Pemeriksaan Fisik ipd

65
Muhammad Faizul Bin Ibrahim 11-2012-054 Pemeriksaan Fisik Kulit , Kuku dan Ekstremitas

description

bahasan tentang pemeriksaan fisik secara umum pada setiap pasien yang masuk di Rumah Sakit. hal ini penting untuk menelaah kelainan yang ada ditubuh pasien.

Transcript of Pemeriksaan Fisik ipd

Page 1: Pemeriksaan Fisik ipd

Muhammad Faizul Bin Ibrahim

11-2012-054

Pemeriksaan Fisik Kulit , Kuku dan Ekstremitas

Page 2: Pemeriksaan Fisik ipd

Kulit

Dinilai pada pemeriksaan fisik kulit adalah :

*Kualitas

*Warna

*Lesi dan Efloresensi

Page 3: Pemeriksaan Fisik ipd

*KualitasKelembaban

* Hiperhidrosis didapatkan pada hipertiroidisme, setelah serangan malaria, tuberkulosis(keringat malam) , efek obat-obatan (salisilat)

* Hipohidrosis didapatkan pada mixsedema, lepra (anhidrosis lokal, tanda Gunawan) dan obat-obatan( atropin)

Elastisitas (turgor)

* Diperiksa di kulit dinding perut,kulit lengan dan kulit punggung tangan

* Dengan cara mencubit

* Turgor menurun pada dehidrasi, kaheksia atau senilitas

* Bila kehilangan elastisitas kulit hanya sebagian tanpa disertai perubahan berarti pada bagian kulit yang lain disebut anetoderma, misalnya pada striae gravidarum.

Page 4: Pemeriksaan Fisik ipd

Atrofi Kulit

*Penipisan kulit karena berkurangnya satu lapisan kulit atau lebih

*Tampak pucat dan turgor menurun dan dalam keadaan berat teraba keras.

*Dapat disertai meningkatnya tegangan kulit, misalnya pada skleroderma(sklerosis sistemik) atau tanpa tegangan kulit, misalnya pada gangguan sirkulasi. Pada sindrom Ehler-Danlos didapatkan atrofi kulit dengan turgor yang meninggi.

Hipertrofi

*Penebalan kulit karena bertambah jumlah sel pada satu lapisan kulit atau lebih. Bila penebalan bertambah jelas disebut likenifikasi misalnya pada neurodermatitis.

* Bila penebalan kulit terjadi pada lapisan korneum disebut hiperkeratosis dan pada lapisan spinosum disebut akantosis.

Page 5: Pemeriksaan Fisik ipd

WarnaMelanosis

*Kelainan warna kulit akibat berkurang/ bertambah pigmen melanin pada kulit

*Bila produksi pigmen bertambah disebut Hipermelanosis (melanoderma) dan bila produksi pigmen berkurang disebut hipomelanosis (leukoderma)

Page 6: Pemeriksaan Fisik ipd

Albinisme (akromia kongenital)

*Tidak ada pigmen melanin di kulit, rambut,mata

*dapat bersifat partial atau generalisata

*Sensitif terhadap cahaya

Palor

*Warna kulit kepucatan

*Dapat terjadi akibat gangguan vaskularisasi

Page 7: Pemeriksaan Fisik ipd

Vitiligo

*hipomelanosis berbatas jelas (sirkumskripta) biasanya disertai tepi yang hiperpigmentasi.

*Rambut di daerah vitiligo dapat tidak berwarna (akromik) dan dapat pula berwarna seperti biasa.

Piebaldisme ( albinisme partial)

*bercak kulit yang tidak mengandung pigmen yang ditemukan sejak lahir dan menetap seumur hidup

Page 8: Pemeriksaan Fisik ipd

Ikterus

*Warna kekuningan

*Biasanya mudah terlihat di sklera dan di bawah sinar matahari.

*Bermacam-macam ikterus misalnya

i. kuning seperti jerami (ikterus hemolitik, anemia pernisiosa)

ii. kuning kehijauan (ikterus obstruktif)

iii. kuning keabu-abuan (sirosis hepatis)

iv. kuning agak jingga (penyakit Weil)

Page 9: Pemeriksaan Fisik ipd

Pseudoikterus ( karotenosis)

*kulit berwarna kekuningan tetapi sklera normal disebabkan oleh hiperkarotenemia misalnya makan wortel atau pepaya. Gejala ini hilang sendiri dengan memperbaiki dietnya

Klorosis

*warna kulit hijau kekuningan biasanya terdapat pada orang yang tidak pernah terpapar sinar matahari (green sickness).

*Pada perempuan juga sering diakibatkan dilatasi pembuluh darah (chlorosis cum rubra)

Page 10: Pemeriksaan Fisik ipd

Eritema

*Warna kemerahan pada kulit akibat vasodilatasi perifer

*Bila ditekan,warna merah hilang. Didapatkan pada berbagai infeksi sistemik, penyakit kulit dan alergi.

* Bila bersifat temporer disebut flushing. Eritema muka disebut eritema faciei misalnya pada demam tinggi, stenosis mitral, hipertensi, intoksikasi karbon monoksida.

* Pada perempuan berusia 40-60 tahun dapat timbul eritema faciei yang disebut rosacea.

* Pada pasien sirosis hepatis, dapat didapatkan eritema pada permukaan tenar dan hipotenar telapak tangan yang disebut eritema palmaris (palmar erythem)

Page 11: Pemeriksaan Fisik ipd

*Eritema dengan bentuk beragam, timbul serentak dengan kecenderungan melebar ke perifer dan menipis ditengahnya disebut eritema multiforma.

*Bila eritema disertai nodus di bawah kulit, berukuran 2-4 cm dan nyeri maka disebut eritema nodosum. Kedua jenis eritema tersebut dapat ditemukan pada sindrom Steven Johnson, lupus eritematosus, artritis reumatoid dan juga tuberkulosis.

*Pada penyakit jantung reumatik, dapat ditemukan eritema berbentuk cincin yang tidak menimbul dan tidak nyeri disebut eritema marginatum.

Page 12: Pemeriksaan Fisik ipd

Sianosis

*Warna biru pada kulit

*Akibat darah banyak mengandungi reduced-Hb

*Dapat bersifat umum (sianosis sentral) misalnya sianosis pulmonal akibat gangguan ventilasi alveoli pada PPOK dan sianosis kardial misalnya pada penyakit jantung kongenital.

*Dapat juga bersifat lokal (sianosis perifer) biasanya disebabkan oleh sirkulasi perifer yang buruk.

*Sianosis yang disebabkan peningkatan kadar red-Hb disebut sianosis vera sedangkan bila penyebabnya adalah peningkatan kadar sulf-Hb atau met-Hb disebut sianosis spuria (palsu)

Page 13: Pemeriksaan Fisik ipd

*Kulit coklat – disebabkan peningkatan pigmen dalam kulit misalnya akibat terlalu sering terpapar sinar matahari atau pada penyakit Addison. Pada intoksikasi Arsen (melanosis Arsen) atau intoksikasi perak(argirosis), kulit akan berwarna coklat keabu-abuan

*Melasma (kloasma) – pigmentasi kulit yang tak berbatas tegas umumnya pada muka dan simetrik disertai hiperpigmentasi areola payudara dan genitalia eksterna. Dapat bersifat idiopatik atau akibat kehamilan (kloasma gravidarum)

Page 14: Pemeriksaan Fisik ipd

*Poikiloderma of civatte – pigmentasi retikuler pada muka, leher, bagian atas dada dan bersifat simetrik. Terdapat pada keadaan menopause akibat gangguan endokrin.

*Dermatografia – warna kemerahan yang menimbul akibat suatu iritasi misalnya goresan benda tumpul. Hilang dalam 3-4 minit.

Page 15: Pemeriksaan Fisik ipd

Café’ au lait patches

*Bercak-bercak berwarna seperti kopi

*Permukaan rata, dapat berukuran beberapa sentimeter

*Misalnya terdapat pada penyakit von Recklinghausen

Page 16: Pemeriksaan Fisik ipd

Effloresensi

Efloresensi primer :Makula

* Perubahan warna semata-mata yang berbatas tegas (sirkumskripta)

Papula

* Benjolan padat berbatas tegas

*Menonjol di permukaan kulit dengan ukuran milier (seujung jarum pentul), lentikuler ( sebesar biji jagung) atau kurang dari 1 cm.

* Bila ukuran lebih 1cm (numuler) disebut tuber. Bila ukurannya lebih dari 1 cm dan permukaannya datar disebut plakat (plaque)

Makula

Papula

Page 17: Pemeriksaan Fisik ipd

*Benjolan padat berbatas tegas

*Letak lebih dalam dari papula sehingga tidak menonjol. Bila ukurannya lebih kecil disebut nodulus.

*Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan

Page 18: Pemeriksaan Fisik ipd

*Vesikel – gelembung berisi cairan serosa yang mempunyai atap dan dasar dengan ukuran kurang dari 1 cm. Bila berisi pus disebut pustula dan bila berisi darah disebut vesikel hemoragik.

*Bula – gelembung berisi cairan serosa, mempunyai atap dan dasar dengan ukuran lebih dari 1 cm. Bila berisi pus disebut bula purulen dan bila berisi darah disebut bula hemoragik

*Kista – rongga berkapsul berisi cairan atau massa lunak

Page 19: Pemeriksaan Fisik ipd

Efloresensi sekunder

Skuama – penggelupasan lapisan korneum. Bila penggelupasan lebar seperti daun disebut eksfoliasi. Skuama yang berbentuk lingkaran (circiner) disebut colorette.

Krusta

*Cairan tubuh yang mengering di atas kulit

*Serum kuning muda

*Darah merah tua/hitam

*Pus- kuning tua atau coklat

* Jaringan nekrotik- hijau

Page 20: Pemeriksaan Fisik ipd

*Erosi – hilangnya jaringan kulit yang tidak melampaui lapisan basal, pada permukaannya tampak serum

*Ekskoriasi – kehilangan jaringan kulit yang telah melewati lapisan basal, pada permukaannya tampak darah

*Ulkus - Kehilangan jaringan kulit yang dalam sehingga tampak tepi,dinding,dasar dan isi

*Fisura(rhagade) – belahan kulit tanpa kehilangan jaringan kulitnya

Page 21: Pemeriksaan Fisik ipd

*Sikatrik – jaringan parut ,permukaan licin mengkilat. Bila tampak cekung disebut sikatriks atrofik, sedangkan bila menonjol disebut sikatriks hipertrofik.

*Keloid – sikatriks hipertrofik yang pertumbuhannya melampaui batas luka

Page 22: Pemeriksaan Fisik ipd

LesiEdema

*Akumulusai eksesif dari cairan di dalam rongga jaringan yang jarang

*Penyebabnya bermacam-macam misalnya ekstravasasi ( akibat tekanan intravaskular yang meningkat), vaskulitis, alergi (peningkatan permeabilitas kapiler akibat histamin), tekanan koloid menurun ( hipoproteinemia).

*Awal edema seringkali tampak di daerah palpebra biasanya didapatkan pada kelainan ginjal seperti sindrom nefrotik.

*Bila edema bersifat merata di seluruh tubuh disetai efusi pleural asites dan kadang-kadang efusi perikardial disebut edema anasarka.

Page 23: Pemeriksaan Fisik ipd

Pitting

kulit mengkilat,bila ditekan melekuk

Non – pitting tidak melekuk ditekan. Pada limfedema

misalnya filariasis

Page 24: Pemeriksaan Fisik ipd

*Emfisema subkutis – akumulasi udara atau gas pada jaringan kulit. Keadaan ini dapat menyerta pneumotoraks, pneumomediastinum atau tindakan yang mengenai kulit dan jaringan subkutis yang lama misalnya trakeostomi, pemasangan WSD (water seal drainage) atau dapat juga ditemukan pada gas gangren.

Page 25: Pemeriksaan Fisik ipd

Pruritus

*Rasa gatal tanpa kelainan kulit yang nyata

*Dapat disebabkan oleh ikterus hemolitik,DM tidak terkontrol, usia tua (pruritus senilis, terutama di daerah anogenital), penyakit kulit atau psikogenik. Kelainan kulit yang ditandai rasa gatal dengan efloresensi papula dan bersifat kronik dan rekurens disebut prurigo.

Page 26: Pemeriksaan Fisik ipd

Purpura

*Ekstravasasi darah ke dalam kulit/mukosa.Bila ditekan warna merah tidak hilang.

*Tergantung ukuran : sejarum pentil disebut petekie,2-5 mm purpuric spot,lebih besar lagi ekimoses, dan apabila besar dan menonjol di permukaan kulit disebut hematoma

*Dapat disebabkan oleh trombositopenia (purpura trombositopenik) misalnya pada trombositopenia idiopatik (ITP), Lupus eritematosus sistemik (SLE), sepsis, lekemia dan sebagainya.

*Dapat juga terjadi tanpa disertai trombositopenia (purpura non-trombositopenik) misalnya pada purpura Henoch- Schonlein

petekie

ekimoses

hematoma

Page 27: Pemeriksaan Fisik ipd

Xanthoma

*Deposit lipid yang sirkumkripta dengan ukuran 1mm- 2cm dengan warna merah kekuningan berhubungan dengan gangguan metabolisme lipid.

*Biasanya ditemukan di kelopak mata (xanthoma palpebrarum) atau telapak tangan (xanthoma planum) atau siku atau bokong (xanthoma tuberosum) atau pada sarung tendon Achilles (xanthoma tendinosum).

*Xanthoma dapat hilang timbul tergantung pada kadar lipid di dalam darah dan disebut xanthoma eruptif.

Page 28: Pemeriksaan Fisik ipd

*Komedon – gumpalan bahan sebasea dan keratin yang berwarna putih kehitaman yang menyumbat folikel pilosebasea. Penyakit kulit yang disebabkan penyumbatan folikel pilosebasea disebut akne (jerawat). Bila akne timbul pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri disebut akne vulgaris.

*Miliaria – kelainan kulit akibat retensi keringat ditandai adanya vesikel milier berukuran 1-2 mm pada bagian badan yang banyak berkeringat. Pada keadaan yang lebih berat dapat timbul papul merah atau papul putih.

Page 29: Pemeriksaan Fisik ipd

Angioma

tumor yang berasal dari sistem pembuluh darah (hemangioma) atau dari pembuluh limfe (limfangioma).

Hemangioma yang berasal dari kapiler disebut hemangioma kapilaris, biasanya terdapat pada anak-anak, berwarna kemerahan, di daerah pangkal hidung, kelopak mata atas atau leher.

Yang lebih besar disebut hemangioma kavernosa terdapat di kulit atau di bawah kulit bersifat merata dan luas.

Page 30: Pemeriksaan Fisik ipd

*Teleangiektasis – pelebaran pembuluh darah kapiler yang menetap di kulit

*Nevus pigmentosus – daerah hiperpigmentasi yang menetap, kadang-kadang disetai pertumbuhan rambut, nyeri dan ulserasi.

*Spider naevi – adalah arteriol yang menonjol dan kemerahan serta bercabang-cabang dengan diameter 3-10 mm. Banyak didapatkan pada orang hamil, sirosis hepatis. Bila pusatnya ditekan dengan ujung yang runcing, maka cabang-cabangnya akan menghilang.

Page 31: Pemeriksaan Fisik ipd

Striae

*Garis putih kemerahan dari daerah kulit yang atrofik yang dikelilingi oleh kulit normal

*Banyak pada perempuan hamil,orang gemuk dan sindrom Cushing

Eksantema

*Kelainan kulit timbul dalam waktu singkat,biasanya di dahului demam misalnya morbili.

*Bentuk lentikuler (eksantema morbiliformis),difus dan terlokalisir disebut eksantema skarlatiniformis

*Bila kelainan timbul pada mukosa disebut enantema.

Page 32: Pemeriksaan Fisik ipd

*Gumma – infiltrat lunak, berbatas tegas, kronik dan destruktif yang di kemudian hari dapat mengalami ulserasi dan membentuk ulkus gummosum. Kelainan ini hanya terdapat pada 4 penyakit kulit yaitu sifilis, frambusia tropika, tuberkulosis kulit dan mikosis dalam.

sifilis

Tuberculosis kulit

Frambusia tropika

Mikosis dalam

Page 33: Pemeriksaan Fisik ipd

Bentuk Otot

eutrofi (normal)

hipertrofi (membesar)

atrofi (mengecil)

Tonus otot

diperiksa secara pasif yaitu dengan mengangkat

lengan atau tungkai pasien kemudian dijatuhkan. Pada keadaan hipotonus, anggota gerak tadi akan

jatuh dengan cepat sekali. hipertonus (spastisitas) dapat diperiksa dengan cara

memfleksikan atau mengekstensikan lengan atau tungkai akan terasa tahanan yang bila dilawan terus akan menghilang dan disebut fenomena pisau lipat.

OTOT

Page 34: Pemeriksaan Fisik ipd

Rigiditas dimana pada pemeriksaan seperti spastisitas akan terasa tersendat-sendat dan disebut fenomena roda bergerigi.

5 tingkat kekuatan otot

Derajat 5 : normal, dapat melawan tahanan yang diberikan

Derajat 4 : Masih dapat meawan tahan yang ringan

Derajat 3 : hanya dapat melawan gaya berat

Derajat 2 : otot hanya dapat digerakan bila tidak ada gaya berat

Derajat 1 : kontraksi minimal, tidak menimbulkan gerakan

Derajat 0 : tidak ada kontraksi sama sekali

Page 35: Pemeriksaan Fisik ipd

SENDIInspeksi, palpasi dan lingkup geraknya

sendi bahu siku pergelangan tangan metakarpofalangeal interfalang proksimal interfalang distal panggul lutut pergelangan kaki metatarsofalangeal

Page 36: Pemeriksaan Fisik ipd

Cara Berdiri*Perhatikan secara keseluruhan bentuk

badan, asimetris atau deformitas. Tes keseimbangan (tes romberg) dengan cara pasien disuruh berdiri dengan kedua kaki rapat kemudian disuruh menutup mata, bila pasien jatuh maka dikatakan tes Romberg positif.

Page 37: Pemeriksaan Fisik ipd

Cara Berjalan

*Pasien disuruh berjalan pada satu garis lurus, mula-mula membuka mata kemudian dengan mata tertutup.

*Langkah ayam, berjalan dengan mengangkat kaki setinggi mungkin supaya jari-jari kaki yang masih tertinggal menyentuh tanah dapat terangkat, kemudian pada waktu kaki dijatuhkan jari-jari kaki akan lebih dulu menyentuh tanah. Keadaan ini pada pasien polineuritis

*Langkah mabuk, pasien berjalan dengan kedua kaki terpisah jauh (wide based gait) dan bila disuruh berjalan lurus pasien terhuyung jatuh ke satu sisi. Pada penyakit ataksia serebeler

Page 38: Pemeriksaan Fisik ipd

*Langkah menggeser, pasien berjalan dengan langkah pendek dan kaki menyeret ke tanah, hampir tidak pernah terangkat. Bila langkah makin cepat dan pendek, pasien cenderung jatuh ke depan (propulsion) atau ke belakang (retropulsion). Keadaan ini terdapat pada penyakit parkinsonisme

*Langkah spastik, pasien berjalan dengan cara melempar tungkainya keluar sehingga membentuk setengah lingkaran. Lengan serta tangan dan jari-jari ipsilateral dalam keadaan fleksi. Pada pasien paralitik spastik akibat stroke.

*Berjalan dengan mengangkat pinggul, terdapat pada pasien poliomielitis

Page 39: Pemeriksaan Fisik ipd

Gerakan Spontan Abnormal*Tremor, gerakan involunter bolak-balik pada anggota tubuh,

sehingga tampak seperti gemetar.Pada pasien parkinsonisme tremor ini kasar sehingga ibu jari bergerak-gerak seperti gerakan menghitung uang. Biasanya trmor tampak waktu istirohat dan hilang waktu bekerja.

*Atetosis, gerakan involunter pada otot lurik yang terjadi pada bagian distal dan terjadi perlahan-lahan

*khorea, gerakan involunter yang tidak teratur, tanpa tujuan, asimetris, tiba-tiba, dan cepat.

*Balismus, gerakan involunter yang sangat kasar, sebentar, berulang-ulang dan kuat sehingga anggota tubuh seakan-akan berputar tidak teratur

*Spasme, ketegangan otot yang menyebabkan pergerakan yang terbatas

Page 40: Pemeriksaan Fisik ipd

Tes Koordinasi Gerak*Tes jari-hidung-jari

*Tes jari hidung, pasien dengan posisi lengan dan tangan ekstensi diminta menunjuk hidungnya berulang kali, mula-mula lambat kemudian cepat.

*Tes pronasi supinasi, pasien dalam posisi duduk, meletakkan tangannya diatas paha dan melakukan gerakan pronasi dan supinsai berulang-ulang dengan cepat.

*Tes tumit-lutut pasien dalam posisi berbaring diminta meletakan tumit kanan pada lutut kiri kemudian disuruh menggeser tumit kanannya sepanjang tibia kiri ke arah dorsum pedis kiri berulang-ulang bergantian untuk kedua tungkai.

Page 41: Pemeriksaan Fisik ipd

Tes Jari-Hidung-Jari Tes jari hidung

Tes pronasi supinasiTes tumit-lutut

Page 42: Pemeriksaan Fisik ipd

Refleks Fisiologis*Refleks biseps, lengan

bawah pronasi rileks diatas paha, kemudian ibu jari pemeriksa menekan tendon biseps diatas fosa kubiti dan diketok, positif jika fleksi lengan bawah *Refleks brakioradialis,

lengan bawah pasien posisi diantara pronasi dan supinasi kemudian ujung distal radius diketok sambil dirasakan adanya kontraksi. Yang melibatkan fleksi dan supinasi lengan bawah

Page 43: Pemeriksaan Fisik ipd

*Refleks triseps, posisi pasien masih sama sperti diatas kemudian diketok pada tendon triseps dari belakang 5 cm diatas siku, amati adanya kontraksi triseps

*Refleks patela (kneepessreflex,KPR), pasien dalam posisi duduk, tungkai bawah tergantung, atau pasien dalam posisi tidur dengan posisi tungkai bawah rileks difleksikan, kemudian dilakukan ketokan pada tendon patela, positif bila ekstensi tungkai bawah dan kontraksi kuadriseps femoris

Page 44: Pemeriksaan Fisik ipd

*Refleks Achiles, pasien dalam posisi duduk dengan kaki dorso fleksimaksimal secara pasif, kemudian dilakukan ketokan pada tendon achiles, bila (+) akan tampak kontaksi m. gastroknemius dan gerakan plantar fleksi

*Refleks kremaster, dilakukan pada posisi pasien telentang dengan paha sedikit abduksi, kemudian permukaan dalam paha digores dengan benda tajam, + bila kontraksi m. kremaster

Page 45: Pemeriksaan Fisik ipd

Refleks Patologis• Babinsky

Cara : penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anteriorRespon : ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan jari kaki lainnya

• ChaddockCara : penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis dari posterior ke anterior

• OppenheimCara : pengurutan permukaan kulit di atas tibia dari lutu ke bawah

• GordonCara : penekanan m.gastrocnemius secara keras

• SchaefferCara : memijit tendon achilles secara keras

Page 46: Pemeriksaan Fisik ipd
Page 47: Pemeriksaan Fisik ipd

• RossolimoCara : pengetukan pada bagian basis telapak jari-jari kakiRespon : fleksi jari-jari kaki

• Mendel-BeckhterewCara : pengetukan dorsum pedis pada daerah os coboideumRespon : seperti rossolimo

• HoffmanCara : goresan pada kuku jari tengah pasienRespon : ibu jari, telunjuk dan jari lainnya fleksi

Rossolimo Mendel-BeckhterewHoffman

Page 48: Pemeriksaan Fisik ipd

• TrommerCara : colekan pada ujung jari tengah pasienRespon : seperti hoffman

• LeriCara : fleksi maksimal tangan pada pergelangan tangan, sikap lengan diluruskan dengan bagian ventral menghadap ke atasRespon : tidak terjadi fleksi di sendi siku

• MayerCara : fleksi maksimal jari tengah pasien ke arah telapak tanganRespon : tidak terjadi oposisi ibu jari

• Klonus : tungkai dalam posisi rileks, kemudian menyentak kaki ke arah dorsofleksi secara tiba-tiba, bila positif akan timbul gerakan plantar fleksi kaki berulang-ulang. Dapat juga dilakukan dengan mendorong patela secara tiba-tiba ke bawah, bila positif akan timbul gerakan patela ke atas yang berulang-ulang.

Page 49: Pemeriksaan Fisik ipd

Pemeriksaan SensibilitasReseptor Eksteroseptif

*Pemeriksaan rasa raba

Periksa seluruh tubuh dan bandingkan bagian-bagian yang simetris dengan cara menggoreskan kapas ke tubuh

*Pemeriksaan rasa nyeri

Tusukan hendaknya cukup kuat hingga betul-betul dirasakan rasa nyeri dan bukan rasa sentuh atau rasa raba. Periksa seluruh tubuh dan bagian yang simetris dan bandingkan

*Pemeriksaan rasa suhu

Diperiksa menggunakan tabung reaksi berisi air panas dan dingin secara bergantian ke tubuh penderita. 

Page 50: Pemeriksaan Fisik ipd

Reseptor Proprioseptif

Pemeriksaan rasa gerak dan rasa sikap/ posisiGerakkan salah satu jari pasien secara pasif, dengan

cara memegang jarinya pada bagian lateral dan usahakan tidak menyentuh jari yang lainnya.

Tanyakan apakah pasien dapat merasakan gerakan tersebut serta mengetahui arahnya

Page 51: Pemeriksaan Fisik ipd

Pemeriksaan rasa getar

Getarkan garpu tala Tempatkan pada ibu jari, maleolus lateral dan medial

kaki, tibia, spina iliaka anterior superior, sakrum, prosesus spinosus vertebra, sternum, kalvikula, prosesus stiloideus radius, ulna dan jari-jari tangan.

Tanyakan apakah pasien merasa getarannya dan ia disuruh memberitahukan apabila ia mulai tidak merasakan getarannya lagi

Page 52: Pemeriksaan Fisik ipd

Pemeriksaan rasa tekan (rasa raba kasar)

Menekan tendon atau kulit pasien dengan jari atau benda tumpul. Tekanan tidak boleh terlalu kuat karena akan menimbulkan nyeri.

Pemeriksaan rasa nyeri dalam

Menekan otot atau tendon pasien dengan keras atau menekan bola mata atau menekan testis.

Page 53: Pemeriksaan Fisik ipd

Nyeri

*Nyeri adalah rasa dan pengalaman emosional yang tidak nyaman yang berhubungan dengan kerusakan jaringan. Nyeri merupakan sensasi dan reaksi terhadap sensasi tersebut.

*Toleransi nyeri adalah tingkat nyeri tertinggi yang dapat diterima oleh seseorang.

*Toleransi nyeri berbeda-beda antara satu individu dengan individu lain dan dapat dipengaruhi oleh pengobatan

Page 54: Pemeriksaan Fisik ipd

*Alodinia, nyeri yang dirasakan oleh pasien akibat rangsangan yang pada orang normal tidak menimbulkan nyeri. Misalnya neuralgia pasca herpetik, sindrom nyeri regional kronik dan neuropati perifer lainnya.

*Hiperpatia, nyeri yang berlebihan yang ditimbulkan oleh rangsangan berulang. Respon berlebihan terhadap rangsang multiple. Kadang-kadang disebut disestesi sumasi

*Disestesi, parestesi yang nyeri. Keadaan ini dapat ditemukan pada neuropati perifer alkoholik atau neuropati diabetik di tungkai. Disestesi kibat kompresi nervus femoralis lateralis akan dirasakan pada sisi lateral tungkai dan disebut neuralgia parestetika.

Page 55: Pemeriksaan Fisik ipd

*Parestesi, rasa seperti tertusuk jarum atau titik-titik yang dapat timbul spontan atau dicetuskan. Misalnya ketika saraf tungkai tertekan. Parestesi tidak selalu disertai nyeri dan bila disertai nyeri disebut disestesi.

*Hipoestesia, turunnya sensitifitas terhadap rangsangan nyeri. Area hipoestesia dapat ditimbulkan dengan anestesi lokal.

*Analgesia, hilangnya sensasi nyeri pada rangsangan nyeri yang normal. Secara konsep,analgesia merupakan kebalikan dari alodinia.

*Anastesia dolorosa, nyeri yang timbul didaerah yang hipoestesia atau daerah yang didesensitisasi

* neuralgia, nyeri yang timbul sepanjang distribusi suatu persyarafan

Page 56: Pemeriksaan Fisik ipd

*Nyeri tabetik, nyeri neuropatik yang timbul sebagai komplikasi dari sifilis

*Nyeri sentral, nyeri yang diduga berasal dari otak atau medula spinalis.

*Nyeri pindah (referred pain), nyeri yang dirasakan ditempat lain, bukan ditempat kerusakan jaringan yang menyebabkan nyeri

*Nyeri Fantom, nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang baru diamputasi sehingga masih merasakan bagian yang diamputasi masih ada.

*Substansia Algogenik, substansia yang dilepaskan oleh jaringan yang rusak atau dapat juga diinjeksi subkutaneus dari luar.

Page 57: Pemeriksaan Fisik ipd

*Nyeri akut, nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah penyembuhan

*Nyeri kronik, nyeri yang menetap lebih dari 3 bulan walaupun proses penyembuhan sudah selesai

Page 58: Pemeriksaan Fisik ipd

Rasa Somestesia LuhurPerasaan somestesia luhur ialah perasaan yang mempunyai sifat deskriminatif dan sifat tiga dimensi. Rasa diskriminasi adalah kemampuanmembedakan 2 titik yang berbeda pada tubuh

*Barognosia Adalah kemampuan untuk mengenal berat benda yang dipegang atau kemampuan membeda-bedakan berat benda

*StereognosiaAdalah kemampuan untuk mengenal bentuk benda dengan meraba, tanpa melihat.

Page 59: Pemeriksaan Fisik ipd

*TopognosiaAdalah kemampuan untuk melokalisasi tempat dengan cara meraba.

*GrafestesiaAdalah kemampuan untuk mengenal huruf atau angka yang dituliskan pada kulit dengan mata tertutup.

Page 60: Pemeriksaan Fisik ipd

Kelainan Kuku*Jari tabuh (clubbing fingers,

Hippocratic fingers), ujung jari mengembung termasuk kuku yang berbentuk konveks; terdapat pada penyakit paru kronik dan kelainan jantung kongenital

*Koilonikia (spoon nails), kuku tipis dan cembung dengan tepi yang meninggi terdapat pada gangguan metabolisme besi dan sindrom Plummer Vinsen

*onikauksis, kuku menebal tanpa kelainan bentuk, terdapat pada akromegali, psoriasis

Page 61: Pemeriksaan Fisik ipd

*Onikogrifosis, kuku berubah bentuk, menebal seperti cakar, biasanya disebabkan pemotongan kuku yang tidak teratur.

*Anonikia, tidak tumbuknya kuku, biasanya berhubungan kelainan kongenital, iktiosis , infeksi berat dan fenomena Raynaud

Page 62: Pemeriksaan Fisik ipd

*Onikoatrofi, kuku menjadi tipis dan lebih kecil biasanya berhubungan dengan kelainan vaskuler, epidermolisis bulosa dan liken planus

*Onikolisis, terpisahnya kuku dari dasarnya terutama bagian distal dan lateral biasanya berhubungan dengan infeksi jamur, trauma atau zat kimia. Bila disebabkan infeksi Pseudomonas aeruginosa, maka warna kuku akan berubah menjadi hijau.

Page 63: Pemeriksaan Fisik ipd

*Pakionikia, penebalan lempeng kuku berhubungan dengan hiperkeratosis dasar kuku

*Kuku Psoriasis, kelainan kuku pada pasien psoriasis yang ditandai oleh warna kuku yang menjadi putih (leukonikia) dan adanya terowongan dan cekungan transversal (Beau’s line) yang berjalan dari lunula ke arah distal sesuai dengan pertumbuhan kuku.

Page 64: Pemeriksaan Fisik ipd

*Paronikia, reaksi inflamasi yang meliputi lipatan kulit disekitar kuku, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur

*Onikomikosis, infeksi jamur pada kuku

Page 65: Pemeriksaan Fisik ipd

Sekian, terima kasih