Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Dan Status Pasien

download Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Dan Status Pasien

of 82

description

slide

Transcript of Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Dan Status Pasien

ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, DAN STATUS PASIEN NEUROLOGI

Reza KurniawanTeksis Irena HendrayatiANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, DAN STATUS PASIEN NEUROLOGIPembimbing:dr. Hj. Supraptiningsih, Sp. SANAMNESIS Keluhan utama keluhan yang mendorong pasien untuk berobat ke dokterRiwayat penyakit sekarangSejak kapan mulai timbulnyaSifat atau beratnyaLokasi keluhan atau kelainanKronologi timbulnya gejalaPerjalanan penyakit:Bagaimana sifat/beratnya kelainan atau keluhan Seberapa kerasnya keluhan atau seberapa besarnya kelainan itu?Kapan timbulnya dan bagaimana perjalanan selanjutnya.Bagaimana mula timbulnya?Faktor-faktor apakah yang meringankan atau memperberat keluhan,gejala atau kelainan?Perjalanan keluhan, apakah menetap, bertambah berat,datang dalam bentuk serangan?Gejala gejala atatu keluhan lain apakah yang menyertai/ mengiringinya?Terapi dan segala pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya.Diagnosa penyakit penyakit sewaktu di rawat sebelumnya.Uraian mengenai perjalanan penyakit selama masa diantara perawatan terakhir dan saat pasien diwawancarai ini.Bagaimana dengan nafsu makan, pola tidur, pekerjaan dan kehidupan sosial keluarga selama ini.Bagaimana efek psikologi terhadap penyakitnya yang diderita nya.RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : HT, DM, penyakit jantung, hati, dllRIWAYAT PENGOBATANRIWAYAT PENYAKIT KELUARGAKEADAAN PSIKOSOSIAL

Anamnesis 2Pemeriksaan fisikStatus Interna 1. Vital sign: TD, Nadi , Resp.R, Suhu, BB, TB 2. K/L:kepala: Bentuk, Mata (sklera, conjungtiva), telinga/hidung, mulut Leher: struma, bendungan vena3. Thorax:Cor: Inspeksi, Palpasi, Perkusi, AuskultasiPulmo: Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi4. Abdomen: hepar, lien, bising usus5. Ekstremitas: edema, akral hangat, luka/gangren

STATUS PSIKIATRI SINGKAT1. Emosi dan afekAfek adalah nada perasaan yang menyertai suatu pikiran biasanya berlangsung lama & kurang disertai komponen fisiologikEmosi adalah manifestasi afek ke luar disertai komponen fisiologis, berlangsung relatif tidak lama.Macam: adekuat, datar, depresi2. Proses berfikir:Aliran gagasan, simbol, dan assosiasi yang diarahkan oleh tujuan karena suatu masalah atau tugas mengarah kepada kesimpulan yang berorientasi pada kenyataan, normal bila terjadi urutan yang logisBentuk: realistik,non realistikArus: koheren, aslong, blocking, Isi: waham, pesimis, obsesi, fantasi,

3. Pencerapan/persepsiProses memindahkan stimulasi fisik menjadi informasi psikologis, proses mental di mana stimulasi sensorik dibawa ke kesadaranmacam: halusinasi, ilusi, depersonalisasi, derealisasi4. kecerdasan: kemampuan menyelesaikan masalah baru melalui pemikiran & pertimbangan5.Kemauan6.Psikomotor gerakan badan yang dipengaruhi keadaan jiwa7.Ingatan:amnesia

STATUS NEUROLOGIKesadaran KualitatifKompos Mentis kesadaran normalSomnolen keadaan mengantuk, kesadaran dapat pulih penuh jika dirangsangSopor kantuk yang dalam, pasien masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, namun kesadarannya akan kembali turun.Semi koma tidak ada respon terhadap rangsang verbal, reflek kornea dan pupil masih baik, Koma tidak ada gerakan spontan. Tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsang nyeri bagaimanapun kuatnya.

Kesadaran Kuantitatif (GCS)I. Reaksi membuka mata ( E ) 4 = buka mata spontan 3= buka mata bila di panggil 2= buka mata bila dirangsang nyeri 1= tidak buka mata dengan rangsangan apapunII. Reaksi bicara ( V )5 = komunikasi verbal baik, jawaban tepat 4 = bingung, disorientasi waktu, tempat dan orang 3 = dengan rangsangan hanya ada kata-kata tapi tak berbentuk kalimat2 = dengan rangsangan hanya ada suara tapi tak berbentuk kata1 = tak ada suara dengan rangsangan apapun. III. Reaksi motorik ( M ) 6 = mengikuti perintah 5 = mengetahui tempat rangsangan nyeri dengan menolak rangsangan 4 = dengan rangsangan nyeri menarik anggota badan 3 = dengan rangsangan nyeri timbul reaksi fleksi abnormal 2 = dengan rangsangan nyeri timbul reaksi ekstensi abnormal 1 = dengan rangsangan nyeri tak ada reaksi

PembicaraanDisartria: Gangguan pd artikulasi/pengucapan kata (cadel.pelo) gangguan pd kontrol neuro muskularMonoton:Scanning: tdpt jeda yg teratur dlm berbicaraAfasia:- motorik : g3 pd area broca,tdk lancar, pemahaman baik, repetisi buruk- sensorik: g3 pd area wernick, lancar,pemahaman buruk, repetisi buruk- anomik: lancar, pemahaman baik, repetisi baik, tdk dpt menemukan kata2Bentuk Kepala : asimetriTortikolis: gangguan pd m.sternokleidomastoideus, kepala miring di salah satu sisiMuka: wajah tanpa ekspresi spt topeng, jarang berkedip (Px parkinson)Myopatik: eksperesi wajah khusus ok relaksasi otot wajah (distrofi ladouzi)Full moon: wajah khas pd Px chusing dan post tx kortikoid adrenal

Pemeriksaan Rangsang MeningealKaku kudukCara:Tangan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring, kemudian kepala ditekukan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada. Selama penekukan diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau beratKernig signCara:Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya pada persendian panggul sampai membuat sudut 90 derajat. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari 135 derajat terhadap paha. Bila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135 derajat , maka dikatakan kernig sign positif.Brudzinski 1= tanda leherCARA: Tangan ditempatkan dibawah kepala px yg sedang berbaring tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu mencapai dada Tangan yang satu SEBAIKNYA ditempatkan di dada px utk mencegah diangkatnya badan+ : fleksi kedua kakiPeregangan pd radik dorsalisLihat ada kelumpuhan/ tdk -

Brudzinski 2= tanda tungkai kontra lateralPx baring telentang tungkai yg akan dirangsang difleksikan pd sendi lutut tungkai atas difleksikan pd sendi panggul+ : Gerakan reflektorik berupa fleksi tungkai kontralateral pd sendi lutut & panggul

= tanda pipiCARA:penekanan pd pipi kedua sisi tepat dibawah os zygomatikus + gerakan fleksi reflektorik pd kedua siku dan gerakan reflektorik sejenak dari kedua lenganbrudzinski 3= tanda symphisis pubisCARA:penekanan pada symphisis pubis + timbulnya gerakan fleksi reflektorik pada kedua tungkai pada sendi lutut dan panggulbrudzinski 4Laseque testPx berbaring, ekstensikan kedua kaki Fleksikan sendi panggul salah satu kaki dan kaki lain tetap ekstensiN : mencapai 70 derajad sblm timbul rasa sakit pd or tua hanya 60 derajad+ Pd Px rangsangan selaput otakiscialgiairitasi plexus lumbosakral (HNP lumbalis70Pemeriksaan nervus cranialisN. OLFAKTORIUS [N. I]SYARAT:^ Airway bebas, tdk ada atropi & px dlm kondisi GCS 4-5-6^ Bahan yg digunakan dikenal oleh px, tdk iritatif merangs & menimbulkan sekresi kelenjar yang mengakibatkan hidung buntu

CARA:Px menutup mata periksa masing2 hidung dg tembakau, kopi, teh, vanili, atau jeruk

Anosmia: kerusakan N I (trauma kapitis, komplikasi meningitis, meningioma, albinismus( anosmia konngenital), alzeimer synd foster kennedy (anosmia, atrofi n optikus ipsi lat, papil edema kontra lat)Hiposmia : sementara rinitis vasomotor menetap usia lanjut

Parosmia: tidak dpt mengenali bau (salah menghidu)

N. OPTIKUS [N. II]PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATANpenglihatan jauh kartu snellenpenglihatan dekat rosenbaum pocked eye charthitung jari, lambaian tangan, cahaya lampu

PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG test konfrontasi, kampimetri, tangen screen

PEMERIKSAAN WARNA test ishihara or benang wol berwarna

PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI dapat menentukan sec kasar adanya miopi, hipermetropia, emetropia, kondisi retina, dan papil N. IITes konfrontasi

Pemeriksa berhadapan dengan pasien (30-40 cm). Untuk pemeriksaan mata kanan pasien, mata kiri pasien dan mata kanan pemeriksa ditutup. Pandangan mata Px difiksasi. tangan pemeriksa memasuki penglihatan ini. Pasien harus memberitahukan terlihatnya jari. Medan penglihatan pemeriksa digunakan sebagai patokan medan penglihatan yang normal. Maka dari itu, baik pasien maupun pemeriksa harus dapat melihat jari-jari yang bergerak itu pada jarak yang sama, apabila medan penglihatan pasien normal (N: atas 60, bawah 75, temporal 100, nasal 60)

l

N. OKULOMOTORIUS, TROKLEARIS, & ABDUSENS [III, IV, VI]

Pemeriksaan kedudukan bola mata saat diam bola mata di tengah atau bergeser ke lateral?

Pemeriksaan gerak bola mata periksa mata secara bergantian gerakan ke lateral utk m.rectus lateralis [N.VI] gerakan ke nasal inferior utk m.obliqus superior [N.IV] gerakan ke atas lateral utk m.rectus superior [N.III] gerakan ke atas medial utk m.obliqus inferior [N.III] gerakan ke bawah lateral utk m.rectus inferior [N.III]

Pemeriksaan celah mata ada tidaknya ptosis (lumpuh m.levator palpebra)+ miastenia gravisPemeriksaan exophtalmos bandingkan kedua bola mata dari samping

Pemeriksaan pupil bentuk, lebar, & perbedaan lebar reaksi cahaya langsung dan konsensuil reaksi akomodasi dan konvergensiG3 total n.III : ptosis, kelumpuhan saraf simpatis, paralisis m.rec sup, m.rec inf, m.oblq infMata mengarah ke luar bwh (rek lat, oblq sup tdk lumpuh) Kelumpuhan parasimpatis: reaksi chy - , midriasis

G3 n.IIIVaskuler (pupil tdk terlibat)DminfarkarteritisKompresi (pupil terlibat)herniasitumorTraumaDeff vit B1Anisokor ada tdknya reflek chy patologi misal Buta Paralis simpatik unilat Herniasi tentoriumDeviation konjugee : mata selalu dilirikkan kesalah satu sisiLesi kortikal iritasi mata melirik kontra lat lesi paralitik mata melirik kearah lesilesi akut 1-2 mgg fungsi diambil alih hemisfer lainLesi pons : kebalikan lesi di kortikal lesi menetap, parese menetap lesi kiri tidak dpt melirik kiri)Lesi mesencepalon dorsal:melirik kearah atas involunter secara volunter tidak bisa reaksi pupil dan akomodasi terganggu Parinaud syndPx pinealoma, hidrocephalus

Strabismus otot mata lumpuhDiplopia lebih kabur bila px disuruh melihat kearah yg lumpuh Reaksi cahaya langsung dan konsensuil

pemeriksaan refleks cahaya langsung, mata yang diperiksa dilakukan penyinaran dengan senter dari arah lateral ke medial.Diperhatikan perubahan ukuran pupil pada mata yg diberi cahayapemeriksaan refleks cahaya tak langsung, dilakukan peyinaran pada satu mata dengan senter dari arah lateral ke medial.Diperhatikan perubahan ukuran pupil pada mata yg lainnya yg tdk diberi cahaya

Reaksi akomodasi dan konvergensi

Suruh penderita melihat jauh ke arah jari tangan tangan kita, kemudian jari pemeriksa mendadak didekatkan ke hidung penderita dan penderita disuruh mengikuti gerakan jari pemeriksa, kita lakukan pengamatan pada kedua mata maka apakah saling mendekat ke medial dan kita lihat juga apakah terdapat pengecilan pada pupil (miosis) reaksi akomodasi positif.+N .TRIGEMINUS [N.V]1. SENSORIK distribusi perifer N V1,V2,V3nyeri, suhu, dan raba [sensibilitas]Cabang sensorik I: di daerah dahiCabang sensorik II : di daerah pipiCabang sensorik III: di daerah rahang bawah

2. MOTORIKOtot masseterOtot temporalOtot pterigoideus int/extPemeriksaan cabang Motorik N.VOtot Maseter, otot Temporal, otot Pterygoideus internus/eksternusPasien disuruh menggigit giginya sekuat-sekuatnya. dilakukan palpasi terhadap kontraksi otot maseter dan temporalis sisi kanan dan kiri. Bila ada kelumpuhan unilateral, maka pada sisi ipsilateral terdapat otot maseter dan temporalis yang tidak berkontraksi atau yang berkontraksi hanya secara lemah.

Kemudian pasien disuruh membuka mulutnya. Si pemeriksa berdiri di depan pasien dan mengawasi rahang bawah pasien. Pada kelumpuhan unilateral, rahang bawah akan menyimpang ke sisi ipsilateral pada waktu mulut di buka muskulus pterigoideus eksternus yang sehat mendorong kondilus mandibulae dan rahang bawah ke depan tanpa dorongan yang mengimbangi dari sisi yang lain.

Penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral pada waktu mulut dibuka dapat dikonfirmasi dengan menilai secara khusus kekuatan kontraksi bersama otot-otot pterigoideus internus dan eksternus. Tindakan untuk maksud ini ialah sebagai berikut. Pasien disuruh untuk menggerakkan rahang bawahnya ke samping dan sewaktu pasien melaksanakan perintah, si pemeriksa menahan gerakan rahang tersebut. Jika terdapat kelumpuhan sesisi, maka gerakan ke samping yang lumpuh adalah kuat, sedangkan gerakan ke samping yang sehat adalah lemah atau tidak sama sekali.Kekuatan otot maseterLetakkan kayu penekan lidah ('tong spatel') di atas deretan geraham kiri, lalu perintahkan pasien untuk menggigit kayu itu sekuat-kuatnya. Lakukan test ini untuk gigitan dengan deretan geraham sisi kanan. Lakukan test ini untuk gigitan dengan deretan geraham sisi kiri. Bekas gigitan pada kayu penekan lidah dibandingkan. Lubang gigitan pada sisi maseter yang lumpuh adalah lebih dangkal daripada lubang gigitan dengan maseter yang sehat.

Reflek Kornea LangsungSediakanlah kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Pasien diminta menggerakkan bola mata ke lateral yaitu dengan melihat ke salah satu sisi tanpa menggerakkan kepala. Sentuhlah dengan hati-hati sisi kontralateral kornea dengan kapas. Respon normal berupa kedipan mata secara cepat.KonsensuilSerupa dengan diatas, normalnya terdapat reflek berkedip serupa pada mata kontralateral.N. FASIALIS [N.VII]1. MOTORIK^ kondisi DIAM bandingkan asimetri pd lipatan dahi, tinggi alis, sudut mata, lipatan nasolabial, dll

^ kondisi BERGERAK bandingkan asimetri saat mengerutkan dahi, menutup mata, mecucu bersiul, mperlihatkan gigi, dll2. SENSORIK LakrimasiTes Schirmer utk memeriksa sekresi air mata

Pengecapan 2/3 anterior lidahPemeriksaan Pengecapan 2/3 depan lidah

Dites rasa pada lidah, dengan menggunakan rasa manis, asin, asam, dan pahit dalam bentuk larutan dalam jumlah sedikit setiap larutan diletakkan disisi lidah yang dijulurkan. Pasien diminta menunjukkan kata-kata manis, asin, asam, dan pahit yang tercantum pada sehelai kertas.Bahan perangsang terdiri dari larutan glukosa 5%, larutan NaCl 2,5%, larutan asam sitrat 1%, dan larutan Quinin HCl 0,075%. Tes dengan larutan Quinin yang pahit harus dilakukan paling terakhir. Setelah setiap jenis citarasa diperiksa, pasien disuruh untuk kumur sampai citarasa yang telah itu tidak meninggalkan rasa bekas lagiBila daya pengecapan hilang atau berkurang disebut ageusia dan hipogeusia. Bila rasa asin dirasakan sebagai manis dan sebagainya (salah), maka disebut parageusia. Pemeriksaan sekresi air mata (Schirmer test)

Kertas hisap atau lakmus lebar 0,5 cm, panjang 5-10 cm diletakkan pada dasar konjungtivaTunggu 5 menit untuk menstimulir sekresi air mata dan mengeluarkan sisa-sisa air mata yang terdapat pada sakus lakrimalis. Jumlah yang tertera pada kertas tersebut diukur panjangnya.Dilakukan lagi pemasangan kertas hisap seperti pertama, tetapi kemudian dirangsang dengan bersin atau bahan lain untuk menimbulkan nasolakrimal reflex. Jumlah yang tertera pada kertas tersebut diukur panjangnya (kanan-kiri). Bila beda kanan-kiri > 50%, dianggap patologis.N.STATOAKUSTIKUS [N.VIII]

PEMERIKSAAN PENDENGARANMenilai ada tidaknya tuli konduksi atau persepsiPemeriksaan meliputi:suara bisikarlojigarpu tala [weber,schawbach,rinne]

PEMERIKSAAN KESEIMBANGANVertigo hallpike manuverTinitus keluhan teling berdengungTes kalori rangsang dingin dg suhu 30 derajat sdgkn utk rangsang hangat dg suhu 42 derajatTes Kaloriuntuk rangsangan dingin dengan menggunakan suhu30C, sedangkan untuk suhu hangat dengan suhu 42C. responnya terhadap rangsangan dingin timbul nistagmus (fase cepatnya) ke sisi kontralateral dari rangsangan, sedangkan pada rangsangan dengan air hangat menimbulkan nistagmus searah dengan arah rangsangan (COWS = cold opposite, warm same side). Bila secara bersamaan kedua telinga diberi rangsang dingin, akan timbul nistagmus ke arah bawah, sedangkan bila diberi rangsangan air hangat secara bersamaan pada kedua telinga akan timbul nistagmus ke atas.Dix-Hallpike Manuver

Cara membangkitkan nistagmus ialah sebagai berikut. Pertama pasien diperiksa dalam posisi telentang, kepala di tengadahkan jatuh ke belakang dgn sudut 30 dari horizon. Kepala dimiringkan ke kanan selama 30 sampai 60 detik dan si pemeriksa mengamat-amati timbulnya nistagmus ritmik, Kemudian nistagmus posisional diamati-amati pada posisi kepala miring ke kiri, dalam posis kepala ke depan dan ke belakang.

Tes Pendengaran

Tes Schwabach.Garputala dibunyikan kemudian ditempatkan di procesus mastoideus penderita.Kemudian pasien diminta untuk memberitahu bila bunyi garpu tala berhenti. Setelah itu pemeriksa menempatkan garpu tala di procesus mastoideus telinganya. Bila si pemeriksa masih dapat menangkap bunyi garpu tala maka pendengaran pasien berkurang. Jika si pemeriksa juga tidak dapat mendengar bunyi garpu tala itu, maka pendengaran pasien adalah normal. Tes RinneGarpu tala yang sudah dibunyikan ditempatkan di atas tulang mastoid pasien. Kemudian pasien diminta untuk memberitahu bila bunyi garpu tala itu sudah tidak terdengar lagi. Lalu pada saat itu si pemeriksa menempatkan ujung garpu tala di dekat lubang telinga pasien.Krn penghantaran melalui udara lebih baik (normal), maka bunyi garpu tala itu masih terdengar, paling sedikit 2 kali lebih lama daripada waktu bunyi garpu tala terdengar melalui tulang. Tes Weber

Bilamana telinga kedua sisi baik, maka garpu tala yang ditempatkan di verteks akan terdengar sama kerasnya, baik untuk telinga kiri maupu untuk telinga kanan. Bila salah satu telinga tuli, maka bunyi garpu tala akan terdengar lebih keras oleh salah satu telinga. Fenomen ini dikenal sebagai lateralisasi (pendengaran).

N.GLOSSOPHARINGEUS & N. VAGUS [ IX, X ]Terdiri dari:Inspeksi oropharing dalam keadaan istirahatInspeksi oropharing saat berfonasiRefleks: refleks muntah/batukrefleks okulo-kardiacrefleks carotico-cardiacSensorik khusus pengecapan 1/3 belakang lidahSuara serak/parau gangguan murni di N.XMenelan sukar menelan cair daripada padat [ggg oesph]Detak jantung & bising usus

Refleks muntah/batuk/ refleks pharing dengan menekan dinding belakang pharing.Refleks oculo-cardiac dengan menekan bola mata responnya dengan bradicardia tapi tidak lebih dari 5-8 perlambatannya.Refleks carotico-cardiac dengan penekanan atau masase pada sinus caroticus pada kondisi normal tidak menyebabkan perubahan fungsi otonom, tapi pada individu rentan biasanya pada atherosclerosis atau hipertensi menyebabkan perlambatan heart rate, turunnya tekanan darah, turunnya cardiac output dan vasodilatasi perifer. Pada kondisi patologis, menimbulkan vertigo, purcat, hilangnya kesadaran (Carotid Sinus Syncope) & kadang-kadang kejang. Oleh karenanya pada dugaan hiperaktivitas refleks ini atau adanya stenosis a. carotis maka tekanan sinus atau arteri dilakukan dengan hati-hati dan hanya satu sisi saja.N. ACCESORIUS [ XI ]Pemeriksaan kekuatan m.trapeziuscara:px mengangkat bahu & tangan pemeriksa menahannya

Pemeriksaan kekuatan m.sternokleidomastoideuscara:px memalingkan kepala ke arah kanan utk memeriksa sternokleidomastoideus kiri dg tangan pemeriksa menahannya dan sebaliknya

N. HIPOGLOSSUS [N.XII]Pemeriksaan otot lidah dalam keadaan:

DIAM dengan membuka mulutada parese/paralise sisi sakit lidah akan deviasi ke sisi sehatkarena pada lidah yg parese/paralise tonusnya menurun atau hilang

BERGERAK dg menjulurkan lidahpada parese/paralise KIRI lidah akan deviasi ke KIRIkarena pada sisi lesi tidak ada kontraksi [yg berpengaruh bukan tonus otot tapi KEKUATAN KONTRAKSI]

Kelumpuhan N.XII dapat berupa:

Kelumpuhan SentralKelumpuhan PeriferAtrofi (-)Atrofi (+)Fasikulasi (-)Fasikulasi pada sisi yang lumpuhPEMERIKSAAN EKSTREMITAS SUPERIORInspeksi : atrofi/edema/asimetriPalpasi : konsistensi N: kenyalPerkusi : N: tampak cekung 1-2 detik myotoni : tampak cekung > 2 detik myoedema : tampak penimbulan sejenak

MOTORIKKekuatan OtotPenilaian+5bila dapat melawan tahanan kita(normal)+4bila dapat melawan tahanan ringan+3bila dapat melakukan gerakan gravitasi, tapi tidak dapat melawan tahanan ringan+2bila dapat melakukan gerakan kesamping, tidak dapat melakukan gerakan melawan gravitasi+1bila hanya kontraksi saja

MUSCLENERVEROOTDeltoidAxilarisC5/C6BicepsMusculocutaneusC5/C6TricepsRadialisC6/C7/C8BrakioradialisRadialisC5/C6Pronator teresMedianusC6/C7Fleksor karpi radialisMedianusC6/C7Fleksor karpi ulnarisUlnarisC7/C8/Th1TONUSdilakukan pada otot bicep/ tricepHasil pemeriksaan tonus berupa normal, hipotoni, hipertoni Hipertoni:CLASP-KNIFE: tahanan dirasakan pada awal gerakan (lesi UMN)LEAD-PIPE: tahanan terus menerus sepanjang gerakan (lesi extrapyramidal)COG-WHEEL: tahanan dirasakan seperti roda bergerigi (lesi extrapyramidal)

REFLEKS FISIOLOGISMeliputi: BPRTPR

REFLEKS PATOLOGISHoffman goresan pada kuku jari tengah (jari III) pasien (+ bila fleksi ibu jari tangan diikuti jari-jari lainnya)Trommer colekan pada ujung jari tengah (jari III) pasien (+ bila fleksi ibu jari tangan diikuti jari-jari lainnya)

SENSORIK1. EKSTEROSEPTIK/PROTOPATIKNyeri jarum bundel [di pegang spt pensil]Panas air suhu 40-45 derajatDingin air suhu 10-15 derajatRaba halus ujung-ujung kapas Cara : mulai dari daerah yang mengalami gangguan sensibilitas ke daerah normal, dan sebaliknya, titik temu keduanya merupakan batas kelainannya.

2. PROPRIOSEPTIK gerak/posisi, getar, tekan Reseptor : paciniPemeriksaan getar : garputala 128 Hz Pemeriksaan gerak : memegang sisi lateral jari pasien digerakkan ke atas/bawah (pasien harus menutup mata) Pemeriksaan tekan: menekan sternum, dll.

3. ENTEROSEPTIF (Nyeri Rujukan/refered pain) pada daerah yang nyeri dilakukan penekanan, gerakan aktif/pasif & gerakan isometrik. Nyeri rujukan (+), bila pasien tidak merasa nyeri di tempat yang dilakukan manipulasi.

4. KOMBINASI :* Stereognosis (membedakan bentuk benda)* Barognosis (membandingkan berat)* Graphestesia (menentukan huruf yg digoreskan pada tangan pasien)* Two point tactile discrimination dilakukan penusukan pada 2 tempat pada saat yang sama* Sensori extinction (rangsangan pada 2 tubuh yg sepadan) positif jika pasien hanya merasakan 1 bagian tubuhnya* Loss body image (pengabaian salah satu bagian tubuh)

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS INFERIORInspeksi : atrofi/edema/asimetriPalpasi : konsistensi N: kenyalPerkusi : N: tampak cekung 1-2 detik myotoni : tampak cekung > 2 detik myoedema : tampak penimbulan sejenak

MOTORIKKekuatan OtotPenilaian+5bila dapat melawan tahanan kita(normal)+4bila dapat melawan tahanan ringan+3bila dapat melakukan gerakan gravitasi, tapi tidak dapat melawan tahanan ringan+2bila dapat melakukan gerakan kesamping, tidak dapat melakukan gerakan melawan gravitasi+1bila hanya kontraksi saja

MUSCLENERVEROOTIliopsoasFemoralisL2/L3Kwadriceps femorisFemoralisL2/L3/L4HamstringIshiadikusL4/L5/S1/S2Gluteus mediusGluteus inferiorL5/S1Gluteus maximusGluteus superiorL5/S1Tibialis anteriorPeroneus profundusL4/L5GastrocnemiusTibialis posteriorL5/S1TONUSdilakukan pada otot kwadricep/hamstringHasil pemeriksaan tonus berupa normal, hipotoni, hipertoni Cara memeriksa: - Pasien rileks, fleksi dan ektensikan sendi lutut secara bergantian- Gerakan tungkai pasien ke kanan kiri tiba-tiba paha dilepas bila tonus meningkat, terjadi gerakan osilasi yang terus menerus

REFLEKS FISIOLOGISPenilaian 0 tidak ada gerakan sendi+1 hanya terdapat kontraksi+2 kontraksi dan gerakan sendi+3 respon sama dengan +2 tetapi lebih kuat dan ada perluasan+4 sama dengan +3 ditambah klonus

KPR (radix L2,L3,L4)Tungkai dalam keadaan rileksKetuk dengan hammer pada tendon patelaAmati: kontraksi otot quadricep femoris

APR (radix S1,S2)Tungkai dirotasi keluarPegang kaki dengan sedikit dorsofleksiKetuk tendon achiles normal : plantar flexi

Refleks Patologis

Babinski ( + : dorso fleksi ibu jari kaki dan fanning jari kaki lain)Chaddoc ( respon positif seperti babinski)Oppenheim (respon positif seperti babinski)Gordon (respon positif seperti babinski)Schoueffer (respon positif seperti babinski) Gonda (respon positif seperti babinski)

SENSORIK1. EKSTEROSEPTIK/PROTOPATIKNyeri jarum bundel [di pegang spt pensil]Panas air suhu 40-45 derajatDingin air suhu 10-15 derajatRaba halus ujung-ujung kapas Cara : mulai dari daerah yang mengalami gangguan sensibilitas ke daerah normal, dan sebaliknya, titik temu keduanya merupakan batas kelainannya.

2. PROPRIOSEPTIK gerak/posisi, getar, tekan Reseptor : paciniPemeriksaan getar : dengan garputala 128 Hz pada malleolus, caput fibularis atau krista iliaca superior anteriorPemeriksaan gerak : memegang sisi lateral jari pasien digerakkan ke atas/bawah (pasien harus menutup mata) Pemeriksaan tekan: menekan betis, dll.

3. ENTEROSEPTIF refered pain: dengan mengetuk vertebrae lumbosacral

4. KOMBINASI :* Stereognosis (membedakan bentuk benda)* Barognosis (membandingkan berat)* Graphestesia ( menentukan huruf yg digoreskan pada kaki pasien)* Two point tactile discrimination dilakukan penusukan pada tempat pada saat yang sama* Sensori extinction (rangsangan pada 2 tubuh yg sepadan) positif jika pasien hanya merasakan 1 bagian tubuhnya* Loss body image (pengabaian salah satu bagian tubuh)5. Pemeriksaan Sensibilitas

PEMERIKSAAN BADANInspeksi: apakah dinding perut dan dada sejajar?Palpasi : Otot perut : konsistensiOtot pinggang : konsistensiKedudukan diafragma: -gerak: simetris/tidak - istirahat: simetris/tidakPerkusi: abdomenAuskultasi: bising usus

Motorik:Gerakan cervical vertebrae: fleksi, ekstensi, rotasi, lateral deviationGerakan dari tubuh: membungkuk, ekstensi, lateral deviationRefleks-refleks:Refleks dinding abdomen:Goresan pada daerah epigastrik, supraumbilical, umbilical, infra umbilical dari lateral ke medialRespon: kontraksi umbilikusRefleks cremaster:Goresan/pemijatan pada sisi medial paha dari atas ke bawahRespon: kontraksi (elevasi) testis ipsilateralRefleks Gluteal

Refleks Gluteal:Goresan di daerah gluteusRespon: kontraksi m. gluteusRefleks anal:Goresan pada perianalRespon: kontraksi otot sphincter ani

GAIT DAN KESEIMBANGANTandem Walking berjalan lurus ke depan dengan satu kaki ditempatkan di depan jari-jari kaki lainnyaBerjalan memutari kursi atau mejaBerjalan maju mundurRomberg test jatuh ke sisi lesi PEMERIKSAAN FUNGSI LUHURSyarat: Px dalam kondisi kesadaran penuh [GCS 4-5-6]

APHASIAAPHASIA MOTORIK [BROCA]Pemahaman auditorik baikBicara spontan tdk lancarModalitas bahasa lainnya terganggu Lesi di posterior girus frontalis/area broca/area 44,45 broadmann kiriAPHASIA SENSORIK [WERNICKE]Pemahaman sangat tergangguBicara spontan lancarKata-kata tdk dapat dimengerti/neologismeModalitas bahasa lainnya tergangguLesi di regio temporalis sup sinistra sbg area auditorik [area 22 broadmann]

APHASIA KONDUKSIModalitas bahasa lainnya tergangguPengulangan sangat tergangguPemahaman baikBicara lancar tp kadang2 agak raguLesi di Fasikulus Arkuatus Sinistra dibedakan jadi 2:lesi lebih ke frontal bicara kurang lancarlesi lebih ke posterior bicara lancar

APHASIA TRANSKORTIKALISKemampuan pengulangan relatif baikBicara spontan lancar tp kata-katanya tdk dpt dimengertiModalitas bahasa lainnya tergangguLesi di daerah perisylvii dibedakan jadi 2:Transkortikalis motoriktranskortikalis sensorik

APHASIA ANOMIK/AMNESTIK/NOMINALPenamaan jelekModalitas bahasa lainnya baikMungkin merup sisa gx dr salah satu jenis aphasia yg sdh membaikLesi di Girus Angularis Kiri

APHASIA GLOBALSemua modalitas bahasa tergangguLesi di daerah sylvian dan sekitar hemisfer kiri

ALEKSIATdk dapat membaca

AGRAPHIATidak dapat menulis

AKALKULIATidak dapat melakukan perhitungan aritmatika sederhana

RIGHT LEFT DISORIENTATIONKebingungan antara sisi kiri dan kanan

FINGERAGNOSIA Px tdk dapat mengenali baik jari-jarinya sendiri maupun jari pemeriksa

PEMERIKSAAN REFLEKS PRIMITIFSUCKING REFLEKSSentuhan pd bibirRespon: gerakan bibir, lidah, & rahang seolah-olah menyusu

SNOUT REFLEKSKetukan pd bibir atasRespon: kontraksi otot-otot disekitar bibir/dibawah hidung

GRASP REFLEKSPenekanan jari pemeriksa pd telapak tangan pxRespon: tangan px mengepal

PALMO-MENTAL REFLEKSGoresan ujung pena/ibu jari tangan pemeriksa thd kulit telapak tangan bagian thenar pxRespon: kontraksi otot mentalis & orbicularis oris ipsilateral