Penatalaksanaan Dan NCP SLE

10
Penatalaksanaan Keluhan Obat Lupus diskoid Terapi standar adalah fotoproteksi, anti- malaria dan steroid topikal. Krim luocinonid 5% lebih efektif dibandingkan krim hidrokrortison 1%. Terapi dengan hidroksiklorokuin efektif pada 48% pasien dan acitrenin efektif terhadap 50% pasien. Serositis lupus (plueritis, perikarditis) Standar terapi adalah NSAIDs (dengan pengawasan ketat terhadap gangguan ginjal), anti-malaria dan kadang-kadang diperlukan steroid dosis rendah. Arthritis lupus Untuk keluhan muskuloskeletal, standar terapi adalah NSAIDs dengan pengawasan ketat terhadap gangguan ginjal dan ati- malaria. Sedangkan untuk keluhan myalgia dan gejala depresi diberikan serotonin reuptake inhibitor antidepresan (amitriptilin). Miositis lupus Standar terapi adalah kortikosteroid dosis tinggi (dimulai dengan prednison dosis 1-2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi, bila kadar komplemen meningkat mencapai dosis efektif terendah. Metode lain yang digunakan untuk

Transcript of Penatalaksanaan Dan NCP SLE

Page 1: Penatalaksanaan Dan NCP SLE

Penatalaksanaan

Keluhan Obat

Lupus diskoid Terapi standar adalah fotoproteksi, anti-malaria dan steroid

topikal. Krim luocinonid 5% lebih efektif dibandingkan krim

hidrokrortison 1%. Terapi dengan hidroksiklorokuin efektif

pada 48% pasien dan acitrenin efektif terhadap 50% pasien.

Serositis lupus (plueritis,

perikarditis)

Standar terapi adalah NSAIDs (dengan pengawasan ketat

terhadap gangguan ginjal), anti-malaria dan kadang-kadang

diperlukan steroid dosis rendah.

Arthritis lupus Untuk keluhan muskuloskeletal, standar terapi adalah NSAIDs

dengan pengawasan ketat terhadap gangguan ginjal dan ati-

malaria. Sedangkan untuk keluhan myalgia dan gejala depresi

diberikan serotonin reuptake inhibitor antidepresan

(amitriptilin).

Miositis lupus Standar terapi adalah kortikosteroid dosis tinggi (dimulai

dengan prednison dosis 1-2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi, bila

kadar komplemen meningkat mencapai dosis efektif terendah.

Metode lain yang digunakan untuk mencegah efek samping

pemberian harian adalah dengan cara pemberian prednison

dosis alternate yang lebih tinggi (5 mg/kg/hari, tak lebih 150-

250 mg) metrotreksat atau azathioprine.

Lupus nefritis - Lupus nefritis kelas II mempunyai prognosis yang baik dan

membutuhkan terapi minimal.Peningkatan proteinuria

harus diwaspadai karna menggambarkan perubahan status

penyakit menjadi lebih parah.

- Lupus nefritis III memerlukan terapi yang sama agresifnya

Page 2: Penatalaksanaan Dan NCP SLE

dengan DPGN.

- Lupus nefritis IV kombinasi kortikosteroid dengan

siklofosfamid intravena. Siklofosfamid intravena diberikan

setiap bulan, setelah 10-14 hari pemberian, diperiksa kadar

leukositnya. Dosis siklofosfamid selanjutnya akan

dinaikkan atau diturunkan tergantung pada jumlah

leukositnya (normalnya 3.000-4.0000/ml).

- Lupus nefritis V regimen terapi yang di berikan adalah (1)

monoterapi dengan kortikosteroid. (2) terapi kombinasi

kortikosteroid dengan siklosporin A. (3) sikofosfamid,

azathioprine atau klorambusil. Pada lupus nefritis V tahap

lanjut, pilihan terapinya adalah dialisis dan transplantasi

renal.

Gangguan hematologis Untuk trombositopeni, terapi yang dipertimbangkan pada

kelainan ini adalah kortikosteroid, imunoglobulin intravena.

Sedangkan untuk anemi hemolitik, terapi yang dipertimangkan

adalah kortikosteroid, danazol, dan spelenektomi.

Pneumonitis intersititialis

lupus

Kortikosteroid dan siklfosfamid intravena.

Vaskulitis lupus dengan

keterlibatan organ penting

Kortikosteroid dan siklfosfamid intravena

Page 3: Penatalaksanaan Dan NCP SLE

ASKEP SLE

a. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama, jenis kelamin, umur, status perkawianan, pekerjaan, pendidikan terakhir, alamat.

2. Riwayat kesehatan

o Riwayat kesehatan sekarang; seperti demam, kelemahan, nafsu makan berkurang dan

berat badan menurun.

o Riwayat kesehatan dahulu; apakah pernah mengalami hipertensi, gangguan pada

mata, nyeri sendi.

o Riwayat kesehatan keluarga; apakah ada di antara keluarga pasien ada yang

mengalami penyakit yang sama dengan penyakit yang dialami pasien.

3.Kebiasaan sehari-hari

o Pola makan : frekuensi, jumlah porsi yang habis, cara makan, makanan yang disukai

dan tidak disukai.

o Pola minum : frekuensi

o Pola tidur : jumlah jam tidur, kesulitan dalam tidur

o Pola eliminasi (BAK dan BAB) : frekuensi

o Aktivitas sehari-hari : kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur sampai mau tidur

kembali

o Rekreasi : rekreasi yang pernah dilakukan, bersama siapa, frekuensinya

4.Pemeriksaan Fisik

o Keadaan umum : klien tampak lemah, gelisah, cemas dan kesakitan

o TTV

o BB

o Kulit (adanya ruam kupu-kupu pada wajah)

o Mulut

o Paru

o Sendi

Page 4: Penatalaksanaan Dan NCP SLE

o Darah :

- Anemia

- Leukosit < 4000 sel/mm

- Limfosit < 1500 sel/mm

- Trombosit < 100.000 sel/mm

Pemeriksaan Penunjang

- Rontgen dada (menunjukkan pleuritis)

- Pemeriksaan dada dengan bantuan stestoskop menunjukkan adanya gesekan pleura

- Pada kulit terdapat ruam kulit atau lesi yang khas

- Hitung jenis darah (menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel darah)

- Pada sendi adanya pembekakan dan rasa nyeri bila digerakkan

Pemeriksaan Diagnostik

- Ig (Ig M dan Ig G) : peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebab penyebab

Lupus.

- Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukkan pembekuan pada jaringan lunak, erosi sendi,

memperkecil jarak sendi.

- Kerapuhan erirosit : menurun

- Jumlah trombosit : menurun

- JDL : memungkinkan berkembangannya pneumonia bakterial

NCP

No Diagnosa Tujuan KH Intervensi

1. Gangguan integritas

kulit b.d gangguan

mobilitas

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 3x24

jam, diharapkan

gangguan

integritas kulit

berkurang

- Mempertahankan

integritas kulit

- Mengidentifikasi

faktor

resiko/perilaku

klien untuk

mncegah cedera

dermal

Mandiri :

1. Kaji integritas kulit,

catat perubahan

pada turgor,

gangguan warna,

eritema

2. Bantu untuk latihan

rentang gerak pasif

atau aktif

Page 5: Penatalaksanaan Dan NCP SLE

3. Inspeksi kulit/titik

tekanan secara

teratur untuk

kemerahan, berikan

pijatan lembut

4. Awasi tungkai

terhadap kemerahan,

perhatikan dengan

ketat terhadap

pembentukan ulkus

Kolaborasi :

5. Gunakan pelindung,

mis : lotion sesuai

dengan indikasi

2. Intoleransi aktivitas

b.d tidak

seimbangnya suplai

dan kebutuhan O2

(anemia)

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan

3x24 jam,

diharapkan

menunjukkan

penurunan

tanda fisiologis

intorelansi

- Adanya

peningkatan

toleransi aktivitas

(termasuk

aktivitas sehari-

hari)

- Berpartisipasi

dalam aktivitas

sehari-hari sesuai

tingkat

kemampuan

1. Kaji kemampuan

pasien untuk

melakukan tugas.

Catat laporan

kelelahan dan

keletihan

2. Awasi TD, nadi

pernapasan, selama

dan sesudah

aktivitas

3. Rencanakan

kemajuan aktivitas

dengan pasien,

termasuk aktivitas

yang pasien pandang

perlu

Page 6: Penatalaksanaan Dan NCP SLE

4. Gunakan teknik

penghematan energi

5. Anjurkan pasien

berhenti bila terjadi

nyeri dada,

kelemahan atu

pusing terjadi

Kolaborasi :

Berikan oksigen

tambahan

3. Gangguan rasa

nyaman (nyeri

kronik) b.d efusi

sendi

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 3x24

jam, diharapkan

rasa nyeri

berkurang dan

berangsur-

angsur

menghilang

- Menyatakan

nyeri

hilang/terkontrol

- Menunjukkan

rileks,

istirahat/tidur,

peningkatan

aktivitas dengan

cepat

- Menggabungkan

keterampilan

relaksasi dan

aktivitas hiburan

ke dalam

program

kontrol/nyeri

1. Tentukan

karakteristik nyeri,

mis : tajam, ditusuk.

Selidiki perubahan

lokasi/intensitas

nyeri

2. Pantau tanda vital

3. Berikan tindakan

nyaman, mis :

relaksasi/latihan

napas

4. Dorong untuk sering

mengubah posisi.

Bantu pasien untuk

bergerak di atas

tempat tidur,

songkong sendi

yang sakit di atas

dan dibawah,

hindari gerakan

yang menyentak

Page 7: Penatalaksanaan Dan NCP SLE

5. Anjurkan pasien

untuk mandi air

hangat. Sediakan

waslap hangat untuk

mengompres sendi-

sendi yang sakit

beberapa kali sehari.

6. Berikan masae yang

lembut

Kolaborasi :

7. Bantu dengan terapi

fisik

8. Beri obat analgesik