrak Rp.273.608.175 sama dengan Rp.56.701.345,-, dan (3) Uang

pembayaran pekerjaan 2 (dua) unti rumah tinggal tipe 54 M2 sebesar 24,65%

dari nilai kontrak Rp.205.225.81,- sama dengan Rp. 50.242.181,-. Bahwa

adapun dasar argumentasi pertimbangan hukumnya diuraikan dalam hal. 78

mulai alinea ke-2 bersambung ke hal.92 alinea ke-3.

Pertama-tama, Pembanding I (tidak termasuk Pembanding II karena secara

hukum tidak ada urusan/kepentingannya) minta agar penjelasan / argumentasi

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 42 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

pada tanggapan/keberatan terhadap petium angka 4 di atas dijadikan

argumentasi untuk membantah petitum angka 5 ini. Bawa selanjutnya, angka

perhitungan (1) Uang kekurangan pembayaran pembangunan pagar dinding

batako tinggi 2 Meter sepanjang 280 meter sebesar Rp.622.000,- (enam ratus

dua puluh dua ribu rupiah), (2) Uang pembayaran pekerjaan 2 (dua) unit rumah

tinggal tipe 72 M2 sebesar 20,72% dari nilai kontrak Rp.273.608.175 sama

dengan Rp.56.701.345,-, dan (3) Uang pembayaran pekerjaan 2 (dua) unti

rumah tinggal tipe 54 M2 sebesar 24,65% dari nilai kontrak Rp.205.225.81,-

sama dengan Rp. 50.242.181,- tidak dibantah oleh Pembanding I, hal itu benar

adanya.

Kedua, Pembanding II sangat berkeberatan dengan pertimbangan hukum

dan kesimpulan Majelis Hakim yang menghukum Pembanding II secara

tanggung renteng dengan Pembanding I untuk membayar ketiga hal di atas

dengan alasan/argumentasi bahwa Pembanding II tidak ada sangkut paut

dengan semua itu. DALIH BAHWA PEMBANDING II IKUT MENANDATANGANI

DOKUMEN-DOKUKMEN YANG BERKAITAN DENGAN TIGA HAL TERSEBUT

SEBAGAI JUSTIFIKASI UNTUK MENARIK yang bersangkutan sebagai

Tergugat II BAHKAN kemudian MENGHUKUM PEMBANDING II SECARA

TANGGUNG RENTENG DENGAN PEMBANDING I UNTUK MEMBAYAR TIGA

TUNTUTAN ITU SUNGGUH ABSURD SEBAB BAGAIMANA BISA MASUK

NALAR HUKUM FADLY YANG BERKAPASITAS SEBAGAI KARYAWAN

PEMBANDING I JUSTRU DITARIK MENJADI TERGUGAT II DAN KEMUDIAN

DIHUKUM SECARA TANGGUNG RENTENG UNTUK MEMBAYAR SEMUA

TIGA TUNTUTAN ITU?

Bahwa kalau Penggugat bersikeras dengan alur logika yang sesat itu, maka

mestinya Fadly DIGUGAT DENGAN DASAR GUGATAN Perbuatan Melawan

Hukum BUKAN WANPRESTASI KARENA PEMBANDING II TIDAK PERNAH

MENGIKATKAN DIRI DALAM SUATU PERJANJIAN DENGAN PENGGUGAT

lantas BAGAIMANA PEMBANDING II DAPAT DIKUALIFISIR TELAH

MELAKUKAN PERBUATAN CIDERA JANJI KEPADA PENGGUGAT? Fakta-

fakta itu sekali lagi, membuktikan absurditas dalil dan kesimpulan tersebut.

Ketiga, Bahwa pada satu sisi, Terbanding / Tergugat Rekonvensi /

Penggugat Konvensi memang berhak atas uang pembayaran pekerjaan yang

dia lakukan atas pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 72 M2 sejumlah

Rp.56.701.345,- (lima puluh enam juta tujuh puluh satu ribu tiga ratus empat

puluh lima rupiah) untuk bobot progress sebesar 20,72% dan atas uang

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 43 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

pembayaran pekerjaan pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54 M2

sejumlah Rp.50.242.181,- (lima puluh juta dua ratus empat puluh dua ribu

seratus delapan puluh satu rupiah) bagi bobot progress 24,65% sehingga sama

dengan Rp.107.565.526,- (seratus tujuh juta lima ratus enam puluh lima ribu

lima ratus dua puluh enam rupiah). Bahwa akan tetapi, hasil pekerjaan

Terbanding / Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi sejumlah

Rp.107.565.526,- (seratus tujuh juta lima ratus enam puluh lima ribu lima ratus

dua puluh enam rupiah) itu tidak bisa dibayarkan karena pada sisi lain ,

Terbanding / Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi mempunyai kewajiban denda keterlambatan atas pembangunan 2 (dua) unit rumah

contoh tipe 72 M2 dan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54 M2 sebesar

165.569.040,- (sertaus enam puluh lima juta lima ratus enam puluh sembilan

ribu empat puluh rupiah) kepada Pembanding I/Penggugat Rekonvensi /

Tergugat I Konvensi karena faktanya hingga Surat Perjanjian Kontrak

Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR. II / IX / 2014 tanggal 1 September 2014

berakhir 5 Januari 2015, bobot pekerjaan yang diselesaikan oleh Terbanding /

Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi hanya 20,72 % untuk

pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 72 M2 dan 24,65 % untuk

pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54 M2 sehingga pembangunan itu

mangkrak.

Petitum angka 6 dalam gugatan Penggugat tentang tuntutan bunga Pembanding I dan Pembanding II menolak / berkeberatan terhadap

kesimpulan pada hal. 95 alinea ke-3 yang menghukum Tergugat I dan Tergugat

II secara tanggung renteng membayar bunga menurut undang-undang sebesar

Rp.537.827,- (lima ratus tiga puluh tujuh ribu delapan ratus dua puluh tujuh

rupia) per bulan karena tidak benar Tergugat I dan Tergugat II sekarang

Pembanding I dan Pembanding II melakukan perbuatan cidera janji kepada

Penggugat sekarang Terbanding karena kesimpulan itu tidak berdasar hukum

dan keliru. Adapun detil alasan dan argumentasi dijelaskan dalam keberatan

terhadap petitum angka 4 dalam hal. 11 mulai alinea ke-5 bersambung ke hal.

12 aline ke-2 dan keberatan terhadap petitum angka 5 dalam hal. 13 mulai

alinea ke- 1 bersambung ke hal. 14 alinea ke-2.

Petitum angka 7 gugatan Penggugat tentang tuntutan atas kerugian dari keuntungan yang diharapkan Bahwa pada hal. 97 alinea ke-5 Majelis Hakim menyimpulkan untuk

menghukum Tergugat I dan Tergugat II sejumlah Rp.47.880.000,- atas

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 44 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

keuntungan yang diharapkan, sedangkan pertimbangan hukumnya diuraikan

dari hal. 96 mulai dari alinea ke-2 bersambung hal.97 sampai alinea ke- 4.

Pembanding I dan Pembanding II menolak kesimpulan tersebut karena tidak

benar Tergugat I dan Tergugat II sekarang Pembanding I dan Pembanding II

telah melakukan perbuatan cidera janji kepada Penggugat sekarang Terbanding

. Bahwa adapun alasan dan argumentasi dijelaskan dalam keberatan terhadap

petitum angka 4 dalam hal. 11 mulai alinea ke-5 bersambung ke hal. 12 aline

ke-2 dan keberatan terhadap petitum angka 5 dalam hal. 13 mulai alinea ke- 1

bersambung ke hal. 14 alinea ke-2.

DALAM REKONVENSI

Dalam putusan hal.105 alinea ke-2, disebutkan bahwa menurut pendapat

Majelis Hakim apabila pada saat itu Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi

mau melaksanakan ketentuan Pasal 4 Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan,

maka pembayaran termin pertama seharusnya telah diterima oleh Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi, dengan pemberitahuan bahwa bon pembelian bahan agar segera diserahkan. Hal mana sesuai dengan

ketentuan Pasal 4 Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan yang menetapkan bahwa

pembayaran termin pertama yaitu permohonan cash bon oleh pelaksana

diajukan setelah material masuk dan dikerjakan dapat diajukan kepada Berlian

Residence dengan ketentuan dilengkapi bon pembelian bahan nilai yang

dibayarkan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan terhadap termin

pertama kontrak berikutnya.Bahwa basis argumentasi terhadap

pendapat/kesimpulan itu diuraikan dalam hal.99 mulai alinea ke-4 bersambung

ke hal.105 alinea ke-1.

Bahwa Pembanding sangat berkeberatan terhadap pendapat Majelis Hakim

tersebut dan sangat tidak sependapat dengan argumentasi yang mendasari

pendapat itu dengan alasan-alasan / argumentasi sebagai berikut.

Perjanjian diwujudkan dalam sekumpulan kata-kata atau tanda-tanda

sebagai pertemuan kehendak, meeting of mind ( J. Satrio, Hukum Perjanjian,

1991, hal.413). Bahwa kata-kata yang jelas (expresis verbis) tidak boleh

ditafsirkan lain, itu suatu azas hukum. Sehungan dengan itu, menurut ketentuan

Pasal 4 ayat (1) Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II /

IX / 2014 tanggal 1 September 2014 ,” Pembayaran Termyn Pertama yaitu

permohonan pinjaman / Cash Bon oleh pelaksana diajukan setelah material masuk dan dikerjakan dapat diajukan kepada Berlian Residence dengan ketentuan dilengkapi oleh bon pembelian bahan nilai yang dibayarkan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 45 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan terhadap termyn kontrak

berikutnya. Bahwa inti ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) tersebut adalah

sebagai berikut :

1. setelah material masuk, artinya Pelaksana telah membeli bahan-bahan

material yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan 2 (dua) unit

rumah contoh tipe 72 M2 dan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54 M2 dan 2,

2. dikerjakan, artinya Pelaksana telah mulai atau sedang melakukan

pembangunan 4 (empat) unit rumah contoh tersebut,

3. cash bon dapat diajukan kepada Berlian Residence, artinya apabila

kewajiban / pekerjaan dalam poin nomor 1 dan 2 sudah dilakukan maka

Pelaksana berhak mengajukan Cash Bon sebagai pembayaran termin

pertama;

4. dilengkapi oleh bon pembelian bahan, artinya bon pembelian bahan

tersebut merupakan syarat dan sebagai bukti untuk digunakan guna

mengetahui / menentukan nilai pembelian bahan yang nantinya mesti

dibayarkan kepada Pelaksana. Menurut hemat Pembanding I, selain unsur keempat itu (bon pembelian bahan sebagai bukti untuk digunakan guna mengetahui / menentukan nilai

pembelian bahan) bahwa Laporan Kemajuan / Progres Bobot Pekerjaan di

lapangan / proyek juga diperlukan untuk menghitung besaran pinjaman / Cash

Bon yang dapat diberikan oleh pihak Berlian Residence selaku developer dan

itu diartikan sebagai pembayaran termin pertama. Lantas, bagaimana implementasi klasula Pasal 4 ayat (1) tersebut?. Bahwa

peristiwa konkritnya / faktanya, Terbanding / Penggugat tidak melaksanakan

unsur / poin ke-4 , sebagaimana dijelaskan di atas karena pengajuan

Permohonan Pinjaman / Cash Bon sejumlah Rp.90.000.000,- (sembilan puluh

juta rupiah) yang dilakukan tanggal 13 November 2014, TIDAK DILENGKAPI /

DILAMPIRI BON PEMBELIAN BAHAN , yang bota bene merupakan syarat

(sudah ada penjelasan tentang hal ini di atas). Oleh karena ketiadaan bukti itu

sehingga tidak dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai yang layak

dibayarkan/dipinjamkan kepada Pelaksana (Terbanding / Penggugat). Bahwa

selanjutnya, terkait ketiadaan bukti itu, perlu ditegaskan di sini, bahwa bukti

atau bon pembelian bahan itu pernah diminta oleh Pembanding I / Tergugat I

namun tidak diserahkan kepada Pembanding I / Tergugat I sampai sengketa ini

didaftarkan di Pengadilan Negeri Medan (baru kemudian pada tahap

pembuktian atas perkara a quo ada bukti seperti itu diajukan namun dalam

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 46 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

konteks ini, pengajuan bukti itu bersifat post factum). Bahwa dalam konteks

bukti perhitungan itu, mohon dibakitkab dengan uraian/argumentasi dala,

halaman

Bahwa selain itu, semestinya Pelaksana (Terbanding / Penggugat)

menyerahkan Laporan Kemajuan/Progres Bobot Pekerjaan di lapangan / proyek

untuk selanjutnya diverifikasi / di-check secara bersama-sama guna mengetahui

/ menentukan nilai yang dikerjakan (poin nomor 2 tentang “dikerjakan”. Bahwa

laporan seperti itu , juga tidak ada dilampirkan dengan pengajuan permohonan

pinjaman / cash bon tertanggal 13 November 2014.

Jadi, berdasarkan uraian/argumentasi tersebut, Pelaksana (Terbanding /

Penggugat) terbukti tidak memenuhi syarat-syarat / kewajibannya dalam

pengajuan Permohonan Pinjaman / Cash Bon sejumlah Rp.90.000.000,-

(sembilan puluh juta rupiah) yang dilakukan tanggal 13 November 2014

sehingga permohonan pinjaman itu ditolak.

Bahwa Surat Permohonan Pinjaman tanggal 13 November 2014

sesungguhnya dilampiri dua lembar dokumen (vide TI-15) yang berisi empat

substansi, yaitu.

1. Rincian Progres Opname Pekerjaan 4 Unit Rumah Contoh Proyek BERLIAN

RESIDENCE Tahap II Jl.Pasar III / Jl. Benteng MARELAN dengan angka-

angka perhitungannya, yaitu : (1) Type 72 M2 jumlah 2 Unit , lokasi : Kav

88K dan 88L dengan progresi 19% bernilai Rp. 49.248.000,- (2) Type 54M2

jumlah 2 Unit , lokasi : Kav 8A dan Kav 8B dengan progresi 20 % bernilai Rp.

41.040.00,-Kemudian dibawah bawah lembaran pertama diberi keterangan

“NB”: Progres Opname Pekerjaan tersebut di atas dihitung berdasarkan

bobot persentase dan dihitung berdasarkan Opname Pekerjaan di lapangan

yang sudah selesai dikerjakan.

Bahwa Pembanding I tidak bisa menerima Lampiran itu begitu saja karena

dibuat secara sepihak , tidak di-opname secara bersama-sama oleh pihak

Pelaksana dan Developer / Managemen Berlian Residence sehingga data

tersebut sangat diragukan validitas / keakuratannya. (Bandingkan dengan

bukti TI-18A2 dan TI-18A1 tentang Laporan Bobot Progres Pembangunan 2

(dua) unti rumah tinggal tipe 72 M2 dan 2 (dua) unti rumah tinggal tipe 54 M2

diperiksa secara bersama-sama dan kemudian disetujui kebenaran data itu.

Seharusnya seperti ini prosedurnya).

2. Perincian Biaya-Biaya : Berisi rincian biaya-biaya : bahan, upah kerja, dan

operasional.

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 47 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Bahwa Pembanding I tidak bisa menerima begitu saja dengan alasan

sebagai berikut.

1. Pertama, Rincian Bahan dibuat secara global, karena tidak ada

nilai/harga pembelian bahan per item / jenis barang.

2. Kedua, selain itu, tidak ada bukti bon pembelian bahan tersebut

sebagai data pendukungnya.

3. Ketiga, biaya-biaya operasional dan lain-lain tidak dilengkapi dengan

data pendukung, dibuat secara global, tidak ada break down-nya .

Oleh karenanya, Pembanding I / Tergugat I tidak bisa menerima data yang

tidak valid dan akurat seperti itu. Bahwa dengan kata lain, semua lampiran

Permohonan Pinjaman tanggal 13 November 2014 tersebut benar-benar

bermasalah. (Lebih lanjut, vide uraian/ pada hal. 17 alinea ke-3 di bawah ini).

Bahwa lebih lanjut lagi, dalam putusan hal. 105 pada alinea ke-3, Majelis

Hakim menyimpulkan bahwa oleh karena pembayaran termin pertama ternyata tidak dilaksanakan Penggugat Rekonvensi / Tergugat I Konvensi, mengakibatkan Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi mengalami kesulitan dana sehingga dengan terpaksa mengehentikan proses pembangunan 4 (empat) unit rumah tersebut pada bulan Desember 2014 . (Huruf tebal/hitam oleh Kuasa Pembanding) . Bahwa selanjutnya, pada alinea

ke-4, pada halaman tersebut, Majelis Hakim akhirnya menyimpulkan bahwa

Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi tidak dapat dipersalahkan telah melakukan keterlambatan melaksanakan pekerjaan. (Huruf hitam oleh

Kuasa Pembanding) Pembanding I / Penggugat Rekonvensi sangat tidak sependapat dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim dengan redaksi, “oleh karena

pembayaran termin pertama ternyata tidak dilaksanakan Penggugat Rekonvensi

/ Tergugat I Konvensi, mengakibatkan Tergugat Rekonvensi/Penggugat

Konvensi mengalami kesulitan dana sehingga dengan terpaksa menghentikan

proses pembangunan 4 (empat) unit rumah tersebut pada bulan Desember

2014”. Bahwa kesimpulan tersebut jelas itu kurang pertimbangan hukum karena tidak mempertimbangkan alasan tidak dipenuhinya ketentuan / syarat pengajuan permohonan pinjaman / cash bon yaitu harus ada bukti / bon pembelian bahan dan dengan tambahan tiadanya “Laporan Kemajuan / Progres Bobot Pekerjaan di lapangan / proyek untuk selanjutnya diverifikasi / di-check secara bersama-sama guna mengetahui / menentukan

nilai yang dikerjakan” per 13 November 2014. Bahwa di atas hal tersebut sudah

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 48 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

diuraikan secara bernas). Bahwa cara pembuktian seperti itu, sangat bertentangan dengan azas audi alteram partem, sebagai azas yang berlaku universal, tentu juga berlaku untuk pemeriksaan perkara a quo. Dengan

kata lain, dalam konteks ini, Majelis Hakim telah salah menerapkan hukum

pembuktian.

Bahwa selanjutnya, Pembanding I / Penggugat Rekonvensi sangat keberatan terhadap kesimpulan / pendapat Majelis Hakim yang menyatakan, “Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi tidak dapat dipersalahkan telah melakukan keterlambatan melaksanakan pekerjaan ”. Bahwa kesimpulan tersebut sangat keliru karena didasarkan pada basis

argumentasi yang keliru / kurang lengkap. Bahwa Majelis Hakim tidak

mempertimbangkan bukti-bukti kedua belah pihak secara berimbang. Bahwa

dalam bukti TI-15, sebagaimana diuraikan secara detail di atas, sangat jelas Terbanding / Penggugat lalai memenuhi klausula Pasal 4 ayat (1) Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tanggal 1 September 2014, tetapi Majelis Hakim alih-alih membuat reka-reka probabilitas dalam frasa “dengan pemberitahuan bahwa bon pembelian bahan agar segera diserahkan”, padahal Pembanding I / Penggugat

Rekonvensi pernah meminta bukti tersebut tetapi tetap tidak dilengkapi oleh

Terbanding/Penggugat. Bahwa selain itu, dalam hal ini, reka-reka probabilitas

dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam frasa “dengan pemberitahuan bahwa bon pembelian bahan agar segera diserahkan” sungguh menunjukkan sikap tidak fair karena membebankan kewajiban Terbanding / Tergugat Rekonvensi untuk melengkapi persyaratan tersebut kepada Pembanding I / Penggugat Rekonvensi, padahal itu merupakan kewajiban Terbanding/Penggugat. Bahwa semestinya Majelis Hakim bertindak treat like cases alike atau sebangun dengan azas audi alteram partem, terlepas dari bahwa bukti bon pembelian bahan tersebut pernah diminta kepada Terbanding namun kewajiban / ketentuan itu tidak dipenuhi. Bahwa selanjutnya, terkait dengan Permohonan Pinjaman sejumlah

Rp.90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah) yang dilakukan tanggal 13

November 2014, yang tidak dikabulkan oleh Pembanding I / Penggugat

Rekonvensi / Tergugat I Konvensi, apabila jumlah itu diperbandingkan dengan

jumlah dana yang telah dikeluarkan oleh Terbanding / Tergugat Rekonvensi /

Penggugat Konvensi sebesar Rp. 287.456.792,- ( dua ratus delapan puluh

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 49 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

tujuh juta empat ratus lima puluh enam ribu tujuh ratus sembilan puluh dua

rupiah) sebagaimana dirinci dalam Lampiran Permohonan Pinjaman tertanggal

13 November 2014 ( vide bukti T I-15) dan kemudian dikomparasikan lagi

dengan posita angka 13 juncto total tuntutan dalam petitum angka 6 dalam

gugatan Penggugat yang hanya berjumlah Rp. 143.043.665,- (seratus empat

puluh tiga juta empat puluh tiga ribu enam ratus enam puluh lima rupiah) dan

bahwa dari itu tuntutan pembayaran atas pembangunan 4 unit rumah contoh itu cuma Rp. 107.565.526,- ( seratus tujuh juta lima ratus enam puluh

lima ribu lima ratus dua puluh enam rupiah) maka ditemukan fakta-fakta berupa angka-angka yang tidak cocok satu dengan yang lain. Bahwa dalam lampiran itu, total dana yang telah dikeluarkan oleh Terbanding / Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi berjumlah Rp. 287.456.792,- ( dua ratus delapan puluh tujuh juta empat ratus lima puluh enam ribu tujuh ratus

sembilan puluh dua rupiah) dikomparasikan dengan total petitum untuk

pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 72 M2 dan 2 (dua) unit rumah

contoh tipe 54 M2 dan 2 hanya sejumlah Rp. 107.565.526,- ( seratus tujuh juta

lima ratus enam puluh lima ribu lima ratus dua puluh enam rupiah) maka

ditemukan ada disparitas sejumlah Rp. 179.891.266,- (seratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus sembilan puluh satu ribu dua ratus enam puluh enam rupiah) antara dana yang diakui telah dikeluarkan ditambah hak atas pekerjaan pembangunan 4 unit rumah contoh dengan tuntutan dalam perkara a quo terhadap hal itu.

Bahwa Pembanding I / Penggugat Rekonvensi / Tergugat I Konvensi

MEMBACA DAN MEMAKMAI ANGKA-ANGKA ITU atau DISPARITAS

sejumlah Rp. 179.891.266,- (seratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus sembilan puluh satu ribu dua ratus enam puluh enam rupiah) tersebut SEBAGAI BUKTI KETIDAKJUJURAN dari Terbanding / Tergugat

Rekonvensi / Penggugat Konvensi atas angka-angka dalam lampiran Surat

Permohonan Pinjaman tertanggal 13 November 2014. (Hal itu merupakan salah

satu alasan kecurigaan Pembanding I/ Tergugat I ketika itu). Bahwa akan

tetapi, AMAT DISAYANGKAN FAKTA-FAKTA ITU TIDAK DIPERTIMBANGKAN

OLEH MAJELIS HAKIM. Sekali lagi, ini bukti yang eksplisit menjelaskan bahwa

Majelis hakim telah salah menerapkan hukum pembuktian dalam perkara a quo.

Bahwa amar putusan yang menghukum Pembanding I dan Pembanding II

atas pembayaran uang pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 72 M2

dan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54 M2 dan 2 berdasarkan bobot pekerjaan

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 50 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

per 9 Februari 2015, sebagaimana bukti P-7 yang berkesesuaian dengan bukti

TI-18A2 dan bukti P-8 yang berkesesuaian dengan bukti TI-18A1 berjumlah

Rp.107.565.526,- (seratus tujuh juta lima ratus enam puluh lima ribu lima ratus

dua puluh enam rupiah) yaitu hasil pekerjaan Terbanding / Tergugat Rekonvensi

/ Penggugat Konvensi , uang tersebut tidak bisa dibayarkan kepada Terbanding / Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi karena dia mempunyai kewajiban berupa denda keterlambatan atas pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 72 M2 dan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54 M2 sebesar 165.569.040,- (seratus enam puluh lima juta lima ratus enam puluh sembilan ribu empat puluh rupiah), sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tanggal 1 September 2014. Bahwa memang faktanya hingga Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005 / SPKP-BR.II / IX / 2014 tanggal 1 September 2014 berakhir 5 Januari 2015, bobot pekerjaan yang diselesaikan oleh Terbanding / Tergugat Rekonvensi / Penggugat Konvensi hanya 20,72 % untuk pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 72 M2 dan 24,65 % untuk pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54 M2.disangkal oleh Pembanding I Penggugat Rekonvensi / Tergugat I Konvensi tetapi penyelesaiannya haruslah direkonsiliasi / diperhitungkan dengan denda keterlambatan bahkan pembangunan atas 4 unit rumah contoh tersebut mangkrak, sebagaimana dituntut dalam petitum sebesar Rp.165.569.040,- (seratus enam puluh lima juta lima ratus enam puluh sembilan ribu empat puluh rupiah).` Berdasarkan alasan – alasan, fakta-fakta, argumentasi di atas, dan fakta

persidangan, maka dimohon kiranya Ketua Pengadilan Tinggi Medan c.q.

Majelis Hakim Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili serta memutus

perkara a quo menerima dan mempertimbangkan Memori Banding ini dan

selanjutnya kiranya berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut.

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI

Menerima eksepsi Pembanding I dan Pembanding II untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA

1. Menerima Memori Banding dari Terbanding untuk seluruhnya.

2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan untuk seluruhnya.

3. Mengadili sendiri perkara a quo.

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 51 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

4. Mengangkat Sita Jaminan yang dilakukan secara melanggar hukum

acara dan tertib beracara.

DALAM REKONVENSI

Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya.

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

Menghukum Terbanding / Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya

perkara yang timbul sesuai dengan aturan yang berlaku.

Atau apabila Majelis Hakim Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili

serta memutus perkara a quo berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-

adilnya. (Ex Aequo Et Bono).

Membaca surat kontra memori banding yang diajukan oleh Penggugat/

Terbanding tertanggal 9 Desember 2016 dan surat kontra memori banding

tersebut telah pula diberitahukan dengan cara seksama pada tanggal 26 Januari

2017 kepada Tegugat I, II/Pembanding I, II, yang pada pokoknya menemukakan

hal-halsebagaiberikut:

1. Bahwa Terbanding/Penggugat menolak seluruh dalil/alasan-alasan dalam

Memori Banding para Pembanding/para Tergugat, terkecuali hal-hal yang

secara tegas sebagaimana diuraikan di bawah ini ;

2. Bahwa pertimbangan hukum dan amar Putusan Pengadilan Negeri Medan

Nomor : 512/Pdt.G/2015/PN.Mdn. tanggal 27 Juni 2016 aquo telah tepat dan benar baik tentang pembuktian maupun penerapan hukumnya, serta

putusannya telah memenuhi rasa keadilan yang hidup dalam Masyarakat,

oleh karenanya Putusan Pengadilan Tingkat Pertama tersebut patut untuk

dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medan pada tingkat Banding ;

3. Bahwa setelah Terbanding/Penggugat mencermati seluruh alasan-alasan

banding yang tertuang dalam Memori Banding yang diajukan oleh para

Pembanding/para Tergugat, maka Terbanding/Penggugat berpendapat

bahwasanya alasan-alasan banding incasu tidak dapat dibenarkan,

apalagi hanya bersifat pengulangan semata atau tidak memuat hal-hal yang baru, sehingga dengan demikian sepatutnya Permohonan Banding

dari para Pembanding/para Tergugat untuk ditolak ;

4. Bahwa pertimbangan hukum dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan

aquo yang menolak seluruh eksepsi para Pembanding/ para Tergugat

adalah telah tepat dan benar sesuai hukum, karena eksepsi-eksepsi yang

diajukan para Pembanding/para Tergugat tidak beralasan hukum, dan lagi

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 52 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

pula eksepsi-eksepsi yang diajukan tersebut bukan merupakan eksepsi

sifatnya karena sudah memasuki materi pokok perkara ;

5. Bahwa formulasi gugatan yang diajukan oleh Terbanding/ Penggugat

terhadap Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding II/Tergugat II dalam

perkara ini adalah telah tepat dan benar sesuai hukum acara yang berlaku

dan relevan dengan bukti P-1, P-2, P-5, P-6, P-7, P-8, oleh karenanya

secara hukum, Pembanding II/Tergugat II bersama-sama dengan

Pembanding I/Tergugat I harus turut mempertanggung-jawabkan/membayar

segala kerugian yang diderita oleh Terbanding/Penggugat incasu ;

6. Bahwa tentang Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang telah diletakkan

dalam perkara ini sebagaimana Berita Acara Sita Jaminan Nomor :

512/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 26 Mei 2016 adalah telah dilakukan sesuai

tata cara/hukum yang berlaku (Vide: Pasal 261 ayat (1) RBg maupun Pasal

720 Rv.), hal mana bertujuan untuk menjamin dapat dilaksanakannya

putusan aquo guna memenuhi tuntutan Terbanding/Penggugat ;

7. Bahwa berdasarkan surat bukti bertanda P-3 berupa Berita Acara Serah-

terima pekerjaan pagar dinding batako tinggi 2 meter sepanjang 280 meter

Nomor : 003/BA-BR-II/VIII/2014 tertanggal 1 September 2014 yang

ditandatangani oleh Terbanding/ Penggugat dengan Pembanding

II/Tergugat II, maka telah terbukti bahwa pekerjaan pembuatan pagar

dinding batako tinggi 2 meter sepanjang 280 meter incasu telah selesai 100

% (seratus persen) ;

Berdasarkan surat bukti bertanda P-5 berupa Surat Perintah Kerja Nomor :

004/SPK-BR-II/PM/VIII/2014 tanggal 30 Agustus 2014 yang ditandatangani

oleh Terbanding/Penggugat dengan Pembanding II/Tergugat II dan

kemudian berdasarkan surat bukti P-6 berupa Surat Perjanjian Kontrak

Pekerjaan Nomor : 005/SPKP-BR-II/IX/2014 September 2014 telah

membuktikan bahwasanya antara Terbanding/Penggugat dengan

Pembanding I/Tergugat I serta Pembanding II/Tergugat II telah terjadi

persetujuan untuk pembangunan unit rumah contoh proyek Berlian

Residence Tahap II jalan Pasar III Timur yaitu 2 (dua) unit rumah tipe 72 m2

dan 2 (dua) rumah tipe 54 m2 ;

Berdasarkan surat bukti bertanda P-7 berupa Surat berita progress

pembangunan 2 (dua) unit rumah tipe 54 m2 tanggal 09 Februari 2015 yang

ditandatangani oleh Terbanding/ Penggugat dengan Pembanding

II/Tergugat II telah membuktikan bahwa pembangunan 2 (dua) unit rumah

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 53 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

tipe 54 m2 telah mencapai 24,65 % (dua puluh empat koma enam puluh

lima persen), dan berdasarkan surat bukti bertanda P-8 berupa Surat berita

progress pembangunan 2 (dua) unit rumah tipe 72 m2 tanggal 09 Februari

2015 yang ditandatangani oleh Terbanding/Penggugat dengan Pembanding

II/Tergugat II telah membuktikan bahwa pembangunan 2 (dua) unit rumah

tipe 72 m2 telah mencapai 20,72 % (dua puluh koma tujuh puluh dua

persen) ;

Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas maka Terbanding/ Penggugat telah

pernah mengajukan permohonan pinjaman (Cash Bon) kepada Berlian

Residence atau kepada Pembanding I/Tergugat I tertanggal 13 Nopember

2014 dan tertanggal 23 Pebruari 2014 sesuai surat bukti bertanda T1-15

dan P-13, namun para Pembanding/para Tergugat belum dapat

mengabulkan permohonan Cash Bon dimaksud (bukti P-14) ;

Bahwa para Pembanding/para Tergugat belum melakukan pembayaran

kepada Terbanding/Penggugat berupa uang kekurangan pembayaran

pembangunan pagar dinding batako tinggi 2 meter sepanjang 280 meter

sebesar Rp. 622.000.- (enam ratus dua puluh dua ribu rupiah), uang

kekurangan pembayaran atas pembangunan 2 (dua) unit rumah tinggal tipe

54 m2 sebesar 24,65 % dari nilai kontrak sebesar Rp. 205.225.181. dan 2

(dua) unit rumah tinggal tipe 72 m2 sebesar 20,72 % dari nilai kontrak

sebesar Rp. 273.608.175.-, dan bahkan para Pembanding/para Tergugat

belum melakukan pembayaran kepada Terbanding/Penggugat berupa

uang retensi sebesar Rp. 5.138.000.- ;

Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang disampaikan dihadapan

persidangan berupa surat-surat bukti dan Saksi-saksi yang diajukan oleh

Terbanding/Penggugat maka telah terbukti (hasil pemeriksaan persidangan

Tingkat Pertama) bahwasanya para Pembanding/para Tergugat mempunyai

kewajiban hukum untuk membayar kepada Terbanding/Penggugat sejumlah

uang total sebesar Rp. 107.565.526.- (seratus tujuh juta lima ratus enam

puluh lima ribu lima ratus dua puluh enam rupiah), sehingga oleh karenanya

Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 512/Pdt.G/2015/PN.Mdn.

tanggal 27 Juni 2016 aquo telah tepat dan benar sesuai hukum dan rasa

keadilan yang hidup dalam Masyarakat ;

8. Bahwa dalam Memori Banding yang diajukan oleh para Pembanding/para

Tergugat pada halaman 14 (poin Ketiga) ada menyebutkan :

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 54 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Ketiga, bahwa pada satu sisi, Terbanding/ Tergugat Rekonvensi/Penggugat

Konvensi memang berhak atas uang pembayaran pekerjaan yang dia

lakukan atas pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 72 m2 sejumlah

Rp. 56.701.345. untuk bobot progres sebesar 20,72% dan atas uang

pembayaran pekerjaan pembangunan 2 (dua) unit rumah contoh tipe 54 m2

sejumlah Rp. 50.242.181. bagi bobot progress 24,65% sehingga sama

dengan Rp. 107.565.526,- (seratus tujuh juta lima ratus enam puluh lima

ribu lima ratus dua puluh enam rupiah) ;

9. Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Medan aquo telah tepat dan benar

menghukum para Pembanding/para Tergugat untuk membayar kepada

Terbanding/Penggugat berupa kerugian bunga yakni sebesar 0,5% atau

Rp.537.827. perbulan sesuai ketentuan Pasal 1243 KUHPerdata yang

menyebutkan :

Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan,

barulah mulai diwajibkan, apabila si berhutang, setelah dinyatakan lalai

memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus

diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam

tenggang waktu yang telah dilampaukannya ;

Demikian pula tentang pertimbangan hukum dan amar Putusan Pengadilan

Negeri Medan incasu yang telah mengabulkan tuntutan

Terbanding/Penggugat tentang “Keuntungan yang diharapkan atau yang

seharusnya diperoleh Terbanding/ Penggugat” yakni sebesar Rp.

47.880.000.-, adalah telah tepat dan beralasan hukum ;

10. Bahwa selanjutnya tentang gugatan rekonvensi yang diajukan oleh

Pembanding I/Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi, maka

Terbanding/Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi menanggapi

sebagai-berikut :

- Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Medan aquo yang menolak gugatan

rekonvensi incasu, adalah telah tepat dan benar karena gugatan

rekonvensi yang diajukan oleh Pembanding I/Penggugat Rekonvensi

tidak beralasan hukum ;

- Bahwa Terbanding/Tergugat Rekonvensi telah pernah mengajukan

Permohonan Pinjaman (Cash Bon) kepada Berlian Residence atau

kepada Pembanding I/Penggugat Rekonvensi tertanggal 13 Nopember

2014 dan tertanggal 23 Pebruari 2014 sesuai surat bukti bertanda T1-15

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 55 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

dan P-13, namun para Pembanding/Penggugat Rekonvensi belum dapat

mengabulkan permohonan Cash Bon dimaksud (bukti P-14) ;

- Bahwa oleh karena pembayaran termin pertama ternyata tidak

dilaksanakan oleh Pembanding I/Penggugat Rekonvensi, maka hal

tersebut mengakibatkan Terbanding/ Tergugat Rekonvensi mengalami

kesulitan dana, sehingga dengan terpaksa menghentikan proses

pembangunan 4 (empat) unit rumah incasu pada bulan Desember 2014,

dengan demikian maka secara hukum Terbanding/Tergugat Rekonvensi

tidak dapat dipersalahkan dalam hal pekerjaan incasu ;

11. Bahwa berdasarkan alasan-alasan di atas, maka Putusan Pengadilan

Negeri Medan Nomor : 512/Pdt.G/2015/PN.Mdn. tanggal 27 Juni 2016 telah

tepat dan benar, dengan demikian Permohonan Banding dari para

Pembanding/para Tergugat sepatutnya untuk ditolak ;

12. Bahwa Terbanding/Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi menolak

tegas surat-surat bukti tambahan yang diajukan oleh para Pembanding/para

Tergugat pada tingkat banding ini sepanjang yang bertentangan dengan

pembelaan diri dan pembuktian yang diajukan oleh Terbanding/Penggugat

Konvensi/Tergugat Rekonvensi dalam perkara ini, dan lagi pula jika ada

bukti tambahan seharusnya diajukan dihadapan persidangan yang khusus

diadakan untuk itu serta dihadiri semua pihak perkara sesuai prinsif Process

Doelmatigheid & Process Orde ;

Berdasarkan uraian-uraian di atas, Terbanding/Penggugat Konvensi /Tergugat

Rekonvensi memohon kepada Majelis Hakim pada Pengadilan Tinggi Medan

yang memeriksa dan mengadili perkara ini pada tingkat banding, agar berkenan

memberikan putusan hukum :

- Menolak Permohonan Banding dari Pembanding I/Tergugat I

Konvensi/Penggugat Rekonvensi dan Pembanding II/Tergugat II Konvensi ;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 512/

Pdt.G/2015/PN.Mdn. tanggal 27 Juni 2016 yang dimohonkan banding

tersebut;

- Membebankan ongkos perkara di semua tingkatan kepada Pembanding

I/Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi dan Pembanding II/Tergugat II

Konvensi ;

Membaca risalah pemberitahuan pemeriksaan berkas perkara (Inzage)

Nomor 512/Pdt.G/2015/PN.Mdn yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 56 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Pengadilan Negeri Medan telah memberi kesempatan kepada pihak

Penggugat/Terbanding pada tanggal - dan kepada Tergugat/Pembanding pada

tanggal 12 Mei 2017 untuk mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Medan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah pemberitahuan,

sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Tergugat I, II/ Pembanding

I, II telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta

memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang, oleh karena itu

permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah

memperhatikan dengan seksama memori banding dari Pembanding I,II /

Tergugat I, II ternyata mengenai materi banding tersebut kesemuanya telah

dipertimbangkan dengan cermat dan seksama oleh majelis hakim tingkat

pertama dalam putusannya, dan pertimbangan majelis hakim tingkat pertama

tersebut diambil alih dan dijadikan sebagai pertimbangan Majelis Hakim Tingkat

Banding sendiri dalam memutus perkara ini dalam tingkat banding ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah memeriksa

dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan

putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 27 Juni 2016 Nomor

512Pdt.G/2015/PN.Mdn dan telah pula membaca serta memperhatikan dengan

seksama surat memori banding yang diajukan oleh pihak Tergugat/Pembanding

dan surat kontra memori banding yang diajukan oleh Penggugat/Terbanding

yang ternyata tidak ada hal-hal yang baru yang perlu dipertimbangkan, maka

Majelis Hakim Tingkat Banding dapat menyetujui dan membenarkan putusan

hakim tingkat pertama, oleh karena dalam pertimbangan-pertimbangan

hukumnya telah memuat dan menguraikan dengan tepat dan benar semua

keadaan serta alasan-alasan yang menjadi dasar dalam putusan bersesuaian

dengan fakta persidangan dan dianggap telah tercantum pula dalam putusan di

tingkat banding, kecuali mengenai amar Putusan Dalam Konvensi dan Dalam

Rekonvensi akan dipertimbangkan sebagai berikut ;

Menimbang, bahwa di dalam pertimbangan majelis hakim tingkat

pertama dalam putusannya menyatakan “Gugatan Penggugat Konvensi

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 57 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

dikabulkan untuk sebagian dan memerintahkan agar Tergugat I, II Konvensi

membayar ganti rugi secara tanggung renteng kepada Penggugat

Konvensi/Tergugat Rekonvensi, dan juga dalam pertimbangan hukumnya

selanjutnya menyatakan bahwa oleh karena Penggugat Rekonvensi/Tergugat I

dan Tergugat II Konvensi, berada dipihak yang kalah dalam perkara ini, maka

Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi dan Tergugat II Konvensi dihukum

untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng, namun didalam Amar

Putusan “Dalam Konvensi dan Dalam Rekonvensi” majelis hakim tingkat

pertama menyatakan “Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi

untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.660.000,- (dua juta enam ratus

enam puluh ribu rupiah), oleh karenanya Majelis hakim Tingkat Banding akan

memperbaiki kekeliruan penulisan amar putusan Dalam Konvensi dan Dalam

Rekonvensi putusan majelis hakim tingkat pertama tersebut dengan

menyelaraskan dengan pertimbangan majelis hakim tingkat pertama tentang

pembebanan biaya perkara dalam perkara aquo, menjadi sebagaimana dalam

amar putusan ini;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan

tersebut diatas Majelis Hakim Tingkat Banding memutus menguatkan putusan

Pengadilan Negeri Medan tanggal 27 Juni 2016 Nomor 512/Pdt.G/2015/PN.Mdn

dengan memperbaiki sekedar mengenai Amar Putusan Dalam Konvensi Dalam

Rekonvensi, sehingga selengkapnya sebagaimana dibawah ini ;

Menimbang, bahwa oleh karena pihak Tergugat I Dalam Konvensi/

Penggugat Dalam Rekonvensi/Pembanding I dan Tergugat II Dalam

Konvensi/Pembanding II tetap dipihak yang dikalahkan, baik dalam pengadilan

tingkat pertama maupun dalam pengadilan tingkat banding, maka semua biaya

perkara dalam kedua tingkat pengadilan tersebut dibebankan kepadanya ;

Mengingat peraturan hukum dari perundang-undangan yang berlaku,

khususnya Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman, Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum

dan RBG ;

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 58 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

M E N G A D I L I

- Menerima permohonan banding dari Pembanding-I, II, semula Tergugat-I, II ;

- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 27 Juni 2016 Nomor

512/Pdt.G/2015/PN.Mdn yang dimohonkan banding tersebut, dengan

memperbaiki sekedar mengenai amar putusan Dalam Konvensi dan Dalam

Rekonvensi, sehingga selengkapnya sebagai berikut: ;

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI

- Menolak seluruh eksepsi Tergugat I dan Tergugat II.

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang

telah diletakkan dalam perkara ini, yaitu terhadap barang-barang tidak

bergerak milik Tergugat I yang terletak di jalan Pasar III Timur/ jalan

Benteng yang setempat dikenal dengan komplek Berlian Residence

Tahap 2, berupa :

- a. 2 (dua) unit rumah type 72 M2 : Kavling 88 K dan Kavling 88 L.

- b. 2 (dua) unit rumah type 54 M2 : Kavling 8 A dan Kavling 8 B.

Dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Timur berbatasan dengan : Perumahan milik Tergugat I.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan: Tembok perumahan Berlian

Residence Tahap 2.

- Sebelah Barat berbatasan dengan : Tanah kosong milik Tergugat I.

- Sebelah Utara berbatasan dengan : Tanah kosong milik Tergugat I.

3. Menyatakan sah dan berharga Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan

Nomor : 004/SPKK-BR-II/VII/2014 tertanggal 17 Juli 2014 untuk Pembuatan

Pagar Dinding Batako Setinggi 2 Meter Sepanjang 280 Meter dan Surat

Perjanjian Kontrak Pekerjaan Nomor : 005/SPKP-BR.II/IX/2014 tertanggal 1

September 2014 untuk Pembangunan Proyek Berlian Residence Tahap II, 2

Unit Rumah Tinggal Tipe 54 M2 dan 2 Unit Rumah Tinggal Tipe 72 M2;

4. Menyatakan demi hukum bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah

Wanprestasi (Ingkar Janji);

5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar ganti rugi kepada Penggugat Konvensi secara tunai dan

seketika atas tindakan dan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 59 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

tersebut, mengakibatkan Penggugat mengalami kerugian materiil sebesar Rp.107.565.526,- (seratus tujuh juta lima ratus enam puluh lima

ribu lima ratus dua puluh enam rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

o Uang kekurangan pembayaran pembangunan pagar dinding batako

tinggi 2 meter sepanjang 280 meter sebesar Rp. 622.000,- (enam

ratus dua puluh dua ribu rupiah);

o Uang pembayaran pekerjaan 2 (dua) unit rumah tinggal tipe 72 M2

sebesar 20,72 % dari nilai kontrak sebesar Rp.273.608.175,- sama

dengan Rp.56.701.345;

o Uang pembayaran pekerjaan 2 (dua) unit rumah tinggal tipe 54 M2

sebesar 24,65 % dari nilai kontrak sebesar Rp.205.225.181,- sama

dengan Rp.50.242.181,-;

6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk

membayar ganti kerugian bunga sebesar Rp.107.565.526.- X 0,5 % =

Rp.537.827,- (lima ratus tiga puluh tujuh ribu delapan ratus dua puluh

tujuh rupiah) perbulan, terhitung sejak gugatan didaftarkan di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan sampai dengan perkara ini

mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van

gewisjde);

7. Menghukum Tergugat I, II / Pembanding I, II secara tanggung renteng

untuk mengganti secara tunai dan seketika seluruh keuntungan yang

diharapkan (uitdervings) atau yang seharusnya diperoleh Penggugat

/Terbanding sekiranya perjanjian terpenuhi dengan baik, sebesar

Rp.47.880.000.- (empat puluh tujuh juta delapan ratus delapan puluh

ribu rupiah);

8. Menolak gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/

Terbanding untuk selain dan selebihnya;

DALAM REKONVENSI

6. Menolak seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat I Konvensi/

Pembanding.

DALAM KONVENSI DALAM REKONVENSI

7. Menghukum Tergugat I Konvensi, Tergugat II Konvensi/Pembanding I

dan II untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan

yang dalam tingkat pertama sejumlah Rp.2.660.000,- (dua juta enam

ratus enam puluh ribu rupiah) dan dalam tingkat banding sejumlah

Rp.150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah);

PENG

ADIL

AN T

INGG

I MED

AN

Halaman 60 dari 60 Putusan Nomor 223/PDT/2017/PT MDN

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Medan pada hari KAMIS tanggal 23 NOPEMBER 2017 oleh

kami YANSEN PASARIBU,SH selaku Ketua Majelis dengan ADI

SUTRISNO,SH,MH dan NUR HAKIM,SH,MH masing-masing sebagai Hakim

Anggota berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 8

Agustus 2017 Nomor 223/PDT/2017/PT.MDN untuk memeriksa dan mengadili

perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut pada hari SELASA

tanggal 5 DESEMBER 2017 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum

oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri Hakim-hakim Anggota, serta

dibantu oleh MASRUKIYAH,SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi

tersebut akan tetapi tanpa dihadiri kedua belah pihak dalam perkara ini ;

Hakim Anggota : Hakim Ketua :

ttd ttd

1. ADI SUTRISNO,SH,MH YANSEN PASARIBU,SH

ttd

2. NUR HAKIM,SH,MH

Panitera Pengganti :

MASRUKIYAH,SH

Rincian biaya perkara:

- Meterai : Rp. 6.000,-

- Redaksi : Rp. 5.000,-

- Pemberkasan : Rp.139.000,-

Jumlah : Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)