Pencernaan

18
PERCOBAAN VIII PENCERNAAN I. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum ini adalah pengamatan aktivitas rambut getar mulut dan tenggorokkan pada katak. II. DASAR TEORI

description

Laporan Fisiologi Hewan UNLAM

Transcript of Pencernaan

PERCOBAAN VIIIPENCERNAANI. TUJUAN PRAKTIKUMTujuan dari praktikum ini adalah pengamatan aktivitas rambut getar mulut dan tenggorokkan pada katak.II. DASAR TEORIPada organ mulut katak terdapat rambut getar yang berfungsi sebagai proses pemaukan makanan. Semakin banyak rambut getar yang terdapat pada organ yang turut mempengaruhi proses penelanan makanan dalam katak. Rambut getar terdapat dalam rongga mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris. Untuk memudahkan proses masuknya makanan kedalam esophagus ada rambut getar pada jaringan epitel yang mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah diatas epitel Mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan mempunyai fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap mangsa juga sebagai alat untuk menelan. Saliva terdapat pada saluran pencernaan untuk memudahkan masuknya makanan ke dalam esophagus, ada rambut getar pada jaringan epitel yang dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan ke arah epitel bersilia tersebut (Azhar, 2009).Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan kodok berupa hewan-hewan kecil (serangga). Pada saluran pencernaan kodok terdapat silia. Rambut getar (silia) berperan dalam transformasi bahan makanan di saluran pencernaan. Pada kodok, aktivitas rambut getar pada epitel rongga mulut bergerak dari mulut ke anus, sambil menyapu bersih segala kotoran (debris) yang ada di sepanjang saluran pencernaan. Hal tersebut menyerupai aktivitas rambut getar yang ditemukan pada sistem respirasi mamalia. Gerakan rambut getar berbeda-beda jenisnya. Padakodok, rambut getar di rongga mulut dan kerongkongan (faring), bergerak seperti pendulum yaitu bergarak bolak-balik, melentur pada dasarnya. Dalam keadaannormal, rambut getar biasanyadiamsaja dan akan mulai bergerak apabila diberi rangsangan, seperti peletakan partikel benda asing, dan beru akan berhenti bergerak setelah pertikel tersebut tersapu habis oleh gerakan rambut getar itu (Muhammat, 2004).Katak merupakan hewan yang bilateral simetris. Alat pencernaan yang tampak dari luar yaitu cavum oris, dibatasi maxillae (rahang atas) pada sebelah atas, sedang sebelah bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah). Kemudian dilanjutkan oleh faring, esophagus, pentriculus dan intestinum yang terletak di dalam rongga tubuh. Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada dasar sebelah anterior mulut. Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh lendir yang dapat dijulurkan dari belakang ke muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae sebelah luar terdapat gigi maxillaris, sedang pada atap cavum oris terdapat denta vomerin yang berguna untuk menahan mangsa yang akan di telan (Pearce, 2005).Mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan mempunyai fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap mangsa juga sebagai alat untuk menelan.Saliva pada saluran pencernaan untuk memudahkan masuknya makanan ke dalam esophagus, ada rambut getar pada jaringan epitel yang dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan kearah epitel bersilia tersebut (Junqueira, 2007).Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Sesudah makanan masuk mulut, ditelan, kemudian melewati kerongkongan menuju lambung. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus. Dinding usus halus mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Selanjutnya sisa makanan masuk ke usus besar. Dari usus besar sisa makanan didorong keluar melalui kloaka (Azhar, 2009).Rambut getar ada 6 macam yaitu sebagai berikut :1. ChilodonellaCilia atau rambut getar yang mempunyai panjang 120 mikron. Chilodonella mempunyai cytopharyngeal basket tersendiri. Berbentuk oval dengan nukleus yang berukuran besar (macro nucleus) yang terlihat dengan jelas dibawah sinar yang terang. 2. ProrondonRambut getar macam prorondon mempunyai panjang 141 mikron, dan berbentuk silindris yang terbungkus oleh ectoplasma yang tebal, dimana terdapat sitosom didalamnya.3. ColpodaColpoda mempunyai panjang rambut getar sekitar 60 70 mikron, oleh karena itulah colpoda merupakan cilia atau rambut getar yang berukuran lebih medium bila dibandingkan dengan cilia lainnya. Calpoda mempunyai bentuk seperti bentuk dari ginjal, yang memiliki vakuola makanan yang terdapat di dalam selnya yang berguna untuk mencerna makanan. 4. StensorCilia atau rambut getar yang mepunyai bentuk menyerupai bentuk terompet, ada juga yang berbentuk silindris, mempunyai vakuola kontraktil di bagian kiri atas dan biasanya terdapat di air segar. 5. Coleps Cilia atau rambut getar yang mempunyai bentukl menyerupai tong (barrel) dengan dikelilingi oleh lapisan endoplasmik. Terdapat sitosom dibagian anterior ujung, dan juga dilengkapi dengan cilia yang panjang. Cilia posterior lebih panjang dibandingkan cilia yang terletak diujung anterior. Celeps mempunyai panjang berkisar antara 40 65 mikron. 6. TetrahymenaTetrahymena adalah cilia atau rambut getar yang oligohymenophoran yang umumnya terdapat di air tawar. Biasanya digunakan sebagai bahan untuk mendemonstrasikan organisasi dari hewan tingkat rendah. Tetrahymena dikelilingi oleh cilia disepanjang tubuhnya, dan mempunyai bentuk-bentuk basal.(Azhar, 2009).Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga mulut kodok dan mempunyai fungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavumn oris (Junqueira, et al. 1997).Gambar. Rambut getar (silia)Siliata adalah organisme mikroskopis yang memiliki silia motil secara eksklusif dan menggunakannya baik untuk gerak atau memindahkan cairan di atas permukaannya. Eukariota lebih besar, seperti mamalia, memiliki silia motil juga. Silia motil biasanya hadir di permukaan sel dalam jumlah besar. Pada manusia, misalnya, silia motil ditemukan di lapisan trakea (batang tenggorokan), di mana lendir menyapu mereka dan kotoran keluar dari paru-paru. Pada mamalia betina, gerak silia di saluran telur memindahkan sel telur dari ovarium ke rahim (Junqueira, et al. 1997).III.WAKTU DAN TEMPATPraktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 April 2015 pukul 14.00-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.IV.ALAT DAN BAHANAlat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sonde, penusuk otak, alat-alat diseksi (scalpel, gunting, pinset, sonde, dan penggaris), butir-butir gabus, stopwatch, kaca objek dan kaca penutup, pipet pasture, papan fiksasi katak dan jarum pentul, dan mikroskop dan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah katak, larutan reagen/NaCl fisiologis (0,65% air), 5oC, 15oC, 25oC, 35oC, 45oC dan 55oC.

V.PROSEDUR KERJA4.1 Pengamatan Gerakan Rambut GetarKatak

Dimatikan dengan sonde penusuk otak Dibuang seluruh rahang bawahnya dengan gunting Dibuka dinding perut agar visera terlihat Dijepit lambung dengan pinset dan diangkat

Dipotong antara lehernya agar tengkorak terpisah dari punggung Dipisahkan lambung dari duodenum Difiksasi kepala kepala katak pada papan fiksasi

NaCl Fisiologi (larutan Ringer)

Dibasahi pada sebutir gabus dan diletakkan pada langit-langit rahang atas di titik A Diamati arah gerakkan butir gabus dan dicatat waktu Diamati arah gerakan butir gabus tersebut, mulai dari awal (titik A) sampai tiba didekat esophagus (B), dan dicatat lagi waktunya. Diukur jarak AB dan ditentukan waktu yang dibutuhkan oleh butir gabus tersebut untuk bergerak dari A ke B. hitunglah kecepatan gerak butir tersebut. Diulangi No. 9 sampai dengan No. 11, tetapi dengan butir gabus yang berturut-turut diletakkan pada bagian kiri di titik C (gerakan CD) dan bagian kanan di titik E (gerakan EF) pada bagian dalam rahang atas. Diulangi, No. 9 sampai dengan No. 12, dengan memiringkan papan katak ke kiri, kemudian ke kanan. Diperhatikan apakah kemiringan papan katak dapat mempengaruhi arah gerakan gabus dari butir gabus.

Hasil

4.2 Pengaruh Suhu pada Gerakan Rambut GetarPreparat Katak

Didinginkan pada susu 5C

NaCl Fisiologi (larutan Ringer)

Direndam preparat selama 5 menit

Preparat Katak

Dikeluarkan dari larutan dengan cepat dan diletakkan sebutir gabus pada titik A kemudian dihitung kecepatan gabus bergerak Dikembalikan lagi ke dalam larutan selama 2 menit dan diulangi pengukuran Direndam preparat No. 1 dalam larutan 15C selama 5 menit dan diulangi percobaan pada suhu 25C, 35C, 45C, dan 55C

Hasil

4.3 Gerakan Rambut Getar di Bawah MikroskopPreparat Katak

Dilepaskan selaput lendir rahang atas Diletakkan di atas kaca objek

NaCl Fisiologi (larutan Ringer)

Dibasahi pada kaca objek dan di tutup dengan kaca penutup Diamati gerakan rambut pada mikroskop

Hasil

VI. Hasil Dan Pembahasan6.1Hasil1). Pengamatan gerakan rambut getar

ECB

ADF

Keterangan :Jarak A-B = 11 mm, Waktu A-B = 148 detikJarak C-D = 13 mm, Waktu C-D = 145 detikJarak E-F = 13 mm, Waktu E-F = 150 detik

Tabel 1. Hasil Percobaan Gerakan Rambut GetarPerlakuan

Kecepatan Gerak Rambut Getar (mm/detik)

Tengah (AB)Kiri (CD)Kanan (EF)

Posisi Datar0,020,030,03

Miring ke Kiri/Kanan0,100,080,43

Suhu 5oC (2 menit)0,070,080,08

Suhu 55oC (2 menit)000

6.2PembahasaanRambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris dan memudahkan proses masuknya makanan kedalam esophagus kerena rambut getar pada jaringan epitel yang mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah diatas epitel.Hasil yang didapat pada posisi katak posisi datar yaitu gerakan partikel dari titik A ke B (tengah) dengan kecepatan 0,02 mm/detik, titik C ke D (kiri) selama 0,03 mm/detik, titik E ke F (kanan) selama 0,03 mm/detik. Hasil yang didapat pada posisi katak posisi miring kekiri dan kekanan yaitu gerakan partikel dari titik A ke B (tengah) dengan kecepatan 0,10 mm/detik, titik C ke D (kiri) selama 0,08 mm/detik, titik E ke F (kanan) selama 0,43 mm/detik. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pergerakan serbuk kayu pada posisi katak posisi data lebih cepat dibandingkan dengan miring kiri dan miring kanan. Bergerak dengan cepat bisa disebabkan karena daerah tersebut ditemukan banyak rambut getar, selain itu adanya penambahan larutan NaCL fisiologis yang berfungsi agar bagian-bagian dari rahang atas katak tidak rusak sewaktu dilakukan percobaan dan mengaktifkan gerakan silia, sehingga semakin banyak larutan NaCL fisiologis yang diteteskan, akan semakin cepat gerakan silianya.Pengamatan dalam praktikum ini yang dilakukan didapatkan hasil bahwa posisi miring ke kiri memberikan kecepatan yang signifikan terhadap gerakan butir serbuk kayu pada mulut dan kerongkongan katak. Papan fiksasi katak dimiringkan ke kiri, dan ke kanan. Titik A ke B merupakan gerakan dari rahang atas (langit-langit) dekat bibir mulut sampai ke kerongkongan. Titik C ke D merupakan gerak dari rahang atas (langit-langit) dekat bibir mulut sampai dekat kerongkongan bagian kiri, sedangkan titik E ke F merupakan gerak dari rahang atas (langit-langit) dekat bibir mulut sampai dekat kerongkongan bagian kanan.Pengamatan berikutnya dengan perlakukan suhu air dingin 50C terhadap gerakan butir serbuk kayu karena rambut getar katak dari titik A ke titik B (tengah) kecepatan 0,07 mm/detik, titik C ke D (kiri) selama 0,08 mm/detik, titik E ke F (kanan) selama 0,08 mm/detik. Suhu normal 550C terhadap gerakan butir serbuk kayu karena rambut getar katak dari titik A ke titik B (tengah) selama 0 mm/ detik, titik C ke D (kiri) selama 0 mm/detik, titik E ke F (kanan) selama 0 mm/detik. Hasil pengamatan rambut getar katak menunjukkan bahwa, aktifitas rambut getar pada katak berjalan dengan baik pada suhu rendah, dan berjalan lambat pada suhu agak tinggi. Hal ini sesuai dengan habitat katak yang hidup pada daerah akuatik dengan suhu yang relatif rendah. Berdasarkan Tobin (2005), suhu berpengaruh kepada tingkat metabolisme. Nutrisi makanan berfungsi sebagai penyedia energi apabila telah mengalami perombakan melalui proses metabolisme. Sehingga ketika suhu dingin pergerakan rambut getar semakin cepat dalam proses penelanan makanan agar meningkatkan metabolisme tubuh katak.Jenis-jenis katak yang bersifat akuatik dan semi-akuatik selalu melakukan pergerakan pindah tempat untuk menjauhi atau mendekati perairan. Faktor lingkungan yang berpengaruh nyata pada penyebaran horizontal katak adalah suhu udara, suhu air dan kelembaban udara. Suhu udara berkorelasi positif kuat pada jumlah individu untuk jarak>100-200 cm dan >200-300 cm, semakin naik suhu udara selama pengamatan maka jumlah individu pada jarak tersebut semakin banyak. Jarak tersebut sangat terkait dengan lebarnya bagian tepi danau yang ditumbuhi vegetasi basah. Hasil penelitian ini mengindikasikan penyebaran horizontal dan vertikal individu Rana erythraea dipengaruhi oleh faktor suhu udara dan suhu air yang berkorelasi positif (Kurniati, 2011). Anura mempunyai peranan penting di alam mengingat dalam rantai makanan merupakan hewan mangsa. Selain itu anura merupakan salah satu indikator biologi di alam karena memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada habitatnya. Keberadaan dan fungsi anura harus dijaga, karena penurunan populasinya di alam dapat mengakibatkan keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem terganggu. Keberadaan amfibi (anura) contohnya kodok sangat dipengaruhi kondisi iklim, tanah, topografi dan vegetasi, baik dalam areal yang sempit ataupun luas, dimana semua akan saling berhubungan dan membentuk komunitas biotik. Amfibi menempati berbagai habitat di alam yang secara umum adalah pada habitat aquatik dan terestrial, kebanyakan aktif pada malam hari (nocturnal). Respon anura yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan dapat menjadikannya sebagai salah satu biokontrol dalam ekosistem. Terjadinya penurunan jumlah populasi anura disebabkan oleh faktor polusi, perubahan iklim, dan hilangnya habitat serta lahan basah. Praktikum aktivitas rambut getar pada saluran pencernaan kodok bertujuan untuk mengetahui pergerakan makanan di saluran pencernaan khususnya rambut getar mulut dan tenggorokan pada kodok. Pada praktikum kali ini digunakan garam fisiologis atau larutan NaCl yang berguna memudahkan kita untuk dapat mengamati pergerakan rambut getar lebih lama karena garam fisiologis itu sendiri adalah larutan yang membantu sel agar tetap utuh seperti aslinya tanpa merusak bentuk sel itu sendiri. Larutan NaCl mempunyai garam ion-ion yang pada daerahnya menyebabkan darah semakin encer karena efek persenyawaan yang dapat menimbulkan tekanan osmotik dalam darah lebih kecil dari tekanan osmotik jaringan sehingga zat dapat masuk, sehingga sebelum digunakan untuk aktivitas rambut getar cairan yang ada di dalam esopaghus atau lambung tersebut tidak akan mengental atau membeku terlebih dahulu. Pergerakan rambut getar didalam saluran pencernaan kodok ternyata memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi yaitu suhu, keadaan lingkungan sekitarnya dan kemiringan atau keadaan tempat. Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan menggunakan papan fiksasi yang diberi perlakuan rata, miring ke kiri dan miring ke kanan. Ternyata pergerakan rambut getar pada keadaan rata tidak terlalu berbeda jauh aktivitas kecepatannya dibandingkan dengan keadaan yang dimiringkan baik miring ke kiri maupun ke kanan. Katak mempunyai bagian-bagian mulut yang sangat kompleks dan mempunyai fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap mangsa juga sebagai alat untuk menelan.Saliva pada saluran pencernaan untuk memudahkan masuknya makanan ke dalam esophagus, ada rambut getar pada jaringan epitel yang dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan kearah epitel bersilia tersebut. Rambut getar adalah suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga mulut kodok dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris. Gerakan rambut getar didukung oleh adanya ATP. Rambut getar berperan dalam transformasi bahan makanan di saluran pencernaan. Aktifitas gerak rambut getar seperti bandul lonceng yang bergerak bolak-balik. Pergerakan ini akan berhenti sampai bahan makanan yang disapunya telah habis. Kelenjar ludah yang dihasilkan oleh mulut kodok dilengkapi oleh rambut getar yang memungkinkan proses pencernaan lebih mudah dilakukan. Untuk memudahkan proses pencernaan pada kodok maka dipergunakan dua macam ludah yaitu yang berbentuk cair dan yang berbentuk lendir. Pada pallatum terdapat sumsum rambut getar yang berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan saluran mulut dan pada permulaan dinding cavum oris. Pallatum terdiri dari dua bagian yaitu pallatum molle dan palllatum durum. Pallatum durum terdiri atas tajuk-tajuk dari sebelah depan tulang maxillaris dan lebih kebelakang terdiri atas dua bagian pallatum.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN7.1KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan tentang aktivitas rambut getar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris.2. Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pergerakan serbuk kayu pada posisi katak posisi datar lebih cepat dibandingkan dengan miring kiri dan miring kanan.3. Aktifitas rambut getar pada katak berjalan dengan baik pada suhu rendah, dan berjalan lambat pada suhu agak tinggi. Hal ini sesuai dengan habitat katak yang hidup pada daerah akuatik dengan suhu yang relatif rendah.4. Larutan NaCl fisiologis berfungsi agar bagian-bagian dari rahang atas katak tidak rusak dan mengaktifkan gerakan silia.

DAFTAR PUSTAKAAzhar, M. 2009. Fisiologi VIII dan IXhttp://manusia-planet.com/2009/12/fisiologi-viii-dan-ix.htmlDiakses pada tanggal 17 April 2015Junqueira. Mescher. Anthony L. 1997. Histologi Dasar. EGC: Jakarta.Junqueira. 2007. Histologi Dasar. EGC, Jakarta.Kurniati, H. 2011. Pengaruh Dinamika Faktor Lingkungan Terhadap Sebaran Horisontal dan Vertikal Katak. Jurnal Biologi Indonesia. 7(2): 331-340.

Muhammat. 2004. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas Lambung Mangkurat Fakultas MIPA Program Studi Biologi, Banjarbaru.Pearce, E.C. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia, Jakarta.