Pemeriksaan fisik

34
PEMERIKSAAN FISIK Susana Ramandey, S.Sos., M.Kes. Esther Theresia Worengga,

description

DIV KEBIDANAN POLTEKES JAYAPURA

Transcript of Pemeriksaan fisik

Page 1: Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN FISIK

Susana Ramandey, S.Sos., M.Kes.

Esther Theresia Worengga,

Page 2: Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN FISIK

sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa

tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis

penyakit

Hasil dicatat dalam rekam medis.

Rekam medis membantu dalam penegakkan

diagnosis dan perencanaan perawatan pasien

Page 3: Pemeriksaan fisik

Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan

secara komprehensif.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu:

Penjagaan kesopanan

Cara mengadakan hubungan dengan pasien

Pencahayaan dan lingkungan yang memadai

Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien

Pencatatan data

Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien

Page 4: Pemeriksaan fisik

Pasien dalam posisi duduk/sesuai jenis

pemeriksaan

Hanya membuka bagian tubuh yg diperiksa,

menutup bag.lain

Sistematis

Bandingkan satu bag tubuh dgn bag. Tubuh lain

Penjelasan sederhana kpd klien

Data didokumentasikan dgn tepat (DO & DS)

Page 5: Pemeriksaan fisik

ADA EMPAT TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK, YANG

BIASA DISEBUT DENGAN TEKNIK IPPA

Inspeksi, Palpasi,

Perkusi & Auskultasi

Page 6: Pemeriksaan fisik

INSPEKSI

pemeriksaandengan caramelihat ataumelakukan

observasi terhadapkeadaan klien.

Tujuan dari teknikini ialah

mendeteksi tanda-tanda fisik yang

berhubungandengan status fisik.

Teknik inspeksidilakukan ketika

pertama kali bertemu klien danyang diamati yaitutingkah laku dankeadaan tubuhklien serta hal

umum dan khusus.

Page 7: Pemeriksaan fisik

Langkah kerja:

Atur Pencahayaan

Suhu dan ruangan nyaman

Buka bagian yg diinspeksi

Bila perlu gunakan kaca pembesar

Jelaskan hasil pada klien dan keluarga

Perhatikan kesan pertama klien

Sistematis

Page 8: Pemeriksaan fisik

PALPASI

teknik pemeriksaan fisik dengan sentuhan, rabaan

maupun sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan

diperiksa dan dilakukan secara teroganisir dari satu

bagian ke bagian yang lain.

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mendeterminasi ciri-

ciri jaringan atau organ. Dapat dilakukan bersamaan

dengan teknik inspeksi dan perkusi.

Page 9: Pemeriksaan fisik

TEKNIK PALPASI DIBAGI MENJADI DUA:

Palpasi ringan Caranya: ujung-ujung jari padasatu/dua tangan digunakan secarasimultan.Tangan diletakkan pada area yangdipalpasi, jari-jari ditekan kebawah perlahan-lahan sampai ada hasil.

Palpasi dalam (bimanual) Caranya: untukmerasakan isi abdomen, dilakukan duatangan.Satu tangan untuk merasakan bagianyang dipalpasi, tangan lainnya untukmenekan ke bawah. Dengan Posisi rileks,jari-jari tangan kedua diletakkan melekat pdjari2 pertama.

Page 10: Pemeriksaan fisik

LANGKAH KERJA:

1. Area palpasi terbuka

2. Cuci tangan

3. Beritahu klien

4. Dikerjakan semua jari tp telunjuk dan ibu jari > sensitif.

5. u/ mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan

jari 2,3, dan 4 bersamaan.

6. U/ palpasi abdomen gunakan telapak tangan, beri

tekanan ringan dgn jari2.

7. Sistematis, uraikan ciri-ciri ttg ukuran, bentuk,

konsistensi dan permukaan.

Page 11: Pemeriksaan fisik
Page 12: Pemeriksaan fisik

PERKUSI

pemeriksaan dengan cara mengetuk.

Tujuan pemeriksaan perkusi yaitu menentukan

batas-batas organ atau bagian tubuh

dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan

akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah

jaringan (udara, cairan, atau zat padat).

Page 13: Pemeriksaan fisik

LANGKAH KERJA:

1. Area terbuka

2. Luruskan jari tengah tangan kiri, tekan bag. Ujungjari dan letakkan dgn kuat pada permukaandiperkusi.

3. Upayakan jari – jari yg lain tidak menyentuhpermukaan, konsisten pd permukaan yg diperkusi.

4. Lenturkan jari tengah tangan kanan ke atas dgnlengan bawah relaks.

5. Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangantangan.

Page 14: Pemeriksaan fisik
Page 15: Pemeriksaan fisik
Page 16: Pemeriksaan fisik

AUSKULTASI

pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan

menggunakan alat bantu yaitu stetoskop dengan

tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat

mendengar bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus

serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi.

Page 17: Pemeriksaan fisik

TINGKATAN KESADARAN:

Kompos Mentis : sadar Penuh

Apatis : acuh tak acuh

Samnolen : dibangunkan dengan rangsangan, ….

Tidur.

Delirium : berteriak2, tidak sadar

Sopor/semikoma : tidak sadar tetapi masih merasakan

rangsangan nyeri

Koma : tidak sadar.

Page 18: Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM

Merupakan pendekatan dalam pemeriksaan

fisik dengan sistem-sistem tubuh sebagai

acuan pemeriksaaan.

Berikut ini merupakan detail pemeriksaan

fisik, dengan pendekatan sistem tubuh

adalah :

Sistem syaraf pusat

Sistem Kardiovaskular

Page 19: Pemeriksaan fisik

Kaji LOC (level of consiousness) atau tingkat kesadaran: dengan melakukan

pertanyaan tentang kesadaran pasien terhadap waktu, tempat dan orang

Kaji status mental

Kaji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi, durasi, tipe dan

pengobatannya.

Kaji fungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau mengalami gangguan.

Kaji adanya hilang rasa, rasa terbakar/panas dan baal.

Kaji fungsi motorik seperti : genggaman tangan, kekuatan otot, pergerakan dan

postur

Kaji adanya kejang atau tremor

Kaji catatan penggunaan obat dan diagnostik tes yang mempengaruhi SSP.

Kaji nadi : frekuensi, irama, kualitas (keras dan lemah) serta tanda penurunan

kekuatan/pulse deficit

Page 20: Pemeriksaan fisik

Periksa tekanan darah : kesamaan antara tangan kanan dan kiri atau

postural hipotensi

Inspeksi vena jugular seperti distensi, dengan membuat posisi semi fowlers

Cek suhu tubuh dengan metode yang tepat, atau palpasi kulit.

Palpasi dada untuk menentukan lokasi titik maksimal denyut jantung

Auskultasi bunyi jantung S1- S2 di titik tersebut, adanya bunyi jantung

tambahan, murmur dan bising.

Inspeksi membran mukosa dan warna kulit, lihat tanda sianosis (pucat)

atau kemerahan

Palpasi adanya edema di ekstremitas dan wajah

Periksa adanya jari-jari tabuh dan pemeriksaan pengisian kapiler di kuku

Kaji adanya tanda-tanda perdarahan (epistaksis, perdarahan saluran cerna,

phlebitis, kemerahan di mata atau kulit.

Kaji obat-obatan yang mempengaruhi sistem kardiovaskular dan test

diagnostik.

Page 21: Pemeriksaan fisik

SISTEM RESPIRASI (PERNAPASAN)

Kaji keadaan umum dan pemenuhan kebutuhan respirasi

Kaji respiratory rate, irama dan kualitasnya

Inspeksi fungsi otot bantu napas, ukuran rongga dada,

termasuk diameter anterior dan posterior thorax, dan adanya

gangguan spinal

Palpasi posisi trakea dan adanya subkutan emphysema

Auskultasi seluruh area paru dan kaji suara paru normal

(vesikular, bronkovesikular, atau bronkial) dan kaji juga

adanya bunyi paru patologis (wheezing, cracles atau ronkhi)

Page 22: Pemeriksaan fisik

Kaji adanya keluhan batuk, durasi, frekuensi dan adanya

sputum/dahak, cek warna, konsistensi dan jumlahnya dan

apakah disertai darah

Kaji adanya keluhan SOB (shortness of breath)/sesak

napas, dyspnea dan orthopnea.

Inspeksi membran mukosa dan warna kulit

Tentukan posisi yang tepat dan nyaman untuk

meningkatkan fungsi pernapasan pasien

Kaji apakah klien memiliki riwayat merokok (jumlah per

hari) dan berapa lama telah merokok

Kaji catatan obat terkait dengan sistem pernapasan dan

test diagnostik

Page 23: Pemeriksaan fisik

SISTEM PENCERNAAN

Inspeksi keadaan umum abdomen : ukuran, kontur, warna kulit dan polapembuluh vena (venous pattern)

Auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus

Palpasi abdomen untuk menentukan : lemah, keras atau distensi, adanyanyeri tekan, adanya massa atau asites

Kaji adanya nausea dan vomitus

Kaji tipe diet, jumlah, pembatasan diet dan toleransi terhadap diet

Kaji adanya perubahan selera makan, dan kemampuan klien untuk menelan

Kaji adanya perubahan berat badan

Kaji pola eliminasi : BAB dan adanya flatus

Inspeksi adanya ileostomy atau kolostomi, yang nantinya dikaitkan denganfungsi (permanen atau temporal), kondisi stoma dan kulit disekitarnya, dankesediaan alat

Kaji kembali obat dan pengkajian diagnostik yang pasien miliki terkaitsistem GI

Page 24: Pemeriksaan fisik

SISTEM PERKEMIHAN

Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna,

kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen

Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan

hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih

Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)

Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon

kateter atau urostomy atau supra pubik kateter

Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik

yang terkait dengan sistem perkemihan

Page 25: Pemeriksaan fisik

SISTEM INTEGUMEN

Kaji integritas kulit dan membrane mukosa, turgor,

dan keadaan umum kulit (jaundice, kering)

Kaji warna kulit, pruritus, kering, odor

Kaji adanya luka, bekas operasi/skar, drain, dekubitus,

dsb

Kaji resiko terjadinya luka tekan dan ulkus

Palpasi adanya nyeri, edema, dan penurunan suhu

Kaji riwayat pengobatan dan test diagnostik terkait

sistem integument

Page 26: Pemeriksaan fisik

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Kaji adanya nyeri otot, kram atau spasme

Kaji adanya kekakuan sendi dan nyeri sendi

Kaji pergerakan ekstremitas tangan dan kaki, ROM

(range of motion), kekuatan otot

Kaji kemampuan pasien duduk, berjalan, berdiri, cek

postur tubuh

Kaji adanya tanda-tanda fraktur atau dislokasi

Kaji ulang pengobatan dan test diagnostik yang terkait

sistem musculoskeletal

Page 27: Pemeriksaan fisik

Sistem Physikososial

perasaan pasien tentang kondisinya danpenyakitnya

Kaji tingkat kecemasan, mood klien dan tandadepresi

Kaji pemenuhan support sistem

Kaji pola dan gaya hidup klien yang mempengaruhistatus kesehatan

Kaji riwayat penyalah gunaan obat, narkoba, alkohol, seksual abuse, emosional dan kopingmekanisme

Kaji kebutuhan pembelajaran dan penyuluhankesehatan

Page 28: Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

teknik pemeriksaan fisik dengan bagian tubuh klien

sebagai acuan yaitu dari ujung kepala sampai ke ujung

kaki. Maksudnya disini adalah pemeriksaan fisik

dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan

berakhir pada anggota gerak.

Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri

penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ

yang spesifik.

Page 29: Pemeriksaan fisik

TANDA VITAL

Suhu Tekanan darah Denyut NadiKecepatanpernapasan

Page 30: Pemeriksaan fisik

BIOMETRIKA DASAR

Tinggi

Berat/massa

Nyeri ( menggunakan skala FACES dimulai

dari 0-5 (tidak dirasakan pasien dilihat dari

ekspresi wajah-nyeri terburuk yang

dirasakan pasien

Page 31: Pemeriksaan fisik

SISTEM ORGAN

1. System kardiovaskular

Tekanan darah, denyut nadi, irama jantung

Tekanan vena jugularis atau Jugular veins

preassure (JVP), edema perifer, dan bukti edema

pulmonaris atau edema paru.

Pemeriksaan jantung

Page 32: Pemeriksaan fisik

2. Paru-paru

Kecepatan pernapasan, auskultasi paru-paru

3. Dada dan payudara

4. Abdomen

Pemeriksaan abdomen misalnya pendeteksian adanya

pembesaran organ (contohnya aneurisma aorta)

5. Pemeriksaan rectum

Page 33: Pemeriksaan fisik

6. reproduksi

7. System otot dan gerak

8. System saraf, termasuk pemeriksaan jiwa

9. Pemeriksaan kepala, leher, hidung, tenggorokkan, telinga (THT)

10. Kulit

Pemeriksaan pada pertumbuhan rambut

Pemeriksaan tanda klinis pada kulit

Page 34: Pemeriksaan fisik

TERIMA KASIH