Pendidikan Kesehatan Pada Kegawatan

15
OLEH : WILDA PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KEGAWATAN PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

description

kgd

Transcript of Pendidikan Kesehatan Pada Kegawatan

  • OLEH : WILDAPENDIDIKAN KESEHATAN PADA KEGAWATANPDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Pengaturan penyelenggaraan pelayanan gawat daruratPasal 51 UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran, dimana seorang dokter wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaanUU No. 23/1992 pasal 4 tentang kesehatan tidak disebutkan istilah pelayanan gawat darurat namun secara tersirat upaya penyelenggaraan pelayanan tersebut sebenernya merupakan hak setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yg optimalPasal 7 pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakattermasuk fakir miskin, orang terlantar dan kurang mampuPDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Ini menyangkut upaya pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakatRumah sakit di Indonesia memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan gawat darurat 24 jam sehari sebagai salah satu persyaratan ijin rumah sakitDalam pelayanan gawat darurat tidak diperkenankan untuk meminta uang muka sebagai persyaratan pemberian pelayananDalam penanggulangan pasien gawat darurat dikenal pelayanan fase pra-rumah sakit dan fase rumah sakitPDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Fase RSPengaturan pelayanan gawat darurat untuk fase rumah sakit telah terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/ 1988 tentang Rumah Sakit, di mana dalam pasal 23 telah disebutkan kewajiban rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan gawat darurat selama 24 jam per hari.

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Fase Pra-RSUntuk fase pra-rumah sakit belum ada pengaturan yang spesifik. Secara umum ketentuan yang dapat dipakai sebagai landasan hukum adalah pasal 7 UU No.23/1992 tentang Kesehatan, yang harus dilanjutkan dengan pengaturan yang spesifik untuk pelayanan gawat darurat fase pra-rumah sakitBentuk peraturan tersebut seyogyanya adalah peraturan pemerintah karena menyangkut berbagai instansi di luar sector kesehatan. PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Lingkup Kewenangan Personil Dalam Pelayanan Gawat DaruratHal yang perlu dikemukakan adalah pengertian tenaga kesehatan yang berkaitan dengan lingkup kewenangan dalam penanganan keadaan gawat daruratPengertian tenaga kesehatan diatur dalam pasal 1 butir 3 UU No.23/1992 tentang Kesehatan sebagai berikut:tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatanMelihat ketentuan tersebut nampak bahwa profesi kesehatan memerlukan kompetensi tertentu dan kewenangan khusus karena tindakan yang dilakukan mengandung risiko yang tidak kecil.PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Pengaturan tindakan medis secara umum dalam UU No.23/1992 tentang Kesehatan dapat dilihat dalam pasal 32 ayat (4) yang menyatakan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk ituKetentuan tersebut dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari tindakan seseorang yang tidak mempunyai keahlian dan kewenangan untuk melakukan pengobatan/perawatan, sehingga akibat yang dapat merugikan atau membahayakan terhadap kesehatan pasien dapat dihindari, khususnya tindakan medis yang mengandung risiko.PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Pengaturan kewenangan tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan medik diatur dalam pasal 50 UU No.23/ 1992 tentang Kesehatan yang merumuskan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan.Pengaturan di atas menyangkut pelayanan gawat darurat pada fase di rumah sakit, di mana pada dasarnya setiap dokter memiliki kewenangan untuk melakukan berbagai tindakan medik termasuk tindakan spesifik dalam keadaan gawat daruratDalam hal pertolongan tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan maka yang bersangkutan harus menerapkan standar profesi sesuai dengan situasi (gawat darurat) PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Pelayanan gawat darurat fase pra-rumah sakit umumnya tindakan pertolongan pertama dilakukan oleh masyarakat awam baik yang tidak terlatih maupun yang terlatih di bidang medisDalam hal itu ketentuan perihal kewenangan untukmelakukan tindakan medis dalam undang-undang kesehatan seperti di atas tidak akan diterapkan, karena masyarakat melakukan hal itu dengan sukarela dan dengan itikad yang baikSelain itu mereka tidak dapat disebut sebagai tenaga kesehatan karena pekerjaan utamanya bukan di bidang kesehatan

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Jika tindakan fase pra-rumah sakit dilaksanakan oleh tenaga terampil yang telah mendapat pendidikan khusus di bidang gawat darurat dan yang memang tugasnya di bidang ini (misalnya petugas 118), maka tanggungjawab hukumnya tidak berbeda dengan tenaga kesehatan di rumah sakitPenentuan ada tidaknya kelalaian dilakukan dengan membandingkan keterampilan tindakannya dengan tenaga yang serupaPDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersierPDK/KGD/Wild@/STIKesCBa. Pencegahan primer terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko.Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadiStrateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • b. Pencegahan sekunderPDK/KGD/Wild@/STIKesCBMeliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala.Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • c. Pencegahan TersierPDK/KGD/Wild@/STIKesCBDilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal.Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • LiteraturPeraturan Menteri Kesehatan No.159b/1988 tentang Rumah SakitPeraturan Menteri Kesehatan No.585/1989 tentang PersetujuanPeraturan Menteri Kesehatan No.749a/1989 tentang RekamUndang-undang No 23/1992 tentang Kesehatan Undang-undang No. 29/ tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB

  • PDK/KGD/Wild@/STIKesCBBuatlah satuan acara kegiatan pendidikan kesehatan tentang pencegahan kegawatdaruratan pada :1. Syok2. Multiple trauma3. Keracunan dan over dosis

    PDK/KGD/Wild@/STIKesCB