Pemeriksaan Dan Anamnesis Hidung

8

Click here to load reader

description

tugas

Transcript of Pemeriksaan Dan Anamnesis Hidung

AnamnesisKeluhan utama penyakit atau kelainan di hidung adalah 1) sumbatan hidung2) sekret di hidung3) secret di hidung dan tenggorok4) bersin5) rasa nyeri di daerah muka dan kepala6) perdarahan dari hidung dan gangguan penghidu.

Sumbatan hidung dapat terjadi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu perlu anamnesis yang teliti seperti apakah keluhan sumbatan ini terjadi terus menerus atau hilang timbul, pada satu atau kedua lubang hidung atau bergantian. Adakah sebelumnya riwayat kontak dengan bahan allergen seperti debu, tepung sari, bulu binatang, trauma hidung, pemakaian obat tetes hidung dekongestan untuk jangka waktu yang lama, perokok atau peminum alcohol yang berat. Apakah dari mulut dan tenggorok merasa kering.Secret dihidung pada satu atau edua rongga hidung, bagaimana konsistensi secret tersebut, encer, bening seperi air, kental, nanah atau bercampur darah. Apakah secret ini keluar hanya pada pagi hari atau pada waktu-waktu tertentu misalnya pada musim hujan. Secret hidung yang disebabkan karna infeksi hidung biasanya bilateral, jernih sampai purulen. Secret yang jernih seperti air dan jumlahnya banyak khas unuk alergi hidung. Bila sekretnya kuning kehijauan biasanya berasal dari sinusitis hidung dan bila bercampur darah dari satu sisi , hati-hati adanya tumor hidung. Pada anak bila secret yang terdapat hanya satu sisi dan berbau, kemungkinan ada benda asing dihidung. Secret dari hidug yang turun ke tenggorokan disebut post nasal drip kemungkinan besar berasal dari sinus paranasal.Bersin yang berulang-ulang merupakan keluhan pasien alergi hidung. Perlu ditanyakan apakah bersin ini timbul akibat menghirup sesuatu yang diikuti keluar secret yang encer dan rasa gatal dihidung, tenggorokan, mata dan telinga.Rasa nyeri didaerah muka dan kepala yang ada hubugannya dengan keluhan dihidung. Nyeri didaerah dahi pangkal hidung, pipi dan tengah kepala dapat merupakan tanda tanda sinusitis. Rasa nyeri atau rasa berat ini dapat timbul bila menundukkan kepala dan dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari.Perdarahan dari hidung yang disebut epiktasis dapat berasal dari bagian anterior rongga hidung atau bagian dari posterior rongga hidung. Perdarahan dapat berasal dari satu atau kedua hidug. Sudah berapa kali dan apakah mudah dihentika dengan cara memencet hidung saja. Adakah riwayat trauma hidung/muka sebelumnya dan menderita penyakit kelainan darah, hipertensi dan pemakaian obat-obatan anti koagulansiaGangguan penghidu dapat berupa hilangnya penciuman (anosmia) atau berkurangnya hiposmia). Perlu ditanyakan apakah sebelumnya ada riwayat infeksi hidung, infeksi sinus (sinusitis), trauma kepala dan eluhan ini sudah berapa lama.

Pemeriksaan HidungBentuk luar hidung diperhatikan apakah ada deviasi atau depresi tulang hidung. Adakah pembengkakan ddaerah hidung dan sinus paranasal. Dengan jari dapat dipalpasi adanya krepitasi tulang hidung pada fraktur os nasal atau rasa nyeri tekan pada peradangan hidung dan sinus paranasal.Memeriksa rongga hidung bagian dalam dari depan disebut rhinoskopi anterior. Diperlukan speculum hidung. Pada anak dan bayi kadangkadang tidak diperlukan. Otoskop dapat dipergunaka untuk melihat bagian dalam hidung terutama untuk mencari benda asing. Speculum dimasukan kedalam lubang hidun dengan hati-hati dan dibuka setelah speklum berada didalam dan waktu mengeluarkannya janga ditutup terlebih dahulu saat masih berada didalam, supaya bulu hidung tidak terjepit. Vestibulum hidung, septum terutama anterior, konka inferior, konka media, konka superior serta meatus sinus para nasal dan keadaan mukosa hidung harus diperhatikan. Begitu pula rongga hidung sisi yang lain. Terkadan rongga hidung ini sempit karena adanya edema mukosa. Pada keadaan ini untuk melihat organ-organ yang disebutkan diatas menjadi lebih jelas perlu dimaskan tampon kapas adrenalin pantokain beberapa menit untuk mengurangi edema mukosa dan menciutkan konka, sehingga rongga hidung lebih lapang.Untuk meihat bagian belakang hidung dilakukan pemeriksaan rinoskopi posterior sekaligus untuk mlihat keadaan nasofaring. Untuk melakukan pemeriksaan rinoskop posterior diperlukan spatula lidah dan kaca nasofaring yang telah dihangatkan dengan api lampu spirtus untuk mencegah udara pernapasan mengembun pada kaca. Sebelum aca ini dimasukkan, suhu kaca di tes terlebih dahulu dengan menempelkannya pada kuit belakang tangan kiri pemeriksa. Pasien diminta membuka mulut supaya uvula terangkat ke atas dan kaca nasofaring yang mengadap keaas dimasukan melakui mulut, kebawah uvula dan sampai nasofaring. Setelah kaca berada di nasofaring pasien dimita bernapas biasa melalui hidung, uvula akan turun kembali dan rongga nasofaring terbuka. Mula-mula diperhatikan bagian belakang septum nasi dan koana. Kemudian kaca diputar kelateral sedikit untuk melihat konka superior, konka media dan konka inferior serata meatus superior dan meatus media. Kaca diputar lebih ke lateral lagi sehingga dapat diidentifikasi torus tubarius, muara tuba eustasius dan fossa rossenmule, kemudian kaca diputar ke sisi lainnya. Nasofaring lebih jelas terlihat bila pemeriksaan dilakukan dengan memakai nasofaringoskop.Udara melalui kedua lubang hidung lebih kurang sama dan untuk mengujinya dapat dengan cara meletakan spatula lidah dari metal didepan kedua lubang hidung.

Pemeriksaan Sinus ParanasalDengan infeksi, palpasi dan perkusi disemua daerah sinus paranasal serta pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior saja, diagnosis kelainan sis sulit ditegakkan. Pemeriksaan transiluminasi sinus maksila dan sinus frontal, dipakai lampu khusus sebagai sumber cahaya dan pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang gelap. Transiluminasi sinus maksila dilakukan denga memasukkan sumbber cahaya kerongga mulut dan bibir di katupkan sehingga sumber cahaya tidak tampak lagi. Setelah beberapa menit tampak daerah infraorbita terang seperti bulan sabit. Untuk pemeriksaan sinus frontal, lampu diletakan di daerah bawah sinus frontal dekat kantus medius dan didaerah sinus frontal tampak cahaya terang.Pemeriksaan radiologik untuk menilai sinus maksila dengan posisi water, sinus frontalis dan sinus etmoidalis dengan posisi postero anterior, dan sinus sfenoid dengan posisi lateral. Untuk menilai kompleks osteomeatal dilakukan dengan pemeriksaan ct-scan.Dengan menggunakan endoskopi 0O dan 30O spesialis THT dapat melihat dengan mudah kelainan didaerah nasofaring dan dinding lateral hidung.