Pemeriksaan Fisik Neurologi
-
Upload
gebbymariza -
Category
Documents
-
view
36 -
download
8
description
Transcript of Pemeriksaan Fisik Neurologi
PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI
Pembimbing : Dr. Nur Amalia Verbty, Sp.S
Oleh :Dhody Setiamal
G1A213076
KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN ILMU NEUROLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS JAMBI
2015
PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALISI. Nervus olfactorius• Memberitahukan ke pasien bahwa daya penciuman akan
diperiksa.• Memeriksa apakah ada sumbatan atau kelainan rongga
hidung• Meminta pasien meminta menutup salah satu lubang
hidung.• Meminta pasien untuk mencium bau-bauan tertentu.• Meminta pasien menyebutkan bau yang diciumnya• Pemeriksaan yang sama dilakukan untuk lubang hidung
kontralateralnya.
Penilaian:• Normosomnia: mampu menghidu dengan tepat• Anosmia : hilangnya daya penghidu• Hiposmia : daya pengidu kurang tajam• Halusinasi olfaktorik : menghidu sesuatu tanpa adanya
rangsangan.
Nervus optikus (N.II)1. Ketajaman penglihatan2. Lapang pandang perimeter dan tes konfrontasi• pasien diberi penjelasan mengenai tes• Pemeriksa berhadapan dengan pasien dimana kedudukan mata
sama tinggi• Mata pasien terfiksasi ke mata pemeriksa• Pasien tetap menatap ke depan ketika suatu benda yang
mencolok didekatkan oleh pemeriksa memasuki kawasan medan penglihatannya dari berbagai arah.
3. Pemeriksaan fundus : retina dan papil N.II4. Pengenalan warna : menggunakan ishihara test card
N.Occulomotorius (N.III), Trochlearis (IV), abducens (VI)1. Pemeriksaan pupil• Normal: bentuk bulat, isokor, diameter 2-4 mm• Reflek pupil terhadap cahaya• Reflek akomodatif atau konvergensi2. Pemeriksaan gerakan bola mata
Nervus trigeminus (N.V)1. Sensorik : sensibilitas wajah2. Motorik : otot pengunyah3. Reflek: kornea gores sclera ke arah limbus kornea. Normal
terjadi kedipan mata.
Nervus Facialis (N.VII)Fungsi : pengecapan 2/3 anterior lidah, mimik wajah, dan sekresi kelenjar lakrimalMotorik : perhatikan penutupann kelopak mata, elevasi asimetri dari sudut bibir, pendangkalan nasolabial. Meminta pasien untuk senyum memperlihatkan gigi.Sensorik : mengoleskan zat manis, asin, asam dan pahit pada lidah
Nervus vestibulocochlearis (N.VIII)Fungsi : pendengaran dan keseimbanganPemeriksaan:1. Pemeriksaan daya pendengaran2. Pemeriksaan keseimbangan
Nervus Glossopharyngeus (N.IX)Fungsi: sensoris pengecapan 1/3 posterior lidahSekresi kelenjar parotis
Nervus Vagus (N.X)Fungsi: menelan,fonasi. Parasimpatis untuk jantung dan viseral abdomen
Pemeriksaan dilakukan bersamaan:Pemeriksaan orofaring:• Dalam keadaan istirahat• Pembangkitan reflek dengan penyentuhan arcus pharyngeus
atau uvula dengan spatula timbul reflek muntahPemeriksan laring: suara serak paresis N.X uniateralInspeksi arcus faring.
Nervus accesorius (N.XI)Fx: gerakan kepala, leher dan bahuPx: menilai fungsi dari m. Trapezius dan m. SternokleidomastoideusCara pemeriksaan:• Meminta pasien menoleh ke kanan atau ke kiri• Apabila terdapat paralisis maka teraba m.
Sternokleidomastoideus tidak menegang• Meminta pasien mengangkat bahu, dan di beri tahanan.• Pada sisi yang sakit akan lebih rendah posisinya dari pada yang
rendah.
• Nervus hipoglosus (N.XII)Fx: mengatur pergerakan lidah (artikulasi)Pemeriksaan:• Meminta pasien menjulurkan lidahnya.• Perhatikan apakah ada deviasi atau tidak, atropi papil lidah atau
tidak
PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK
Extremitas superiorOtot bahu• Meminta pasien melakukan gerakan mengangkat bahu,
kemudian pemeriksa menahannya• pada sendi: meliputu abduksi, adduksi, fleksi-ekstensiOtot lengan• Meminta pasien melakukan gerakan fleksi-ekstensi pada
sendii siku dan pemeriksa menahannyaOtot tangan• meminta pasien menekuk jari tangan dan pemeriksa
menahannya• Meminta pasien untuk mengepalkan tangan dan
mengembangkan jari tangan.
Extremitas inferiorOtot panggul• Meminta pasien melakukan fleksi pada sendi panggul, kemudian
pemeriksa menahannya• Setelah fleksi maksimal, meminta pasien meluruskan dan
diberikan tahananOtot paha• Meminta pasien fleksi pada sendi lutut, kemudian pemeriksa
menahannya• Meminta pasien meluruskan dan pasien menahanyaOtot kaki• Meminta pasien melakukan dorsofleksi kaki, kemudian tangan
pemeriksa menahannya• Meminta pasien melakukan plantar fleksi
Interprestasi:• 0 = jika tidak timbul kontraksi otot• 1 = jika terdapat sedikit kontraksi• 2 = jika tidak dapat melawan grafitasi• 3 = dapat melwan grafitasi tanpa tahanan• 4 = dapat melawan grafitasi dengan penahanan
sedang• 5 = jika dapat melawan grafitasi secara penuh
PEMERIKSAAN KLONUS
Klonus kaki• Tungkai rileks• Tungkai bawah sedikit fleksi pada lutut, dengan tangan
pemeriksa di bawah lutut pasien tsb• Tangan kanan pasien secara tiba-tiba melakukan dorsofleksi
pada kaki penderita• Dipertahankan beberapa saat• Positif jika kontraksi berulang gastrocnemius
Klonus paha• Tungkai pasien dalam keadaan lurus dan rileks• Patella pasien dipegang pemeriksa di antara jempol dan telunjuk• Secara tiba-tiba ditekan patella ke arah distal• Positif jika kontraksi berulang pada m.quadrisep femoris
REFLEKS FISIOLOGISRefleks biceps1. Pasien dalam keadaan rileks2. Lengan sedikiti fleksi pada siku3. Letakan ibu jari pemeriksa di atas tendo biseps,lalu pukul
ibu jari tadi denganmenggunakan refleks hammer.
4. Reaksinya adalak fleksi lengan bawah.Bila refleks meninggi maka zona refleksogen akan meluas.
Refleks Triseps1. Posisi pasien sama dengan pemeriksaan refleks bisep2. Apabila lengan pasien sudah benar-benar relaksasi (dengan
meraba trisep tidakteraba tegang), pukullah tendon yang lewat di fossa olekrani
3. Maka trisep akan berkontraksi dengan sedikit menyentak
Refleks Patella
1. Pasien dalam posisi duduk dengan tungkai menjuntai Daerah kanan-kiri tendo patella terlebih dahulu diraba, untuk menetapkan daerahyang tepat.
2. Tangan pemeriksa yang satu memegang paha bagian distal, dan tangan yang lainmemukul tendo patella tadi dengan reflex hammer secara tepat.
3. Tangan yang memegang paha tadi akan merasakan kontraksi otot kuadriseps, dan pemeriksa dapat melihat tungkai bawah yang bergerak secara menyentak untuk kemudian berayun sejenak.
Apabila pasien tidak mampu duduk, maka pemeriksaan reflex patella dapat dilakukandalam posisi berbaring.
Refleks Achiles1. Pasien dapat duduk dengan posisi menjuntai, atau
berbaring tau dapat pula penderita berlutut dimana sebagian tungkai bawah dan kakinya menjulur di luar kursi pemeriksaan.
2. Pada dasarnya pemeriksa sedikit meregangkan tendon achiles dengan cara menahan ujung kaki kea rah dorsofleksi
3. Tendon Achilles dipukul dengan ringan tapi cepat.4. Akan muncul gerakan fleksi kaki yang menyentak.
INTERPRETASI : NORMAL : ++MENINGKAT : +++
REFLEKS PATOLOGIS
Refleks Hoffmann-TromnerCara pemeriksaan : tangan penderita dipegang pada pergelangannya dan suruh pasien melekukan fleksi ringan jari-jarinya. Kemudian jari tengah pasien diregangkan dandijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa. Lalu lakukan :
Hoffmann : “Goresan” pada ujung jari tengah pasien reaksi : fleksi dan adduksi ibu jari disertai dengan fleksi telunjuk dan jari-jari lainnya.Tromner : “Colekan” pada ujung jari pasien maka akan muncul reaksi yang sama dengan hoffmann
Babinsky signPemeriksa menggores bagian lateral telapak kaki dengan ujung palu refleks.Reaksi : Dorsofleksi ibu jari kaki disertai plantarfleksi dan gerakan melebar jari-jari lainnya
Chaddock’s signCara : Pemeriksa menggores dibawah dan sekitar maleolus eksterna ke arah lateral dengan palu refleks ujung tumpul.Reaksi : sama dengan babinski sign
Rossolimo-mendelMelakukan ketukan palu reflek pada telapak kaki di daerah basis jari –jari pasien. Positif bila ada reflek plantar jari-jari kaki no.2 sampai 5
Gordon’s signCara : Pemeriksa menekan oto-otot betis dengan kuatReaksi : sama dengan babinski sign
Schaeffer’s signCara : Pemeriksa menekan tendo Achilles dengan kuatReaksi : sama dengan babinski’s sign
Oppenheim’s signCara : Pemeriksa memberi tekanan yang kuat dengan ibu jari dantelunjuk pada permukaan anterior tibia kemudian digeser ke arah distalReaksi : sama dengan babinski’s sign interprestasi : normal : negatif
RANGSANGAN MENINGEAL
Kaku kuduk:
Kernig sign
Laseque sign
• Head sign
• Leg sign
PEMERIKSAAN FUNGSI KOORDINASI
Heel to walking• Meminta pasien berjalan pelan dengan ibu jari kaki
yang satu berada di belakang tumit kaki satunya secara bergantian.
• Positif bila pasien cenderung jatuh
Tes romberg• Meminta pasien berdiri dengan kedua tumit bertemu• Pertama dengan mata terbuka• Kedua berdiri dengan mata tertutup• Positif bila pasien cenderung jatuh
Disdiadokinesia• Meminta pasien merentangkan kedua tangan• Kemudian meminta pasien melakukan pronasi dan
supinasi secara bergantian dan cepat• Positif bila gerakan lamban dan tidak tangkas
Past pointing test• Meminta pasien menunjuk hidungnya• Kemudian menunjuk telunjuk pemeriksa, lakukan
berulang-ulang
PEMERIKSAAN PROVOKASI NYERI
Valsava test1. Meminta pasien menahan nafas2. Meminta pasien megejan saat menahan nafasnya3. Positif jika timbul nyeri radikuler
Naffziger tes1. Pasien diminta berdiri atau berbaring2. Pemeriksa menekan kedua vena jugularis sekitar 2
menit, sampai merasa kepalanya penuh3. Meminta pasien mengejan saat dilakukan penkanan
tadi4. Positif apabila timbul nyeri radikuler sesuai
dermatom
Tes patrick1. Meminta pasien berbaring di atas tempat tidur2. Pemeriksa menempatkan tumit tungkai yang sakit
pada lutut tungkai yang lain3. Pemeriksa melakukan penekanan lutut tungkai yang
tadi difleksikan4. Positif apabila merasakan neri sendi panggul.
Test kontra patrick1. Meminta pasien telentang di atas tempat tidur2. Dilakukan fleksi tungkai yang sakit ke sisi luar, kemudian
dilakukan endorotasi serta aduksi3. Pemeriksa melakukan penekanan sejenak pada lutut tungkai
tersebut4. Positif apabila timbul nyeri di garis saroiliaka
Terimakasih