Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

download Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

of 24

Transcript of Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    1/24

    Bab 11 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

    Sifat arteri, vena, dan pembuluh limfatik yang bermacam-macam memungkinkan regio

    manapun di tubuh untuk mengalami penyakit vaskular. Bab ini menjelaskan anamnesis dan

    pemeriksaan fisik vaskularkomponen inti dari evaluasi pasien dengan penyakit vaskular.

    Aplikasi metode ini dan penggunaan manuver pemeriksaan khusus memfasilitasi diagnosis

    penyakit vaskular, terutama bila digunakan bersamaan dengan uji vaskular yang dijelaskan

    pada bagian lain. Bab ini akan membahas keluhan cardinal pasien dengan penyakit vaskular,

    dan temuan fisik yang berhubungan dengan penyakit arteri, vena, dan limfatik yang umum.

    Bagian yang lebih spesifik dari anamnesis dan pemeriksaan fisik vaskular dijelaskan pada bab

    yang relevan dengan tiap penyakit vaskular.

    Anamnesis Vaskular

    Anamnesis merupakan dasar dari interaksi dokter-pasien, memandu pemeriksaan fisik,

    tes, dan keputusan terapi. Anamnesis yang komprehensif dapat mengidentifikasi sebagian

    besar diagnosis, namun anamnesis yang tidak adekuat dapat menyebabkan tes yang

    berlebihan dan terapi yang tidak sesuai.

    Penyakit Arteri

    Gejala penyakit arteri biasanya disebabkan oleh stenosis atau oklusi arteri, meskipun

    aneurisma juga dapat menyebabkan gejala. iri penyakit arteri di beberapa regio tertentu akan

    dijelaskan terlebih dahulu.

    Penyakit Arteri Perifer

    Selain penyakit arteri koroner !A"# dan karotid, penyakit arteri perifer !$A"# juga

    merupakan salah satu manifestasi klinis tersering dari aterosklerosis. Sekitar %&' pasien

    dengan $A" mengalami gejala, yang dalam diskusi ini disebut gejala tipikal atau atipikal, dan

    sisanya asimtomatik. (epentingan dari penegakan diagnosis $A", bahkan dalam kondisi tidak

    adanya gejala, berasal dari informasi prognosis yang tersirat dari diagnosisnya !lihat Bab )*#.$asien dengan $A" seringkali juga memiliki aterosklerosis koroner dan serebrovaskular, serta

    memiliki kemungkinan dua hingga empat kali lipat lebih besar untuk meninggal karena penyakit

    kardiovaskular dibandingkan pasien tanpa $A".)

    Sehingga, anamnesis pada pasien dengan $A" harus menggali apakah pasien memiliki

    faktor risiko aterosklerosis, dan apakah terdapat manifestasi klinisdari aterosklerosis. "okter

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    2/24

    harus menanyakan informasimengenai dislipidemia, diabetes mellitus, hipertensi, ri+ayat

    keluarga dengan aterosklerosis prematur, dan ri+ayat merokok. Bukti historis dari A",

    termasuk infark miokard sebelumnya, gejala angina, atau prosedur revaskularisasi sebelumnya

    serta ria+ayat stroke atau gejala iskemia serebrovaskular, termasuk hemiparesis,

    hemiparestesia, afasia, atau amaurosis fuga, perlu digali dan dicatat.

    Claudicatio Intermiten

    Gejala cardinal dari $A" adalah claudicatio intermiten !lihat Bab )#. laudicatio terjadi

    ketika terjadi iskemia otot skelet ekstremitas saat aktivitaskarena peningkatan kebutuhan

    energi otot tidak dapat dipenuhi oleh suplai darah. Gejala terjadi secara intermiten dengan

    aktivitas keterbatasan aliran darah karenastenosis arteri biasanya tidak mengganggu fungsi

    otot saat istirahat. laudicatio dapat dideskripsikan oleh pasien sebagai rasa sakit, berat,

    terbakar, lelah, kram, dan/atau kekakuan pada ekstremitas yang terkena. Gejala terjadi saat

    aktivitas yang konsisten, atau misalnya bersepeda selama % menit. "apat pula terjadi

    ketidaknyamanan pada bagian muskular kakipantat, panggul, paha, betis, atau telapak kaki.

    Area kaki yang mengalami ketidaknyamanan berhubungan dengan segmen arteri yang

    mengalami stenosis. $enyakit arteri iliaca biasanya menyebabkan claudicatio pada paha atau

    betis. laudicatio pada lengan jarang terjadi, namun dapat terjadi pada pasien dengan stenosis

    arteri brachiocephalica, subclavia, aillaris, atau brachialis. $enghentian aktivitas dapat

    meringankan ketidaksesuaian kebutuhan dengan suplai pada ototdan memungkinkan restorasi

    metabolisme oksidatif. Sehingga, pasien biasanya mengatakan bah+a penghentian aktivitas

    dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan setelah beberapa menit.

    Gejala atipikal juga terjadi dan dapat termasuk berkurangnya ketidaknyamanan pada

    kaki meskipun aktivitas diteruskan, gangguan gait, serta penurunan kecepatan berjalan.0

    laudicatio atipikal mungkin lebih sering terjadi dibandingkan gejala tradisional karena tingginya

    frekuensi kondisi lain yang terjadi pada kelompok yang lebih tua ini stenosis spinal, insufisiensi

    vena, dan penyakit sendi degenerative. $asien dengan claudicatio intermiten seringkali

    memperlambatkecepatan berjalan mereka hingga sepertiganya untuk meregulasi penggunaan

    otot serta pemanjangan jarak berjalan. Sehingga, ketika dokter menanyakanri+ayat gangguanberjalan, pasien mungkin mengatakan tidak ada perubahan jarak berjalan sebelum gejala

    terjadi, meskipun telah terjadi penurunan progresif pada kemampuan fungsional.1

    Beberapa kuesioner untuk $A" telah digunakan dan divalidasi. (uesioner tersebut

    memberikan suatu standar untuk memandu +a+ancara ketika menanyai pasien mengenai

    gejala $A". (uesioner 2ose merupakan kuesioner pertama yang berkaitan dengan $A",

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    3/24

    namun sensitivitas diagnostiknya yang terbatas membuat penggunaannya minimal.3,%(uesioner

    San "iego merupakan versi modifikasi dari kuesioner 2ose dan merupakan sarana yang lebih

    dapat dipercaya untuk menilai claudicatio intermiten !lihat Bab )*#. (uesioner Gangguan

    Berjalan telah divalidasi dan dapat digunakan untuk memeriksa kesulitan berjalan pada pasien

    dengan $A". (uesioner tersebut memiliki empat subskala4 keparahan nyeri saat berjalan, jarak,

    kecepatan, dan menaiki tangga.5

    Critical Limb Ischemia

    Critical limb ischemia !67# terjadi ketika aliran darah ke kaki tidak cukup untuk

    memenuhi kebutuhan metabolik jaringan pada saat istirahat.8al ini dapat menyebabkan nyeri

    yang persisten, terutama pada bagian akral kaki !ibu jari kaki, metatarsal, tumit#. Gejala

    tambahan pada kaki termasuk sensitivitas terhadap udara dingin, kekakuan sendi, dan

    hipestesia. Sebagai akibat dari efek gravitasi terhadap tekanan perfusi, pasien mungkin

    melaporkan adanya perburukan nyeri saat elevasi kaki, atau bahkan saat berbaring di tempat

    tidur, serta penurunan nyeri dengan dependensi kaki !misalnya saat kaki menggantung ke lantai

    dari tepi tempat tidur#. Critical limb ischemia dapat menyebabkan kerusakan jaringan !ulserasi#

    atau gangren.

    Acute Limb Ischemia

    Acute limb ischemia seringkali disebabkan oleh embolisme atau trombosis in situ!lihat

    Bab 3*#.9

    $enyebab lain termasuk diseksi arteri atau trauma. $resentasi oklusi arteri akut

    bervariasi dari hilangnya nadi yang asimtomatis, hingga claudicatio yang memburuk, atau onset

    nyeri berat yang tiba-tiba saat istirahat. Gejala dapat terjadi tiba-tiba dalam beberapa jam atau

    beberapa hari. Gejala iskemik akut lebih cenderung terjadi ketika tidak ada atau hanya ada

    sedikit pembuluh darah kolateral, dibandingkan bila terdapat jaringan kolateral yang

    berkembang dengan baik. :klusi arteri akut dapat menyebabkan gejala pada bagian kaki

    manapun yang terletak distal terhadap lokasi obstruksi. 6ima $pain, pallor, poikilotermia,

    parestesia, dan paralisismerupakan ciri dari pasien dengan iskemia akut. (eparahan gejala

    tidak membedakan etiologinya.

    Ateroemboli

    Ateroemboli merupakan embolisasi debris aterosklerotik yang menggangguarteri distal

    !;A:# !lihat Bab 35#. Ateroemboli mungkin memiliki komposisi yang bervariasi, dari partikel

    fibroplatelet yang lebih besar yang menyumbat arteri kecil, hingga emboli kolesterol yang

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    4/24

    berukuran nanometer, yang menyumbat arteriol. $enyebab ateroemboli termasuk kateterisasi

    dan operasi kardiovaskular, namun sekitar setengah kasus terjadi tanpa adanya pemicu yang

    diketahui.)&

    Gejala menggambarkan adanya oklusi pembuluh darah distal kecil di kaki, dan pasien

    biasanya mengalami nyeri pada betis, telapak kaki,atau ibu jari kaki, serta adanya area

    ber+arna keunguanatau sianosis pada ibu jari kaki !blue toe syndrome#. Gejala terjadi

    beberapa jam hingga beberapa hari setelah kejadian ulserasi dapat terjadi dan

    penyembuhannya lama. Gejala dapat terjadi unilateral atau bilateral, bergantung pada asal

    emboli, proksimal atau distal dari bifurcatio aorta. Bila ateroemboli terjadi proksimal terhadap

    arteri renalis, maka insufisiensi renal merupakan sekuel yang mungkin terjadi.

    Penyakit Arteri Perifer Lain

    $enyakit arteri perifer yang tidak umum perlu dipertimbangkan pada pasien dengan

    claudicatio atau tanda iskemia yang usianya jauh di ba+ah usia rata-rata pasien yang terkena

    aterosklerosis atau pada pasien dengan gejala atipikal. $enyakit-penyakit tersebut termasuk

    tromboangiitis obliterans !;A:# !lihat Bab 33#, arteritis ;akayasu !lihat Bab 30#, giant-cell

    arteritis !lihat Bab 31#, dan sindrom kompresi vaskular, seperti yang terjadi pada thoracic outlet,

    arteri iliaca, dan arteri poplitea !lihat Bab *0#.

    Arteritis Takayasu adalah vaskulitis pembuluh darah besar yang biasanya terjadi pada

    usia antara 0& hingga 3& tahun.

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    5/24

    tersebut mengalami amaurosis fugax!episode transien yang melibatkan satu mata dan terjadi

    selama )& menit atau kurang =lihat Bab 31>#. $asien mungkin mengalami claudicatio pada

    ekstremitas atas, dan 3&' melaporkan adanya claudicatio pada rahang. laudicatio pada lidah

    dan kesulitan menelan lebih jarang terjadi.

    Tromboangiitis obliterans (penyakit Buerger adalah vaskulitis pada pembuluh darah

    kecil hingga sedang yang mempengaruhi pembuluh darah distal dari lengan atau kaki, dan

    biasanya terjadi di ba+ah usia 3& tahun pada perokok.))$enyakit ini lebih sering menyerang

    pria dibandingkan +anita. ;rias klasik dari ;A: adalah claudicatio, fenomena 2aynaud, dan

    tromboflebitis superfisial. laudicatio pada lengan atau kaki dapat berkembang menjadi ulserasi

    jari tangan atau kaki.))

    Sindrom Kompresi Neuroaskular

    laudicatio pada ekstremitas atas meningkatkan kemungkinan terjadinya thoracic outlet

    syndrome !lihat Bab *0#.)0(ompresi arteri aillaris atau subclavia oleh bagian cervical costae,

    insersi abnormal dari m.scalenus anticus, atau aposisi dari clavicula dan costa pertamadapat

    menyebabkan kompresi arteri saat menolehkan kepala, mengangkat tangan ke atas atau ke

    belakang kepala, atau ekstensi lengan. (elemahan, rasa terbakar, nyeri, atau fatigue pada

    lengan dapat terjadi. ontoh pemicunya termasuk mengecat dinding, mencuci rambut, dan

    membersihkan rumah.

    !opliteal artery entrapment harus dipertimbangkan pada pasien muda dengan

    claudicatio pada kaki namun nadinya tetap dipertahankansaat istirahat.)1

    ?ariasi anatomis arteri

    poplitea dapat menyebabkan kompresi arteri tersebut oleh m.gastrocnemius selama aktivitas

    dan dapat menyebabkan gejala claudicatio.

    VAS!SPAS"IK #AN P$N%AKI" %AN& "$'KAI"

    "enomena #aynaud adalah gangguan vasospastik yang paling sering ditemui di praktik

    klinis)3!lihat Bab 3#. $asien biasanya melaporkan bah+a jari-jari mereka menjadi pucat atau

    sianotik selama paparan dingin. @ari tangan paling sering terserang, namun gejala pada jari kaki

    terjadi pada 3&' individu. Area yang lebih jarang terserang termasuk lidah, hidung, dan dauntelinga. $asien mungkin mengalami parestesia atau nyeri pada jari bila iskemia terus terjadi.

    "engan penghangatan ulang dan pelepasan vasospasme, mungkin terjadi rubor digital karena

    terjadinya hiperemia reaktif. 2asa pulsasi atau merahmungkin menyertai fase hiperemik. ;idak

    dibutuhkan semua fase +arna untuk menegakkan diagnosis$ Bahkan, dengan anamnesis yang

    tepat, diagnosis dapat ditegakkan hanya dengan satu perubahan +arna.

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    6/24

    ;erdapat dua kategori fenomena 2aynaud4 primer dan sekunder. $embedaan di antara

    keduanya penting karena memberikan informasi mengenai penyebab dan prognosis. !enyakit

    #aynaud primer bersifat jinak, biasanya menyerang jari tangan !dan jari kaki# secara simetris,

    dan penyembuhan dapat diprediksi dengan penghangatan ulang. Sekitar 5&-&' pasien

    dengan penyakit 2aynaud primer adalah +anita. $ada pasien dengan fenomena #aynaud

    sekunder, bisa terdapat pucat pada salah satu atau beberapa jari. $ada kasus yang berat,

    sianosis tidak mereda dan dapat terjadi kehilangan jaringan, enomena 2aynaud yang

    onsetnya di atas 3% tahun memerlukan investigasi untuk menemukan penyebab yang

    mendasari. Anamnesis harus menyertakan pertanyaan mengenai bukti adanya penyakit atau

    kondisi yang menyebabkan fenomena 2aynaud sekunder, termasuk gangguan jaringan ikat,

    penyakit oklusi arteri, trauma !vibrasi, cedera hipothenar#, sindrom kompresi neurovaskular,

    diskrasia darah, dan penggunaan obat-obatan.

    Acrocyanosis adalah gangguan vaskular yang dicirikan oleh +arna kebiruan pada

    tangan dan kaki yang dipicu oleh paparan dingin !lihat Bab 39#. ;idak seperti fenomena

    2aynaud, perubahan +arnatidak terbatas pada jari, dan tidak terjadipallor. $enghangatan

    dapat meringankan sianosis dan mengembalikan +arna kulit yang normal. Acrocyanosis

    biasanya terjadi pada individu berusia 0& hingga 3% tahun, dan +anita lebih sering terserang

    dibandingkan pria.

    !ernio adalah penyakit inflamasi vaskular di mana terjadi lesi kulit dan pembengkakan

    pada jari tangan dan jari kaki, terutama pada iklim yang dingin dan lembab !lihat Bab %)#.

    Bagian tubuh lain yang terekspos juga dapat terserang. 6esi umum yang dideskripsikan pasien

    berupa lepuh yang gatal dan nyeri atau ulkus superfisial.

    Complex regional pain syndrome, reflex sympathetic dystrophy !2S"#, dan causalgia

    berhubungan dengan gejala pada ekstremitas, seringkali mengikuti cedera yang relatif ringan.

    yeri tangan atau kaki adalah keluhan yang sering dirasakan pasien. 8al ini mungkin

    berhubungan dengan hiperpathia, hiperestesia, rasa dingin, sianosis, hiperhidrosis, dan

    pembengkakan. Gejala biasanya tidak sesuai dengan keparahan cedera a+al. $asien mungkin

    mengamati adanya kuku yang rapuh, dan melaporkan adanya %asting otot, kulit, dan jaringan

    subkutanserta keterbatasan mobilitas sendi pada ekstremitas yang terkena.

    P$N%AKI" A'"$'I '$NALIS

    ;idak ada gejala spesifik dari stenosis arteri renalis yang bisa didapatkan dari

    anamnesis. ;idak seperti organ lain, gejala iskemia renal kronis tidak terlokalisir pada ginjal,

    namun muncul sebagai gangguan patofisiologis sistemik yang disebabkan oleh aktivasi sistem

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    7/24

    renin angiotensin serta gangguan keseimbangan garam dan air. $etunjuk yang mengarah pada

    kecurigaan adanya stenosis arteri renalis termasuk onset hipertensi sebelum usia 1& tahun atau

    di atas usia %% tahun, hipertensi maligna, hipertensi yang refrakter terhadap tiga obat

    antihipertensi yang diberikan secara bersamaan, aCotemia setelahadministrasi angiotensin-

    con&erting en'yme !AD# inhibitor atau angiotensin receptor blocker, aCotemia yang tidak dapat

    dijelaskan, gagal jantung kongestif rekuren, dan edema pulmonal episodik !lihat Bab 01#.

    Stenosis arteri renalis harus dipertimbangkan pada pasien dengan petunjuk-petunjuk klinis

    tersebut, terutama bila mereka menunjukkan bukti adanya aterosklerosis pada sirkulasi regional

    lain !misalnya A", $A", penyakit aorta#.

    P$N%AKI" A'"$'I ($S$N"$'ICA

    (ebanyakan pasien dengan aterosklerosis pada arteri celiaca, mesenterica superior,

    atau mesenterica inferior asimtomatik kecuali kedua atau ketiga arteri tersebut terseumbat.

    Gejala iskemia mesenterica kronis termasuk nyeri epigastrik atau midabdominal postprandial

    yang dapat menjalar ke punggung !lihat Bab 05#. :nset ketidaknyamanan abdominal tersebut

    adalah )% hingga 1& menit setelah makan, dan gejala tersebut dapat terjadi selama beberapa

    jam. $asien cenderung menghindari makanan untuk mencegah munculnya gejala tersebut dan

    dapat terjadi penurunan berat badan.

    P$N%AKI" A'"$'I CA'!"IS

    Sebagian besar pasien dengan stenosis yang signifikan pada arteri carotis interna

    asimtomatis !lihat Bab 1. Bila terdapat gejala, gejalanya mungkin sementara !selama

    beberapa menit atau jam# atau menetap, masing-masing menunjukkan transient ischemic

    attack !;7A# atau stroke. Gejala penyakit arteri carotis mencerminkan gangguan pada daerah

    neural yang disuplai oleh cabang intrakranial utamanya, arteri cerebri media, serta termasuk

    hemiparesis kontralateral, hemiparestesia, dan afasia. Amaurosis fuga ipsilateral atau

    kebutaan juga dapat terjadi karena arteri ophthalmica juga disuplai oleh arteri carotis interna.

    $revalensi penyakit arteri carotis meningkat pada pasien dengan A" atau $A",

    keduanya meningkatkan risiko stroke sebanyak dua hingga empat kali lipat.

    Sistem Vena dan Limfatik

    Anamnesis yang menunjukkan bukti adanya penyakit vena dan limfatik dibutuhkan bila

    pasien mengeluhkan nyeri atau pembengkakan kaki, atau menunjukkan kekha+atiran berkaitan

    dengan ulkus pada kaki, varises, atau inflamasi lokal pada ekstremitas. $ada pasien yang

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    8/24

    datang dengan edema kaki, anamnesisnya harus mencari apakah pembengkakan tersebut

    sekunder karena penyakit vena atau limfatik, trauma, artritis, atau apakah hal tersebut

    berhubungan dengan kondisi sistemik seperti gagal jantung kongestif, sirosis, sindrom nefrotik,

    insufisiensi renal, atau endokrinopati !misalnya hipotiroidisme, sindrom ushing#.

    DEEP VEIN THROMBOSIS

    $asien dengan deep &ein thrombosis pada ekstremitas dapat mengalami

    pembengkakan atau ketidaknyamanan, atau tidak mengalami gejala apapun !lihat Bab %0#.

    Gejalanya biasanya, namun tidak selalu, unilateral. Anamnesis harus mencari penyebab

    potensial deep &ein thrombosis !"?;#, bila hal tersebut dicurigai. 7nformasi mengenai trauma,

    pembedahan, hospitalisasi, imobiitas dalam jangka +aktu yang lama, kanker, gangguan

    tormbofilik, atau ri+ayat keluarga dengan trombosis vena harus ditanyakan. $enyebab yang

    tidak biasa dari "?; pada kaki kiri adalah sindrom Eay-;hurner, dimana vena iliaca kiri

    dikompresi oleh arteri iliaca kanan. $ada pasien dengan gejala pada tangan, anamnesis harus

    mencari bukti adanya kateter yang terpasangatau kanker, karena kedua hal tersebut adalah

    penyebab tersering "?; pada ekstermitas atas. Selain itu, ri+ayat pergerakan tangan yang

    repetitif perlu ditanyakan bila ada kemungkinan terjadinya sindrom $aget-Schroetter, di mana

    kompresi vena aillosunclavia oleh otot, tendon, atau tulang pada thoracic outlet dapat

    menyebabkan trombosis. ;rombosis atau kompresi ekstrinsik dari vena cava superior dapat

    menyebabkan gejala sindrom vena cava superior, yang termasuk sakit kepala, rasa penuh dan

    merahpada leher dan +ajah, serta pembengkakan lengan bilateral.

    "'!(B!FL$BI"IS S)P$'FISIAL

    ;rombosis pada vena superfisial adalah fenomena lokal yang disertai nyeri dan nyeri

    tekanpada vena yang terkena. aktor predisposisi yang perlu digali melalui anamnesis

    termasuk kateter intravena, cedera pada &aricose &ein, dan keganasan. $enting untuk

    mempertimbangkan kemungkinan keganasan, terutama kanker pankreas, paru, dan ovarium

    pada pasien dengan tromboflebitis superfisial rekuren atau migratori !misal pada sindrom

    ;rousseau#. $enyakit tidak umum yang berhubungan dengan tromboflebitis termasuk ;A: dansindrom Behcet.

    INS)FISI$NSI V$NA K'!NIS

    7nsufisiensi vena harus dipertimbangkan pada pasien yang mengalami pembengkakan

    kaki kronis unilateral atau bilateral. $enyebab insufisiensi vena termasuk obstruksi vena dalam

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    9/24

    dan inkompetensi katup vena dalam!lihat juga Bab %%#. Sekitar 1&' pasien dengan "?; akan

    mengalami insufisiensi vena kronis.)%7nkompetensi valvular dapat disebabkan oleh trombus

    vena yang mengalami rekanalisasi atau abnormalitas valvular primer. Anamnesis harus

    menanyakan durasi pembengkakan kaki, "?; sebelumnya, adanya hiperpigmentasi lokal,

    nyeri, pruritus, atau ulkus. Gejala dapat termasuk sensasi berat, tumpul, atau Fmeledakpada

    kaki yang edema. $asien mungkin melaporkan bah+a ketidaknyamanan pada kaki yang

    terpengaruh memburuk dengan dependensi dan membaik dengan elevasi kaki. Beberapa

    individu dengan pembengkakan kaki yang berat mengalami ketidaknyamanan pada betis yang

    memburuk saat berjalan. Gejala tersebut disebut claudicatio &ena.

    VARICOSE VEIN

    Sebagian besar pasien dengan &aricose &ein tidak mengalami gejala yang spesifik,

    namun mereka datang ke dokter dengan keluhan kosmetik. Gejala &aricose &ein termasuk

    ketidaknyamanan pada kaki atau nyeri, terutama saat berdiri dalam +aktu lama. Gejala tersebut

    cenderung terjadi pada segmen panjang dari vena saphena magna dan parva serta pembuluh

    darah yang berhubungan$ 2asa terbakar atau gatal dapat terjadi, terutama bila diperburuk oleh

    ulserasi kulit.

    LI(F$#$(A

    (emungkinan limfedema perlu dipertimbagkan pada pasien yang mengalami

    pembengkakan kaki !lihat Bab 1%#. (ondisi ini dapat menyerang kaki atau tangan dan biasanya

    unilateral, meskipun dapat pula bilateral. 6imfedema perlu dicurigai bila pembengkakan kaki

    terjadi pada a+al kehidupan, terutama pada masa anak-anak atau remaja. 6imfedema

    kongenital biasanya muncul saat lahir atau segera setelah kelahiran. 6imfedema prekoks

    biasanya terjadi di sekitar masa pubertas, namun dapat terjadi pada usia berapapun sebelum

    usia 1% tahun. 6imfedema tarda biasanya terjadi pada usia di atas 1% tahun. 6imfedema juga

    berhubungan dengan kelainan genetik, seperti sindrom ;urner dan oonan. $enting untuk

    menggali ri+ayat kondisi yang merupakan predisposisi limfedema, termasuk infeksi kulit

    rekuren, limfangitis, filariasis, trauma, keganasan pada sistem limfaik, serta radiasi atau reseksilimfonodi dan pembuluh limfatik sebagai terapi tambahan untuk kanker.

    LI(FAN&I"IS

    $asien dengan limfangitis mungkin melaporkan adanya bercakeritematosa atau garis

    linear pada ekstremitas yang cenderung makin meluassecara proksimal. Area yang eritema

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    10/24

    dapat terasa nyeri dan terdapat nyeri tekan$ $asien biasanya mengalami gejala sistemik dari

    infeksi, termasuk demam dan menggigil$Anamnesis dapat menentukan apakan lesi yang dipicu

    oleh trauma atau infeksi mungkin merupakanportal of entry$

    Pemeriksaan Vaskular

    Seperti halnya pada pemeriksaan fisik yang komprehensif, tanda-tanda vital !tekanan

    darah, nadi, dan laju nafas# perlu diperiksa dan dicatat. ;ekanan darah harus diukur di kedua

    tangan serta sebaiknya pada posisi berbaring, duduk, dan berdiri. $enampilan pasien secara

    keseluruhan juga perlu dicatat.

    $emeriksaan vaskular termasuk inspeksi, palpasi, dan auskultasi pada struktur vaskular

    di berbagai area tubuh. $endekatan sistematik memastikan evaluasi yang lengkap. sehingga

    pemeriksaan yang dijelaskan pada bab ini akan mencakup regio anatomis utama yang relevan

    dengan vaskulatur perifer. @antung, paru, serta sistem neurologis dan muskuloskeletal juga

    perlu diperiksa, namun detail dari pemeriksaan-pemeriksaan tersebut berada di luar cakupan

    bab ini.

    $kstremitas

    Dkstremitas perlu diinspeksi secara teliti, memeriksa penampilan, simetri, +arna, dan

    bukti adanya edema atau %asting otot.

    P$($'IKSAAN NA#I

    $emeriksaan nadi pada tangan dan kaki adalah bagian penting dari pemeriksaan

    vaskular. Asimetri, penurunan intensitas, atau tidak adanya nadi merupakan bukti klinis dari

    $A" dan mengindikasikan lokasi lesi stenotik . Beberapa pemeriksa mendeskripsikan nadi

    sebagai tidak ada, menurun, atau normal, atau menggunakan skala numerik !misalnya dari &

    =tidak ada> hingga 0H =normal>#. Bounding pulses merupakan tanda adanya insufisiensi katup

    aorta, dan nadi yang ekspansif dan terdilatasiadalah tanda adanya ektasia atau aneurisma.

    adi pada tangannadi brachialis, radialis, dan ulnarisharus dipalpasi menggunakan

    dua atau tiga ujung jari. adi brachialis terletak superfisial pada sepertiga medial fossaantecubiti. adi radialis juga superfisial dan dapat ditemukan pada processus styloideus radius

    di dekat dasar ibu jari !Gambar ))-)#. adi ulnaris dipalpasi di dekat aspek volar dari

    pergelangan tangan, di atas caput ulnaris. $enyanggaan pergelangan tanganoleh pemeriksa

    dapat meningkatkan deteksi nadi dengan mengurangi ketegangan otot.

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    11/24

    $emeriksaan nadi pada kaki !femoralis, poplitea, tibialis posterior, dan dorsalis pedis#

    harus dilakukan saat pasien supinasi. adi femoralis terletak dalam, di ba+ah ligamen

    inguinalis, sekitar di tengah di antara simfisis pubis dan spina iliaca. :besitas dapat

    mengaburkan penanda lokal$ 2otasi lateral kaki, retraksi pannus, dan penggunaan dua tangan

    mungkin dibutuhkan untuk palpasi yang adekuat. ;erkadang, peningkatan kecepatan aliran

    yang disebabkan oleh stenosis dapat menyebabkan thrill pada arteri femoralis comunis atau

    superficialis yang dapat dirasakan dengan palpasi nadi femoralis, atau dapat terdengan bruit

    pada auskultasi.

    $alpasi nadi poplitea mungin sulit. (aki harus dalam kondisi lurus dan relaksasi untuk

    mengurangi kekakuan otot$ adi poplitea harus dipalpasi dengan tiga jari dari tiap tangan

    sementara ibu jari memberikan kekuatan yang berla+ananpada bagian atas lutut !Gambar ))-

    0#. adi poplitea biasanya dapat ditemukan pada taut antara sepertiga medial dan lateral fossa $

    Berbeda dengan nadi superfisial seperti nadi radialis atau dorsalis pedis, nadi poplitea difus dan

    dalam. $elebaran nadi popliteadapat menunjukkan adanya aneurisma arteri poplitea.

    adi tibialis posterior dapat ditemukan sedikit di ba+ah dan di belakang maleolus

    medialis. ;ekanandengan ibu jari dan dorsofleksi pasif dari kaki dapat meningkatkan

    kemungkinan palpasi !Gambar ))-1#. adi tibialis posterior harus ada, Bila nadi tersebut tidak

    ada, maka hal tersebut merupakan diagnostik dari $A". Sebaliknya, nadi dorsalis pedis, yang

    dapat diraba pada lateral tendon ekstensor pada dorsum pedis, secara normal tidak ada pada

    0-)0' individu.

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    12/24

    FIGURE 11-1Palpating radial pulse.Examiner, using three or four ngers,lightly palpates the supercial radial pulse over stylus of radius near base ofthumb.

    FIGURE 11-2Palpating popliteal pulse.Popliteal pulse requires moderatepressure for its appreciation. Examiner uses both thumbs for moderate opposingforce while placing digits two, three, and four in lateral third of popliteal fossa.Patient's leg should be relaxed while examiner induces mild exion. widenedpopliteal artery pulse may indicate presence of aneurysm.

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    13/24

    FIGURE 11-3Palpating posterior tibial pulse.Posterior tibial pulse residesslightly below and behind medial malleolus. !t should be approached from thelateral aspect, with digits applied to lower curvature of malleolus. Passive footdorsiexion may enhance appreciation of pulse.

    "$S ALL$N

    Arteri radialis dan ulnaris menyuplai aliran darah ke tangan. $ada tangan, arteri tersebut

    membentuk arcus palmaris superficialis dan profundus, memungkinkan suplai darah ke jari dari

    kedua pembuluh darah % hingga )&' dari populasi memiliki arcus yang tidak lengkap secara

    kongenital. $enyakit yang berhubungan dengan interupsi arcus palmaristermasuk penyakit

    jaringan ikat seperti varian 2DS; !calcinosis, fenomena 2aynaud, dismotilitas esofagus,

    sklerodaktili, telangiektasis# dari scleroderma, &asculitide seperti ;A:, dan tromboemboli. ;es

    Allen dapat membedakan antara arcus palmarisyang komplit dan inkomplit. $emeriksa

    menyumbat nadi radialis dan ulnaris !Gambar ))-3# kemudian pasien membuka dan menutup

    genggaman tangannya beberapa kali, sehingga menyebabkan pucat pada telapak tangan. Saat

    salah satu sumbatan dilepas, +arna kulit normal seharusnya kembali dalam +aktu beberapa

    detik. Arteri lain dites dan diamati dengan cara yang sama.

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    14/24

    FIGURE 11-4Allen test."he llen test determines presence or absence of a complete palmar arch. #oth radialand ulnar pulses are occluded while patientopens and closes hand to create palmar pallor. $nce pallor is evident, examiner releases one pulse. !n this example,patient presented with persistent fth digit andhypothenar cyanosis. A,%elease of radial artery pulse results in expected hyperemia and palmar erythema. B,!ncontrast, release of ulnar artery pulse does not resultin palmar erythema, indicating proximal occlusion in ulnar segment of palmar arch. "his test is considered a

    positive llen test.

    (AN)V$' THORACIC OUTLET

    Sindrom thoracic outlet disebabkan oleh kompresi neuro&ascular bundle saat keluar dari

    rongga toraks$ ;iap komponen bundle dapat terkena, termasuk pleus brachialis, arteri

    subclavia/aillaris, dan vena subclavia/aillaris.

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    15/24

    Eanuver thoracic outlet bertujuan untuk mencari interupsi posisional dari aliran arteri.

    Saat pemeriksaan, dokter memegang nadi radialis pada satu tangan dan melakukan manuver

    pada tangan yang lain. Arteri subclavia diauskultasi pada fossa supraclavicular. Eanuver

    thoracic outletyang abnormaldicirikan oleh adanya bruit subclavia yang diikuti oleh hilangnya

    nadi radialis. Beberapa manuver thoracic outlet telah dideskripsikan, dan tiap-tiap manuver

    tersebut relevan dengan kompresi pada tempat-tempat yang berbeda di thoracic outlet. ;iap sisi

    diperiksa secara berurutan. anu&er Adson memeriksa segmen arteri subclavia pada segitiga

    scalene. $asien memutar kepalanya searah dengan sisi yang sakit, mengekstensikan leher

    !dengan melihat ke atas dan mele+atibahu#, dan secara simultan melakukan inspirasi.

    anu&er costocla&icular memeriksa segmen arteri subclavia yang berjalan di antara clavicula

    dan costa pertama. $asien mendorongbahu ke belakang dan inferior. anu&er hiperabduksi

    mengevaluasi arteri subclavia saat berjalan di dekat insersio m.pectoralis mayor. $asien dalam

    posisi duduk dan kepala lurus ke depan. 6engan diabduksikan )& derajat dengan posisi di

    samping kepala. Abduksi lengan 9& derajat dapat dikombinaskan dengan rotasi eksternal untuk

    mengevaluasi gejala yang mengarah pada sindrom thoracic outlet !Gambar ))-%#. Eanuver ini

    seringkali digunakan untuk menilai kompresi vena atau arteri subclavia selama ultrasonografi

    atau angiografi.

    Intuk pasien yang kecurigaan klinisnya mengarah ke sindrom thoracic outlet.

    sensitivitas dan spesifisitas untuk tes provokasi tersebut masing-masing adalah 50' dan

    %1'.)*Akan teteapi, aplikasi rutin dari manuver-manuver tersebut tidak dilakukan , karena

    hingga %&' populasi umum memiliki temuan yang positif. Bahkan, dalam suatu studi pada *3

    subyek yang dipilih secara acak, penggunaan manuver-manuver tersebut secara tidak spesifik

    dan dapat mendiagnosissindrom secara berlebihan hingga tiga kali lipat.)5$asien dengan

    carpal tunnel syndrome merupakan kelompok yang sulit untuk dilakukan manuver-manuver ini

    dan memiliki tingkat false-positi&e sebesar hampir %&'.)

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    16/24

    FIGURE 11-Ele!ated Ar" #tress $est %EA#$& "a' be used to e!aluate

    sub(la!ian arter' as it (ourses near insertion o) pe(toralis "a*or "us(le.Patient initially sits loo&ing forward while arms are abducted ( degrees, elbowsare abducted ( degrees, and patient repeatedly ma&es a clenched st. )uringmaneuver, radial pulse should be palpated while subclavian artery is auscultated.*oss of pulse or development of subclavian artery bruit is a positive study.

    ISK$(IA $KS"'$(I"AS

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    17/24

    dengan perkembangan kolateral yang buruk dapat dicurigai bila +aktu pengisian vena lebih dari

    ) menit.

    FIGURE 11-+igital ul(eration.Pernio is associated with persistentsensation of cold, with pain in the toes. Painful blue nodules are noted inassociation with a discrete ulcer.

    )LK)S

    7skemia yang berasal dari penyakit arteri oklusif atau emboli dapat menyebabkan

    terbentuknya ulkus iskemik !lihat Bab *. Ilkus tersebut cenderung kecil, anular, pucat, dan

    kering!Gambar ))-*# serta biasanya terletak pada area distal ekstremitas !misalnya jari kaki,

    tumit, ujung jari#. Ilkus iskemik memiliki ukuran yang bervariasi, namun ukurannya dapat

    sekecil 1 mm. $ada ulkus iskemik arterial terdapat nyeri tekan. Ilkus neurotropik yang terjadi

    pada pasien dengan diabetes biasanya terjadi pada lokasi trauma, seperti tempat pembentukan

    callus, tonjolan tulang, atau bagian kaki yang terekspos trauma ringan kronis yang disebabkan

    oleh sepatu yang terlalu ketat. Ilkus iskemik juga terjadi pada pasien diabetes dengan $A" dan

    dapat memiliki gambaran ulkus neuropatik. ;anpa penanganan yang tepat, ulserasi dapat

    berlanjut menjadi nekrosis jaringan dan gangren. Gangren dicirikan sebagai area jaringan mati

    yang menghitam, seperti mumi, dan longgar.

    VAS!SPAS($ #I&I"AL

    $asien dengan fenomena 2aynaud jarang datang ke praktik dokter saat serangan ketika

    jari-jari mereka pucat. Selain itu, sulit untuk memicu iskemia digital pada pasien-pasien

    tersebut, bahkan dengan paparan dingin lokal, seperti meletakkan tangan di dalam air es.

    7skemia digital dapat terlihat pada pasien dengan lesi obstruktif terfiksir pada arteri digital.

    7skemia digital persisten dapat terjadi pada pasien dengan gangguan jaringan ikat, seperti

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    18/24

    scleroderma atau lupus eritematosus sistemik, ateroemboli, ;A:, atau aterosklerosis. @ari

    tangan dan kaki dingin serta tampak sianotik atau pucat. issura,pits, ulserasi, nekrosis, atau

    gangren dapat terlihat pada jari yang iskemik !lihat Gambar ))-*#.

    LIV$#! '$"IC)LA'IS

    6ivedo reticularis dapat dideskripsikan sebagai pola seperti renda atau jarring pada kulit

    !Gambar ))-5#. F2enda tersebut dapat memiliki +arna yang bervariasi dan mengelilingi area

    sentral yang bersih. $aparan dingin memicu perubahan +arna. Baik bentuk primer maupun

    sekunder dapat terjadi dan dapat dipersulit oleh adanya ulserasi. Bentuk primer yang jinak lebih

    sering terjadi pada +anita. Bentuk sekunder biasanya berhubungan dengan vaskulitis,

    ateroemboli, sindrom hiperviskositas, abnormalitas endokrin, dan infeksi. $ada bentuk sekunder

    livedo reticularis, lesinya lebih difus dan buruk. "apat terjadi lesi purpura dan nodul kutaneus

    yang berkembang menjadi ulkus sebagai respon terhadap dingin.

    FIGURE 11-i!edo reti(ularis.+ote laceli&e pattern of supercial s&invessels surrounding a clear area.

    $#$(A

    Dkstremitas perlu diperiksa untuk mengevaluasi adanya edema. 6okasi tersering adalah

    pada kaki, malleolus dan di atastibia$ "engan palpasi dalam, adanya di&ot atau impresi jari

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    19/24

    menunjukkan adanyapitting edema$ Ddema dapat dibagi menjadi tidak ada, ringan, sedang,

    atau berat atau dengan skala numerik & hingga 3, dengan & adalah tidak adanya edema.

    Ddema unilateral dapat terjadi pada "?;, insufisiensi vena kronis, atau limfedema.

    ;emuan klinis tersering dari "?; termasuk pembengkakan kaki unilateral, suhu yang

    hangat, dan eritema. ?ena yang terkena mungkin mengalami nyeri tekan. ?ena femoralis

    communis dapat dideteksi dengan melakukan palpasi tepat di ba+ah vena ligamen inguinalis,

    dan vena femoralisakan ditemukan di sepanjang aspek anteromedial paha. ;anpa adanya

    edema yang jelas, petunjuk yang samar dapat berupa hilangnya kontur paha, betis, atau

    pergelangan kaki secara unilateral. (elompok otot yang berhubungan dengan vena yang

    mengalami trombosis dapat mengalami edema karena drainase vena yang buruk,

    menyebabkan boggy feeling pada otot betis atau paha yang terkena. 7nflamasi yang

    berhubungan dengan trombosis dapat membuat kaki terasa hangat.

    ;anda 8omans tidak spesifik dan dapat mele+atkan diagnosis$ $ada esai @ohn 8omans

    mengenai trombosis vena ekstremitas ba+ah, ia menyatakan, F;anda klinis trombosis dalam

    pada otot di betis sangat berkurang ketika seorang individu berbaring atau bahkan bersandar

    pada tempat tidur$ Eungkin terdapat sedikit ketidaknyamanan saat kaki didorsofleksikan

    !pengetatanotot posterior#, namun belum jelas apakah tanda tersebut dapat diandalkan. )9

    Adanya trombus tepat di ba+ah kulit membuat diagnosis tromboflebitis superfisial relatif

    mudah. $asien mungkin mengalami pembengkakan vena lokal, pembuluh yang dapat dipalpasi,

    kehangatan, eritema, atau nyeri tekan$

    INS)FISI$NSI V$NA K'!NIS

    $ada insufisiensi vena kronis, dari pemeriksaan fisik dapat ditemukan fibrosis, nyeri

    tekan, ekskoriasi, dan indurasi kulit karena hiperkeratosis, selulitis, dan ulserasi !Gambar ))-#.

    Ddema vena kronis dapat menyebabkandeposisi hemosiderin pada kulit sehingga terjadi

    penampilan yang bengkak dan keras, terutama pada betis pretibia$ (eparahan penyakit vena

    kronis dapat diklasifikasikan menggunakan klasifikasi DA$ !tanda klinis, etiologi, anatomi,

    patofisiologi#.0&

    Berla+anan dengan ulkus arteri, yang berbatas tegas dan pucat,ulkus vena berukuranbesar dengan tepi irregular, eritematosa, dan lembab, sehingga kulit tampak mengkilat. Ilkus

    tersebut biasanya terletak di dekat malleolus medial atau lateral. Ilkus vena dapat tidak nyeri,

    namun kebanyakan berhubungan dengan rasa nyeri.0),00

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    20/24

    FIGURE 11-/#0in (anges o) (roni( !enous insu(ien('.hronicvenous insu-ciency and edema result in deposition of hemosiderin, causingdar&ening and toughening of s&in and giving calf a brawny appearance. +otesmall supercial venous ulcers midcalf above shin.

    VARICOSE VEINS

    )aricose &eins adalah vena superfisial yang mengalami dilatasi dan berkelok-kelok. Bila

    terkumpul, mereka dapat tampak seperti sekumpulan anggur !Gambar ))-9#.)aricose &einsharus diinspeksi dan dipalpasi. Area eritema, nyeri tekan, atau indurasi dapat mengidentifikasi

    tromboflebitis superfisial. )aricose &eins paling prominen saat dependensi kaki !misalnya saat

    berdiri#. Saat terisi, vena dapat teraba, dan gelombang cairan dapat terdeteksi. ;elangiektasis

    vena, yang juga dikenal sebagai spider &eins, biasanya disalahartikan sebagai &aricose &eins.

    *pider &eins biasanya adalah vena kecil dan kutaneus dengan pola caput medusa.

    ?arikositas vena superfisial dapat primer atau disebabkan oleh trombosis atau

    insufisiensi vena dalam. $emeriksaan dapat membedakan antara insufisiensi vena superfisial

    dan insufisiensi vena dalam menggunakan u+i Brodie-Trendelenburg. Saat pasien berbaring

    supinasi, kaki dielevasi setinggi 3% derajat dan dipasang turniket setelah vena telah terdrainase.

    $asien kemudian berdiri. ?ena di ba+ah turniket akan terisi secara lambat. Bila pengisian vena

    yang terletak distal dari lokasi aplikasi turniket terjadi dalam kurang dari 1& detik, hal tersebut

    merupakan bukti dari sistem perforator dan dalam yang inkompeten$ )aricose &eins diperiksa

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    21/24

    saat turniket dilepas. 7nsufisiensi vena superfisial dipastikan dengan adanya pengisian vena

    superfisial retrograde yang cepat$

    +i !erthes dapat membedakan antara insufisiensi vena dalam dengan obstruksi vena

    dalam sebagai penyebab &aricose &eins. $asien diminta untuk berdiri, dan begitu vena

    superfisial membengkak, turniket dipasang pada pertengahan paha. $asien kemudian berjalan

    selama % menit. Bila &aricose &ein kolaps di ba+ah turniket, vena perforator dianggap kompeten

    dan vena dalam paten. Bila vena superfisial tetap membengkak, maka baik vena superficial

    dan/atau vena yang berhubunganinkompeten. Bila &aricose &eins makin menonjol dan berjalan

    menyebabkan nyeri pada kaki, maka terdapat sumbatan pada vena dalam.

    FIGURE 11-ari(ose !eins./evere bilateral varicose veins with extension

    into both feet.

    LI(F$#$(A

    Selama tahap a+al limfedema, pembengkakan kaki akan mirip dengan insufisiensi vena,

    yaitu berupapitting edema$ Dkstensi edema ke asal jari kaki dapat membedakan limfedema dari

    edema vena !Gambar ))-). Selain itu, ketidakmampuan untuk mencubit kulit pada jari kaki,

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    22/24

    tanda *temmer,juga dapat membedakan limfedema a+al dari edema vena. (emudian,

    ekstremitas menjadi kerasseperti kayusaat deposisi progresif cairan kaya-protein

    menyebabkan indurasi dan fibrosis pada jaringan yang terkena. 6imfedema meningkatkan

    produksi jaringan subkutan dan adiposa, sehingga menyebabkan penebalan kulit. $enyakit

    lanjut dapat diidentifikasi bila kaki terasa keras seperti kayu, edemanya tidak lagi merupakan

    pitting edema, dan kaki membesar kulit dapat tampak verukosapada jari kaki. $alpasi untuk

    limfadenopati harus dilakukan saat mempertimbangkan penyebab sekunder limfedema.

    FIGURE 11-15'"pede"a.Extension of edema into foot to level of toe isa useful physical sign to di0erentiate between venous edema and lymphedema.1oot swelling ending abruptly at toes is called squared toe sign.

    LI(FAN&I"IS

    6imfangitis biasanya dapat divisualisasikan sebagai garis merahyang berjalan secara

    proksimal dari lesi a+al$ Bila tidak ditangani, seluruh ekstremitas akan menjadi edema, eritema,

    dan hangat, tanpa bukti adanya kongesti vena atau gangguan aliran arteri. Biasanya, limfonodi

    regional mengalami indurasi.

    Pemeriksaan Le*er

    6eher diinspeksi untuk adanya area yang mengalami pembengkakan atau asimetri.

    ;ekanan vena jugularis diperiksa untuk mencari kemungkinan kondisi o&erload volumeatau

    gagal jantung kongestif. $asien biasanya diposisikan 3% derajat dan tinggi tekanan vena

    jugularis diperkirakan. Bila perlu, sudut elevasi kepala harus disesuaikan untuk melihat puncak

    vena jugularis$

    Arteri carotis dipalpasi di antara trakea dan m.sternocleidomastoideus. Badan carotis

    mungkin sensitif, terutama pada pasien yang lebih tua, dan nadi carotis dapat memicu

    bradikardia dan hipotensi. adi harus simetris dengan upstroke yang cepat. Asimetri nadi dapat

    menunjukkan adanya stenosis carotis proksimal atau brachiocephalica. $ulsus parvus dan

    tardus !penurunan amplitudo serta upstrokeyang lambat dan tertunda# dapat menunjukkan

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    23/24

    adanya stenosis katup aorta atau penyakit oklusif proksimal. Stenosis bifurcatio carotisatau

    arteri carotis interna biasanya tidak mempengaruhi kontur atau amplitudo nadi carotis. (adang-

    kadang, stenosis berat dapat menimbulkan thrill yang dapat dirasakan dengan palpasi.

    adi carotis diauskultasi untuk menemukan adanya bruit. Bruit disebabkan oleh

    turbulensi aliran darah karena stenosis arteri, kompresi ekstrinsik, dilatasi aneurisma, atau

    koneksi arteriovena. Bagian bell dari stetoskop direkomendasikan untuk menemukan bruit

    frekuensi-rendah dan mengeliminas suara-suara lain yang dapat terdengar melalui diafragma.

    Seluruh bagian cervical dari tiap arteri carotis harus diauskultasi, termasuk segmen di dekat

    sudut rahang di mana seringkali terletak bifurcatio carotis !Gambar ))-))#. Auskultasi arteri

    subclavia untuk menemukan bruit dilakukan pada fossa supraclavicula dan di antara aspek

    lateral clavicula dan otot pectoralis. Eeskipun lokasi proksimal dari bruit dapat menunjukkan

    area dengan aliran yang turbulen, namun bruit dapat ditemukan pada beberapa sentimeter di

    sekitarnya. Sensitivitas dan spesifisitas bruit carotis untuk adanya stenosis berkisar antara %&'

    hingga 59' dan *)' hingga 9)'.01!itch dari bruitmakinmeningkat seiring bertambahnya

    keparahan penyakit. (elanjutan bruit ke diastol adalah penanda lain dari keparahan dan

    menunjukkan adanya stenosis lanjut. Sebaliknya, stenosis berat yang menyebabkan oklusi

    arteri subtotal mungkin tidak memicu bruit yang tidak dapat didengar.

    FIGURE 11-11Aus(ultation o) (arotid arter'."o appreciate lowtonebruits, examiner should use stethoscope bell and apply mild to moderatepressure. Entire length of artery should be examined, with particular attentionpaid to region 2ust below 2aw, at approximation of carotid artery bifurcation.

    Pemeriksaan Vaskular Abdomen

    $emeriksaan vaskular dari abdomen dilakukan saat pasien berbaring supinasi di meja

    pemeriksaan, dengan kaki diekstensikan. "ari posisi tersebut, dinding abdomen dapat relaksasi

    dan tidak kaku. Sebelum palpasi, abdomen harus diinspeksi. $enonjolan vena superfisialpada

    abdomen menunjukkan kemungkinan obstruksi vena cava inferior. Setelah inspeksi, keempat

  • 7/25/2019 Bab 11 Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik

    24/24

    kuadran diauskultasi dengan stetoskop. Adanya bruit mengindikasikan penyakit oklusif pada

    aorta atau cabang pembuluh darah. Bruit dapat muncul sebagai akibat dari penyakit

    mesenterik, renal, atau aorta. Setelah auskultasi, abdomen dipalpasi untuk mencari adanya

    massa dan untuk mendeteksi adanya aneurisma aorta. $alpasi yang lebih dalam secara umum

    dapat dilakukan dengan meningkatkan tekanan menggunakan kedua tangan !Gambar ))-)0#.

    $ada pasien yang astenik, aorta dapat dipalpasi. $ada subyek dengan lingkar pinggang lebih

    dari 3& inci, kemungkinan untuk dapat mempalpasi aneurisma cukup terbatas.

    Adanya aneurisma dapat ditentukan bila terdapat konfigurasi pulsatil yang ekspansif

    pada aorta. Aneurisma dapat ditentukan ukurannya dengan menentukan batas lateral

    menggunakan kedua tangan, dan ruang di antaranya diperkirakan menggunakan pita pengukur.

    yeri selama pemeriksaan vaskular abdomen tidak biasa terjadi dan dapat menunjukkan

    ekspansi aneurisma, inflamasi aneurisma, atau ruptur. $atologi non-aorta, termasuk apendisitis,

    kolesistitis, divertikulitis, dan peritonitis, adalah penyebab nyeri yang lebih sering.

    FIGURE 11-12Abdo"inal palpation )or aneur's".Examiner, usingprogressively increasing force, palpates until aorta can be dened between bothsets of ngers. Examiner should appreciate lateral pulsation with every heartbeat. neurysm si3ing is performed by estimating distance between closestngers of each hand.