Ncp Kep Pkms
-
Upload
diah-fathoni -
Category
Documents
-
view
227 -
download
10
Transcript of Ncp Kep Pkms
BY DIAH FATONI Prodi S1 Gizi
Intake protein dan atau energi yang tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama
Primer Berkaitan dengan jumlah dan kualitas mengkonsumsi makanan
Sekunder Berkaitan dengan perubahan dalam kebutuhan nutrien, utilisasi, atau ekskresinya
Penilaian makan
Laboratorium
Antropometri
Klinis
Masukan tidak adekuatMalabsorpsiKebutuhan meningkatEkskresi meningkatDestruksi meningkat
Masukan tidak adekuatMalabsorpsiKebutuhan meningkatEkskresi meningkatDestruksi meningkatCadangan berkurangCadangan berkurang
Perubahan fisiologi& metabolikPerubahan fisiologi& metabolik
Mengurus / gangguan tumbuhMengurus / gangguan tumbuh
Kerusakan anatomi spesifikKerusakan anatomi spesifik
Classification of Moderate and Severe Malnutrition
Moderate SevereMalnutrition Malnutrition
Nutritional edema No Yes Edematous Malnutrition
or kwashiorkor
Weight for HeightSD score –2 to –3 < –3 Severe wasting% Median 70–79 < 70 or marasmus
Height for ageSD score –2 to –3 < –3 Severe stunting% Median 85–89 < 85
Adapted from World Health Organization, 1999
MarasmusHasil kumulatif masukan energi dan protein yang tidak adekuat yang terjadi perlahan-lahan
Kwashiorkor Kurang makan yang terjadi berkaitan juga dengan respons tubuh terhadap adanya injury, infeksi dan stres oksidatif
Marasmic-Kwashiorkor Gabungan tanda-tanda gejala KEP diatas
Marasmic-Kwashiorkor Gabungan tanda-tanda gejala KEP diatas
Malnutrisi tanpa komplikasi (marasmus) :
Penampakan kurusRambut jarang dan tipis, mudah dicabutPerubahan pada rambut dan kuku dengan intake protein yang kurangOtot habisLemak tubuh minimalKulit tipis dan kering Tulang menonjol, tulang occipital habisSuhu tubuh rendahTekanan darah rendahDenyut jantung melemah
Baggy pants
Tulang iga tampak
jelasPinggul << perut
Hipotrofi
Penyakit/trauma yang berhubungan dengan malnutrisi (kwashiorkor):
Penampakan kurus atau normal Dispigmentasi rambut dan kulit Dengan oedem perifer, ascites atau
anasarca Beberapa otot habis dengan retensi
lemak tubuh Extrimitas rendah Penyembuhan luka
terlambat/terhambat
BERBAGAI ORGAN MARASMUS
Perubahan Organ & Sistem dalam Malnutrisi
SISTEM KEKEBALAN
Rentan terhadap infeksi khususnya gram negatif terutama terganggu kekebalan seluler
SISTEM KARDIOVASKULER
Berkurangnya massa otot jantung Bila diet terlalu banyak apalagi dengan Natrium tinggi dapat terjadi gagal jantung dan kematian mendadak (Refeeding Syndrome)
SISTEM RESPIRASIBerkurangnya masa otot, fungsi menurun
KULITKering, keriput lemak subkutan sedikit, risiko hipotermia
TULANGMalnutrisi berat seringkali tetap stunted setelah penyembuhan
HEMATOLOGI
Anemia sering dijumpai akibat kurang zat besi atau penurunan produksi sel eritrosit sebagai adaptasi masa tubuh yang mengecil
SISTEM GASTRO INTESTINAL
Menurunnya produksi asam lambung
Atrofi vili
Menurunnya aktivitas enzim disakaridase khususnya laktase
Mukosa saluran cerna menipis
Overgrowth bakteri
STANDAR WHO 2005 yang terdiri dari :1. BB/U2. TB/U 3. BB/TB4. LILA/U
Status Gizi
1. BB/U1. <-3 SD BB SANGAT KURANG2. >=-3 SD s/d <-2 SD BB KURANG3. >=-2 SD s/d <=+2 SD BB NORMAL4. > +2 SD BB LEBIH
2. TB/U1. <-3 SD SANGAT PENDEK2. >=-3 SD s/d <-2 SD PENDEK3. >=-2 SD NORMAL
Status Gizi
3. BB/TB1. <-3 SD SANGAT KURUS2. >=-3 SD s/d <-2 SD KURUS3. >=-2 SD s/d <= +2 SD NORMAL4. > +2 SD GEMUK
4. LILA/U1. <-3 SD SANGAT KECIL2. >=-3 SD s/d <-2 SD KECIL3. >=-2 SD s/d <= +2 SD NORMAL4. > +2 SD BESAR
Data Umum
Nama : STanggal lahir : 7-7-2011Umur : 11 bulanJK : Laki-lakiNama Ibu : EPekerjaan Ibu : Buruh pembungkus esAgama : IslamAlamat : RT 01/RW 01 Desa Pasirmulya
Kec.BanjaranDiagnosa medis : Broncho pneumoni, KEP
Asupan Makanan :
Komposisi dan kecukupan gizi
Pola makan termasuk makan selingan
Suasana saat makan Daya terima thd
makanan
Cara mendapatkan data :
Melakukan wawancara dengan metoda
Recall 3 x 24 jam Bandingkan antara Asupan dan
Kebutuhan gizi Balita
Food Frequency Questionaire
Frekuensi makan makanan sumber protein?
Waktu makan Menu URT
Makan Pagi Bubur beras 1 gelas
Selingan Pagi Susu kental manis 120 cc
Makan Siang Bubur beras 1 gelas
Selingan Siang Susu kental manis 120 cc
Makan sore/malam Bubur bayi 1 sach
Selingan malam Susu kental manis 120 cc
RECALL 1 X 24 JAM
Waktu makan Energi
(Kal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Fe (mg)
Makan Pagi 87,5 2 0 20 0,4
Selingan Pagi 70 0,5 2,25 12 0,15
Makan Siang 87,5 2 0 20 0,4
Selingan Siang 70 0,5 2,25 12 0,15
Makan sore/malam
80 2 1,25 15,5 0,7
Selingan malam 70 0,5 2,25 12 0,15
Jumlah 465 7,5 8 91,5 1,95
% asupan dr kebuthn
53,7 %
23,4% 33,2% 70,4% 27,86%
Bahan Makanan
Lebih
1 x
sehari
1 x
sehari
3 - 6
x se
min
ggu
1 - 2
x se
min
ggu
Kura
ng 1
x
sem
inggu
Tid
ak p
ern
ah
SK
OR Bahan Makanan
Lebih
1 x
sehari
1 x
sehari
3 - 6
x se
min
ggu
1 - 2
x se
min
ggu
Kura
ng 1
x
sem
inggu
Tid
ak p
ern
ah
SK
OR
Beras x Tomat/Wortel
Jagung Sayuran lain
Mie Pisang
Roti Pepaya
Biskuit/Kue x Jeruk
Kentang Buah segar lain
Singkong Biah diawet
Ubi rambat Susu segar
Tempe Susu kental manis x
Tahu Susu kental tak manis
Oncom Susu tepung
Kacang Kering Susu tepung skim
Ayam Keju
Daging Minyak goreng x
Daging Diawet Kelapa/santan
Formulir FFQ
Hasil :Asupan Energi atau Protein berkualitas dari
makanan KURANGKarena daya beli yang rendah.
Menu makan S adalah bubur beras atau bubur bayi (3x/hari). Ibunya jarang memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan S (seperti nasi tim dengan lauk pauk &sayuran) dengan alasan kepraktisan dan tidak mempunyai uang untuk membeli lauk pauk/sumber protein).
Suasana saat makan mendukung dan daya terima terhadap makanan cukup baik.
Kesadaran Terhadap Gizi & Kesehatan
Pengetahuan & kepercayaan thd rekomendasi dietKemandirian melaksanakan dietEdukasi & konseling yg sudah didapat pada masa lalu
Cara mendapatkan informasi :
Melakukan wawancara pada ibu balita tentang gizi dan kesehatan (Tanyakan : makanan sumber protein?Gizi seimbang?Apakah ibu pernah mendapat penyuluhan dari tenaga kesehatan?
Pengetahuan ibu tentang makanan bergizi kurang ( tidak mengetahui bahan makanan yang mengandung protein, sedikit tahu tentang konsep gizi seimbang)
Ibu tidak tahu tahapan pemberian makanan pada anak (bentuk makanan yang sesuai dengan umur anak)
Ibu belum pernah mendapat edukasi/konseling gizi karena jarang ke posyandu
Aktifitas Fisik
Pola kegiatan sehari-hari
Waktu yg dihabiskan untuk bermain, dsb
Cara mendapatkan informasi :
Wawancara : Aktifitas anak ?
Hasil : Anak belum bisa berjalan hanya bermain di rumah
Ketersediaan Makanan
Daya beli Kemampuan
merencanakan menu Kemampuan/
keterbatasan menyiapkan makanan
Pemilihan makanan, sanitasi dan higiene makanan
Pemanfaatan program makanan
Cara mendapatkan informasi :Wawancara ( ketahui dan amati wilayah geografis bersangkutan)Daya beli rendah (keluarga miskin)Pemilihan makanan yg dikonsumsi sehari-hari tidak bervariasiAkses untuk mendapatkan makanan terbatas (di pegunungan)Sanitasi & higiene kurangTidak bercocok tanam
Berat Badan (Kg) Panjang Badan/Tinggi Badan (cm)
PADA BALITAHasil pengukuran dikonversikan pada penentuan status gizi yaitu STANDARD WHO 2005
OUTPUT : Status gizi berdasarkan BB/U,TB/U, BB/PB,
BB/TB, LILA/U
S usia 11 bulan BB : 6,5 KG TB : 70,0 CM
Status gizi BB/U : Buruk Status gizi PB/U : Normal Status gizi BB/PB : Sangat kurus
Lingkar Lengan Atas (LILA)Batas normal : >=-2 SD s/d <= +2
SDLILA = 11,0 cm (berada di bawah median <-3 Z score)Status gizi LILA/U = Sangat Kecil
Kadar Hemoglobin = 8 gr/dL (Kadar Hb rendah)
Umur Batas Normal
0 bulan 17-23 gr/dL
>2 bulan 9-14 gr/dL
>10 tahun 12-14 gr/dL
Penampakan kurus Rambut jarang dan tipis Lemak tubuh minimal Kulit tipis dan kering Tulang iga menonjol Baggy pants
Riwayat penyakit : Broncho pneumoni
Berat badan S turun 2 bulan berturut-turut (berada dibawah garis merah pada KMS)
Lokasi geografi dan status sosial ekonomi berhubungan dengan perubahan intake nutrisi (status ekonomi rendah, sanitasi lingkungan buruk)
Orangtua S sudah bercerai sehingga ibunya yang mencari nafkah sendiri dengan bekerja sebagai pembungkus es.
Asupan energi inadekuat (NI.1.4)
Asupan oral inadekuat ( NI.2.1)
Kurang energi protein (NI.5.2)
Energi dan protein tidak adekuat (NI.5.3)
Kadar hb rendah (NC.2.2)
Berat badan menurun (NC.3.1)
Pengetahuan tentang makanan dan gizi kurang (NB.1.1)
Akses makanan terbatas (NB.3.2)
DIAGNOSA/PROBLEM
ETIOLOGI SIGN &SYMPTOMPS
Asupan energi inadekuat(NI.1.4)
Berkaitan dengan
Asupan makanan yang kurang
Ditandai dengan
Asupan Energi 53,7%, Protein 23,4%, Lemak33,2%, Kh 70,4% dan Fe 27,86% dari kebutuhan
Asupan oral inadekuat( NI.2.1)
Berkaitan dengan
Pola makan tidak seimbang
Ditandai dengan
BB turun 2 bulan berturut-turut (2T)
Kurang energi protein (NI.5.2)
Berkaitan dengan
Pengetahuan kurang
Ditandai dengan
Z- score dibawah -3 SD
Energi & protein tidak adekuat (NI.5.3)
Berkaitan dengan
Keterbatasan akses terhadap makanan
Ditandai dengan
Tidak bervariasinya menu makan anak, kurang sumber protein dan zat besi
DIAGNOSA/PROBLEM
ETIOLOGI SIGN &SYMPTOMPS
Kadar hemoglobin rendah(NC.2.2)
Berkaitan dengan
Intake sayuran, buah dan sumber protein kurang
Ditandai dengan
Kadar Hb=8 gr/dL
Status gizi buruk (NC.3.1)
Berkaitan dengan
Intake kurang Ditandai dengan
BB turun 2 bulan berturut-turut (2T) dan BGM pada KMS
DIAGNOSA/PROBLEM
ETIOLOGI SIGN &SYMPTOMPS
Kurangnya pengetahuan tentang gizi(NB.1.1)
Berkaitan dengan
Belum pernah mendapat edukasi gizi
Ditandai dengan
Bentuk makanan anak tidak sesuai dengan umurnya
Akses makanan terbatas (NB.3.2)
Berkaitan dengan
Kurang energi protein
Ditandai dengan
BB turun 2 bulan berturut-turut (2T)
Asupan energi inadekuat berkaitan dengan asupan makanan yang kurang ditandai dengan asupan Energi 53,7%, Protein 23,4%, Lemak33,2% , Kh 70,4% dan Fe 27,86% dari kebutuhan (NI.1.4)
Asupan oral inadekuat berkaitan dengan pola makan tidak seimbang yang ditandai dengan BB turun 2 bulan berturut-turut (2T) (NI.2.1)
KEP berkaitan dengan pengetahuan kurang ditandai dengan BB dibawah -3 SD Z score (NI.5.2)
Kekurangan energi protein berkaitan dengan keterbatasan akses makanan yang ditandai dengan Tidak bervariasinya menu makan anak (NI.5.3)
Kadar hemoglobin rendah Berkaitan dengan Intake sayuran, buah dan sumber protein kurang Ditandai dengan kadar Hb=8 gr/dL (NC.2.2)
Status gizi buruk berkaitan dengan intake kurang ditandai dengan BB turun 2 bulan berturut-turut (2T) dan BGM pada KMS (NC.3.1)
Kurangnya pengetahuan tentang gizi berkaitan dengan belum pernah mendapatkan edukasi gizi ditandai dengan bentuk makanan anak tidak sesuai dengan umurnya (NB.1.1)
Akses makanan terbatas berkaitan dengan kurang energi protein ditandai dengan BB turun 2 bulan berturut-turut (2T) (NB.3.2)
BAGAN INTERVENSI GIZI
Penimbangan (D) Konseling Suplementasi gizi Pelayanan Kes Dasar
PMT Pemulihan Konseling
1. PUSKESMAS
2. RUMAH SAKIT
+
BB Naik (N)
GIZI BURUK
Tanda-tanda INFEKSI
GIZI KURANG
GIZI BURUKTanda-tanda sakit
Sembuh, perlu PMT
SELURUH KELUARGA
Pulih
Sembuh tidak perlu PMT
KMS
POSYANDU
UPGK
SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
Intervensi jangka pendek, emergency
Intervensi jangka menengah/panjang
1. Penyuluhan/konseling Gizi:
a. ASI EKSLUSIF & MP-ASI b. PUGS dan diversifikasi pangan c. Pola asuh ibu & anak
2. Pemantauan pertumbuhan anak
3. Pemanfaatan pekarangan
4. Peningkatan Daya Beli
5. Lumbung Pangan Masyarakat
KELUARGA MISKIN6. Bantuan pangan darurat: - PMT balita, ibu hamil - Raskin
Tujuano Meningkatkan asupan Energi dan protein
secara bertahapo Meningkatkan berat badan secara bertahap
hingga mencapai berat badan normalo Meningkatkan kadar Hb hingga mencapai
normalo Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang
makanan dan gizi
Target yang harus dicapai adalah 866,4 Kal/hari, diberikan secara bertahap
Protein 15% dari Energi total, secara bertahap Lemak 20-30 % dari total Energi Karbohidrat cukup,sisa dari kebutuhan Energi
total Pemenuhan kebutuhan zat besi (Fe) 7 mg/hari Vitamin dan mineral sesuai angka kecukupan
gizi yang dianjurkan
WHO equation untuk REE REE = (60,9 x 8 Kg)-54 = 433,2 Kal/hari
Scho field equation untuk REEFaktor stress (1,5-2) = 433,2 Kal/hari x 2Kebutuhan Energi = 866,4 Kal
Protein = (15% x 866,4 Kal)/4= 32,5 gr
Lemak = (30 % x 866,4 Kal)/9= 28,9 gr
Karbohidrat = (55% x 866,4 Kal)/4= 119,1 gr
Waktu % dari kebutuhan
Nilai Kalori
Pagi 20 % 173,28 Kal
Selingan (10.00) 10% 86,64 Kal
Siang 30% 259,92 Kal
Selingan (15.00) 10% 86,64 Kal
Sore 20% 173,28 Kal
Malam 10% 86,64 Kal
Pemberian makanan lewat oral Bentuk makanan lembek Mudah cerna dan tidak merangsang Dianjurkan pemilihan makanan padat energi dan
protein Bahan makanan sumber Fe seperti lauk hewani,
sayuran hijau Porsi kecil dan sering Dapat diterima oleh balita Variasi rasa dan warna perlu diperhatikan,
dihidangkan dalam keadaan hangat.
Bahan Makanan
Penukar
Energi
(kkal)
Protein
(gram)
Lemak
(gram)
Karbohidrat
(gram)
Fe (mg)
Nasi /tepung 2 175 4 0 40 0,0
Ikan/ayam 1,5 75 10.5 3 0 1,3
Tahu/tempe 1 75 5 3 7 0,6
Sayuran 0.5 12.5 0.5 2.5 0 0,9
Buah-buahan 2 100 0 0 24 0,3
Gula 3 150 0 0 36 0,0
Minyak 1 50 0 5 0 0,0
Susu 2 250 14 12 10 4,8
Jumlah 887.5 34 25.5 117 7,9
1. Pemberian makanan dan atau zat gizi (ND)Modifikasi distribusi zat gizi, jenis makanan, jenis zat gizi dalam makanan pada waktu tertentu (ND.1.2)Pemberian makanan dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas bersama Bidan Desa dan kader sebagai pendamping. Sumber dananya adalah dari Dinas Kesehatan dengan alokasi Rp.10.000/hari selama 90 hari (Program PMT-P).Teknis :Bahan makanan dimasak oleh kader Makanan diberikan untuk 1 x makan lengkap dengan buah, susu dan makanan selingan.Diberikan bentuk makanan yang sesuai dengan umurnya secara bertahap, mulai dari nasi tim tidak terlalu padat- agak padat
HARI WAKTU PEMBERIAN
MENU HARGA TOTAL HARGA
I 07.00Nasi tim ikan bayam Rp. 5.500 Rp.10.000
Pisang Rp.1.000 09.00 Susu Rp.2.500 10.30 Nagasari Rp.1.000
II 07.00Nasi tim tahu wortel Rp. 5.500 Rp.10.000
Jeruk Rp.1.000 09.00 Susu Rp.2.500
10.30Bubur kacang hijau Rp.1.000
III 07.00Nasi tim ayam labu Rp. 5.500 Rp.10.000
Pepaya Rp.1.000 09.00 Susu Rp.2.500 10.30 Talam ubi Rp.1.000
IV 07.00Nasi tim telur bayam Rp. 5.500 Rp.10.000
Pisang Rp.1.000 09.00 Susu Rp.2.500 10.30 Bubur sumsum Rp.1.000
V 07.00
Nasi tim tempe wortel Rp. 5.500 Rp.10.000
Melon Rp.1.000 09.00 Susu Rp.2.500 10.30 Bola ubi Rp.1.000
Keterangan : Harga menu disesuaikan dengan alokasi dana PMT-P yang diberikan
Keterangan : Harga menu disesuaikan dengan alokasi dana PMT-P yang diberikan
2. Edukasi Gizi (NE)1. Edukasi awal/singkat (NE.1)
Dilakukan pada saat ditemukan kasus Tujuan edukasi gizi : menambah pengetahuan ibu balita▪ Prioritas perubahan :
Ibu dapat memberikan bentuk makanan sesuai dengan umur anak, tidak memberikan susu kental manis pada S
Melalui pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) yang diberikan oleh kader merupakan contoh bagi ibu balita bahwa itu
adalah menu makan yang sesuai dan memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Dapat diolah dari sumber bahan makanan yang ada di sekitarnya (murah dan bergizi). Contoh : ubi,wortel, labu, tahu, tempe, telur.
2. Edukasi gizi mendalam (NE.2)▪ Tujuan edukasi : meningkatkan pengetahuan ibu
balita setelah tidak mendapat PMT-P▪ Anjuran perubahan :
Penggunaan bahan makanan yang bervariasi, ragam cara mengolah makanan lokal, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) sebelum mengolah makanan
▪ Topik lanjut/terkait : Tanda anak sehat dan anak sakit▪ Perkembangan keterampilan : Ibu mau dan mampu
bercocok tanam di halaman rumahnya dan mampu mengolah bahan makanan tersebut.
3. Konseling Gizi (NC)
Menginformasikan status gizi, asupan gizi, dan kebutuhan gizi S dengan cara yang sederhana (NC.1.1)
Ibu dapat merubah prilaku ke arah yang lebih baik misalnya menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dengan selalu mencuci tangan sebelum mengolah/memberikan makanan (NC.1.2)
Ibu balita lebih aktif dan bersosialisasi dengan masyarakat dengan rajin datang ke posyandu untuk memantau pertumbuhan anaknya(NC.1.3)
Melalui wawancara dan memotivasi ibu balita agar dapat meningkatkan status gizi anaknya (NC.2.1)
Penetapan tujuan pelaksanaan PMT-P, dilakukan diskusikan perubahan pola makan yang disusun berdasarkan kebutuhan energi dan zat gizi (NC.2.2)
Monitoring mandiri dengan cara menimbang S di posyandu setiap bulan untuk melihat perkembangan status gizi S(NC.2.3)
Dukungan sosial yaitu dari kader dan aparat setempat seperti RT,RW dan Kepala Desa (NC.2.5)
4. Koordinasi Asuhan Kolaburasi rujukan ke tenaga kesehatan lain (Dokter di
Puskesmas) karena S disertai penyakit Broncho pneumoni (RC.1.3)
Hasil yang diharapkan pada kunjungan selanjutnya:
1. Perubahan asupan energi dan protein2. Peningkatan Berat Badan3. Perubahan nilai laboratorium (kadar hemoglobin) ke arah
normal4. Ibu balita dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan S5. Ibu balita dapat menjelaskan pola makan seimbang
Terima kasih…